ABSTRAK
Tailing merupakan bahan sisa (residu) tambang berupa batuan yang telah
digerus dan telah diambil mineral emas, perak dan logam lainnya. Limbah tailing
mengandung unsur logam mikro dan logam berat (sianida) yang dapat meracuni baik
terhadap tanaman, hewan, maupun manusia. Karenanya perlu upaya pengelolaan
limbah B3 ini sehingga sesuai fungsinya kembali.Salah satu upaya pengelolaan limbah
B3 pada unit pertambangan emas ini adalah dengan pemanfaatan bahan organik
(kompos) dan mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi
kandungan senyawa B3 (sianida) yang terdapat dalam limbah tailing. Pada percobaan
ini dilakukan penanaman jenis tanaman Gmellina arborea Roxb dan Paraserianthes
falcataria L. Nielsen (Sengon) yang merupakan tanaman cepat tumbuh (fast growing
species). Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat mengurangi kandungan senyawa B3
yang terdapat dalam tailing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara
inokulan bakteri (Thiobacillus thioparus) dengan kompos berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot kering tanaman Gmelina dan Sengon.Pada
akhir pengamatan (8 MST) tanaman Gmelina tertinggi dihasilkan pada perlakuan
kompos 20% dengan pemberian inokulan bakteri 10 ml. Sedangkan tanaman sengon
tertinggi pada perlakuan kompos 20% dengan pemberian inokulan bakteri 5 ml.
Diameter batang tanaman Gmelina dan Sengon terbesar juga dihasilkan pada kompos
20% dengan penambahan inokulan bakteri 10 ml. Bobot kering terbesar dihasilkan
pada perlakuan kompos 20% dengan penambahan inokulan bakteri 10 ml untuk
tanaman Gmelina dan bobot kering sengon terbesar dihasilkan pada perlakuan kompos
20% dengan penambahan inokulan bakteri 5 ml.Hasil pengukuran konsentrasi sianida
selama 8 MST menunjukkan adanya penurunan konsentrasi sianida dalam media tanam,
baik tanpa penanaman tanaman contoh ataupun dengan penanaman tanaman contoh
(Gmelina dan Sengon), walaupun dari hasil sidik ragam tidak menunjukkan perbedaan
nyata. Pada awal pengamatan konsentrasi sianida mencapai 7.92 ppm dan pada 8 MST
konsentrasi sianida sudah tidak terdeteksi (ttd).
Keterangan :
T: Tailing K: Kompos (10%,15%,20%) B: Bakteri (1ml, 5 ml, 10ml)
50 50
TT (cm)
TT (cm) 40
40
gmelina Gmelina 30
30
sengon Sengon
20
20
10
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kombinasi Perlakuan
Kombinasi Perlakuan
Keterangan :
1. T100% 5. T90%K10% 9. T85%K15% 13. T80%K20
2. T100%B1 6. T90%K10%B1 10. T85%K15%B1 14. T80%K20%B1
3. T100%B5 7. T90%K10%B5 11. T85%K15%B5 15. T80%K20%B5
4. T100%B10 8. T90%K10%B10 12. T85%K15%B10 16. T80%K20%B10
31
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
50
50
TT(cm) 40
TT (cm) 40
Gmelina
sengon
30
30
Gmelina
Sengon 20
20
10
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kombinasi Perlakuan
Kombinasi Perlakuan
33
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
3 3
2,5 2,5
2 2
[CN] (ppm) [CN] (ppm)
1,5 1,5
Tanpa Tanaman
Gmelina Tanpa Tanaman
1 1
Sengon Gmelina
Sengon
0,5 0,5
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kombinasi Perlakuan Kombinasi Perlakuan
2,5
2
[CN] (ppm)
1,5
Tanpa Tanaman 1
Gmelina
Sengon 0,5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kombinasi Perlakuan
35
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
C,N.P-Bray yang sangat rendah. Selain Sengon serta membantu dalam proses
itu kandungan basa yang dapat ditukar degradasi sianida yang terkandung
seperti Mg, K, dan Na tergolong pada dalam media tailing. Tingkat
kisaran rendah juga. Kandungan Ca pertumbuhan tanaman Sengon lebih
(38.50 me/g) sangat tinggi. Tingginya baik bila dibandingkan pada tanaman
kandungan Ca mungkin disebabkan Gmelina. Hal ini kemungkinan karena
penambahan CaO (kapur) pada unit adanya bakteri Rhizobium indigenous
milling dalam proses pengolahan emas. dalam media tanam. Keberadaan bakteri
Dari hasil penelitian dapat ini menghasilkan simbiosis yang efektif
dikemukakan bahwa media dengan inangnya (Sengon), sehingga
pertumbuhan sangat mempengaruhi membantu dalam memfiksasi N bebas
pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan yang diperlukan bagi tanaman untuk
tanaman pada media tailing tanpa pertumbuhannya (Ermawati,1994).
penambahan bahan organik (kompos) Sebagai indikator adanya simbiosis
(T100%) umumnya rendah antara Rhizobium dengan tanaman
dibandingkan pada media dengan Sengon adalah terbentuknya bintil akar.
penambahan bahan organik (kompos). Tanaman yang mati pada media
Penambahan bahan organik dalam tailing 100% baik pada tanaman
media tanam dapat memenuhi Gmelina maupun tanaman Sengon
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan disebabkan karena pengaruh media
untuk pertumbuhan tanaman, tanam sendiri. Media tailing menjadi
memperbaiki struktur media tanam mengeras apabila ditambah air (pada
sehingga dapat terbentuk pori-pori yang saat penyiraman). Hal ini menyebabkan
mudah untuk pertumbuhan akar. ketersediaan air dalam media tidak
(Leiwakabessy, 1998). dapat mencukupi kebutuhan tanaman.
Dalam percobaan ini, dapat Menurut Fitter dan Hay (1991) keadaan
dikatakan dengan pemberian kombinasi demikian menyebabkan penurunan
inokulasi bakteri dan bakteri indigenous turgor pada sel tanaman dan berakibat
yang terdapat dalam media tanam menurunnya proses fisiologis tanaman.
sangat membantu dalam proses
pertumbuhan tanaman Gmelina dan
37
[April 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 1
Fitter, AH dan RKM Hay. 1991. Siregar, A.D. 1999. Tambang Emas
Fisiologi Lingkungan Tanaman Pongkor sebagai pertambangan
Terjemahan Andani, S & ED Emas berwawasan Lingkungan .
Purbayanti. Gajah Mada University, Seminar Teknologi pengolahan
Yogyakarta Limbah II. Badan Tenaga Atom
Nasional. Jakarta.
Jordan TS, Young CA. 2001. Cyanide
Remediation: Current and Past Suryanto, Susetyo W. 1997. Perlakuan
Technologies. Proceeding of the 10 bahan organic dan tanah mineral
th Annual Conference on pada bahan tailing terhadap
Hazardous Waste Research. ketersediaan unsure hara makro
dan unsure logam mikro.Jurnal
Kusnoto dan Kusumodidjo.1995. Ilmu Tanah Ling.
Dampak Penambangan dan
Reklamasi. Ditjen Tambun. Pusat
39