Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN


PERMUKIMAN DESA

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KABUPATEN BANDUNG BARAT

TAHUN ANGGARAN 2019


PENGANTAR

L aporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis

kontrak pengadaan jasa konsultan perencana antara PT. ALMA REKA GRAHA dengan
Dinas Perumahan dan Permukiman, Kabupaten Bandung Barat, pada Konsultansi
Perencanaan Kawasan Permukiman Desa Kab. Bandung Barat 2019.

HA
Laporan kami merupakan susunan dari berbagai data sekunder yang telah

R A
didapatkan dari berbagai sumber. Kami mengerti bahwa laporan ini masih banyak

G
kekurangan. Kami juga mohon maaf apabila dalam penyusunan dari laporan ini

A
K
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sehingga dari laporan ini kami memohon

lebih baik lagi..


R E
saran dan kritik sebagai pembangun dan motivator untuk laporan kami agar menjadi

M A
Demikian laporan Pendahuluan ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai

L
bahan pertimbangan dalam tahapan perencanaan selanjutnya.

.A
P T
©
Konsultan Perencana

. ALMA REKA GRAHA


i
Page
BAB V TAHAP PERENCANAAN 35
BAB I PENDAHULUAN 1

5.1 PROGRAM KERJA 35


1.1 LATAR BELAKANG 1
5.2 JADWAL PELAKSANAAN 37
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 1
1.3 TUJUAN 1
1.4 NAMA DAN ORGANISASI PEMBERI TUGAS 2 TABEL 4.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.5 RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN 2 37
A. RUANG LINGKUP 2
B. LOKASI 2 5.2 KOMPOSISI DAN PENUGASAN TENAGA AHLI
1.6 INFORMASI KEGIATAN 3 38
1.7 SASARAN MUTU 3 5.5 PENUGASAN PERSONIL 39
1.8 PEDOMAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI 4

A
BAB VI PENUTUP 40
BAB II LANDASAN TEORI 6

A H
R
2.1 KEBIJAKAN DESAIN 6

G
2.2 PERATURAN DAN TEORI 6
2.3 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 7
2.4 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN 7

K A
BAB III PEMBAHASAN 12

R E
3.1 GAMBARAN DAN ADMINISTRASI

M A
12

DAFTAR ISI
BAB IV METODOLOGI

A L 15

P T.
4.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN
4.2 SURVEI DAN INVESTIGASI
4.3 SURVEI DAN PENDAHULUAN
15
16
17

©4.4 INVENTARISASI JALAN


4.5 PENGUKURAN TOPOGRAFI
4.5 SURVEY PERKERASAN JALAN
4.6 SURVEI QUARRY DAN HARGA MATERIAL
21
22
23
23
4.6 SURVEI HIDROLOGI DAN HIDARULIK 23
4.7 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 25
A. PROSES PERENCANAAN 25
B. PERENCANAAN DRAINASE 26
C. KESELAMATAN LALU-LINTAS 27
D. PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN 27
4.8 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN 28
4.9 PERENCANAAN TEMBOK PENAHAN
ii

TANAH 29
Page
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang berfungsi
menyalurkan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Ketersediaan prasarana transportasi Jalan akan meningkatkan kehidupan
sosial dan membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya.
Pekerjaan KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN
DESA yang mana lingkup perencanaannya meliputi perencanaan Perbaikan
Jalan lingkungan dan sarana pendukung jalan seperti drainase dan tembok
penahan tanah merupakan salah satu program di lingkungan

HA
Dinas
Perumahan dan Permukiman Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka

R
mencapai sasaran pembangunan yakni untuk sebesar-besarnya meningkatkan A
A
dana, salah satunya adalah melaksanakan kegiatan perencanaan.
G
kesejahteraan masyarakat, diperlukan optimalisasi terhadap penggunaan

E K
Jasa pelayanan
A
iniR
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

dimaksudkan untuk membantu Pemerintah

M
Kabupaten Bandung Barat cq Dinas Perumahan dan Permukiman dalam

L
.A
rangka melaksanakan pekerjaan Perbaikan Jalan lingkungan dan sarana
pendukung jalan seperti drainase dan tembok penahan tanah.

P T 1.3 TUJUAN

© Tujuan utama dan pekerjaan ini adalah menyediakan Desain dan


Dokumen Lelang. Pekerjaan Desain dan penyediaan Dokumen Lelang tersebut
dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu :
a. Tahap Pengumpulan Data dan Persiapan.
b. Tahap penentuan titik lokasi.
c. Tahap Survey.
d. Tahap Analisa Data Lapangan, Perencanaan, Penggambaran, Perkiraan Biaya
dan Spesifikasi,
e. Tahap Pengadaan Dokumen Lelang.
1
Page
1.4 NAMA DAN ORGANISASI PEMBERI TUGAS

Pengguna Jasa adalah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat cq. Dinas


Perumahan dan Permukiman

1.5 RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN

A. RUANG LINGKUP

Secara umum ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh


konsultan perencana mencakup pekerjaan Perbaikan Jalan lingkungan dan
sarana pendukung jalan seperti drainase dan tembok penahan tanah, sebagai
berikut :
1. Pekerjaan persiapan/pengumpulan data sekunder;
HA
2. Survei lapangan;

R A
3. Analisa data, design;
4. Gambar perencanaan akhir ;

A G
5. Rencana biaya dan gambar;
6. Perhitungan volume pekerjaan fisik.
E K
A R
L M B. LOKASI

.A
Lokasi pekerjaan tersebar di Kecamatan Cipongkor Desa Baranangsiang
dan Desa Cijenuk, Kecamatan Sindangkerta Desa Weninggalih, Kecamatan

P T
Padalarang Desa Jayamekar, Kecamatan Cisarua Desa Jambudipa dan Desa
Padaasih, Kecamatan Rongga Desa Bojong, Kecamatan Cipeundeuy Desa

© Bojongmekar, Kecamatan Gununghalu Desa Wargasaluyu, Kecamatan Saguling


Desa Bojonghaleuang, Kecamatan Batujajar Desa Cangkorah, Kecamatan
Parongpong Desa Sariwangi, sesuai dengan kebutuhan sarana dan prasarana
jalan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).
Dimensi dan detail setiap pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan
perencanaan dan anggaran biaya yang ada. Jangka waktu pelaksanaan adalah 30
(Tiga Puluh Lima) hari kalender.
2
Page
1.6 INFORMASI KEGIATAN

NAMA PROGRAM : PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT


DALAM MEMBANGUN DESA

NAMA KEGIATAN : PEMBINAAN KELOMPOK MASYARAKAT PEMBANGUNAN


DESA

NAMA PEKERJAAN : KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN


DESA

LOKASI : KABUPATEN BANDUNG BARAT

TAHUN ANGGARAN : 2019

SUMBER DANA : DAU (Dana Alokasi Umum)

HA
NAMA PENGGUNA
JASA
: DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN
BANDUNG BARAT

R A
ALAMAT PENGGUNA
JASA
SPK
: JL. RAYA PADALARANG – CISARUA KM2

A
: 648/03/SPK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019 G
SPMK
E K
: 648/03/SPMK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019

BIAYA
R
: RP. 49.170.000,00 (EMPAT PULUH SEMBILAN JUTA

A
SERATUS TUJUH PULUH RIBU RUPIAH)

WAKTU
L M : 30 (Tiga Puluh Hari) HARI KALENDER

PELAKSANAAN

T .A : 01 April - 30 April 2019

© P 1.7 SASARAN MUTU

Melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan full design dengan


menyediakan jasa semaksimal mungkin baik tenaga maupun peralatan,
sehingga menghasikan produk perencanaan yang memenuhi standard,
dilaksanakan sesuai arahan dalam kerangka acuan kerja dan diselesaikan
sesuai waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Gambar perencanaan
disajikan dengan lengkap didukung oleh perhitungan dan kajian data yang
valid, sehingga infrastruktur (jalan) yang dibangun berdasarkan hasil
perencanaan ini efisien, bisa menyediakan konstruksi jalan dengan durability
perkerasan minimal sesuai umur rencana, terhindar dari masalah-masalah
3
Page
longsoran, masalah drainase dan memberikan layanan keamanan dan
kenyamanan yang cukup bagi masyarakat pengguna jalan.

1.8 PEDOMAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Pedoman teknis dan Administrasi untuk pelaksanaan KONSULTANSI


PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN DESA adalah tercantum dalam
dokumen-dokumen berikut:

a) Surat Perintah Mulai Kerja No:


648/03/SPMK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019

b) Surat Perintah Kerja No:

HA
648/03/SPK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019

R A
c) Peraturan dan Perundang-undangan seperti:


A G
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah

E K

R
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor

A
M
12 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana

.A L Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan


Permukiman Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota

P T  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004

© 
Tentang Jalan

Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan


Kawasan Permukiman

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016


Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
4
Page
d) Standar Nasional Indonesia dan Standar Internasional untuk
Perencanaan Jalan
yang terdiri dari:
 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Atar Kota No.
038/T/BM/1997 dan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Perkotaan (Bina Marga - Maret 1992) ;
 Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan
Perkotaan 011/T/Bt/1995
 SNI No : 03-3424-1994 tentang Standar Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan ;
 SNI No : 03-3424-1994 atau NI No : 03-1724-1989 KBI-

HA
1.3.10.1987

R
tentang Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk A

Bangunan di Sungai;

A G
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan

E K
Metode Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73(02))


A R
AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1996
Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan No :

L M 004- A/PW/2004 dari Departemen Permukiman dan Prasarana

.A
Wilayah Ditjen Prasarana Wilayah

P T  Permen PU No : 43/PRT/M/2007 tentang Dokumen Pelelangan


Pekerjaan Fisik

©  Spesifikasi Jalan dan Jembatan Bina Marga Tahun 2010

5
Page
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 KEBIJAKAN DESAIN

Supaya menghasilkan desain yang baik maka harus memenuhi kriteria:

 menjamin tercapainya tingkat layanan jalan sepanjang umur pelayanan jalan,

 merupakan life cycle cost yang minimum,

 mempertimbangkan kemudahan saat pelaksanaan dan pemeliharaan,

 menggunakan material yang efisien dan memanfaatkan material


A
lokal

H

semaksimum mungkin,

mempertimbangkan faktor keselamatan pengguna jalan,


R A
 mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
A G
E K
A R
2.2 PERATURAN DAN TEORI

a) Perencanaan geometrik jalan merujuk pada ketentuan yang berlaku:

L M Standar Teknis Jalan Desa, PNPM Mandiri Pedesaan 2008

T .A  Petunjuk Perencanaan Teknis Jalan Desa, Bintek Bina Marga (No.


007/T/BT/1995)

© P b) Perencanaan perkerasan jalan:


 Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No.
02/M/BM/2013)

c) Perencanaan Drainase:
 Dewan Standarisasi Nasional : Tata Cara Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan”, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta, 1994.
6
Page
2.3 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan
fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal daerah pedesaan yaitu :
a. penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran,

b. penghubung hunian / perumahan,

c. penghubung desa ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatnya


(kecamatan).

Tujuan perencanaan geometrik adalah untuk merencanakan geometrik


jalan, guna menghasilkan geometric jalan yang memberikan kelancaran,
keamanan, dan kenyamanan bagi pemakai jalan.
HA
2.4 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
R A
Perencanaan perkerasan jalan dilakukan untuk mendapatkan tebal

A G
E K
rencana dari perkerasan jalan yang akan digunakan didalam pekerjaan
pelaksanaan ruas jalan yang bersangkutan, yang didasarkan kepada hasil

A R
pengujian lapangan atas tanah dan permukaan jalan, sifat dan karakteristik
tanah, serta karakteristik beban lalu – lintas yang melalui ruas – ruas jalan

L M
tersebut.

.A
a. Umur Rencana

T
© P

Tabel 1. Umur Rencana Jalan Baru (UR)


Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)
7Page
b. Jenis Pekerjaan

HA
R A
A G
E K
R
Tabel 2. Pemilihan Jenis Perkerasan
Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)

A
L M
c. Lalu-lintas
Untuk jalan dengan lalu lintas rendah, jika data lalu lintas tidak tersedia

T .A
atau diperkirakan terlalu rendah untuk mendapatkan desain yang aman,
maka nilai perkiraan dalam Tabel berikut dapat digunakan:

© P

Tabel 3. Perkiraan Lalu – Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah
Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)
8Page
d. Traffic Multiplier (TM)
Nilai TM kelelahan lapisan aspal untuk kondisi pembebanan yang berlebih
di Indonesia berkisar 1,8 – 2. Nilai yang akurat berbeda – beda tergantung
dari beban berlebih pada kendaraan niaga di dalam kelompok truk.

e. Desain pondasi jalan

Tiga faktor yang paling berpengaruh pada desain perkerasan adalah


analisis lalu lintas, evaluasi tanah dasar dan penilaian efek kelembaban.
Artinya penetapan nilai kekuatan tanah dasar yang akurat dan solusi
desain pondasi jalan yang tepat merupakan persyaratan utama untuk
mendapatkan kinerja perkerasan yang baik. Persiapan tanah dasar yang
baik sangatlah penting terutama pada daerah
H
tanah dasar lunak.A
R
Kerusakan perkerasan banyak terjadi selama musim penghujan. Kecuali
A
A G
jika tanah dasar tidak dapat dipadatkan seperti tanah asli pada daerah
tanah lunak, maka daya dukung tanah dasar desain hendaknya didapat

E K
dengan perendaman selama 4 hari, dengan nilai CBR pada 95% kepadatan
kering maksimum. Berdasarkan kriteria tersebut, CBR untuk timbunan

R
biasa dan tanah dasar dari tanah asli di Indonesia umumnya 4% atau

A
L M
berkisar antara 2,5%-7%. Desainer sering berasumsi bahwa dengan
material setempat dapat dicapai CBR untuk lapisan tanah dasar sebesar

T .A
6%, yang seringkali hal ini tidak tercapai. Karena itu perlu dilakukan
pengambilan sampel dan pengujian yang memadai. Perkerasan

© P membutuhkan tanah dasar yang:

1. Memiliki setidaknya CBR rendaman minimum desain

2. Dibentuk dengan baik

3. Terpadatkan dengan benar

4. Tidak sensitif terhadap hujan

5. Mampu mendukung lalu lintas konstruksi


9
Page
Empat kondisi lapangan yang mungkin terjadi dan harus dipertimbangkan
dalam prosedur desain pondasi jalan adalah:

1. Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri – ciri nilai CBR lebih dari 3%
dan dapat dipadatkan secara mekanis. Desain ini meliputi perkerasan di
atas timbunan, galian atau tanah asli (kondisi normal inilah yang sering
diasumsikan oleh desainer).

2. Kondisi tanah dasar langsung diatas timbunan rendah (kurang dari 3 m)


di atas tanah lunak aluvial jenuh. Prosedur laboratorium untuk
penentuan CBR tidak dapat digunakan untuk kasus ini, karena
optimasi kadar air dan pemadatan secara mekanis tidak mungkin
dilakukan di lapangan.
HA
3. Kasus yang sama dengan kondisi B namun tanah lunak aluvial dalam
R A
G
kondisi kering. Kondisi ini membutuhkan prosedur stabilisasi khusus.

A
K
4. Tanah dasar diatas timbunan diatas tanah gambut.

E
A R
L M
T.A
© P
Gambar 1. Bagan Alir Desain Pemilihan Metode Desain Pondasi jalan
Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)
10
Page
f. Struktur Perkerasan Jalan
Solusi pekerasan kaku untuk jalan dengan beban lalu – lintas rendah yang
banyak dipilih yang didasarkan pada pembebanan dan pertimbangan biaya
terkecil. Solusi lain dapat diadopsi untuk menyesuaikan dengan kondisi
setempat tetapi disarankan untuk tetap menggunakan bagan sebagai
langkah awal untuk semua desain.

HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
11
Page
BAB III PEMBAHASAN

3.1 GAMBARAN DAN ADMINISTRASI

Geografis Kabupaten Bandung Barat terletak pada 06º 41’ - 07º 19’
Lintang Selatan dan 107º 22’ - 108º 05’ Bujur Timur. Keseluruhan wilayah
Kabupaten Bandung Barat memiliki luas sebesar Luas wilayah 1.305,77 Km2
atau 130.577,40 Ha yang terbagi menjadi 16 wilayah administrasi kecamatan,
yaitu Lembang, Parongpong, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy, Ngamprah,
Cipatat, Padalarang, Batujajar, Cihampelas, Cililin, Cipongkor, Rongga,
Sindangkerta, Gununghalu dan Saguling. Kabupaten Bandung Barat meliputi
165 desa,

HA
R
Secara administratif, Kabupaten Bandung Barat mempunyai luas
A
A G
1.305,77 km2 atau 3,75 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat yang terbagi
dalam 16 kecamatan dan 165 desa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan

E K
Gununghalu dengan luas 160,64 Km2 atau 12,30% dari luas Kabupaten
Bandung Barat. Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan

R
Batujajar dengan luas 32,04 Km2 atau 2,45% dari luas Kabupaten Bandung

A
M
Barat.

.A L
P T
©
12
Page
PETA ADMINISTRASI
KABUPATEN
BANDUNG BARAT

H A
R A
A G
E K
A R
A L M
T .
© P Gambar 2 Peta Administrasi Kabupaten Bandung Barat
Tabel 4
Wilayah Administrasi Kabupaten Bandung Barat

Luas Wilayah
No. Kecamatan KM2 Presentasi Jumlah Desa
1 Rongga 113,12 8,66 8
2 Gununghalu 160,64 12,30 9
3 Sindangkerta 120,47 9,23 11
4 Cililin 77,79 5,96 11
5 Cihampelas 46,99 3,60 10
6 Cipongkor 79,96 6,12 14
7 Batujajar 32,04 2,45 7
8 Saguling 51,46 3,94 6
9 Cipatat 126,05 9,65 12
10 Padalarang 51,40 3,94 10

A
11 Ngamprah 36,01 2,76 11
12 Parongpong 45,15 3,46 7
13
14
Lembang
Cisarua
95,56 7,32
55,11 4,22
16
8
A H
15
16
Cikalongwetan
Cipeundeuy
112,93 8,65
101,09 7,74
13
12

G R
Jumlah 1305,7 100,00

K A 165
Sumber: Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka Tahun 2013

R E
M A
.A L
P T
©
14
Page
BAB IV METODOLOGI

4.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN

A. Tujuan Persiapan Desain

Persiapan desain ini bertujuan :


a) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b) Menetapkan desain sementara dari awal untuk dipakai
sebagai panduan survai pendahuluan.
c) Menetapkan ruas yang akan disurvai.

B. Lingkup Pekerjaan
HA
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :

R A
a) Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan
jembatan yang akan di desain.

A G
K
b) Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan

E
R
jenis pekerjaan)

M jalan baru)
A
Citra Satelit dan photo Udara (bila diperlukan terutama untuk

.A L  Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih


besar.

P T  Peta Geologi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 250.000

©  Peta Tata guna tanah.


c) Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi
terkait baik di pusat maupun di daerah termasuk juga
mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk
disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang
sedang berjalan.
d) Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang
berkaitan dengan permasalahan lingkungan dan sosial
pada wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi
15

jalan / jembatan yang akan direncanakan atermasuk


Page

laporan rawan kecelakaan lalu-lintas.


4.2 SURVEI DAN INVESTIGASI

Survai lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data


di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan
beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penaganan
yang hendak di capai. Konsultan Perencana dengan persetujuan pengguna jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu
minimal.
Jenis-jenis survai atau Investigasi yang harus dilaksanakan tersebut
bergantung kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh
Kontraktor Pelaksana Kontruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabilah tidak
ditentukan lain oleh pengguna Jasa pada saat review hasil Survai Pendahuluan, jenis-

HA
jenis survai dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
adalah sebagimana tabel di bawah ini.
R A
Tabel 5. Ruang Lingkup Survai dan Investigasi.

A G
● Pelebaran

No Jenis Survai Dan


E K
Pelapisan
Perkerasan
● Rekontruksi
Investigasi

A R Ulang
Perkerasa
n Lama
Perkerasan
● Realinyemen
● Kontruksi Baru

L M (Jalan atau

.A
Jembatan
● Penggantian

P T 1
2
Survai Pendahuluan
Inventarisasi Jalan &
ya
Jika
Jembatan
Ya
ya

© 3

4
Jembatan
Investigasi Perkerasan
Lama
Survai Topografi & guna
diperlukan
Ya

Ya
ya

Ya
lahan
5 Investigasi Geoteknik & Ya Ya
Geologi
6 Survai Hidrologi & Ya Ya
Hidrolika
7 Survai Lalu Jika Ya
Lintas&Angkutan diperlukan
Berat
16

8 Investigasi Jembatan Ya Ya
Page
4.3 SURVEI DAN PENDAHULUAN

A. Tujuan
Sasaran Survai Pendahuluan atau Reconnaissance Survai atau
Premilinary Survai adalah :

a) Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan


struktur yang ada, termasuk data sekunder dari berbagai sumber
yang relevan, untuk maksud menetapkan survai detail berikutnya
yang diperlukan.

b) Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan


penyebab kerusakan yang telah dan mungkin akan terjadi.

HA
c) Perkiraan secara umum tentang penanganan yang di perlukan,

R A
A G
baik pada perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya
di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,

E K
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan,
jembatan dan bangunan-bangunan struktur lainnya, peningkatan
keselamatan jalan.

A R
M
d) Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan

L
.A
pembebasan lahan studi lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika
masing-masing diperlukan.

P T e) Identifikasi dampak penting lingkungan, sebagai bahan

© pertimbangan dalam pelingkup, dalam proses penyaringan


lingkungan yang akan menghasilkan output berupa jenis
dokumen lingkungan yang dibutuhkan.

f) Identifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan penanganan


khusus untuk peningkatan keselamatan jalan.
17
Page
B. Ruang Lingkup Survei pendahuluan

Sebelum Survai Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survai


harus menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada antara lain :
a) Dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan
atau studi lingkungan.
b) As bulit drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan
penanganan sebelumnya (jika ada).
c) Peta-peta dasar yang relevan
d) Dan sebagainya.
Survai pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan

HA
survai Berjalan kaki, sesuai dengan kebutuhan, untuk memperoleh data

R
atau informasi yang ditargetkan sebagaimana di tentukan di dalam A
sasaran tersebut di atas.

A G
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survai Pendahuluan harus

E K
dilaksanakan sepanjang ruas jalan (dari titik stasion awal ruas sampai

A R
dengan titik stasion akhir ruas), dengan Interval paling jauh setiap 50
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan.

L M
C. Output Survey Pendahuluan

T .A Laporan mengenai jenis survai detail berikutnya yang harus


dilaksanakan, yang mengutarakan antara lain lokasi survai dan cakupan

© P yang diperluka.Diagram strip longitudinal, mulai dari titik awal ruas


sampai dengan titik akhir ruas, yang memuat gambaran :
1) Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi.
2) Lokasi dan kondisi jembatan dan bangunan-bangunan struktur
lainnya.
3) Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang
melintang.
4) Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih terperinci hal-hal
tersebut dalam diagram strip longitudinal tersebut dalam point-point
18

di atas
Page
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a) Sketsa alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
b) Batas-batas ruang milik jalan.
c) Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat di mamfaatkan,
seperti quarry pasir, batu, atau bahan timbunan.
d) Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi kontruksi
jalan, seperti misalnya sungai, danau, laut, lembah, juramg, bukit,
gunung dan sebagainya.
e) Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang
diperkirakan dapat atau akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
kontruksi maupun layanan lalu lintas jalan.

HA
Survai Pendahuluan atau Reconnaissance Survai meliputi kegiatan
pengumpulan data primer, penentuan rencana
R
awal trase
A
jalan
berdasarkan data primer dan melakukan survai

A Glapangan untuk
menganalisa serta menentukan trase definitif yang memenuhi syarat
teknis, ekonomis dan lingkungan.

E K
A R
Dalam pelaksanaannya team akan mengumpulkan sebanyak mungkin
data-data yang diperlukan untuk penentuan langkah-langkah desain,

L M
yang mencakup :
1) Data mengenai trase

T.A 2) Data klasifikasi medan

P
3) Data lokasi quarry material
4) Survai topografi sederhana

© 5) Lokasi titik traffic counting

19
Page
Selama survai pendahuluan team akan mengecek semua data-data di
lapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta mengambil
keputusan apa yang akan dilakukan. Tugas dari Team antara lain:
a) Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Topografi Skala 1 :
250.000, 1 : 100.00 dan peta-peta pendukung lainnya (Peta
Geologi, Tata Guna Tanah dll) yang dipakai untuk menentukan
trase jalan dan titik akhir trase jalan secara garis besar, dengan
menunjukkan beberapa alternatif trase jalan.
b) Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah
sekitarnya dari segi Geografis, Sosial Ekonomi secara umum.
c) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah
rencana trase jalan melalui station-station pengamatan yang telah
HA
ada ataupun pada Jawatan Metrologi setempat.

R A
G
d) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah

KA
rencana trase jalan.
e) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan

R E
diperlukan pemasangan jembatan, Gorong-gorong dan bangunan
pelengkap lainnya.

M
f)
A
Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang

.A L penting dan untuk butir b, c, d dan e.


g) Mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai Harga

P T Satuan dan biaya hidup sehari-hari.


h) Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d i dan

© memberikan saran-saran yang diperlukan untuk pekerjaan


konstruksi, dengan memperbandingkan alternatif trase jalan yang
diambil.
i) Mengumpulkan Informasi Sumber material (Quarry) yang
diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan mengestimasi volume
serta memetakannya.
Semua hasil survai pendahuluan dilaporkan dalam bentuk laporan
survai pendahuluan dan dilengkapi dengan photo (asli) mengenai
20

keadaan lokasi jembatan baru beserta dengan masalah-masalahnya


(apabila ada).
Page
4.4 INVENTARISASI JALAN

Pelaksanaan inventarisasi jalan dilakukan untuk :


1) Pencatatan kondisi rata-rata perkerasan jalan setiap 200 m
dengan menggunakan kendaraan. Untuk kondisi tertentu
memerlukan data yang lebih rapat, interval jarak dapat
diperpendek.
2) Pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang ruang mamfaat jalan
(rumija), mencakup :
• Bangunan-bangunan pelengkap jalan (Drainase,
saluran, gorong-gorong, Guard-rill, dsb);
• Bangunan atau instalasi utilitas
A
(seperti

H
gardu,/boks/tiang telepon, tiang listrik, kabel telepon,
kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb);
R A


Pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb;

A G
Papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang

E K
bersifat permanen atau non permanent.

R
Dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada

A
saat perencanaan teknis atau pada saat pelaksanaan

L M konsruksi.

.A
3) Pengambilan foto-foto kondisi existing didalam rumaja atau rumija
setiap jarak paling jauh 200 meter, jarak tersebut harus

P T diperpendek apabilah ditemukan perubahan yang signifikan.


Disamping hal yang ditentukan tersebut dalam butir i) di atas,

© inventarisasi jalan harus mengacu juga kepada pedoman-pedoman IIRMS


untuk kegiatan survai jalan.

21
Page
4.5 PENGUKURAN TOPOGRAFI

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah


mengumpulkan data kordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang
rencana trase jalan didalam koridor dan yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan sekala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan
geometrik jalan, dan penanggulangan longsoran.
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan bumi sepenjang
rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1 : 1000, yang akan digunakan untuk perencanaan
geometrik jalan.

HA
1) Pekerjaan pengukuran Topografi sedapat mungkin dilakukan

R
sepanjang rencana as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan A
persilangan dengan sungai
A dan jalan G
mengadakan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah
lain sehingga

E K
memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standard yang
ditentukan.

A R
2) Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan

L M alat yang baik dan sesuai dengan ketelitian alat dan dibuat daftar

.A
hasil pemeriksaan alat tersebut.
3) Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan

P T aman, dibuat titik tetap (BM) yang di ambil dari titik triangulasi
yang ada.

© 4) Awal dan akhir proyek hendaknya dikaitkan pada titik-titik tetap


(BM).

22
Page
4.5 SURVEY PERKERASAN JALAN

Survai perkerasan jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang


sudah ada. Untuk perkerasan jalan aspal yang masih utuh, dilakukan dengan
mengukur lendutan balik dengan alat Benkelmen Beam. Untuk jalan perkerasan
aspal yang sudah rusak atau jalan kerikir/tanah, nilai struktural didapat dengan
mengukur CBR tanah dasar dengan DCP test. Dicatat nilai sisa perkerasan setara
tebal agregat klas A.

4.6 SURVEI QUARRY DAN HARGA MATERIAL

Tujuan survai quarry dan harga materialyang dilaksanakan dalam pekerjaan


ini adalah untuk mengumpulkan data quarry dan harga material, guna keperluan
HA
R A
analisis harga satuan upah dan bahan pekerjaan.Informasi yang ingin diperoleh
dari pemeriksaan ini adalah mengenai lokasi sumber material, jenis material,

G
jumlah material yang ada dan harga material yang terdapat disekitar lokasi

A
E K
proyek. Informasi ini penting untuk perhitungan harga satuan pekerjaan dalam
perencanaan dan sebagai informasi bagi kontraktor dalam mengajukan harga

R
penawaran ( Analisa Harga Satuan / OE-EE ).

A
A L M4.6 SURVEI HIDROLOGI DAN HIDARULIK

T .
Tujuan Survai hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air

© Ppada bangunan air air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.
Survai Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam analisa
hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan drainase. Sedangkan
perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis dan dimensi dari
bangunan-bangunan drainase, disamping untuk penentuan bentuk potongan
jalan itu sendiri. Tujuan survai hidrologi yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
23

adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan bangunan air yang ada, guna
Page

keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana, perencanaan


drainase dan bangunan air yang diperlukan di sepanjang rencana trase jalan.
Analisa hidrologi diperlukan dalam Perencanaan teknis jalan untuk dapat atau
menentukan curah hujan, data banjir di suatu daerah atau pemukiman yang
melewati jalan sebagai salah satu transportasi penghubung.

HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
24
Page
4.7 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Dalam perencanaan geometrik jalan konsultan harus mempertimbangkan aspek


keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun
pada saat pengoperasioan jalan. Konsultan harus menjamin bahwa semua elemen
geometrik yang direncanakan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar
geometrik jalan dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.Dalam
melaksanakan perencanaan geometrik jalan konsultan harus menggunakan
perangkat lunak yang kompatibel dengan perangkat lunak Autocad.

A. PROSES PERENCANAAN

Perencanaan dapat dikerjakan secara manual atau digital dan komputerisasi dan
HA
R
dengan menggunakan software (piranti lunak) yang sudah dipercaya kehandalannya.
A
A G
Dalam Perencanaan ini juga diperhatikan pemilihan rute yang optimal, baik dari segi
teknis, pembiayaan maupun aspek pengembangan wilayah dan lingkungan. selain itu

K
juga memperhatikan kriteria Perencanaan yang sudah diuraikan diatas. Dan selama

E
R
pelaksanaan DED pada setiap tahap dikendalikan, sehingga waktu yang ditentukan

A
dapat dipenuhi.

L M
Langkah - langkah yang harus diperhatikan didalam Perencanaan geometrik
jalan adalah sebagai berikut :

T .A


Gambar situasi skala 1 : 1000
Penentuan trase jalan

© P 

Penentuan koordinat PI
Kriteria Perencanaan
o Perencanaan alinyemen horizontal
o Perencanaan alinyemen vertical
o Perencanaan pelebaran perkerasan pada tikungan
o Perencanaan kebebasan samping
Penentuan tipe tikungan

 Full Circle (FC)


25

 Spiral Circle Spiral (SCS)


Page

 Spiral - spiral (SS)


Penggambaran

 Plan (alinyemen horizontal)

 Profil memanjang (alinyemen vertikal)

 Penampang melintang (cross section)

B. PERENCANAAN DRAINASE

Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan


Permukaan Jalan SNI No.03-3424-1994 dan mengakomodasi factor keselamatan,
pengendalian hanyutan / polusi peralatan dan lain-lain.Karena saluran drainase
memegang peranan yang sangat penting dalam hal mengumpulkan dan menyalurkan
HA
R
air permukaan dari daerah milik jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai
A
A G
kapasitas yang cukup (dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7
tahunan untuk jalan kolekter serta 5 tahun untuk jalan local). Lokasi dan bentuk

K
saluran drainase harus direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan

E
R
erosi, bersih terhadap hanyutan / penumpukan material yang akan mengurangi
kapasitas drainase.Perencanaan drainase meliputi:

M A
1) mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan.

.A L
2) Mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase.
3) Menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah mamfaat jalan.

P T4) Merencanakan alinyemen saluran.


5) Merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan

© permukaan pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air pada
daerah sekitar menuju daerah buangan.
6) Merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfungsi untuk mencegah
rembesan air dari atas.
7) Merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjun atau pematah arus pada
daerah curam.
26
Page
C. KESELAMATAN LALU-LINTAS

Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan,


baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska kontruksi. Perencanaan harus
menjamin bahwa semua eleman yang direncanakan memenuhi persyaratan desain
yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.Untuk
meningkatkan keselamatan jalan, harus dipertimbangkan tindakan-tindakan mitigasi
kecelakaan lalu lintas kedalam rencana detail (misalnya : pelebaran bahu jalan,
pembuatan jembatan khusus bagi pengguna jalan tak bermotor, pemasangan lampu,
dll), kebutuhan fasilitas pejalan kaki dan pengurangan terhadap side friction.
Konsultan perlu mengidentifikasi kebutuhan pengadaan lahan dalam meningkatkan
keselamtan kerja, ternasuk pembuatan penyesuaian desain apabilah diperlukan.

HA
D. PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN
R A
G
Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan

A
K
perangkat lunak yang kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-CAD.

E
A R
L M
T .A
© P
27
Page
4.8 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan


dalam pekerjaan ini adalah :
a) Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda
Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987,UDC : 625.73(02),
b) “A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in tropical and
sub- tropical countries”, Overseas Road Note 31, Overseas Centre, TRL,
1993.
c) AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1986.
d) RDS-303

HA
Konsultan harus melakukan analisis data lalu-lintas untuk penetapan

R
lebar dan tebal konstruksi perkerasan. Konsultan harus mengutamakan
A
A G
penggunaan bahan setempat sesuai dengan masukan dan laporan geoteknik.
Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan

K
konstruksi, maka konsultan harus mengusulkan usaha-usaha peningkatan

E
R
sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi
jalan.

M A
Jenis Perkerasan yang digunakan untuk jalan ini adalah perkerasan

.A L
fleksibel/lentur (flexible pavement) atau perkerasan kaku karena kondisi
teknis tanah dasar yang digunakan untuk tanah pondasi jalan bervariasi,

P T
maka direncanakan tebal perkerasan jalan secara tipikal.
Pemilihan jenis perkerasan didasarkan pada pertimbangan :

© 

Kondisi tanah
Ekonomi Pelaksanaan
 Dan syarat teknis lainnya
Perencanan perkerasan jalan dipengaruhi oleh kekuatan daya dukung tanah
dan volume lalu lintas serta tipe kendaraan yang akan melintasi jalan
tersebut. Pada pekerjaan ini dipergunakan perkerasan lentur. Perencanaan
perkerasan lentur dimaksudkan untuk memberikan keamanan dan kenyaman
pada suatu kecepatan tertentu untuk semua jenis kendaraan pada setiap
28

kondisi cuaca.
Page
4.9 PERENCANAAN TEMBOK PENAHAN TANAH

Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting utama


untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding
penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas
struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan umumnya
terbuat dari bahan kayu,

Klasifikasi dinding penahan

Berdasarkan bentuk dan penahanan terhadap tanah, dinding penahan dapat

HA
R
dan (3) dinding non gravity. Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang
A
klasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni: (1) dinding gravity, (2) dinding semi gravity

atau bronjong batu (gabion).


A G
mengandalkan berat bahan sebagai penahan tanah umumnya berupa pasangan batu

K
Dinding semi gravity selain mengandalkan berat sendiri, memanfaatkan berat

E
A R
tanah tertahan untuk kestabilan struktur. Sedangkan dinding non gravity
mengandalkan konstruksi dan kekuatan bahan untuk kestabilan.

L M
Tekanan tanah lateral

T .A
Untuk dapat memperkirakan dan menghitung kestabilan dinding penahan,
diperlukan menghitung tekanan ke arah samping (lateral). Karena massa tanah

© P berupa butiran, maka saat menerima tegangan normal (σn) baik akibat beban yang
diterima tanah maupun akibat berat kolom tanah di atas kedalaman atau duga
tanah yang kita tinjau, akan menyebabkan tekangan tanah ke arah tegak lurus
atau ke arah samping. Tegangan inilah yang disebut sebagai tegangan tanah
lateral (lateral earth pressure). Tengangan tanah akibat kolom tanah tersebut
merupakan besaran tegangan efektif (σeff) yang sebanding dengan γeff x H.
Pengetahuan tentang tegangan lateral ini diperlukan untuk pendekatan
perancangan kestabilan. Tekanan tanah lateral dibedakan menjadi tekanan tanah
lateral aktif dan tekanan lateral pasif. Tekanan lateral aktif adalah tekanan lateral
29

yang ditimbulkan tanah secara aktif pada struktur yang kita selenggarakan.
Sedangkan tekanan lateral pasif merupakan tekanan yang timbul pada tanah saat
Page

menerima beban struktur yang kita salurkan pada secara lateral.Besarnya


tekanan tanah sangat dipengaruhi oleh fisik tanah, sudut geser, dan kemiringan
tanah terhadap bentuk struktur dinding penahan.

Kestabilan dinding penahan tanah

Besaran tekanan lateral ini menjadi salah satu faktor utama yang diperhitungkan
untuk perancangan kestabilan dinding penahan tanah. Tekanan lateral tersebut
dapat menyebabkan dinding penahan terguling (overturning) atau bergeser
(slidding). Selain besaran tekanan lateral kestabilan dinding penahan dipengaruhi
pula oleh bentuk struktur dan faktor pelaksanaan konsruksi. Buruknya
pemadatan tanah tertahan di belakang dinding penahan merupakan penyebab
keruntuhan undermining.

HA
Kestabilan geser dinding penahan

R
Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal, dasar A
G
dinding penahan harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah muka

A
E K
tanah. Untuk dinding permanen, kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya
struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat kekuatan diatas tak

A R
mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau
tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut,

L M
harus dipertimbangkan pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran

.A
maupun pengaruh hujan.

T
Longsoran

P
© Longsoran adalah perpindahan massa tanah atau batu pada arah tegak, mendatar
atau miring dari kedudukan semula, gerakan tanah mencakup gerak rayapan dan
aliran maupun longsoran. Sehingga dari definisi gerakan tanah dapat disimpulkan
bahwa longsoran adalah bagian dari gerakan tanah. (Widjojo dalam Pangular,
1985). Berdasarkan pergerakan massa runtuhnya, longsor dapat dikelompokkan
menjadi beberapa, yaitu: Runtuhan (falling); merupakan jatuhnya bongkahan batu
atau material yang terlepas dari lereng yang terjal; Gelinciran (sliding); merupakan
pergerakan massa ke arah bawah dan keluar yang disebabkan oleh tegangan geser
yang bekerja pada permukaan runtuh melebihi tahanan geser yang dimiliki oleh
30

material pada permukaan runtuh; Gulingan ( toppling ); merupakan tergulingnnya


Page

beberapa blok – blok batuan yang diakibatkan oleh momen guling yang bekerja
pada blok – blok batuan tersebut; Aliran ( flowing ); merupakan material yang
bergerak ke arah bawah lereng seperti suatu cairan.

Kegunaan dan manfaat program Geo 5 v.17

Program bantu ini dikhususkan untuk menghitung dan menganalisis masalah-


masalah yang berkaitan dengan pekerjaan tanah, misalnya pekerjaan
pemancangan, dinding penahan tanah (Retaining Wall), menganalisis penurunan
tanah (Settlement), menganalisis stabilitas lereng (Slope Stability), dan lain
sebagainnya. Geo 5 dapat menghitung dan menganalisis dalam waktu yang
singkat, akan tetapi akurat dan tepat. Geo 5 dapat menghitung dan menganalisis
stabilitas lereng, stabilitas dinding penahan tanah, menganalisis keamanan dari
dimensi dinding penahan tanah yang telah dibuat, dan lain sebagainya.
HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
31
Page
Tekanan tanah aktif dan pasif

Konsep tekanan tanah aktif dan pasif sangat penting untuk masalah-masalah
stabilitas tanah, pemasangan batang-batang penguat pada galian. Persamaan
tekanan tanah aktif pada tanah pasir murni diberikan di bawah ini :

Pa = Ka γ H2 kN/m

Di mana harga Ka Untuk tanah datar adalah :

Ka = = tan 2

Untuk tanah miring harga Ka adalah:

HA
Ka =

R A
A G
Tekanan tanah aktif pada tanah berkohesi dihitung dengan cara sebagai berikut:

K
Kohesi adalah lekatan antara butirbutir, sehingga kohesi mempunyai pengaruh

E
A R
mengarungi tekanan aktif tanah sebesar 2c

Pa = Ka γ H2 – 2c

L M
Tekanan tanah pasif :

T .A Pp1 = . γw . h12

© P Pp2 = . γw . h22 Kp + 2c

Kp = = tan2

32
Page
Teori Rankine untuk tanah non-kohesi

Gaya horisontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah


aktif dan nilai banding tekanan horisontal dan vertikal pada kondisi ini, merupakan
koefisien tanah aktif (coefficient of active pressure) atau Ka bila ditanyakan dalam
persamaan umum (Hardiyatmo, 2007).

Ka =

Kp =

Stabilitas dinding penahan terhadap penggulingan


HA
R
Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan A
berikut :

A G
SFguling =

E K ≥2

R
Stabilitas dinding penahan terhadap penggeseran

A
L M
Gaya perlawanan yang terjadi berupa lekatan antara tanah dasar pondasi
dengan alas pondasi dinding penahan tanah. Untuk jenis tanah campuran (lempung

.A
pasir) maka besarnya,

T
© P SF =

SF ≥ 2 digunakan untuk jenis tanh kohesif, misal tanah lempung

Stabilitas dinding penahan terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah

Persamaan ini digunakan untuk menghitung kapasitas dukung ultimit pada


beban miring dan eksentris, yaitu :

qu = dciccNc + dqiqDq.γ.Nq + dγiγ.0,5.BγNγ

Faktor kemiringan beban menggunakan rumus :


33

iq = ≥0
Page

ic = iq – (1 – iq) / Nc tgϕ
Dengan catatan : Nctgϕ = Nq – 1

Dan faktor kapasitas dukung menggunakan rumus :

Nq = tg2 (45’+ )

Nc =

Nγ = 1,5 ( Nq – 1 ) tgϕ’

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung didentifikasi sebagai :

F= ≥3→q

HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
34
Page
BAB V TAHAP PERENCANAAN

5.1 PROGRAM KERJA

Secara umum pekerjaan ini terdiri dari 3 tahapan utama yaitu persiapan,
pengumpulan data, dan akhir. Setting waktu dan bahasan untuk setiap tahapan
disesuaikan dengan kewajiban pengumpulan laporan (laporan pendahuluan, laporan
bulanan dan laporan akhir). Setiap tahap studi di-set untuk menyelesaikan kegiatan
sebagai berikut:

TAHAP PERSIAPAN
Ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan menyiapkan kerangka

HA
wilayah rencana, meliputi kegiatan:
R A
pelaksanaan studi berupa persiapan survey, kajian literatur, dan pengenalan awal

G
a. Inisiasi studi: berupa kegiatan konsolidasi tim, pengumpulan dan pelaksanaan

A
studi literatur,

b. Persiapan analisis: berupa


E
kegiatan K pemantapan metodologi analisis

A R
khususnya terkait dengan penyusunan pola pikir studi, penyiapan peta dasar,
Persiapan survey: berupa kegiatan untuk memilih metoda survey, penyiapan

L M
formulir dan perlengkapan survey serta SDM pelaksana survey.

T .A
TAHAP PENGUMPULAN DATA
Ditujukan untuk memperoleh data sekunder maupun primer yang dibutuhkan

© P dalam kegiatan inventarisasi data jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten


Bangka Barat, meliputi kegiatan:

a. Pelaksanaan survey: berupa kegiatan survey primer (pengamatan lapangan,


pengukuran/penghitungan) dan pengumpulan data dari sumber sekunder
khususnya terkait dengan data statistik wilayah, kuantitas dan kualitas
penyediaan jaringan transportasi dan permintaan perjalanan, dan dokumen
perencanaan serta hasil studi terdahulu;

b. Kompilasi data: berupa kegiatan tabulasi dan verifikasi data hasil survey
35

untuk mendapatkan data olahan yang terstruktur sebagai modal untuk


pelaksanaan analisis dan program pembangunan jalan dan jembatan.
Page
c. Analisis berupa kegiatan penyampaian dan persepsi terhadap data yang
diperoleh dan potret kondisi serta permasalahan Kabupaten Bandung Barat.
Analisis awal ini dilakukan dalam konteks untuk menyiapakan kerangka awal
bagi pelaksanaan analisis lanjutan.

TAHAP AKHIR
Ditujukan untuk melengkapi laporan perencanaan sesuai dengan hasil diskusi
dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi untuk dijadikan
hasil akhir dari studi ini, meliputi kegiatan:

a. Penyusunan rekomendasi: berupa kegiatan menyimpulkan hasil studi dan

A
merangkum saran bagi tindaklanjut hasil perencanaan dalam kebijakan
umum maupun sektoral di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung
Barat,
A H
b. Penyempurnaan laporan: berupa kegiatan untuk

G R
memperbaiki laporan

K A
perencanaan sesuai dengan masukan pemberi kerja maupun hasil diskusi
dengan berbagai pihak, baik secara substansial maupun editorial,

R E
M A
.A L
P T
©
36
Page
5.2 JADWAL PELAKSANAAN

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah disepakati, maka pelaksanaan


KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN DESA berlangsung selama
30 hari kalender kerja, terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK). Tahapan pekerjaan ini meliputi tahap persiapan dan pelaksanaan, serta
pembuatan laporan. Dalam melaksanakan penyusunan kegiatan pekerjaan
KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN DESA ini agar mendapatkan
hasil yang optimal dan tahapan-tahapan kegiatan yang terjadwal dan terencana
dengan baik maka dibuatlah jadwal pelaksanaan pekerjaan ini sebagaimana yang
terdapat pada Tabel 6 berikut ini:

HA
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

R A
Tahapan Kegiatan

A 1 2 G
Minggu Ke-
3 4

Persiapan

E K
R
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung

Studi Literatur dan pendataan awal

M A
L
Kunjungan lapangan, pelaksanaan survey detail

.A
Rapat pembahasan

P T
Pembuatan laporan

©
37
Page
5.2 KOMPOSISI DAN PENUGASAN TENAGA AHLI

TENAGA AHLI (PROFESIONAL STAF)

KEPALA TEAM/TEAM LEADER (1 ORANG)

Sarjana Teknik Sipil Non Keguruan dengan pengalaman dalam bidang Final Engineering
dan Perencanaan Teknik Jalan, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan
segala permasalahannya dan harus sudah berpengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun
memiliki SKA Muda, sudah biasa bekerja dengan metoda desain yang dikembangkan oleh
instansi terkait maupun metoda teknik perencanaan jalan. Tugas dan tanggung jawab
Kepala Team meliputi:

Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini, sehingga bisa
HA
menghasilkan pekerjaan sebagaimana diatur dalam KAK.

R A
TENAGA PENDUKUNG

A G
SURVEYOR

E K
Adalah seorang lulusan D3/ SMK

A R
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan lapangan untuk pekerjaan sipil,

L M
penyidikan tanah dan material.

T .A
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan dan
lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.

© P
DRAFTER/CAD PROFESIONAL

Mempunyai pengalaman dalam bidang gambar-gambar teknik sipil, khususnya jalan. Dapat
bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang
pendidikan minimal STM/SMK serta menguasai penggambaran digital dengan metode
Computer Aided Design (CAD).

TENAGA ADMINISTRASI

Seorang yang berpengalaman dalam Administrasi Proyek dan menguasai komputer,


38

terbiasa bekerja menggunakan MS Office.


Page

Tugas dan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan administrasi dan memasukan data
kedalam komputer sesuai dengan petunjuk Engineer.
5.5 PENUGASAN PERSONIL

Keterlibatan tenaga ahli dialokasikan berdasarkan jadwal kegiatan yang telah


ditentukan. Keterlibatan tenaga ahli ditunjukkan dengan jumlah bobot keterlibatan
masing-masing tenaga ahli dalam satu jenis komponen kegiatan, dan lama jumlah
keterlibatan setiap personil untuk keseluruhan kegiatan mulai dari awal hingga akhir
pekerjaan

PENUGASAN PERSONIL
Pekerjaan KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN DESA
Kabupaten Bandung Barat
Tahun Anggaran 2019
PT ALMA REKA GRAHA

HA
R
MINGGU KE A
NO. POSISI

A G
K
1 2 3 4

I
1
Tenaga Ahli

R
Team Leader Ahli Arsitektur/Sipil SKA Muda
E
2
II
Tenaga Ahli S1 Teknik Sipil Non SKA

M
Tenaga Pendukung
A
1
2
3
Surveyor

.A
Drafter
L
Staff Administrasi

P T
©
39
Page
BAB VI PENUTUP

Pekerjaan Perencanaan KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN


PERMUKIMAN DESA Tahun Anggaran 2019 bermaksud untuk membantu Dinas
Perumahan dan Permukiman Kabupaten Bandung Barat dalam rangka
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan dan sarana pelengkapnya.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jalan yang
berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana
menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan
perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya
khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat

HA
pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.

R
Setelah terselesaikannya Laporan Pendahuluan ini maka pihak konsultan PT.A
A G
ALMA REKA GRAHA bersiap melanjutkan aktivitas kerja sesuai dengan rencana
kerja yang telah dirancang. Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapan

E K
bersama maka dibutuhkan kerja keras dari pihak konsultan seperti mematuhi jadwal

A R
rencana kerja yang telah disepakati. Namun semua itu membutuhkan dukungan dari
pihak-pihak terkait seperti koordinasi dengan instansi yang mempunyai data

L M
sekunder dan sebagainya. Pada akhirnya nanti hasil yang dicapai sesuai dengan
harapan bersama dan dapat berguna untuk kemajuan bersama.

T .A
© P
40
Page

Anda mungkin juga menyukai