Basuki Undita
10.11.1001.7311.112
ABSTRAK
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang memiliki peranan penting dan
sangat menentukan dalam kegiatan perusahaan. Dalam melaksanakan pekerjaannya,
setiap tenaga kerja akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan kesehatan kerja
yang datang dari pelaksanaan tugas mereka tersebut karena setiap perusahaan yang
memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih mempunyai potensi
bahaya dalam kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, dengan adanya Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) akan membawa iklim keamanan dan
ketenagaan kerja, sehingga membantu hubungan tenaga kerja dan pengusaha yang
5
merupakan landasan kuat bagi kelancaran produksi. Begitu juga, sudah saatnya para
pelaku insustri jasa konstruksi secara bersama-sama memikirkan penerapan SMK3
konstruksi yang lebih baik dalam pelaksanaan proyek. (Sutarto, 2008)
Dari keinginan tersebut, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang secara berkesinambungan merupakan hal yang perlu
didorong agar dapat lebih meyakinkan tercapainya lingkungan kerja yang aman,
sehat dan sejahtera. Penerapan SMK3 merupakan suatu kebijaksanaan yang
mempunyai arti penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM maupun
perlindungan tenaga kerja dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan politis.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efsien. (Silalahi,
1985).
Selain faktor keselamatan, hal penting yang juga harus diperhatikan oleh
manusia pada umumnya dan para pekerja konstruksi khususnya adalah faktor
kesehatan. Kesehatan berasal dari bahasa Inggris „health‟ yang tidak hanya
berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai
makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian
pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan
bahwa pengertian kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi serta kemampuan fisik.
Sedangkan menurut Suma‟mur pada tahun 1981 defenisi kesehatan kerja adalah
spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau
mental maupun sosial dengan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Kesehatan kerja memang harus diperhatikan, untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaaan terhadap seluruh karyawan yang mencakup hal berikut:
a. Pemeriksaan kesehatan karyawan (pekerja baru dan pekerja lama).
Adapun tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ialah sebagai
berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan baik secara
fisik, sosial dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dengan
seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak
terduga dikarenakan di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan lebih
dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang
7
b. Keadaan lingkungan yang tidak nyaman (unsafe conditions) yang berarti situasi
atau keadaan lingkungan sekitarlah yang menyebabkan kecelakaan. Kondisi yang
membahayakan (unsafe conditions) dapat berupa situasi sebagai berikut:
1) Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan.
5) Ada api di tempat yang berbahaya. Misalnya, tempat yang mengandung bensin
atau sejenisnya yang mendatangkan bahaya api.
6) Alat penjaga atau pengaman gedung kurang standar.
7) Kondisi suhu (atmosfir) yang membahayakan seperti; terpapar gas, fumes dan
lain-lain.
8) Terpapar bising.
9) Terpapar radiasi.
10) Pencahayaan dan ventilasi yang kurang ataupun berlebihan. (Santoso, 2004)
Faktor ini sangat penting karena jiwa manusia tidak dapat dihitung secara
ekonomi, tetapi dengan menonjolkan faktor ini dan mengabaikan faktor ekonomi
adalah kurang bijaksana. Setiap pekerja tidak seharusnya mendapatkan risiko cedera
dan sakit di tempat kerja, begitu juga setiap orang yang berhubungan dalam
lingkungan kerja. Faktor ini sangat ditonjolkan pemerintah dan organisasi pekerja,
sehingga kriteria accident adalah bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
meninggalnya manusia atau cacat permanen.
b. Aspek Ekonomis
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif dan
analisis univariat. Kuantitatif ialah pengukuran berdasarkan teori-teori yang sudah
ada, sedangkan analisis univariat ialah analisis terhadap satu variabel. Kedua metode
ini dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan SMK3 pada proyek
pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara berdasarkan hasil penyebaran kuesioner.
Penggunaan kuantitatif dan analisis univariat dimulai dengan penentuan kriteria atau
kategori yang ingin diteliti. Kriteria yang diteliti terdiri dari 5 prinsip dasar yaitu;
kebijakan atau komitmen, perencanaan, penerapan dan operasi kegiatan, evaluasi
atau pemeriksaan dan tinjauan manajemen atau tindakan perbaikan.
9
Teknik pengumpulan data terdiri dalam 2 bagian yaitu data primer dan data
sekunder sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh dan diketahui langsung
dari objek penelitian. Data primer yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner
dan pertanyaannya dibuat berdasarkan acuan Permen Nomor: 09/PRT/M/2008.
Dalam hubungannya yang leluasa dan tidaknya responden untuk memberikan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka jenis pertanyaan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup ialah
pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga responden dibatasi dalam
memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja ataupun kepada satu jawaban
saja sehingga dapat lebih dimengerti. Kuesioner disebarkan kepada 9 pekerja dan 9
pegawai/staff manajemen. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas
lima yaitu; kebijakan K3, perencanaan, penerapan dan operasi kegiatan, evaluasi atau
pemeriksaan dan tinjauan manajemen.
Kuesioner yang dibuat untuk pekerja mencakup 3 elemen yaitu kebijakan,
perencanaan, dan penerapan operasi kegiatan. Tujuan dari 3 elemen yang digunakan
untuk para pekerja ialah sebagai berikut:
1) Kebijakan K3: untuk mengetahui apakah para pekerja mengetahui kebijakan K3 di
proyek tersebut.
2) Perencanaan: untuk mengetahui apakah para pekerja mengetahui adanya rencana
kerja program K3 yang dibentuk oleh petugas yang berwenang dengan kewajiban
memberikan dan membuat:
- perlengkapan keamanan K3.
Kebijakan K3 : 2 elemen.
Perencanaan : 9 elemen.
Perencanaan : 47 elemen.
Evaluasi : 26 elemen.
b. Data Sekunder
4.1. Umum
2. Perencanaan K3
4. Evaluasi/ Pemeriksaan
13
5. Tinjauan manajemen K3
Dalam bab ini akan dibahas mengenai evaluasi penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan tujuan penelitian Tugas
Akhir dalam 5 elemen yang tercakup di dalamnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perencanaan K3 : 88.64%
5.2. Saran