Anda di halaman 1dari 14

60 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

ANALISIS RESIKO EKONOMI PENGGUNAAN KAWASAN


PADA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (STUDI KASUS
RISIKO EKONOMI PENGGUNAAN LAHAN DI PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR)

Zulkarnain
Mulawarman University
Jl. Muara Muntai Gunung Kelua, 75411, Indonesia

Abdul Rahmi
University of 17 Agustus 1945 Samarinda
Jalan Juanda No. 80, 75124, Indonesia

ABSTRACT
This study aims to examine the economic risks of the negative impacts of
some land usage and to determine magnitude of the economic risk caused by land
use.
This research was conducted for 4 (four) months in the GIS laboratory of
the Faculty of Agriculture of Mulawarman University and several government
agencies in the Province of East Kalimantan.
This study used descriptive analysis method with an economic assessment of
expenditures made to improve conditions for the use of the area on basis rules of
regional ecosystem.
The results showed that: (1) the economic risk of land use impacts is that
state revenues from exploitation of natural resources are insufficient to make
repairs to the damage that occurred and (2) the amount of economic risk caused
by the use of mining land and forestry in the amount of Rp.
20.040.837.903.712.400,00 and Rp. 1.358.921.159.228.910,00.

Kata Kunci : Land Usage, Economic Risk, Regional Spatial Planning

PENDAHULUAN terpadu dan terintegrasi yaitu di


Penggunaan lahan dalam kawasan pertanian terdapat
berhubungan erat dengan dengan penggunaan lahan untuk pemukiman,
aktivitas manusia dan sumberdaya industri, dan penggunaan lainnya
lahan. Peningkatan jumlah penduduk seperti jalan, pasar, fasilitas
yang semakin pesat mengakibatkan perkantoran, fasilitas kesehatan,
tingginya pemanfaatan terhadap yang dibutuhkan bagi mendukung
sumberdaya lahan. Aktivitas dan kehidupan masyarakat. Dengan
kepentingan manusia yang berbeda- demikian bahwa sebuah kawasan
beda merupakan hal mendasar yang ditetapkan di dalam rencana
terjadinya perubahan suatu tata ruang wilayah tidak bersifat
penggunaan lahan. homogen tetapi akan berintegrasi
Secara teknis bahwa dapat dengan kepentingan-kepentingan
terjadi penggunaan lahan secara lainnya.

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


61 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Peningkatan jumlah penduduk menggenangi pemukiman di daerah


akan mendorong peningkatan bekas rawa atau pemukiman di
kebutuhan penggunaan lahan untuk daerah bawah.
berbagai kepentingan terutama Kerusakan lahan berakibat
adalah pemukiman dan membuka pada penurunan kemampuan lahan
lahan-lahan baru yang memiliki untuk mendukung produksi atau
potensi bagi pengembangan ekonomi penurunan potensi daya dukung
seperti membangun kawasan lingkungan untuk kehidupan.
industri, tambang. Masalah yang Kerusakan-kerusakan lahan dapat
timbul ketika pembangunan berupa, yaitu erosi air, sedimentasi,
kawasan-kawasan baru dilakukan penurunan kesuburan tanah, lahan
tidak secara proporsional dan kritis, intrusi air laut, kehilangan air,
mengabaikan kemampuan daya penurunan muka air tanah,
dukung lahan. pencemaran udara dan tanah,
Analisis dampak penggunaan penurunan debit sungai, waduk,
lahan telah banyak dilakukan antara sumber-sumber air; kerusakan sistem
lain adalah terhadap banjir, hutan, kerusakan padang
penyempitan lahan pertanian, penggembalaan, dan lahan mati.
sedimentasi, erosi tanah dan Kerusakan lahan juga dapat terjadi
degradasi lahan lainnya secara fisik, karena peristiwa alam (gempa,
namun demikian perlu pula longsoran, perubahan iklim),
dilakukan analisis terhadap dampak perbuatan manusia atau
resiko ekonomi dari dampak yang penggabungan peristiwa alam
ditimbulkan antara lain adalah dengan perbuatan manusia.
kerugian yang ditanggung akibat dari Karena itu, setiap kerusakan
terjadinya banjir, penurunan lahan atau kerusakan alam
produktifitas lahan, lahan kritis dan membutuhkan pemulihan,
atau resiko ekonomi yang harus rehabilitasi dan rekonstruksi agar
ditanggung untuk mengembalikan kehidupan ekonomi kembali normal.
kondisi lahan tersebut Proses pemulihan tersebut memiliki
Perubahan penggunaan lahan konsekuensi pada pembiayaan yang
terjadi dari pertanian ke pemukiman sering melebihi kemampuan
dan industri, dari tanaman keras ke ekonomi daerah yang terlanda
tanaman semusim, penggundulan bencana dan atau melebihi dari nilai
hutan dan perubahan penggunaan ekonomi dari sebuah perubahan
lahan yang cukup signifikan lahan. Kebutuhan biaya sosial
sehingga menyebabkan banjir yaitu ekonomi yang besar buat rehabilitasi
penggunaan rawa untuk pemukiman dan rekonstruksi menyebabkan
dan perubahan kawasan hutan di terjadinya kerugian.
DAS hulu menjadi pemukiman yang Tujuan dari penelitian ini
menyebabkan aliran permukaan dari adalah mengkaji resiko ekonomi dari
bagian hulunya tidak mempunyai dampak negatif dari beberapa
tempat lagi untuk singgah . Aliran penggunaan lahan, serta untuk
permukaan akan langsung mengalir mengetahui besarnya nilai risiko
dan menambah aliran dari sekitarnya ekonomi yang diakibatkan oleh
sehingga menyebabkan banjir atau penggunaan lahan.

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


62 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

standar harga bahan yang berada


METODE PENELITIAN setempat.
Penelitian ini dilakukan selama Data hasil analisis satelit dari
4 (empat) bulan bertempat di citra landsat akan menjadi bahan
laboratorium GIS Fakultas Pertanian pembanding kondisi kawasan
Universitas Mulawarman, dan sebenarnya, dan meninjau secara
beberapa instansi pemerintah umum manfaat dan fungsi kawasan
Provinsi Kalimantan Timur. sebagaimana adanya.
Penelitian ini menggunakan Analisis data resiko kerugian
metode diskriptif analisis dengan adalah resiko kerugian yang mungkin
penilaian ekonomi atas pengeluaran akan ditanggung oleh pemerintah,
yang dilakukan terhadap perbaikan bukan resiko kerugian yang harus
kondisi penggunaan kawasan dengan ditanggung oleh masyarakat.
dasar-dasar kaidah ekosistem
kawasan. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data dilakukan dengan Analisis
: Hasil analisis risiko ekonomi
1. Pengumpulan data pustaka penggunaan lahan di dalam kawasan
tentang metode valuasi ekonomi yang memanfaatkan sumber alam
sumber daya lingkungan. dan lingkungan yaitu antara lain :
2. Pengumpulan data kebijakan Penggunaan lahan pada kawasaan
pemerintah yang dimaksud adalah lindung
ketetapan-ketetapan pemerintah Hasil analisis peta landsat
yang terkait dengan reklamasi dan pada Taman Nasional Kutai di
revegatasi. Kabupaten Kutai Timur Provinsi
3. pengamatan peta satelit digunakan Kalimantan Timur membuktikan
adalah peta “landsat’ yang bahwa telah terjadi perubahan
memberikan informasi tentang penutupan dan atau penggunaan
kondisi kawasan hutan, kawasan lahan, yaitu telah terjadi kerusakan-
tambang yang ditetapkan di dalam kerusakan, seperti yang disajikan
Rencana Tata Ruang Wilayah pada Tabel 1 dan 2.
Provinsi dan atau Wilayah Perubahan hutan primer
Kabupaten/Kota. menjadi lagi menjadi belukar telah
Parameter kriteria resiko menghilangkan sumber daya sebagai
ekonomi dihitung berdasarkan biaya- berikut :
biaya yang dikeluarkan untuk a) Kehilangan tegakan (pohon)
kegiatan pemulihan kawasan yang Apabila diasumsikan setiap
telah dieksploitasi dan perhitungan hektar hutan memiliki 150 m3
penerimaan pemerintah yang dengan harga kayu bulat rerata Rp.
ditetapkan berdasarkan peraturan 1.400.000,00 maka diperkirakan
perundangan-undangan. kerugian kehilangan sebesar Rp.
Penilaian rincian biaya yang 271.746.398.000,00 (Tabel 3).
dikeluarkan adalah berdasarkan
Tabel 1. Penutupan Lahan Di Tanaman Nasional Kutai Tahun 2005
No Kategori Luas (ha)
1 Hutan Primer 59.202,14

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


63 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

2 Hutan Sekunder 85.931,03


3 Belukar 28.952,26
4 Semak 2.452,68
5 Alang-alang 705,47
6 Rawa 4.712,00
7 Belukar Rawa 1.802,88
8 Mangrove 5.131,55
9 Tanah Terbuka 329,38
10 Mangrove menjadi lahan terbuka 1.205,53
11 Tambak 155,94
12 Pertanian campuran 6.935,36
13 Pemukiman 577,94
14 Tubuh air 73,08
Sumber : Peta Landsat tahun 2005.

Tabel 2. Penutupan Lahan Di Taman Nasional Kutai Tahun 2009


No Kategori Luas (Ha)
1 Hutan Lahan Kering Primer 4,524.42
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 94,695.96
3 Hutan Mangrove Primer 3,024.14
4 Hutan Mangrove Sekunder 1,352.19
5 Belukar 43,970.38
6 Belukar Rawa 4,171.28
7 Pertanian Campur Semak 14,493.74
8 Hutan Tanaman Industri 1,102.80
9 Pemukiman 2,039.17
10 Pertambangan 746.81
11 Tambak 876.82
12 Terbuka 590.95
13 Dam/Tubuh Air 414.87
Sumber : Peta Landsat 2009

b) Kehilangan habitat flora dan fauna Usaha untuk mengembalikan


Perubahan hutan primer menjadi fungsi hutan Taman Nasional Kutai
belukar mengakibatkan hilangnya tentunya diperlukan biaya (Tabel 3),
habitat flora dan fauna sehingga meliputi biaya perencanaan, penyiapan
mengakibatkan penurunan populasi bibit pohon, penanaman kembali,
satwa liar seperti macan dahan, orang pemeliharaan, pengawasan, dan
utan, buaya, monyet, dan satwa-satwa organisasi. Biaya-biaya yang harus
langka lainnya. Selain itu pula ditanggung oleh pemerintah meliputi :
perubahan hutan primer menjadi biaya inventarisasi kawasnn, biaya
belukar berakibat hilangnya jenis-jenis perencanaan pemulihan kawasan, biaya
tumbuhan langka. Besarnya kerugian pemulihan kawasan, biaya pengawasan
ekonomi dari hilangnya sumber daya dan lain-lain. Secara keseluruhan
flora dan fauna ini masih perlu dikaji prakiraan biaya kerugian yang harus
lebih lanjut. ditanggung oleh pemerintah di Taman
c) Perbaikan kawasan Nasional Kutai yang terdiri atas
kehilangan kayu bundar dan biaya

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


64 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

pemulihan adalah sebesar Rp 7.852.284.307.050,00 (Tabel 3).


Tabel 3. Prakiraan Biaya Pemulihan Taman Nasional Kutai, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur
biaya
Nilai kerugian
No Kerugian Luas (ha) (Rp. satuan Keterangan
(Rp. 000)
000)
Kehilangan
1. 194.104,57 m3
tegakan 1.400 271.746.398
Kehilangan
2. flora dan
fauna Perlu kajian
Pemulihan
3.
kawasan :
a. 198.629,00 ha
Inventarisasi 15.000 2.979.435.000
b. 198.629,00 ha
Perencanaan 10.000 1.986.290.000
Pemulihan
c.
kawasan :
Penyediaan
95.032,27 ha
benih 15 1.425.484 1600 pohon
95.032,27 ha
Penanaman 20.000 1.900.645.400
selama 50
95.032,27 ha-1
Pemeliharaan 7.500 712.742.025 tahun
Pengawasan 198.629,00
Total 7.852.284.307
Sumber : Hasil perhitungan dari data dasar tahun 2009
Penggunaan lahan pada kawasan tempat usahanya (Undang-undang RI
hutan produksi nomor 41 tahun 1999 tentang
Hutan produksi adalah kawasan Kehutanan).
hutan yang mempunyai fungsi pokok Setiap pemegang ijin pemanfaatan
memproduksi hasil hutan yaitu benda- kayu memiliki kewajiban untuk
benda hayati, nonhayati dan turunannya, membayar dana reboisasi. Berdasarkan
serta jasa yang berasal dari hutan. Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun
Pemanfaatan hutan produksi 2002 tentang Dana Reboisasi pada pasal
dilaksanakan melalui pemberian izin 10 diatur tentang pembagian dana
usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha reboisasi yaitu Dana Reboisasi dibagi
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha dengan peimbangan : 40% (empat puluh
pemanfaatan hasil hutan kayu, izin persen) untuk daerah penghasil, dan
usaha pemanfaatan hasil hutan bukan 60% (enam puluh persen) untuk
kayu, izin pemungutan hasil hutan kayu, Pemerintah Pusat.
dan izin pemungutan hasil hutan bukan Setiap tahun Pemerintah Daerah
kayu. Pemanfaatan hutan kayu meliputi Propinsi penghasil mengkoordinasikan
ijin pemanfaatan hutan alam dan ijin pengusulan kegiatan rehabilitasi hutan
pemanfaatan hutan tanaman industri. dan lahan dari Kabupaten/Kota kepada
Pemegang izin sebagaimana diatur Menteri untuk mendapatkan alokasi
dalam Pasal 27 dan Pasal 29 Dana Reboisasi dari bagian yang 40%
berkewajiban untuk menjaga, (empat puluh persen).
memelihara, dan melestarikan hutan

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


65 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Penerimaan pemerintah dari = $ 16 x 20 m3 = $ 320


sektor kehutanan ini meliputi dana 3) Penggantian Nilai Tegakan
Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Penggantian Nilai Tegakan = (Harga
Dana Reboisasi (DR), dan Penggantian Patokan – (PSDH + DR + Biaya
Nilai Tegakan, dengnan perhitungan Produksi)) x Volume = (Rp 600.000
PSDH, DR dan Penggantian Nilai – ((10% x Rp 600.000,-) + $ 16 + Rp
Tegakan berikut untuk Kayu Bulat 310.050)) x 20 m3 = (Rp 600.000 –
Besar dengan diameter kayu > 30 cm (60.000 + ($ 16 x Rp 9400)+ Rp
untuk wilayah Kalimantan sebagai 310.050) x 20 m3 = 1.591.000,-
berikut : Catatan : Biaya Produksi untuk
1) Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) wilayah Kalimantan Rp 310.050,-
Contoh : 1 $ = Rp 9.400,-
Harga Patokan Jenis Meranti Rp
600.000/m3, Tarif 10%, Volume 20 Hasil perhitungan penerimaan
m3 pemerintah dari kegiatan eksploitas
Jadi PSDH yang harus dibayar = hutan adalah sebesar Rp.
Harga Patokan x Tarif x Volume 14.971.022.475.987,50, namun
= Rp 600.000,- x 10% x 20 = Rp demikian dari hasil perhitungan
1.200.000,- pengembalian kondisi hutan adalah
2) Dana Reboisasi (DR) sebesar Rp. 1.373.892.181.704.900,00
Tarif Jenis Meranti $ 16/m3, Volume (Tabel 4)
= 20 m3 DR = Tarif x Volume

Tabel 4. Analisis Biaya Pemulihan Hutan Kayu Alam Eks. Eksploitasi Hutan Alam Di
Provinsi Kalimantan Timur
biaya
Nilai kerugian
No Kerugian (Rp Satuan
(Rp 000)
000)
1. Kehilangan sumber daya air*)
2. Erosi tanah *)
3. Sedimentasi *)
Penurunan kandungan
4. karbon*)
5. Kehilangan flora dan fauna*)
6. Pemulihan kawasan :

a. Inventarisasi 15.000 Ha 25.922.004.900

b. Perencanaan 10.000 17.281.336.600


c. Pemulihan kawasan :
1600
pohon
Penyediaan benih 15 per ha 25.922.005

Penanaman 20.000 Ha 34.562.673.200


ha per
Pemeliharaan **) 7.500 tahun 1.296.100.245.000

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


66 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Pengawasan **)
Total 1.373.892.181.705
Sumber : Data perhitungan
Keterangan : *) diperlukan penelitian rinci, **) pemulihan selama 100 thn.

Penggunaan Lahan Pada Kawasan mengganggu kawasan lindung


Pertanian. mangrove. Resiko kerugian dengan
Penggunaan lahan pertanian terganggunya kawasan ini perlu
terdiri atas penggunaan untuk diperhitungkan lebih lanjut oleh karena
kepentingan perkebunan, pertanian kawasan mangrove merukan ekonsistem
pangan (padi dan palawija, dan pesisir yang memiliki banyak fungsi di
hortikultura), peternakan, dan antaranya adalah sebagai buffer zone
perikanan. Masing-masing penahan terjadinya abrasi pantai, intrusi
pengembangan komoditas air laut, serta tempat
dikembangkan sesuai dengan berkembangbiaknya beberapa jenis ikan
kemampuan dan kesesuaian lahan untuk seperti udang dan bandeng.
pengembangan masing-masing Penggunaan Kawasan Pemukiman
komoditas. dan Industri
Pengembangan sektor pertanian Penggunaan kawasan pemukiman
ini telah lama dikembangkan sehingga dan kawasan industri adalah merupakan
petani dan atau pengguna lahan lainnya dua kawasan yang umumnya tidak bisa
(perusahaan besar swasta) selalu terpisahkan oleh karena setiap adanya
melakukan kajian kesesuaian lahan aktivitas industri maka penyediaan
untuk pengembangan usaha pemukiman sudah menjadi kebutuhan
pertaniannya. Hal tersebut dilakukan utama. Pengembangan pemukiman
karena usaha sektor pertanian ini lainnya adalah berkembang pada
diusahakan dengan berbagai masukan kawasan-kawasan wisata, perkebunan,
(modal, tenaga kerja, teknologi, bahan pertanian, dan pusat-pusat pelayanan
baku) melalui suatu proses produksi ekonomi lainnya.
hingga menghasilkan produk dari Penataan penggunaan kawasan
masing-masing komoditas. Adanya industri dan pemukiman yang tidak
proses proses produksi maka setiap tepat dapat berdampak pada tekanan
usaha pertanian selalu menghadapi kawasan-kawasan pertanian sehingga
resiko kegagalan dalam menghasilkan terjadi alih fungsi kawasan, selain itu
produk. dampak dari penggunaan kawasan ini
Penggunaan Lahan di Kawasan adalah terjadinya banjir kiriman,
Perikanan. penurunan kualitas udara, dan santisi.
Penggunaan lahan bagi Perhitungan resiko kerugian ekonomi
kepentingan perikanan terbagi dalam pada kawasan ini sangat tergantung dari
dua bagian yaitu aktivitas di kawasan persepsi masyarakat terhadap
daratan dan aktivitas di kawasan ketidaknyamanan dari sebuah aktivitas.
perairan laut. Aktifitas di wilayah darat Penggunaan Kawasan
dilakukan dengan usahaa budidaya Pertambangan.
perikanan, sedangkan di perairan laut Bahan baku tambang berada di
diakukan usaha penangkapan. bawah permukaan tanah dan permukaan
Aktifitas di wilayah daratan laut seperti minyak, gas, batu bara,
dengan usaha budidaya yang menjadi emas, timah, nikel, granit, gamping, dan
masakah adalah budidaya tambak yang lain-lain, sehingga proses produksi

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


67 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

pertambangan dilakukan dengan pemerintah sesuai dengan rencana


melakukan aktivitas penggalian dan pengembalian fungsi lahan, secara rinci
atau pengeboran permukaan tanah, biaya reklamasi tambang disajikan pada
aktivitas ini akan merubah ekosistem Tabel 6.
lahan secara keseluruhan untuk Pemerintah dan pemerintah
mengambil bahan yang berada di bawah daerah akan mendapatkan royalti dari
permukaan tanah. penjualan batubara oleh peruusahaan
Proses eksploitas tambang diatur yang merupakan pendapat nasional
dengan peraturan perundangan agar di maupun pendapatan daerah. Dari hasill
dalam proses produksi tetap dapat penilaian ekonomi terhadap pendapatan
menjaga kelestarian ekosistem dimana nasional (pendapatan pemerintah dan
lahan-lahan pasca taambang masih pendapatan daerah) dibandingkan
dapat dipergunakan bagi kepentingan dengan biaya reklamasi dengan luass
aktivitas ekonomi lainnya. area penambangan 1.000 ha, dimana
Nilai ekonomi yang dihasilkan perusahaan tidak melakukan reklamasi
dari produksi tambang diharapkan tidak lahan sebagaimana mestinya maka
hanya mampu untuk mendukung negara akan mengalami resiko kerugian
perekonomian nasional dan daerah sebesar Rp. 80.954.513.600.062,50
penghasil tambang tetapi juga dapat dengan perhitungan :
melestarikan kembali lahan yang telah NRE = PN - BR
terbuka untuk dapat dipergunaan bagi dimana
kepentingan lainnya dan atau sebagai NRE = Nilai Resiko Ekonomi
kawasan penyangga bagi kehidupan PN = Penerimaan Negara (penerimaan
lainnya. pemerintah dan pemerintah daerah)
Pemberian ijin pertambangan dari BR = Biaya Reklamasi
pemerintah terbagi dalam dua bagian NRE = 74.250.000.000.000,00-
yaitu ijin yang dikeluarkan oleh 155.513.600.062,00 = -
pemerintah pusat dan pemerintah daerah 80.954.513.600.062,50
(bupati dan gubernur). Ijin yang Beban kerusakan ini akan
diberikan pemerintah dalam bentuk ijin berdampak kepada pembangunan
Perjanjian Karya Pengusahaan ekonomi daerah dan ekonomi nasional,
Pertambangan Batubara (PKP2B) dan ekonomi rakyat serta menurunnya
yang diberikan oleh pemerintah daerah kualitas lingkungan hidup.
dalam bentuk Kuasa Penambangan Konsesi dan atau Ijin PKP2B di
(KP). Provinsi Kalimantan Timur menurut
Masing-masing pemegang ijin data Dinas Pertambangan Provinsi
diwajibkan melakukan analisis dampak Kalimantan Timur sampai dengan
lingkungan dan menyusun rencana tahun 2013 adalah seluas 679.432 ha
kerja, serta rencana relamasi lahan. dengan luas penambangan di kawasan
Setiap pemegang ijin juga harus hutan seluas 247.556,77 ha. Apabila
memberikan jaminan reklamasi kita mengambil asumsi bahwa setiap
tambang untuk mengembalikan fungsi 1.000 ha memliki deposit batubara
lahan sehingga dapat memberikan 1.000.000 m3 maka resiko kerugian
produktifitas. yang mungkin akan ditanggung oleh
Rencana reklamasi tambang oleh pemerintah (Tabel 5) adalah sebesar Rp.
masing-masing pemegang ijin akan 20.040.837.903.752.400,00
memberikan jaminan reklamasi kepada

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


68 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Tabel 5. Penilaian Ekonomi Reklamasi Tambang Batubara, Penerimaan Pemerintah


dan Pemerintah Daerah dengan Luas 1000 ha
satuan
Volume
No Biaya yang harus dikeluarkan biaya (Rp Jumlah (Rp 000)
(000)
000)
A Luas Area Penambangan
1 Erosi tanah (m3) 300 35 52.500.000
2 Kehilangan pohon (m3) 50 1.400 70.000.000
3 Perbaikan (reklamasi)
Biaya langsung
a. Pembongkaran fasilitas
tambang
b. Penataan kegunaan lahan
- Sewa alat berat
- Pengisian kembali lahan bekas
tambang
- batu gunung (m3) 1.000.000 150 150.000.000.000
- tanah urug (m3)
- Pengaturan permukaan tanah
(ha)
- Penebaran tanah pucuk (ha)
- Pengendalian erosi (ha)
- Pengelolaan air
c. Biaya revegetasi
- Analisis kualitas tanah 0,025 1.500 37.500
- Pengadaan bibit (pohon) 2.500 15 37.500.000
- Penanaman 1 15.000 15.000.000
- Pemeliharaan (50 tahun di
600 8.500 5.100.000.000
kwsan hutan)
Biaya Tidak Langsung
a. Mobilisasi alat (2,5% x BL) 3.878.813
b. Perencanaan reklamasi (2-10%
15.515.254
x BL)
c. Keuntungan kontraktor
21.721.355
reklamasi (3-14%)
d. Biaya supervisi (2-7%) 10.860.678
Total Biaya Reklamasi 155.204.513.600
Penerimaan negara (13,5 % x
C Nilai jual)
- Pemerintah (7,5%) 41.250.000.000
- Pemerintah daerah (6%)
* Pemerintah daerah (80% x 6%) 26.400.000.000
* Pemerintah (20% x 6%) 6.600.000.000
Total penerimaan negara
74.250.000.000
Sumber : data diolah, 2020

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


69 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Tabel 7. Nilai Resiko Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur Dari Sektor Penambangan
Batubara dengan Luas Eksploitasi 247.556,77 ha
Volume
No Biaya Harga (000) Jumlah (Rp 000)
(000)
A Biaya Reklamasi (Rp) 155.204.513 38.421.928.076.252
Penjualan batubara
B 247.556.770 55 136.156.223.500.000
(USD) ton-1
Penerimaan negara (13,5
C 18.381.090.172.500
% x Nilai jual)
- Pemerintah (7,5%) 10.211.716.762.500
- Pemerintah daerah (6%)
* Pemerintah daerah
6.535.498.728.000
(80% x 6%)
* Pemerintah (20% x
1.633.874.682.000
6%)
Resiko kerugian negara C-A 20.040.837.903.737
Sumber: data diolah, 2020
Pembahasan kerusakan yang harus dikeluarkan
Nilai ekonomi yang dihasilkan akibat dari perubahan sumber daya alam
dari masing-masing tipe pemanfaatan lingkungan sebagai modal utama yang
sumberdaya alam (hasil hutan kayu, non mendukung keberlanjutan aktifitas
kayu, tambang, perikanan, pertanian, ekonomi.
pariwisata, dll) serta nilai ekonomi dari Risiko ekonomi pada kawasan
jasa lingkungan yang disediakan lindung
wilayah adalah merupakan satu Kerusakan sumber daya alam
kesatuan yang tidak terpisahkan, karena yang terjadi di kawasan lindung
setiap kegiatan pemanfaatan sumber sebagaimana yang terjadi di Taman
daya alam (kegiatan ekonomi lain) tidak Nasional Kutai (TNK), Kabupaten
berdiri sendiri, melainkan saling Kutai Timur, Provinsi Kalimantan
berinteraksi dan saling memberikan Timur adalah merupakan kelemahan
dampak satu sama lain. pemerintah dalam hal pengawasan dan
Setiap aktifitas ekonomi di dalam pengelolaan. Di dalam TNK dengan
kawasan akan memberikan nilai luas 198.629 ha ini hanya dijaga oleh 60
ekonomi yang berbeda yang mampu orang personil, hal ini menunjukan
memberikan dukungan terhadap hasil ketidakmampuan pemerintah dalam hal
produksi wilayah. Besarnya penyediaan sumber daya manusia.
kemampuan produksi wilayah Berdasarkan Undang-undang
ditentukan oleh kemampuan lahan, nomor 41 tahun 1999 tentang
kualitas lahan, kemampuan sumber Kehutanan meliputi hutan lindung,
daya manusia sebegai penggerak hutan konservasi, hutan suaka alam,
pembangunan, serta masukan teknologi. hutan pelestarian alam, dan taman buru.
Keberlanjutan pembangunan Masing-masing fungsi hutan ini adalah :
ekonomi di suatu wilayah dan atau di kawasan hutan lindung, kawasan hutan
dalam suatu kawasan apabila nilai konservasi, kawasan hutan suaka alam,
positif dan atau nilai ekonomi yang kawasan hutan pelestarian, dan taman
dihasilkan lebih besar dari nilai resiko buru.

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


70 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Pemanfaatan kawasan hutan dapat Usaha untuk melakukan


dilakukan pada semua kawasan hutan reboisasi nampaknya tidak akan dapat
kecuali pada hutan cagar alam serta terlaksana dengan baik oleh karena
zona inti dan zona rimba pada taman kebijakan yang dilakukan pemerintah
nasional. Pemanfaatan hutan lindung hanya memberikan 40 % untuk
dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemerintah daerah sebagai penghasil
pemanfaatan jasa lingkungan, dan hutan. Biaya untuk melakukan
pemungutan hasil hutan bukan kayu reboisasi hanya terbatas sampai pada
(Undang-undang nomor 41 tahun 1999 proses penanaman, tidak disediakan
tentang Kehutanan). Pemanfaatan hutan biaya untuk pemeliharaan dan
lindung dilaksanakan melalui pengawasan
pemberian izin usaha pemanfaatan Risiko ekonomi pada lahan
kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa pertanian
lingkungan dan izin pemungutan hasil Aktivitas ekonomi disektor
hutan bukan kayu. pertanian berbeda dengan sektor
Lemahnya pengelolaan dan kehutanan dan pertambangan.
pengawasan yang dilakukan pemerintah Perbedaan ini ditentukan oleh siklus
mengakibatkan pemerintah harus untuk menghasilkan barang di sektor
menanggung resiko ekonomi untuk pertanian yang relatif pendek,
mengembalikan fungsi Taman Nasional sedangkan di sektor kehutanan
Kutai (TNK) ini adalah sebesar Rp. memerlukan siklus yang panjang untuk
7.852.284.307.000 menghasilkan satu produk, kecuali
Risiko ekonomi pada hutan produksi hasil-hasil ikutan hutan seperti damar,
Analisis terhadap penerimaan rotan, madu, tumbuhan obat-obatan, dan
negara dari hasil hutan di Provinsi lain-lain. Aktivitas disektor
Kalimantan Timur berbanding dengan pertambangan tidak memiliki siklus,
nilai ekonomi kerusakan yang harus proses produksi akan berakhir sejalan
dilakukan pengembalian hutan setara dengan kemampuan kandungan
dengan volume kayu bundar ketika tambang yang ada.
dieksploitasi dengan asumsi bahwa Namun demikian aktivitas sektor
setiap tahun pertambahan riap pohon pertanian secara umum bukan berarti
dengan diameter sebesar 2 cm per tahun tidak menimbulkan resiko kerusakan
maka diperlukan waktu selama 100 terhadap lahan. Apabila dilakukan tanpa
tahun untuk mendapatkan diameter 200 memperhatikan sistem konservasi maka
cm. Hasil perhitungan menunjukan akan terjadi degradasi lahan meliputi
bahwa dari luas hutan yang erosi tanah, pencemaran tanah dan air
dieksploitasi selama 11 tahun dengan akibat penggunaan pestisida serta lahan
total luas tebangan 1.728.133,66 ha, kritis.
dengan biaya yang diperlukan untuk Pada umumnya degradasi di
mengembalikan hutan sebesar Rp. sektor pertanian adalah merupakan
1.373.892.181.704.900,00 (Tabel 4) dan dampak dari perubahan ekosistem
penerimaan pemerintah dari hasil wilayah dan atau pergeseran lahan-
eksploitasi hutan adalah sebesar Rp. lahan pertanian menjadi lahan usaha
14.971.022.475.987,50 (Tabel 4), lainnya.
sehingga dapat diketahui bahwa Risiko ekonomi pada kawasan
kerugian yang harus ditanggung negara pemukiman dan industri
adalah sebesar Rp. Penurunan kualitas lahan dan atau
1.358.921.159.228.910,00. degradasi sumber daya alam dan

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


71 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

lingkungan di kawasan pemukiman dan atau kawasaan lindung (berdasarkan


kawasan industri adalah penurunan pada Peraturan Pemerintah Pengganti
kualitas udara sehingga dapat Undang-undang RI Nomor 1 tahun
mengakibatkan ganggunan pada 1999), kawasan budi daya terdiri dari
kesehatan. kawasan kehutanan dan kawasan non
Peningkatan pencemaran udara kehutanan. Penambangan di kawasan
dan pencemaran air dari pengelolaan kehutanan dilakukan dengan proses
limbah yang tidak dikelola dengan baik pinjam pakai kawasan hutan dengan
perlu pengkajian khusus. Selain itu kementerian kehutanan dimana salah
pula pengembangan kawasan satu isi perjanjiannya adalah bagai
pemukiman pada daerah-daerah tertentu perusahan pertambangan akan
dapan menyebabkan besarnya air mengembalikan kawasan pasca
limpasan sehingga dapat mengakibatkan tambang menjadi kawasan hutan
benjir pada daerah lainnya. kembali, dan penambangan di kawasan
Kerugian yang diakibatkan dari non kehutanan para pengusaha tambang
ektivitas ekonomi ini menjadi beban akan mengembalikan produktivitas
masyarakat yang menerima dampak dari lahan bagi kepentingan ekonomi lainnya
penurunan kualitas lingkungan, dimana (pertanian, peternakan, perikanan, dan
kontribusi beban risiko pemerintah lain-lain) tanpa perjanjian apapun hanya
untuk melakukan perbaikan lingkungan memberikan jaminan biaya reklamasi
harus dilakukan oleh karena pemerintah kepada bupati / walikota.
hanya menerima pendapatan dari sektor Penutupan tambang dilakukan
ini hanya dari Pajak Bumi dan dengan menggunakan bahan pengganti
Bangunan. yaitu batuan yang ditambang
Resiko ekonomi pada kawasan (penambangan golongan C) dari tempat,
pertambangan dengan demikian proses ini akan
Kegiatan usaha pertambangan merusak kondisi lahan di tempat
batubara di Kutai Kartanegara lainnya. Resiko lain yang dihadapi
memberikan dampak negatif terhadap adalah apabila tidak terdapat batuan
lingkungan fisik, kimia dan biologi. pengganti untuk menutup lubang-
Kerusakan-kerusakan tersebut lubang tambang, sehingga akan terjadi
diantaranya kerusakan bentang alam, kawah-kawah (danau-danau) yang
penurunan kesuburan tanah, rusaknya berisi air dalam kondisi yang tidak
flora dan fauna endemik, meningkatnya bersih. Hingga saat ini danau-danau
polusi udara dan debu, erosi dan yang terjadi pasca penambangan banyak
sedimen yang memicu banjir, dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan.
kebisingan, rusaknya jalanan umum Perbandingan nilai resiko
yang digunakan untuk memuat alat-alat ekonomi yang akan ditanggung oleh
berat perusahaan, dan adanya limbah pemerintah dari kerusakan hutan
yang dapat masuk ke lahan-lahan lindung (TN Kutai), eksploitasi hutan
pertanian dan sungai sehingga merusak produksi dan eksploitasi penambangan
biota perairan dan sumber air yang batubara terbukti bahwa nilai resiko
digunakan untuk air bersih (minum) dan ekonomi yang terbesar adalah
mencuci (Raden, dkk. 2010). penggunaan kawasan pertambangan
Pelaksanaan penambangan dapat batubara (Tabel 6).
dilakukan di kawasan non budi daya
Tabel 6. Perbandingan Nilai Resiko Ekonomi Penggunaan Kawasan
No Penggunaan kawasan Luas (ha) Nilai Resiko Ekonomi (Rp

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


72 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

000)
1 Taman Nasional Kutai 198.629 7.852.284.307
2 Hutan Produksi 1.728.133,66 1.358.921.159.229
3 Pertambangan Batubara 247.556,77 20.040.837.903.712
Sumber : data diolah, 2020
Memperhatikan kemampuan kehutanan Rp.
pembiyaan pembangunan provinsi 1.358.921.159.228.910,00.
Kalimantan Timur yang hanya sebesar
Rp. 19 triliun maka beban yang harus SARAN
ditanggung oleh pemerintah daerah Penerimaan negara dari
untuk mengembalikan kondisi eksploitasi sumber daya alam dengan
sumberdaya alam dan lingkungan yang risiko yang harus diterima oleh
telah rusak sangat tidak mungkin untuk pemerintah untuk melakukan pemulihan
dilakukan. kerusakan sumber daya alam dan
Dampak dari resiko kerusakan lingkungan tidak dalam posisi yang
yang tidak mampu direklamasi oleh menguntungkan sehingga disarankan
pemerintah sebagai pemberi ijin untuk mengambil langkah-langkah
penggunaan kawasan dan perusahaan sebagai berikut :
sebagai penggunaan kawasan adalah 1. Melakukan evaluasi terhadap
terjadinya bencana banjir, kekeringan, kebijakan pemerintah terhadap
sedimentasi sungai, penurunan debit penerimaan negara dari eksploitasi
sumber-sumber air, penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan.
udara, penurunan produktifitas lahan- 2. Melakukan pengawasan yang ketat
lahan pertanian secara kuantatif dan terhadap perencanan eksploitasi
kualitatif adalah merupakan resiko sumber daya alam yang memiliki
kerugian yang harus ditanggung resiko tinggi terhadap kerusakan
masyarakat. Nilai kerugian ekonomi lingkungan dan memiliki biaya
yang ditanggung oleh masyarakat akan tinggi untuk proses pemulihan
berbeda dari setiap lokasi kerusakan produkstifitas suumber daya alam
sehingga diperlukan pengamatan lebih dan lingkungan
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Adimihardja. A. 2008. Teknologi dan
Berdasarkan hasill analisis Strategi Konservasi Tanah
aktivitas ekonomi dan pembahasan pada dalam Kerangka Revitalisasi
beberapa penggunaan kawasan dapat Pertanian. Jurnal
disimpulkan bahwa : Pengembangan Inovasi
1. Resiko ekonomi dari dampak Pertanian.1(2): 105-124..
penggunaan lahan adalah bahwa Asdak, C. 2007. Hidrologi dan
penerimaan negara dari eksploitasi Pengelolaan Daerah Aliran
sumber daya alam tidak mencukupi Sungai. Gajah mada University
untuk melakukan perbaikan terhadap Press: Yogyakarta.
kerusakan yang terjadi. Atmojo S. Wongso. 2006. Degradasi
2. Besarnya risiko ekonomi yang lahan & ancaman bagi
diakibatkan oleh penggunaan lahan pertanian. Solo Pos Edisi Selasa
pertambangan sebesar Rp. pon, 7 Nopember 2006.
20.040.837.903.712.400,00 dan

RJABM Volume 4 No.1 June 2020


73 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN: 2580-3115; E-ISSN: 2580-3131

Baja, S. 2012. Perencanaan Tata Guna Tanah dan Agroklimat. Bogor:


Lahan dalam Pengembangan Badan Penelitian dan
Wilayah. ANDI: Yogyakarta. Pengembangan.
Barlow, R. 1986. Land Resource Murchacke, Philip, C. 1990. Map Use
Economic. The Economic of Reading, Analysis and
Real Estate. Prentice-Hall, Inc.: Interpretation, J.P., Publication
New Jersey. Medison, Wisconsin.
Crook, C dan R.A Clapp. 1998. Is Pearce and Jeremy J.Warford.
market-oriented forest 1993. World Without End :
conservation a contradiction in Economics, Environtment and
terms? Environmental Sustainable Development.
Conservation. Vol. 25 (2) 131- Oxford University Press. New
145. Foundation for York. Terjemahan
Environmental Conservation Santosa, Budi. 2009. Manajemen
Fauzi, Akhmad. 2014. Valuasi Proyek Konsep dan Implementasi,
Ekonomi Dan Penilaian Graha Ilmu.
Kerusakan Sumberdayaa Alam
Dan Lingkungan. IPB Press: Sartohadi, Junun. 2007. Geomorfologi
Bogor. Tanah dan Aplikasinya Untuk
Kementerian ESDM (Energi dan Pembangunan Nasional.
Sumber Daya Mineral). 2008. Makalah Orasi Ilmiah,
Pusat Data dan Informasi Sumber disampaikan dalam rangka Dies
Daya Energy dan Mineral. Natalis ke-44 Fakultas Geografi
http://www.esdm.go.id/. UGM. Yogjakarta.
LaGrega, Michael D, Buckingham, Simanjutak, B. H. 2005. Studi Alih
Phillip L, Evans, Jeffrey C. Fungsi Lahan Hutan Menjadi
2001. Hazardous Waste Lahan Pertanian Terhadap
Management : Environmental Karakteristik Fisik Tanah (Studi
Resources Management, Mc Kasus DAS Kali Tundo,
Graw Hill Int. Malang). Jurnal Agric. 18(1):
Lestari, A. 2011. Dampak Sosio 85-101.
Ekonomis dan Sosio Ekologis Suparmoko. 2008. Ekonomi Sumber
Konversi Lahan Pertanian Studi Daya Alam dan Lingkungan.
kasus: Desa Tugu Utara Suatu Pendekatan Teoritis.
Kecamatan Cisarua Kabupaten BPFE. Yogyakarta.
Bogor-Departemen Sains Widjaja, H. 2002. Peningkatan karbon
Komunikasi dan Pengembangan pada lahan terdegradasi.
Masyarakat. Skripsi. Fakultas http://rudyct.tripod.com/sem201
Ekologi Manusia. Bogor: Institut 2/hermanu w.htm.
Pertanian Bogor. Yakin, Addinul. 2004. Ekonomi
Kurnia, U., H. Suganda., R. Saraswati Sumberdaya Dan Lingkungan.
dan Nurjaya. 2004. Teknologi Teori dan Kebijakan
Pengendalian Pencemaran Pembangunan Berkelanjutan.
Lahan Sawah: 283-321. Pusat Akademikan Presindo. Jakarta.
Penelitian dan Pengembangan

RJABM Volume 4 No.1 June 2020

Anda mungkin juga menyukai