Anda di halaman 1dari 13

TUGAS I

REKAYASA LALU LINTAS

DIKERJAKAN OLEH :

NAMA : NOVIA ARISANDI


NIM : 12 0404 064

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

REKAYASA LALU LINTAS

A. PENGERTIAN REKAYASA LALU LINTAS


Rekayasa lalu lintas menurut Homburger & Kell adalah suatu penanganan
yang berkaitan dengan perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas
jalan serta jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda
transportasi lainnya.
Sedangkan, istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di Indonesia
adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa
untuk mengalirkan lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan
merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi
dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.
Secara garis besar dalam rekayasa lalu lintas kita hanya me manajemen lau
lintas tersebut tanpa harus membuat atau membangun suatu fasilitas baru. Contoh dari
rekayasa lalu lintas yaitu, adanya rambu-rambu lalu lintas, traffic light, buka-tutup
jalur, membuat bundaran, satu arah, dan sekarang kebijakan yang baru saja dibuat
seperti ganjil-genap merupakan sebagian contoh dari rekayasa lalu lintas itu sendiri.
Dalam merekayasa lalu lintas kita juga membutuhkan suatu manajemen lalu
lintas untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi contohnya masalah kemacetan
kita bisa merekayasa kemacetan dengan cara buka-tutup jalur dan lain-lain.
Beberapa definisi yang penting :
- Transportasi : pergerakan atau pemindahan barang dan/atau orang.
- Lalu lintas : pergerakaalat-alat angkutannya.

B. PERMASALAHAN LALU LINTAS

Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk
melakukan

pemecahan

permasalahan

transportasi

sehingga

mengakibatkan

permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa


memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas
dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain.
Beberapa contoh permasalahan lalu lintas, yaitu :
1. Kemacetan lalu lintas
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan
menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan
melebihi kapasitas jalan. Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan
banyak terjadi di kota-kota besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak
efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Kemacetan ini
disebabkan beberapa permasalahan:
a. Rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia, kota-kota di Indonesia mempunyai
rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai
contoh, Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di
Amerika Utara berkisar di antara 25-35 persen di Eropah berkisar antara 15 persen
sampai 25 persen. Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi
sehingga kemacetan merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar Indonesia.
b. Geometrik jalan yang tidak memenuhi persyaratan
Masih banyak ditemukan jalan dengan kualitas geometrik yang tidak
memenuhi persyaratan, keadaan ini mendorong tingginya angka kecelakaan serta
berbagai permasalahan lainnya. Permasalahan yang terkait geometik antara lain
meliputi:

1. rancang bangun ruas jalan atau persimpangan yang tidak memenuhi persyaratan
karena radius tikung, jarak pandang bebas, Jarak pandang menyiap yang tidak
memenuhi persyaratan
2. ruas jalan yang tidak memiliki bahu, tidak cukup lebar sehingga dapat membahayakan
pengguna
3. drainase yang tidak direncanakan dengan baik
4. konstruksi dan perawatan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga banyak
kerusakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
5. pemasangan rambu dan marka yang tidak dilakukan dengan baik.
c. Jaringan jalan yang tidak memadai
Dibagi lagi dalam beberapa jenis dan kriteria,yaitu :
1. Jaringan jalan untuk kendaraan
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep
jaringan yang memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan
terbatas sehingga beban jalan-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini
diperparah dengan jumlah kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh panjang jalan
untuk setiap kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan
disusun bumper to bumpertidak akan mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta,
dan kalau menggunakan kriteria lainnya yaitu panjang jalan per kapita hanya 0,88 m,
angka yang kecil kalau dibandingkan dengan kota-kota lain didunia (kota-kota di
Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).
2. Jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh
pemerintah daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan
standar desain yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh pngguna yang
berkebutuhan khusus baik yang menggunakan kursi roda maupun yang penderita yang
buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar
ataupun digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan lain yang terkait dengan

pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan yang dikendalikan didaerah


pusat kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor untuk tiodak
memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.
d. Tata Ruang yang tidak terkendali
Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali
sehingga mengakibatkan berbagai permasalahan, di antaranya jalan yang tidak teratur
terutama dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang
ada sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil
pemadam kebakaran.
e. Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai
13 persen setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan
jalan menjadi semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah
mencapai angka 300 an kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi.
Pemilikan kendaraan pribadi ini didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir
sebesar 80 persen. Angka pemilikan kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya
mengakibatkan permasalahan parkir yang cukup serius dengan serinnya dilakukan
pelanggaran parkir.
f. Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk
menggunakan kendaraan pribadi. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang
dihadapi pemerintah daerah khususnya dikawasan perkotaan di antaranya adalah:

Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,
khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat
melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi operator
menterlantarkan kualitas pelayanan,

Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota
pelayanan angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani

dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada
kisaran 10 orang.

Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai

Jadual yang tidak teratur

Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan
informasi jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak
dilengkapi dengan jadual.

2. Pelanggaran ketentuan lalu lintas


Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah
memprihatikan dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan
peningkatan kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang
tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban juga akan mengganggu kelancaran lalu
lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk meningkatkan ketertiban
masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali profil pelanggaran yang dilakukan
masyarakat termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas. Pengamatan
terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat:
1. Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan
kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu
lintas sedang sepi
2. Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas
khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh
pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot.
Pelanggaran lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan pada
saat lampu sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas didepannya
macet pengemudi akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan lampu hijau dan
akhirnya persimpangan akan terkunci.
3. Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu
lintas, pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci.

Memang pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih


sangat rendah terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri
kesempatan ataupun rambu stop.
4. Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan
jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah.
Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
5. Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih
dikenal sebagai Busway.
6. Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk
keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.
3. Kecelakaan lalu lintas
Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan
dengan negara-negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa
mengendalikan angka kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan adalah:
1. Jaringan pelayanan yang tidak memadai
2. Integrasi pelayanan yang menyangkat integrasi phisik/tempat perpindahan, jadwal dan
tiketing yang belum optimal
3. Subsidi angkutan umum tidak dikelola dengan baik
a. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar, bisa
mencapai 85 persen dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian
kecelakaan didahului dengan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan
tentang lalu lintas dan angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai
dalam menjalankan kendaraan, kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi
sedang mabuk atau sakit, atau terkadang sengaja melakukan pelanggaran karena ingin

lebih cepat sampai di tujuan dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari
ketentuan atau sengaja melanggar lampu lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.
b. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan di antaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah,
rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan
bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai
penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang
digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor
kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya
kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
c. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan,
kemiringan permukaan jalan (super elevasi jalan),pagar pengaman di daerah
pegunungan, tidak adanya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan,
tidak memadainya bahu jalan fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak
tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama
bagi pemakai sepeda motor.
d. Faktor cuaca
`

Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan

seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang
juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau
lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut
juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
4. Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang
tinggi menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk
mengurangi angka kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan,
meningkatkan efisiensi sistem transportasi.

5. Pencemaran lingkungan
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk
yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah
jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan.
Salah satu dampak negatif sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek,
bahan bakar yang buruk serta teknologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:
1. Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NO x,
Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas,
timbal dan berbagai partikel lainnya.
2. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan
iklim. Peran gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20
persen yang merupakan angka yang tidak keciL.

C. KOMPONEN ATAU ELEMEN LALU LINTAS


Lalu lintas merupakan suatu interaksi dari berbagai komponen dan perilaku yang
membentuk suatu kondisi arus lalu lintas. Pada dasarnya komponen utama lalu lintas
jalan raya terdiri dari tigakomponen utama yaitu:
a. pemakai jalan, dibagi menjadi pengemudi dan pejalan kaki.
b. kendaraan,
c. dan jalan.
Dari ketiganya masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda untuk
masing-masing lokasi ruas jalan. Oleh karena itu mengetahui karakteristik dari ketiga
komponen utama tersebut sangat penting untuk bisa melakukan indentifikasi dan
analisis tentang kondisi arus lalu lintas di jalan raya.

a. Manusia sebagai pengguna


Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki
yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbedabeda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi

oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh
luar seperti cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata ruang.

b. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang
membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu
lintas.

c. Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor
maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan
untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung
beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka
kecelakaan lalu-lintas.

Anda mungkin juga menyukai