Anda di halaman 1dari 6

ORBITH VOL. 13 NO.

3 November 2017 : 172 - 177

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(SMK3) PADA PERUSAHAAN
Oleh : Setyoko
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
JL. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275.

Abstrak
Sistem Manajemen Keslamatan dan Kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelak sanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada
perusahaan merupakan salah satu cara untuk menjamin konsisten dan efektifitas perusahaan dalam
mengendalikan sumber bahaya dan penerapan SMK3 dapat meminimalkan resiko, mengurangi dan
mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta memaksimalkan efisiensi perusahaan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan . Manfaat SMK3 adalah pemenuhan perusahaan
terhadap peraturan perundangan (K3), meningkatkan produktivitas perusahaan, terpantaunya bahaya
dan resiko diperusahaan (mencegah kerugian yang lebih besar), mengetahui kinerja SMK3 perusahaan
(Pengakuan terhadap kinerja SMK3 diperusahaan, meningkatkan image perusahaan pada akhirnya akan
meningkatkan daya saing perusahaan.

Kata kunci : SMK3

1. Pendahuluan memaksimalkan efisiensi perusahaan yang


pada akhirnya dapat meningkatkan
Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
produktivitas perusahaan , untuk memacu
tidak terlepas dari masalah-masalah yang
peningkatan daya saing barang dan jasa
berkaitan dengan keselamatan dan
yang dihasilkan oleh perusahaan terlebih
kesehatan kerja sewaktu bekerja. Hal ini
untuk mengantisipasi pemberlakuan
berkaitan dengan perlindungan tenaga kerja
sertifikat K3 atau pun standarisasi K3
dari bahaya dan penyakit akibat kerja
secara internasional maka setiap perusahaan
maupun lingkungan kerja. Dengan
di Indonesia harus meningkatkan
menyadari pentingnya aspek keselamatan
kemampuan manajemen dan para tenaga
dan kesehatan kerja, terutama pada
kerjanya.
implementasi fisik, maka perusahaan
umumnya memiliki organisasi atau bidang
2. Sasaran Sistem Manajemen
dengan tugas khusus menangani masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
keslamatan kerja.
(SMK3)
Sistem Manajemen Keslamatan dan
Sasaran Sistem Manejemen Keselamatan
Kesehatan kerja adalah bagian dari sistem
dan Kesehatan Kerja adalah untuk
manajemen yang meliputi struktur
menciptakan suatu sistem keselamatan dan
organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
kesehatan kerja di tempat kerja degan
pelak sanaan, prosedur, proses dan sumber
melibatkan usur manajemen, tenaga kerja,
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
kondisi dan lingkungan kerja yang
penerapan, pencapaian, pengkajian dan
terintegrasi, dalam rangka mencegah dan
pemeliharaan keselamatan dan kesehatan
mengurangi kecelakaan, dan penyakit kerja,
kerja (K3). Penerapan sistem manajemen
serta tercipta tempat kerja yang aman,
keselamatan dan kesehatan kerja
efisien dan produktif. Adapun maksud dan
merupakan salah satu cara untuk menjamin
tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan
konsisten dan efektifitas perusahaan dalam
Keshatan Kerja :
mengendalikan sumber bahaya dan
a. Menciptakan lingkungan kerja yang
penerapan SMK3 dapat meminimalkan
aman, nyaman dan sehat.
resiko, mengurangi dan mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
172
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN……………………………………..Setyoko

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan Struktur organisasi merupakan suatu


dan penyakit akibat kerja (PAK). hubungan wewenang dan tanggung jawab
c. Meningkatkan produktifitas kerja antar fungsional dan personal dalam
karyawan. pengolahan suatu identifikasi organisasi
Dasar hukum Sistem Manajemen atau perusahaan. Struktur organisasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja : bertujuan untuk memberikan kepastian
a. UU no 1 Th. 1970 tentang dalam garis wewenang, koordinasi dan
Keselamatan Kerja pengawasan dapat dicegah timbulnya Over
b. UU no 3 Th 1992 Tentang Jaminan Lopping atau Gap yang dapat menimbulkan
Sosial Tenaga Kerja. konflik.
c. UU no 23 Th 1992 Tentang Struktur organisasi ini bentuknya adalah
Kesehatan. garis dan staff/ line and staff maksudnya
d. UU no 13 th 2003 Tentang Tenaga dimana disetiap bawahan-bawahan manager
Kerja terdapat staff-staff dan juga struktur
e. Keppres RI no 22 Th 1993 tentang organisasi ini dapat digunakan oleh setiap
penyakit yang timbul karena kerja organisasi besar, apapun tujuannya,
f. Konvensi ILO no 185/1981 betapapun luas tugasnya, dan
menetapkan kwajiban setiap negara bagaimanapun kompleknya susunan
untuk merumuskan, melaksanakan organisasi. Pengambilan Keputusan yang
dan mengevaluasi kebijakan sehat lebih mudah diambil karena karena
nasionalnya dibidang kesehatan dan adanya staff ahli. Perwujudan the right man
keselamatan kerja serta the rigt place/ the right man on the right job
lingkungannya. lebih mudah dilaksanakan. Tetapi
g. Konvensi ILO no. 161 th 1985 , jika karyawan berjumlah banyak dan
tentang keselamatan kerja. saling tidak mengenal maka solidaritas akan
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen sulit untuk diharapkan, karena rumit dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi sulitnya susunan organisasi akibatnya
perusahaan : koordinasi sulit untuk diterapkan.
a. Pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan (K3).
b. Meningkatkan produktivitas b. Perencanaan SMK3
perusahaan. Perusahaan harus membuat perencanaan
c. Terpantaunya bahaya dan resiko di yang efektif guna mencapai keberhasilan
perusahaan (Mencegah kerugian penerapan Sistem Manajemen K3 dengan
yang lebih besar). sasaran yang jelas dan dapat diukur.
d. Mengetahui kinerja SMK3 Perencanaan harus memuat tujuan dan
perusahaan (Pengakuan terhadap indikator kinerja yang diterapkan dengan
kinerja SMK3 diperusahaan ) mempertimbangkan identifikasi sumber
e. Meningkatkan image perusahaan bahaya penilaian dan pengendalian resiko
yang akhirnya akan meningkatkan sesuai dengan perundangan yang berlaku
daya saing perusahaan. serta hasil pelaksanaan tinjauan awal
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Penerapan Sistem Manajemen Perusahaan harus sudah menjalin kerjasama
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan PT Jamsostek untuk keselamatan
di Perusahaan. dan kesehatan para pekerjanya.
Perencanaan Identifikasi Bahaya dan
Pengendalian Resiko dari kegiatan produk
barang dan jasa harus mempertimbangkan
a. Struktur organisasi Perusahaan. pada saat merumuskan rencana untuk
memenuhi kebijakan keselamatan dan

173
ORBITH VOL. 13 NO. 3 November 2017 : 172 - 177

kesehatan kerja. Untuk itu harus ditetapkan c. Penerapan


dan dipelihara prosedurnya. Perusahaan harus menyediakan personel
Perusahaan harus menetapkan dan yang memiliki kualifikasi, sarana dan dana
memelihara prosedur untuk inventarisasi, yang memadai sesuai sistem Manajemen
identifikasi dan pemahaman peraturan K3 yang diterapkan. Dalam penerapan
perundangan dan persyaratan lainnya yang Sistem K3 yang efektif perlu
yang berkaitan dengan keselamatan dan dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
kesehatan kerja sesuai dengan kegiatan  Menyediakan sumberdaya yang
perusahaan yang bersangkutan. Pengurus memadai sesuai dengan ukuran dan
harus menjelaskan peraturan perundangan kebutuhan.
dan persyaratan lainnya kepada setiap  Melakukan identifikasi kompetensi
tenaga kerja. kerja yang diperlukan pada setiap
Tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan tingkatan manajemen perusahaan
dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh dan menyelenggarakan setiap
perusahaan sekurang kurangnya harus pelatihan yang dibutuhkan.
memenuhi kualifikasi :  Membuat peraturan untuk
 Dapat diukur mendapatkan pendapat dan saran
 Satuan / Indikator pengukuran dari para ahli.
 Sasaran Pencapaian  Membuat peraturan untuk
 Jangka waktu Pencapaian pelaksanaan konsultasi dan
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keterlibatan tenaga kerja secara
keselamatan dan kesehatan kerja harus aktif.
dikonsultasikan dengan wakiltenaga kerja, Perusahaan dapat mengintegrasikan Sistem
Ahli K3, P2K3 dan pihak-pihak lain yang Manajemen K3 kedalam sistem
terkait. Tujuan dan sasaran yang telah manajemen perusahaan yang ada. Dalam
ditetapkan ditinjau kembali secara teratur hal pengintegrasikan terebut terdapat
sesui dengan perkembangan. pertentangan dengan tujuan dan prioritas
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan maka :
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja  Tujuan dan prioritas Sistem
perusahaan harus menggunakan indikator Manajemen K3 harus diutamakan.
kinerja yang dapat diukur sebagai dasar  Penyatuan Sistem Manajemen K3
penilaian kinerja keselamatan dan dengan sistem manajemen
kesehatan kerja yang sekaligus merupakan perusahaan dilakukan secara selaras
informasi mengenai keberhasilan dan seimbang.
pencapaian Sistem Manajenen K3. Peningkatan keselamatan dan kesehatan
Perencanaan awal sistem Manajemen K3 kerja akan efektif apabila semua pihak
yang berhasil memerlukan rencana yang dalam perusahaan didorong untuk berperan
dapat dikembangkan secara berkelanjutan , serta dalam penerapan dan pengembangan
dan dengan jelas menetapkan tujuan serta Sistem Manajemen K3, serta memiliki
sasaran Sistem Manajemen K3 yang dapat budaya perusahaan yang mendukung dan
dicapai dengan : memberikan kontribusi bagi Sistem
 Menetapkan sistem pertanggungan Manajemen K3 perusahaan harus:
jawab dalam pencapaian tujuan dan  Menentukan, menunjuk,
sasaran sesuai dengan fungsi dan mendokumentasikan dan
tingkat menejemen perusahaan yang mengkomunikasikan tanggung
bersangkutan. jawab dan tanggung gugat
 Menetapkan sasaran dan jangka keselamatan dan Kesehatan Kerja
waktu untuk pencapaian tujuan dan dan wewenang untuk bertindak dan
sasaran. menjelaskan hubungan pelaporan
untuk semua tingkatan manajemen,

174
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN……………………………………..Setyoko

tenaga kerja, kontraktor dan sub b. Pelaporan.


kontraktor dan pengunjung.. Prosedur pelaporan informasi yang terkait
 Mempunyai prosedur untuk dan tepat waktu harus ditetapkan untuk
memantau dan mengkomunikasikan menjamin bahwa sistem manajemen K3
setiap perubahan tanggung jawab dipantau dan kinerjanya ditingkatkan.
dan tanggung gugat yang
berpengaruh terhadap sistem dan c. Pendokumentasian.
program keselamatan dan Pendokumentasian merupakan unsur utama
kesehatan kerja. dari setiap sistem manajemen dan harus
 Dapat memberikan reaksi secara dibuat sesuai dengan kebutuhan
cepat dan tepat terhadap kondisi perusahaan. Proses dan prosedur
yang menyimpang atau kejadian- perusahaan harus ditentukan dan
kejadian lain. didokumentasikan serta diperbaruhi apabila
Pengurus harus menunjukan komitmennya diperlukan.
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
melalui konsultasi dan dengan melibatkan d. Pengendalian Dokumen
tenaga kerja maupun pihak lain yang terkait Perusahaan harus menjamin bahwa:
didalam penerapan, pengembangan dan  Dokumen dapat diindentifikasikan
pemeliharaan Sistem Manajemen K3, sesuai dengan uraian tugas dan
sehingga semua pihak merasa ikut memiliki tanggung jawab di perusahaan.
dan merasakan hasilnya.  Dokumen ditinjau ulang serta
Penerapan dan pengembangan Sistem berkala dan jika diperlukan dapat
Manajemen K3 yang efektif ditentukan oleh direvisi.
kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap  Dokumen sebelum diterbitkan harus
tenaga kerja di perusahaan. Pelatihan lebih dahulu disetujuhi oleh
merupakan salah satu alat penting dalam personel yang berwenang.
menjamin kompetensi kerja yang  Dokumen versi terbaru harus
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersedia ditempat kerja yang
keselamatan dan kesehatan kerja dan dianggap perlu.
penerapannya melalui program pelatihan  Semua dokumen yang telah usang
harus tersedia. harus segera disingkirkan.
 Dokumen mudah ditemukan,
4. Kegiatan Pendukung bermanfaat dan mudah dipahami
a. Komunikasi
Komunikasi dua arah yang efektif dan e. Pencatatan dan Manaj Informasi.
pelaporan rutin merupakan sumber penting Pencatatan merupakan sarana bagi
dalam penerapan Sistem Menejemen K3. perusahaan untuk menunjukan kesesuaian
Penyediaan informasi yang sesuai bagi penerapan Sistem Manajemen K3.
tenaga kerja dan semua pihak yang terkait
dapat digunakan untuk memotivasi dan 5. Identifikasi Sumber Bahaya,
mendorong penerimaan serta pemahaman Penilaian dan Pengendalian resiko
umum dalam upaya perusahaan untuk Sumber b ahaya yang teridentifikasi dinilai
meningkatkan kinerja keselamatan dan untuk menentukan tingkat risiko yang
kesehatan kerja. Perusahaan harus merupakan tolok ukur kemungkinan
mempunyai prosedur untuk menjamin terjadinya kecelakaan dan penyakit aibat
bahwa informasi keselamatan dan kerja. Selanjutnya dilakukan pengendalian
kesehatan kerja terbaru dikomukasikan ke untuk:
semua pihak dalam perusahaan. a.Indentifikasi Sumber Bahaya.
b.Penilaian Risiko

175
ORBITH VOL. 13 NO. 3 November 2017 : 172 - 177

Penilaian resiko adalah proses untuk  Proses Perawatan lanjutan.


menentukan prioritas pengendalian
terhadap resiko kecelakaan atau penyakit 6. Pengukuran dan Evaluasi
akibat kerja. Perusahaan harus memiliki sistem untuk
c.Tindakan pengendalian mengukur, memantau dan mengevaluasi
Perusahaan harus merencanakan kinerja Sistem Manajemen K3 dan hasilnya
manajemen dan pengendalian kegiatan, harus dianalisis guna menentukan
produk barang dan jasa yang dapat keberhasilan atau untuk melakukan
menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang identifikasi tindakan perbaikan.
tinggi.  a. Inspeksi dan Pengujian
d. Perancangan (Desaign) dan  Perusahaan harus menetapkan dan
Rekayasa memelihara prosedur inspeksi, pengujian
Pengendalian resiko kecelakaan dan dan pemantauan yang berkaitan dngan
penyakit akibat kerja dalam proses rekayasa tujuan dan sasaran keselamatan dan
harus dimulai senjak tahap perancangan dan kesehatan kerja. Frekunsi inspeksi dan
perencanaan. pengujian harus sesuai dengan obyeknya.
 b. Audit Sistem Manajemen K3
 Audit Sistem Manajemen K3 harus
e. Pengendalian Administratif dilakukan secara berkala untuk mengetahui
Prosedur dan instruksi kerja yang efektifan penerapan sistem manajemen K3.
terdokumentasi pada saat dibuat harus Audit harus dilaksanakan secara sistematik
mempertimbangkan aspek keselamatan dan dan independen oleh personel yang memili
kesehatan kerja pada setiap tindakan. kompetensi kerja dengan menggunakan
f. Tinjauan ulang Kontrak. metodologi yang sudah ditetapkan. Hasil
Pengadaan barang dan jasa harus ditinjau audit harus digunakan oleh pengurus dalam
ulang untuk menjamin kemampuan proses tinjauan ulang manajemen.
perusahaan dalam memenuhi persyaratan 
keselamatan dan kesehatan kerja yang
 c. Tindakan Perbaikan dn Pencegahan
ditentukan.
 Semua hasil temuan dari pelaksanaan
g. Pembelian
pemantauan, audit dan tinjauan ulang
Sistem pembelian barang dan jasa termasuk
Sistem Manajemen K3 harus
didalamnya prosedur pemeliharaan barang
didokumentasikan dan digunakan untuk
dan jasa harus diintegrasi dalam strategi
indentifikasi tindakan perbaikan dan
penangan pencegahan resiko kecelakaan
pencegahan serta pihak manajemen
dan penyakit akibat kerja.
menjamin pelaksanaan secara sistematis
h. Prosedur Menghadapi Keadaan
dan efektif.
Darurat atau Bencana.
Perusahaan harus memiliki prosedur untuk 
menghadapi keadaan darurat atau bencana, 7. Penutup.
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang diuji secara berkala untuk mengetahui
adalah sistem manajemen yang terintegrasi
keandalan pada saat kejadian yang
untuk menjalankan dan mengembangkan
sebenarnya.
kebijakan K3 yang telah ditetapkan
i. Prosedur Menghadapi Insiden
perusahaan serta menangulangi resiko
Untuk mengurangi pengaruh yang mungkin
bahaya yang mungkin terjadi di perusahaan.
timbul akibat insiden, perusahaan harus
Sasaran Sistem Manajemen K3 adalah
memiliki produr yang meliputi:
mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan
 Penyediaan fasilitas P3K dengan
penyakit akibat kerja, serta terciptanya
jumlah yang cukup dan sesuai
tempatkerja yang aman, efisien dan
sampai mendapatkan pertolongan
produktif.
medik

176
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN……………………………………..Setyoko

Tujuan dari SMK3 adalah menciptakan


lingkungan kerja yang aman, nyaman dan
sehat, mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
dan meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
Manfaat SMK3 adalah pemenuhan
perusahaan terhadap peraturan perundangan
(K3), meningkatkan produktivitas
perusahaan, terpantaunya bahaya dan resiko
diperusahaan (mencegah kerugian yang
lebih besar), mengetahui kinerja SMK3
perusahaan (Pengakuan terhadap kinerja
SMK3 diperusahaan, meningkatkan image
perusahaan pada akhirnya akan
meningkatkan daya saing perusahaan.
Undang-undang yang mengatur SMK3
adalah:
a. UU no 1 Th. 1970 tentang
Keselamatan Kerja
b. UU no 3 Th 1992 Tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
c. UU no 23 Th 1992 Tentang
Kesehatan.
d. UU no 13 th 2003 Tentang Tenaga
Kerja
e. Keppres RI no 22 Th 1993 tentang
penyakit yang timbul karena kerja

DAFTAR PUSTAKA
http://Tutorial- gratis2. Blogspot
.co.id/2011/12 makalah-sistem-
manajen-k3-smk3.html
Ikhwan Muhammad,”ergonomi”. Diakses
dari http//www.konsultasik3.com/p
/egonomik.html
Pinnagoda Chandra, 1996, “ Ergonomic
checkpoint, Pratical and easay-
tomloment solution for safety, health
a nd working Conditions” Geneva
Labour Office Usman dkk. 2013,
“Workshop safety Audit report”.
Jurusan Teknik Elektro UNY
Thurman.J.Edkk, 1993. “Peningkatan
Produktivitas sekaligus Perbaikan
tempat kerja”, Jakarta: PT
Komunikajaya Pratama.

177

Anda mungkin juga menyukai