Anda di halaman 1dari 19

BAB III

JENIS JENIS PEMECAH GELOMBANG

Dalam pemilihan pemecah gelombang ditentukan dengan melihat hal-hal sebagai


berikut :
a. Bahan yang tersedia disekitar lokasi
b. Besar gelombang
c. Pasang surut air laut
d. Kondisi tanah dasar laut
e. Peralatan yang digunakan untuk pembuatannya

Untuk perencanaan bentuk dan kestabilan pemecah gelombang perlu diketahui :


a. Tinggi muka air laut akibat adanya pasang surut
b. Tinggi puncak gelombang dari permukaan air tenang
c. Perkiraan tinggi dan panjang gelombang
d. Run up gelombang

3.1 Berdasarkan Bentuk Model Penampang Melintangnya (Triatmodjo, 1999):


1. Pemecah gelombang dengan sisi miring
Pemecah gelombang dengan sisi miring dibuat dari beberapa lapisan material
yang ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti sebuah
gundukan besar batu alam dengan lapisan terluar dari material dengan butiran sangat
besar yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau beton dengan
ukuran tertentu. Pemecah gelombang tipe ini bersifat fleksibel. Kerusakan yang
terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-tiba. Jenis lapis pelindung
pemecah gelombang tipe ini adalah Quadripod, Tetrapod, Dolos. Pemecah
gelombang dengan sisi miring dibuat untuk kedalaman kolam labuh yang relative
dangkal.
Gambar 3.1 Breakwater sisi miring

2. Pemecah gelombang dengan sisi tegak


Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang dibuat dari material-material seperti
pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya diisi tanah atau batu, tumpukan buis
beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Pemecah gelombang tipe ini ditempatkan di laut dengan kedalaman kolam labuh
yang lebih besar dari tinggi gelombang. Dimaksudkan untuk mengurangi jumlah
material penyusunnya. Pemecah ini dibuat apabila tanah dasar mempunyai daya
dukung besar dan tahan terhadap erosi. Bisa dibuat dari blok-blok beton massa yang
disusun secara vertikal, kaison beton, turap beton atau baja.

Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi miring adalah:
1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik

2
2. Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan

3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan
yang dapat membahayakan stabilitas bangunan

3
Gambar 3.2 Berbagai jenis breakwater sisi tegak

3. Pemecah gelombang bertipe campuran.


Ketiga model breakwater seperti ini, dicontohkan dengan tipe cellular cofferdam
yaitu suatu konstruksi yang menggunakan sheet pile secara langsung, dimana pile
tersebut saling menutup atau mengunci (interlocking ) satu dengan yang lain
sehingga membentuk suatu rangkaian elemen (cell) dimana cell tersebut berisikan
material yang tak kohesif seperti pasir untuk pemberat struktur di bagian bawahnya

4
sedangkan bagian atasnya terdiri dari batu lindung yang dapat berfungsi menjaga
stabilitas struktur akibat pengaruh gelombang.
Konstruksi breakwater tipe cellular cofferdam seperti halnya beberapa jenis
Offshore Breakwater yang lain dibangun dengan puncak elevasi struktur yang
mendekati Mean Sea Level (MSL), sehingga hal tersebut memungkinkan energi
yang menyertai terjadinya gelombang dapat diteruskan melalui breakwater. Kondisi
tersebut dinamakan dengan istilah keadaan overtopping atau kondisi gelombang
dapat melimpas. Alasan struktur dibangun dengan kondisi overtopping adalah untuk
pertimbangan disain secara ekonomis, dan juga karena pertimbangan kondisi
gelombang rata-rata yang terjadi cukup kecil.

Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah
dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Ada tiga
macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :
1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan
sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas

2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan
air tertinggi

3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak

3.2 Berdasarkan Letaknya


Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah
gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada
perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai
terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya
pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di
sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty.
Selanjutnya dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang
lepas pantai.
1. Pemecah gelombang sambung pantai (Shore-connected Breakwater)

5
Tipe ini banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty.

Gambar 3.3 Pemecah gelombang sambung pantai

2. Pemecah gelombang lepas pantai (Offshore Breakwater)


Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk
melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang.
Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai
dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari
beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman
sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari
daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut
menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap
jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.
Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis
pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah
sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang
bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur

6
lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan
sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang
bangunan.
Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir
mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus.
Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang
menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya
dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam
proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf
zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang
(menyebabkan gelombang pecah).
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan
suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke
daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka
penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan
kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.

Gambar 3.4 Pemecah gelombang lepas pantai

Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut
oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut,
pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi
perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay
sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.

7
1. Memasang karang Buatan
Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun 1996,
energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai.
Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan tumbuhnya terumbu
karang baru.

2. Kubus Beton Tumpuk


Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi
secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya.
Terdapat banyak metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok
penanggulangannya adalah memecah gelombang atau meredam energi gelombang
yang terjadi.

Gambar 3.5 Pemecah gelombang kubus beton tumbuk untuk melindungi kapal dari
gelombang

Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu


dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :
1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang

2. Kondisi tanah

3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai

8
Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka
type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya
adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton
memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton
untuk 1 m3 beton

2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk
kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita.
Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita
dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja
dengan bentuk susunan berpori.

3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang
tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg
700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan
mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.

9
BAB IV
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Ada berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi pemecah


gelombang lepas pantai baik itu sisi tegak maupun sisi miring. Untuk sisi tegak ada
sebuah metode pelaksanaan yang cukup unik pada sebuah konstruksi pemecah
gelombang kaison. Metode ini agak berbeda dan sempat mejadi pertentangan pada saat
ditemukan.

Adapun gambaran umum metode pelaksanannya adalah sebagai berikut:

Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan bagian
dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur tekanan udara
didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat dikendalikan untuk
memastikan stabilitas dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke lokasi
pemasangannya.

Gambar 4.1 Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara

Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa dilakukan


dengan berbagai cara, salah satunya dengan didorong menggunakan sebuah tugboat.

10
Gambar 4.2 Ilustrasi pemindahan kaison dengan cara didorong tugboat

Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan dan
kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya sendiri.
Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah
direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi untuk meningkatkan
kekuatan strukturnya.
Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya mempunyai
luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area yang dicakup
oleh kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan
berat kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih mudah ditenggelamkan hinga
menancap ke dasar laut dengan dengan kedalaman yang cukup. Ini untuk
memastikan kaison dapat menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah
dipasang. Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang berada
dalam cakupan kaison dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri
sebagai salah satu solusi menghemat pemakaian material pengisi.
Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison selama
pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut sampai
kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan
memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.
Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan melalui
suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau pasir dipompa
masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi
seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu berada
dibawah dukungan hidrolik sementara.

11
Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-
lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.

Gambar 4.3 Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi
dengan material pengisi

Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga
menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan
material dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas pantai dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka untuk pemidahan
material dan alat berat ke lokasi pemasangan menggunakan alat transportasi air
misalnya kapal atau tongkang pengangkut material.

Adapun metode pelaksanaannya dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:

Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan dump
truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti(core) idealnya
mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5 meter di
atas level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut yang
besar, sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.

12
Gambar 4.4 Pengurugan lapisan inti dengan dump truk

Lapisan bawah pertama(under layer) yang terdiri dari potongan-potongan tunggal


batu. Penempatan batu-batu lapisan ini dapat dilakukan menggunakan ekskavator
hidrolis, selain itu juga bisa dengan menggunakan sebuah mobile crane normal jika
tersedia ruang yang cukup untuk landasannya. Jangan pernah menggunakan crane
dengan ban karet pada lokasi yang tidak rata tanpa landasan yang cukup luas.
Ekskavator harus menempatkan batuan yang lebih berat secepat mungkin sehingga
bagian inti(core) tidak mengalami hempasan ombak. Jika suatu ombak badai
mengenai lokasi dimana terlalu banyak bagian inti(core) yang mengalaminya, maka
ada suatu bahaya yang serius pada bagian inti(core) yaitu penggerusan material.
Gambar 9 menunjukkan susunan lapisan bawah. Dalam hal ini kemiringan
lerengnya adalah 2,5/1 dan jarak H, adalah ketinggian dari puncak lapisan bawah ke
dasar laut. Suatu tiang dari kayu harus ditempatkan pada bagian atas inti (core) dan
disemen untuk meperkokohnya. Pada jarak sama dengan 2,5 x H, sebuah batu
ladung yang berat dengan sebuah pelampung penanda harus ditempatkan di dasar
laut. Sebuah senar nilon berwarna terang akan direntangkan dari batu ladung ke
ketinggian yang diperlukan (H) pada tiang. Prosedur ini harus diulangi setiap 5 m
untuk membantu operator crane atau ekskavator untuk menempatkan puncak lapisan
di tingkatan yang benar. Seorang perenang dapat memastikan bahwa masing-masing
batu batuan yang terpisah ditempatkan di dalam profil yang dibatasi oleh senar
nilon.

13
Gambar 4.5 Penempatan batuan lapisan bawah menggunakan ekskavator

Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan penempatan batu
maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane (crane penggerak roda
kelabang) atau tracked crane (crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat
berat yang paling cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran
besar. Batu-batu yang besar harus diangkat satu demi satu menggunakan sling atau
pencengkram dan harus ditempatkan didalam air dengan pengawasan dari seorang
penyelam. Ia harus ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk
memastikan ia saling berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak
tidak bisa menarik satu batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas
longsor, menerobos lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah
yang batuannya lebih kecil.

Gambar 4.6 Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane

Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik, penyelam tadi


perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu ditempatkan sampai lapisan
pelindung ini menerobos permukaan air. Sama seperti lapisan bawah, diperlukan
dua lapisan pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama. Profil
kemiringan dapat diatur pada interval tetap 5 m menggunakan prosedur yang sama.

14
BAB V
DAMPAK LINGKUNGAN

Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya di bab 3 tentang jenis- jenis pemecah
ombak dilihat dari sisi letaknya, bahwa berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah
tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di
sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis
pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Gambar 5.1 Contoh Tombolo Paximadhi Eboea, Yunani

Sedangkan pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk


garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut.

15
Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi
difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang
membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi
tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan
di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan
terbentuknya cuspate dibelakang bangunan. Proses tersebut akan berlanjut sampai garis
pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada
keadaan tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol.

Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung pada panjang pemecah


gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai.
Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil dari
jaraknya terhadap garis pantai. Jika bangunan menjadi lebih panjang dari pada jaraknya
terhadap garis pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.

Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju
transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan
sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga
pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya
terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport
sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat
berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.

Pemecah gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedimikian sehingga terjadi


limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat

16
lain dari cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate menjadi lebih rata dan
menyebar ke arah samping sepanjang pantai.

Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) hasil dari


pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Air. Keunggulan
teknologi ini

- lebih ramah lingkungan karena tidak mengganggu pemandangan ke arah laut.


- gelombang laut diatur, sehingga respon pantai relatif seragam pada arah
memanjang.
- energi gelombang dibelakang PEGAR banyak berkurang sehingga perairan
dibelakangnya relatif aman untuk masyarakat yang gemar berenang di pantai.

Teknologi ini telah mulai diterapkan pada beberapa daerah pantai, antara lain
:

- Konservasi Pulau Nipah di perbatasan Singapura


- Proyek pengaman Pantai Rembang
- Sea Wall pada penelitian DAM Lepas Pantai Semarang
- Skenario pulau buatan dan rencana tol Tanjung Benoa

17
BAB VI
KESIMPULAN

Breakwater sangat berpengaruh guna menghambat proses sedimentasi serta abrasi


oleh ombak dari lautan oleh karena itu pembuatan breakwater di daerah pinggiran laut
telah dilaksanakan karena dampaknya sangat positif sekali jika dibuat serta ditangani
oleh para ahlinya.

Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya energi gelombang di
daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka
pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut

Dalam pembuatan breakwater di pantai dilakukan guna mengurangi dampak dari


abrasi yang terjadi, disamping itu pula pembangunan breakwater ini dapat dijadikan
tempat sebagai tempat wisata dan tempat area memancing, tempat ini wisata ini dikelola
oleh warga setempat.

Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna
mencegah akibat yang berkelanjutan dan jika mungkin mengembalikan
(merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan
prasarana social-religius masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan sangat
besar yakni dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan

18
untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat limpasan
gelombang (overtopping).

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17492-4306100097-Paper.pdf

http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pemecah-gelombang-air-atau-breakwater.html

http://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/breakwater-pemecah-gelombang-lepas-
lantai

http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/pu-net/item

http://dhamadharma.wordpress.com/2010/04/19/analisis-proses-sedimentasi-yang-
terjadi-akibat-adanya-breakwater-di-pantai-balongan-indramayu/

19

Anda mungkin juga menyukai