PRAKTIKUM
LAPORAN RESMI
JUDUL PERCOBAAN
BOX SEDIMENTATION
INTISARI
Percobaan ini bertujuan untuk menjernihkan air keruh dengan proses koagulasi,
flokulasi dan sedimentasi. Adapun variable yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Jar Test : 1 tetes, 3 tetes dan 5 tetes. Pengadukan pada box sedimentasi yaitu 10 menit.
Prosedur dari sedimentasi ini adalah tahap awal : flokulasi dan koagulasi dengan
menambahkan flocculating agent pada air keruh hingga terbentuk flocculant dan
coagulant. Selanjutnya tahap akhir : sedimentasi dengan memasang selang dari keluaran
flowmeter ke dalam pipa air masuk tangki sedimentasi, kemudian mengisi tangki
sedimentasi dengan air yang ada di dalam box sample hingga air di dalam box sample
habis. Setiap 5 menit sekali dilakukan pengukuran turbiditas dari air yang di masukkan
ke dalam box sedimentasi hingga diperoleh air jernih. Sehingga dapat dikatakan box
sedimantasi dapat digunakan untuk menjernihkan air keruh dengan proses flokulasi,
koagulasi dan sedimentasi. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan grafik
hubungan antara turbiditas dengan waktu didapatkan hasil nilai turbiditas air yang tidsk
stabil yaitu naik-turun. Dapat dilihat dari data terakhir di saat ketinggian air di dalam
box sedimentasi mencapai ketinggian 43,1 cm, nilai turbiditas yang dihasilkan yaitu
138 NTU. Seharusnya semakin lama waktu pengendapan turbiditas yang dihasilkan
akan semakin kecil karena banyak partikel-partikel kotor yang telah terendapkan.
DAFTAR ISI
Intisari .................................................................................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan ........................................................................... 1
1.2. Dasar Teori ..................................................................................... 1
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.1 Hasil Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 1 ..................... 10
Tabel 3.1.2 Hasil Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 2 ....................... 10
Tabel 3.1.3 Hasil Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 2 ....................... 10
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
Koloid sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mudah mengendap jika ke
dalam sistem tersebut ditambahkan elektrolit yang mengandung suatu anion, misalnya
Cl-. Ion Cl- akan menetralkan muatan koloid sehinua gaya tolak antarpartikel koloid
hilang. Hal tersebut menyebabkan partikel koloid akan mengelompok dan tidak stabil,
kemudian mengendap. pengendapan akan lebih cepat jika ditambahkan anion dengan
muatan yang lebih besar. SO2-4: atau PO3-4. Sol As2S3 yang bermuatan negatif jika
berinteraksi dengan suatu kation akan menjadi tidak stabil. Kation dengan muatan yang
lebih besar akan lebih mudah mengendapkan partikel As2S3. Misalnya AI3+ lebih
cepat mengendapkan dibanding Na+.(Suyatno,2007)
dilakukan proses (filtrasi) dengan menggunakan berbagai pnis bahan yang berfungsi
sebagai penyaring. (Kamilati , 2006)
Ketika sebuah partikel yang berjarak dekat dari dinding dan dari partikel
lainnya, kemudian ada sesuatu yang jatuh dari atasnya maka tidakmempengaruhi, proses
ini disebut free settling . Ketika partikel terlalu penuh dan padat, sehingga proses ini
disebut hindered settling . Sedangkan jika pemisahan sebuah partikel slurry atau
suspense berdasarkan gravitasnya disebut sedimentasi (Geankoplis, 2003).
1. berat molekul (BM). Semakin tinng BM-nya maka kecepatannya juga semakin tinggi
2. Bentuk partikel. Gerakan suatu partikel melalui cairan akan dipengaruhi oleh gaya
gesekan. Partikel yang mempunyai bentuk lebih kompak akan bergerak lebih cepat di
dalam cairan dibandingkan dengan partikel lain, yang bentuknya kurang kompak
meskipun BM-nya sama. Dalam pembahasan mengenai proses sedimeltasi dikenal
suatu konstanta yang disebut koefisien sedimentasi (Yuwono,2005).
disappear, (d) clear liquid interface height z versus time of settling.(Geankoplis, C.J.,
2003)
Turbiditas (kekeruhan). Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat
diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah
Jackson Candle Turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang diperbolehkan
adalah kurang dari 5 unit(Chandra , 2005).
BAB II
METODE PERCOBAAN
Menambahkan floculating agent pada air keruh hingga terbentuk floculant dan
coagulant.
1. Memasang selang dari keluaran flowmeter kedalam pipa air masuk tangki
sedimentasi
2. Mengisi tangki sedimentasi dengan air keruh hingga penuh
3. Menutup valve 1
4. Membuka penuh valve 2 (valve by pass)
5. Menyalakan pompa
6. Menyalakan pengaduk
7. Setelah larutan sampel homogen maka langkah selanjutnya adalah membuka
valve 1 hingga diperoleh flowrate yang sesuai dengan variabel flowrate dan
dapat dibaca pada flowrate
8. mengamati pola aliran larutan sampel di dalam tangki sedimentasi
9. mengambil air overflow setiap saat dan diukur turbiditynya hingga di peroleh
air jernih
Mulai
Mengukur Turbiditas
Analisa Data
Selesai
Keterangan :
BAB III
3.2 Pembahasan
Percobaan yang dilkukan adalah Box Sedimentation. Percobaan ini bertujuan untuk
menjernihkan air keruh dengan proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi. Langkah
awal yang harus dilakukan pada percobaan ini adalah mengisi tangki sedimentasi
dengan air jernih hingga menyentuh propeller ujung pengaduk, sehingga didapat
ketinggian air dari dasar tangki sampel hingga permukaan air sebesar 13 cm. Setelah itu
melakukan jar test yaitu meneteskan FeCl3 ke dalam sampel air keruh yang berada
didalam 3 buah gelas ukur 100 ml dengan variabel 1 tetes, 2 tetes, dan 3 tetes.
Selanjutnya larutan pada gelas ukur diaduk dan menunggu hingga terdapat endapan dan
air menjadi bening . Tujuan dari jar test adalah agar diketahui tetesan FeCl3 (floculant
agent ) mana yang paling efektif mengendapkan air keruh. Larutan FeCl3 ini berfungsi
sebagai senyawa pembantu atau mempercepat terjadinya proses koagulasi, yaitu proses
dimana penggabungan partikel-partikel menjadi flok partikel (partikel terdestabilisasi
atau mikroflok) dan flokulasi.
Dari tabel jar test yang dilakukan dapat diketahui bahwa floculant agent (FeCl3)
yang paling efektif adalah 5 tetes.
1 2 3
Dimana nilai variable tersebut menunjukan hasil yang paling jernih pada sampel
diantara kedua variabel lain yaitu 1 tetes, dan 3 tetes. Hal ini terjadi dikarenakan dosis
tetes FeCl3 mempengaruhi waktu koagulasi. Pada penambahan senyawa FeCl3 pada
percobaan ini menyebabkan perubahan warna kuning pada suspensi dan bertujuan untuk
mengikat gumpalan-gumpalan atau flok yang terbentuk akibat penambahan floculant
agent sehingga gumpalan yang terbentuk lebih besar dan dapat mempercepat
pengendapan. Warna kuning pada suspensi disebabkan senyawa FeCl3 yang pada
dasarnya berwarna kuning. Dan apabila dosis tetes floculant agent yang diberikan
terlalu banyak menyebabkan kekeruhan pada suspensi, karena kelebihan kation pada
suspensi sehingga muatan pada partikel koloid akan bermuatan positif dan
menyebabkan partikel akan saling menjauh. Flok yang terbentuk dari koagulan senyawa
besi lebih kuat dibandingkan dengan flok yang dihasilkan dari koagulan alum.
Persamaan reaksinya sebagai berikut :
(Norjannah, 2015)
Dan untuk tinggi endapan semakin lama juga semakin banyak seiring
bertambahnya volume atau tinggi air di dalam box kaca. Sedangkan pengukuran
pada data turbiditas air di plot ke dalam grafik sebagai berikut :
Turbidity Vs Waktu
200
Turbidity (NTU)
150
100
Turbiditas Vs
50
Waktu
0
0 20 40
Waktu (menit)
Dari grafik di atas nilai turbiditas air tidak stabil atau naik–turun. Dapat dilihat
pada data terakhir saat ketinggian air di box kaca mencapai 43,1 cm, nilai
turbiditas akhir 138 NTU dari nilai turbiditas yang terendah yaitu 116 NTU dan
tertinggi 155 NTU. Seharusnya semakin lama waktu pengendapan turbiditasnya
semakin kecil karena partikel-partikel kotor sudah terendapkan.Jika dibandingkan
dengan data turbiditas pada air bersih yaitu 5 NTU maka hasil di atas jauh dari
batas air bersih yang dianjurkan. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
pengadukan akan semakin banyak juga flok-flok yang turun ke bawah, sehingga
untuk air yang mengalir ke box sedimentation akan semakin jernih seiring
berjalannya waktu (Kautsar, 2015). Namun pada percobaan yang dilakukan tidak
sesuai dengan literatur, hal ini terjadi karena beberapa faktor , pertama yaitu
dikarenakan air sampel yang murni sebelum tercampur tanah memang terlihat
kurang jernih jauh dari batas air bersih dan dikarenakan praktikan kurang teliti
dalam menggunakan alat turbidimeter untuk mengukur turbiditas dan waktu
pengendapan yang di tentukan terlalu cepat sehingga turbiditasnya semakin
bertambah.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jenie Betty Sri Laksmi . 1993 . Penanganan Limbah Insdustri Pangan . Kanisius :
Yogyakarta
Kusnaedi .2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum . Penebar Swadaya : Depok
Kautsar Muhammad, R. Rizal Isnanto, Eko Didik Widianto. 2015. Sistem Monitoring
Digital Penggunaan Dan Kualitas Kekeruhan Air PDAM Berbasis
Mikrokontroler Atmega328 Menggunakan Sensor Aliran Air Dan Sensor
Fotodiode. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, Vol.3, No.1, Januari 2015
(e-ISSN: 2338-0403).
DAFTAR NOTASI
APPENDIKS
Diketahui :
g = 9,8 m/s2
Tair = 30◦C
Menurut literature (Narka, 2015) untuk data diameter partikel sebesar 0,002 mm dan
menurut literature (Sapeil, 2000) untuk data densitas partikel sebesar 1,22 gr/cm 3
didapatkan :
Dpartikel = 0,000002 m
Mencari nilai v:
P = 64 cm
L = 43 cm
T = 13 cm
1 ml = 16 tetes
LAMPIRAN
1 3 5
1 3 5