Anda di halaman 1dari 9

EDUCATIONAL BUILDING

Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil


Vo.l 5, No.2, Desember 2019: 50- 58, ISSN-E : 2477-4901, ISSN-P: 2477-4898

IDENTIFIKASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN SERTA TINGKAT


KEANDALAN KESELAMATAN BANGUNAN FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT DI UNIVERSITAS TEUKU UMAR

Inseun Yuri Salena1, Meylis Safriani2, Novrizal3


1,2,3Universitas Teuku Umar

Surrel : inseunsalena@utu.ac.id
Diterima : 21 November 2019; Disetujui :25 November 2019

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan sistem proteksi kebakaran serta tingkat
keandalan bangunan pada gedung F1 dan F2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan
teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan serta Pd-T-11-2005-C yaitu
pedoman pemeriksaan keselamatan bangunan gedung. Komponen sistem proteksi kebakaran yang di
identifikasi adalah Kelengkapan Tapak, Sarana Keselamatan, sistem proteksi kebakaran Aktif dan
Pasif dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan menggunakan formulir daftar periksa.
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode Likert yang menghasilkan tingkat
kesesuaian penerapan dengan peraturan yang berlaku serta pemeriksaan nilai tingkat keandalan
keselamatan bangunan. Hasil analisis pada Sistem Proteksi Pasif pada gedung F1 dan F2 diperoleh
nilai 2.28 dan 2.44 dalam skala Likert yang menunjukkan kurang sesuai dengan peraturan dan untuk
sistem proteksi aktif pada gedung F1 dan F2 memperoleh nilai 1.33 dan 1 yaitu sangat tidak sesuai
peraturan. Persentase Penilaian Tingkat Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan
(NKSKB)menunjukkan hasil bagi komponen sistem keselamatan bangunan pada gedung F1 yaitu
37.26%dan gedung F2sebesar 37.11 % dari nilai maksimum 100% untuk keseluruhan komponen
sistem keselamatan kebakaran.Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem
keselamatan kebakaran pada gedung F1 dan F2 Fakultas Kesehatan Masyarakat masuk dalam
klasifikasi Kurang Baik.Seluruh komponen Sistem Keselamatan yang masih minim sangat
memerlukan peningkatan dan perbaikansehingga resiko bahaya dapat diminimalisir dan diantisipasi
dengan baik serta penanggulangan bencana kebakaran dapat ditangani secara optimal.

Kata Kunci: Keandalan Bangunan, Keselamatan Kebakaran, Sistem Proteksi

ABSTRACT
This study aims to identify the availability of fire protection systems and the level of building reliability in the F1
and F2 buildings of the Faculty of Public Health, Teuku Umar University based on Minister of Public Works
Regulation No. 26/RT/M/2008 concerning the technical requirements of fire protection systems in buildings and
the environment and Pd-T-11-2005-C, namely guidelines for building safety inspection. The fire protection
system components identified are Means of Egress,Site equipment, the Passive and Activefire protection system
by making direct observations in the field using a checklist form. The data collected is then analyzed using the
Likert method, which results in the appropriateness of the application with applicable regulations and checks on
the value of the building's safety level. The results of the analysis of the Passive Protection System in F1 and F2
buildings obtained a value of 2.28 and 2.44 on the Likert scale which shows less in accordance to the regulations
and for the active protection system in the F1 and F2 buildings obtain the value of 1. 33 and 1 which is very not
in accordance with the regulation. Percentage Rating of Building Safety System Reliability Level (NKSKB)
shows the results for the building safety system component in F1 building that is 37.26% and building F2 is
37.11% of the maximum value of 100% for all components of the fire safety system. Based on the results
obtained indicate that the fire safety system in the F1 and F2 buildings of the Faculty of Public Health classified
as Poor in reliability. All components of the Safety System that are still minimal need improvement and so that
can minimize the risk and properly anticipate. The handling of fire disasters can optimally handle.

Keywords: Building Reliability, Fire safety, Protection system.


50
Inseun Yuri Salena - Meylis Safriani - Novrizal

1. Pendahuluan barang-barang atau arsip-arsip penting yang


Tanah harus sanggup memikul beban berpotensi menjadi sumber api apabila terjadi
Kompleksitas suatu bangunan dapat dilihat kebakaran. Gedung Fakultas Kesehatan
dari fungsi dan keragaman aktivitas yang ada Masyarakat dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2
didalamnya yang menuntut tingkat keamanan dibawah ini.
yang memadai termasuk didalamnyasistem
keselamatan kebakaran guna keselamatan
pengguna, pengelola bangunan itu sendiri. UU
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung menjelaskna bahwa setiap bangunan
harus memenuhi persyaratan administratif dan
teknis. Persyaratan teknis meliputi persyaratan
tata bangunan dan keandalan bangunan
gedung, bahwa setiap bangunan harus
memenuhi persyaratan keselamatan yaitu salah Gambar 1. Gedung F1
satunya yaitu pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
Kebakaran merupakan permasalahan yang
berpotensi terjadi dan dapat menyebabkan
kerugian berupa kerusakan infrastruktur
bangunan bahkan mengancam jiwa manusia.
Banyak hal yang menjadi sebab terjadinya
kebakaran, beberapa diantaranya adalah belum
adanya ketersediaan dan penerapan sistem
proteksi kebakaran yang maksimal dan sesuai
dengan peraturan persyaratan teknis Gambar 2. Gedung F2
bangunan, kewujudan sistem penanganan yang
belum terintegrasi dengan baik, tingkat Jumlah Pengguna gedung adalah sebanyak
pemahaman masyarakat akan bahaya 851 orang yang terdiri dari 14 orang staf, 22
kebakaran yang masih terhitung rendah dan dosen dan 815 mahasiswa. Penelitian ini
kesiapan dalam menghadapi dan bertujuan untuk mengetahui ketersediaan
menanggulangi bahaya kebakaran. system proteksi kebakaran aktif dan pasif
Pada Situs bpba.acehprov.go.id, Kepala pada gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Universitas Teuku Umar berdasarkan Permen
Aceh H. T. Ahmad Dadek menyebutkan rekap PU No:26/PRT/M/2008 tentang persyaratan
data untuk rencana sementara pada bulan Juni teknis sistem proteksi kebakaran pada
tahun 2019 terdapat 81 kali kejadian bencana, bangunan gedung dan lingkungan serta
dimana bencana yang paling banyak terjadi mengetahui tingkat keandalan gedung
adalah kebakaran pemukiman sebanyak 34 menurutPd-T-11-2005-C yaitu pedoman
kali. Kebakaran pemukiman yang paling sering pemeriksaan keselamatan bangunan gedung.
terjadi di Aceh Besar sebanyak 9 kali kejadian.
Bencana tersebut juga melanda beberapa 2. Kajian Pustaka
kabupaten diantaranya adalah Aceh Tengah, 2.1 Sistem Proteksi Kebakaran
Aceh Utara, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Menurut Permen PU
Selatan, Aceh Jaya, Banda Aceh, Gayo Lues, No:26/PRT/M/2008, Sistem proteksi
Nagan Raya, Pidie dan Aceh Barat. kebakaran pada bangunan gedung adalah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan
Teuku Umar terdiri dari 2 (dua) gedung dan sarana baik yang terpasang maupun pada
berlantai 2 (dua) yaitu F1 dan F2 dengan luas bangunan yang digunakan baik untuk tujuan
masing-masing bangunan 548 m2. Gedung yang sistem proteksi pasif, sistem prteksi aktif,
pertama F1 terbagi ke dalam beberapa ruang, maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka
diantaranya ruang dosen atau ruang akademisi, melindungi bangunan dan lingkungannya
ruang seminar, laboraturium, aula. Sedangkan terhadap bahaya kebakaran.Sistem proteksi
unit yang kedua F2 berfungsi sebagai ruang kebakaran digunakan untuk mendeteksi dan
kelas atau belajar perkuliahan. Selain memadamkan kebakaran sedini mungkin
mahasiswa dan dosen, gedung berisi alat, dengan menggunakan peralatan yang
digerakkan secara manual dan otomatis.
EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 51
Identifikasi Sistem Proteksi Kebakaran Serta Tingkat Keandalan Keselamatan Bangunan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Di Universitas Teuku Umar

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum telah (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
mengatur didalamnya tentang sistem proteksi 26/PRT/M/2008) antara lain: Pasangan
kebakaran pada bangunan gedung diantaranya. konstruksi tahan api, pintu dan jendela tahan
api, bahan pelapis interior, penghalang api,
2.1.1 Akses dan Pasokan Air partisi penghalang asap, penghalang asap,
Untuk melakukan proteksi terhadap atrium
meluasnya kebakaran dan memudahkan
operasi pemadaman, maka didalam lingkungan
bangunan gedung harus tersedia jalan 2.1.4 Sistem Proteksi Aktif
lingkungan dengan perkerasan agar dapat Sistem proteksi kebakaran aktif adalah
dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran, sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
disediakan jalur akses mobil pemadam terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik
kebakaran dan ditentukan jarak minimum antar manual ataupun otomatis, sistem pemadam
bangunan gedung. Jalan akses kedaraan kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa
pemadam kebakaran harus disediakan dan tegak dan slang kebakaran, serta sistem
dipelihara sesuai persyaratan Teknis yang telah pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,
diatur dalam peraturan yang meliputi jalan seperti APAR dan pemadam khusus.
kendalraan, jalan untuk pemadam kebakaran,
jalan ke tempa parkir atau kombinasi jalan-jalan 2.1.5 Utilitas Bangunan Gedung
tersebut.Lingkungan bangunan gedung harus Pasokan daya listrik dari sumber utama
direncanakan sedemikian rupa sehingga (primer) dan darurat harus memenuhi
tersedia sumber air berupa hidran halaman, ketentuan teknis yang berlaku dan digunakan
sumur kebakaran atau reservoir air dan antara lain untuk mengoperasikan peralatan
sebagainya yang memudahkan instansi sebagai berikut: pencahayaan darurat, sarana
pemadam kebakaran untuk menggunakannya komunikasi darurat, lif kebakaran, sistem
sehingga setiap rumah dan bangunan gedung deteksi dan alarm kebakaran, sistem pipa tegak
dapat dijangkau oleh pancaran air unit dan slang kebakaran, sistem springkler
pemadam kebakaran dari jalan kebakaran otomatis, sistem pengendalian asap,
dilingkungannya. pintu tahan api otomatis, ruang pengendali
kebakaran.
2.1.2 SaranaPenyelamatan Daya listrik yang dipasok untuk
Sarana yang dipersiapkan untuk mengoperasikan sistem daya listrik darurat
dipergunakan oleh penghuni maupun petugas diperoleh sekurang-kurangnya dari dua
pemadam kebakaran dalam upaya sumber tenagai listrik berikut : PLN, atau
penyelamatan jiwa manusia maupun harta sumber daya listrik darurat berupa: Batere,
benda bila terjadi kebakaran pada suatu Generator dan lain-lain.
bangunan gedung dan lingkungan.Setiap Sumber daya listrik darurat harus
bangunan gedung harus dilengkapi dengan direncanakan dapat bekerja secara otomatis
sarana jalan keluar yang dapat digunakan oleh apabila sumber daya listrik utama tidak bekerja
penghuni bangunan gedung, sehingga dan harus dapat bekerja setiap saat.Bangunan
memiliki waktu yang cukup untuk gedung atau ruangan yang sumber daya listrik
menyelamatkan diri dengan aman tanp utamanya dari PLN harus dilengkapi juga
terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh dengan generator sebagai sumber daya listrik
keadaan darurat. darurat dan penempatannya harus memenuhi
TKA yang berlaku. Semua kabel distribusi yang
2.1.3 Sistem Proteksi Pasif melayani sumber daya listrik darurat harus
Sistem proteksi kebakaran yang memenuhi kabel dengan Tingkat Ketahanan
terbentuk atau terbangun melalui pengaturan Api (TKA) selama 1 jam.
penggunaan bahan dan komponen struktur
bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan 3. Metode Penelitian
terhadap api, serta perlindungan terhadap Sistem keselamatan kebakaran yang
bukaan. Sistem proteksi pasif merupakan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah
sarana, sistem atau rancangan yang menjadi sistem proteksi pasif dan sistem proteksi aktif
bagian dari sistem sehingga tidak perlu dimana tiap-tiap komponennya mengacu
digerakkan secara aktif. (Kurniawati E.,2012) kepada Permen PU No:26/PRT/M/2008 serta
Komponen Sistem Proteksi Pasif menurut untuk nilai dan tingkat keandalan

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 52


Inseun Yuri Salena - Meylis Safriani - Novrizal

keselamatan bangunan yaitu semua Proteksi


2
Pompa pemadam Siames
komponen keselamatan kebakaran Kebakaran kebakaran conection

berdasarkan Pd-T-11-2005-C yaitu pedoman Aktif Pemadam


3 Penyediaan air
api ringan
pemeriksaan keselamatan bangunan gedung.
Alat pemadam Hidran
Berikut ini pada Tabel 1-4 berisi kriteria 4
api ringan gedung
komponen yang diidentifikasi dan dinilai Sistem deteksi
yaitu: dan alarm
Tabel 1. Kelengkapan Tapak kebakaran, dan Sprinkler
5
sistem
Komponen
Kriteria Komponen komunikasi
No Keselamatan
Pd–T–11–2005–C Ventilasi
Kebakaran mekanik dan Sistem
pemadam
1 Sumber Air 6 sistem
pengendalian luapan
2 Jalan Lingkungan asap
Kelengkapan Pengendalian
1 7 -
Tapak Jarak antar Bangunan asap
3
gedung 8 - Deteksi asap
4 Hidran Halaman Pembuang
9 -
asap
Lift
10 -
Tabel 2. Sarana Keselamatan kebakaran
Komponen Cahaya
Kriteria Komponen 11 -
darurat
No Keselamatan
Pd–T–11–2005–C Listrik
Kebakaran 12 -
darurat
1 Jalan Keluar (Eksit) Ruang
Sarana
1 13 - pengendalian
Keselamatan operasi
2 Konstruksi Jalan Keluar

3.1 Metode Pengumpulan Data


Tabel 3. Sistem Proteksi Pasif
Pengumpulan data dilakukan dengan
Komponen Kriteria Komponen menggunakan dua cara yaitu :
No Keselamatan Permen Pengumpulan Data Primer yang dilakukan
Pd–T–11–
Kebakaran PU 2005–C dengan melaksanakan pengamatan langsung
No:26/PR menggunakan lembar pengamatan atau daftar
T/M/2008 Ketahanan api
Pasangan
struktur periksa (checklist)berisi kriteria komponen
konstruksi
1
tahan api bangunan sistem proteksi kebakaran pasif dan aktif.
Pintu Kompartemenis Format daftar periksa yang berisi kriteria
2 komponendiperlihatkan dalam Tabel 5
jendela asi ruang
Sistem Bahan
tahan api Perlindungan dibawah ini :
3
Proteksi pelapis bukaan
1 Kebakaran Penghalang
interior Kompartemenis
4 Tabel 5. Format Daftar Periksa (Checklist)
Pasif api asi ruang
Kondisi
Partisi
No. Komponen Ya / Keterangan
penghalang Tidak
Ada
asap
5 dan
penghalang
api
Data Sekunder diperoleh dari studi literatur
Atrium atau
yang berupa dokumen, data-data, buku, dan
komparteme
6 peraturan yang menjadi acuan mengenai
nisasi
sistem keselamatan pada bangunan, data denah
dan gambar Gedung Fakultas Kesehatan
Tabel 4. Sistem Proteksi Aktif Masyarakat dan Universitas Teuku Umar serta
Kriteria Komponen dokumen pendukung terlampir lainnya.
Komponen
No Keselamatan Permen PU Pd–T–11–
Kebakaran 3.2 Metode Analysis Data
No:26/PRT/M/2008 2005–C Data pengamatan yang telah
Sistem 1 Sprinklerotomatik Deteksi dan dikumpulkan kemudian dianalisauntuk
alarm memperoleh nilai tingkat kesesuaian dengan
peraturan menggunakan metode Skala Likert

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 53


Identifikasi Sistem Proteksi Kebakaran Serta Tingkat Keandalan Keselamatan Bangunan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Di Universitas Teuku Umar

dan untuk mendapatkan nilai keandalan sistem Terpasang tetapi ada


keselamatan bangunan berdasarkan sistem 60 – sebagian kecil instalasi
pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan Cukup (C)
80 yang tidak sesuai
gedung Pd-T-11-2005-C. persyaratan
˂ 60 Tidak sesuai sama sekali Kurang (K)
Skala Likert (Pd–T–11–2005–C)
Skala Likert adalah skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi Melakukan pembobotan pada masing-masing
seseorang atau sekelompok orang tentang komponen menggunakan metode Analitycal
sebuah fenomena atau sebuah peristiwa Skala Hierarchycal Process (AHP), berdasarkan Tabel 8
Likert menggambarkangradasi tingkat
dibawah.
persetujuan terhadap suatu pernyataan.Skala
Likert dapat dilihat pada Tabel 6.Penilaian
Tabel 8. Hasil Pembobotan Parameter Komponen
terhadap komponen-komponen penerapan KSKB
sistem proteksi kebakaran dalam skala Likert
Bobot KSKB
akan menggolongkan keadaan ke dalam suatu No. Parameter KSKB
(%)
kriteriatertentu. Kumpulan beberapa bilangan
1 Kelengkapan Tapak 25
menunjukkan suatu jumlah tertentu dan rata-
2 Sarana Penyelamatan 25
rata hitung.Untuk mendapatkan hasil final
setiap komponen, digunakan rumus rata-rata 3 Sistem Proteksi Aktif 24
sebagai berikut. (Sugiyono ,2009) 4 Sistem Proteksi Pasif 26
(Pd–T–11–2005–C)

Rata − rata = Jumlah nilai-nilai pers (1)


banyak data X
Hasil pemeriksaan dan pencatatan berdasarkan
X = x1 + x2 + … xn pengamatan digunakanuntuk proses
N pengolahan dan penentuan nilai keandalan
sistem keselamatan bangunan seperti yang
Tabel 6. Skala Likert
ditunjukkan pada Tabel 9 berikut.
Skala
No Keterangan
Likert Tabel 9. Penilaian Komponen Keselamatan
1 Sangat sesuai dengan peraturan 5 Bangunan
2 Sesuai dengan peraturan 4 Varia Standar
3 Cukup sesuai dengan peraturan 3 N Peni Bo Nilai
bel Penilai
4 Kurang sesuai peraturan 2 o laian bot Kondisi
Hasil an
5 Sangat tidak memenuhi 1 1 2 3 4 5 6
(Sugiyono, 2009)

Penilaian Nilai Keandalan Sistem Keselamatan


Bangunan (NKSKB) Beberapa langkah pengisian form penilaian
Keandalan adalah tingkat kesempurnaan komponen proteksi keselamatan (Pd–T–11–2005–
kondisi perlengkapan proteksi yang C)
menjaminkeselamatan, fungsi dan kenyamanan  Kolom 1, berisi nomor penilaian
suatu bangunan gedung dan lingkungannya  Kolom 2, berisi variabel komponen
selama masapakai dari gedung tersebut dari proteksi kebakaran dan proteksi
segi bahayanya terhadapkebakaran. Kriteria keselamatan bangunan
Penilaian kondisi setiap komponen atau bagian  Kolom 3, menuliskan hasil penilaian
bangunankomponen proteksi kebakaran berdasarkan pengamatan langsung.
bangunan dibagi dalam tiga tingkat dan dapat Penilaian berupa disajikan dalam bentuk
dilihat pada tabel 7.. huruf B, C, atau K sesuai dengan Tabel 5.
 Kolom 4, menuliskan penilaian dari kolom
Tabel 7 Tingkat Keandalan Sistem Proteksi
3 yang disajikan dalam bentuk Angka.
Kebakaran
 Kolom 5, menuliskan bobot untuk tiap
Nilai Kesesuaian Keandalan
komponen sesuai dengan Tabel 6.
˃ 80  Kolom 6, menuliskan nilai kondisi dengan
Sesuai persyaratan Baik (B) rumus :
– 100

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 54


Inseun Yuri Salena - Meylis Safriani - Novrizal

Nilai kondisi = (kolom 4) × (kolom 5) × Tabel 11 memperlihatkan nilai sistem proteksi


(bobot tiap komponen) Pers (2) kebakaran aktifpada gedung F1 memperoleh
1.33 dalam skala Likert, gedung F2
memperoleh nilai 1 dalam skala Likert. Tidak
4. Hasil dan Pembahasan
tersedianya hampir kesemua komponen yang
4.1 Hasil Penilaian Skala Likert
Hasil identifikasi komponen dipersyaratkan menjadi hal utama yang
menunjukkan bahwa penerapan sistem
keselamatan kebakaran berdasarkan
pengamatan di lapangan dan penilaian proteksi kebakaran aktif di gedung Fakultas
Kesehatan Masyarakatbelum memenuhi
kesesuaian terhadap peraturan dengan
persyaratan teknis dan sangat tidak sesuai
menggunakan skala likert dapat ditunjukkan
dengan peraturan yang berlaku.
pada table 10 dan 11 yang disajikan dibawah
ini.

Tabel 10. Hasil Penilaian Sistem Proteksi Pasif Skala Likert


Skala Likert
No Tinjauan 4,5
4
F1 F2 3,5
3
2,5
2
Pasangan konstruksi 1,5
1
1 3 3 0,5
0
tahan api

Pasangan…

Sistem…
Pintu dan…

Sprinkler…

Alat…

Ventilasi…
Partisi…
Penghalang…
Bahan…

Pompa…
Atrium

Penyediaan air
Penghalang api
Pintu dan jendela
2 2 2
tahan api
3 Bahan pelapis interior 3 4
4 Penghalang api 1.66 1.66
Partisi penghalang
5 2 2
asap Sistem Proteksi Pasif Sistem Proteksi Aktif
6 Penghalang asap 2 2
7 Atrium - - Gambar 3. Grafik 1. Nilai komponen proteksi pasif
Jumlah Rata-rata 2.28 2.44 dan aktif gedung F1 dan F2
Tabel 10 memperlihatkan nilai sistem proteksi
Sub komponen sistem proteksi Pasif dan Aktif
kebakaran pada gedung F1 memperoleh 2.28
pada grafik 1. Memperlihatkan belum
dalam skala Likert, gedung F2 memperoleh
terpenuhinya persyaratan teknis sistem
nilai 2.44 dalam skala Likert. Bahan konstruksi
keselamatan kebakaran pada bangunan sesuai
di kedua gedung bukan penahan api yang
denganperaturan Permen PU
melalui proses pengujian ketahanan api dan
No:26/PRT/M/2008.
menggunakan material yang umum digunakan.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem
proteksi kebakaran pasif di gedung Fakultas 4.2 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan
Kesehatan Masyarakat kurang sesuai dengan Bangunan (NKSKB)
peraturan disebabkan tidak adanya komponen Hasil penilaian keandalan sistem keselamatan
yang tersedia sesuai persyaratan bangunan untuk komponen sistem proteksi
Keselamatan Kebakaran diperlihatkan pada
Tabel 11. Hasil Penilaian Sistem Proteksi Aktif Tabel 12-19dibawah ini.
Skala Likert
No Tinjauan
F1 F2 Tabel 12. Hasil penilaian Kelengkapan Tapak
1 Sprinkler Otomatik 1 1 Gedung F1
Bo
Pompa Pemadam Stan Jum
2 1 1 KSKB/ Hasil bo Nilai
Kebakaran N dar lah
SUB Penila t Kondi
o Penila Nila
3 Penyediaan Air 1 1 KSKB ian (% si
ian i
)
Alat Pemadam api
4 3 1 1 2 3 4 5 6 7
Ringan (APAR)
Sistem Deteksi dan Kelengkapan Tapak 25
5 Alarm Kebakaran, dan 1 1 1 Sumber Air K 50 27 3.38
Sistem Komunikasi
Ventilasi Mekanik dan Jalan
2 B 80 25 5.00
6 Sistem Pengendalian 1 1 Lingkungan
Asap Jarak antar
3 B 99 23 5.69
Jumlah Rata-rata 1.33 1 Bangunan

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 55


Identifikasi Sistem Proteksi Kebakaran Serta Tingkat Keandalan Keselamatan Bangunan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Di Universitas Teuku Umar

gedung Tabel 15. Hasil Penilaian Sarana Keselamatan


Hidran
Gedung F2
4 K 0 25 0 Bo
Halaman Stand Jum
KSKB/ Hasil bo Nilai
Jumlah Nilai 14.07 N ar lah
SUB Penila t Kondi
o Penila Nila
KSKB ian (% si
ian i
)
Tabel 13. Hasil Penilaian Kelengkapan Tapak 1 2 3 4 5 6 7
Gedung F2 Sarana Keselamatan 25
Stan Jum Jalan Keluar
KSKB/ Hasil Bo Nilai 1 C 69.3 38 6.58
N dar lah (Eksit)
SUB Penila bot Kondi
o Penila Nila
KSKB ian (%) si
ian i Konstruksi
2 K 48.75 35 4.27
Jalan Keluar
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Nilai 10.85
Kelengkapan Tapak 25
Sarana Keselamatan di Gedung F1 dan F2 pada
Sumber
1 K 50 27 3.38 tabel 14 dan 15 menunjukkn hasil cukup baik
Air
bagi Jalan keluar (eksit) dan memenuhi syarat
Jalan
2 Lingkun B 80 25 5.00 sesuai kriteria penilai tetapi tidak dengan
gan konstruksi jalan keluar yang memperoleh nilai
Jarak 47.75 yaitu kurang baik. Hal ini disebabkan
antar kondisi sarana tidak memenuhi kriteria
3 B 99 23 5.69
Banguna keselamatan dimana konstruksi bukan
n gedung merupakan konstruksi tahan apiyang
Hidran memenuhi standar pengujian.
4 K 0 25 0
Halaman
Jumlah Nilai 14.07 Tabel 16. Hasil Penilaian sistem proteksi Pasif
Hasil penilaian pada komponen kelengkapan Gedung F1
Tapak ditunjukkan pada gedung F1 dan F2 Bo
Stand Jum
KSKB/ Hasil bo Nilai
masing-masing di tabel 12 dan 13 yang N
SUB Penila
ar
t Kondi
lah
memperlihatkan dua sub komponen yaitu Jalan o Penila Nila
KSKB ian (% si
ian i
Lingkungan tersedia untuk akses dan jalur )
pemadam kebakaran begitu pula dengan jarak 1 2 3 4 5 6 7

antar bangunan memenuhi kriteria bagi Sistem Proteksi Pasif 26


ketinggian kedua bangunan yaitu dengan nilai
Ketahanan
80 dan 99 yang berarti baik.Sumber air hanya 1 Api Struktur K 40 36 3.74
tersedia sumur bor, tidak ada sumur kebakaran Bangunan
atau reservoir air khusus untuk kebakaran. Kompartem
Hidran halaman tidak tersedia pada kedua 2 enisasi K 49.5 32 4.12
gedung. Ruang
Perlindunga
3 K 30 32 2.50
n Bukaan
Tabel 14. Hasil Penilaian Sarana Keselamatan Jumlah Nilai 10.36
Gedung F1
Bo Tabel 17. Hasil Penilaian sistem proteksi Pasif
Stand Jum
KSKB/ Hasil bo Nilai
N
SUB Penila
ar
t Kondi
lah Gedung F2
o Penila Nila Hasi
KSKB ian (% si Stand Jum
ian i KSKB/ l Bob Nilai
) N ar lah
1 2 3 4 5 6 7 SUB Peni ot Kondi
o Penila Nila
KSKB laia (%) si
Sarana Keselamatan 25 ian i
n
1 2 3 4 5 6 7
Jalan Keluar
1 C 67.3 38 6.39
(Eksit) Sistem Proteksi Pasif 26

Konstruksi Ketahanan
2 K 48.75 35 4.27 Api
Jalan Keluar 1 K 50 36 4.68
Struktur
Jumlah Nilai 10.66 Bangunan
Kompartem
2 enisasi K 49.5 32 4.12
Ruang

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 56


Inseun Yuri Salena - Meylis Safriani - Novrizal

Perlindung Deteksi dan


3 K 30 32 2.5 1 K 0 8 0.00
an Bukaan Alarm
Jumlah Nilai 11.29 Siamese
2 K 0 8 0.00
Connection
Pemadam
3 C 0 8 0.00
Sistem Proteksi Pasif pada gedung F1 dan F2 Api Ringan
ditunjukkan pada Table 16 dan 17 mendapat 4
Hidran
K 0 8 0.00
nilai kurang baik. Hal ini disebabkan Gedung

bangunan gedung bukan merupakan 5 Sprinkler K 0 8 0.00


konstruksi tahan api dan tidak memenuhi Sistem
6 Pemadam K 0 7 0.00
persyaratan ketahanan api dari hasil uji, bagi Luapan
tiap komponennya termasuk perlindungan Pengendali
7 K 0 8 0.00
bagi bukaan dimana materialnya berupa kayu Asap
dan alumunium, serta triplek yang digunakan 8 Deteksi Asap K 0 8 0.00
sebagai partisi. Pembuangan
9 K 0 7 0.00
Asap
Cahaya
Tabel 18. Hasil Penilaian sistem proteksi Aktif 10
Darurat dan
K 0 8 0.00
Gedung F1 Petunjuk
B Arah
Stand ob Nila Jum Listrik
Hasil 11 K 46.67 8 0.90
N KSKB/ SUB ar ot i lah Darurat
Penil
o KSKB Penil ( Kon Nila
aian Ruang
aian % disi i
12 Pengendalia K 0 7 0.00
)
n Operasi
1 2 3 4 5 6 7
Sistem Proteksi aktif 24 Jumlah Nilai 0.90
Deteksi dan
1 K 0 8 0.00
Alarm
Siamese
2 K 0 8 0.00 Sistem proteksi kebakaran aktif diperlihatkan
Connection
Pemadam pada Tabel 18 dan 19, hampir keseluruhannya
3 C 66.67 8 1.28 tidak tersedia dan memenuhi persyaratan
Api Ringan
4
Hidran
K 0 8 0.00
teknis.hanya terdapat 1 buah Alat Pemadam
Gedung Api Ringan (APAR) yang tersedia pada
5 Sprinkler K 0 8 0.00 gedung F1 sedanngkan pada gedung F2 sama
Sistem sekali tidak tersedia APAR.
6 Pemadam K 0 7 0.00
Dibawah ini pada Tabel 20 dan 21 ditampilkan
Luapan
Pengendali nilai tingkat keandalan keseluruhan
7 K 0 8 0.00
Asap komponen sebagai berikut:
8 Deteksi Asap K 0 8 0.00
Pembuangan Tabel 20. Nilai Keandalan Sistem Keselamatan
9 K 0 7 0.00
Asap Kebakaran Bangunan F1
Cahaya NILAI
Darurat dan NILAI
10 K 0 8 0.00 NO KOMPONEN MAKSIMUM
Petunjuk (%)
(%)
Arah
Listrik 1 Kelengkapan Tapak 25 14.07
11 K 46.67 8 0.90
Darurat 2 Sarana penyelamatan 25 10.66
Ruang 3 Sistem Proteksi Pasif 26 2.18
12 Pengendalian K 0 7 0.00
Operasi 4 Sistem Proteksi aktif 24 10.36
NKSKB(%) 37.26
Jumlah Nilai 2.18

Tabel 19. Hasil Penilaian sistem proteksiAktif Tingkat Keandalan pada Gedung F1
Gedung F2 memperoleh Nilai Keandalan Sistem
Hasi Bo Jum Keselamatan Kebakaran sebesar 37.26 % dari
Stand
l bo Nilai lah
N KSKB/ SUB
Peni
ar
t Kondi Nila nilai maksimum 100 % yang dapat
o KSKB Penila
laia (% si i diklasifikasikan kurang baik dan belum
ian
n ) memenuhi standar peraturan keselamatan
1 2 3 4 5 6 7
kebakaran pada bangunan gedung.
III.Sistem Proteksi aktif 24

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 57


Identifikasi Sistem Proteksi Kebakaran Serta Tingkat Keandalan Keselamatan Bangunan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Di Universitas Teuku Umar

Tabel 21. Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
Kebakaran Bangunan F2 BSNl. (2000). SNI 03-6571-2000. Sistem
NILAI
NILAI Pengendalian Asap Kebakaran pada
NO KOMPONEN MAKSIMUM Bangunan Gedung.
(%)
(%)
BSN.(2000). SNI 03-6574-2001. Tata Cara
1 Kelengkapan Tapak 25 14.07 Perencanaan Pencahayaan Darurat, Tanda
2 Sarana penyelamatan 25 10.85 Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada
3 Sistem Proteksi Pasif 26 0.90
Bangunan Gedung.
Kurniawati E.(2012)Evaluasi Sistem Proteksi
4 Sistem Proteksi aktif 24 11.29
Kebakaran pada Bangunan Apartemen
NKSKB(%) 37.11 ditinjau dari Sarana Penyelamatan dan
Sistem Proteksi Pasif (Studi Kasus di
Apartemen Solo Paragon) Skripsi, Jurusan
5. Kesimpulan dan Saran Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
5.1 Kesimpulan Surakarta
Identifikasi sistem proteksi kebakaran pasif Kurniawan, P.A., Sugiyarto, Laksito B. (2014)
dan aktif pada gedung Pasif pada gedung F1 Evaluasi Penerapan Sistem Proteksi
dan F2 diperoleh nilai 2.28 dan 2.44 dalam skala Kebakaran Pada Bangunan Rumah Sakit
Likert yang menunjukkan kurang sesuai (Studi Kasus Rs. Ortopedi Prof. Dr. R.
dengan peraturan dan untuk sistem proteksi Soeharso Surakarta)E-Jurnal Matriks
aktif pada gedung F1 dan F2 memperoleh nilai Teknik Sipil, Desember 2014, 824-832.
1.33 dan 1 yaitu sangat tidak sesuai peraturan. Napitupulu P Dulbert B T.(2015)Sistem Proteksi
Persentase Penilaian Tingkat Keandalan Sistem Kebakaran Kawasan Pemukiman dan
Keselamatan Bangunan (NKSKB) menunjukkan Perkantoran, Bandung:P.T. Alumni
hasil bagi komponen sistem keselamatan National Fire Protection Association NFPA 220
bangunan pada gedung F1 yaitu 37.26%dan 2018 Standard on Type Of Building
gedung F2 sebesar 37.11 % dari nilai Constructions Section 7.2 NFPA 5000®:
maksimum 100% untuk keseluruhan Building Construction and Safety Code®.
komponen sistem keselamatan kebakaran. Permen PU No 26 PRT/M/2008, Persyaratan
Berdasarkan hasil yang diperoleh Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
menunjukkan bahwa sistem keselamatan Bangunan Gedung dan Lingkungan.
kebakaran pada gedung F1 dan F2 Fakultas Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Kesehatan Masyarakat masuk dalam klasifikasi Safriandi,Trikomara R., Sebayang M.
tingkat keandalan Kurang Baik. (2013).Analisa Keandalan Sistem
Keselamatan Bangunan Terhadap Bahaya
Kebakaran (Studi Kasus Gedung Surya
5.2 Saran Dumai Group Dan Bank Tabungan Negara
Seluruh komponen Sistem Keselamatan Kota Pekanbaru,Jurusan Teknik Sipil,
yang masih minim pada Gedung Fakultas Fakultas Teknik, Universitas Riau.
Kesehatan Masyarakat (FKM) sangat Stephanie. (2017). Evaluasi Sistem Proteksi Pasif
memerlukan peningkatan dan perbaikan Kebakaran Bangunan (Studi Kasus:
sehingga resiko bahaya dapat diminimalisir Millennium Ict Centre, Skripsi,
dan diantisipasi dengan baik serta DepartemenArsitektur ,Fakultas Teknik
penanggulangan bencana kebakaran dapat ,USU,Medan
ditangani secara optimal. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta
.

Daftar Pustaka
BSN. (2000). SNI 03-1736-2000 Tata Cara
Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
BSN.(2000). SNI 03-1746-2000. Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan
Keluar Untuk Penyelamatan Terhadap

EBJPTBS, Vol. 5. No.2 Desember 2019 58

Anda mungkin juga menyukai