Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA PADA PENINGKATAN FASILITAS
PT. TRAKINDO UTAMA BALIKPAPAN

Marisca Imaculata Firani Mentang


J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: civil137_mifm@yahoo.com

ABSTRAK
Dalam mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
pemerintah mewajibkan setiap perusahaan konstruksi menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Menanggapi hal tersebut, dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk memahami dan mengevaluasi penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja PT. Cakra Buana Megah pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan.
Penelitian ini menggunakan metode survai melalui lembar kuesioner yang dibagikan kepada
18 orang anggota Safety Healthy Executive (SHE) Committee di PT. Cakra Buana Megah
lalu diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan telah membangun komitmen dan kebijakan
K3 berdasarkan pada identifikasi bahaya penilaian resiko, telah melakukan perencanaan
SMK3, pengukuran, evaluasi dan tinjauan ulang serta melakukan penerapan SMK3 dengan
baik. Untuk meningkatkan pelaksanaan SMK3 agar memberikan hasil maksimal perlu
sosialisasi berbagai informasi tentang SMK3 pada seluruh tenaga kerja dan dilakukan
pengawasan oleh pihak manajemen atas pelaksanaan SMK3 di perusahaan.
Kata kunci: kecelakaan kerja, SMK3, SHE Committee

PENDAHULUAN perusahaan juga harus berupaya untuk lebih


meningkatkan keselamatan para pekerjanya.
Perusahaan–perusahaan pada bidang Untuk mengurangi dan mencegah potensi
konstruksi bangunan merupakan salah satu kecelakaan sekaligus juga membantu
yang berpengaruh besar dalam mendukung perusahaan dalam menangani karyawan
perkembangan pembangunan di Indonesia. dengan cepat dan tepat, maka diperlukan
Dengan banyaknya perusahaan–perusahaan adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan
konstruksi yang bersaing ketat untuk mem- Kesehatan Kerja (SMK3) di suatu
buat suatu proyek akan adanya persaingan, perusahaan. Selain tenaga kerja merasa
sehingga perusahaan harus mampu untuk aman dan tenang dalam melakukan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kiner- pekerjaannya, perusahaan juga telah
janya termasuk meningkatkan produktivitas memperhatikan keselamatan dan kesehatan
dengan menggunakan alat–alat produksi mereka dan memberikan jaminan jika terjadi
yang semakin komplek. Semakin komplek- kecelakaan akibat kerja itu, maka secara
nya peralatan kerja yang digunakan, maka tidak langsung para karyawan akan
semakin besar pula potensi bahaya termotivasi untuk menjalankan pekerjaannya
kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila dengan baik sehingga produk yang
tidak dilakukan penanganan dan pengenda- dihasilkan akan berkualitas dan produkti-
lian sebaik mungkin. vitas karyawan juga akan meningkat.
Perusahaan dituntut agar dapat lebih Hal ini tentunya dapat terwujud apabila
memperhatikan keselamatan dan kesehatan perusahaan dapat menerapkan dengan baik
kerja para karyawan, agar mereka dapat Sistem Manajemen Keselamatan dan
mampu mewujudkan tujuan dari perusahaan Kesehatan Kerja seperti yang dimaksudkan
tersebut. Karyawan merupakan aset yang dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat
terpenting bagi perusahaan, sehingga 1 tentang ketenagakerjaan yakni ”Setiap

318
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

perusahaan wajib menerapkan Sistem tentang program Sistem Manajemen


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan (SMK3) yang diterapkan terhadap
sistem manajemen perusahaan”. pencegahan kecelakaan kerja pada
Batasan masalah perusahaan yang akan ditinjau.
Penelitian ini dibatasi hanya pada 3. Pemerintah, sebagai bahan pertim-
Evaluasi Sistem Manajemen K3 yang sesuai bangan dalam rangka kebijakan
dengan acuan perusahaan (OHSAS 18001: penanggulangan penyebab kecelakaan
2007) yang meliputi : kerja pada perusahaan yang akan
1. Komitmen dan Kebijakan; dikelolanya ditinjau.
divisi K3
2. Perencanaan SMK3
3. Penerapan SMK3 TINJAUAN PUSTAKA
4. Pengukuran dan Evaluasi
5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pengertian SMK3
Pihak Manajemen SMK3 diartikan sebagai bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang
Tujuan Penelitian
meliputi struktur organisasi, perencanaan,
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
penelitian ini adalah untuk memahami dan
proses dan sumber daya yang dibutuhkan
mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen
bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
perusahaan pada peningkatan fasilitas PT.
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
Trakindo Utama Balikpapan.
rangka pengendalian resiko yang berkaitan
Tujuan Khususnya adalah :
dengan kegiatan kerja guna terciptanya
1. Untuk mengetahui komitmen dan
tempat kerja yang aman, efisien dan
kebijakan pihak manajemen terhadap
produktif.
SMK3 pada peningkatan fasilitas PT.
Trakindo Utama Balikpapan. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3
2. Untuk mengetahui perencanaan SMK3 Sesuai dengan BAB III pasal 3
pada peningkatan fasilitas PT. Trakindo Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/
Utama Balikpapan. MEN/1996 Prinsip Dasar Sistem Manaje-
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan men K3 terdiri dari 5 yang dilaksanakan
program SMK3 pada peningkatan fasi- secara berkesinambungan yaitu:
litas PT. Trakindo Utama Balikpapan. 1. Komitmen
4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksa- Komitmen adalah tekad, keinginan dan
naan pengukuran dan evaluasi program penyertaan tertulis pengusaha atau
SMK3 pada peningkatan fasilitas PT. pengurus dalam pelaksanaan K3. Dalam
Trakindo Utama Balikpapan. komitmen ada 3 hal yang perlu menjadi
5. Untuk mengetahui tinjauan ulang perhatian penting, yaitu kepemimpinan
terhadap program SMK3 yang telah dan komitmen, tinjauan awal K3 dan
dilakukan pada peningkatan fasilitas PT. kebijakan K3.
Trakindo Utama Balikpapan. 2. Perencanaan K3
Perencanaan K3 adalah suatu perenca-
Manfaat Penelitian
naan guna mencapai keberhasilan
Manfaat dari penelitian ini adalah
penerapan SMK3 dengan sasaran yang
manfaat untuk :
jelas dan dapat diukur. Perencanaan
1. Ilmu Pengetahuan, sebagai bahan
yang dibuat oleh perusahaan harus
masukan untuk pengembangan wahana
efektif dengan memuat sasaran yang
ilmu pengetahuan tentang program
jelas dari kebijakan K3 tempat kerja dan
Sistem Manajemen Keselamatan dan
indikator kinerja. Hal yang perlu
Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap
diperhatikan dalam perencanaan adalah
pencegahan kecelakaan kerja pada
identifikasi sumber bahaya, penilaian
pekerja.
dan pengendalian resiko serta hasil
2. Masyarakat, sebagai informasi dan
tinjauan awal terhadap K3.
penambah pengetahuan dan wawasan

319
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

3. Implementasi/ Penerapan efektivitas keselamatan dan kesehatan


Setelah membuat komitmen dan kerja.
perencanaan maka dilanjutkan dengan Tinjauan ulang harus meliputi :
tahap penting yaitu penerapan SMK3.  Evaluasi terhadap penerapan
Yang perlu diperhatikan oleh perusaha- kebijakan K3
an pada tahap ini adalah :  Tujuan, sasaran dan kinerja K3
− Adanya jaminan kemampuan  Hasil temuan audit SMK3
− Kegiatan pendukung  Evaluasi efektifitas penerapan SMK3
− Identifikasi sumber bahaya, penilaian  Kebutuhan untuk mengubah SMK3
dan pengendalian resiko
4. Pengukuran/ Evaluasi Program K3
Pengukuran atau evaluasi ini merupakan Dalam penerapan program keselamatan
alat yang berguna untuk: kerja di bidang konstruksi, diperlukan
− Mengetahui keberhasilan penerapan pendekatan–pendekatan agar lebih mudah
SMK3 dijalankan, terutama dalam proses pelaksa-
− Melakukan identifikasi tindakan naannya. Bentuk–bentuk pendekatan dalam
perbaikan menjalankan program ini adalah pendekatan
− Mengukur, memantau dan mengeva- perilaku dan pendekatan fisik.
luasi kinerja SMK3 Pendekatan perilaku mengarah pada
Dan untuk menjaga tingkat kepercayaan peranan masing–masing peserta program
terhadap data yang akan diperoleh maka keselamatan kerja dalam menciptakan
harus dilakukan kalibrasi alat dan sekaligus menerapkan kondisi kerja yang
pengujian peralatan. Ada 3 (tiga) aman. Ada empat komponen yang saling
kegiatan dalam melakukan pengukuran terpisah, tetapi harus tetap saling berhu-
dan evaluasi yang diperkenalkan oleh bungan dan bekerja sama yaitu komponen
peraturan ini : manajer puncak, pengawas dan manajer
(1) Inspeksi dan Pengujian. proyek, mandor dan pekerja.
Harus ditetapkan dan dijaga Pendekatan fisik dalam program
konsistensi dari prosedur inspeksi, keselamatan kerja konstruksi dapat dila-
pengujian dan pemantauan yang kukan di antaranya dengan cara sebagai
berkaitan dengan kebijakan K3. berikut :
(2) Audit SMK3.  Pendidikan dan latihan mengenai
Audit SMK3 adalah suatu alat untuk metoda dan prosedur yang benar
mengukur besarnya keberhasilan  Pengidentifikasian potensi bahaya
pelaksanaan dan penerapan SMK3 Potensi bahaya yang dimaksud adalah
di tempat kerja secara sistematik suatu keadaan yang memungkinkan atau
dan independen (berdiri sendiri), berpotensi terhadap terjadinya kecelaka-
guna membuktikan apakah an berupa cedera, penyakit, kematian,
penerapan SMK3 di tempat kerja kerusakan atau kemampuan melaksana-
telah dilaksanakan secara efektif kan fungsi operasional yang telah
untuk mencapai kebijakan dan ditetapkan. Sedangkan Identifikasi
tujuan perusahaan. potensi bahaya merupakan suatu proses
(3) Tindakan Perbaikan dan Pen- aktivitas yang dilakukan untuk
cegahan. mengenali seluruh situasi atau kejadian
Merupakan hasil temuan dari audit yang berpotensi sebagai penyebab
dan diteruskan dan harus disetujui terjadinya kecelakaan dan penyakit
oleh pihak manajemen dan dijamin akibat kerja yang mungkin timbul di
pelaksanaannya secara sistematik tempat kerja.
dan efektif.  Perhatian atas perawatan/ pemanfaatan
5. Peninjauan Ulang dan Perbaikan. peralatan yang dapat membahayakan
Tinjauan ulang pelaksanaan Sistem keselamatan kerja.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan  Pemakaian alat pelindung yang telah
Kerja (SMK3) secara berkesinambungan ditetapkan
dengan tujuan untuk meningkatkan

320
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan kayu, batu atau serpih besi yang
Kerja (Inspeksi K3) rutin dan teliti beterbangan di tiup angin. Pekerjaan
dilaksanakan di lokasi proyek. yang mutlak membutuhkan perlindu-
Inspeksi yang dimaksud adalah suatu ngan mata adalah mengelas.
aktivitas untuk menemukan masalah- 3. Pelindung Telinga (Ear Plug/ Ear
masalah atau potensi bahaya dan menilai Muff). Berfungsi sebagai pelindung
resikonya sebelum kerugian atau telinga pada saat bekerja di tempat yang
kecelakaan dan penyakit akibat kerja bising. Alat ini digunakan untuk
benar-benar terjadi. Inspeksi Keselamat- melindungi telinga dari bunyi–bunyi
an dan Kesehatan Kerja dapat dibedakan yang keras dan bising.
menjadi 2, yaitu : 4. Pelindung Wajah (Face Shield)
a. Inspeksi Informal Pelindung wajah memberikan perlin-
Inspeksi Informal merupakan ins- dungan menyeluruh pada wajah dari
peksi yang tidak direncanakan sebelum- bahaya percikan bahan kimia, obyek
nya dan sifatnya cukup sederhana yang yang beterbangan atau cairan besi.
dilakukan atas kesadaran orang-orang Banyak dari pelindung wajah ini dapat
yang menemukan atau melihat masalah digunakan bersamaan dengan peng-
K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari. gunaan helm, seperti helm pengelas.
Inspeksi ini cukup efektif karena Helm pengelas memberikan perlin-
masalah-masalah yang muncul langsung dungan baik pada wajah dan juga mata.
dapat dideteksi, dilaporkan dan segera Helm ini menggunakan lensa penahan
dapat dilakukan tindakan korektif. khusus yang menyaring intesitas cahaya
b. Inspeksi Rutin/Umum serta energi panas yang dihasilkan dari
Inspeksi Rutin/Umum biasanya kegiatan pengelasan.
dilakukan dengan cara walk-trough 5. Pelindung Hidung dan Mulut (Masker).
survey ke seluruh area kerja dan bersifat Pelindung bagi pernafasan sangat
komprehensif. diperlukan untuk pekerja konstruksi.
Berfungsi sebagai penyaring udara yang
Perlengkapan dan Peralatan Standar K3
Berdasarkan instruksi Menteri Tenaga dihirup saat bekerja di tempat dengan
Kerja No. 2/ M/ BW/ BK/ 1984, tentang kualitas udara buruk (misal berdebu,
pengesahan alat pelindung diri, semua beracun, dsb).
kontraktor berkewajiban menyediakan 6. Pelindung Tangan/Jari (Hands)
semua keperluan peralatan/ perlengkapan Sarung Tangan berfungsi sebagai alat
pelindung diri atau Personal Protective pelindung tangan pada saat bekerja di
Equipment (PPE) untuk semua karyawan tempat atau situasi yang dapat
yang bekerja sesuai dengan bahaya dan mengakibatkan cedera tangan. Bahan
risiko kerja guna untuk menjaga dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di dengan fungsi masing-masing
sekelilingnya. Adapun alat-alat pelindung pekerjaan.
diri atau PPE sebagai berikut: 7. Pelindung Kaki (Safety Shoes)
1. Pelindung Kepala atau Helm (Hard Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan
Hat), yang melindungi kepala karena kulit yang dilapisi metal dengan sol dari
lapisannya yang keras, tahan dan kuat karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk
terhadap benturan yang mengenai mencegah kecelakaan fatal yang
kepala, sistem suspensi yang ada menimpa kaki karena tertimpa benda
didalamnya bertindak sebagai penahan tajam atau berat, benda panas, cairan
goncangan, melindungi kulit kepala, kimia, dsb.
wajah, leher, dan bahu dari percikan, 8. Pelindung Bahaya Jatuh
tumpahan, dan tetesan, serta beberapa Pakaian Penahan Bahaya Jatuh yang
jenis dirancang tahan terhadap sengatan dilengkapi dengan tali pengaman (Body
listrik. Harness). Berfungsi sebagai pengaman
2. Pelindung Mata (Safety Glasses/ saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
Goggles). Kacamata pengaman diguna- menggunakan alat ini di ketinggian lebih
kan untuk melindungi mata dari debu dari 1,8 meter. Sistem yang dirancang
untuk menyebarkan tenaga benturan

321
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

atau goncangan pada saat jatuh melalui Metode Penelitian yang digunakan
pundak, paha dan pantat. Pakaian adalah metode deskriptif dan verikatif, yaitu
penahan bahaya jatuh ini dirancang suatu metode dalam meneliti status
dengan desain yang nyaman bagi si sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
pemakai dimana pengikat pundak, dada, kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
dan tali paha dapat disesuaikan menurut suatu kelas peristiwa pada masa yang
pemakainya. Pakaian penahan bahaya sekarang (Moh. Nazir, 2005:54). Sedangkan
jatuh ini dilengkapi dengan cincin “D” pelaksanaannya menggunakan metode
(high) yang terletak di belakang dan di survai dengan participative research, yaitu
depan dimana tersambung tali pengikat, metode yang menekankan pada perolehan
tali pengaman atau alat penolong lain data dengan pertanyaan serta menganalisis
yang dapat dipasangkan. jawabannya.
Selain Alat Pelindung Diri atau PPE, Pengambilan data terbagi 2 meliputi:
dalam suatu proyek konstruksi diperlukan 1) Data Primer
pula sarana peralatan lingkungan yang Data primer diperoleh dari metode
berupa : survai dengan menggunakan kuesioner
 Tangga susun (scaffolding) terstruktur yang dibuat berdasarkan
Scaffolding (perancah) adalah rangka Lampiran I PERMENAKER No.05/
kerja sementara yang dipasang khusus MEN/ 1996 tentang Pedoman Penerapan
untuk mendukung lantai kerja (work SMK3. Populasi dalam penelitian ini
platform). adalah pihak–pihak yang berwenang
Fungsi Scaffolding : dalam penerapan SMK3 di perusahaan
(1) sebagai tempat bekerja dimana yaitu Safety Health Executive (SHE)
pekerja tidak dapat mencapai suatu Committee sehingga yang menjadi
ketinggian dari lantai atau landasan sampel adalah seluruh populasi yaitu
(2) konstruksi scaffolding harus mampu seluruh anggota SHE Committee yang
menjamin keselamatan dan terdiri dari Site Manager dan Safety
kenyamanan para pekerja yang Officer yang berjumlah 18 orang.
mempergunakannya. Lembar observasi penelitian ini terdiri
 Alat pemadam kebakaran berupa APAR, atas 47 pertanyaan dari 5 kategori
merupakan alat pemadam ringan atau dimana penerapan SMK3 dikategorikan
api kecil, dan waterhydrant alat untuk baik bila terdapat > 75 % pertanyaan
memadamkan api besar. yang jawabannya “ya”, dikategorikan
 Pagar pengamanan / barricade sedang bila 40% - 75% dari seluruh
 Peralatan P3K, yang terdiri dari alat dan pertanyaan yang jawabannya “ya”, dan
bahan yang bisa mencegah dan dikategorikan buruk bila 40% per-
mengobati luka ringan tanyaan yang dijawab “ya”.
 Serta Rambu–rambu K3 yang berfungsi 2) Data Sekunder
memberikan informasi berupa tanda– Data sekunder diperoleh dari dokumen
tanda peringatan, larangan, maupun Contractor Safety Management System
petunjuk pada area yang mengandung (CSMS) PT. Cakra Buana Megah yang
risiko tinggi. Tujuan utamanya adalah meliputi profil perusahaan, jumlah
menghindari kemungkinan terjadinya tenaga kerja, struktur organisasi K3,
kecelakaan pada pekerja. proses dan hasil produksi perusahaan,
dan dokumen SMK3.
Data hasil kuesioner yang telah
METODOLOGI PENELITIAN dikumpulkan, diolah dan dianalisa lalu
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Data sekunder perusahaan
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Cakra
yang mengacu pada OHSAS 18001:
Buana Megah pada proyek pembangunan
2007 disajikan secara narasi berdasarkan
PT. Trakindo Utama Balikpapan Facility
ketentuan yang berlaku sehingga
Upgrade 2012, yang berlokasi di Stalkuda
mendapatkan hasil pembahasan, kesim-
Balikpapan Kalimantan Timur.
pulan dan saran yang tepat.

322
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

HASIL PENELITIAN Berupa prosedur terdokumentasi yang


mempertimbangkan identifikasi bahaya
Gambaran Penerapan SMK3 PT. Cakra dan penilaian resiko (IBPR). Berdasar-
Buana Megah pada Peningkatan Fasilitas kan hasil penilaian risiko tersebut, maka
PT. Trakindo Utama Balikpapan pihak K3 dapat memberikan solusi atau
Sistem Manajemen Keselamatan dan langkah pengendalian dari bahaya yang
Kesehatan Kerja (SMK3) , PT. Cakra Buana ada sehingga tidak menimbulkan
Megah ini mengadopsi isi dari aturan kecelakaan kerja.
standar OHSAS 18001:2007, yang dijabar- 2) Perundang–undangan
kan sebagai berikut: Setiap rumusan perencanaan kebijakan
yang dihasilkan, mengacu pada
Komitmen dan Kebijakan peraturan perundang-undangan yang
PT. Cakra Buana Megah memiliki
berlaku yaitu UU No. 13 tahun 2003
organisasi K3 seperti Safety Healthy
tentang Ketenagakerjaan, UU No. 1
Excecutive (SHE) Committee / Tim Panitia Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kerja, Peraturan Menteri.
(P2K3) dan mengangkat seorang SHE
3) Indikator Kerja
Coordinator yang khusus untuk menangani
Indikator kerja di PT. Cakra Buana
implementasi K3 pada proyek Trakindo
Megah dibuktikan dengan adanya arsip
Balikpapan Facility Upgrade, dan dalam hal maupun dokumen-dokumen penting
ini perusahaan mempercayakan kepada
tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Bapak Erwin Wardana Saputera sebagai dan Kesehatan Kerja (SMK3) seperti
SHE Coordinator yang bertanggung jawab
lembar Inspeksi K3, Form Identifikasi
untuk mengkomunikasikan dan memastikan
bahaya (Risk analysis), Form laporan
pemahaman karyawan perusahaan terhadap kerja aman, Form Working Permit dll.
kebijakan perusahaan dan bertanggung
jawab pula dalam pelaksanaan, implement- Penerapan
tasi dan pemeliharaan SMK3. Dalam penerapannya, PT. CBM meli-
Pihak manajemen PT. CBM telah batkan personil tenaga kerja yang ditunjuk
membuat Pedoman SMK3 yang memuat untuk menjadi pengurus dalam organisasi
kebijakan K3, daftar dokumen berupa K3. PT. CBM memiliki prosedur yang
prosedur kerja yang terkait K3 dan instruksi mengharuskan semua tenaga kerja baik yang
kerja K3, serta struktur organisasi K3. lama, baru ataupun pindahan mendapatkan
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja penjelasan tentang kebijakan K3 dan
dibuat sebagai bentuk komitmen untuk pelatihan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
mematuhi peraturan dan persyaratan Setiap pagi sebelum bekerja, safety
lingkungan serta keselamatan dan kesehatan coordinator memberi peringatan tentang
kerja yang terkait sesuai dengan Permenaker instruksi kerja dan K3. Pengunjung terutama
PER.05/MEN1996 tentang Sistem mitra kerja juga diberikan pengenalan dan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan penjelasan Kebijakan dan Prosedur K3
Kerja (SMK3). Seluruh kebijakan yang telah secara umum dan mewajibkan menggunakan
dibuat diimplementasikan di perusahaan dan alat pelindung diri.
dimonitor langsung oleh SHE Coordinator PT. CBM juga menerapkan kegiatan
dan SHE Officer. Dalam hal ini kebijakan Toolbox Meeting yang dilaksanakan setiap
K3 ditetapkan untuk mencegah dan menang- pagi dan Safety Talk seminggu sekali untuk
gulangi terjadinya insiden kecelakaan yang menginformasikan sistem pelaporan baik
merugikan, dalam rangka peningkatan pelaporan keadaan darurat, pelaporan
efisien dan produktifitas perusahaan. insiden, pelaporan kecelakaan kerja ataupun
pelaporan masalah. PT. CBM juga melaku-
Perencanaan kan identifikasi bahaya, penilaian dan
PT. Cakra Buana Megah juga meren-
pengendalian resiko untuk setiap jenis item
canakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan
pekerjaan, serta memiliki prosedur meng-
sasaran penerapan keselamatan dan
hadapi keadaan darurat.
kesehatan kerja. Perencanaan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut: Pengukuran dan Evaluasi
1) Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko

323
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

Perusahaan memiliki sistem untuk khususnya dan seluruh tenaga kerja pada
mengukur, memantau dan mengevaluasi umumnya.
kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan hasilnya Tabel 2 Distribusi Responden Berdasakan
dianalisa guna menentukan keberhasilan Pelaksanaan Perencanaan SMK3 PT.CBM tahun
atau untuk melakukan identifikasi tindakan 2012
perbaikan. Pengukuran dan evaluasi yang Kategori Jumlah
Pelaksanaan
dimaksud seperti: Persentase
Perencanaan Frekuensi
1) Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan SMK3 (%)
Kerja Baik 15 83.33
2) Audit Sistem Manajemen Keselamatan Sedang 3 16.67
dan Kesehatan Kerja Buruk 0 0
3) Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Jumlah 18 100
Tinjauan Ulang Sumber : hasil kuesioner 2012
Dalam peninjauan ulang PT. Cakra
Buana Megah melakukan evaluasi bidang Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja secara 15 orang (83.33%) responden menyatakan
berkala. bahwa perencanaan SMK3 yang dilakukan
Gambaran Hasil Penelitian dengan perusahaan dikategorikan baik, sedangkan
Kuesioner di PT. Cakra Buana Megah ada 3 orang responden (16.67 %) yang
Penilaian Pelaksanaan Sistem Manaje- hanya mengkategorikan sedang.
men Kesehatan dan keselamatan kerja Hal ini terjadi karena ketiga responden
(SMK3) PT. CBM didasarkan pada 5 tersebut banyak yang tidak mengetahui
Prinsip Utama SMK3, karena itu kuesioner secara rinci tentang perencanaan K3. Rata–
yang diberikan kepada responden ditinjau rata mereka menjawab tidak tahu karena
dan dibahas secara khusus untuk setiap masalah perencanaan dan penetapan sistem
kategorinya seperti berikut: pertanggung jawaban sesuai dengan tingkat
manajemen yang ada di perusahaan.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Pelaksanaan Komitmen dan Kebijakan K3 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
PT.CBM tahun 2012 Pelaksanaan Implementasi/ Penerapan SMK3
Kategori Jumlah PT.CBM tahun 2012
Pelaksanaan Kategori Jumlah
Komitmen dan Persentase Pelaksanaan
Frekuensi Persentase
Kebijakan K3 (%) Implementasi Frekuensi
SMK3 (%)
Baik 17 94.44
Sedang 1 5.56 Baik 16 88.89
Buruk 0 0 Sedang 2 11.11
18 100 Buruk 0 0
Jumlah
Jumlah 18 100
Sumber : hasil kuesioner 2012
Sumber : hasil kuesioner 2012
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa 17
orang (94.45 %) responden menyatakan Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa
bahwa pelaksanaan komitmen dan kebijakan 16 orang (88.89%) responden menyatakan
K3 berada pada kategori baik, sedangkan 1 bahwa pelaksanaan implementasi/ pene-
orang (5.55 %) menyatakan berada pada rapan SMK3 berada pada kategori baik,
kategori sedang. sedangkan 2 orang (11.11 %) menyatakan
Berdasarkan hasil kuesioner, masih ada pelaksanaan implementasi/ penerapan
responden yang menjawab tidak tahu SMK3 berada pada kategori sedang.
tentang penilaian kinerja dan tindak lanjut Menurut PERMENAKER No. 05/
pelaksanaa K3. Untuk itu perusahaan perlu MEN/ 1996 Lampiran I disebutkan bahwa
menjelaskan tentang penilaian kinerja dan dalam mencapai penerapan SMK3 yang
tindak lanjut K3 kepada seluruh Safety baik, perusahaan harus menunjuk personil
Health Executive (SHE) Committee yang mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan sistem yang diterapkan. PT. Cakra

324
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

Buana Megah telah menempatkan personel Ketujuh orang yang menyatakan bahwa
yang mempunyai kualifikasi yang dibutuh- pelaksanaan tinjauan ulang SMK3
kan seperti Ahli K3 dan Operator–operator dikategorikan sedang dikarenakan ketidak-
mesin yang bersertifikat. Perusahaan juga tahuan mereka tentang proses pelaksanaan
telah memiliki prosedur pendokumentasian tinjauan ulang SMK3. Juga karena
dan pengendalian dokumen. Perusahaan umumnya tinjauan ulang itu dilakukan oleh
hanya perlu memantau pelaksanaannya di mereka yang ahli seperti Coordinator Safety
lapangan sehingga benar–benar memberikan ataupun Panitia Pengawas K3 sehingga para
hasil yang diharapkan. pekerja lainnya tidak paham tentang tindak
lanjut yang telah dilakukan.
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sedangkan ditinjau secara menyeluruh,
Pelaksanaan Pengukuran dan Evaluasi SMK3 berdasarkan 47 butir pertanyaan kuesioner
PT.CBM tahun 2012 yang dibagikan kepada 18 responden yang
Kategori Jumlah ada, 16 orang (88.89 % responden)
Pelaksanaan
Persentase memberikan jawaban “Ya” pada 36 butir
Pengukuran dan Frekuensi
Evaluasi SMK3 (%) atau lebih pertanyaan yang ada, sehingga
Baik 17 94.44 presentase jawaban “Ya” yang dihasilkan
Sedang 1 5.56 adalah lebih dari 75% yang berarti
Buruk 0 0 pelaksanaan SMK3 PT.CBM pada proyek
Jumlah 18 100 Trakindo Balikpapan Facility Upgrade
berada pada kategori baik, sedangkan 2
Sumber : hasil kuesioner 2012
orang lainnya (11.11 % responden)
menyatakan pelaksanaan SMK3 berada pada
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan
kategori sedang karena keduanya kurang
17 orang (94.45 %) responden menyatakan
memberikan jawaban “Ya”.
bahwa pelaksanaan pengukuran dan evaluasi
Melalui hasil kuesioner tersebut dapat
SMK3 berada pada kategori baik, sedangkan
dinyatakan bahwa PT. Cakra Buana Megah
1 orang (5.55 %) menyatakan berada pada
telah memperlihatkan kerja samanya yang
kategori sedang.
baik.
Pelaksanaan inspeksi K3 di perusahaan
berjalan dengan baik, seminggu atau dua
minggu sekali dilakukan inspeksi untuk
proses kerja atau sarana kerja yang memiliki PENUTUP
potensi bahaya dan sebulan sekali dilakukan
inspeksi secara keseluruhan. Kesimpulan
Secara keseluruhan berdasarkan hasil
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan penelitian langsung di lapangan, hasil
Pelaksanaan Tinjauan Ulang SMK3 PT.CBM wawancara kepada pihak Safety Healty
tahun 2012 Executive (SHE) Committee perusahaan dan
Kategori Jumlah berdasarkan hasil kuesioner dari para
Pelaksanaan
Tinjauan Ulang Persentase responden dinyatakan bahwa PT. Cakra
Frekuensi
SMK3 (%) Buana Megah telah menerapkan Sistem
Baik 11 61.11 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Sedang 7 38.89 Kerja (SMK3) pada peningkatan fasilitas
Buruk 0 0 PT. Trakindo Uama Balikpapan dengan
Jumlah 18 100 baik.
Sumber : hasil kusioner 2012 Secara khusus penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa dapat disimpulkan sebagai berikut:
11 orang (61.11%) responden menyatakan 1. Tahun 2012 PT. Cakra Buana Megah
bahwa pelaksanaan tinjauan ulang SMK3 sudah mulai membangun komitmen K3
berada pada kategori baik, sedangkan 7 dengan melibatkan seluruh karyawan,
orang (38.89 %) menyatakan pelaksanaan staf serta pihak manajemen, serta
tinjauan ulang SMK3 berada pada kategori komitmen dan kebijakan ini
sedang. dikomunikasikan kepada seluruh

325
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

karyawan, tamu, kontraktor, pelanggan, (Resik, rapi, rajin, rawat, ringkas)


pemasok serta pihak–pihak yang terkait. kepada semua tenaga kerja saat
2. Pada tahap melakukan perencanaan atau melakukan kerja ataupun saat memakai
perencanaan ulang PT. Cakra Buana peralatan kerja sehingga dapat
Megah sudah mempunyai prosedur meminimalisir potensi bahaya yang
terdokumentasi yang mempertimbang- dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
kan identifikasi bahaya dan penilaian 3. Menanamkan budaya Kesehatan dan
resiko yang sesuai dengan perundangan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan
atau persyaratan lain yang berkaitan untuk selalu berperilaku selamat dengan
dengan K3 . cara pendekatan langsung seperti :
3. Pada penerapan program SMK3 PT. Himbauan untuk bekerja dengan aman
Cakra Buana Megah telah melakukan dan peduli keselamatan diri sendiri dan
identifikasi bahaya, penilaian dan orang lain, himbauan tentang
pengendalian resiko, serta memiliki penggunaan APD di tempat kerjanya.
prosedur yang mengharuskan semua Pendekatan tidak langsung dapat
tenaga kerja baik yang lama, baru dilakukan dengan cara : Safety Poster
ataupun baru pindah mendapatkan lebih banyak dan slogan motivasi untuk
penjelasan tentang kebijakan K3 dan bekerja secara aman. Dan melakukan
pelatihan sesuai dengan jenis “punishment and rewards” yang tegas
pekerjaannya. agar tenaga kerja merasa diperhatikan
4. Dalam Pengukuran dan Evaluasi Sistem dan dihargai terhadap pelaksanaan
Manajemen K3, PT. Cakra Buana Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Megah telah melakukan inspeksi K3 dan di perusahaan.
audit internal yang sesuai dengan 4. Pihak Kesehatan dan Keselamatan Kerja
prosedurnya, serta telah di audit dan di (K3) sebaiknya memberikan penjelasan
nilai baik oleh pihak Trakindo Utama tentang hubungan pelaporan. Penilaian
Jakarta. kerja dan tindak lanjut K3 kepada
5. PT. Cakra Buana Megah secara seluruh anggota tim K3 terkait hususnya
berkesinambungan melakukan tinjauan dan seluruh tenaga kerja pada
ulang terhadap program SMK3 dan umumnya.
mendokumentaikannya ke dalam 5. PT. Cakra Buana Megah sebaiknya
laporan perusahaan. menjaga dan tetap mempertahankan
kesinambungan pelaksanaan Sistem
Saran Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
1. Agar segera dilakukan tindakan Kerja (SMK3) yang telah ada di
perbaikan jika pada saat inspeksi perusahaan sehingga senantiasa
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diperoleh tempat kerja yang sehat dan
ditemukan adanya potensi bahaya aman serta produk yang dihasilkan akan
kecelakaan kerja. berkualitas dan produktivitas karyawan
2. Pihak Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga akan meningkat.
(K3) harus menanamkan pedoman 5 R

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2012. Pengawasan K3 Lingkungan Kerja . Kementrian Tenaga Kerja dan


Transmigrasi R.I. Jakarta.
Anonimous. 2012. SMK3 dan Audit SMK3 . Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
Jakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
International Labour Office. 1989. Pencegahan Kecelakaan Buku Pedoman. Penerbit
Gramedia, Jakarta.

326
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 (318-327) ISSN: 2337-6732

Nazir Moh. 2005. Desain Penelitian, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ridley John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Simanjuntak Payaman J. 2011. Manajemen Hubungan Industrial. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta.
Tarore dan Mandagi. 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi (SIMPROKON).
Penerbit JTS FT Unsrat, Manado.

327

Anda mungkin juga menyukai