Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ARTIKEL

MASALAH TRANSPORTASI DI PERKOTAAN


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah
Transportasi Perkotaan

Disusun Oleh :
Fauzi Taufiq Akbar
30201203256

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


SEMARANG
2015
1

TRANSPORTASI PERKOTAAN DAN PERMASALAHANNYA

Masalah kemacetan adalah masalah yang paling sering ditemui di kota-kota besar di

Indonesia. Masalah ini biasanya timbul pada kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa
seperti kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang dan Jogyakarta. Salah satu
penyebab utama kemacetan di perkotaan adalah urbanisasi. Sebagai negara berkembang,
Indonesia mengalami peralihan dari negara agraris menjadi negara Industri. Banyak industriindustri yang dibangun di perkotaan. Hal ini menjadi salah satu daya tarik individu untuk
tinggal di perkotaan.
Tujuan Transportasi Perkotaan adalah menjadikan hidup dengan sistem transportasi
yang berjalan dengan baik. Dalam artian memiliki jalan yang sesuai dengan fungsinya serta
memiliki perlengkapan lalu lintas lainnya. Tujuan lainnya adalah untuk menyebarluaskan dan
meningkatkan kemudahan pelayanan, memperluas kesempatan dalam mengembangkan kota,
serta meningkatkan daya guna penggunaan sumber-sumber yang ada.

PERMASALAHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN


Permasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir,
angkutan umum, polusi dan masalah ketertiban lalulintas.
1. Kemacetan Lalu Lintas,
Macet merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di negara Indonesia. Setiap daerah
yang memiiki jumlah kependudukan yang tinggi dengan aktivitas yang padat lebih
sering menjumpai hal ini dibanding daerah yang memiliki tingkat kependudukan kecil.
Permasalahan ini muncul diakibatkan dominannya kepemilikan kendaraan pribadi dari
masing masing individu sehingga mereka lebih senang menggunakan kendaraan
pribadinya dibandingkan memanfaatkan fasilitas umum yang ada. Tidak hanya itu,
penawaran harga beli kendaraan yang murah membuat perilaku konsumtif warga
Indonesia semakin meningkat dibanding tahun tahun sebelumnya sehingga jumlah
kepemilikan

kendaraan

untuk

perindividu

pun

semakin

meningkat.

Namun

meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan pengembangan


tata guna lahan di Indonesia sehingga sering timbullah permasalahan kemacetan di
Indonesia. Selain itu kemacetan juga terjadi karena rendahnya disiplin dalam berlalu
lintas yang juga mempengaruhi lancarnya suatu sistem transportasi yang ada, contoh
angkot yang ngetem, angkot ke lajur kiri untuk berhenti masih ada yang berhenti tibatiba tanpa menyalakan lampu sein dan masih banyak daerah yang memperlihatkan
transportasi umum dan transportasi pribadi berjalan disatu ruas jalan. Seharusnya ada
pemisahan, transportasi pribadi harus mempunyai jalan sendiri, begitu juga transportasi
umum. Kemacetan lalulintas akan selalu menimbulkan dampak negatif, baik terhadap
pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi
pengemudi kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Selain itu
juga akan menimbulkan dampak negatif ditinjau dari segi ekonomi yang berupa
kehilangan waktu karena waktu perjalanan yang lama serta bertambahnya biaya
operasional kendaraan (bensin, perawatan mesin) karena seringnya kendaraan berhenti.
Timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan yang berupa peningkatan polusi udara

karena gas racun CO serta peningkatan gangguan suara kendaraan (kebisingan). Pedal
rem dan gas yang silih berganti digunakan akan menyebabkan penambahan polusi
udara serta kebisingan karena deru suara kendaraan. para pengemudi akan lebih sering
menggunakan klakson sehingga menimbulkan kebisingan.
2. Pelayanan Angkutan Umum Kurang Memadai,
Angkutan umum perkotaan, yang saat ini didominasi oleh angkutan bus dan mikrolet
masih terasa kurang nyaman, kurang aman dan kurang efisien. Kondisi angkutan umum
yang memprihatinkan sangat mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan jasa
angkutan tersebut seperti mesin bis yang sudah tua dan sering mogok, badan dan kursi
bis juga reyot, atau atap bis yang bocor. Selain itu, Angkutan massal (mass rapid transit)
seperti kereta api masih kurang berfungsi untuk angkutan umum perkotaan. Berdesakdesakan di dalam angkutan umum sudah merupakan pandangan sehari-hari di kota-kota
besar. Pemakai jasa angkutan umum masih terbatas pada kalangan bawah dan sebagian
kalangan menengah. Orang-orang berdasi masih enggan memakai angkutan umum,
karena comfortability angkutan umum yang masih mereka anggap terlalu rendah,
dibandingkan dengan kendaraan pribadi yang begitu nyaman dengan pelayanan dari
pintu ke pintu. Sementara itu sistem angkutan umum massal (SAUM) yang modern
sebagai bagian integral dari ketahanan daya dukung kota (city survival) masih dalam
tahap rancangan dan perencanaan dan belum berada di dalam alur utama (mainstream)
kebijakan dan keputusan pemerintah dalam rangka menciptakan sistem transportasi
kota yang berimbang, efisien dan berkualitas. Belum terciptanya SAUM modern
sebagai atribut menuju kota metropolitan dan oleh karenanya belum merupakan
alternatif yang patut diperhitungkan bagi pembuat perjalanan merupakan pembenaran
dari pemakaian kendaraan pribadi okupansi rendah yang tidak efisien. Oleh karena
selama beberapa dekade belakangan ini tidak ada langkah terobosan yang berarti,
maka antrian dan kemacetan lalulintas yang berkepanjangan pada setiap koridor dan
pusat kota, dan sebagai akibatnya pemborosan besar-besaran dari energi BBM serta
polusi udara, akan terus menjadi menu sehari-hari dari para pembuat perjalanan di
perkotaan (urban trip makers).

3. Polusi Akibat Alat Transportasi


Polusi yang diakibatkan oleh alat transportasi dibedakan menjadi 3 yaitu
Polusi udara
Polusi udara adalah masuknya bahan pencemar berupa gas dan debu yang
berasal dari kendaraan bermotor, sehingga mempengaruhi dan mengurangi
fungsi udara. Kendaraan bermotor sebagai salah satu alat transportasi
merupakan sumber pencemar terbesar di kota-kota besar. Polusi dari kendaraan
bermotor dan operasi semua alat transportasi memiliki pengaruh buruk terhadap
kesehatan dan lingkungan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi kendaraan
bermotor adalah timbulnya hujan asam, penipisan lapisan ozon, perubahan
cuaca. Pengaruh negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan yaitu seperti penyakit
ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), batuk, kanker kulit, kemandulan,
turunnya IQ pada anak.
Polusi getaran
Karena alat transportasi merupakan sumber getaran, maka harus diperhitungkan
dalam perencanaan sarana transportasi yang baru. Karena polusi getaran sangat
mempengaruhi ketahanan suatu jalan yang dilewatinya.
Polusi suara
Polusi suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah
sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi
bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).,
4. Masalah Parkir
Masalah ini tidak hanya terbatas di kota-kota besar saja. Tidak ada fasilitas parkir di
dekat pasar-pasar. Beberapa supermarket hanya mempunyai tempat parkir yang begitu
sempit, yang hanya dapat menampung beberapa kendaraan roda empat saja. Beberapa

gedung pertunjukan/gedung bioskop bahkan tidak mempunyai fasilitas parkir untuk


kendaraan roda empat.

5. Jumlah kejadian Kecelakaan Semakin Meningkat.


Penelitian Asian Bank Development (ADB) tersebut, seperti diungkapkan oleh
Gubernur DKI (saat itu) Sutiyoso saat pencanangan Tahun 2007 sebagai Tahun Tertib
Lalu Lintas, mengacu pada angka kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa.
Pada 2005 di wilayah Jakarta sekitarnya saja mencatat 4.156 peristiwa kecelakaan
dengan korban jiwa 1.118 orang. Jumlah itu meningkat pada 2006 sebanyak 4.407
peristiwa dengan korban jiwa 1.128 orang. Angka itu belum termasuk kecelakaan di
propinsi lainnya di Indonesia.
Bagi masyarakat kota, apalagi seperti Jakarta, potensi menjadi korban akibat
kecelakaan lalu lintas lebih tinggi dibanding mereka yang tinggal di kawasan pedesaan.
Penyebabnya karena jumlah kendaraan di kota jumlahnya sangat tinggi dan semakin hari
terus bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat kota. Mobilitas yang
tinggi tersebut menjadikan masyarakat membutuhkan kendaraan bermotor sebagai sarana
transportasi yang memadai, karena mobilitas masyarakat kota membutuhkan efisiensi dan
efektivitas, baik dalam hal biaya maupun dalam hal waktu.
Sumber utama dari permasalahan transportasi ini adalah tidak terkendalinya
pertambahan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia yang jauh melebihi kapasitas jalan. Hal
ini diperlihatkan dengan tingkat laju pertumbuhan rata-rata yang relatif tinggi sebesar 10
persen per tahun dalam satu dasawarsa ini, yaitu dari 1,65 juta kendaraan pada tahun 1990
menjadi sebesar 4,16 juta pada akhir tahun 2000. Keadaan inilah yang akhirnya menimbulkan
kemacetan lalu lintas di mana-mana sepanjang hari. Kondisi ini semakin diperburuk dengan
perilaku masyarakat yang cenderung mengabaikan peraturan berlalu lintas di jalan raya.
Memecahkan masalah transportasi perkotaan, seperti yang terjadi di dalam pola transportasi
makro di indonesia, perlu adanya manajemen dan perencanaan yang baik melalui koordinasi
antar instansi. Permasalahan transportasi di kota besar sudah begitu kompleks. Permasalahan
yang ada tumbuh lebih cepat dari pemecahan permasalahan transportasi. Keadaan ini
diperburuk dengan perkembangan kota tanpa pengendalian tata ruang, serta jaringan yang
tidak lengkap.

KEBIJAKAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

1. Pembangunan angkutan umum perkotaan diarahkan pada pemulihan kondisi


pelayanan armada bus kota, sesuai dengan standar pelayanan minimal.
2. Pengembangan dan peningkatan angkutan umum perkotaan diarahkan melalui
pemaduan pengembangan kawasan dengan sistem transportasi kota. Pengembangan
transportasi perkotaan juga memperhatikan pejalan kaki dan orang cacat.
3. Pembatasan penggunaan kendaraam pribadi mulai diperketat dengan adanya
persyaratan Ranmor (Pribadi).
4. Arah transportasi perkotaan di wilayah Jabodetabek dan di beberapa kawasan seperti
Gerbang Kertosusila, Malang Raya, Gelangban, dan Mebidang, selain angkutan

umum juga diarahkan pada penggunaan angkutan massal yang berbasis BRT atau
jalan rel/kereta api.
5. Mendukung pengembangan transportasi yang berkelanjutan, terutama penggunaan
transportasi umum massal di perkotaan yang padat, terjangkau dan efisien, berbasis
masyarakat terpadu dengan pengembangan wilayah.
6. Diversifikasi Bahan Bakar melalui Pengembangan Bahan Bakar Gas, Bio Fuel dan
Listrik

7. Mendorong pengembangan sistem manajemen lalu lintas di perkotaan dengan


menggunakan Intelligent Transport System (ITS) untuk kota-kota metropolitan dan
Area Traffic Control System (ATCS) untuk kota besar di Indonesia
8. Mendorong pengembangan teknologi untuk membatasi penggunaan kendaraan
pribadi, seperti electronic road pricing (ERP),
9. Pengembangan transportasi perkotaan dengan memperhatikan pejalan kaki dan orang
cacat melalui pemberikan fasilitas yang lebih aman dan nyaman untuk pejalan kaki,
untuk mendorong intensitas berjalan kaki.
10. Mendorong penggunaan off street parking (kantong parkir dan gedung parkir) dengan
melakukan pembatasan on street parking pada jalan-jalan utama di perkotaan.
Untuk menanggulangi kemacetan lalu lintas, pemerintah melakukan berbagai langkah baik
berupamenyusun kebijakan, tindakan, dan aspek hukum. Hasilnya berupa pembangunan
danpengembangan prasarana jalan.Walaupun demikian, terlepas dari penilaian terhadap
efisiensi dan efektivitas kebijakan sertalangkah yang diambil, tampaknya kondisi kemacetan
di wilayah perkotaan tidak menunjukkanperubahan yang berarti. (Tamin, O.Z. 2008)Selama
ini

pemerintah

hanya

berpusat

pada

peningkatan

prasarana

transportasi

tanpa

menekanpeningkatan pergerakan kendaraan. Dengan menggunakan konsep Supply dan


Demand,diasumsikan bahwa kebutuhan pergerakan kendaraan sebagai Demand; dan
prasarana transportasiseperti jalan, bandara, dan pelabuhan sebagai Supply.Berikut ini adalah
beberapa upaya untuk menekan peningkatan demand transportasi :
a) Manipulasi ruang dan waktuKemacetan terjadi karena pergerakan yang dilakukan pada waktu
dan ruang yang bersamaan.Dengan memisahkan pergerakan ini, macet dapat berkurang.
Beberapa konsep dari manipulasiruang dan waktu adalah :
Time Shift

: Kendaraan bergerak pada ruang yang sama, pada waktu yang


berbeda.

Location Shift

: Kendaraan bergerak pada waktu yang sama tapi pada ruang


yangberbeda.

Mode Shift

: Kendaraan bergerak pada ruang dan waktu yang sama tetapi


denganmoda transportasi yang berbeda.

Destination Shift : Kendaraan bergerak pada ruang dan waktu yang sama tapi
dengan tujuan yang berbeda.Beberapa aplikasi yang sudah diterapkan
dari konsep ini antara lain : Traffic Light padapersimpangan (Konsep
Time Shift), Fly Over (Konsep Location Shift), Kebijakan 4 in
1(Gabungan Time Shift dan Location Shift)
b) Pergeseran moda transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik Penggunaan
transportasi publik jauh lebih efisien dalam hal penggunaan ruang dibandingkankendaraan
pribadi.

Untuk

meningkatkan

penggunaan

transportasi

publik,

pemerintah

harusmeningkatkan pelayanannya terlebih dahulu. Contoh transportasi publik : Rail


Transportation,Busway, Angkot dsbSedangkan untuk menekan penggunaan kendaraan
pribadi, dapat diterapkan kebijakan platganjil genap, van pooling, kebijakan 4 in 1, dsb.

DAFTAR PUSTAKA
http://dunia'friss'Mpriss.blogspot.com/PERMASALAHAN-TRANSPORTASIPERKOTAAN.html
Permasalahan Transportasi di Indonesia dan Beberapa Solusinya - LA Setyabudi.html
satrio pwk TRANSPORTASI PUBLIK SEBAGAI SOLUSI MASALAH TRANSPORTASI
DI PERKOTAAN.html
Seputar Transportasi Perkotaan Dan Permasalahanya Seputar Pengertian.html

10

Anda mungkin juga menyukai