Anda di halaman 1dari 34

BOX SEDIMENTATION| i

PRAKTIKUM

LAB TEKNIK KIMIA 1

LAPORAN RESMI
JUDUL PERCOBAAN
BOX SEDIMENTATION

NAMA / NIM PRAKTIKAN :

1. Aidah Naufia (2031510008)


2. Ervina Diah A (2031510023)
3. Irwan Rasyid S (2031510030)

GRUP PRAKTIKUM : 5 Siang

TANGGAL PRAKTIKUM : 17 November 2017

ASISTEN : Laila Kunni Marata

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS INTERNASIONAL
Laboratorium Teknik KimiaSEMEN INDONESIA
BOX SEDIMENTATION| i

INTISARI

Percobaan ini bertujuan untuk menjernihkan air keruh dengan proses koagulasi,
flokulasi dan sedimentasi. Adapun variable yang digunakan dalam percobaan ini adalah
Jar Test : 1 tetes, 3 tetes dan 5 tetes. Pengadukan pada box sedimentasi yaitu 10 menit.
Prosedur dari sedimentasi ini adalah tahap awal : flokulasi dan koagulasi dengan
menambahkan flocculating agent pada air keruh hingga terbentuk flocculant dan
coagulant. Selanjutnya tahap akhir : sedimentasi dengan memasang selang dari keluaran
flowmeter ke dalam pipa air masuk tangki sedimentasi, kemudian mengisi tangki
sedimentasi dengan air yang ada di dalam box sample hingga air di dalam box sample
habis. Setiap 5 menit sekali dilakukan pengukuran turbiditas dari air yang di masukkan
ke dalam box sedimentasi hingga diperoleh air jernih. Sehingga dapat dikatakan box
sedimantasi dapat digunakan untuk menjernihkan air keruh dengan proses flokulasi,
koagulasi dan sedimentasi. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan grafik
hubungan antara turbiditas dengan waktu didapatkan hasil nilai turbiditas air yang tidsk
stabil yaitu naik-turun. Dapat dilihat dari data terakhir di saat ketinggian air di dalam
box sedimentasi mencapai ketinggian 43,1 cm, nilai turbiditas yang dihasilkan yaitu
138 NTU. Seharusnya semakin lama waktu pengendapan turbiditas yang dihasilkan
akan semakin kecil karena banyak partikel-partikel kotor yang telah terendapkan.

Keyword : Floculating agent, Turbiditas, Flokulasi, Koagulasi, Sedimentasi

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | ii

DAFTAR ISI

Intisari .................................................................................................................. i

Daftar isi .............................................................................................................. ii

Daftar tabel .......................................................................................................... iii

Daftar gambar ...................................................................................................... iv

Daftar grafik ........................................................................................................ v

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan ........................................................................... 1
1.2. Dasar Teori ..................................................................................... 1

BAB II. PERCOBAAN


2.1. Variabel Percobaan ......................................................................... 6
2.2. Metodologi percobaan .................................................................... 6
2.3. Flowchart Metode Prcobaan ........................................................... 7
2.4. Alat dan bahan ................................................................................ 8
2.5. Gambar alat .................................................................................... 8

BAB III. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Percobaan .............................................................................. 10
3.2. Pembahasan .................................................................................... 11

BAB IV. KESIMPULAN .................................................................................... 15

Daftar pustaka ...................................................................................................... v

Daftar notasi ........................................................................................................ vi

Appendiks ............................................................................................................ vii

Lampiran .............................................................................................................. viii

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | iii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.1 Hasil Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 1 ..................... 10

Tabel 3.1.2 Hasil Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 2 ....................... 10

Tabel 3.1.3 Hasil Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 2 ....................... 10

Tabel 3.1.4 Hasil percobaan Box Sedimentation ............................................................ 11

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sedimentasi batch ............................................................................ 4

Gambar 3.2.1 Hasil Jar Test ................................................................................ 12

Gambar 3.2.2 Hasil di Box Sedimentation ........................................................... 13

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION| v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.2.1 Grafik Turbidity Vs Waktu ............................................................. 14

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah menjernihkan air keruh
dengan proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi.

1.2 Dasar Teori

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Zat


terdispersi tidak lagi berbentuk partikel-partikel koloid dengan terjadinya koagulasi.
tetapi bergabung menjadi partikel yang lebih besar sehingga mengendap atau
mengumpal. Koagulasi dapat terjadi karena pengaruh fisis, seperti pemanasan.
pendinginan. dan pengadukan. Koagulasi secara kimia dapat terjadi dengan
penambahan elektrolit yang mengandung ion-ion dengan muatan yang berlawanan
dengan muatan partikel koloid. Adanya muatan yang berlawanan akan terjadi penetralan
muatan koloid sehinga partikel-partikelnya tidak lagi bermuatan. Hal ini menyebabkan
kestabilan koloid akan terganggu dan terjadi pengendapan.

Koloid sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mudah mengendap jika ke
dalam sistem tersebut ditambahkan elektrolit yang mengandung suatu anion, misalnya
Cl-. Ion Cl- akan menetralkan muatan koloid sehinua gaya tolak antarpartikel koloid
hilang. Hal tersebut menyebabkan partikel koloid akan mengelompok dan tidak stabil,
kemudian mengendap. pengendapan akan lebih cepat jika ditambahkan anion dengan
muatan yang lebih besar. SO2-4: atau PO3-4. Sol As2S3 yang bermuatan negatif jika
berinteraksi dengan suatu kation akan menjadi tidak stabil. Kation dengan muatan yang
lebih besar akan lebih mudah mengendapkan partikel As2S3. Misalnya AI3+ lebih
cepat mengendapkan dibanding Na+.(Suyatno,2007)

Koagulan adalah bahan kimia yang berfungsi membantu pengendapan partikel-


partikel kecil dalam air yang sulit mengendap. Bahan yang biasa digunakan æbagai
koagulan adalah tawas. Untuk menghilangkan partikel-partikel dalam air terkadang juga

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 2

dilakukan proses (filtrasi) dengan menggunakan berbagai pnis bahan yang berfungsi
sebagai penyaring. (Kamilati , 2006)

Bak flokulasi, merupakan proses kedua setelah koagulasi yang terangkai


menjadi kesatuan proses tak terpisahkan. pada proses koagulasi terjadi destabilisasi
koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan
bahan kimia. Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi
tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif. Flokulasi
adalah penyisihan kekeruhan air dengan Cara penggumpalan partikel untuk dijadikan
partikel yang lebih besar. Partikel yang lebih besar ini terjadi karena adanya tumbukan
antarflok. Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat. Dengan kata lain,
flokulasi berfungsi untuk membentuk dan memperbesar flok yang dilakukan dengan
cara pengadukan lam bat (slow mixing).

Setelah melalui proses koagulasi dan flokulasi kemudian menuju proses


sendimentasi. Sedimentasi merupakan proses pemisahan padatan yang terkandung
dalam limbah cair oleh gaya gravitasi. Di dalam unit ini partikel-partikel koloid yang
sudah didestabilisasi pada proses diendapkan. Air dan lumpur akan terpisah karena
adanya perbedaan berat jenis. Beratjenis partike koloid (biasanya berupa lumpur) akan
lebih besar daripada berat jenis air. Secara otomatis lumpur akan mengendap pada
bagian bawah bak, sehingga air dan lumpur terpisah(Pyankyawati , 2015)

Ketika sebuah partikel yang berjarak dekat dari dinding dan dari partikel
lainnya, kemudian ada sesuatu yang jatuh dari atasnya maka tidakmempengaruhi, proses
ini disebut free settling . Ketika partikel terlalu penuh dan padat, sehingga proses ini
disebut hindered settling . Sedangkan jika pemisahan sebuah partikel slurry atau
suspense berdasarkan gravitasnya disebut sedimentasi (Geankoplis, 2003).

Sedimentasi (pengendapan) adalah proses yang paling umum dilakukan untuk


memisahkan padatan terendapkan dari limbah industri atau buangan rumah tangga.
Sedimentasi merupakan proses yang telah secara luas diterapkan untuk penanganan
limbah dan air untuk industri atau air minum.

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 3

Limbah air banyak mengandung padatan yang sangat bervariasi dalam


densitas dari karakteristik pengendapannya. Secara teoretis sedimentasi pada suatu bak
dengan luasan tertentu dapat diperkirakan. (Jenie , 1993)

Beberapa hal mengenai sedimentasi primer yang penting untuk diperhatikan


adalah sebagai berikut.

a. Sedimentasi bertujuan untuk memisahkan padatan-padatan.


b. Proses ini mengurangi beban air limbah sebesar 500/0—700/0 SS dan
300,6-400/0 BOD, (typically).
c. Sedimentasi dapat dilakukan dengan ataupun tanpa menggunakan
bahan kimia.
d. Jenis-jenis sedimentasi antara lain horizontal flow, solid contact, atau
inclined surface.
e. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sedimentasi adalah
overflow rate, detention time, weir loading rate, bentuk dan dimensi
bak, struktur air masuk dan air keluar, serta sistem pengambilan lumpur
f. Dasar-dasar perencanaan bak sedimentasi adalah sebagai berikut.
1. Overflow rate, rata-rata : 30—50 m3/m2. hari
2. Overflow rate, tertinggi : 70—130 rnYm2. hari
3. Detention time : 2—3 jam
4. Weir loading rate : < 350 m3/m. hari
5. Rectangular, length : 10 m – 100 m
6. Rectangular, length/width ratio : 1,0 – 7,5
7. Rectangular, length/depth ratio : 4,2 – 25,0
8. Rectangular, side water depth : 2,5 – 5,0
9. Rectangular, width : 3,0 m – 24,0 m
10. Circular, diameter : 3,0 m – 60,0 m
11. Circular, side water depth : 3,0 m – 6,0 m
g. Kecepatan air pada pipa masuk sekitar 0,3 m/detik.
h. Kerniringan pada bak sedimentasi segi empat adalah 10/0—20/0.
i. Kemiringan pada bak sedimentasi bundar adalah 4 mm—IOO mm/100
j. Kecepatan scraper adalah rev./menit.
k. Scraper terdiri atas top scraper/scum scraper dan boks, jembatan, centre well,
dan electrical geared motor.
(Kusnaedi,2010)

Kecepatan proses pengendapan (sedimentasi) suatu partikel atau molekul yang


disentrifugasi dipengaruhi oleh dua macarn faktor yaitu:

1. berat molekul (BM). Semakin tinng BM-nya maka kecepatannya juga semakin tinggi

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 4

2. Bentuk partikel. Gerakan suatu partikel melalui cairan akan dipengaruhi oleh gaya
gesekan. Partikel yang mempunyai bentuk lebih kompak akan bergerak lebih cepat di
dalam cairan dibandingkan dengan partikel lain, yang bentuknya kurang kompak
meskipun BM-nya sama. Dalam pembahasan mengenai proses sedimeltasi dikenal
suatu konstanta yang disebut koefisien sedimentasi (Yuwono,2005).

Ketika slurry dicairkan diendapkan oleh gravitasi menjadi fluidayang lebih


jernih dan Slurry dengan konsentrasi yang lebih tinggi, prosesini disebut sedimentasi
atau terkadang disebut juga thickening . Uji secara batch dilakukan untuk
menggambarkan mekanisme pengendapan danmetode penentuan kecepatan
pengendapan.Pada awal sedimentasi batch ,konsentrasi padatan sepanjang silinder
uniform. Segera setelah prosesmulai, seluruh partikel suspensi solid jatuh bebas melalui
fluida padakecepatan maksimumnya dibawah, kondisi hindered settling yang
ada.Partikel-partikel padat jatuh bebas pada kecepatan yang sama dan membentuk garis
pembatas tajam antara cairan jernih supernatant Dan zona suspensi serta slurry.
Didalam slurry yang mengandung partikel- partikel ukuran berbeda, partikel
partikel yang lebih besar akanmengendap lebih cepat dan mulai menumpuk, dimana
zona D dan zonatransisi C yang mengandung padatan yang bervariasi antara
konsentrasizona B dan zona D mulai nampak. Setelah pengendapan lebih jauh
atau pada kondisi kecepatan pengendapan kompresinya, zona B dan zona Ctidak
nampak tetapi hanya terdapat slurry pekat pada zona D(Geankoplis,C.J., 2003).

Gambar 1.1 Sedimentasi batch: (a) original uniform suspension,


(b) zones of settling after agiven time, (c) compression of zone D after zonesand C

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 5

disappear, (d) clear liquid interface height z versus time of settling.(Geankoplis, C.J.,
2003)

Turbiditas (kekeruhan). Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat
diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah
Jackson Candle Turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang diperbolehkan
adalah kurang dari 5 unit(Chandra , 2005).

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 6

BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Variabel Percobaan


Variabel yang digunakan dalam percobaan adalah variabel tetes dari FeCl3 yaitu
sebanyak 1, 3, dan 5 tetes untuk jar test. Dan variabel waktu sedimentasi yaitu 5 menit
untuk percobaan Box Sedimentasi.

2.2 Metode Percobaan


2.2.1 Tahap 1: Flokulasi dan Koagulasi

Menambahkan floculating agent pada air keruh hingga terbentuk floculant dan
coagulant.

2.2.2 Tahap 2: Sedimentasi

1. Memasang selang dari keluaran flowmeter kedalam pipa air masuk tangki
sedimentasi
2. Mengisi tangki sedimentasi dengan air keruh hingga penuh
3. Menutup valve 1
4. Membuka penuh valve 2 (valve by pass)
5. Menyalakan pompa
6. Menyalakan pengaduk
7. Setelah larutan sampel homogen maka langkah selanjutnya adalah membuka
valve 1 hingga diperoleh flowrate yang sesuai dengan variabel flowrate dan
dapat dibaca pada flowrate
8. mengamati pola aliran larutan sampel di dalam tangki sedimentasi
9. mengambil air overflow setiap saat dan diukur turbiditynya hingga di peroleh
air jernih

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 7

2.3. Flowchart percobaan Box Sedimentation

Mulai

Alat, Bahan, dan


Variabel.

Memasang selang dari keluaran


flowmeter

Mengisi box sedimentasi dengan air


jernih

Menutup valve 1 dan membuka


penuh valve 2

Menyalakan pompa dan pengaduk

Membuka valve 1 hingga diperoleh


flowrate

Mengganti pola aliran larutan sampel

Mengambil air overflow setiap 5 menit


sampel air di dalam box sedimentasi
sampai habis

Mengukur Turbiditas

Analisa Data

Selesai

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 8

2.4 Alat dan Bahan


2.4.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut
1. Beaker glass 100 ml 1 Buah
2. Gelas Ukur 100 ml 3 Buah
3. Meteran pita/alat ukur 1 Buah
4. Stopwatch 1 Buah
5. Propipet 1 Buah
6. Pipet Volume 5 ml 1 Buah
7. Pipet Tetes 1 Buah
2.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut
1. FeCl3
2. Air keruh

2.5 Gambar Alat

Keterangan :

1. Tangki Sedimentasi : Untuk menampung air dari hasil sedimentasi.


2. Baffle : Untuk mencegah vortex.
3. Flow Meter : Untuk mengamati flowrate
4. Valve 1 : Untuk mengatur flowrate pada flowmeter

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | 9

5. Valve 2 : Untuk mengatur discharge air dari tangki sampel ke dalam


box sedimentasi
6. Pengaduk : Untuk menghomogenisasi air dan koagulan
7. Tangki Sampel : Untuk menampung air kotor yang akan dilakukan
proses sedimentasi
8. Pompa : Untuk memompa air

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | 10

BAB III

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di dapatkan data percobaan sebagai


berikut:

1. Volume air kotor : 35,776 L


2. Turbidity awal : 116 NTU
3. Suhu : 30◦C
Tabel 3.1.1. Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 1

Gelas ukur 1 ketinggian (cm)


No. waktu (menit) FeCl3 (Tetes) air jernih air keruh endapan
1 5 1 0 16,7 0,5
2 5 1 0 16,6 0,7
3 5 1 0 16,5 0,8

Tabel 3.1.2. Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 2

Gelas ukur 2 ketinggian (cm)


No. waktu (menit) FeCl3 (Tetes) air jernih air keruh endapan
1 5 3 0 14,5 1,6
2 5 3 0 14,2 1,9
3 5 3 0 13,9 2,3

Tabel 3.1.3. Jar Test Penggunaan Coagulant FeCl3 Gelas Ukur 3

Gelas ukur 3 ketinggian (cm)


No. waktu (menit) FeCl3 (Tetes) air jernih air keruh endapan
1 5 5 4,3 7,3 2,5
2 5 5 5,7 4,8 2,7
3 5 5 6,9 5,2 7

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | 11

Tabel 3.1.4. Hasil Percobaan Box Sedimentation

Ketinggian Turbidity Tinggi (cm)


air di box Flowrate
Waktu Air
sedimentasi (Liter/me
(menit) Awal Akhir Air Keruh Endapan
(cm) nit) Jernih
16,3 5 50 116 127 3,6 12 0,7
23,6 10 50 127 151 5 17,4 1,2
27,3 15 50 151 134 6,5 18,1 2,7
33,1 20 50 134 155 8,8 21,7 2,6
37 25 50 155 150 8,9 26,1 3
39,6 30 50 150 129 9,4 28 2,2
43,1 35 50 129 138 9,6 31 2,5

3.2 Pembahasan

Percobaan yang dilkukan adalah Box Sedimentation. Percobaan ini bertujuan untuk
menjernihkan air keruh dengan proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi. Langkah
awal yang harus dilakukan pada percobaan ini adalah mengisi tangki sedimentasi
dengan air jernih hingga menyentuh propeller ujung pengaduk, sehingga didapat
ketinggian air dari dasar tangki sampel hingga permukaan air sebesar 13 cm. Setelah itu
melakukan jar test yaitu meneteskan FeCl3 ke dalam sampel air keruh yang berada
didalam 3 buah gelas ukur 100 ml dengan variabel 1 tetes, 2 tetes, dan 3 tetes.
Selanjutnya larutan pada gelas ukur diaduk dan menunggu hingga terdapat endapan dan
air menjadi bening . Tujuan dari jar test adalah agar diketahui tetesan FeCl3 (floculant
agent ) mana yang paling efektif mengendapkan air keruh. Larutan FeCl3 ini berfungsi
sebagai senyawa pembantu atau mempercepat terjadinya proses koagulasi, yaitu proses
dimana penggabungan partikel-partikel menjadi flok partikel (partikel terdestabilisasi
atau mikroflok) dan flokulasi.

Dari tabel jar test yang dilakukan dapat diketahui bahwa floculant agent (FeCl3)
yang paling efektif adalah 5 tetes.

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | 12

1 2 3

Gambar 3.2.1 Hasil Jar Test

Dimana nilai variable tersebut menunjukan hasil yang paling jernih pada sampel
diantara kedua variabel lain yaitu 1 tetes, dan 3 tetes. Hal ini terjadi dikarenakan dosis
tetes FeCl3 mempengaruhi waktu koagulasi. Pada penambahan senyawa FeCl3 pada
percobaan ini menyebabkan perubahan warna kuning pada suspensi dan bertujuan untuk
mengikat gumpalan-gumpalan atau flok yang terbentuk akibat penambahan floculant
agent sehingga gumpalan yang terbentuk lebih besar dan dapat mempercepat
pengendapan. Warna kuning pada suspensi disebabkan senyawa FeCl3 yang pada
dasarnya berwarna kuning. Dan apabila dosis tetes floculant agent yang diberikan
terlalu banyak menyebabkan kekeruhan pada suspensi, karena kelebihan kation pada
suspensi sehingga muatan pada partikel koloid akan bermuatan positif dan
menyebabkan partikel akan saling menjauh. Flok yang terbentuk dari koagulan senyawa
besi lebih kuat dibandingkan dengan flok yang dihasilkan dari koagulan alum.
Persamaan reaksinya sebagai berikut :

FeCl3(aq) + 3 H2O(l)  Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl (aq)

(Norjannah, 2015)

Kemudian mengisi tangki sedimentasi dengan air keruh yang telah di


endapkan sebelumnya . Selanjutnya yaitu menutup valve 1 dan membuka valve 2 .
Kemudian menambahkan floculant agent (FeCl3) sebanyak 111 ml ke dalam
tangki sampel yang berisi air keruh. Selanjutnya yaitu pompa pengaduk
dinyalakan agar terjadi pengadukan selama 10 menit hingga campuran antara
floculant agent dan air keruh homogen. Selanjutnya mengatur selang discharge
dari tangki sampel menuju box sedimantation. Kemudian menutup valve 2 dan
membuka valve 1. Kemudian mengisi box sedimentation hingga tangki sampel

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | 13

kosong. Pada saat pengisian box sedimantation, dilakukan beberapa pengukuran


turbidity (kekeruhan), ketinggian box sampel dan ketinggian box sedimentation
setiap 5 menit, dan ketinggian dari endapan, air keruh dan air jernih pada box
sedimentation. setiap 5 menit hingga pompa tidak dapat mengalirkan air kembali
atau air keruh pada tangki sampel telah habis.

Dapat dilihat bahwa selama proses sedimentasi total waktu yang


dibutuhkan untuk mengendap yaitu selama 35 menit dan ketinggian dari air di
dalam box kaca sebesar 43,1 cm. Dan dapat diketahui bahwa ketinggian dari air
jernih dan air keruh semakin lama semakin besar seiring bertambahnya tinggi air
di dalam box kaca sedimentasi. Tetapi, pada percobaan ini tinggi dari air keruh
lebih banyak jika dibandingkan dengan tinggi dari air jernih. Hal ini dikarenakan
butuh waktu yang cukup lama untuk mengendap ke dasar box kaca. Selain itu,
terjadinya kesalahan praktikan yang kurang teliti dan akurat dalam mengukur
tinggi air karena cukup sulit untuk membedakan mana air yang jernih dan air yang
keruh di dalam box kaca tersebut.

Gambar 3.2.2 Hasil di Box Sedimentation

Dan untuk tinggi endapan semakin lama juga semakin banyak seiring
bertambahnya volume atau tinggi air di dalam box kaca. Sedangkan pengukuran
pada data turbiditas air di plot ke dalam grafik sebagai berikut :

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | 14

Turbidity Vs Waktu
200

Turbidity (NTU)
150
100
Turbiditas Vs
50
Waktu
0
0 20 40
Waktu (menit)

Grafik 3.2.1 Grafik Turbidity Vs Waktu

Dari grafik di atas nilai turbiditas air tidak stabil atau naik–turun. Dapat dilihat
pada data terakhir saat ketinggian air di box kaca mencapai 43,1 cm, nilai
turbiditas akhir 138 NTU dari nilai turbiditas yang terendah yaitu 116 NTU dan
tertinggi 155 NTU. Seharusnya semakin lama waktu pengendapan turbiditasnya
semakin kecil karena partikel-partikel kotor sudah terendapkan.Jika dibandingkan
dengan data turbiditas pada air bersih yaitu 5 NTU maka hasil di atas jauh dari
batas air bersih yang dianjurkan. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
pengadukan akan semakin banyak juga flok-flok yang turun ke bawah, sehingga
untuk air yang mengalir ke box sedimentation akan semakin jernih seiring
berjalannya waktu (Kautsar, 2015). Namun pada percobaan yang dilakukan tidak
sesuai dengan literatur, hal ini terjadi karena beberapa faktor , pertama yaitu
dikarenakan air sampel yang murni sebelum tercampur tanah memang terlihat
kurang jernih jauh dari batas air bersih dan dikarenakan praktikan kurang teliti
dalam menggunakan alat turbidimeter untuk mengukur turbiditas dan waktu
pengendapan yang di tentukan terlalu cepat sehingga turbiditasnya semakin
bertambah.

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | 15

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa


pada percoabaan box sedimentation ini dapat digunakan untuk menjernihkan air keruh
dengan proses flokulasi, koagulasi dan sedimentasi. Dari grafik antara turbidity dengan
waktu nilai turbidity yang dihasilkan tidak stabil yatu naik-turun. Dapat dilihat dari data
terakhir di saat ketinggian air di dalam box kaca mencapai ketinggian 43,1 cm, nilai
turbidity yang dihasilkan yaitu 138 NTU. Seharusnya semakin lama waktu
pengendapan turbidity yang dihasilkan akan semakin kecil karena banyak partikel-
partikel kotor yang telah terendapkan.

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | v

DAFTAR PUSTAKA

Chandra Budiman . 2015 . Pengantar Kesehatan Lingkungan . EGC : Jakarta

Christie J. Geankoplis.Transport Processes and Unit Operations Third Edition.Prentice


Hall International, Inc

Jenie Betty Sri Laksmi . 1993 . Penanganan Limbah Insdustri Pangan . Kanisius :
Yogyakarta

Kamilati Nurul . 2006 . Mengenal Kimia . Yudhistira : Jakarta Timur

Kusnaedi .2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum . Penebar Swadaya : Depok

Kautsar Muhammad, R. Rizal Isnanto, Eko Didik Widianto. 2015. Sistem Monitoring
Digital Penggunaan Dan Kualitas Kekeruhan Air PDAM Berbasis
Mikrokontroler Atmega328 Menggunakan Sensor Aliran Air Dan Sensor
Fotodiode. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, Vol.3, No.1, Januari 2015
(e-ISSN: 2338-0403).

Pynkyawati Theresia . 2015 . Utilitas Bangunan Modul Plambing . Griya Kreasi :


Jakarta Timur

Siregar Sakti A . 2005 . Instalasi Pengolahan Air Limbah . Kanisius : Yogyakarta

Suyatno. 2007. Kimia . PT.Grasindo : Jakarta

Yuwono Triwibowo .2005. Biologi Molekular . Erlangga : Jakarta

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | vi

DAFTAR NOTASI

NOTASI KETERANGAN SATUAN


Dp Diameter Partikel m
Densitas Kg/m3
Viskositas Kg/m.s
T Suhu
v Kecepatan m/s
Percepatan gravitasi m/s2
h Ketinggian m
t waktu s

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | vii

APPENDIKS

Diketahui :

g = 9,8 m/s2

Dari Appendiks A.2-3 dan A.2-4, diperoleh :

Tair = 30◦C

µ = 0,8007 x 10-3 Pa.s

ρair = 995,68 kg/m3

Menurut literature (Narka, 2015) untuk data diameter partikel sebesar 0,002 mm dan
menurut literature (Sapeil, 2000) untuk data densitas partikel sebesar 1,22 gr/cm 3
didapatkan :

Dpartikel = 0,000002 m

Ρpartikel = 1220 kg/m3

Mencari nilai v:

Perhitungan scale up:

P = 64 cm

L = 43 cm

T = 13 cm

Volume tangki sample = P x L x T = 64 x 43 x 13 = 35.776 cm3 = 35776 L

1 ml = 16 tetes

1788,8 tetes = 111 ml

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | viii

LAMPIRAN

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | ix

Laboratorium Teknik Kimia


BOX SEDIMENTATION | x

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xi

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xii

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xiii

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xiv

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xv

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xvi

Laboratorium Teknik Kimia


B O X S E D I M E N T A T I O N | xvii

Gambar saat praktikum

1 3 5

1 3 5

Laboratorium Teknik Kimia

Anda mungkin juga menyukai