Anda di halaman 1dari 114

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 4 TAHUN

2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH


DI KECAMATAN KENDARI BARAT
KOTA KENDARI

SKRIPSI

Diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan


pemerintahan dan syarat penyusunan skripsi pada Program Sarjana Sains
Terapan Pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri

oleh

LA ODE MUHAMMAD KAWA TOMI DIKI


NPP. 29.1679

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi : IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 4


TAHUN 2015 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DI
KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA
KENDARI
Oleh : La Ode Muhammad Kawa Tomi Diki

Nomor Pokok Praja : 29.1679

Fakultas :Politik Pemerintahan

Program Studi :Studi Kebijkan Publik

Tempat Dan Tgl Lahir :Kendari, 26 juni 1999

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 00 Oktober 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Umar Nain, S.sos, M.si Ir. Didi Supriadi, MM


Pembina Tk.I (IV/b) Pembina (IV/a)
NIP. 19620510 1988031 020 NIP.19590723 1995031 001
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Skripsi dengan judul “ IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 4


TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI
KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI” oleh La Ode
Muhammad Kawa Tomi Diki Nomor Pokok Praja 29.1679 telah
diuji dan dinyatakan lulus pada hari “Hari UP” tanggal 00 Oktober
2021 dihadapan sidang penguji yang terdiri dari:

Nama Ketua Dosen Penguji Ketua


...............

Nama Seketaris Dosen Penguji Sekretaris


...............

Nama Anggota Dosen Penguji Anggota


...............

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Umar Nain, S.sos, M.si Ir. Didi Supriadi, MM


Pembina Tk.I (IV/b) Pembina (IV/a)
NIP.19620510 1988031 020 NIP.19590723 199503 1 001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

iv
ABSTRAK

Dalam setiap kegiatan manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan


hidup sehari-hari akan menghasilkan sampah yang sebagai akibatnya bisa
mencemari lingkungan disekitarnya. Pengelolaan sampah di Kota Kendari masih
perlu ditingkatkan lagi mengingat kedepannya akan banyak tantangan dan
kendala dalam pengelolaan sampah dalam mendukung pengelolaan sampah
secara mandiri. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
Sampah di Kota Kendari merupakan bentuk dari Kebijakan pengelolaan sampah
yang bertujuan sebagai dasar hukum untuk menciptakan Kota Kendari yang
bersih dari sampah. Merujuk dari permasalahan tersebut, penulis tertarik
mengadakan pengkajian lebih dalam dan menggambarkan bagaimana
pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Kendari dengan judul “Implementasi
Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah di Kecamatan
Kendari Barat Kota Kendari”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Implementasi
Merilee S. Grindle yang terdiri dari Isi kebijakan (Content of Policy) yang terdiri
dari 6 indikator dan Lingkungan kebijakan (Content of Policy) yang terdiri dari 3
indikator.Dalam penelitian tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penulis menggunakan teknis analisis data dengan
tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Perda
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah di Kecamatan Kendari Barat
Kota Kendari belum terlaksana secara optimal hal ini dikarenakan masih
rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah,
sehingga dapat dikatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum
maksimal dan belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Pemerintah
Kecamatan Kendari Barat harus selalu mengedukasi masyarakat kecamatan
Kendari Barat dalam membuang sampah pada tempat yang telah disediakan dan
mengajarkan agar tidak apatis terhadap lingkungan sekitar.
serta menambah jumlah petugas yang berusia masih produktif,
karena dalam proses pengangkutan kerumah-rumah dan membawa sampah ke
TPA membutuhkan tenaga yang besar sehingga proses pengelolaan sampah
berjalan baik dan optimal, Dinas Lingkungan Hidup juga harus menyediakan
sarana dan prasarana pendukung lainnya yang masih kurang agar proses
pengelolaan sampah berjalan baik dan optimal.

Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Pengelolaan Sampah

v
ABSTRACT

In every human activity in the context of fulfilling the needs of daily life, it
will produce waste which as a result can pollute the surrounding environment.
Waste management in Kendari City still needs to be improved considering that in
the future there will be many challenges and obstacles in waste management in
supporting independent waste management. Regional Regulation Number 4 of
2015 concerning Waste Management in Kendari City is a form of waste
management policy which aims as a legal basis to create a clean Kendari City
from waste. Referring to these problems, the authors are interested in conducting
a deeper study and describing how the implementation of waste management in
Kendari City with the title "Implementation of Regional Regulation Number 4
of 2015 concerning Waste Management in West Kendari District, Kendari
City".
In this study, the researcher uses the Merilee S. Grindle Implementation
theory which consists of Content of Policy which consists of 6 indicators and the
Policy Environment (Content of Policy) which consists of 3 indicators. In this
study, the author uses a qualitative descriptive method. . Data collection
techniques that the author uses are observation, interviews and documentation.
The author uses technical data analysis with the stages of data reduction, data
presentation and drawing conclusions.
From the results of this study indicate that the implementation of
Regional Regulation Number 4 of 2015 concerning Waste Management in
Kendari Barat District, Kendari City has not been implemented optimally this is
due to the low public awareness of the importance of waste management, so it
can be said that the socialization carried out by the government has not been
maximized and has not touched all society. The West Kendari District
Government must always educate the West Kendari District community in
disposing of waste in the places provided and teach them not to be apathetic to
the surrounding environment.
as well as increasing the number of workers who are still productive,
because in the process of transporting homes and bringing waste to the TPA
requires a large amount of energy so that the waste management process runs
well and optimally, the Environmental Service must also provide other supporting
facilities and infrastructure that are still lacking so that the process of waste
management runs well and optimally.

Keywords: Implementation, Policy, Waste Management

vi
ABSTRACT

In every human activity in the context of fulfilling the needs of daily life, it
will produce waste which as a result can pollute the surrounding environment.
Waste management in Kendari City still needs to be improved considering that in
the future there will be many challenges and obstacles in waste management in
supporting independent waste management. Regional Regulation Number 4 of
2015 concerning Waste Management in Kendari City is a form of waste
management policy which aims as a legal basis to create a clean Kendari City
from waste. Referring to these problems, the authors are interested in conducting
a deeper study and describing how the implementation of waste management in
Kendari City with the title "Implementation of Regional Regulation Number 4
of 2015 concerning Waste Management in West Kendari District, Kendari
City".
In this study, the researcher uses the Merilee S. Grindle Implementation
theory which consists of Content of Policy which consists of 6 indicators and the
Policy Environment (Content of Policy) which consists of 3 indicators. In this
study, the author uses a qualitative descriptive method. . Data collection
techniques that the author uses are observation, interviews and documentation.
The author uses technical data analysis with the stages of data reduction, data
presentation and drawing conclusions.
From the results of this study indicate that the implementation of
Regional Regulation Number 4 of 2015 concerning Waste Management in
Kendari Barat District, Kendari City has not been implemented optimally this is
due to the low public awareness of the importance of waste management, so it
can be said that the socialization carried out by the government has not been
maximized and has not touched all society. The West Kendari District
Government must always educate the West Kendari District community in
disposing of waste in the places provided and teach them not to be apathetic to
the surrounding environment.
as well as increasing the number of workers who are still productive,
because in the process of transporting homes and bringing waste to the TPA
requires a large amount of energy so that the waste management process runs
well and optimally, the Environmental Service must also provide other supporting
facilities and infrastructure that are still lacking so that the process of waste
management runs well and optimally.

Keywords: Implementation, Policy, Waste Management

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN KENDARI BARAT

KOTA KENDARI” disusun guna memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma IV pada Institut

Pemerintahan Dalam Negeri. Dengan segala keterbatasan,

apalagi dimasa pandemi ini yang membuat kita menjadi sangat

terbatas dalam melakukan apapun. penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Penulisan

skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan semua pihak

yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, doa dan motivasi

kepada penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis

sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada Ayah La Ode Tomi Diki S.H dan Ibunda

Asmawati Supu tercinta dan tersayang atas kasih sayang yang

tak terhingga. yang selalu ikhlas memberikan doa dan dukungan

hingga diraihnya keberhasilan dalam menempuh pendidikan.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

i
1. Bapak Dr.Hadi Prabowo MM selaku Rektor Institut

Pemerintahan Dalam Negeri.

2. Bapak Dr. Andi Pitono,S. Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas

Politik Pemerintahan.

3. Dosen Pembimbing I, Bapak Dr. Umar Nain, S. Sos, M. Si

yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan

sumbangan pemikiran, referensi serta motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini, serta Bapak Ir. Didi Supriadi, MM

sebagai Dosen Pembimbing II, yang telah banyak membantu

dalam penulisan proposal skripsi ini.

4. Segenap Dosen Pengajar, Pelatih, Pengasuh dan seluruh

Civitas Akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri

khususnya Kampus Regional Papua.

5. Pemerintah Kota Kendari, Kantor Camat Kendari Barat dan

TPA puatu Kendari.

6. Senior purna praja Kota Kendari yang membantu dalam

proses penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh rekan-rekan Angkatan XXIX, terkhususnya Keluarga

Besar IPDN Kampus Papua.

8. Seluruh rekan-rekan Asal Pendaftaran Provinsi Sulawesi

Tenggara Angkatan XXIX yang telah menemani dalam suka

maupun duka.

ii
9. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

dalam membantu penyelesaian proposal skripsi ini.

Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga Skripsi ini

dengan segala bentuk kekurangan dan keterbatasannya dapat berguna

dan bermanfaat bagi kita semua.

Jatinangor, 26 september 2021

La Ode Muhammad Kawa Tomi


Diki
NPP. 29.1679

iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................8
1.4. Kegunaan Penelitian..............................................................................8
1.4.1 Bagi Praja IPDN.......................................................................8
1.4.2 Lembaga IPDN...........................................................................9
1.4.3 Pemerintah Kota Kendari............................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10

2.1. Penelitian sebelumnya.........................................................................10


2.2. Landasan Teoristis dan Legasistik.......................................................13
2.2.1 Landasan Teoristis......................................................................13
2.2.2 Landasan Legalistik.....................................................................21
2.3. Kerangka Pemikiran.............................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................28

3.1. Pendekatan penelitian..........................................................................28


3.2. Operasionalisasi konsep......................................................................29
3.3. Sumber Data dan Informan..................................................................31
3.3.1 Sumber Data...............................................................................31
3.3.2 Informan......................................................................................33
3.4. Instrumen penelitian.............................................................................33
3.5. Teknik Pengumpulan Data...................................................................35
3.6. Teknik Analisis Data.............................................................................36
3.7. Jadwal dan Lokasi Penelitian...............................................................38
3.7.1 Jadwal Penelitian........................................................................38
3.7.2 Lokasi Penelitian.........................................................................40

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41

A. Buku/Jurnal...............................................................................................41
B. Sumber Lainnya.......................................................................................43

LAMPIRAN.........................................................................................................44

iv
1.1 Lampiran..............................................................................................44
1.2 Lampiran..............................................................................................56
1.3 Lampiran..............................................................................................57
1.4 Lampiran..............................................................................................59

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
Tabel 2. 1...........................................................................................................11

Tabel 3. 1 30
Tabel 3. 2...........................................................................................................39

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2. 1.......................................................................................................16
Gambar 2. 2.......................................................................................................18
Gambar 2. 3.......................................................................................................27

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia pada dasarnya masih pada tahap negara berkembang

agar bisa menaikkan statusnya pemerintah melakukan pembangunan

yang signifikan di mana-mana, dampak pembangunan dipengaruhi dan

mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Seperti sebuah system, tidak

satupun dari mereka dapat di pisahkan satu dan lainnya, secara umum,

tujuan pembangunan adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan

memenuhi kebutuhan dasar (Kebutuhan manusia) orang lebih baik. Untuk

meningkatkan kualitas kehidupan manusia sebagian tujuan

pembangunan, kemampuan lingkungan yang mendukung standar hidup

yang lebih tinggi harus dilindungi dari kerusakan disekitarnya. Ramah

lingkungan hidup berusaha untuk menghindari kepunahan kehidupan.

Dengan kata lain, jika gagal, itu memburuk menyebabkan kerusakan

parah pada ekosistem tempat manusia bergantung, dan kemudian di

masa depan orang akan menghadapi banyak kesulitan dalam hidup

mereka. Dengan oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembangunan

berkelanjutan belum terjadi.

Indonesia merupakan Negara terpadat ke empat setelah China,

India dan Amerika Serikat. Kepedatan penduduk merupakan salah satu

faktor penyebab buruknya kebersihan karena semakin banyak penduduk

makan semakin banyak pula sampah yang ada dimasyarakat. Semakin

1
tinggi pula status ekonomi seseorang maka semakin banyak pula sampah

yang di hasilkan per kapita, dan kemajuan tekonologi akan meningkatkan

kuantitas dan kualitas sampah. Berbicara tentang sampah yang dimana

yang dimuat di karya ilmiah rancangan undang-undang tentang sampah

adalah sisa kegiatan ekonomi dan atau kegiatan yang berbentuk padat

atau setengah padat berupa zat organic atau anorganik yang bersifat

biodegradable atau non-biodegradable, yang dianggap tidak layak pakai

dan dibuang ke lingkungan.

Indonesia menghasilkan sekitar 3,22 juta ton sampah plastik pada

setiap tahunnya, yang tidak dikelola dengan baik dan membutuhkan waktu

lama untuk dihancurkan sehingga sampah plastic terus tertimbun dan

dapat mencemari lautan (Adharsya, 2019). Kurangnya kesadaran

masyarakat itu sendiri dan pengelolaan sampah yang buruk, diikuti

dengan produksi makanan dan minuman dari plastik yang di gunakan

sekali pakai ini dapat menyebabkan semakin cepatnya peningkatan

sampah pada tiap tahunnya yang akan berdampak pada lingkungan

disekitar.

Kepadatan penduduk di Indonesia sudah menjadi masalah umum

atau masalah yang sudah sering kita dengar apalagi di kota besar ibukota

di Indonesia menjadi masalah yang tak berkesudahan. Indonesia dengan

jumlah penduduk terbanyak dengan menduduki posisi penduduk terpadat

keempat didunia, Indonesia tidak bisa memandang sepele hal ini

dikarenakan dengan padatnya penduduk di Indonesia pastinya akan

2
membuat atau akan menimbulkan suatu efek samping yang di timbulkan

baik dari segi perekonomian, sosial, maaupun kondisi lingkungan di

Indonesia. Proses ini juga harus ada bantuan atau keterlibatan

masyarakat minimal kesadaran dari masing-masing dari setiap

masyarakat akan pengelolaan sampah. Dengan adanya kebijakan

pengelolaan sampah ini di tujukan untuk menjaga kelastarian lingkungan

agar tidak memberikan dampak yang negative bagi masyarakat di masa

sekarang masa yang akan datang serta terhadap lingkugan.

Jumlah penduduk di Indonesia di tahun 2010 menurut data

statistik dari sensus penduduk Badan Pusat Statistik Indonesia berjumlah

237.641.326 juta jiwa. Untuk sementara penyebaran penduduk sendiri di

Indonesia di tiap provinsi terhitung tidak merata. Jumlah penduduk

terbanyak yaitu di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk

43.0353.732 juta jiwa yang kemudian disusul di peringkat kedua oleh

Provinsi Jawa timur dengan jumlah penduduk sebesar 37.476.757 juta

jiwa. Sementara untuk jumlah penduduk dengan jumlah penduduk paling

sedikit ditempata oleh Provinsi Papua Barat dengan jumlah penduduk

sebesar 760.422 jiwa. Pulau jawa merupakan pulau yang terpadat dan

pulau yang paling banyak jumlah penduduk di Indonesia. Ini membuktikan

bahwa tingkat penyebaran penduduk di Indonesia masih belum merata

dan memeliki kesenjangan yang sangat jelas terlihat.

Jumlah penduduk yang tinggi tentunya mengakibatkan

peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap orang sejalan

3
dengan pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi dan perubahan

pola produksi dan konsumsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Dengan perkembangan tekonologi, produksi sampah

juga meningkat, serta beragam dan kompleksnya sampah yang dihasilkan

seiring berkembangnya manusia atau penduduk yang jika tidak di kelola

dengan baik, akan menjadi polemik dan akan menimbulkan masalah dan

akibat negative bagi masyarakat itu sendiri, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Permasalahan tersebut berdampak pada kondisi

kesehatan, sosial budaya budaya, ekonomi dan lingkungan. Oleh karena

itu, diperlukan pengelolaan sampah yang baik untuk meminimalisir

dampak negatif saat ini atau di masa depan.

Kendari adalah kota madya dan juga sebagai ibukota dari provinsi

di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kota madya

dengan UU RI No.6 Tahun 1995 tanggal 27 September. Menurut data

Kota Kendari ini memiliki luas 301,00 km 2 (30,100 Ha) dan berpenduduk

sebanyak 343.302 jiwa.

Kota kendari yang berada di Sulawesi Tenggara kini sedang

padat-padatnya dimana para pekerja asing yang masuk dari China dan

bekerja disana mengakibakan tingkat kepadatan semakin tinggi dan

berdampak pada tingkat komsunsi yang dimana dari hal ini dapat

disimpulkan akan terjadinya pelonjakan pada tingkat pembuangan limbah

seperti contohnya sampah plastik dan sampah rumah tangga lainnya,

dengan tingkat kepadatan dan perkembangan dimasyakat bisa dipastikan

4
pemerintah harus mengatur soal ini lebih lanjut dan tidak bisa dianggap

sepele demi kenyaman penduduk dimasa ini dan penduduk dimasa akan

datang.

Pengelolaan sampah memiliki dampak yang besar terhadap

lingkungan kehidupan manusia, Lingkungan tempat tinggal yang nyaman

adalah lingkungan yang bersih dan asri. Lingkungan juga merupakan

faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Lingkungan yang

nyaman dan sehat adalah lingkungan tanpa tumpukan sampah.

Pengelolaan sampah yang baik tidak akan menimbulkan tumpukan

sampah yang akan mengganggu kesehatan dan kehidupan masyarakat

sekitar.

Dengan pengaruh dari adanya arus globalisasi ini diharapkan

dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan sampah dan mampu

mengelolah sampah dengan baik. Keandaan ini bisa mewujudkan Kota

Kendari Kota yang bertaqwa, kesedaran masyarakat ini dapat

mewujudkan Kota Kendari sesuai mottonya iman,ihsan,taqwa yang

dimana kita ketahui dengan kebersihan adalah sebagian dari iman jadi

dengan menjadi Kota yang sadar akan kebersihan maka dengan itu dapat

dikatakan bahwa Kota Kendari adalah kota yang bersih.

Pemerintah Kota Kendari dengan Peraturan Daerah Kota Kendari

Nomor 4 Tahun 2015 tentang pengelolaan sampah dilakukan dan menjadi

tanggung jawab Pemerintah Daerah Kota, masyarakat dan badan. Tujuan

utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem

5
ketertiban umum di dalam mana setiap masyarakat dapat menjalankan

kehidupannya secara wajar dalam Nain (2007:11). Akan tetapi yang

terjadi di lapangan penanganan dan pengelolaan sampah sendiri

dibebankan kepada pemerintah, Fungsi pemerintahan menurut Rasyid

(2000:111) membagi fungsi pemerintahan menjadi empat bagian, yang

meliputi pelayanan (publik service), pembangunan (development),

pemberdayaan (empowering), pengaturan (regulation). Dalam masalah

Persampahan ini makan fungsi pemerintah sebagai pelayan masyarakat

sangat dibutuhkan pada saat ini tapi masyarakat sendiri juga seakan

enggan berkontribusi dalam pengelolaan sampah. Padahal, hal ini juga

merupakan tanggung jawab mereka masyrakatlah yang paling banyak

berkontribusi dalam hal produksi sampah.

Pengelolaan sampah masih menjadi masalah yang semakin

meingkat dari tahun ketahun.Meski pemerintah sudah menetapkan aturan,

pengelolaan sampah pasti masih saja ada terjadi penyimpangan yang kita

temukan dilapangan.

Minimnya kesadaran dan keterbatasan sumber daya manusia

dalam pengelolaan sampah serta minimnya tempat pembuangan akhir

(TPA) yang tersedia membuat masalahini berdampak besar bagi

lingkungan masyarakt. Salah satu tujuan Sustainable Development Goals

(SDG) adalah goal atau tujuan ke 11 yaitu membangun dan pemukiman

yang inklusif, aman, tahan lama dan berkelanjutan. Pada tahun 2030,

mengurangi biaya per kapita dari dampak lingkungan, termasuk

6
meberikan perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk pengolahaan

limbah perkotaan (Syahdan Nurdin,2021).

Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pertambahan

volume sampah yang semakin meningkat, yang dimana lokasi

pembuangan sampah akhir di kendari semakin semrawut dan lokasi

pembuangan sampah akhir di kendari hanya satu yang dimana berlokasi

administrasi di Kelurahan Puwatu, Kota Kendari.

Maka dari itu pemerintah Kota Kendari berupaya mengoptimalisasi

lagi dalam hal pengelolaan sampah di Kota Kendari. Mengingat salah satu

tujuan Sustainable Development Goal (SDG) tujuan ke 11 yaitu

membangun dan pemukiman yang inklusif, aman, tahan lama dan

berkelanjutan dengan mengeluarkan kebijakan yaitu perda nomor 4 tahun

2015 tentang pengelolaan sampah yang dimana perda ini sudah keluar

dari 6 tahun lalu tapi pada uraian atau berita di atas kenyataan daripada

implementasi kebijakan ini beda dengan yang di harapkan dan sangat

jauh berbanding terbalik dengan fakta di lapangan yang dimana masih

belum sesuai dengan implementasi kebijakan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitain di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Indonesia untuk

melakukan penelitian mengenai Implementasi Perda Nomor 4 Tahun

2015 tentang Pengelolaan Sampah di Kecamatan Kendari Barat Kota

Kendari.

7
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalah yang disajikan terkait

pengelolaan sampah di Kota Kendari, maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi perda nomor 4 tahun 2015 tentang pengelolaan

sampah di Kota Kendari?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi

implementasi perda nomor 4 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah di

Kota Kendari?

3. Bagaimana cara menghadapi faktor penghambat implementasi perda

nomor 4 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah di Kota Kendari?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami implementasi perda nomor 4

tahun 2015 pengelolaan sampah di Kota Kendari.

2. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi

berlangsungnnya implementasi perda nomor 4 tahun 2015

pengelolaan sampah di Kota Kendari.

3. Untuk mengetahui cara menghadapi faktor penghambat

implementasi perda nomor 4 tahun 2015 di Kota Kendari.

8
1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Bagi Praja IPDN

Diharapkan dapat dijadikan referensi dan masukan perkembangan

ilmu pemerintahan dan menambah kajian ilmu pemerintahan dalam ilmu

studi kebijakan publik mengetahui dan memahami implementasi perda

nomor 4 tahun 2015 pengelolaan sampah di Kota Kendari.

1.4.2 Lembaga IPDN

Untuk memberikan informasi untuk menambah dan memperkaya

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu pemerintahan serta untuk

menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya

1.4.3 Pemerintah Kota Kendari

Untuk hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada Pemerintah Kota Kendari dalam melaksanakan implementasi

perda nomor 4 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah sehingga

kedepannya pemerintah kota dapat lebih efektif lagi dalam mengelolah

sampah serta melayani masyarakat.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian sebelumnya


Dalam penelitian ini, peneliti juga mengkaji beberapa penelitian

terkait kebijakan pengelolaan sampah sebagai pembading dari penelitian

yang akan di lakukan. Biasanya hasil penelitian dapat disajikan dalam

bentuk table atau dalam bentuk narasi. Untuk mendukung teori dalam

penelitian, peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya sebagai

acuan. Peneliti menggunakan tiga penelitian sebelumnya sebagai berikut:

Intan Rachmawatie(2015) penelitian berikut dilakukan dalam bentuk

skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan Penanganan Sampah Oleh

Dinas Kebersihan Kota Bekasi” penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan adapun tujuan dari

penelitian ini yaitu penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi

Kebijakan Penanganan Sampah di Kota Bekasi Penelitian.

Berikutnya dilakukan oleh A.Fachhrul Febrianto

Ramadhana(2017) penelitian berikut dilakukan dalam bentuk skripsi

dengan judul “Implementasi Kesadaran Kolektif Masyarakat Terhadap

Kebersihan Lingkungan(tinjauan program mtr makassar TA’ tidak rantasa

10
di kelurahan kassi-kassi kecamatan rappocini kota makassar)” penelitian

tersebut dilaksanakan dengan bertujuan, Untuk mengetahui faktor

penghambat tumbuhnya kesadaran kolektif masyarakat pada kebersihan

lingkungan, tinjaun program MTR

Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan jenis

penelitian kualitatif.

Penelitian selanjutnya adalah Mohammad rizal, (2011) dengan

judul “Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan (Studi kasus pada

Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala)” yang dimana

ini berbentuk sebuah jurnal dengan metode penelitian kualitatif serta

tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan sampah di

Kota Donggala dan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi

pengelolaan sampah di Kota Donggala.

Perbandingan hasil penelitian sebelumnya yang peneliti gunakan

sebagai referensi atau acuan dalam penelitian tertuang dalam table

sebagai berikut:

Tabel 2. 1

PENELITIAN SEBELUMNYA
NO MEDI PENULIS JUDUL TUJUAN METO HASIL
A DE
PUBLI
KASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Skrips Intan Implementasi Adapun Kualita Menunjukkan
i Rachmawatie Kebijakan tujuan tif bahwa belum
Univer (2015) Penanganan penelitian berjalan
sitas Sampah Oleh ini adalah dengan
Padja Dinas untuk optimal,kurang
djaran Kebersihan mengetah nya partisipasi

11
Fakult Kota Bekasi ui masyrakat,
as Implement upaya
Sosial asi pemerintah,kur
dan Kebijakan angnya tenaga
Ilmu Penangan pelakasana
Politik an dan tidak
Jatina Sampah di adanya
ngor Kota monitoring
2015 Bekasi

1 2 3 4 5 6 7
2. Skrips A.Fachhrul Implementasi Untuk Kualita Mengatahui
i Febrianto Kesadaran mengetah tif pemicu dan
Uin Ramadhana( Kolektif ui faktor penghambat
Alaud 2017) Masyarakat penghamb kesadaran
din Terhadap at masyarakat
Maka Kebersihan tumbuhny dalam
ssar Lingkungan(ti a menciptakan
Fakult njauan kesadaran lingkungan
as program mtr kolektif yang bersih
Dakw makassar TA’ masyarak
ah tidak rantasa at pada
dan di kelurahan kebersiha
Komu kassi-kassi n
nikasi kecamatan lingkungan
Maka rappocini kota , tinjaun
ssar makassar) program
2017 MTR

3. Jurnal Mohammad Analisis Mengetah Kuanti Hasil penelitian


SMAR Rizal, (2011) Pengelolaan ui tatif mendapatkan
Tek, Persampahan pelaksana bahwa
Vol. 9 Perkotaan an pengelolaan
No. 2. (Studi kasus pengelola persampahan
pada an di Kota
Kelurahan sampah di Donggala
Boya Kota sudah
Kecamatan Donggala. cukup baik.
Banawa Beberapa
Kabupaten Mengetah faktor yang
Donggala) ui faktor mempengaruhi
faktor pengelolaan
yang sampah di Kota
mempeng Donggala
aruhi adalah
pengelola partisipasi
an masyarakat,
sampah di tingkat
Kota pendidikan staf
Donggala. dan jumlah
tenaga
kebersihan.

Sumber: Diolah penulis tahun 2021

12
Dari tabel di atas, peneliti menggunakan dua skripsi dan satu jurnal
sebagai referensi dan pembanding dalam penelitian ini. Terdapat
kesamaan dari ketiganya dimana judul dari penelitian-penelitian tersebut
memiliki karakteristik yang sama yaitu membahas Implementasi
persampahan dan kebersihan. Metode penelitian yang digunakan pada
ketiga penelitian tersebut memiliki sedikit persamaan. Metode yang
digunakan pada kedua penelitian skripsi tersebut dengan menggunakan
kualitatif. Sementara pada jurnal menggunakan metode kuantitatif. Dari
metode tersebut, hasil yang diperoleh dari ketiga penelitian adalah hasil
dari implementasi dan analisis dalam pengelolaan sampah dan
kebersihan.

Selanjutnya, dari referensi dan perbandingan ketiga penelitian


tersebut peneliti akan mencoba lebih mendetail pada bagaimana
Implementasi Perda Nomor 4 Tahun 2015 Kota Kendari faktor pendukung
dan penghambatnya serta bagaimana upaya pemerintah mengatasinya.

2.2. Landasan Teoristis dan Legasistik


Tinjauan pustaka ini merupakan tolak ukur untuk melakukan

penelitian yang berasal dari literatur atau sumber yang berkaitan dengan

topik yang diajukan dalam penelitian ini, agar pembahasan selanjutnya

tidak menyimpang dari topik yang akan diteliti. Teori dalam penelitian ini

akan dijadikan sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian

sehingga data yang diperoleh nantinya dapat dimasukkan atau di

gabungkan ke dalam perhitungan skema teoritis di masa yang akan

datang.

2.2.1 Landasan Teoristis

Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan teori yang akan

13
dipelajari gunakan untuk menganalisis pernyataan masalah yang telah

ditulis dalam bab ini sebelumnya berdasarkan landasan teori yang ditulis

oleh Andi Prastowo (2011:169) dianggap sebagai teori yang paling

relevan dengan objek analisis penelitian sebagai alat, teori dipilih sebagai

yang paling memadai, paling tepat dalam kaitannya dengan hakikat

maupun kebaruan.

2.2.1.1 Implementasi Kebijakan

Implementasi Kebijakan merupakan aspek yang sangat penting

dari proses politik secara keseluruhan, karena dengan adanya kebijakan

publik yang diimplementasikan dengan baik seharusnya sangat

bermanfaat baik setelah diimplementasikan. Program kebijakan harus

dilaksanakan untuk mencapai efek dan tujuan yang diinginkan.

Implementasi dianggap sebagai proses yang berkaitan satu sama lain

antara seperangkat tujuan dan tindakan yang mampu mencapai tujuan

kebijakan. Implementasi Kebijakan sendiri membutuhkan berbagai macam

kombinasi aktor, organisasi, prosedur dan Teknik.

Istilah Implementasi sendiri biasanya dikaitkan dengan kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang sebelumnya

telah ditetapkan. Dalam Implementasi dirumuskan bahwa

mengimplementasi artinya menyediakan dan memberikan sarana untuk

melakukan sesuatu dan memiliki pengaruh atau efek kepada sesuatu

tersebut. Pengertian tersebut apabila disambungkan dengan kebijakan

dapat dipahami bahwa Kebijakan itu sendiri memang harus dilaksanakan

14
atau diimplementasikan guna mewujudkan dampak dampak dan tujuan

yang diinginkan.

Menurut Grindle (Subarsono, 2012:93) Implementasi Kebijakan

Publik dikatakan berhasil dengan diukur dari proses pencapaian hasilnya,

artinya apakah tujuan yang diinginkan dari Kebijakan tersebut telah

tercapai atau belum. Hal tersebut dapat dilihat dari dua hal, yaitu:

1. Dari prosesnya, apakah strategi dari Implementasi tersebut sesuai


dengan yang telah ditentukan atau dirancang dengan mengacu
pada operasi strategi
2. Apakah tujuannya sudah tercapai. Diukur dengan dua faktor yaitu :
a) Pengaruh yang terjadi di masyarakat dalam lingkup
kelompok dan individu
b) Kecepatan perubahan dan penerimaan dan juga perubahan
kelompok sasaran
Keberhasilan implementasi kebijakan publik menurut Grindle

(Subarsono, 2012:93) itu sangatlah bergantung kepada tingkat

implementasinya itu sendiri, yang berdasarkan desain kebijakan dan latar

belakang kebijakannya.

1. Isi Kebijakan (Content of Policy), mencakup:

a) Kepentingan yang berpengaruh (Interest affected) dikaitkan


dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi
Implementasi Kebijakan. Indikator ini mengasumsikan
bahwa implementasi kebijakan harus mencakup banyak
manfaat dan sejauh mana manfaat tersebut mempengaruhi
Implementasinya
b) Tipe manfaat (Type of benefits). Di titik ini, bertujuan untuk
menunjukkan dan menjelaskan manfaat seperti apa yang
akan di hasilkan oleh suatu kebijakan yang menunjukkan
dampak positif dari suatu Implementasi kebijakan yang akan
diterapkan.
c) Derajat perubahan yang diharapkan (Extent of Change
Envision). Setiap strategi memiliki apa yang diinginkan dan
apa yang ingin dicapai. Pada titik ini, dijelaskan seberapa
besar perubahan yang diharapkan dengan menerapkan
kebijakan yang harus memiliki skala yang jelas

15
d) Letak Pengambilan Keputusan (Site of Decision Making).
Pengambilakn Keputusan disini memegang peran yang
sangat penting dalam pengimplementasian sebuah
kebijakan, dititik ini pengambil keputusan dipertanyakan
apakah sebuah program yang dirancang sudah tepat dalam
mewujudkan tujuan dari Kebijakan ini
e) Pelaksana Program (Program Implementer). Pelaksana
kebijakan ini haruslah yang memiliki kompetensi yang baik
agar terwujudnya tujuan dari Pengimplementasian Kebijakan
yang telah dirancang dan diharapkan
f) Sumber daya yang digunakan (Resources Comitted).
Pelaksanaan kebijakan juga harus didukung dengan sumber
daya yang memadai agar pelaksanaannya terlaksana sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Lingkungan Implementasi (Context of Policy), mencakup:

a) Kekuasaan, Kepentingan dan strategi aktor yang terlibat


(Power, Interest and Strategy of Actor Involved) Dalam
Kebijakan yang ada sangat perlu untuk mempertimbangkan
hal hal diatas agar Pengimplementasian suatu kebijakan
tersebut berjalan lancer, dan apabila tidak
mempertimbangkan hal diatas kemungkinan besar tujuan
dari pembuatan kebijakan dan pengimplementasian
kebijakan ini hasilnya akan jauh dari apa yang diharapkan
dan dari yang diinginkan.
b) Karakteristik Lembaga dan rezim yang berkuasa.
Lingkungan dari pengimplementasian kebijakan ini sangat
mempengaruhi keberhasilan, atas hal itu disini menjelaskan
tentang karaktertistik Lembaga yang mempengaruhi
kebijakan ini.
c) Tingkat Kepatuhan dan adanya respons dari pelaksana.
Disini poinnya adalah tingkat kepatuhan dan respon dari
pelaksana dalam merespon implementasi dari kebijakan
tersebut.
Gambar 2. 1

16
Model Implementasi Merilee S. Grindle

2.2.1.2 Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dipilih oleh

pemerintah Lakukan dan tidak lakukan atau "apa pun yang dipilih

pemerintah untuk dilakukan Melakukan atau tidak melakukan” Dye dalam

(Winarno, 2016:19). Dye fokus pada negara atau lembaga yang membuat

kebijakan. masalah ini sama dengan Easton Taufiqurokhman (2014:03)

Siapa bilang kebijakan publik Ini adalah "alokasi otoritatif nilai-nilai untuk

seluruh masyarakat" Atau kebijakan publik sebagai distribusi nilai

kekuasaan Keberadaannya mengikat bagi seluruh masyarakat.

Pemerintah atau Lembaga negara memiliki kekuatan hukum dan

17
tanggung jawab untuk pembuatan kebijakan mengatur masyarakat

(mengikat).

Suatu kebijakan harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai agar

dapat setelah implementasi, kebijakan akan bersifat instruktif dan terukur.

Ini sesuai dengan Heglo di Abidin (2012: 6) yang menyebutkan kebijakan

sebagai "suatu tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu"

atau kebijakan adalah tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. selain itu,

Laswell dan Abraham juga disebutkan dalam Subarsono (2012: 3)

kebijakan publik harus mencakup tujuan, nilai, dan praktik social jenis

yang ada di masyarakat. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Abidin

(2012: 148) harus rasional dan desirable. Rasional di sini adalah suatu

kebijakan dapat dipahami dan diterima secara rasional atau masuk akal

oleh manusia, sedangkan desirable, yaitu kebijakan yang diperlukan harus

melibatkan kepentingan publik atau kepentingan umum.

Hamdi (2014: 37) membaginya menjadi 3 peran utama kebijakan

publik, yaitu setiap kebijakan harus mempunyai tujuan, merupakan pola

tindakan, dan termuat dalam hukum positif. Intinya hamdi menjelaskan

bahwa kebijakan publik adalah tindakan pemerintah tercantum dalam

peraturan perundang-undangan. Kebijakan publik itu harus bermanfaat

bagi seluruh masyarakat termasuk dalam undang-undang perilaku positif

yang dapat menjadi standar perilaku bagi semua rakyat. pada dasarnya,

kebijakan publik juga merupakan wadah menjadi bagian dari pelaksanaan

fungsi pemerintahan. Ini tunjukkan bahwa kebijakan publik merupakan

18
gambaran arah dan arah isi pelaksanaan fungsi pemerintahan. Dengan

kebijakan itu masyarakat adalah produk dari lingkungan dan kehendak

pemerintah mempengaruhi perkembangan lingkungan pemerintah ini.

Keterkaitan semacam ini bisa disebut sistem kebijakan seperti yang

ditunjukkan gambar di bawah ini:

Gambar 2. 2

Menurut Dunn dalam sistem kebijakan, pemangku kebijakan atau

Policy Stakeholders di sini merupakan individu atau kelompok yang

berpartisipasi atau terlibat dalam kebijakan karena itu mempengaruhi atau

dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat pemerintah. Aktor atau pelaku

kebijakan di sini dapat mencakup kebijakan resmi yaitu instansi

pemerintah (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) dan partisipasi secara tidak

resmi, termasuk kelompok kepentingan, partai politik, media massa, dan

lainya. Lalu ada lingkungan kebijakan atau Policy Environment adalah

lingkungan kebijakan yang dipengaruhi dan mempengaruhi pembuat

19
kebijakan atau kebijakan publik itu sendiri, termasuk kondisi budaya politik

dan sosial ekonomi. Meskipun kebijakan publik atau Public Policy itu

adalah esensi dari kebijakan publik itu sendiri yang di buat dari pembuat

kebijakan untuk kesejahteraan menyangkut masyarakat banyak.

Strategi untuk mengkaji suatu kebijakan dapat dilihat dari model

kebijakannya. Dunn (1998:117-123) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga)

model analisis kebijakan, yaitu:

1. Model prospektif, adalah bentuk analisis kebijakan yang


mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan.
2. Model retrospektif, adalah kebijakan yang dilakukan
terhadap akibat-akibat kebijakan setelah kebijakan
ditetapkan dan diimplementasikan.
3. Model Kebijakan terintegrasi mengkombinasikan gaya
praktisi yang dimiliki semua prospektif dan retrospektif
Model integrative, adalah model yang menggabungkan model prospektif

dan retrospektif yang biasa disebut dengan model komprehensif atau

model holistic, karena analisis dilakukan terhadap konsekuensi-

konsekuensi kebijakan yang mungkin akan timbul, baik sesudah maupun

sebelum kebijakan itu diimplementasikan.

2.2.1.3 Pengelolaan Sampah

Menurut Handoko (1997:8), pengelolaan adalah proses yang

membantu merumuskan suatu kebiakan dan tujuan organisasi,

pengelolaan juga merupakan proses yang memberikan pengawasan pada

suatu yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.

Pengelolaan ini tidak akan pernah terlepas dari kegiatan sumber daya

20
manusia yang ada dalam suatu kantor atau instansi. Tujuan dari

pengelolaan ini bisa tercapai jika dalam pelaksanaannya menggunakan

metode atau cara yang tepat. Afifuddin (2010:3) menyatakan bahwa

langkah-langkah pelaksanaan pengelolaan berdasarkan tujuan sebagai

berikut:

a. Menentukan strategi
b. Menentukan sarana dan batasan tanggung jawab
c. Menentukan target yang mencakup kriteria hasil, kualitas
dan batasan waktu.
d. Menentukan pengukuran pengoperasian tugas dan
rencana.
e. Menentukan standar kerja yang mencakup efektivitas dan
efisiensi.
f. Menentukan ukuran untuk menilai
g. Mengadakan pertemuan
h. Pelaksanaan.
i. Pengadaan penilaian
j. Mengadakan review secara berkala.
k. Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secara
berulang-ulang.

2.2.2 Landasan Legalistik

2.2.2.1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah telah dijelaskan berkaitan dengan

kewenangan oleh daerah dengan pembagian urusan menjadi urusan

wajib dan urusan pilihan. Serta telah dijelaskan tentang pembagian urusan

pemerintahan wajib yang meliputi urusan pemerintahan wajib non

21
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan

dasar.Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada penjelasan di atas

terdapat dalam Pasal 12 ayat (2) meliputi:

a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangan;
d. pertanahan;
e. lingkungan hidup;
f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan.

Persampahan sendiri merupakan salah satu jenis dari masalah

sosial yang masuk kedalam urusan lingkungan hidup. Hal ini bisa menjadi

penghambat pembangunan dan pengembangan suatu daerah. Selain itu

sampah juga bisa menimbulkan dampak negative bagi kesehatan dan

lingkungan hidup.

Adanya fungsi pelayanan dalam pemerintah, mendorong

pemerintah daerah khususnya kabupaten/kota untuk meningkatkan

pelayanan dalam bentuk peraturan daerah. Dengan adanya peraturan

daerah, ada kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota secara legal

22
dan mengikat untuk mengurus masalah yang ada diwilayah termasuk

masalah persampahan.

Berdasarkan pasal 209 ayat (2) perangkat daerah kabupaten/kota

terdiri atas:

a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas;
e. badan; dan
f. kecamatan.

Sebagaimana telah dijelaskan pada Pasal 209 ayat (2) huruf d

bahwa pembentukan dinas untuk melaksanakan urusan pemrintahan yang

menjadi kewenangan daerah. Hal ini sejalan dengan Dinas Lingkungan

Hidup Kota Kendari yang berwenang untuk mengurus tentang lingkungan,

salah satunya permasalahan sampah.

2.2.2.2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tetang Pengelolaan

Sampah dalam pasal 1 ayat (1) mendefinisikan sampah sebagai sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Berikutnya pada Pasal 3 disebutkan bahwa Pengelolaan sampah

diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan,

asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas

23
keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Hal ini diharapkan

agar pengelolaan sampah dilakukan atas tanggung jawab bersama

pemerintah dan masyarakat. Tugas pemerintah dan pemerintah daerah

salah satunya adalah menjamin terselanggaranya pengelolaan sampah

yang baik dan berwawasan lingkungan. Dalam pasal 6 dijelaskan bahwa

tugas pemerintah dan pemerintah daerah terdiri atas:

a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran


masyarakat dalam pengelolaan sampah;
b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi
pengurangan, dan penanganan sampah;
c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya
pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah;
d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi
penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil
pengolahan sampah;
f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang
berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi
dan menangani sampah; dan
g. melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan
dalam pengelolaan sampah

Selanjutnya dalam pasal 9 juga dijelaskan wewenang yang dimiliki

oleh pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah adalah:

1. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah


berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;
2. menyelenggarakaazs
3. n pengelolaan sampah skala
kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;
4. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja
pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;
5. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara,
tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat
pemrosesan akhir sampah;
6. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap

24
6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap
tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem
pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan
7. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat
pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.

Kemudian didalam Bab IV diatur mengenai hak dan kewajiban

masyarakat dalam pengelolaan sampah seperti hak untuk mendapatkan

pelayanan, berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan, memperoleh

informasi dan pembinaan, serta mendapat perlindungan dan kompensasi

atas kerugian. Kemudian mengatur kewajiban bagi tiap individu,

pengelolaan kawasan, dan produsen dalam pengelolaan sampah.

2.2.2.3 Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Pengelolaan sampah

Dalam penyelenggaraan otonomi daerah kini pemerintah

pusat telah memberikan atau melimpahkan kewenangan sendiri kepada

pemerintah daerah untuk mengatur urusan daerahnya masing-masing,

termasuk dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup. Oleh sebab itu

pemerintah menjalankan tugas dan fungsinya dalam hal ini pengelolaan

lingkungan hidup.

Dalam Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 4 Tahun 2015

tentang Pengelolaan sampah pada Bab II Pasal 2 ayat 1 dijelaskan

sampah yang dikelola dalam Peraturan Daerah ini terdiri dari:

a. sampah rumah tangga;


b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.

25
Selanjutnya pada Bab V Pasal 16 dijelaskan bahwa setiap pemilik

dan penghuni bangunan dilarang:

a. membuang sampah kedalam sungai, bantaran sungai, got,


saluran-saluran air, lorong, taman, lapangan serta tempat-
tempat umum lainnya;
b. membakar sampah;
c. menutup selokan di sekitar perkarangan yang dapat
menghambat pembersihan sampah;
d. membuang air besar (hajat besar) dan buang air kecil (hajat
kecil) di jalan, jalur hijau, taman, saluran dan tempat umum;
e. membuang sampah di luar lokasi TPS yang telah ditetapkan;
f. membuang barang atau kotoran yang dikategorikan sebagai
sampah spesifik seperti benda tajam, pecahan kaca, batang
pohon, benda berbau seperti bangkai hewan, rambatan
pagar halaman serta bongkaran bangunan harus
dimusnahkan sendiri atau dapat meminta bantuan Dinas
terkait; dan
g. membuang sampah di Tempat Penampungan Sampah
Sementara di luar waktu yang telah ditetapkan.

Selanjutnya pada Bab V Pasal 8 disini disebutkan dan

dijelaskan tentang Kewajiban yang dimana adalah sebagai berikut:

a. Setiap orang wajib memelihara kebersihan lingkungan


sampai batas bahu jalan di sekitar
b. pekarangan masing-masing.
c. Untuk mempermudah pengendalian sampah setiap
pemilik/penghuni/penanggungjawab bangunan wajib
menyediakan tempat sampah sebagai tempat
penampungan sampah harian yang dihasilkan.
d. Tempat-tempat sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditempatkan dalam lingkungan pekarangan masing-
masing.
e. Pemerintah daerah wajib menfasilitasi penempatan tempat
sampah dipinggir jalan umum dan keramaian umum lainnya
guna menampung sampah dari orang yang berlalu lalang.
f. Camat dan Lurah beserta jajarannya wajib bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah mulai
dari sumber/rumah tangga sampai dengan TPS dengan
melakukan/membuat ketentuan yang berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan khususnya sampah sesuai dengan
kondisi setempat.
g. Setiap produsen wajib mengelola sampah produksinya

26
yang tidak bisa/sulit untuk diurai oleh alam.
h. Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, ukuran serta letak
penempatan tempat sampah sebagaimana tersebut pada
ayat (5) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

2.3. Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran berdasarkan penjelasan Sugiyono (2009:60)

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang

hingga saat ini masih terjadi di kota-kota besar akibat pertumbuhan

penduduk dan arus urbanisasi yang pesat.

Dalam masalah yang terjadi di Daerahnya maka pemerintah

mengeluarkan suatu kebijakan yang dimana itu mengatur tentang

pengelolaan sampah.

Dengan adanya masalah yang timbul maka pemerintah

mengeluarkan suatu peraturan kebijakan yang di dalamnya mengatur

tentang pengelolaan sampah.

Adapun kerangka pemikiran seperti gambar berikut ini.


Gambar 2. 3
Kerangka Pemikiran

IMPLEMENTASI PERDA
NOMOR 4 TAHUN 2015
DI KOTA KENDARI

FAKTOR SOIALISASI FAKTOR


PENDUKUNG PENGHAMBAT

IMPLEMENTASI

27
TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami implementasi


perda nomor 4 tahun 2015 pengelolaan sampah
di Kota Kendari.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang
mempengaruhi berlangsungnnya implementasi
perda nomor 4 tahun 2015 pengelolaan sampah
di Kota Kendari.
3. Untuk mengetahui cara menghadapi faktor
penghambat implementasi perda nomor 4 tahun
2015 di Kota Kendari.

Sumber: Di oleh penulis tahun 2021

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif masalah yang dibawa

oleh peneliti masih remang- remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis

sehingga penulis memilih pendekatan kualitatif dengan alasan bahwa

pendekatan penelitian kualitatif lebih tepat digunakan dalam riset yang

permasalahannya berada di situasi sosial yang dinamis dan kompleks

(Sugiyono, 2017: 205).

Metode penelitian menjadi hal yang penting dalam sebuah

penelitian karena metode penelitian merupakan cara untuk memperoleh

data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang hasil penelitiannya tidak menghasilkan data statistik atau angka-

angka.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan (Sugiyono,

2017:245). Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif berdasarkan

pernyataan Maleong (2014:10) yang menyatakan bahwa penelitian

kualitatif menggunakan analisis data secara induktif digunakan karena

beberapa alasan yakni:

29
Proses induktif lebih cepat menemukan kenyataan - kenyataan

jamak sebagai yang terdapat dalam data;

1) Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti


dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan
akuntabel;
2) Analisi demikian lebih dapat menguraikan latar secara
penuh dan dapat membuat keputusan - keputusan tentang
dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya;
3) Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh -
pengaruh bersama yang mempertajam hubungan –
hubungan; dan
4) Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai - nilai
secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Berdasarkan uraian atau penjelasan diatas, penulis akan

melakukan riset kualitatif dengan metode deskriptif pendekatan induktif

dianggap sesuai untuk digunakan dalam pengamatan ini. Hal ini

dikarenakan dalam kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta -

fakta yang ada di lapangan mengenai Implementasi Peraturan daerah

Nomor 4 tahun 2015 tentang Pengelilaan sampah di Kota Kendari,

kemudian dituangkan dalam gambaran berbentuk tulisan. Metode

deskriptif dapat menyampaikan gambaran berdasarkan fakta-fakta dengan

jelas, teliti dan lengkap yang sistematis.

3.2. Operasionalisasi konsep

Menurut Sugiyono (2012:31) definisi operasional adalah

penentuan

konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang

dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang

digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga

30
memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran konstrak yang lebih baik.

Penulis menggunakan operasional untuk mempermudah dalam

pengambilan data. Operasional konsep ini merupakan hal-hal yang akan

diamati oleh penulis. Seperti yang di tuliskan dalam bab 1 dan bab 2

operasional konsep yang akan di bahas yaitu:

1. Mengetahui bagiamana implementasi kebijakan


pengelolaan sampah di kota Kendari.
2. Faktor penghambat yang mempengaruhi implementasi
pengelolaan sampah di kota Kendari.
3. Upaya yang dilakukan untuk menghadapi faktor
penghambat implementasi pengelolaan sampah di kota
Kendari.
Tabel 3. 1

Konsep Dimensi Indikator

Implementasi Isi Kebijakan 1. Kepentingan yang mempengaruhi

Kebijakan 2. Jenis Manfaat

Merilee S. Grindle 3. Jangkauan Perubahan

4. Kedudukan Pengambilan Keputusan

5. Pelaksana Program

6. Sumber Daya Yang Disediakan

31
1. Kekuasaan, Kepentingan dan strategi

aktor yang terlibat

Konteks 2. Karakteristik Lembaga dan penguasa

Kebijakan 3. Kepatuhan

Sumber: Diolah penulis tahun 2021

3.3. Sumber Data dan Informan

3.3.1 Sumber Data

Menurut Arikunto(2014:172) disebutkan bahwa sumber data

adalah subjek darimana data dapat diperoleh, untuk mempermudah

mengidentifikasi sumber data, maka diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan

huruf p dalam bahasa inggris yaitu person, place, paper. Berikut adalah

klasifikasinya:

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data

berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban

tertulis melalui angket. Dalam penelitian ini, Person yang

dimaksud adalahː

a) Camat Kendari Barat, terpilih sebagai informan

karena memiliki tugas pokok dan fungsi dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahan di wilayahnya.

b) Kabid Persampahan & LB3 di pilih sebagai informan

karena memiliki tugas pokok dan fungsi dalam

32
mengelolah sampah di Kota Kendari.

c) Petugas Kebersihan dengan tugasnya penulis

memilih dia untuk menjadi informan dikarenakan dia

orang yang langsung turun kelapangan dalam

menangani sampah.

d) Masyarakat terpilih sebagai informan karena mereka

adalah orang yang langsung merasakan kebijakan

pemerintah yang berlangsung.

2. Place, sumber data yang menyajikan tampilan berupa

keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini, Place

yang terpilih adalah Kecamatan Kendari Barat sebagai lokasi

penelitian.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda

berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain,

Dalam penelitian ini, Paper yang dimaksud adalahː

a) Peraturan-peraturan

b) Peta lokasi penelitian

c) Foto-foto kegiatan masyarakat dalam membuang

sampah

d) Foto dan dokumen sarana prasarana terkait

pengelolaan sampah

33
e) Jumlah penduduk

34
3.3.2 Informan

Informan merupakan narasumber dalam penelitian. Setiap orang

dapat menjadi sumber informan dari penelitian tetapi tidak semua orang

dapat menjadi informan yang tepat Ahmadi (2014:92). Dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode Purposive Sampling.

Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel informan

berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti Soerjono (1983:92). Snowball Sampling yaitu pengambilan sampel

dimana jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Teknik ini dilakukan

dari jumlah sampel yang kecil dan terus berkembang menjadi sampel

yang besar. Berdasarkan teknik sampel yang digunakan penulis maka

peneliti memperoleh data informasi dari pegawai Dinas Lingkungan Hidup

Kota Kendari dan Kantor Camat Kendari Barat yaitu sebagai berikut:

1. Camat Kendari Barat

2. Kabid Persampahan & LB3 Petugas Kebersihan Dinas Lingkungan

Hidup Kota Kendari

3. Petugas Kebersihan

4. Masyarakat

3.4. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti

sendiri. Sugiyono (2011:222). Selain peneliti sebagai instrument penelitian

terdapat instrument penelitian yang dapat membantu seperti angket,

35
kuisioner, wawancara, observasi, dan hal lainnya untuk menambahkan

data.

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian sangat berperan

penting karena peneliti harus datang langsung dan melihat bagaiman

kondisi dilapangan tempat penelitian tersebut dilakukan.

Dalam penelitian kualitatif, alat atau instrumen utama

pengumpulan data adalah manusia atau peneliti itu sendiri dengan cara

mengamati, bertanya, mendengar, meminta dan mengambil data

penelitian. Peneliti harus mendapatkan data yang valid sehingga tidak

sembarang narasumber yang diwawancarai. Penelitian ini juga

menggunakan instrumen lain berupa pedoman wawancara, dimana

penelitian peneIiti bertindak selaku instrumen kunci, kemudian peneliti

menggunakan instrumen pembantu sesuai dengan teknik pengumpuIan

data yang digunakan yaitu berupa pedoman wawancara.

Peneliti sebagai instrumen utama penelitian memerlukan

instrumen bantuan. Dimana ada dua macam instrumen bantuan yang

sering digunakan. Pertama yaitu Panduan atau pedoman wawancara

mendalam, berupa suatu tulisan singkat yang berisikan daftar informasi

yang perlu dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan lazimnya bersifat umum

yang memerlukan jawaban panjang, bukan jawaban ya atau tidak. Yang

kedua adalah alat rekaman, dimana Peneliti dapat menggunakan alat

rekaman seperti, telepon seluler, kamera foto, dan kamera video untuk

merekam hasil wawancara. alat rekaman dapat dipergunakan apabila

36
peneliti mengalami kesulitan untuk mencatat hasil wawancara Afrizal

(2014:134).

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara penulis untuk

memeproleh informasi untuk penelitiannya. Menurut Sugiyono (2011:225)

“teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara,

kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data:

1. Observasi
Obeservasi merupakan cara peneliti untuk melihat dan
menilai tingkah laku masyarakat dalam lingkungan yang
akan diteliti. Jadi observasi merupakan pengamatan
terhadap tingkah laku dan keadaan dimana masalah akan
diteliti sehingga akan mendapatkan data yang obyektif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi
partisipatif, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan
pengelolaan sampah sebagai sumber data penulis.

2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk memperoleh
sebuah informasi baik secara langsung atau tidak langsung
Sugiyono (2011:138). Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data dengan mengajukan pertanyaan kepada
inforan yang berwenang memberikan data informasi yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti
menggunakan teknik wawancara semiterstruktur, yaitu
wawancara yang menggunakan persyaratan yang penulis
siapkan berdasarkan pengumpulan data tetapi dalam
pelaksanaannya lebih bebas dan terbuka.

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui
kegiatan mengumpulkan data berupa gambar, tulisa,

37
ataupun arsip untuk memenuhi data dalam penelitian.
Pengumpulan data ini menggunkana metode triangulasi
yaitu penggabungan beberapa teknik pengumpulan data.
Sumber data yang akan diperoleh dari dokumen, jurnal,
literature, laporan, dan arsip-arsip seseuai dengan
penelitian.
3.6. Teknik Analisis Data
Dijelaskan oleh Sugiyono (2014:244) pengertian dari analasis data

adalah sebagai berikut

“Analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis

dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, lalu menguraikannya ke

dalam unit-unit, mensitesiskannya, menyusunnya ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan mana yang akan dipelajari. Lalu menarik

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”

Dengan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa Analisis

Data adalah menggambarkan data yang telah dikumpulkan dengan

menggunakan gambar, kata kata, dan juga bukan angka. Kemudian

dideskripsikan data yang sudah diambil dari proses wawancara dengan

informan, pengamatan langsung dan pemahaman fenomena sehingga

menjadi sebuah kejelasan terhadap realitas yang ada. Teknik analisi data

juga memlili prinsip yaitu mengolah data dan menganalisis data yang

terkumpul guna menjadi data yang sistematis, teratur, terstruktur dan

mempunyai makna.

Analisis data dalam penelitian Kualitatif ini sudah mulai

dilaksanakan sejak sebelum memulai penelitian di lapangan, selama di

38
lapangan dan juga setelah selesai dari lapangan. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan Model Analisis Data yang disampaikan oleh Miles

dan Huberman(1992: 16), kegiatan dari analisis data tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data memiliki arti merangkum, memilih hal yang

utama dan memfokuskan kepada hal hal yang dianggap

penting, mencari tema dan polanya. Dapat disimpulkan,

data yang direduksi akan memberikan sebuah gambaran

yang lebih rinci dan memudahkan penulis untuk

mengumpulkan data tambahan dan mengolahnya sesuai

dengan kebutuhan. Dalam prosesnya, setiap peneliti

berpedoman kepada tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan

dari penggunaan metode Penelitian Kualitatif ini berfokus

kepada hasil.

2. Penyajian Data

Setelah tahap diatas, langkah berikutnya adalah dengan

penyajian data. Dengan menggunakan metode penelitian

Kualitatif penyajian data dapat berupa uraian singkat,

diagram. Yang paling sering digunakan dalam teori yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman untuk penyajian

data dalam penelitian Kualitatif adalah dengan penyajian

sebuah narasi. Dengan narasi tersebut diharapkan

39
pemaparan yang diberikan oleh penulis dapat dipahami

isinya oleh pembaca.

3. Penarikan Kesimpulan

Di tahapan ini ialah tahap terakhir dari analisis sebuah

Data. Di tahap ini dapat ditarik sebuah kesimpulan dari data

data yang sebelumnya sudah dikumpulkan dan diproses

melalui tahap tahap diatas. Kesimpulan yang ditarik dalam

penelitian Kualitatif ini merupakan hasil yang belum pernah

ada sebelumnya. Hasil disini berbentuk sebuah deskripsi

atau gambaran mengenai obyek yang sebelumnya masih

belum jelas dan setelah dilaksanakan penelitian ini akan

menjadi jelas. Harapannya setelah hasil kesimpulan ditarik,

kesimpulan ini dapat menjawab permasalahan yang

ditetapkan oleh penulis dalam penelitian ini sebelumnya.

3.7. Jadwal dan Lokasi Penelitian

3.7.1 Jadwal Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini di sesuaikan dengan jadwal yang

ditentukan dan diatur oleh Kalender Akademik dari Institut Pemerintahan

Dalam Negeri.

Adapun Kalender Akademik untuk pelaksanaan kegiatan Penelitian

dan Penyusunan Skripsi bagi Satuan Praja Utama Tahun Akademik

2021/2022 dapat dilihat di table berikut:

40
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi

Tahun Akademik 2021/2022

Tabel 3. 2
TAHUN 2021 TAHUN 2022
KEGIATA DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
NO SEP OKT NOV
N
12 34 12 34 12 34 12 34 12 34 12 34 12 34 1234 123 4 1234
1. Pengajuan
Judul dan
penyusuna
n skripsi
2. Seminar
proposal
skripsi
3. Perbaikan
proposal
skripsi
4. Penelitian
dan
pengumpul
an data
5. Penyusun
an Skripsi
6. Ujian
Komprehe
nsif Skripsi
7. Perbaikan
dan
Pengumpu
lan Skripsi

Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun Akademik 2021/2022

Keterangan : Jadwal Pengajuan Judul Skripsi

Jadwal Pelaksanaan Seminar Proposal

Jadwal Pelaksanaan Ujian Komprehensif

41
3.7.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

adalah di Kantor Kecamatan Kendari Barat dan Kantor Dinas Kebersihan

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

42
BAB IV
ANALISIS FOKUS PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kendari Barat


4.1.1 Letak Geografis

Kondisi Geografis Kota Kendari

Kota Kendari adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara

yang terletak secara astronomis pada posisi antara 3°54’40’’ dan

04°5’5’’ Lintang Selatan dan antara antara 122°26’33’’ dan

122°39’14’’ Bujur Timur. Kota Kendari yang pertama kali didirikan

pada tanggal 27 September 1995 berdasarkan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1995 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah.

Kota Kendari secara administratif terbagi dalam wilayah 10

kecamatan, 67 kelurahan, dengan total luas keseluruhan 298,00

km2. Sebagaimana dalam Tabel 4.1 jumlah luas wilayah kecamatan

yang paling luas di Kota Kendari adalah Kecamatan Baruga.

Tabel 4 .1
Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan di
Kota Kendari
Kecamatan Jumlah Luas Wilayah Presentase (%)
Kelurahan (km2)
1 2 3 4
Mandonga 6 20,77 7,77
Baruga 4 48,00 17,95
Puuwatu 6 39,72 14,86
Kadia 5 6,71 2,51
1 2 3 4
Wua-wua 4 11,16 4,17
Poasia 4 37,74 14,12
Abeli 13 43,85 16,40
Kambu 4 24,63 9,21
Kendari 9 15,68 5,86
Kendari Barat 9 19,11 7,15

43
267,37 100,00
Sumber : BPS Kota Kendari, Tahun 2020

Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi

Tenggara dengan luas wilayah Kecamatan Kendari Barat sendiri memiliki

besaran 22,41 Km2. Secara administrasi batas wilayah Kecamatan

Kendari Barat, disisi sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Konawe, sebelah Selatan berbatas dengan Teluk Kendari, sebelah Timur

berbatas dengan Kecamatan Kendari, sebelah Barat berbatasan dengan

Kecamatan Mandonga.

Tabel 4.2
Batas Wilayah Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari

No Batas Kecamatan
1 Sebelah Utara Kabupaten Konawe
2 Sebelah Selatan Teluk Kendari
3 Sebelah Barat Kecamatan Mandonga
4 Sebelah Timur Kecamatan Kendari

Sumber: BPS Kota Kendari, Tahun 2020

44
4.1.2 Kependudukan

Berdasarkan profil Kecamatan Kendari Barat, pendudukan

yang mendiami Kecamatan Kendari Barat berjumlah 42.233 jiwa,

daerah ini juga cukup plural, yang terdiri dari berbagai etnis yang

mendominasi yakni etnis Tolaki, Muna maupun Jawa. Pada

umumnya penduduk di Kecamatan Kendari Barat adalah perantau,

masyarakat dari daerah Tolaki yang mencari kehidupan, sedangkan

masyarakat yang beretnis Jawa maupun Muna di Kecamatan

Kendari Barat adalah masyarakat dari Jawa yang di transmigrasi

hingga sampai saat ini menetap di Kecamatan Kendari Barat.

4.1.3 Mata Pencaharian

Berdasarkan letak Kecamatan Kendari Barat yang berada di

Ibu Kota Kota Kendari, mata pencarian masyarakat Kecamatan

Kendari Barat adalah nelayan, pedagang serta pegawai negeri sipil

(PNS).

Selain itu potensi yang biasa di tingkatkan dari taraf ekonomi

Kecamatan Kendari Barat yaitu wisata teluk Kendari Barat,

jembatan bahteramas, masjid apung bahteramas yang merupakan

potensi yang biasa diandalkan dalam meningkatkan kehidupan

perekonomian Kecamatan khususnya dan masyarakat luas

umumnya, dimana retribusi dapat dialokasikan untuk keperluan

Kecamatan Kendari Barat.

45
4.1.4 Pendidikan

Isu pendidikan merupakan suatu hal yang cukup menarik di

perbincangkan oleh semua kalangan saat ini. Jika di analogikan ke

dalam sebuah makanan, nasi padang itu tidak akan enak tanpa

adanya racikan rempah yang baik dari pemasaknya, pempek itu

tidak terlalu nikmat untuk dimakan tanpa adanya cuka. Pendidikan

merupakan salah satu tolak ukur dalam melihat perkembangan dan

kemajuan suatu daerah, semakin tinggi tingkat Pendidikan

seseorang maka semakin terbuka pula dalam perubahan sosial

yang datang, di Kecamatan Kendari Barat sebagai Kecamatan

yang terletak di pusat Ibu Kota serta Pemerintahan Kota Kendari,

maka prasarana formal Pendidikan telah memenuhi, hal ini terlihat

sebagai berikut:

Tabel 4.3
Sarana Pendidikan Di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari
No Jenis Jumlah (Unit)
1 Perguruan Tinggi 2
2 SLTA / MA 4
3 SLTP / MTs 6
4 Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidiyah 9
Sumber: BPS Kota Kendari, Tahun 2020

Letak geografis Kecamatan Kendari Barat yang terletak di

Pusat Ibu Kota Kendari, membuat masyarakat menempuh

pendidikannya di daerah sendiri. Minat dari masyarakat Kecamatan

Kendari Barat ini untuk menempuh Pendidikan sangat tinggi, selain

dari faktor tempat strategis Kecamatan.

46
4.1.5 Sosial Masyarakat

Kehidupan sosial masyarakat Kota Kendari, dilatar

belakangi oleh berbagai keberagaman etnis, namun sebagai

wilayah yang asal usulnya nya suku Tolaki sudah menjadi

kewajibaan menjunjung tinggi adat suku Tolaki, dalam menciptakan

hubungan yang harmonis antara warga di Kecamatan maka

dibentuklah prasarana seperti tempat olahraga.

4.1.6 Agama

Kecamatan Kendari Barat secara keseluruhan memeluk

agama Islam, namun ada Sebagian kecil yang memeluk agama

Kristen, akan tetapi tetap dalam kehidupan beragama saling

menghormati.

4.1.7 Implementasi perda No 4 tahun 2015 di kecamatan Kendari

Barat Kota Kendari

4.1.7.1 Urgensi masalah

Pengelolaan sampah di Kota Kendari berdasarkan Pasal 19

Peraturan Daerah No 4 Tahun 2015 bahwa penanganan sampah

rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, meliputi

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan

pemrosesan akhir sampah. Pemilahan: Kegiatan pemilahan

sampah dilakukan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah. Pada

proses pewadahan ini ada beberapa kendala yang sering ditemui

47
yaitu ketersediaan tempat penampungan sampah harian yang wajib

disediakan oleh pemilik bangunan (rumah) di pekarangan rumah.

Pemerintah Daerah melalui Dinas Lingkungan hidup dan

Kehutanan Kota Kendari telah menyediakan sarana pewadahan

sampah di mana Tempat Penampungan Sampah (TPS) yang telah

tersedia sebanyak 1062 unit, Kontainer 5 unit, TPS Non Permanen

188 unit, Sedangkan yang tidak memiliki TPS sebanyak 107 unit.

Pengumpulan: Pengumpulan sampah dilakukan dalam bentuk

pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke

TPS atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) oleh Motor

Sampah (sampah Lingkungan) ke TPS, dari Gerobak (Sampah

Lingkungan) ke TPS. Pengangkutan: Penanganan pengangkutan

sampah dilaksanakan oleh DLHK Kota Kendari, dan pihak swasata

lainnya. Per tahunnya sekitar 110.78 m3 yang diangkut oleh Dinas

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Kendari, dan sekitar 89 m3

diangkut oleh pihak swasta/lainnya jadi sekitar 199.781 m3 per

tahun yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Pelayanan Pengangkutan Sampah dilaksanakan baik melalui

Pelayanan Langsung yaitu Pengangkutan sampah dilaksanakan

secara dor to dor oleh truck Dinas Lingkungan Hidup dan langsung

dibuang ke TPAS Puuwatu, maupun Pelayanan.

Tidak Langsung yaitu pengangkutan dilaksanakan dari

tempat penumpukan sementara (TPS) ke tempat TPAS Puuwatu.

48
Pengolahan: Proses pengolahan tidak hanya dilakukan di TPA

namun juga dilakukan di TPST. Program pengolahan di TPST

seperti pembuatan kompos dan daur ulang namun pelaksanaan

pengolahan di TPST belum sepenuhnya terlaksana dengan baik

disebabkan komitmen pengelola dan kemampuan modal serta skill

SDM yang terbatas. Terdapat beberapa TPST di Kota Kendari yang

terus beroperasi seperti di TPST Lahundape yang menghasilkan

kompos, dan sampah daur ulang. Juga TPST Alfaisin yang

mendaur ulang sampah menjadi kreasi (bunga, baju, dll) yang

bernilai ekonomis. Pemrosesan Akhir: Pemrosesan akhir sampah

dilakukan dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu

hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Pemrosesan akhir sampah dilakukan oleh Pemerintah Daerah

dengan menggunakan metode lahan urug terkendali metode lahan

urug saniter dan teknologi ramah lingkungan. TPAS terletak di

wilayah administrasi Kelurahan Puuwatu, Kota kendari dan memiliki

luas 17,46 Ha yang pengadaan lahannya bertambah secara

bertahap yakni tahun 2002 sebanyak 12,46 Ha dan pada tahun

2013 bertambah sebanyak 5 Ha yang dibiayai oleh Anggaran

Pemerintah Daerah Kota Kendari dan diperkirakan dapat

beroperasi minimal 20 tahun. TPAS ini mulai beroperasi pada tahun

2002 secara Open Dumping sampai 2007 dan terus dikembangkan

pada tahun 2008 operasional TPAS berubah menjadi Control

49
Landfill, di mana sampah yang datang setiap hari diratakan dan

dipadatkan dengan alat berat. Sampah dipadatkan menjadi sebuah

sel, kemudian sampah yang sudah dipadatkan tersebut dilapisi

dengan tanah setiap lima atau seminggu sekali. Hal ini dilakukan

untuk mengurangi bau, mengurangi perkembangbiakan lalat, dan

mengurangi keluarnya gas metan. Selain itu, dibuat juga saluran

drainase untuk mengendalikan aliran air hujan, saluran pengumpul

air lindi (leachate) dan instalasi pengolahannya, pos pengendalian

operasional, dan fasilitas pengendalian gas metan.

4.1.7.2 Strategi Keberlanjutan

Pembangunan berkelanjutan mempertimbangkan perspektif

ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam mencapai pembangunan

berkelanjutan dari perspektif ekonomi, maka dipertimbangkan cara

untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa

menghabiskan modal alam. Kebijakan Pengelolaan sampah di

Kota Kendari pun memperhatikan aspek ekonomi dalam

pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Camat

Kendari Barat Bapak AY pada tanggal 17 januari 2022 Pukul

09.00-09.40 WITA di Kantor Camat Kendari Barat mengatakan:

Sampah di kecamatan Kendari Barat banyak di dominasi oleh


sampah rumah tangga, sampah plastik serta sampah pasar. Kami
mengigatkan kepada para masyarakat terkait jadwal pembuangan
sampah agar tidak telat membawa sampahnya ke pembuangan
sementara sebelum pukul 06.00 pagi, yang kami pikirkan ini
rekan-rekan yang mengangkut sampah agar pekerjaan mereka

50
lebih muda dan juga dengan adanya Bank sampah yang ada di
Kecamatan Kendari Barat ini sungguh sangat membantu dalam
mengurangi timbulan sampah yang dimana dengan adanya juga
Bank Sampah ini masyarakat membentuk kelompok untuk
membuat kerajinan-kerajinan dari sampah dan juga hasil dari
kerajinan ini bisa di tukar degan beras maupun tabung gas dan di
Kecamatan Kendari Barat ini sendiri sudah memiliki 2 Bank
Sampah 1 di Kelurahan Lahundape dan satunya lagi di Kelurahan
Kemaraya.

Berdasarkan hasil Wawancara Keberadaan Bank

Sampah di Kecamatan Kendari Barat sangat membantu

mengurangi jumlah timbunan sampah yang dimuat ke TPA.

4.1.8 Wilayah Dinas Lingkungan Hidup


Wilayah Dinas lingkungan hidup adalah Kawasan yang

menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintahan Kota

Kendari dalam meningkatkan upaya pengendalian pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup serta upaya pelestarian sumber daya

alam, ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Dinas Lingkungan Hidup dipimpin oleh Kepala dinas sebagai

eksekutif yang dibantu oleh perangkatnya dalam menjalankan

siklus program kegiatan di dalam permasalahan lingkungan di Kota

Kendari. Berikut merupakan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan

Hidup Kota Kendari.

51
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara


Tahun 2021
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian terdiri dari data primer dan data skunder. Data

primer yang penulis peroleh dari observasi melalui peninjauan langsung

dibeberapa lokasi dan Organisasi Perangkat Daerah dan wawancara

Pejabat serta pegawai, para petugas pelaksana lapangan seperti

angkutan dan tim sapuan, serta masyarakat. Data sekunder yang penulis

peroleh dari dokumen – dokumen milik Dinas Lingkungan Hidup Kota

Kendari. Dari data yang diperoleh, penulis menganalisis dari Teori

Implementasi milik Marille S. Grindle.

52
4.2.1 Implementasi Perda Nomor 4 tahun 2015 Tentang Pengelolaan

Sampah di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara

Analisis menurut teori ini merupakan salah satu analisis dari sudut

pandang para ahli atau pakar di bidang pemerintahan untuk mengetahui

suatu permasalahan dalam bidang pemerintahan, dengan beberapa

aspek-aspek untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam bidang

pemerintahan. Dengan ini analisis yang penulis gunakan mengacu pada

bagian Bab II yaitu analisis Menurut Grindle (Subarsono, 2012:93).

Implementasi kebijakan menurut Merilee S. Grindle terdiri atas variabel

dan indikator yang terdiri dari isi kebijakan yang indikatornya: kepentingan

berpengaruh, tipe manfaat, derajat perubahan yang diharapkan, letak

pengambilan keputusan, pelaksana program, sumber daya yang

digunakan serta lingkungan implementasi yang juga memiliki beberapa

indikator seperti: kekuasaan, karateristik lembaga atau rezim yang

berkuasa, dan tingkat kepatuhan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa

Merilee S. Grindle dapat menilai keberhasilan suatu implementasi

kebijakan dengan cara melihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan

apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu

melihat pada action program dari individual proyek dan yang kedua

apakah tujuan program tersebut tercapai. Untuk menganalisis berkaitan

dengan Implementasi Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan

Sampah di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara. Selanjutnya penulis akan membahas analisis di lapangan

menurut teori tersebut.

53
4.2.1.1 Isi Kebijakan

Pada saat membuat suatu kebijakan ada beberapa hal

penting yang harus dilakukan, salah satunya yaitu isi dari suatu

kebijakan yang dibuat harus memenuhi kebutuhan kelompok yang

dituju dari sebuah kebijakan yang ditentukan. Isi dari suatu

kebijakan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan

pencampainnya, karena kebijakan dinilai berhasil jika telah

menyelesaikan tahapan penetuan dan penetapan isi kebijakan

sebelum dilakukan.

Dalam teori implementasi kebijakan Merille S. Grindle

(Subarsono, 2012:93) juga menetapkan bahwa isi kebijakan

menjadi hal yang paling penting dalam implementasiannya, dimana

ia mengkategorikan bahwa implementasi kebijakan dapat berjalan

apabila isi kebijakannnya memiliki enam kriteria yang ia maksudkan

yaitu kepentingan-kepentingan terkait, jenis manfaat yang

diperoleh, perubahan yang diinginkan, letak pengambilan

keputusan, pelaksana program dan sumber-sumber daya yang

digunakan untuk melaksanakan kebijakan. Dalam pelaksanaan

implementasi perda di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari ingin

dilihat apakah implementasi perda ini telah memenuhi enam

kategori isi kebijakan yang sesuai dengan teori Grindle, berikut ini

adalah penjelasan Implementasi Perda No 4 Tahun 2015 ini di

54
Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari menurut indikator-indikator

dari isi kebijakan.

4.2.1.1.1 Kepentingan Yang Dipengaruhi Oleh Kebijakan

Kebijakan yang termasuk didalamnya ialah suatu

peraturan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan

semua konflik di dalam masyarakat dan konflik di pemerintahan

yang melibatkan kepentingan dari beberapa pihak tertentu maupun

pihak yang terkait dalam pengimplementasian kebijakan. Beberapa

kepentingan yang berkaitan dengan kebijakan merupakan sasaran

utama dari kebijakan tersebut contohnya masyarakat dan

pemerintah itu sendiri. Beberapa kepentingan yang berkaitan

dengan implementasi kebijakan adalah indikator yang berpendapat

bahwa suatu kebijakan didalam pelaksanannya tentu melibatkan

banyak kepentingan yang membawa pengaruh terhadap

pengimplementasiannya.

Dalam penelilitian ini peneliti melakukan wawancara

dengan Informan menanyakan tentang kepentingan-kepentingan

apa yang membuat masyarakat yang ada di Kecamatan Kendari

Barat tersebut sehingga ikut berpartisipasi dalam Implementasi

Perda ini.

Kemudian Berdasarkan wawancara yang dilakukan

dengan Camat Kendari Barat 17 januari 2022 Pukul 09.00-09.40

Camat Kendari Barat dibantu dengan pihak-pihak terkait dalam


penanganan pengelolaan sampah melakukan sosialisasi ke setiap

55
kelurahan di Kecamatan Kendari Barat dalam rangka
memberitahukan pada masyarakat tentang Perda no 4 tahun 2015
tentang Pengelolaan Sampah serta sekaligus memberikan motivasi
dan pelatihan kepada masyarakat agar bisa mengelola sampahnya
dengan baik sehingga sampah yang dihasilkan bisa dirubah
menjadi rupiah atau nilai ekonomis yang bermanfaat untuk
masyarakat juga.

Dengan upaya sosialisasi yang dilakukan pemerintah

terhadap masyarakat terkait Pengelolaan sampah ini masyarakat di

Kecamatan Kendari Barat sudah mengetahui Perda ini.

4.2.1.1.2 Jenis Manfaat Yang Diperoleh

Dalam point Content of Policy yang merupakan isi

kebijakan menurut pendapat Merilee S Grindle berusaha untuk

menunjukan dan menjabarkan bahwa dalam suatu kebijakan

harus terdapat beberapa jenis manfaat yang

memperlihatkan dampak positif dari pengimplementasian

kebijakan yang akan dilakukan. Suatu kebijakan yang tentu

memberikan manfaat aktual kepada banyak pelaku akan lebih

mudah di Implementasikan dibandingkan dengan suatu kebijakan

yang tidak bermanfaat.

Kebijakan-kebijakan yang disahkan oleh pemerintah

seperti program, peraturan, atau perundang-undangan sebagai

landasan hukum harus memberikan suatu hal yang bermanfaat,

berdampak positif dan dapat merubah kearah yang lebih baik dari

hasil pengimplementasiannya. Semua kebijakan pasti upaya

ataupun usaha dari pemerintah untuk menjadikan sesuatu yang

56
lebih baik lagi dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada

serta bermanfaat.

Suatu kebijakan biasanya memiliki input atau hasil yang

bersifat positif ataupun negatif, hal ini berkaitan erat dengan

respon yang diberikan oleh objek dari kebijakan tersebut. Begitu

pula halnya dengan implementasi perda ini, kebijakan ini

merupakan bentuk pengurangan sampah dan juga bentuk

menstimulus kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah

yang ada di Kota Kendari khususnya di Kecamatan Kendari Barat.

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak Dinas

Lingkungan Hidup Kota Kendari sebagai selaku implementor

Perda ini dan Camat Kecamatan Kendari Barat dapat berjalan

sesuai dengan apa yang diharapkan.

Wawancara dengan Kabid Persampahan & LB3 Bapak AJ

pada tanggal 11 Januari 2022 pukul 09.20-10.00 WITA di Kantor

Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari:

Semenjak Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah ini di


tetapkan sirkulasi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA menjadi
sangat lancar. Selain itu pihak Dinas Lingkungan Hidup sudah
mulai menambah armada satu unit mobil sampah berjenis
compactor yang dimana ini lebih efisien dari mobil sampah
konvensional, rencanannya tahun ini kami akan menambah satu
unit lagi dan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari juga
mulai meningkatkan anggota untuk tim pengangkut sampah agar
tetap berjalannya pengangkutan sampah dengan lancar.
Kemudian Berdasarkan wawancara yang dilakukan

dengan Camat Kendari Bapak AY pada tanggal Barat 17 januari

2022 Pukul 09.00-09.40

57
Saat di berlakukannya Peraturan Daerah Tentang Pengeloaan
Sampah ini tentunya sudah ada banyak manfaat yang diberikan
contohnya pihak Kecamatan melakukan sosialisasi dan
mengadakan Bank Sampah yang aktif dan juga dari Bank Sampah
ini kami menawarkan kepada masyarakat untuk kreatifitasan
mereka dari mengolah sampah menjadi karya yang unik dapat
ditukarkan menjadi beras maupun lainnya dengan adanya Bank
Sampah ini secara tidak langsung kami sudah mengurangi timbulan
sampah.
Peneliti mendapatkan informasi bahwa untuk Kecamatan

Kendari Barat tentunya sudah ada manfaat yang diterima.

Jadi, dari hasil penelitian di atas, penulis

menginterpretasikan bahwa ada manfaat yang signifikan yang

diperoleh oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup dan pihak Kecamatan

Kendari Barat. Pihak pemerintah serta masyarakat dari

Implementasi Perda ini juga mendapatkan manfaat dari adanya

kebijakan ini, dimana di Kecamatan Kendari Barat sendiri membuat

Bank Sampah yang aktif sehingga dapat mengurangi tumpukan

sampah yang berada dirumah masyarakat sehingga menciptakan

lingkungan yang asri dan bersih dan juga dari hasil kreatifitas

masyarakat dapat menjadi berkah.

4.2.1.1.3 Derajat Perubahan Yang Ingin Dicapai

Kebijakan tidak dapat dipecahkan dari suatu subjek yang

akan diperoleh, yang ingin dijelaskan dalam poin ini ialah bahwa

sebanyak apapun perubahan yang ingin dicapai dari sebuah

implementasi kebijakan harus memiliki skala yang tepat. Beberapa

manfaat yang berkaitan langsung dengan perubahan yang

58
diharapkan dari sebuah kebijakan. Suatu kebijakan yang terlalu

menuntut adanya perubahan sikap dan

perilaku yang signifikan akan lebih sulit untuk di

implementasikan. Selain itu, kebijakan yang dirancang untuk

mencapai tujuan jangka panjang, akan mendapatkan kesulitan

dalam proses implementasi dibandingkan dengan kebijakan yang

secara nyata memberikan dampak keuntungan langsung terhadap

kelompok sasaran.

Adapun tujuan dalam Implementasi Perda ini didasari karena

banyaknya sampah yang ada di Kecamatan Kendari Barat.

Program pengelolaan sampah ini didasari oleh Perda Nomor 4

Tahun 2015. Pengelolaan persampahan serta paradigma mengenai

sampah yang langsung dibuang ke TPA harus berganti menjadi

paradigma baru dimana sampah harus dipilah dari sumbernya lalu

dilakukan pengumpulan lalu sampah akan didaur ulang dan

sampah yang tidak dapat digunakan lagi dibuang ke TPA.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menurut pihak Dinas

Lingkungan Hidup Kota Kendari perubahan yang ingin dicapai

dengan adanya Implementasi sampah ini adalah untuk mengurangi

sampah. Hal ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan dengan

Kabid Persampahan & LB3 11 Januari 2022 pukul 09.20-10.00

WITA di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari:

Dari Perda ini kami harapkan ialah menumbuhkan rasa kepedulian


kepada sesama umat manusia serta tentunya tujuan utama nya

59
adalah mengurangi tumpukan sampah yang kita tau tahun ke tahun
tumpukan sampah disini semakin meningkat.
Perubahan yang diharapkan tidak hanya sebatas

mengurangi jumlah sampah yang ada di Kota Kendari khususnya

kecamatan Kendari Barat saja, namun adanya Perda ini juga

diharapkan dapat mengubah pola fikir masyarakat untuk peduli

dengan sampah. Hal ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan

dengan Kabid Persampahan & LB3 Bapak AJ pada tanggal 11

Januari 2022 pukul 09.20-10.00 WITA di Kantor Dinas Lingkungan

Hidup Kota Kendari:

Dalam hal ini kami juga berharap selain berkurangnya tumpukan


sampah juga membuat masyarakat lebih peduli terhadap sampah,
yang mana tentunta itu akan menciptakan lingkungan yang lebih
asri
Masyarakat selaku kelompok sasaran juga mengharapkan

adanya perubahan dengan adanya Perda tentang pengelolaan

sampah ini di Kecamatan Kendari Barat ini, Hal ini sejalan dengan

wawancara yang dilakukan dengan Ibu ZY selaku masyarakat di

rumah beliau pada hari selasa, 2 Februai 2022 pukul 09.00 WITA,

bahwa;

Dengan adanya Perda no 4 tahun 2015 ini, saya harap


berkuranglah sampah-sampah plastik ini, soalnya sampah plastk ini
kan lama terurai nya terus banyak juga kan penggunaan plastik
disini, nah kalau ada program ini kan enak, sampah plastik jadi
berkurang karena diolah menjadi kreatifitas
Derajat perubahan dengan adanya Perda tentang

pengelolaan sampah ini dari pemerintah mempunyai tujuan yang

baik yaitu adalah untuk mengurangi sampah, mengingat volume

sampah di Kota Kendari yang semakin meningkat. Perda ini

60
merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah,

untuk perubahan yang dirasakan masyarakat dengan adanya

Perda tentang pengelolaan sampah sangat terasa dalam

pengurangan sampah.

61
4.2.1.1.4 Letak Pengambilan Keputusan

Mengambil suatu keputusan dari sebuah kebijakan

memiliki tugas penting dalam melakukan sebuah kebijakan. Oleh

karena itu, pada bagian ini harus dijelaskan letak pengambilan

suatu keputusan dalam sebuah kebijalan yang akan

diimplementasikan. Pengambilan suatu keputusan berkaitan

dengan para stakeholder yang mana setiap aktivitas atau program

harus tepat dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku dan

keputusan yang diambil juga berkaitan dengan kepentingan

bersama. Pegambilan keputusan dalam suatu kebijakan memiliki

peranan penting dalam penentuan kesuksesan suatu program

pengimplementasian. Isi dari suatu kebijakan akan mengarahkan

kepada posisi pengambilan keputusan. Kebijakan dalam bidang

tertentu diputuskan dari sejumlah unit pengambil kebijakan dan ada

juga kebijakan tertentu yang hanya ditentukan oleh beberapa unit

pengambil kebijakan.

Wawancara dengan Kabid Persampahan & LB3 Bapak AJ

pada tanggal 11 Januari 2022 pukul 09.20-10.00 WITA di Kantor

Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari:

Peraturan Daerah no 4 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah ini


adalah hasil dari masalah yang ada kemudian pemerintahan kota
Kendari dengan merespon masalah tersebut megambil Tindakan
dengan membuat Perda ini yang agar dapat dilaksanakan
kebijakan yang telah dirumuskan ini dan perda ini juga sebagai
bentuk kepedulian pemerintah.

62
Perda tentang pengelolaan sampah ini diluncurkan oleh

pemerintah Kota Kendari sebagai bentuk kepedulian kepada

masyarakat agar sampah di Kota Kendari Khususnya di Kecamatan

Kendari Barat dapat berkurang.

4.2.1.1.5 Pelaksanaan Program

Pada saat menjalankan sebuah kebijakan atau kegiatan

yang harus didukung dengan adanya pelaksanaan kebijakan yang

dilakukan mampu berkompeten dan kapabel demi kesuksesan

sebuah kebijakan, maka hal ini harus tertata atau terdata dengan

baik. Sesungguhnya proses implementasi kebijakan tidak hanya

menyangkut perilaku badan administratif yang bertugas untuk

melakukan kegiatan atau program yang menimpulkan ketaatan

dalam kelompok sasaran, melainkan kepada kekuatan politik,

ekonomi dan sosial yang langsung berkaitan dengan perilaku dari

semua pihak yang terlibat yang pada akhirnya berpengaruh kepada

tujuan dari suatu kebijakan baik hal negatif maupun positif.

Pelaksanaan suatu program merupakan hal penting dari

sebuah kebijakan dikarenakan pelaksanaan program adalah

pendorong maupun alat yang bertujuan untuk mencapai suatu

keberhasilan yang telah ditetapkan diawal pembuatan suatu

kebijakan. Dapat diartikan pelaksana merupakan penyedia dan

pemberi layanan bagi masyarakat di dalam suatu kegiatan atau

program. Selain itu, pelaksanaan kegiatan juga berperan sebagai

63
tolak ukur dalam melihat sejauh mana suatu kegiatan dilaksanakan.

Untuk mengetahui pelaksanaan Perda Pengelolaan sampah yaitu

Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari.

Disposisi atau sikap pelaksana kebijakan dalam

melaksanakan kebijakan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015

Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Kendari dapat dilihat melalui

tingkat kepatuhan pelaksana kebijakan. Jika pelaksanaan ingin

efektif dan efisien, maka para pelaksana tidak hanya mengetahui

apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan

untuk melaksanakannya. Para pelaksana implementasi kebijakan

yang akan melakukan tugasnya diharapkan memiliki keinginan

untuk dapat bekerja dengan patuh dalam pelaksanaan kebijakan

implementasi tersebut. Komitmen yang tinggi dari pelaksana

kebijakan akan membuat aparatur selalu antusias dalam

melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab

melalui pemahaman tentang tugas-tugas mengenai pengelolahan

sampah yang akhirnya dapat menjalankan implementasi kebijakan

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan

Sampah di Kota Kendari dengan baik. Berdasarkan hasil

wawancara Kabid Persampahan & LB3 11 Januari 2022 pukul

09.20-10.00 WITA di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari:

DLHK berkomitmen dalam mewujudkan pelayanan prima dalam


penanganan sampah di Kota Kendari dan berpedoman kepada
peraturan peraturan yang ada. Kalau mengenai perda untuk aparat
kita khususnya di Lingkungan Hidup sudah paham

64
Wawancara dengan Kabid Persampahan & LB3

menegaskan bahwa untuk aparat atau petugas persampahan

mereka sudah paham dengan perdoman dengan undang-undang

yang ada.

Kemudian dari hasil Berdasarkan wawancara yang


dilakukan dengan Camat Kendari Barat 17 januari 2022 Pukul
09.00-09.40:
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang
pengelolaan sampah di Kecamatan Kendari Barat bukan hanya
tugas Kecamatan maupun dinas-dinas terkait, melaikan menjadi
tanggung jawab seluruh masyarakat di Kota Kendari. Bentuk
pelaksanaannya yaitu melalui sosialisasi, pembinaan dan
pengawasan.
Masyarakat sendiri merupakan komponen terpenting

dalam pelaksanaan Pengelololaan Sampah itu sendiri karena dari

masyarakatlah tempat sumber timbulan sampah itu dihasilkan

namun, masih kurangnya kesadaran dari masyarakat dan terkesan

bersikap acuh tak acuh terhadap kebijakan ini. Mereka belum

menyadari bahwa sudah menjadi tugas mereka untuk membantu

pemerintah daerah dalam mengatasi suatu masalah tersebut.

Selain itu diperlukan menjalin komunikasi yang baik antara

pemerintah dan masyarakat sebagai sasaran kebijakan.

4.2.1.1.6 Sumber-Sumber Daya Yang Digunakan

Pelaksanaan suatu program harus didukung oleh sumber

daya yang membantu dalam pelaksanaan kebijakan agar berjalan

dengan lancar. Sumber daya tersebut menjadi kunci utama dalam

kesuksesan dari tahapan pengimplementasian dari kebijakan suatu

daerah. Jika isi dari suatu kebijakan telah dikomunikasin dengan

65
konsisten dan jelas, namun apabila imelementator kurang sumber

daya untuk melakukan pelaksanaan kebijakan makan implementasi

tidak akan berjalan secara efektif. Sumber daya ini dapat terwujud

sebagai sumber daya manusia yaitu kompetensi implementator,

sumber daya finansial atau peralatan sarana/prasana. Tanpa

dukungan dari sumber daya, maka suatu kebijakan hanya menjadi

data-data yang terpapar di atas kertas saja.

Pada saat pelaksaan suatu kebijakan perlu didukung

dengan sumber daya yang bisa berkontribusi memberikan

dukungan positif dan berguna dalam menjalankan kesuksesan

pelaksanaan suatu kebijakan maupun sebuah program. Sumber

daya yang memadai pastinya akan membantu dalam pelaksanaan

suatu kebijakan agar berjalan dengan baik, efektif, maksimal dan

efesien. Pada bagian ini penulis ingin dijelaskan bahwa dalam

pengimplementasian Perda Nomor 4 tahun 2015 tentang

pengelolaan sampah di Kecamatan Kendari barat apakah didukung

oleh sumber sumber-daya yang tepat, memadai atau tidak.

Sebagai pelaksana Perda ini Dinas Lingkungan Hidup

Kota Kendari mengungkapkan bahwa sejauh ini sudah cukup

memberikan fasilitas sumber daya sarana prasarana, Hal ini sejalan

dengan wawancara yang dilakukan dengan Kabid Persampahan &

LB3 Bapak AJ pada tanggal 11 Januari 2022 pukul 09.20-10.00

WITA di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari:

66
Untuk masalah sumber daya yang di gunakan saya rasa bisa
dibilang cukup tapi tidak bisa di pungkiri kami butuh armada lebih
lagi dengan juga tenaga kerja atau pegawai pengangkut sampah,
tapi dengan armada dengan yang kami miliki sekarang saya rasa
untuk saat ini masih sanggup untuk membersihkan sampah di Kota
Kendari ini. Kami dinas lingkungan hidup sudah memiliiki sarana
dan prasarana seperti Mobil sampah, Dozer, Kompektor dan eksa
serta para petugas kebersihan yang siap bekerja kapan saja dan
mobil sampah kami siap kapan saja untuk mengangkut sampah di
kota ini
Secara keseluruhan penulis menginterpretasikan bahwa

pengimplementasian Perda Nomor 4 tahun 2015 ini dengan

indikator sumber-sumber yang digunakan dalam

pengimplementasiannya sudah cukup memadai. Dimana idealnya

bahwa sebuah kebijakan dapat berhasil dilaksanakan apabila

didukung dari sumber daya-sumber daya yang ada baik sumber

daya manusia, sumber daya finansial dan sarana prasana.

4.2.1.2 Konteks Kebijakan

Selain isi kebijakan yang menjadi faktor menentukan hasil dari

implementasi suatu kebijakan, konteks kebijakan juga menjadi aspek

penting dalam menentukan kesuksesan implementasi kebijakan tersebut.

Isi kebijakan selalu dianggap sebagai faktor krusial, dikarenakan dampak

nyata atau potensialnya akan bergantung kepada lingkungan sosial,

ekonomi dan politik. Segala kebijakan juga harus mempertimbangkan

lingkungan dan konteks dimana administrative dilaksanakan.

Ketika implementasi dari kebijakan berproses, akan banyak

faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kebijakan seperti: perencanaan,

politisi dari berbagai tingkatan, kelompok sasaran, elite ekonomi maupun

67
pelaksana. Berdasarkan dari teori Grindle, ada tiga macam indikator yang

menjadi bagian dari variable atau aspek kebijakan ini, diantaranya adalah:

(1) kekuasaan, kepentingan dan strategi faktor yang terlibat.

(2) karakteristik lembaga dan penguasa.

(3) kepatuhan dan daya tanggap.

Konteks kebijakan juga perlu diperhatikan dalam

mengimplementasikan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengetahui

hal apasaja yang termasuk ke dalam sebuah implementasi kebijakan.

Menurut teori implementasi Merilee S. Grindle, konteks kebijakan adalah

faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu implementasi kebijakan.

4.2.1.2.1 Kekuasaan, Kepentingan-Kepentingan Dan Program Atau

Strategi Dari Aktor Yang Terlibat

Pada suatu kebijakan perlu memperhatikan kekuatan,

kekuasaan, kepentingan-kepentingan juga program yang digunakan oleh

para subjek, bertujuan untuk memperlancar jalannya pelaksanaan suatu

implementasi kebijakan. Apabila hal ini tidak diperhitungkan dengan baik,

maka kebijakan yang dibuat tidak akan berjalan dengan lancar.

Pelaksanaan dari suatu kebijakan akan berpengaruh dari kekuasaan,

kepentingan dan juga strategi yang dilakukan oleh para aktor, baik oleh

pembuat kebijakan, pelaksanaan bahkan juga subjek lain di luar itu baik

yang disengaja ataupun tidak disengaja, dan baik secara langsung

ataupun tidak langsung.

Di dalam implementasi Perda Nomor 4 tahun 2015, seperti

yang sudah dijelaskan bahwa Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari dan

68
Kecamatan Kendari Barat merupakan implementor dari Perda ini dan

pelaksana program ini adalah untuk masyarakat menjadi sasaran dari

kebijakan ini.

Berdasarkan hasil wawancara, adapun strategi yang telah

dilakukan Pemerintah demi keberhasilan Perda Nomor 4 tahun

2015 tentang pengelolaan sampah di Kecamatan Kendari Barat Hal

ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan dengan Camat

Kendari Barat Bapak AY pada tanggal 17 Januari 2022 Pukul

09.00-09.40:

Kami sebagai pelaksana atau implementor Perda tentang pengelolaan

sampah ini berupaya untuk mewujudkan keberhasilan Perda ini dengan

cara bertanggung jawab mulai dari pembiayaan, pengelolaan, serta gaji-

gaji petugas.

Hal tersebut juga ditambahkan oleh Kabid Persampahan

& LB3 Bapak AJ pada tanggal 11 Januari 2022 pukul 09.20-10.00

WITA di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari:

Kami untuk saat ini sudah memiliki 1 unit compactor yang


beroperasi di jalan sekitaran MTQ nantinya rencana kami tidak ada
lagi tempat sampah atau TPS rencananya kami akan bongkar dan
nantinya setiap rumah punya tempat sampah masing-masing yang
dimana tempat sampahnya minimal tempat sampah yang beroda
agar nanti petugas kebersihan tinggal menariknya dan secara
otomatis akan diangkat oleh mobil compactor ini tapi ini masih
dalam tahap percobaan mengingat kami baru mempunyai satu unit.
Jadi, dapat dikatakan tidak adanya strategi yang cukup

efektif yang lakukan pihak dinas atau pemerintah untuk

69
keberhasilan Perda ini mengingat kurangnya unit, Hal ini tentunya

akan sangat berpengaruh dalam membantu atau menyukseskan

Perda ini.

4.2.1.2.2 Karakteristik Dari Lembaga Dan Rezim Yang Berkuasa

Tempat suatu kebijakan akan dilaksanakan juga akan

berpengaruh terhadap kesuksesannya, oleh karena itu pada bagian

ini di jelaskan tentang karakteristik dari lembaga yang bersangkutan

dengan suatu kebijakan. Pada implementasi yang dibuat,

pelaksanaannya tidak akan terlepas dari para pelaksana kebijakan

itu sendiri. Karakteristik stakeholders pada hal ini tepat dengan

tugas dan pokok masing-masing dinas atau instansi terkait dalam

melaksanakan tugasnya.

Seperti halnya pada program pengelolaan sampah yang ada di

Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari, terkait implementasinya, ada

pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pelaksanaannya seperti Dinas

Lingkungan Hidup Kota Kendari, unit pelaksana dan masyarakat yang

menjadi sasaran pada program pengelolaan sampah ini. Pada point ini,

peneliti meneliti tentang bagaimana peran Kecamatan Kendari Barat

selaku Implementor Program Perda Nomor 4 Tahun 2015, bagaimana

kinerja Kecamatan Kendari Barat dan Dinas Lingkungan Hidup Kota

Kendari dalam upaya pelaksanaan menjalankan Perda Nomor 4 Tahun

2015, dan bagaimana penilaian masyarakat terhadap sikap pegawai yang

ada di Kecamatan Kendari Barat.

70
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Kecamatan

Kendari Barat berpengaruh terhadap kelancaran program ini,

Pemerintah mempunyai peran untuk memfasilitasi jalannya Perda

Nomor 4 Tahun 2015. Camat Kendari Barat Bapak AY pada

tanggal 17 Januari 2022 Pukul 09.00-09.40:

Sebelum perda ini berjalan yang pasti kami melakukan sosialisasi terlebih

dahulu ke masyarakat, contohnya ya Kelurahan, kemudian pas perda ini

terlaksana juga kami melakukan pengawasan agar perda ini bisa berjalan

lancar.

Hal tersebut juga diperjelas oleh Ibu ZY selaku

masyarakat di rumah beliau pada hari selasa, 2 Februai 2022 pukul

09.00 WITA, bahwa:

Pernah memang ada pihak dari kecamatan sosialisasi ke


masyarakat, mereka ngejelasin tentang program itu, dan juga kami
di ajak untuk melakukan kreatifitas di bank sampah.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa

pemerintah Kecamatan Kendari Barat cukup peduli dengan

kebijakan ini, hal ini ditunjukkan Pemerintah Kecamatan Kendari

Barat selain sebagai implementor mereka juga memberikan fasilitas

serta pengawasan kepada jalannya Perda ini.

Jalannya Perda Nomor 4 Tahun 2015 ini yang ada di

Kecamatan Kendari Barat juga dipengaruhi oleh bagaimana sikap

pegawai yang sedang melayani masyarakat, bagaimana sikap

pegawai Bank Sampah untuk mengajak dan mensosialisasikan

71
program bank sampah yang bertujuan untuk memajukan atau

melancarkan jalannya Perda Nomor 4 tahun 2015 yang ada di

Kecamatan Kendari Barat. Sikap pegawai di sampah pada saat

melayani masyarakat dikatakan cukup baik.

Secara keseluruhan, penulis menginterpretasikan bahwa

konteks Pelaksanaan Perda Nomor 14 tahun 2015 dengan indikator

karakteristik dari lembaga dan rezim yang berkuasa dalam

pengimplementasiannya sudah cukup baik. Dimana pengawasan

yang dilakukan oleh pihak Pemerintahan Kecamatan Kendari Barat

Terkait dengan Perda Nomor 14 tahun 2015 tentang pengelolaan

sampah sudah dirasa cukup efektif, ditambah lagi sikap pegawai

bank sampah yang sudah dirasa cukup baik.

4.2.1.2.3 Tingkat Kepatuhan Dan Adanya Respon Para Pelaksana

Konteks utama kebijakan ini adalah indikator tingkat

kemampuan dan adanya respon baik dari petugas atau pelaksana

kebijakan sebagai hal yang juga sama pentingnya dalam menentukan

siapa pelaksananya, dikarenakan tingkat kepatuhan dan adanya respon

dari para pelaksana kebijakan merupakan bentuk partisipasi yang akan

mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Merillle S

Grindle mengatakan bahwa indikator hal terakhir dari suatu implementasi

kebijakan adalah ditentukan dari sejauh mana respon serta ketaatan dari

pelaksana untuk menaggapi suatu kebijakan. Pada bagian ini ingin

dijelaskan sejauh mana tingkat kepatuhan dan daya tanggap dari

pelaksana kebijakan Perda Nomor 14 tahun 2015, karena melalui daya

72
tanggap tersebut dapat dinilai sejauh mana para pelaksana mendukung

adanya Perda ini dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa

tingkat kepatuhan masyarakat kecamatan Kendari Barat untuk

dapat berpartisipasi dalam mendukung Perda Nomor 4 tahun 2015

belum cukup baik. Hal tersebut disampaikan oleh Camat Kendari

Barat Bapak AY pada tanggal 17 februari 2022 Pukul 09.00-09.40

WITA:

Untuk kepatuhan masyarakat saya rasa khususya untuk di Kecamatan

Kendari Barat masih kurang merespon adanya Perda ini sehingga masih

ada banyak oknum yang membuang sampah sembarangan dan kurang

memilah sampah dengan baik

Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa respon dari

kelompok sasaran yaitu masyarakat dengan adanya Perda ini sudah

cukup baik.

73
4.2.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi

Kebijakan program Pengelolaan Sampah di Kecamatan

Kendari Barat Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

4.2.2.1 Faktor Pendukung

4.2.2.1.1 Petugas Yang Bertugas

Petugas yang bertugas dalam hal ini menyangkut

tentang kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh

masing-masing petugas kebersihan sampah yang dari

analisis yang sudah dibahas sebelumnya dapat dilihat

bahwa kemampuan setiap petugas dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya sudah berjalan secara maksimal dilihat

dari respon masyarakat yang mengatakan bahwa sikap dari

petugas sudah cukup baik.

4.2.2.1.2 Fasilitas

Dalam penerapan kebijakan tentunya fasilitas

menjadi faktor penting yang akan menentukan kebijakan itu

akan berhasil atau tidak. Pada Impelementasi Perda di

Kecamatan Kendari Barat ini penulis melihat fasilitas yang

disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari

sudah cukup lengkap, mulai dari Kendaraan angkutan

sampah dan juga dari pihak Pemerintah Kecamatan

Kendari Barat tempat Bank Sampah yang ada di Kelurahan

74
lahundape. Dalam hal ini tentunya dirasa sudah cukup baik,

Kecamatan Kendari Barat dan Dinas Lingkungan Hidup

Kota Kendari menyediakan berbagai hal atau fasilitas guna

mendukung kelancaran Implementasi Perda ini.

4.2.2.2 Faktor Penghambat

4.2.2.2.1 Kurangnya Tingkat Kesadaran Masyarakat

Masyarakat selaku sasaran dari program pengelolaan

sampah menjadi faktor penghambat dikarenakan masih

kurangnya respon dari masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh

kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah serta mengelola

sampah, masih banyak masyarakat yang membuang sampah

sembarangan, tentu hal ini akan menjadikan lingkungan menjadi

semakin kotor serta kualitas tanah juga akan menurun, karena

yang kita tau juga bahwa sampah plastik sangat sulit untuk ter

urai.

4.2.2.2.2 Kurangnya Sumber Daya Manusia Yang Mau jadi

Petugas Kebersihan

Kurangnya Sumber Daya Manusia yang ingin menjadi

petugas kebersihan yang dikarenakan remaja atau usia produktif

di kota Kendari kebanyakan menganggap pekerjaan ini dengan

sebelah mata karena pekerjaan ini berurusan dengan sampah.

75
Hal diatas dikuatkan dengan wawancara dari Kabid

Persampahan & LB3 Bapak AJ pada tanggal 11 Januari 2022

pukul 09.20-10.00 WITA di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota

Kendari:

Masih adanya oknum-oknum walaupun tidak semua elemen


masyarakat yang beberapa orang masih membuang sampah
sembarang dan juga dalam memilah sampah belum maksimal dan
di Kota Kendari ini juga untuk pekerjaan menjadi petugas
kebersihan atau petugas persampahan masih sangat kurang di
minati apalagi untuk remaja yang berusia produktif, pekerjaan ini
di anggap sebelah mata oleh mereka di karenakan mungkin
pekerjaannya yang berkaitan dengan sampah dan juga pola pikir
mereka yang dimana sampah itu jelek padahal sejatinya semua
pekerjaan itu sama.
Hasil dari wawancari oleh karena itu disini penulis

membuat tingkat kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dan

kurangnya Sumber Daya Manusia yang ingin menjadi petugas

kebersihan menjadi faktor penghambat dari Implementasi Perda

Nomor 4 Tahun 2015

4.2.3 Upaya pemerintah dalam mengatasi hambatan dari

implementasi Kebijakan program pengelolaan Sampah di

Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara

Didalam setiap kebijakan selalu ada titik lemah atau

kelemahan, hal ini tentunya menjadi tantangan dari dinas terkait

untuk bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut. Kecamatan

Kendari Barat selalu berupaya agar Perda ini terus berjalan,

sesuai dari kelemahan yang penulis sebutkan yakni kurangnya

76
kesadaran atau respon masyarakat terkait Perda ini, Pemerintah

tentunya akan selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat

bahwa pentingnya Perda ini selain membuat lingkungan menjadi

bersih program ini juga menjad ajang buat memberishkan daerah

kita sendiri, pihak Kecamatan Kendari Barat upaya yang di

lakukannya adalah membuat Bank sampah dimana masyarakat di

tiap keluruhannya dapat berpatisipasi dalam membuat olahan

kriatifitas mereka masing-masing yang dimana dengan itu hasil

dari kreatifitasan mereka dapat di tukarkan dengan gas, minyak,

beras dan lainnya lagi.

77
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data tentang Implementasi Perda Nomor 4

Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah di Kecamatan Kendari Barat, Kota

Kendari, dengan tiga pokok rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini,

maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah di

kecamatan Kendari Barat oleh pemerintah dan Dinas Lingkungan

Hidup sudah berjalan baik, namun belum maksimal dapat dilihat dari:

- Isi kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Isi dari Perda

Nomor 4 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah memberikan

manfaat yang positif bagi masyarakat khususnya Kecamatan

Kendari Barat. Hal tersebut dikarenakan setelah ada Perda ini di

Kecamatan Kendari Barat ada perubahan-perubahan yang lebih

baik yang terjadi di Kecamatan Kendari Barat seperti

berkurangnya sampah kemudian dengan adanya program ini

juga masyarakat yang kurang mampu merasa terbantu. Hal ini

dapat dilihat dari hasil kreatifitas masyarakat yang di tukarkan ke

bank sampah.

- Lingkungan kebijakan

78
Berdasarkan dari proses terlaksananya Implementasi Perda

Nomor 4 tahun 2015 Kecamatan Kendari Barat dan Dinas

Lingkungan Hidup telah melakukan upaya dalam pengelolaan

sampah yaitu dengan kegiatan pengurangan dan penaganan

sampah selain itu sosialisasi tentang pengelolaan sampah juga

telah dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Kendari Barat yang

optimal karena masyarakat masih banyak yang menganggap

bahwa urusan persampahan dan lingkungan merupakan tugas

dari Pemerintah. Selain itu, masih kurangnya keasadaran atau

respon masyarakat dalam mendukung Perda Nomor 4 tahun

2015 tersebut yang tentunya mempengaruhi tingkat kesuksesan

pengimplementasian peraturan daerah ini.

2. Dalam penerapan Perda Nomor 4 tahun 2015 tentang pengelolaan

sampah tentunya memiliki beberapa faktor pendukung juga

penghambat dalam pelaksanaanya, berupa Faktor pendukung yang

pertama yaitu (a) Petugas yang bertugas dalam hal ini menyangkut

tentang kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-

masing petugas kebersihan sampah yang dari analisis yang sudah

dibahas sebelumnya dapat dilihat bahwa kemampuan setiap petugas

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sudah berjalan secara

maksimal dilihat dari respon masyarakat yang mengatakan bahwa

sikap dari petugas sudah cukup baik dan yang kedua (b) Fasilitas

yang memadai guna kelancaran Perda Nomor 14 tahun 2015

Tentang Pengelolaan Sampah, dalam penerapan kebijakan tentunya

79
fasilitas menjadi faktor penting yang akan menentukan kebijakan itu

akan berhasil atau tidak.

Faktor penghambat yang pertama yaitu (a) Kurangnya

Tingkat Kesadaran Masyarakat, selaku sasaran dari program

pengelolaan sampah menjadi faktor penghambat dikarenakan

masih kurangnya respon dari masyarakat. Hal ini ditunjukkan

oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah serta

mengelola sampah, masih banyak masyarakat yang

membuang sampah sembarangan. Kemudian penghambat

selanjutnya (b) Kurangnya Sumber Daya Manusia yang ingin

menjadi petugas kebersihan yang di karenakan remaja atau

usia produktif di kota Kendari kebanyakan menganggap

pekerjaan ini dengan sebelah mata karena pekerjaan ini

berurusan dengan sampah.

3. Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota

Kendari, yakni :

- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang betapa

pentingnya peduli terhadap lingkungan hidup guna menjadikan

lingkungan menjadi lebih asri dan bebas dari sampah.

5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai bahan

pertimbangan baik petugas kebersihan maupun Dinas Lingkungan Hidup

80
maupun pemerintah kecamatan dalam pengelolaan sampah di kecamatan

Kendari Barat antara lain:

1. Pemerintah Kecamatan Kendari Barat harus selalu mengedukasi

masyarakat kecamatan Kendari Barat dalam membuang sampah pada

tempat yang telah disediakan dan mengajarkan agar tidak apatis

terhadap lingkungan sekitar.

2. Pemerintah Kecamatan Kendari Barat sebaiknya menambah jumlah

petugas yang berusia masih produktif, karena dalam proses

pengangkutan kerumah-rumah dan membawa sampah ke TPA

membutuhkan tenaga yang besar sehingga proses pengelolaan sampah

berjalan baik dan optimal.

3. Dinas Lingkungan Hidup harus menyediakan sarana dan prasarana

pendukung lainnya yang masih kurang agar proses pengelolaan sampah

berjalan baik dan optimal.

81
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku/Jurnal
Abidin, S.Z. 2012.Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika

Afifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan Konsep Teori dan

Implementasinya di Era Reformasi. Bandung: Alfabeta

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Ahmadi, R. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media

Bungin, B. “Metodologi Penelitian Sosial” Surabaya: Airlangga University

Press, 2001.

Dunn, William N. 1998. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Handoko, T.H 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia

Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Hamdi, M. 2014. Kebijakan Publik. Bogor: Ghalia Indonesia

Moleong, L. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta:

Remaja Rosda Karya.

Miles, B. M. & Michael H. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Nain, U. 2007. Relasi Pemerintah Desa dan Supra Desa Dalam

Perencanaan dan Penganggaran Desa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prastowo, A. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif

82
Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Rizal, M. 2011. Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan (Sudi

kasus pada Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala).Jurnal Smartek, 9(2).

Rasyid, R. 2000, Makna Pemerintahan, PT. Mutiara Sumber Daya Widya,

Jakarta.

Subarsono, A. G. 2012. Analisis Kebijakan publik, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Soekanto, S. “Pengantar Penelitian Hukum” Jakarta: Rineka Cipta, 1983.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, CV

------------. 2012. "Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung: ALFABETA

------------, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

Bandung: Alfabeta

-------------, 2014, “Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D” Bandung:

Alfabeta,

--------------, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung : Alfabeta.

Taufiqurokhman. 2014. Kebijakan Publik: Pendelegasian Tanggungjawab

Negara kepada Presiden Selaku Penyelenggara Pemerintah. Jakarta:

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama

(Pers)

Winarno, B. 2016. Kebijakan Publik Era Globalisasi. Jakarta: CAPS

83
(Center of Academi Publishing Service)

B. Sumber Lainnya

https://www/bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/penduduk-indonesia-
menurut-provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-dan-2010.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kendari di akses pada tanggal

https://www.kendarikota.go.id/page/detail/sejarah-kota-kendari

https://id.berita.yahoo.com/pengelolaan-sampah-di-kota-kendari-
045902007.html

84
LAMPIRAN

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk mempermudah peneliti dalam mencari dan instrument penelitian

(wawancara) maka peneliti membuat konsep pertanyaan yang bisa

dikembangkan dalam melakukan wawancara ketika melakukan penelitian di

lapangan.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

A. Camat Kendari Barat

 Content of Policy (Isi Kebijakan)

o Kepentingan kelompok sasaran

1. Apa tujuan dibentuknya perda nomor 4 tahun

2015 tentang pengelolaan sampah di kota

kendari?

2. Bagaimana kepentingan stakeholders dalam

pelkasanaan kebijakan pengelolaan sampah di

kecamatan Kendari barat?

o Jenis manfaat yang di peroleh

1. Apa saja manfaat yang di terima dari adanya

pelaksanaan kebijakan perda nomor 4 tahun 2-

15 di kecamatan Kendari barat.

o Derajat perubahan yang di inginkan

85
1. Perubahan seperti apa yang diinginkan dari

kebijkan pengelolaan sampah?

2. Perubahan apa saja yang telah di capai sejak

dilaksanakannya kebijakan pengelolaan

sampah di Kecamatan Kendari Barat?

o Kedudukan pengambilan keputusan

1. Pihak mana saja yang terlibat dalam

pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan

sampah di Kota Kendari?

o Pelaksana Program

1. Siapa saja pelaksana kebijakan pengelolaan

sampah di kota Kendari?

o Sumber daya yang dilibatkan

1. Apa saja sumber daya (sarana, prasarana,

dana) yang dibutuhkan dalam implementasi

kebijakan di Kota Kendari?

2. Bagaimana kualitas sumber daya yang di

gunakan dalam pelaksanaan kebijakan

pengelolaan sampah di Kota Kendari?

 Context of Policy (Lingkungan Kebijakan)

o Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang

terlibat

86
1. Apakah ada pemanfaatan kekuasaan pada

implementasi kebijakan Pengelolaan Sampah di

Kota Kendari?

2. Bagaimanakah strategi pemerintah Kota Kendari

agar kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari mencapai tingkat keberhasilan?

o Karakteristik Lembaga dan Penguasa

1. Bagaimana karakteristik lembaga yang dipengaruhi

oleh kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

2. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan Pengelolaan

Sampah di Kota Kendari?

o Kepatuhan

1. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya

kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Kendari?

2. Apa hambatan dan permasalahan yang dihadapi

sejauh ini dalam implementasi kebijakan

Pengelolaan Sampah di Kota Kendari dan upaya

yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

3. Bagaimana pengawasan dan konsistensi yang

telah dilakukan pemerintah Kota Kendari dalam

pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

B. Kabid Persampahan & LB3 Dinas Lingkungan Hidup

Kota Kendari

87
 Content of Policy (Isi Kebijakan)

o Kepentingan kelompok sasaran

1. Apa tujuan dibentuknya perda nomor 4 tahun

2015 tentang pengelolaan sampah di kota

kendari?

2. Bagaimana kepentingan stakeholders dalam

pelkasanaan kebijakan pengelolaan sampah di

kecamatan Kendari barat?

o Jenis manfaat yang di peroleh

1. Apa saja manfaat yang di terima dari adanya

pelaksanaan kebijakan perda nomor 4 tahun 2-

15 di kecamatan Kendari barat.

o Derajat perubahan yang di inginkan

1. Perubahan seperti apa yang diinginkan dari

kebijkan pengelolaan sampah?

2. Perubahan apa saja yang telah di capai sejak

dilaksanakannya kebijakan pengelolaan

sampah di Kecamatan Kendari Barat?

o Kedudukan pengambilan keputusan

1. Pihak mana saja yang terlibat dalam

pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan

sampah di Kota Kendari?

o Pelaksana Program

88
1. Siapa saja pelaksana kebijakan pengelolaan

sampah di kota Kendari?

o Sumber daya yang dilibatkan

1. Apa saja sumber daya (sarana, prasarana,

dana) yang dibutuhkan dalam implementasi

kebijakan di Kota Kendari?

2. Bagaimana kualitas sumber daya yang di

gunakan dalam pelaksanaan kebijakan

pengelolaan sampah di Kota Kendari?

 Context of Policy (Lingkungan Kebijakan)

o Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang

terlibat

1. Apakah ada pemanfaatan kekuasaan pada

implementasi kebijakan Pengelolaan Sampah di

Kota Kendari?

2. Bagaimanakah strategi pemerintah Kota Kendari

agar kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari mencapai tingkat keberhasilan?

o Karakteristik Lembaga dan Penguasa

1. Bagaimana karakteristik lembaga yang dipengaruhi

oleh kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

89
2. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan Pengelolaan

Sampah di Kota Kendari?

o Kepatuhan

1. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya

kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Kendari?

2. Apa hambatan dan permasalahan yang dihadapi

sejauh ini dalam implementasi kebijakan

Pengelolaan Sampah di Kota Kendari dan upaya

yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

3. Bagaimana pengawasan dan konsistensi yang

telah dilakukan pemerintah Kota Kendari dalam

pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

C. Petugas Kebersihan

 Content of Policy (Isi Kebijakan)

o Kepentingan kelompok sasaran

1. Apa tujuan dibentuknya perda nomor 4 tahun

2015 tentang pengelolaan sampah di kota

kendari?

2. Bagaimana kepentingan stakeholders dalam

pelkasanaan kebijakan pengelolaan sampah di

kecamatan Kendari barat?

o Jenis manfaat yang di peroleh

90
1. Apa saja manfaat yang di terima dari adanya

pelaksanaan kebijakan perda nomor 4 tahun 2-

15 di kecamatan Kendari barat.

o Derajat perubahan yang di inginkan

1. Perubahan seperti apa yang diinginkan dari

kebijkan pengelolaan sampah?

2. Perubahan apa saja yang telah di capai sejak

dilaksanakannya kebijakan pengelolaan

sampah di Kecamatan Kendari Barat?

o Kedudukan pengambilan keputusan

1. Pihak mana saja yang terlibat dalam

pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan

sampah di Kota Kendari?

o Pelaksana Program

1. Siapa saja pelaksana kebijakan pengelolaan

sampah di kota Kendari?

o Sumber daya yang dilibatkan

1. Apa saja sumber daya (sarana, prasarana,

dana) yang dibutuhkan dalam implementasi

kebijakan di Kota Kendari?

2. Bagaimana kualitas sumber daya yang di

gunakan dalam pelaksanaan kebijakan

pengelolaan sampah di Kota Kendari?

91
 Context of Policy (Lingkungan Kebijakan)

o Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang

terlibat

1. Apakah ada pemanfaatan kekuasaan pada

implementasi kebijakan Pengelolaan Sampah di

Kota Kendari?

2. Bagaimanakah strategi pemerintah Kota Kendari

agar kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari mencapai tingkat keberhasilan?

o Karakteristik Lembaga dan Penguasa

1. Bagaimana karakteristik lembaga yang dipengaruhi

oleh kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

2. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan Pengelolaan

Sampah di Kota Kendari?

o Kepatuhan

1. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya

kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Kendari?

2. Apa hambatan dan permasalahan yang dihadapi

sejauh ini dalam implementasi kebijakan

Pengelolaan Sampah di Kota Kendari dan upaya

yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

3. Bagaimana pengawasan dan konsistensi yang

telah dilakukan pemerintah Kota Kendari dalam

92
pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

D. Masyarakat

 Content of Policy (Isi Kebijakan)

o Kepentingan kelompok sasaran

1. Apa tujuan dibentuknya perda nomor 4 tahun

2015 tentang pengelolaan sampah di kota

kendari?

2. Bagaimana kepentingan stakeholders dalam

pelkasanaan kebijakan pengelolaan sampah di

kecamatan Kendari barat?

o Jenis manfaat yang di peroleh

1. Apa saja manfaat yang di terima dari adanya

pelaksanaan kebijakan perda nomor 4 tahun 2-

15 di kecamatan Kendari barat.

o Derajat perubahan yang di inginkan

1. Perubahan seperti apa yang diinginkan dari

kebijkan pengelolaan sampah?

2. Perubahan apa saja yang telah di capai sejak

dilaksanakannya kebijakan pengelolaan

sampah di Kecamatan Kendari Barat?

93
o Kedudukan pengambilan keputusan

1. Pihak mana saja yang terlibat dalam

pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan

sampah di Kota Kendari?

o Pelaksana Program

1. Siapa saja pelaksana kebijakan pengelolaan

sampah di kota Kendari?

o Sumber daya yang dilibatkan

1. Apa saja sumber daya (sarana, prasarana,

dana) yang dibutuhkan dalam implementasi

kebijakan di Kota Kendari?

2. Bagaimana kualitas sumber daya yang di

gunakan dalam pelaksanaan kebijakan

pengelolaan sampah di Kota Kendari?

 Context of Policy (Lingkungan Kebijakan)

o Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang

terlibat

1. Apakah ada pemanfaatan kekuasaan pada

implementasi kebijakan Pengelolaan Sampah di

Kota Kendari?

2. Bagaimanakah strategi pemerintah Kota Kendari

agar kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari mencapai tingkat keberhasilan?

94
o Karakteristik Lembaga dan Penguasa

1. Bagaimana karakteristik lembaga yang dipengaruhi

oleh kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

2. Bagaimana sikap pelaksana kebijakan Pengelolaan

Sampah di Kota Kendari?

o Kepatuhan

1. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya

kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Kendari?

2. Apa hambatan dan permasalahan yang dihadapi

sejauh ini dalam implementasi kebijakan

Pengelolaan Sampah di Kota Kendari dan upaya

yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?

3. Bagaimana pengawasan dan konsistensi yang

telah dilakukan pemerintah Kota Kendari dalam

pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kota

Kendari?

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi guna

mendapatkan informasi lebih yang dapat membantu dalam penelitian ini.

Peneliti dalam hal ini meneliti tingkah perilaku serta keadaan selama

penerapan Perda Nomor 4 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Kendari

95
di Kecamatan Kendari Barat. Peneliti akan bertanya langsung kepada

saksi yang berada di lokasi Kecamatan Kendari Barat.

A. Tujuan

Untuk memperoleh informasi dan data mengenai kondisi di

Kecamatan Kendari Barat.

B. Aspek yang diamati

1. Sarana dan prasarana pengelolaan sampah

2. Tingkat kesadaran masyarakat

3. Siapa saja yang berperan dalam pelaksanaan Perda

Nomor 4 Tahun 2015 tentang pengelolaan sampah di

kota kendari

4. Kondisi timbulan sampah di kendari

5. Kondisi TPA Puatu

Lampiran 3

LEMBAR DOKUMENTASI

Berdasarkan pengertiannya, dokumentasi merupakan sumber-

sumber tertulis yang membantu dalam pemenuhan data yang akurat.

Adapun dokumentasi yang diperlukan peneliti dalam menyusun penelitian

ini dapat berupa sebagai berikut.

1. Peraturan-peraturan

2. Peta lokasi penelitian

3. Foto-foto kegiatan masyarakat dalam membuang sampah

96
4. Foto dan dokumen sarana prasarana terkait pengelolaan

sampah

5. Jumlah penduduk

Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN

97
98
99
100
101

Anda mungkin juga menyukai