Anda di halaman 1dari 10

Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK
KONSTRUKSI

(Studi Kasus Proyek Pembangunan GIS 150 KV Tenate)


Febriyani Hasan Sillia, ST
Rais D. Hi Yusuf, ST,.M.Sc

Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

ABSTRAK

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman,
efisien dan produktif.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengolah data adalah Metode
Kuantitatif, Analisis Univariat dan Metode Deskriptif Kualitatif. Kuantitatif ialah
pengukuran berdasarkan teori-teori yang sudah ada, sedangkan analisis univariat ialah
analisis terhadap satu variabel. Kedua metode ini dipakai untuk mengukur tingkat
keberhasilan penerapan SMK3 pada proyek pembangunan GIS 150 Kv Ternate
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner. Sedangkan metode deskriptif kualitatif adalah
penggambaran terhadap suatu permasalahan, sedangkan kualitatif ialah cara penyajian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan
sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada proyek konstruki
pembangunan GIS 150 kv Ternate.

Kata kunci : SMK3 Konstruksi, Aanalisis Penerapan SMK3.

48
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

PENDAHULUAN danKesehatan Kerja (SMK3)pada


proyek konstruksi GIS 150 KV
Indonesia merupakan salah satu ternate oleh PT. Indokomas Buana
negara berkembang di mana banyak sekali Perkasa?
pembangunan yang sedang dilaksanakan.
2. Seberapa besar tingkat pelaksanaan
Pembangunan yang cukup signifikan SMK3 di proyek konstruksi GIS
terjadi pada pembangunan di bidang 150 Kv ternate ?
konstruksi. 3. Apa saja faktor penyebab
Kerja di proyek sektor konstruksi terhambatnya penerapan Sistem
merupakan bagian yang penting dalam Manajemen Keselamatan Kerja
pembangunan suatu negara, dimana proyek (SMK3) pada proyek konstruksi
konstruksi pembangunan gedung, jalan, GIS 150 KV ternate oleh PT.
jembatan dan infrastruktur lainnya Indokomas Buana Perkasa?
merupakan ukuran perkembangan ekonomi 4. Bagaimana peran perusahan
negara tersebut. Keberhasilan proyek terhadap SMK3 terhadap semua
konstruksi secara tradisional diukur dalam pekerja yang ada di dalamnya?
capaian waktu, biaya, dan kualitas. TUJUAN PENELITIAN
Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh 1. Untuk mengetahui pelaksanaan
faktor-faktor penting (Critical Success penerapan dan tingkat keberhasilan
Factors, CFS). Salah satu CFS tersebut Sistem Manajemen Keselamatan
adalah aspek keselamatan (safety) dalam dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada
pelaksanaan proyek. Kecelakaan kerja di proyek konstruksi GIS 150 KV
proyek konstruksi bisa membuat pekerjaan ternate oleh PT. Indokomas Buana
berhenti, membuat rendah semangat kerja, Perkasa.
sehingga produktifitas menurun. Kerugian 2. Untuk mengetahui seberapa besar
itu juga termasuk kerugian terkait pekerja, tingkat pelaksanaan SMK3 di
biaya kerusakan peralatan, material proyek konstruksi GIS 150 kv
terbuang akibat terjadinya kecelakaan ternate.
tersebut (Alzahrani & Emsley, 2013). 3. Untuk mengetahui faktor penyebab
terhambatnya penerapan Sistem
Indokomas Buana Perkasa memiliki
Manajemen Keselamatan Kerja
jumlah pekerja yang tidak sedikit, jumlah
(SMK3) pada proyek konstruksi
pekerja yang sudah terbagi pada beberapa
GIS 150 KV ternate oleh PT.
item pekerjaan baik di lapangan, gudang
Indokomas Buana Perkasa
maupun di site sendiri. Lokasi proyek PT.
4. Untuk melindungi setiap tenaga
Indokomas Buana Perkasa di ternate
kerja yang ada serta menjamin
sendiri berlokasi di kelurahan kayu merah
keselamatan dari setiap pekerja
tepatnya dalam area PLTD kayu merah..
maupun setiap orang yang ada
RUMUSAN MASALAH didalamnya.

1. Bagaimana pelaksanaanpenerapan
TINJAUAN PUSTAKA
dan tingkatkeberhasilan
SistemManajemenKeselamatan Defenisi SMK3 Pada Konstruksi

49
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

Sistem Manajemen Keselamatan dan pihak.Kebijakan K3 menggarisbawahi


Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian hubungan kerja manajemen dan karyawan
dari sistem manajemen secara keseluruhan dalam rangka pelaksanaan program K3
yang meliputi struktur organisasi, yang efektif.(Sastrohadiwiryo, 2001) 2.
perencanaan, tanggung jawab, Perencanaan K3
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan Pemeriksaan atau Evaluasi
penerapan, pencapaian, pengkajian dan Perusahaan harus memiliki sistem
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan untuk mengukur, memantau dan
kesehatan kerja guna terciptanya tempat mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya
kerja yang selamat, aman, efisien dan harus dianalisis guna menentukan
produktif. (Permen PU, 2008) Pemahaman keberhasilan atau untuk melakukan
tentang SMK3 yang benar dari semua identifikasi tindakan perbaikan. Seperti
aspek sangat berguna untuk pencegahan yang terdapat pada pasal 10 Permen PU
kecelakaan dalam kegiatan konstruksi tahun 2008 menyatakan bahwa dalam hal
dimana diharapkan produksi meningkat materi penyelenggaraan SMK3 konstruksi
dengan meminimalkan atau mengurangi bidang Pekerjaan Umum yang dijadikan
kecelakaan bahkan meniadakan kecelakaan salah satu bahan evaluasi dalam proses
(zero accident). pemilihan penyedia jasa, maka PPK wajib
menyediakan acuannya.
Prinsip Dasar SMK3 Konstruksi dalam
Perundang-undangan Peraturan tentang Sistem Manjemen
Prinsip dasar SMK3 sudah ada Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sejak tahun 1970 terlihat dalam Peraturan Keselamatan dan kesehatan kerja
Undang-undang Republik Indonesia No. 1 merupakan hal yang penting dan harus
mendapatkan perhatian serius. Perhatian
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
yang menjelaskan bahwa bahwa setiap dunia internasional terhadap keselamatan
tenaga kerja berhak mendapat dan kesehatan kerja semakin tinggi sejak
lahirnya Occupational and Safety
perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan Management Systems atau sering disingkat
dan meningkatkan produksi serta dengan OHSAS 18001: 1999 diterbitkan
oleh British Standard International (BSI)
produktivitas nasional.
dan badan-badan sertifikasi dunia yang
Sebagaimana yang telah disebutkan berisi standar manajemen K3.
dalam Permen PU Nomor:
09/PRT/M/2008 tentang pedoman SMK3 Dasar Hukum SMK3 dan K3
konstruksi bidang PU tercantum elemen- Konstruksi
elemen yang harus dilaksanakan oleh peraturan menteri PU nomor 9 tahun
Penyedia Jasa sebagai berikut: 1. 2008 pasal 4 dijelaskan tentang ketentuan
Kebijakan K3 Kebijakan adalah arah yang penyelenggaraan sistem manajemen
ditentukan untuk dipatuhi dalam proses keselamatan dan kesehatan kerja di bidang
kerja dan organisasi perusahaan. Kebijakan konstruksi, adapun ketentuannya sebagai
yang ditetapkan manajemen menuntut berikut:
partisipasi dan kerjasama semua
50
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

1) Kegiatan jasa konstruksi Umum harus dibuat Rencana Keselamatan


yang dilaksanakan oleh pengguna dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) oleh
jasa/penyedia jasa terdiri dari jasa penyedia jasa dan disetujui oleh pengguna
pemborongan, jasa konsultasi dan kegiatan jasa.
swakelola yang aktifitasnya melibatkan 6) Di tempat kerja harus selalu
tenaga kerja dan peralatan kerja untuk terdapat pekerja yang sudah terlatih
keperluan pelaksanaan pekerjaan fisik di dan/atau bertanggung jawab dalam
lapangan wajib menyelenggarakan SMK 3 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
konstruksi bidang pekerjaan umum. (P3K)
2) Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi 7) Untuk kegiatan swakelola, perlu
Bidang Pekerjaan Umum wajib ada penentuan tentang:
menggunakan pedoman ini beserta a. Pihak yang berperan sebagai
lampirannya penyelenggara langsung
3) Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi b. Pihak yang berperan sebagai pengendali.
Bidang Pekerjaan Umum dikelompokkan bersih di kelurahan Kalumata yang
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: meliputi faktor kualitas, kuantitas, dan
- Risiko Tinggi, adalah mencakup kontinuitas aliran air bersih.
pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya
berisiko sangat membahayakan METODOLOGI PENELITIAN
keselamatan umum, harta benda, jiwa Metode Kuantitatif, Analisis
manusia dan lingkungan serta Univariat dan Metode Deskriptif Kualitatif.
terganggunya kegiatan konstruksi Metode yang digunakan untuk penelitian
- Risiko Sedang, adalah mencakup ini adalah metode kuantitatif dan analisis
pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya univariat.Kuantitatif ialah pengukuran
dapat berisiko membahayakan keselamatan berdasarkan teori-teori yang sudah ada,
umum, harta benda dan jiwa manusia serta sedangkan analisis univariat ialah analisis
terganggunya kegiatan konstruksi terhadap satu variabel.Kedua metode ini
- Risiko Kecil, adalah mencakup dipakai untuk mengukur tingkat
pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya keberhasilan penerapan SMK3 pada
tidak membahayakan keselamatan umum proyek pembangunan GIS 150 Kv Ternate
dan harta benda serta terganggunya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner.
kegiatan konstruksi
4) Kinerja penerapan penyelenggaraan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dibagi mencapai 3 (tiga), yaitu: Analisi Data
a. Baik, bila mencapai hasil penilaian PT. Indokomas Buana Perkasa
>85%; berkomitmen bahwa tugas dan tanggung
b. Sedang, bila mencapai hasil penilaian jawab kontraktor untuk memastikan progra
60% - 85%; Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Kurang, bila mencapai hasil penilaian dilaksanakan dengan sepenuhnya serta
<60%. semua aspek dan dampak terhadap
5) Dalam rangka penyelenggaraan lingkungan dipelihara sesuai dengan
SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan

51
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

peraturan perundangan selama pelaksanaan 1) Identifikasi Bahaya, Penilaian dan


pekerjaan proyek. Pengendalian Risiko (IBPR). IBPR yang
Setiap orang harus memastikan bahwa terdapat dalam proyek ini terdiri atas
mereka bekerja dengan aman, dan segala beberapa pelaksanaan sebagai berikut:
tindakan yang dilakukannya tidak 1. Kegiatan kantor, meliputi beberapa
membahayakan dirinya sendiri atau orang kegiatan seperti; pemadaman api dengan
lain disekitarnya dan atau peralatan APAR, membuat jalur evakuasi,
maupun asset lainnya. menangkap pencuri, mengoperasikan
Adalah komitmen Perusahan untuk genset, menanggulangi huru-hara,
mematuhai persyaratan K3L yang berlaku, pemakaian AC dan kendaraan.
dan untuk memastikan hal tersebut secara 2. Pekerjaan persiapan, meliputi
berkelanjutan kontraktor akan secara beberapa kegiatan yang cukup beresiko
langsung memonitor kepatuhan terhadap tinggi seperti; pembuatan pagar proyek,
Kebijakan K3L tersebut serta bongkar muat barang secara manual,
pelaksanaanya selama proyek Instalasi listrik untuk pekerjaan sementara,
berlangsung.kontraktor akan bongkar muat barang menggunakan alat,
mendemonstrasikan secara tegas komitmen erection tower crane dan pembersihan
ini melalui berbagai program seperti lokasi.
berikut, sehingga setiap data merupakan 3. Pekerjaan struktur, meliputi
data yang terjadi di lapangan : beberapa kegiatan yang cukup beresiko
- Melaksanakan dan mengikuti tinggi seperti; galian pondasi, pembesian
Program pertemuan K3L, pondasi, pengecoran pondasi, pembesian
- Melakukan Review terhadap K3L kolom praktis, pengecoran kolom dan
melalui pertemuan, install plat deck.
- Melaksanakan Inspeksi K3L, 4. Pekerjaan arsitektur/finishing,
- Memberikan pelatihan K3L. meliputi beberapa kegiatan beresiko tinggi
seperti; pekerjaan kulit luar, pasangan batu
Pelaksanaan Penerapan dan Tingkat bata, plester dan acian, pemasangan pintu
Keberhasilan SMK3 Proyek dan jendela, pengecatan plafond, marmer.
Pembangunan GIS 150 kv Ternate 2) Pemenuhan Perundang-undangan
a. Komitmen dan Kebijakan K3 dan Persyaratan Lainnya
Komitmen/kebijakan K3 dalam proyek ini 1. Kegiatan kantor, memakai PER
adalah; mencegah terjadinya cedera dan 01/MEN/1980 pasal 58.
sakit akibat kerja, melakukan perbaikan 2. Pekerjaan Persiapan, memakai UU
yang berkesinambungan K3 dan No.1 thn 1970, III.pasal 3 (ayat q dan l),
pengelolaan lingkungan,menciptakan SKB Menaker dan MenPU No.174/Men/86
lingkungan kerja yang sehat dan dan No.104/Kpts/86 ttg Pedoman Teknis
mempertimbangkan dampak lingkungan K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi,
dalam setiap kegiatan dan penerapan XIII.13.12.
SMK3. 3. Pekerjaan Struktur, memakai SKB
b. Perencanaan SMK3 ( Safety Plan ) Menaker, MenPU No.174/Men/86 dan
Perusahan\ No.104/Kpts/86 tentang Pedoman Teknis
K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi,

52
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

XIII.13.12, UU No.1 thn 1970, III.pasal 3 3. Komunikasi, Keterlibatan dan


(ayat f), Konsultasi: penyedia jasa sudah
4. Pekerjaan Arsitektur/Finishing, menerapkan pekerja yang terdapat dalam
memakai UU No.1 tahun 1970, III.pasal 3 IBPR dan mengadakan konsultasi
(ayat b, f, q dan l), PER-MEN kerjasama mengenai K3 dengan para
No.01/Men/1980 ttg K3 Konstruksi pemasok dan sub kontraktor.
Bangunan, VIII (pasal 51 4. Dokumentasi: Pelaksanaan
5. Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal, program K3 yang sudah dibuat dalam
memakai Kepmenaker No: KEP- program kerja K3 didokumentasi sebagai
196/MEN/1999 dan PERMEN bukti pelaksanaannya dan supaya
No.01/Men/1980 ttg K3 Konstruksi mengetahui secara jelas apa saja
Bangunan, VIII.pasal 51. kekurangannya.
3) Sasaran dan Program K3 Tingkat pelaksanaan SMK3 di proyek
Dalam pelaksanaan proyek ini adalah zero konstruksi GIS 150 Kv ternate
accident. Sedangkan program K3 yang ada Audit Internal: dibuat berdasarkan
di proyek GIS 150 Kv Ternate terdiri atas: hasil evaluasi Penerapan SMK3 di proyek
Perencanaan K3, target, induksi K3, ini sudah mencapai 94.10% yang artinya
himbauan K3 (SHE Talk), inspeksi K3, K3 istimewa menurut pengukuran nilai di
patrol (SHE patrol), rapat K3 (SHE proyek ini.
Meeting), house keeping dan pelatihan K3. Faktor penyebab terhambatnya
c. Penerapan dan Operasi Kegiatan penerapan Sistem Manajemen
K3 Keselamatan Kerja (SMK3) pada
Penerapan dan operasi kegiatan di proyek proyek konstruksi GIS 150 KV ternate
ini mencakup beberapa hal sebagai berikut: oleh PT. Indokomas Buana Perkasa
1. Sumber Daya, Struktur Organisasi
dan Pertanggungjawaban: Pimpinan Dari hasil penelitian di proyek ini,
puncak berkewajiban memberi sumber tinjauan manajemen sudah efektif
dilaksanakan karena tinjauan manajemen
daya yang ada kepada penyedia jasa demi
penerapan dan peningkatan SMK3 dan sudah hasil audit internal dan evaluasi
penyedia jasa harus kepatuhan terhadap persyaratan peraturan
dan lainnya, komunikasi dari pihak luar
mempertanggungjawabkan kinerja SMK3
tersebut. Adapun tim yang dibentuk dalam yang relevan termasuk kritik dan saran,
situasi tanggap darurat. kinerja K3, perluasan sasaran, status
penyelidikan IBPR, Perubahan lingkup,
2. Kompetensi, Pelatihan dan
Kepedulian: Sebelum memulai pekerjaan peraturan dan persyaratan lainnya yang
di proyek ini, maka dibuatlah prosedur terkait dengan K3.
yang terbagi atas 3 bagian yaitu: 1) Peran perusahan terhadap SMK3
Penunjukan Sub Kontraktor (2) terhadap semua pekerja yang ada di
Pemeriksaan safety meliputi pemeriksaan dalamnya
pada saat pengajuan SIB, (3) Target proyek
ini ialah zero accident, tidak mencemari PT Indokomas Buana Perkasa
lingkungan sekitar. berkomitment untuk memelihara suatu
sistem Manajemen K3L yang memberikan
perlindungan terhadap Karyawan dan
53
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

Lingkungan serta masyarakat umum b) Kuning, pencapaian nilai >55%-


dengan cara memenuhi semua persyaratan 75% yang berarti memiliki nilai yang
yang telah disepakati sesuai ketentuan cukup.
hukum yang berlaku.
c) Hijau, pencapaian nilai >75%-90%
Untuk mewujudkan hal tersebut PT yang berarti memiliki nilai yang baik.
Indokomas Buana Perkasa menetapkan
bahwa : d) Biru, pencapaian nilai >90% yang
berarti memiliki nilai yang istimewa.
a. Setiap orang bertanggung jawab
terhadap masalah K3L, dan bertanggung Hasil pencapaian evaluasi K3 berdasarkan
jawab untuk mejadaga keselamatan dirinya audit internal yang terdapat dalam di
proyek ini sebesar 94.10%. Maka
sendiri dan orang lain disekitarnya serta
perlindungan terhadap kesehatan kerja dan disimpulkan bahwa pelaksanaan Penerapan
lingkungan. SMK3 Proyek Pembangunan GIS 150 KV
Ternate mencapai nilai yang istimewa
b. Akan mengambil segala tindakan karena bernilai >90%.
yang rasional dan praktis untuk mecegah
terjadinya kecelakaan kerja, cedera dan Dari hasil survey penelitian di atas
menunjukkan bahwa penerapan SMK3
segala penyakit akibat kerja serta
terjadinya kerusakan lingkungan. yang dilaksanakan oleh para pekerja dan
pegawai/staff manajemen dideskripsikan
c. Akan menjalankan kegiatan sebagai berikut:
bisnisnya dengan cara yang aman dan
ramah lingkungan dan memenuhi Kebijakan K3: jumlah responden
yang mengetahui adanya kebijakan K3 di
peryaratan klien dan perundangan yang
berlaku secara wajar dan praktis. perusahaan tersebut sebesar 93%,

d. Akan menekankan kesadaran setiap Perencanaan: jumlah responden


yang mengetahui adanya perencanaan di
orang terhadap masalah K3L dengan
mengembangkan komunikasi dan pelatihan perusahaan tersebut sebesar 73%.
terhadap semua karyawan. Penerapan dan operasi kegiatan:
jumlah responden yang mengetahui serta
Pembahasan Hasil Penelitian
menjalankan penerapan dan operasi
Anaisis Univariat kegiatan di perusahaan ini sebesar 100%.

Menurut kriteria penilaian yang Evaluasi: jumlah responden yang


terdapat pada audit internal ada 4 menjalankan dan memelihara evaluasi di
keterangan nilai dengan warna: perusahaan ini sebesar 77 %.

a) Merah, pencapaian nilai kurang Tinjauan manajemen: jumlah


dari 55% yang berarti memiliki nilai yan responden yang melaksanakan dan
kurang. memelihara tinjauan manajemen
perusahaan ini sebesar 90%.

54
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

Keberhasilan penerapan SMK3 = Rata-rata 1. Berdasarkan hasil penelitian, total


dari nilai setiap kriteria dibagi dengan Peleksanaan penerapan SMK3 sebesar
jumlah kriteria 86.6% tergolong dalam kategori nomor 3
yaitu tingkat pencapaian penerapan 85-
100% yang pengertiannya layak untuk
diberi sertifikat dan peringkat bendera
emas. Hal menunjukkan bahwasanya tigkat
keberhasilan pelaksanaan penerapan
SMK3 sudah sangat baik dan memuaskan.

- Berdasarkan hasil audit internal sebesar


Xrata-rata= 86,6% 94.10% tergolong dalam kategori >90%
yang pengertiannya termasuk pencapaian
Dari hasil evaluasi tersebut dapat nilai yang istimewa.
disimpulkan bahwa keberhasilan
penerapan SMK3 untuk para pekerja dan 2. SMK3 mencakup program-program
untuk para pegawai/staff pada proyek dalam setiap kriteria sebagai berikut:
pembangunan GIS 150 Kv Ternate sebesar
- Kebijakan K3 : 93%
86.6 %.
- Perencanaan K3 : 73%
Sesuai dengan teori sebelumnya yang
terdapat dalam landasan teori bahwa - Penerapan dan operasi kegiatan
keberhasilan penerapan SMK3 di tempat : 100%
kerja dapat diukur menurut Permenaker - Evaluasi/Pemeriksaan : 77%
No. 05 tahun 1996 sebagai berikut:
- Tinjauan manajemen : 90%
a. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan
Berdasarkan hasil diatas maka
pelanggaran peraturan perundangan
tingkat pelakasanaan SMK3 pada proyek
(nonconformance) dikenai tindakan
pembangunan gis 150 Kv Ternate sebesar
hukum.
86,6%. Sehingga hal tersebut dapat
b. Untuk tingkat pencapaian 60-84% menunjukkan bahwa tingkat pelaksanaan
diberikan sertifikat dan bendera perak. SMK3 sudah sangat baik.

c. Untuk tingkat pencapaian 85-100% 3. Hasil Penerapan dan Operas


diberikan sertifikat dan bendera emas. kegiatan menunjukkan angka 100%
sehingga hal ini menunjukkan bahwa
PENUTUP faktor terhambatnya penerapan SMK3
Kesimpulan tidak ada namun tetap saja terdapat
beberapa hal seperti Kurang adanya
Dari hasil evaluasi dan analisis kerjasama antara para karyawan/staff
penerapan SMK3 pada proyek manajemen dengan pekerja dalam
pembangunan GIS 150 Kv Ternate, maka pelaksanaan program K3 demi mencapai
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: sasaran zero accident.

55
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

Kurangnya kesadaran para pekerja untuk Ervianto. W. (2009). Manajemen Proyek


menjaga, menggunakan, serta merawat alat Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
pelindung diri (APD) yang telah diberikan Andi.
perusahaan.
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu
4. Dari Hasil penelitian pada bab IV Sosial. Jakarta: Penerbit
dan berdasarkan uji validitas dengan data Erlangga.
yang terdapat dalam lampiran dapat Logawa, G. (2007). Bunga Rampai
disimpulkan bahwa peran perusahan Manajemen Proyek Konstruksi.
terhadap Penerapan SMK3 sudah cukup Jakarta: Universitas Trisakti.
baik.
Luckyta, D.T., Partiwi, S.G. (2012).
Saran Evaluasi dan Perancangan
1. Tingkat pelaksanaan penerapan SMK3 dalam Rangka Perbaikan
SMK3 pada proyek pembangunan GIS 150 Safety Behaviour Pekerja.
Kv ternate sudah mencapai nilai yang Jurnal Teknik ITS. Vol. 1, No.1.
memuaskan sehingga hal ini perlu tetap Hal. A 510-514. Surabaya: ITS.
dipertahankan dengan lebih konsisten Menteri Pekerjaan Umum RI. (2008).
terhadap apa yang telah disepakati dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
pihak pemilik proyek. Umum No: 09/PRT/M/2008
2. Perlunya pengawasan yang lebih tentang SMK3 Konstruksi
baik dalam pengecekan dan perawatan Bidang Pekerjaan Umum.
APD secara berkala agar terjaminnya Departemen Pekerjaan Umum.
pemenuhan pelaksanaan program SMK3 Menteri Tenaga Kerja. (1996). Peraturan
yang ada. Menteri Tenaga Kerja No: PER.
3. Perusahaan sebaiknya memberikan 05/Men/1996 tentang Sistem
pengertian dan peringatan kepada pekerja Manajemen Keselamatan dan
agar tetap menjaga alat pelindung diri Kesehatan .
(APD) seperti sepatu, sarung tangan dan Prasetyo, B., Jannah, L. (2005). Metode
sebagainya agar tidak ada pemborosan Penelitian Kuantitatif.
waktu dan biaya.
Republik Indonesia. (1970). Undang-
4. Peran perusahan tehadap undang No.1 tahun 1970 tentang
penerapan SMK3 sudah cukup baik namun Keselamatan Kerja.
Setiap pihak yang terkait dalam perusahaan
harus lebih ,meningkatkan kerja sama dan Republik Indonesia. (2003). Undang-
memiliki kesadaran untuk tetap taat dalam undang No.13 tahun 2003 Pasal
peraturan program SMK3. 87 Tentang Ketenagakerjaan.

DAFTAR PUSTAKA Santoso, G. (2004). Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Kerja.
Daya Manusia Departemen PU. (2009).
SMK3.
56
Febriyani, Rais. Dintek Volume 12 Nomor 2 September 2019, page: 48 – 57.

Sastrohadiwiryo, S. (2001). Manajemen


Tenaga Kerja Indonesia.
Silalahi, B., Silalahi, R. B. (1985).
Manajemen K3. Jakarta: PT.
Pustaka Binaman Pressindo.
Suma’mur, P. K. (1981). Keselamatan
Kerja & Pencegahan
Kecelakaan.
Supangat, Andi. (2007). Statistika Dalam
Kajian Deskriptif, Inferensi dan
Nonparametrik. Bandung:
Penerbit Kencana Prenada
Media Group.

Sutarto, Agung. (2008). Peranan Sistem


Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada
Peningkatan Kinerja Proyek
Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil
dan Perencanaan. Vol. 10, No.
2. Hal. 115-126. Semarang:
Universitas Negeri Semarang

57

Anda mungkin juga menyukai