L aporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis
kontrak pengadaan jasa konsultan perencana antara PT. ALMA REKA GRAHA dengan
Dinas Perumahan dan Permukiman, Kabupaten Bandung Barat, pada Konsultansi
Perencanaan Kawasan Permukiman Desa Kab. Bandung Barat 2019.
HA
Laporan kami merupakan susunan dari berbagai data sekunder yang telah
R A
didapatkan dari berbagai sumber. Kami mengerti bahwa laporan ini masih banyak
G
kekurangan. Kami juga mohon maaf apabila dalam penyusunan dari laporan ini
A
K
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sehingga dari laporan ini kami memohon
M A
Demikian laporan Pendahuluan ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai
L
bahan pertimbangan dalam tahapan perencanaan selanjutnya.
.A
P T
©
Konsultan Perencana
A
BAB VI PENUTUP 40
BAB II LANDASAN TEORI 6
A H
R
2.1 KEBIJAKAN DESAIN 6
G
2.2 PERATURAN DAN TEORI 6
2.3 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 7
2.4 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN 7
K A
BAB III PEMBAHASAN 12
R E
3.1 GAMBARAN DAN ADMINISTRASI
M A
12
DAFTAR ISI
BAB IV METODOLOGI
A L 15
P T.
4.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN
4.2 SURVEI DAN INVESTIGASI
4.3 SURVEI DAN PENDAHULUAN
15
16
17
TANAH 29
Page
BAB I PENDAHULUAN
HA
Dinas
Perumahan dan Permukiman Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka
R
mencapai sasaran pembangunan yakni untuk sebesar-besarnya meningkatkan A
A
dana, salah satunya adalah melaksanakan kegiatan perencanaan.
G
kesejahteraan masyarakat, diperlukan optimalisasi terhadap penggunaan
E K
Jasa pelayanan
A
iniR
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
M
Kabupaten Bandung Barat cq Dinas Perumahan dan Permukiman dalam
L
.A
rangka melaksanakan pekerjaan Perbaikan Jalan lingkungan dan sarana
pendukung jalan seperti drainase dan tembok penahan tanah.
P T 1.3 TUJUAN
A. RUANG LINGKUP
R A
3. Analisa data, design;
4. Gambar perencanaan akhir ;
A G
5. Rencana biaya dan gambar;
6. Perhitungan volume pekerjaan fisik.
E K
A R
L M B. LOKASI
.A
Lokasi pekerjaan tersebar di Kecamatan Cipongkor Desa Baranangsiang
dan Desa Cijenuk, Kecamatan Sindangkerta Desa Weninggalih, Kecamatan
P T
Padalarang Desa Jayamekar, Kecamatan Cisarua Desa Jambudipa dan Desa
Padaasih, Kecamatan Rongga Desa Bojong, Kecamatan Cipeundeuy Desa
HA
NAMA PENGGUNA
JASA
: DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN
BANDUNG BARAT
R A
ALAMAT PENGGUNA
JASA
SPK
: JL. RAYA PADALARANG – CISARUA KM2
A
: 648/03/SPK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019 G
SPMK
E K
: 648/03/SPMK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019
BIAYA
R
: RP. 49.170.000,00 (EMPAT PULUH SEMBILAN JUTA
A
SERATUS TUJUH PULUH RIBU RUPIAH)
WAKTU
L M : 30 (Tiga Puluh Hari) HARI KALENDER
PELAKSANAAN
HA
648/03/SPK/PRC.P2KP/KBB/PRM/2019
R A
c) Peraturan dan Perundang-undangan seperti:
A G
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah
E K
R
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
A
M
12 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
©
Tentang Jalan
HA
1.3.10.1987
R
tentang Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk A
Bangunan di Sungai;
A G
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
E K
Metode Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73(02))
A R
AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1996
Pedoman Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan No :
.A
Wilayah Ditjen Prasarana Wilayah
5
Page
BAB II LANDASAN TEORI
H
semaksimum mungkin,
c) Perencanaan Drainase:
Dewan Standarisasi Nasional : Tata Cara Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan”, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta, 1994.
6
Page
2.3 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan
fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal daerah pedesaan yaitu :
a. penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran,
A G
E K
rencana dari perkerasan jalan yang akan digunakan didalam pekerjaan
pelaksanaan ruas jalan yang bersangkutan, yang didasarkan kepada hasil
A R
pengujian lapangan atas tanah dan permukaan jalan, sifat dan karakteristik
tanah, serta karakteristik beban lalu – lintas yang melalui ruas – ruas jalan
L M
tersebut.
.A
a. Umur Rencana
T
© P
HA
R A
A G
E K
R
Tabel 2. Pemilihan Jenis Perkerasan
Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)
A
L M
c. Lalu-lintas
Untuk jalan dengan lalu lintas rendah, jika data lalu lintas tidak tersedia
T .A
atau diperkirakan terlalu rendah untuk mendapatkan desain yang aman,
maka nilai perkiraan dalam Tabel berikut dapat digunakan:
© P
Tabel 3. Perkiraan Lalu – Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah
Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)
8Page
d. Traffic Multiplier (TM)
Nilai TM kelelahan lapisan aspal untuk kondisi pembebanan yang berlebih
di Indonesia berkisar 1,8 – 2. Nilai yang akurat berbeda – beda tergantung
dari beban berlebih pada kendaraan niaga di dalam kelompok truk.
E K
dengan perendaman selama 4 hari, dengan nilai CBR pada 95% kepadatan
kering maksimum. Berdasarkan kriteria tersebut, CBR untuk timbunan
R
biasa dan tanah dasar dari tanah asli di Indonesia umumnya 4% atau
A
L M
berkisar antara 2,5%-7%. Desainer sering berasumsi bahwa dengan
material setempat dapat dicapai CBR untuk lapisan tanah dasar sebesar
T .A
6%, yang seringkali hal ini tidak tercapai. Karena itu perlu dilakukan
pengambilan sampel dan pengujian yang memadai. Perkerasan
1. Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri – ciri nilai CBR lebih dari 3%
dan dapat dipadatkan secara mekanis. Desain ini meliputi perkerasan di
atas timbunan, galian atau tanah asli (kondisi normal inilah yang sering
diasumsikan oleh desainer).
A
K
4. Tanah dasar diatas timbunan diatas tanah gambut.
E
A R
L M
T.A
© P
Gambar 1. Bagan Alir Desain Pemilihan Metode Desain Pondasi jalan
Sumber : Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Raya (No. 02/M/BM/2013)
10
Page
f. Struktur Perkerasan Jalan
Solusi pekerasan kaku untuk jalan dengan beban lalu – lintas rendah yang
banyak dipilih yang didasarkan pada pembebanan dan pertimbangan biaya
terkecil. Solusi lain dapat diadopsi untuk menyesuaikan dengan kondisi
setempat tetapi disarankan untuk tetap menggunakan bagan sebagai
langkah awal untuk semua desain.
HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
11
Page
BAB III PEMBAHASAN
Geografis Kabupaten Bandung Barat terletak pada 06º 41’ - 07º 19’
Lintang Selatan dan 107º 22’ - 108º 05’ Bujur Timur. Keseluruhan wilayah
Kabupaten Bandung Barat memiliki luas sebesar Luas wilayah 1.305,77 Km2
atau 130.577,40 Ha yang terbagi menjadi 16 wilayah administrasi kecamatan,
yaitu Lembang, Parongpong, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy, Ngamprah,
Cipatat, Padalarang, Batujajar, Cihampelas, Cililin, Cipongkor, Rongga,
Sindangkerta, Gununghalu dan Saguling. Kabupaten Bandung Barat meliputi
165 desa,
HA
R
Secara administratif, Kabupaten Bandung Barat mempunyai luas
A
A G
1.305,77 km2 atau 3,75 % dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat yang terbagi
dalam 16 kecamatan dan 165 desa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
E K
Gununghalu dengan luas 160,64 Km2 atau 12,30% dari luas Kabupaten
Bandung Barat. Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan
R
Batujajar dengan luas 32,04 Km2 atau 2,45% dari luas Kabupaten Bandung
A
M
Barat.
.A L
P T
©
12
Page
PETA ADMINISTRASI
KABUPATEN
BANDUNG BARAT
H A
R A
A G
E K
A R
A L M
T .
© P Gambar 2 Peta Administrasi Kabupaten Bandung Barat
Tabel 4
Wilayah Administrasi Kabupaten Bandung Barat
Luas Wilayah
No. Kecamatan KM2 Presentasi Jumlah Desa
1 Rongga 113,12 8,66 8
2 Gununghalu 160,64 12,30 9
3 Sindangkerta 120,47 9,23 11
4 Cililin 77,79 5,96 11
5 Cihampelas 46,99 3,60 10
6 Cipongkor 79,96 6,12 14
7 Batujajar 32,04 2,45 7
8 Saguling 51,46 3,94 6
9 Cipatat 126,05 9,65 12
10 Padalarang 51,40 3,94 10
A
11 Ngamprah 36,01 2,76 11
12 Parongpong 45,15 3,46 7
13
14
Lembang
Cisarua
95,56 7,32
55,11 4,22
16
8
A H
15
16
Cikalongwetan
Cipeundeuy
112,93 8,65
101,09 7,74
13
12
G R
Jumlah 1305,7 100,00
K A 165
Sumber: Kabupaten Bandung Barat Dalam Angka Tahun 2013
R E
M A
.A L
P T
©
14
Page
BAB IV METODOLOGI
B. Lingkup Pekerjaan
HA
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
R A
a) Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan
jembatan yang akan di desain.
A G
K
b) Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan
E
R
jenis pekerjaan)
M jalan baru)
A
Citra Satelit dan photo Udara (bila diperlukan terutama untuk
HA
jenis survai dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
adalah sebagimana tabel di bawah ini.
R A
Tabel 5. Ruang Lingkup Survai dan Investigasi.
A G
● Pelebaran
A R Ulang
Perkerasa
n Lama
Perkerasan
● Realinyemen
● Kontruksi Baru
L M (Jalan atau
.A
Jembatan
● Penggantian
P T 1
2
Survai Pendahuluan
Inventarisasi Jalan &
ya
Jika
Jembatan
Ya
ya
© 3
4
Jembatan
Investigasi Perkerasan
Lama
Survai Topografi & guna
diperlukan
Ya
Ya
ya
Ya
lahan
5 Investigasi Geoteknik & Ya Ya
Geologi
6 Survai Hidrologi & Ya Ya
Hidrolika
7 Survai Lalu Jika Ya
Lintas&Angkutan diperlukan
Berat
16
8 Investigasi Jembatan Ya Ya
Page
4.3 SURVEI DAN PENDAHULUAN
A. Tujuan
Sasaran Survai Pendahuluan atau Reconnaissance Survai atau
Premilinary Survai adalah :
HA
c) Perkiraan secara umum tentang penanganan yang di perlukan,
R A
A G
baik pada perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya
di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,
E K
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan,
jembatan dan bangunan-bangunan struktur lainnya, peningkatan
keselamatan jalan.
A R
M
d) Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan
L
.A
pembebasan lahan studi lingkungan (Amdal, UKL/UPL), jika
masing-masing diperlukan.
HA
survai Berjalan kaki, sesuai dengan kebutuhan, untuk memperoleh data
R
atau informasi yang ditargetkan sebagaimana di tentukan di dalam A
sasaran tersebut di atas.
A G
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survai Pendahuluan harus
E K
dilaksanakan sepanjang ruas jalan (dari titik stasion awal ruas sampai
A R
dengan titik stasion akhir ruas), dengan Interval paling jauh setiap 50
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan.
L M
C. Output Survey Pendahuluan
di atas
Page
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a) Sketsa alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
b) Batas-batas ruang milik jalan.
c) Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat di mamfaatkan,
seperti quarry pasir, batu, atau bahan timbunan.
d) Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi kontruksi
jalan, seperti misalnya sungai, danau, laut, lembah, juramg, bukit,
gunung dan sebagainya.
e) Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang
diperkirakan dapat atau akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
kontruksi maupun layanan lalu lintas jalan.
HA
Survai Pendahuluan atau Reconnaissance Survai meliputi kegiatan
pengumpulan data primer, penentuan rencana
R
awal trase
A
jalan
berdasarkan data primer dan melakukan survai
A Glapangan untuk
menganalisa serta menentukan trase definitif yang memenuhi syarat
teknis, ekonomis dan lingkungan.
E K
A R
Dalam pelaksanaannya team akan mengumpulkan sebanyak mungkin
data-data yang diperlukan untuk penentuan langkah-langkah desain,
L M
yang mencakup :
1) Data mengenai trase
P
3) Data lokasi quarry material
4) Survai topografi sederhana
19
Page
Selama survai pendahuluan team akan mengecek semua data-data di
lapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta mengambil
keputusan apa yang akan dilakukan. Tugas dari Team antara lain:
a) Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Topografi Skala 1 :
250.000, 1 : 100.00 dan peta-peta pendukung lainnya (Peta
Geologi, Tata Guna Tanah dll) yang dipakai untuk menentukan
trase jalan dan titik akhir trase jalan secara garis besar, dengan
menunjukkan beberapa alternatif trase jalan.
b) Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah
sekitarnya dari segi Geografis, Sosial Ekonomi secara umum.
c) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah
rencana trase jalan melalui station-station pengamatan yang telah
HA
ada ataupun pada Jawatan Metrologi setempat.
R A
G
d) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah
KA
rencana trase jalan.
e) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan
R E
diperlukan pemasangan jembatan, Gorong-gorong dan bangunan
pelengkap lainnya.
M
f)
A
Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang
H
gardu,/boks/tiang telepon, tiang listrik, kabel telepon,
kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb);
R A
•
•
Pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb;
A G
Papan iklan/reklame, gapura, dan sejenisnya yang
E K
bersifat permanen atau non permanent.
•
R
Dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada
A
saat perencanaan teknis atau pada saat pelaksanaan
L M konsruksi.
.A
3) Pengambilan foto-foto kondisi existing didalam rumaja atau rumija
setiap jarak paling jauh 200 meter, jarak tersebut harus
21
Page
4.5 PENGUKURAN TOPOGRAFI
HA
1) Pekerjaan pengukuran Topografi sedapat mungkin dilakukan
R
sepanjang rencana as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan A
persilangan dengan sungai
A dan jalan G
mengadakan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah
lain sehingga
E K
memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standard yang
ditentukan.
A R
2) Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan
L M alat yang baik dan sesuai dengan ketelitian alat dan dibuat daftar
.A
hasil pemeriksaan alat tersebut.
3) Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan
P T aman, dibuat titik tetap (BM) yang di ambil dari titik triangulasi
yang ada.
22
Page
4.5 SURVEY PERKERASAN JALAN
G
jumlah material yang ada dan harga material yang terdapat disekitar lokasi
A
E K
proyek. Informasi ini penting untuk perhitungan harga satuan pekerjaan dalam
perencanaan dan sebagai informasi bagi kontraktor dalam mengajukan harga
R
penawaran ( Analisa Harga Satuan / OE-EE ).
A
A L M4.6 SURVEI HIDROLOGI DAN HIDARULIK
T .
Tujuan Survai hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air
© Ppada bangunan air air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training
(pengarah arus) yang diperlukan.
Survai Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang diperlukan dalam analisa
hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam perencanaan drainase. Sedangkan
perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis dan dimensi dari
bangunan-bangunan drainase, disamping untuk penentuan bentuk potongan
jalan itu sendiri. Tujuan survai hidrologi yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
23
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan bangunan air yang ada, guna
Page
HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
24
Page
4.7 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
A. PROSES PERENCANAAN
Perencanaan dapat dikerjakan secara manual atau digital dan komputerisasi dan
HA
R
dengan menggunakan software (piranti lunak) yang sudah dipercaya kehandalannya.
A
A G
Dalam Perencanaan ini juga diperhatikan pemilihan rute yang optimal, baik dari segi
teknis, pembiayaan maupun aspek pengembangan wilayah dan lingkungan. selain itu
K
juga memperhatikan kriteria Perencanaan yang sudah diuraikan diatas. Dan selama
E
R
pelaksanaan DED pada setiap tahap dikendalikan, sehingga waktu yang ditentukan
A
dapat dipenuhi.
L M
Langkah - langkah yang harus diperhatikan didalam Perencanaan geometrik
jalan adalah sebagai berikut :
T .A
Gambar situasi skala 1 : 1000
Penentuan trase jalan
© P
Penentuan koordinat PI
Kriteria Perencanaan
o Perencanaan alinyemen horizontal
o Perencanaan alinyemen vertical
o Perencanaan pelebaran perkerasan pada tikungan
o Perencanaan kebebasan samping
Penentuan tipe tikungan
B. PERENCANAAN DRAINASE
K
saluran drainase harus direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu lintas, tahan
E
R
erosi, bersih terhadap hanyutan / penumpukan material yang akan mengurangi
kapasitas drainase.Perencanaan drainase meliputi:
M A
1) mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana jalan.
.A L
2) Mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase.
3) Menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah mamfaat jalan.
© permukaan pada daerah kaki lereng timbunan untuk menyalurkan air pada
daerah sekitar menuju daerah buangan.
6) Merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfungsi untuk mencegah
rembesan air dari atas.
7) Merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjun atau pematah arus pada
daerah curam.
26
Page
C. KESELAMATAN LALU-LINTAS
HA
D. PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN
R A
G
Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan
A
K
perangkat lunak yang kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-CAD.
E
A R
L M
T .A
© P
27
Page
4.8 PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
HA
Konsultan harus melakukan analisis data lalu-lintas untuk penetapan
R
lebar dan tebal konstruksi perkerasan. Konsultan harus mengutamakan
A
A G
penggunaan bahan setempat sesuai dengan masukan dan laporan geoteknik.
Bila bahan setempat tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan
K
konstruksi, maka konsultan harus mengusulkan usaha-usaha peningkatan
E
R
sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi
jalan.
M A
Jenis Perkerasan yang digunakan untuk jalan ini adalah perkerasan
.A L
fleksibel/lentur (flexible pavement) atau perkerasan kaku karena kondisi
teknis tanah dasar yang digunakan untuk tanah pondasi jalan bervariasi,
P T
maka direncanakan tebal perkerasan jalan secara tipikal.
Pemilihan jenis perkerasan didasarkan pada pertimbangan :
©
Kondisi tanah
Ekonomi Pelaksanaan
Dan syarat teknis lainnya
Perencanan perkerasan jalan dipengaruhi oleh kekuatan daya dukung tanah
dan volume lalu lintas serta tipe kendaraan yang akan melintasi jalan
tersebut. Pada pekerjaan ini dipergunakan perkerasan lentur. Perencanaan
perkerasan lentur dimaksudkan untuk memberikan keamanan dan kenyaman
pada suatu kecepatan tertentu untuk semua jenis kendaraan pada setiap
28
kondisi cuaca.
Page
4.9 PERENCANAAN TEMBOK PENAHAN TANAH
HA
R
dan (3) dinding non gravity. Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang
A
klasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni: (1) dinding gravity, (2) dinding semi gravity
K
Dinding semi gravity selain mengandalkan berat sendiri, memanfaatkan berat
E
A R
tanah tertahan untuk kestabilan struktur. Sedangkan dinding non gravity
mengandalkan konstruksi dan kekuatan bahan untuk kestabilan.
L M
Tekanan tanah lateral
T .A
Untuk dapat memperkirakan dan menghitung kestabilan dinding penahan,
diperlukan menghitung tekanan ke arah samping (lateral). Karena massa tanah
© P berupa butiran, maka saat menerima tegangan normal (σn) baik akibat beban yang
diterima tanah maupun akibat berat kolom tanah di atas kedalaman atau duga
tanah yang kita tinjau, akan menyebabkan tekangan tanah ke arah tegak lurus
atau ke arah samping. Tegangan inilah yang disebut sebagai tegangan tanah
lateral (lateral earth pressure). Tengangan tanah akibat kolom tanah tersebut
merupakan besaran tegangan efektif (σeff) yang sebanding dengan γeff x H.
Pengetahuan tentang tegangan lateral ini diperlukan untuk pendekatan
perancangan kestabilan. Tekanan tanah lateral dibedakan menjadi tekanan tanah
lateral aktif dan tekanan lateral pasif. Tekanan lateral aktif adalah tekanan lateral
29
yang ditimbulkan tanah secara aktif pada struktur yang kita selenggarakan.
Sedangkan tekanan lateral pasif merupakan tekanan yang timbul pada tanah saat
Page
Besaran tekanan lateral ini menjadi salah satu faktor utama yang diperhitungkan
untuk perancangan kestabilan dinding penahan tanah. Tekanan lateral tersebut
dapat menyebabkan dinding penahan terguling (overturning) atau bergeser
(slidding). Selain besaran tekanan lateral kestabilan dinding penahan dipengaruhi
pula oleh bentuk struktur dan faktor pelaksanaan konsruksi. Buruknya
pemadatan tanah tertahan di belakang dinding penahan merupakan penyebab
keruntuhan undermining.
HA
Kestabilan geser dinding penahan
R
Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal, dasar A
G
dinding penahan harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah muka
A
E K
tanah. Untuk dinding permanen, kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya
struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat kekuatan diatas tak
A R
mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau
tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut,
L M
harus dipertimbangkan pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran
.A
maupun pengaruh hujan.
T
Longsoran
P
© Longsoran adalah perpindahan massa tanah atau batu pada arah tegak, mendatar
atau miring dari kedudukan semula, gerakan tanah mencakup gerak rayapan dan
aliran maupun longsoran. Sehingga dari definisi gerakan tanah dapat disimpulkan
bahwa longsoran adalah bagian dari gerakan tanah. (Widjojo dalam Pangular,
1985). Berdasarkan pergerakan massa runtuhnya, longsor dapat dikelompokkan
menjadi beberapa, yaitu: Runtuhan (falling); merupakan jatuhnya bongkahan batu
atau material yang terlepas dari lereng yang terjal; Gelinciran (sliding); merupakan
pergerakan massa ke arah bawah dan keluar yang disebabkan oleh tegangan geser
yang bekerja pada permukaan runtuh melebihi tahanan geser yang dimiliki oleh
30
beberapa blok – blok batuan yang diakibatkan oleh momen guling yang bekerja
pada blok – blok batuan tersebut; Aliran ( flowing ); merupakan material yang
bergerak ke arah bawah lereng seperti suatu cairan.
Konsep tekanan tanah aktif dan pasif sangat penting untuk masalah-masalah
stabilitas tanah, pemasangan batang-batang penguat pada galian. Persamaan
tekanan tanah aktif pada tanah pasir murni diberikan di bawah ini :
Pa = Ka γ H2 kN/m
Ka = = tan 2
HA
Ka =
R A
A G
Tekanan tanah aktif pada tanah berkohesi dihitung dengan cara sebagai berikut:
K
Kohesi adalah lekatan antara butirbutir, sehingga kohesi mempunyai pengaruh
E
A R
mengarungi tekanan aktif tanah sebesar 2c
Pa = Ka γ H2 – 2c
L M
Tekanan tanah pasif :
T .A Pp1 = . γw . h12
© P Pp2 = . γw . h22 Kp + 2c
Kp = = tan2
32
Page
Teori Rankine untuk tanah non-kohesi
Ka =
Kp =
A G
SFguling =
E K ≥2
R
Stabilitas dinding penahan terhadap penggeseran
A
L M
Gaya perlawanan yang terjadi berupa lekatan antara tanah dasar pondasi
dengan alas pondasi dinding penahan tanah. Untuk jenis tanah campuran (lempung
.A
pasir) maka besarnya,
T
© P SF =
iq = ≥0
Page
ic = iq – (1 – iq) / Nc tgϕ
Dengan catatan : Nctgϕ = Nq – 1
Nq = tg2 (45’+ )
Nc =
Nγ = 1,5 ( Nq – 1 ) tgϕ’
F= ≥3→q
HA
R A
A G
E K
A R
L M
T .A
© P
34
Page
BAB V TAHAP PERENCANAAN
Secara umum pekerjaan ini terdiri dari 3 tahapan utama yaitu persiapan,
pengumpulan data, dan akhir. Setting waktu dan bahasan untuk setiap tahapan
disesuaikan dengan kewajiban pengumpulan laporan (laporan pendahuluan, laporan
bulanan dan laporan akhir). Setiap tahap studi di-set untuk menyelesaikan kegiatan
sebagai berikut:
TAHAP PERSIAPAN
Ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan menyiapkan kerangka
HA
wilayah rencana, meliputi kegiatan:
R A
pelaksanaan studi berupa persiapan survey, kajian literatur, dan pengenalan awal
G
a. Inisiasi studi: berupa kegiatan konsolidasi tim, pengumpulan dan pelaksanaan
A
studi literatur,
A R
khususnya terkait dengan penyusunan pola pikir studi, penyiapan peta dasar,
Persiapan survey: berupa kegiatan untuk memilih metoda survey, penyiapan
L M
formulir dan perlengkapan survey serta SDM pelaksana survey.
T .A
TAHAP PENGUMPULAN DATA
Ditujukan untuk memperoleh data sekunder maupun primer yang dibutuhkan
b. Kompilasi data: berupa kegiatan tabulasi dan verifikasi data hasil survey
35
TAHAP AKHIR
Ditujukan untuk melengkapi laporan perencanaan sesuai dengan hasil diskusi
dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi untuk dijadikan
hasil akhir dari studi ini, meliputi kegiatan:
A
merangkum saran bagi tindaklanjut hasil perencanaan dalam kebijakan
umum maupun sektoral di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung
Barat,
A H
b. Penyempurnaan laporan: berupa kegiatan untuk
G R
memperbaiki laporan
K A
perencanaan sesuai dengan masukan pemberi kerja maupun hasil diskusi
dengan berbagai pihak, baik secara substansial maupun editorial,
R E
M A
.A L
P T
©
36
Page
5.2 JADWAL PELAKSANAAN
HA
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
R A
Tahapan Kegiatan
A 1 2 G
Minggu Ke-
3 4
Persiapan
E K
R
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung
M A
L
Kunjungan lapangan, pelaksanaan survey detail
.A
Rapat pembahasan
P T
Pembuatan laporan
©
37
Page
5.2 KOMPOSISI DAN PENUGASAN TENAGA AHLI
Sarjana Teknik Sipil Non Keguruan dengan pengalaman dalam bidang Final Engineering
dan Perencanaan Teknik Jalan, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan
segala permasalahannya dan harus sudah berpengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun
memiliki SKA Muda, sudah biasa bekerja dengan metoda desain yang dikembangkan oleh
instansi terkait maupun metoda teknik perencanaan jalan. Tugas dan tanggung jawab
Kepala Team meliputi:
Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini, sehingga bisa
HA
menghasilkan pekerjaan sebagaimana diatur dalam KAK.
R A
TENAGA PENDUKUNG
A G
SURVEYOR
E K
Adalah seorang lulusan D3/ SMK
A R
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan lapangan untuk pekerjaan sipil,
L M
penyidikan tanah dan material.
T .A
Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan dan
lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
© P
DRAFTER/CAD PROFESIONAL
Mempunyai pengalaman dalam bidang gambar-gambar teknik sipil, khususnya jalan. Dapat
bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Mempunyai latar belakang
pendidikan minimal STM/SMK serta menguasai penggambaran digital dengan metode
Computer Aided Design (CAD).
TENAGA ADMINISTRASI
Tugas dan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan administrasi dan memasukan data
kedalam komputer sesuai dengan petunjuk Engineer.
5.5 PENUGASAN PERSONIL
PENUGASAN PERSONIL
Pekerjaan KONSULTANSI PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN DESA
Kabupaten Bandung Barat
Tahun Anggaran 2019
PT ALMA REKA GRAHA
HA
R
MINGGU KE A
NO. POSISI
A G
K
1 2 3 4
I
1
Tenaga Ahli
R
Team Leader Ahli Arsitektur/Sipil SKA Muda
E
2
II
Tenaga Ahli S1 Teknik Sipil Non SKA
M
Tenaga Pendukung
A
1
2
3
Surveyor
.A
Drafter
L
Staff Administrasi
P T
©
39
Page
BAB VI PENUTUP
HA
pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.
R
Setelah terselesaikannya Laporan Pendahuluan ini maka pihak konsultan PT.A
A G
ALMA REKA GRAHA bersiap melanjutkan aktivitas kerja sesuai dengan rencana
kerja yang telah dirancang. Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapan
E K
bersama maka dibutuhkan kerja keras dari pihak konsultan seperti mematuhi jadwal
A R
rencana kerja yang telah disepakati. Namun semua itu membutuhkan dukungan dari
pihak-pihak terkait seperti koordinasi dengan instansi yang mempunyai data
L M
sekunder dan sebagainya. Pada akhirnya nanti hasil yang dicapai sesuai dengan
harapan bersama dan dapat berguna untuk kemajuan bersama.
T .A
© P
40
Page