Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.

2,
Desember 2010 : 43 – 51

Review
TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN
KARBON AKTIF UNTUK INDUSTRI
PROCESSING TECHNOLOGY AND INDUSTRIAL UTILIZATION
OF ACTIVATED CARBON
Effendi Arsad*), Saibatul Hamdi **)
*)
Peneliti Baristand Industri Banjarbaru
**)
Teknisi Litkayasa Baristand Industri Banjarbaru

ABSTRAK

Karbon aktif sangat diperlukan untuk keperluan bahan baku atau penolong industri.
Teknologi pengolahan karbon aktif sangat mungkin dikembangkan di daerah
Kalimantan Selatan, karena potensi bahan baku cukup besar. Bahan baku yang dapat
digunakan untuk pembuatan karbon aktif yaitu limbah pertanian, limbah perkebunan,
limbah kayu, limbah peternakan dan limbah pertambangan batu bara.
Pengolahan karbon aktif dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Karbon aktif
adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimianya. Dalam
pengolahan karbon aktif menggunakan bahan-bahan kimia atau dapat dengan
pemanasan pada temperatur tinggi. Pemanfaatan karbon aktif dapat digunakan sebagai
adsorben dalam hal ini untuk menyerap logam berat pada obat dan makanan, pada
minuman keras, kimia perminyakan, budidaya udang, industri gula, pemurnian gas,
katalisator dan pengolahan pupuk.
Kata kunci : teknologi proses, karbon aktif

ABSTRACT

The activated carbon is very important for has processed product activated
carbon. In south Kalimantan has a big prospects due to the big potential of the raw
material provided by the nature and industrial waste. There are a lot of raw materials that
can be used for the manufacture of activated carbon such as agricultural waste,
sugarcane waste, waste of sawn timber, lives stock waste and coal processing waste.
Manufacture of activated carbon can be done in ways: chemical and physical
processes. Activation is very important in the manufacture of activated carbon in addition
to the raw materials used. Activated carbon is charcoal that has undergone changes in
chemical properties and physical properties due to be activated with the activator
chemical materials or can by heating at high temperatures, so that absorption , surface
area, and the ability to absorb become as very good. Activated carbon is used as an
absorbent to absorb heavy metals, in medicine and food, on liquor, petroleum chemical,
shrimp farming, the sugar industry of gas purification, catalyst and fertilizer processing.
Key wood : technology processed, activated carbon
diperlukan teknologi pengolahan Karbon
aktif yang berkualitas. Dengan hasil
I. PENDAHULUAN
pengolahan yang berkualitas, diharapkan
Di Kalimantan pada umumnya dan kebutuhan karbon aktif di dalam negeri
Kalimantan Selatan khususnya bahan baku dan untuk kepentingan ekspor terpenuhi
karbon aktif sangat potensial dan terdapat dan untuk mengembangkan industri karbon
hampir di semua kabupaten kota. Guna aktif di daerah Kalimantan Selatan.
kepentingan pembuatan karbon aktif Berkembangnya industri karbon aktif perlu

43
Teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif
untuk industri.......Effendi Arsad, Saibatul Hamdi.

teknologi untuk mendukung industri agar pasaran internasional karbon aktif dapat
mampu bersaing dengan produk dari mencapai harga 20 dolar Amerika
negara lain. Guna kepentingan tersebut perkilogramnya. (Suherman et al 2009).
perlu didukung dengan potensi bahan Di Kalimantan Selatan potensi bahan
baku atau sumber daya alam untuk baku banyak yang belum termanfaatkan
menunjang kebutuhan industri dimaksud, secara optimal. Oleh karena itu perlu
agar terpenuhi tuntutan pasar baik di adanya pengembangan industri dan
dalam negeri maupun untuk ekspor. teknologi mengolah bahan baku tersebut
Industri karbon aktif dapat memanfaatkan menjadi karbon aktif.
limbah pertanian, limbah perkebunan,
limbah peternakan, limbah pertambangan, II. BAHAN BAKU DAN PROSES
kayu dan limbah kayu. Di Kalimantan PENGOLAHAN KARBON AKTIF
Selatan limbah kayu khususnya limbah
Bahan baku yang dapat digunakan
sebetan yang dihasilkan dari industri
untuk pengolahan karbon aktif,
penggergajian kayu memiliki rendemen
persyaratannya adalah mengandung unsur
21,59 % sampai dengan 23,13 %, dengan
karbon, baik organik maupun anorganik
ukuran lebar 3 – 20 cm, tebal 1 – 3 cm dan
dan yang memiliki banyak pori-pori. Bahan
panjang 2 – 4 meter. (Deptan, 2002).
baku yang dapat digunakan adalah limbah
Selain limbah tersebut limbah
perkebunan seperti tempurung kelapa,
perkebunan kelapa terutama tempurung
tempurung kemiri, limbah sawet, bahan
kelapa ± 47.523,15 ton dan sabut kelapa ±
tambang, kayu atau limbah kayu, gambut,
118.500,25 ton (Disbun, 2005). Limbah
hasil pertanian dan limbah peternakan.
kelapa sawet tahun 2006 sebesar 855,96
Bahan - bahan tersebut mempunyai
ton dan pada tahun 2007 sebesar 902,67
karakteristik yang lebih baik dibandingkan
ton. Sedangkan tandan buah kelapa sawet
dari bahan non biomas atau fosil. Hal ini
segar (TBS) sebesar 259.617 ton, Tandan
disebabkan antara lain dari segi
kosong kelapa sawet (TKS) sebesar
kemudahan proses pengolahan dan
146.740 ton dan serat buah sawet ( PPF)
kualitas hasil untuk berbagai tujuan
sebesar 53.880 ton. (Disbun, 2005). Begitu
penggunaan. (BPPK, 2003).
juga limbah batu bara di Kalimantan
Saat ini bahan baku yang banyak
Selatan mencapai 20% dari produk hasil
digunakan untuk pembuatan karbon aktif
tambang ± 65 juta ton/tahun (Djuaedi et
secara komersial di Indonesia adalah
al, 2001). Disamping itu bisa juga
tempurung kelapa dan kayu. (BPPK, 2003).
digunakan limbah lain sebagai bahan
Potensi bahan baku yang belum
baku pembuatan Karbon Aktif guna
dimanfaatkan, antara lain adalah : Bagase
pengembangan lebih lanjut.
dan Kulit kayu, salah satunya adalah kulit
Dampak positif dari perkembangan
kayu pinus, hasil penelitian menunjukkan
karbon aktif adalah memberikan nilai
bahwa nilai kalori arang dari kulit kayu
tambah bagi masyarakat, membuka
pinus adalah 7.192 kal/g dan memenuhi
lapangan kerja, meningkatkan ekonomi
SII arang kayu karena nilainya lebih dari
pedesaan serta meningkatkan ekspor dan
7.000 kal/g (Sri Komarayati, 2004). Selain
devisa negara. Di Indonesia produksi
potensi tersebut yang dapat menunjang
karbon aktif cukup berkembang dengan
bahan baku industri karbon aktif berasal
produksi tahun 1998 sebanyak 24.903 ton,
dari perkebunan. Perkebunan kelapa di
tahun 1999 sebanyak 29.610 ton, tahun
Indonesia seperti perkebunan kelapa
2000 produksi karbon aktif sebanyak
rakyat, perkebunan negara dan swasta
24.903 ton dengan volume ekspor 6.576
dengan luas areal total 3.690.832 ha,
ton. Pada tahun 2001 produksi karbon
dengan produksi kelapa sebesar 3.032.620
aktif mencapai 30,161 ton/tahun dengan
ton dan tempurung kelapa 363.914 ton
volume ekspor sebesar 11.834 ton.
(BPS, Direktori Industri, 2002).
Kebutuhan perkapita negara besar seperti
Potensi tempurung kelapa sawet
Amerika mencapai 0,4 kg per tahun dan
berasal dari perkebunan sawet (tahun
Jepang berkisar 0,2 kg per tahun. Di

44
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.2,
Desember 2010 : 43 – 51

2000 seluas 3.584.486 ha dan limbah Sinaga, ST, 2003 ).


tempurung kelapa sawet 214.197 ton. Metoda aktifasi yang umum
(Deperindag, 2002 ). digunakan dalam pembuatan karbon aktif
Di negara tropis masih dijumpai arang adalah :
yang dihasilkan secara tradisional, dengan a. Aktifasi Kimia : proses pemutusan
menggunakan drum atau lubang dalam rantai karbon dari senyawa organik
tanah. dengan pemakaian bahan-bahan
Tahapan proses pengolahan sebagai kimia.
berikut : bahan baku yang akan dibakar b. Aktifasi Fisika : proses pemutusan
dimasukkan dalam lubang atau drum yang rantai karbon dari senyawa organik
terbuat dari plat besi. Kemudian api dengan bantuan panas, uap dan CO2.
dinyalakan sehingga bahan baku tersebut
Aktifasi kimia, aktifator yang
terbakar. Pada saat pembakaran, drum
digunakan adalah bahan-bahan kimia :
atau lubang ditutup sehingga hanya
hidroksida logam alkali garam-garam
ventilasi yang dibiarkan terbuka. Tujuannya
karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam
sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap
alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-
warna biru keluar ventilasi ditutup dan
asam anorganik seperti H2SO4 dan
dibiarkan selama kurang lebih 8 jam atau
H3PO4.
satu malam. Setelah itu lubang atas
Aktifasi Fisika, biasanya arang
dibuka dan dicek apakah masih ada bara
dipanaskan didalam furnace pada
yang menyala. Jika masih ada drum
temperatur 800 – 900 ◦C, Oksidasi dengan
ditutup kembali. Tidak dibenarkan
udara pada temperatur rendah, merupakan
menggunakan air untuk mematikan bara
reaksi eksoterm sehingga sulit untuk
yang sedang menyala, karena dapat
mengontrolnya. Sedangkan pemanasan
menurunkan kualitas arang. (Meilita Tryana
dengan uap atau CO2 pada temperatur
Sembiring, ST, Tuti Sarma Sinaga, ST,
tinggi merupakan reaksi endoterm,
2003 ).
sehingga lebih mudah dikontrol dan paling
Selain cara diatas, karbon aktif
umum digunakan, (Meilita Tryana
dapat pula diolah dengan cara destilasi
Sembiring, ST, Tuti Sarma Sinaga, ST,
kering, bahan baku dipanaskan dalam
2003 ).
ruang vakum. Hasil yang diperoleh berupa
arang dan destilat yang terdiri dari Proses pengolahan karbon aktif dapat
campuran metanol dan asam asetat. pula dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
Residu yang dihasilkan bukan merupakan a. Dehidrasi : proses pengurangan kadar
karbon murni, tetapi masih mengandung air. Bahan baku dipanaskan sampai
abu dan ter. Hasil yang diperoleh seperti temperatur 170 oC.
metanol, asam asetat dan arang b. Karbonisasi : Pemecahan bahan
tempurung pada bahan baku yang organik menjadi karbon. Temperatur
digunakan dengan metoda destilasi. diatas 170 oC akan menghasilkan CO,
(Meilita Tryana Sembiring, ST, Tuti Sarma
CO2 dan asam asetat. Pada
Sinaga, ST, 2003). o
Proses aktifasi merupakan hal yang temperatur 275 C dekomposisi
penting diperhatikan disamping bahan menghasilkan tar, metanol dan hasil
baku yang digunakan. Aktifasi adalah suatu sampingan lainnya. Pembentukan
perlakuan terhadap arang yang bertujuan karbon terjadi pada temperatur 400 –
untuk memperbesar pori-pori dengan cara 600 oC.
memecahkan ikatan hidrokarbon atau c. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan
mengoksidasi molekul-molekul permukaan, pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap
sehingga arang mengalami perubahan atau CO2 sebagai aktifator.
sifat, baik fisika maupun kimia, luas Penelitian yang telah dilakukan oleh
permukaannya bertambah besar dan Nurhayati, (1994) dengan menggunakan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. empat jenis bambu yaitu bambu tali
( Meilita Tryana Sembiring, ST, Tuti Sarma ( Gigantochloa apus Kurz ), bambu ater

45
Teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif
untuk industri.......Effendi Arsad, Saibatul Hamdi.

(Gigantochloa ater Kurz) , bambu andong kering udara, lalu dimasukkan ke dalam
( Gigantochloa verticiliata Munro ) dan retort dan dipanaskan sampai suhu 900 ◦c
bambu betung (Dendrocalamus asper selama 3 – 4 jam. Selanjutnya diaktivasi
Back). Hasil penelitiannya menyebutkan lagi dengan uap panas selama 1 jam.
bahwa pada tiap bagian batang bambu dari Karbon aktif yang dihasilkan dengan cara
jenis yang sama terdapat perbedaan ini dianalisa sifat adsorpsinya terhadap
berat jenis dan sifat hasil destilasi kering. iodine dan hasilnya tercantum pada
Arang dari bagian bawah batang pada Tabel 3.
semua jenis bambu menunjukkan berat
Tabel 3. Sifat Karbon Aktif Bambu Andong
jenis dan rendemen arang yang tinggi.
dan Bambu Betung.
Perbedaan letak pada bagian batang
bambu ater menunjukkan kecenderungan Aktivasi Daya
makin ke atas makin rendah rendemen o Rende
Jenis kimia Uap C serap
No men
arang yang dihasilkan. Hasil uji dimaksud Bambu Jenis/ /jam Iodin
(%)
dapat dilihat pada Tabel 1. jam mg/g
Tabel 1. Berat Jenis dan Rendemen 1. Andong H3PO4 900/1 15,7 1150
Arang Dari Bambu. 2. Betung H3PO4 900/1 16,6 1004
Rendemen
Jenis Bagian Berat Sumber : Nurhayati ( 1994)
arang
No. Bambu batang Jenis Karbon aktif bambu andong dan betung
(%)
menghasilkan absorbsi tinggi dengan
1. Andung Bawah 0,51 04,57
Tengah 0,47 30,73 angka melebihi standar, serta masuk
Atas 0,42 36,17 dalam kisaran kelompok karbon aktif
komersial. Jika dibandingkan dengan
2. Ater Bawah 0,74 43,46
karbon aktif yang dibuat dari arang kayu
Tengah 0,72 37,48
Atas 0,61 24,77
bakau dan tempurung kelapa, angka
absorpsi jauh lebih tinggi karbon aktif dari
3. Betung Bawah 0,72 40,09 bahan baku bambu andong dan betung.
Tengah 0,72 34,81 Semua jenis kayu dimungkinkan
Atas 0,67 37,04
dapat digunakan sebagai bahan baku
4. Tali Bawah 0,45 39,27 untuk pengolahan karbon aktif.
Tengah 0,38 33,52 Sedangkan kayu yang mempunyai
Atas 0,37 39.18 kekerasan yang tinggi tentu akan lebih baik
lagi digunakan sebagai bahan baku
Sifat karbon aktif dari ke empat jenis pengolahan karbon aktif. Karbon aktif
bambu tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. diolah melalui proses penambahan bahan
Tabel 2. Sifat Arang dari beberapa jenis kimia. Karbon aktif merupakan senyawa
Bambu. karbon amorph, dihasilkan dari bahan-
bahan yang mengandung karbon dan
Kadar berhubungan dengan struktur internal yang
Jenis Berat Kadar Air
No. Abu
Bambu Jenis (% ) menyebabkan karbon aktif mempunyai sifat
( %)
1. Andung 0,48 4.60 7,38
sebagai adsorben. Karbon aktif dapat
2. Ater 0,65 6,66 5,55 mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa
3. Betung 0,53 4,28 7,46 kimia tertentu atau sifat adsorpsinya
4. Tali 0,40 7,08 5,64 selektif, tergantung pada besar atau
volume pori-pori dan luas permukaan.
Pembuatan karbon aktif dari bahan baku Daya serap karbon aktif sangat besar,
bambu dengan menggunakan, serpihan yaitu, 25 - 100 % terhadap berat karbon
bambu yang diaktivasi dalam ukuran 0,2 aktif. Sedangkan limbah kayu semuanya
- 0,5 cm dalam kondisi kering. Aktivasi dapat digunakan sebagai bahan baku
dilakukan dengan perendaman serpih karbon aktif seperti sebetan, potongan
dalam larutan asam fosfat 20 % selama 24 kayu gergajian, serbuk kayu gergajian dan
jam, setelah itu contoh ditiriskan hingga kulit kayu ( Chand Bansal, 2005 ).

46
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.2,
Desember 2010 : 43 – 51

Tempurung kemiri adalah bahan yang mulai menjajaki kemungkinan membuat


mengandung karbon dan berpori sehingga karbon aktif dengan bahan baku alternatif.
dapat diolah untuk menghasilkan karbon Salah satu bahan baku tersebut adalah
aktif. Seiring dengan berkembangnya batu bara. Pembuatan karbon aktif dari
industri kebutuhan karbon aktif yang batubara telah dilakukan dalam skala
semakin meningkat, baik untuk kebutuhan laboratorium sejak tahun 1990 dan
ekspor maupun domestik. Pada tahun menghasilkan karbon aktif dengan bilangan
2000 Indonesia mengekspor karbon aktif iodine 1060 mg/g. Pada tahun 2006,
sebesar 10.205 ton. Selanjutnya Asian percobaan ditingkatkan ke skala bench
and fasific Coconut Community dalam yang dilanjutkan pada tahun 2007 dengan
(Chand Bansal, 2005) ekspor karbon aktif membuat rotary kiln skala pilot yang
dari Indonesia tahun 2005 sebesar 25.671 mempunyai kapasitas 35 - 50 kg/jam
ton. Negara-negara tujuan ekspor karbon (kurang lebih 1 ton/hari). Disamping itu
aktif adalah Jepang, Korea Selatan, dilakukan pengolahan karbon aktif skala
Taiwan, Malaysia, Norwegia, Inggris, pabrik dengan kapasitas produksi 8
Perancis, Jerman, RRC, Srilangka dan ton/hari dengan menggunakan rotary kiln,
Emerat Arab. bekerjasama antara tek Mira, PT. Tanso
Rendemen karbon aktif tempurung Putra Asia dan PT. Tambang batubara
kemiri menggunakan tungku drum Bukit Asam, (Ika Monika et al 2007).
menghasilkan arang dengan rendemen Penggunaan Karbon Aktif selain
rata-rata 39,49% rendemen ini lebih tinggi tersebut diatas yaitu untuk ” Penjernihan
dibanding arang tempurung kelapa hibrida Air Sungai Lahan Gambut Menggunakan
yang besarnya 36,04%, akan tetapi lebih Karbon Aktif Gambut dilakukan di daerah
rendah dari arang tempurung kemiri 50%, Riau dan Kalimantan. Di daerah tersebut
yang berasal dari Mataram NTB yang masyarakat menggunakan air sungai untuk
menggunakan reaktor pirolisis keperluan sehari-hari. Air sungai tersebut
(Darmawan, 2008). Rendemen arang yang berwarna kuning kecoklatan karena
diproses dengan retort berkisar 25 – terlarutnya senyawa dari gambut. Untuk itu
30%, sedangkan menggunakan tungku dilakukan penelitian penggunaan karbon
sekitar 20 – 25%. aktif dari gambut dan dicoba mengadsorpsi
Aktifasi arang tempurung kemiri warna air tersebut. Pengaktifan karbon
menjadi karbon aktif dengan perlakuan dilakukan dengan cara kimia menggunakan
menggunakan retort listrik diperoleh ZnCl2 dan cara fisika dengan pemanasan
rendemen antara 56,67 – 77,33% pada suhu 800 oC.
sedangkan rata-rata 72,14%. Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan karbon
karbon aktif yang menggunakan aktifasi aktif kimia mempunyai daya adsorpsi lebih
dengan bahan kimia ( H3PO4) dan uap baik dari pada karbon aktif fisika. Daya
air pada suhu 750 – 800 oC selama 60 dan serap optimum karbon aktif di peroleh pada
70 menit. Sedangkan karbon aktif kondisi pH 5, waktu kontak 1,5 – 2 jam
tempurung kelapa 36,7% – 51,5% yang dengan dosis 20 gr/l, menghasilkan
diaktifasi menggunakan uap pada suhu penurunan kadar warna sebesar 94,6 %
900 – 1000 oC selama 1 jam 45 menit. dan kadar organik sebagai bilangan
Karbon aktif yang dihasilkan digunakan/ KMnO4 sebesar 91,5 % dari 152,5 mg/l
diaplikasikansebagai komponen media menjadi 9,5 mg/l. Kondisi air demikian
tumbuh pada tanaman kayu melina. (Mody telah memenuhi baku mutu air bersih. ( M.
Lempang, 2009). Aryanti, 2010 ).
Kebutuhan karbon aktif semakin Pemanfaatan sekam padi dapat
meningkat, mengakibatkan berkurangnya menghasilkan karbon aktif yang murah,
pasokan bahan baku tempurung kelapa sehingga penggunaannya dapat
yang selama ini digunakan untuk membuat mengurangi biaya operasional di dalam
karbon aktif. Kondisi tersebut pengolahan air limbah industri. Berat
menyebabkan para pengusaha karbon aktif sekam padi yang dihasilkan adalah 22 %
dari berat gabah kering giling. (Pakpahan,

47
Teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif
untuk industri.......Effendi Arsad, Saibatul Hamdi.

2006) dalam Frita Yuliati dan Herri pada suhu tinggi. Pembuatan karbon aktif
Susanto, (2009). Sedangkan produksi dibagi menjadi dua macam yaitu aktifasi
gabah kering giling Indonesia pada tahun kimia dan aktifasi fisika. Pembuatan
2008 mencapai 60,25 juta ton Prosedur karbon aktif dari bahan baku kulit singkong
pembuatan karbon aktif sederhana dan setelah dilakukan pengujian, ternyata
telah dikembangkan di laboratorium, hasilnya lebih baik menggunakan bahan
perembusan arang sekam padi dengan kimia sebagai aktifator dibandingkan
larutan NaOH 0,5 M, hingga titik didih dengan menggunakan proses aktifasi fisika
selama 3 jam. Karbon aktif yang diperoleh Hal itu berdasarkan pertimbangan
memiliki luas permukaan spesifik 145 m2/g ekonomi. Jenis bahan kimia yang dapat
dan kapasitas adsorpsi fenol sekitar 7,7 digunakan sebagai aktifator dan sering
mg/g dari larutan fenol 250 mg/g. digunakan dalam industri pembuatan
Berdasarkan hasilk perlakuan tersebut karbon aktif adalah ZnCl2, KOH,dan
Produksi karbon aktif dari sekam padi H2SO4.
dilakukan dengan dua cara yaitu Dari hasil percobaan diketahui
karbonisasi dan aktivasi dengan senyawa Bilangan iodine optimal terbentuk pada
basa. Pada aktivasi menggunakan larutan temperatur karbonisasi 300 oC dan
NaOH 0,5 M, luas permukaan berbanding lamanya waktu karbonisasi 2 jam yaitu
lurus dengan jumlah silika tersisihkan dari 606,589 mg/g dengan total kandungan abu
karbon sekam padi.Kenaikan temperatur 4,93%, yield 40,08 % dan kadar air 11,42
aktivasi dapat meningkatkan jumlah silika %. (Suherman, Ikawati dan Melati, 2009 ).
yang tersisihkan. Penyisihan 75 % silika
dengan larutan NaOH 0,5 M, 80 ◦C,
selama 2 jam menghasilkan karbon aktif III. KEGUNAAN KARBON AKTIF
dengan luas permukaan sebesar 285 m2/g Karbon aktif dapat digunakan
(Benke, 2006 ). Sedangkan menggunakan sebagai adsorben untuk menyerap logam
H2SO4 49% (6,98 M) dapat mengadsorpsi berat seperti Pb, Fe dan Cu.
17,63 mg fenol/g. Adsorben dari larutan
Hasil penelitian membuktikan bahwa :
fenol 250mg/l (Samudera, 2008 ). Aktivasi
arang sekam padi dengan larutan NaOH - 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
0,5 M menghasilkan adsorben yang dapat dapat menyerap Pb 35,8 mg.
mengadsorpsi 7,7 mg fenol/g adsorben - 1 kg karbon aktif tempurung kelapa
dari larutan fenol 250 mg/l (Yuliati, 2009). dapat menyerap Fe 15,5 mg.
Standard Industri Indonesia ( SNI 06- - 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
4262-1996 ) tentang persyaratan arang dapat menyerap Cu 13,8 mg.
aktif untuk pemurnian minyak makan - 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
tercantum pada Tabel 4. (aktivasi) dapat menyerap Pb 56,3 mg.
- 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
Tabel 4. Persyaratan Arang Aktif Untuk (aktivasi) dapat menyerap Fe 43,8 mg.
Pemurnian Minyak Makan ( SNI - 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
06 - 4262 - 1996 ). (aktivasi) dapat menyerap Cu 39,9 mg.
- 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
No Uraian Satuan Persyaratan
(aktivasi + ZnCl 2) dapat menyerap Pb
1. PH - 8-9,5 72,3 mg.
2. Air % b/b maks 13 - 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
3. Abu ( b/b) % b/b maks 4
(aktivasi + Zn Cl 2) dapat menyerap Fe
4. Kelolosan, 325 mesh % min 90
36,1 mg.
Daya serap thp biru
5.
metilena lz
mg/g Min 130 - 1 kg Karbon aktif tempurung kelapa
6. Kerapatan jenis curah g/ml 0,35 – 0,55 (aktivasi + Zn Cl 2) dapat menyerap Cu
52,7 mg.
Karbon aktif merupakan suatu
padatan berpori yang mengandung 85-95% Hardoko IQ, ( 2006 ) dalam Sinly Evan
karbon, dengan menggunakan pemanasan Putra, ( 2008 ).

48
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.2,
Desember 2010 : 43 – 51

Tabel 5. Penggunaan Karbon Aktif.

No Pemakai Kegunaan
1. Industri
1 obat dan makanan Menyaring, penghilangan
2. Minuman keras dan Ringan Penghilangan warna,bau, pada minuman
3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah
4. Pembersih air Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5. Budi daya Udang Pemurnian, penghilangan ammonia, netrite
phenol dan logam berat
6. Industri gula Penghilangan zat-zat warna menyerap proses
penyaringan menjadi lebih sempurna
7. Pelarut yang digunakan kembali Penarikan kembali berbagai pelarut
8. Pemurnian gas Menghilangkan sulfur, gas beracun, bau busuk
asap
9. Katalisator Reaksi katalisator pengangkut vinil chloride, vinil
aacetat
10. Pengolahan Pupuk Pemurnian, Penghilangan bau
Sumber : Meillita Tryana Sembiring, ST , Tuti Sarma Sinaga, ST, (2003)

Secara umum diketahui bahwa arang dan lemak, kimia dan farmasi.
tempurung kelapa yang paling efektif Penggunaan karbon aktif secara umum
untuk menyerap logam berat adalah dapat dilihat pada tabel 5.
karbon aktif yang telah diaktivasi dan Bahan baku yang dapat digunakan
ditambahkan ZnCl2. untuk pembuatan karbon aktif selain yang
Karbon aktif juga dapat berfungsi tersebut diatas antara lain adalah bambu.
untuk mengurangi kadar senyawa Bambu yang terdapat di daerah Kalimantan
organik,warna, bau, rasa, kekeruhan dan Selatan cukup banyak dan tersebar di
bahkan Hidrogen Sulfida pada limbah cair setiap Kabupaten.
dengan cara adsorpsi. Penurunan kadar
warna yang bervariasi setelah melalui
IV. KESIMPULAN
perlakuan dengan media saring karbon
aktif dan tanpa karbon aktif. Penurunan 1. Pengolahan karbon aktif diperlukan
kadar warna yang menggunakan karbon kemampuan penguasaan teknologi
aktif dari kayu sebesar 69,21 % dan yang proses agar produk yang dihasilkan
menggunakan karbon aktif dari tempurung berkualitas.
kelapa sebesar 93,57 %. Hal itu 2. Karbon aktif dapat dibuat dari limbah
menunjukkan bahwa karbon aktif
peternakan, tumbuh-tumbuhan, limbah
mempunyai peranan yang penting dalam mineral dan limbah kayu yang
penurunan kadar warna limbah cair mengandung karbon. Pengolahan
industri tekstil dan karbon aktif dari dapat dilakukan secara kimia maupun
tempurung kelapa memberikan prosentase
fisika.
penurunan yang tertinggi. (Sinly Evan
Putra, 2008 ). 3. Pengembangan industri karbon aktif di
Selain itu Penggunaan Karbon Aktif, Kalimantan Selatan, memberikan
dibagi menjadi dua tipe karbon aktif dampak positif bagi kepentingan
sebagai pemucat dan karbon aktif sebagai masyarakat, meningkatkan
penyerap uap. Karena hal tersebut maka kesejahteraan dan menyerap tenaga
karbon aktif banyak digunakan oleh kerja.
kalangan industri, Hampir 60 % produksi
arang aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh
industri-industri gula, pembersihan minyak

49
Teknologi pengolahan dan pemanfaatan karbon aktif
untuk industri.......Effendi Arsad, Saibatul Hamdi.

V. DAFTAR PUSTAKA 10. Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan,


2005. Statistik Perkebunan
1. Agustina, 2004. Sifat-Sifat Arang Aktif
Kalimantan Selatan tahun 2004.
Tempurung Kemiri di dalam
Dinas Perkebunan Propinsi
Mody Lempang. 2009.
Kalimantan Selataan.
2. Benke, D.J. Wainwright, M.S. Nigam, Banjarbaru.
K.D.P., T.R. (2006), Kinetict of
11. Dinas Peternakan Kalimantan Selatan,
silica dissolution from rice husk
2005. Laporan Tahunan 2004.
char, The Canadian Journal of
Dinas Peternakan Propinsi
Chemical Engineering, 84 hal.
Kalimantan Selatan. Banjarbaru.
3. Biro Pusat Statistik, 2002. Direktori
12. Frita Yuliati dan Heri Susanto, 2009.
Industri, 2000. BPS tentang
Kajian Produksi Arang Aktif Dari
pertanian, kehutanan,
Sekam Padi Untuk Pengolahan
manufacturing, energy and
Air Limbah Industri Fakultas
construction 2000.
Teknologi Industri , ITB
4. Chand Bansal, Roop dan Meenakshi Bandung.
Goyal, 2005. Activated Carbon
13. Ika Monika, 2007. Karbon Aktif dari
Adsorpsion, Lewis Publisher,
Batubara. Menggunakan rotary
United States of America.
kiln skala pilot bekerjasama
5. Depprind, 1996. Arang Aktif Untuk dengan Tek MIRA, PT. Tanbso
Pemurnian Minyak Makan. Putra Asia dan PT.Tambang
Standar Nasional Indonesia Batubara Bukit Asam.
No.06-4262-1996, Departemen
14. Komarayati, Sri. 2004. Beberapa Sifat
Perindustrian RI .
dan Pemanfaatan Arang dari
6. Deperindag, 2002. Kebijakan Serasah dan Kulit Kayu Pinus.
Pengembangan Industri Kimia Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
Hasil Pertanian dan Puslitbang Tek. Hasil Hutan.
Perkebunan. Seminar Bogor.
Spesialisasi Pengembangan
15. Meilita Tryana Sembiring, ST, Tuti
Penerapan Teknologi Pirolisis
Sarma Sinaga, ST,2003. Arang
untuk Produksi Arang Briket dan
Aktif Pengenalan dan Proses
Arang Aktif, Surabaya.
Pembuatannya. Fakultas Teknik
7. Deptan, 2002. Perkebunan Kelapa Universitas Sumatera Utara.
di Indonesia. Ditjen. Bina
16. Mody Lempang, 2009. Sifat-Sifat
Produksi, Departemen
Arang Aktif Tempurung Kemiri
Pertanian.
dan Aplikasinya Sebagai
8. Darmawan, 2008. Sifat Arang aktif Komponen Media Tumbuh
Tempurung Kemiri dan pada Tanaman Melina. ITB.
pemanfaatannya sebagai Bogor.
penyerap emisi Formaldehida
17. M. Aryanti, 2010. Penjernihan Air
Papan Serat berkerapatan
Sungai Lahan Gambut
Sedang. ITB. Bogor.
Menggunakan Karbon Aktif
9. Djoko Purwanto, 2005. Pemanfaatan Gambut. Tesis S2 Universitas
Limbah Industri Penggergajian Indonesia Jakarta. Diakses Mei
Kayu untuk Bahan Bangunan 2010.
Perumahan Sederhana. Balai
18. Nurhayati, 1994. Jurnal Penelitian
Riset dan Standardisasi Industri
Karbon Aktif dari bahan baku
Banjarbaru.
bambu. Vol. 1 No. 1 hal. 11 –
15.

50
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.2,
Desember 2010 : 43 – 51

19. Sinly Evan Putra, 2008. Kelapa


Sebagai Bioindustri Potensial
Indonesia.
20. Samudera, T.F 2008. Uji karakteristik
fisik dan kapasitas adsorpsi
arang sekam padi sebagai
adsorben fenol dari air limbah
gasifikasi biomassa. Tesis,
Program Magister Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung.
21. Suherman, Ikawati dan Melati, 2009.
Pembuatan Karbon Aktif dari
Limbah Kulit Singkong UKM
Tapioka Kabupaten Pati.
Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia SNTKI 2009.
Bandung.
22. Suryati dan Rizki Oktarini, 2002.
Komposisi tawas, arang aktif
Zeolit untuk memperbaiki
kualitas air. Jurnal Sains Materi
Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembang an. Iptek Bahan –
BATAN.
23. Sudrajat R., 2003. Aplikasi Swot
Sebagai Dasar Analisa Strategi
Pengembangan Industri Karbon
Aktif di Indonesia. Info Hasil
Hutan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Hasil
Hutan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan.
Bogor.
24. Yuliati, F. 2009. Pemanfaatan Arang
Sekam Padi Aktif Sebagai
Pengolah Air Limbah Gasifikasi
Tesis, Program Magister Teknik
Kimia Institut Teknologi
Bandung.

51

Anda mungkin juga menyukai