DIKERJAKAN OLEH :
Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk
melakukan
pemecahan
permasalahan
transportasi
sehingga
mengakibatkan
1. rancang bangun ruas jalan atau persimpangan yang tidak memenuhi persyaratan
karena radius tikung, jarak pandang bebas, Jarak pandang menyiap yang tidak
memenuhi persyaratan
2. ruas jalan yang tidak memiliki bahu, tidak cukup lebar sehingga dapat membahayakan
pengguna
3. drainase yang tidak direncanakan dengan baik
4. konstruksi dan perawatan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga banyak
kerusakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
5. pemasangan rambu dan marka yang tidak dilakukan dengan baik.
c. Jaringan jalan yang tidak memadai
Dibagi lagi dalam beberapa jenis dan kriteria,yaitu :
1. Jaringan jalan untuk kendaraan
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep
jaringan yang memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan
terbatas sehingga beban jalan-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini
diperparah dengan jumlah kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh panjang jalan
untuk setiap kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan
disusun bumper to bumpertidak akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta,
dan kalau menggunakan kriteria lainnya yaitu panjang jalan per kapita hanya 0,88 m,
angka yang kecil kalau dibandingkan dengan kota-kota lain didunia (kota-kota di
Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).
2. Jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh
pemerintah daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan
standar desain yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh pngguna yang
berkebutuhan khusus baik yang menggunakan kursi roda maupun yang penderita yang
buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar
ataupun digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan lain yang terkait dengan
Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,
khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat
melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi operator
menterlantarkan kualitas pelayanan,
Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota
pelayanan angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani
dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada
kisaran 10 orang.
Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan
informasi jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak
dilengkapi dengan jadual.
lebih cepat sampai di tujuan dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari
ketentuan atau sengaja melanggar lampu lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.
b. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan di antaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah,
rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan
bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai
penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang
digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor
kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya
kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
c. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan,
kemiringan permukaan jalan (super elevasi jalan),pagar pengaman di daerah
pegunungan, tidak adanya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan,
tidak memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak
tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama
bagi pemakai sepeda motor.
d. Faktor cuaca
`
Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan
seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang
juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau
lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut
juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
4. Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang
tinggi menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk
mengurangi angka kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan,
meningkatkan efisiensi sistem transportasi.
5. Pencemaran lingkungan
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk
yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah
jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan.
Salah satu dampak negatif sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek,
bahan bakar yang buruk serta teknologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:
1. Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NO x,
Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas,
timbal dan berbagai partikel lainnya.
2. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan
iklim. Peran gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20
persen yang merupakan angka yang tidak keciL.
oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh
luar seperti cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata ruang.
b. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang
membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu
lintas.
c. Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor
maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan
untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung
beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka
kecelakaan lalu-lintas.