Abstract
Dayak Simpakng community, which is located in Semandang Kanan Village, Simpang Dua
District, Ketapang Regency, is a Dayak community that still preserves ancestral culture for
generations. One of their cultures is still utilizing the animals around them as mystical. The
purpose of this study is to obtain data of animals species that are used as mystics, the parts used
and the meaning of these animals. The method used in this study is a survey method, the
selection of respondents was carried out using snowball sampling techniques. Based on the
results of interviews with 25 selected respondents obtained 23 species of animals from 19
families which used as a mystic by the Dayak Simpakng community. Some parts that are used as
mystical that is the sound, foot in animals and all the body.
Keywords: Dayak Simpakng, Ethnozoology, Mystical Animal.
396
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
397
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
Simpakng di Desa Semandang Kanan mistis atau pertanda adalah suara, organ
Kecamatan Simpang Dua Kabupaten tubuh, hewan yang dengan tiba-tiba
Ketapang. masuk ke dalam rumah, dan hewan
METODE PENELITIAN yang melintasi kampung atau
Penelitian ini dilaksanakan di Desa pemukiman warga. Data yang didapat
Semandang Kanan Kecamatan Simpang dari hasil wawancara dibuat dalam
Dua Kabupaten Ketapang pada tanggal bentuk tabulasi kemudian dijabarkan
22 Juli 2019 sd 18 agustus 2019 dengan secara deskriptif.
menggunakan metode survey melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara mendalam (indepth survey) Jenis Hewan yang Dimanfaatkan
terhadap responden terpilih. Pemilihan sebagai Mistis atau Pertanda oleh
responden menggunakan teknik snow Mayarakat Dayak Simpankg
ball sampling atau dilakukan secara Berdasarkan dari hasil wawancara
berantai dengan meminta informasi terdapat 23 jenis hewan yang
pada orang yang telah diwawancarai dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak
sebelumnya, demikian seterusnya Simpakng sebagai hewan mistis atau
(Poerwandari, 1998). Penelitian ini pertanda, yang terdiri atas famili
dilakukan dengan cara pencatatan Cuculidae, Felidae, Phasianidae,
mengenai keterangan jenis–jenis hewan Strigidae, Cicadoidea, Columbidae,
yang dimanfaatkan masyarakat Corvidae, Estrildidae, Gekkonidae,
setempat (responden). Peneliti meminta Hylobatidae, Lampyridae, Manidae,
rekomendasi calon responden dari Mastotermitidae, Monarchidae,
kepala desa, kepala adat, kepala dusun, Muscicapidae, Nectariniidae, Rallidae,
dukun, pengguna, orang tua, pemburu, Rollulus dan Turdiae yang termasuk
dan lain-lain. Peneliti tidak membatasi kelas Mamalia, Aves, Reptil dan
jumlah responden maupun objek Insecta. Kelas yang terbanyak
penelitian. Pengambilan data akan dimanfaatkan sebagai hewan pertanda
dihentikan apabila peneliti telah merasa adalah jenis Aves. Beragam jenis
data yang terkumpul telah cukup. Hal pemanfaatan yang digunakan sebagai
ini sesuai dengan konsep titik saturasi mistis atau pertanda yaitu suara, organ
(saturation point) ketika data yang tubuh, hewan yang dengan tiba-tiba
diperoleh tidak memberikan informasi masuk ke dalam rumah dan hewan yang
baru dalam analisis (Parthami, 2009). melintasi kampung atau pemukiman
Pada penelitian ini telah diperoleh warga. Jenis satwa yang dimanfaatkan
responden sebanyak 25 orang. Beberapa sebagai mistis atau pertanda disajikan
bagian yang dimanfaatkan sebagai pada tabel 1.
398
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
Tabel 1. Pemanfaatan Satwa sebagai Mistis oleh Masyarakat Suku Dayak Simpakng di
Desa Semandang Kanan Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang (The
use of animals as mythic by the Dayak Simpakng people in Semandang Kanan
Village, Simpang Dua District, Ketapang Regency)
No Nama Nama Ilmiah Bagian yang Makna
Daerah dan Digunakan
Nama Indonesia
1 Kelampio/ Hylobates muelleri Suara Menandakan waktu Ketika berada
Owa Kelampiau di Dalam hutan.
2 Bubut/ Centropus bengalensis Suara dan Memberi padah atau peringatan akan
Bubut Alang- Seluruh tubuh terjadi kematian dan Ketika melintasi
Alang atau melewati sebuah kampung
3 Burung Kak/ Corvus enca Suara dan Memberi padah atau peringatan akan
Gagak bangai Seluruh tubuh terjadi kematian dan Ketika melintasi
atau melewati sebuah kampung.
4 Olang Kuap/ Ketupa ketupu Suara Memberi padah atau peringatan akan
Burung Hantu terjadi musibah ketika bersuara
disekitar pemukiman warga.
5 Burung Romak/ Terpsiphone paradisi Seluruh tubuh Ketika melintasi atau melewati sebuah
Tali mayat kampung, Pertanda buruk, Memberi
tanda-tanda kematian dan musibah.
399
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
16 Nca’la/ Copshycus saularis Suara dan Seluruh Ketika melintasi atau melewati
Kacer tubuh sebuah kampung,
Memberi peringatan akan
hadirnya kuasa jahat.
400
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
401
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
a b
Gambar 1: Hewan Mistis; a. Sempidan (Sumber: avise-birds.bio.uci.edu); b. Burung
Tali mayat (Sumber: Atharva Amdekar). Mystical animal; a. Sempidan (Source: avise-
birds.bio.uci.edu) b. Burung Tali mayat (Source: Atharva Amdekar).
Burung pipit, pijantung kecil, dengan kaki merah dan kulit muka biru
perkutut, murai batu, kareo padi, burung (Roach, 2005). Sempidan dimanfaatkan
kedasih dan puyuh sengayan diyakini oleh sebagai hewan mistis oleh mayarakat
masyarakat Dayak Simpakng dapat Dayak Simpakng, kaki dari hewan ini
memberikan pesan peringatan, pertanda dapat mengusir roh halus yang
buruk, jika burung-burung ini memasuki mengganggu bayi dan anak-anak yang
rumah pemukiman warga pada malam menangis dan susah tidur pada malam
hari. Rumah yang telah dimasuki oleh hari. Cara memanfaatkan kaki dari hewan
burung-burung ini harus di lakukan ritual sempidan ini untuk mengusir roh halus
pembersihan dan tinggalkan atau dengan cara nempama (dibaca mantra
dikosongkan selama 3 hari. Tujuannya pengusir roh halus), kemudian bakar
adalah agar terhindar dari musibah dan sedikit potongan kaki sempidannya sekitar
gangguan-gangguan roh jahat. jam 17.00 sore atau sebelum tidur di area
Sempidan adalah burung dari Asia kamar bayi atau anak-anak.
Tenggara dalam keluarga Phasianidae, Togung/Remaong atau macan dahan
endemik hutan rimba pulau Kalimantan. adalah sejenis kucing berukuran sedang,
Burung ini memiliki ciri-ciri dimorfisme dengan panjang tubuh mencapai 95 cm.
seksual, jantannya memiliki total panjang Jenis ini pada umumnya memiliki bulu
sekitar 80 sentimeter, dan berbulu hitam berwarna kelabu kecoklatan dengan
dengan dada merah marun, kaki merah, gambaran seperti awan dan bintik hitam
ekor panjang putih murni, bulu ditubuhnya. Bintik hitam dikepalanya
melengkung, dan kulit wajah biru cerah berukuran lebih kecil dan terdapat totol
dengan dua pial yang menyembunyikan putih di belakang telinga. Macan dahan
sisi-sisi kepalanya. Betina memiliki total mempunyai kaki pendek dengan telapak
panjang sekitar 55 sentimeter, dan kaki besar serta ekor panjang dengan garis
keseluruhannya berwarna coklat kusam dan bintik hitam (Sanderson et al., 2008).
402
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
Togung/remaong atau macan dahan perangkap hewan yang kita buat di dalam
memiliki nilai mistis bahkan dianggap hutan mendapatkan hasil buruan.
sebagai jelmaan roh nenek moyang, salah Kepercayaan dalam membunuh kunang-
satu responden mengatakan bahwa hewan kunang ini sudah dilakukan dari zaman
ini sudah sangat langka dan jarang nenek moyang dan terus dilakukan sampai
ditemui, hanya orang-orang tertentu seperti sekarang.
dukun dan yang masih garis keturunan Ayam sering dihubungkan dengan
saja yang dapat melihat hewan ini. Jika pertanda, masyarakat Dayak Simpakng
hewan ini berbunyi atau mengeluarkan meyakini bahwa ketika ayam berkokok
suara pada malam hari maka akan terjadi sebanyak empat kali sebelum subuh di
kematian dan sebagai pesan atau padah area perkampungan atau permukiman
peringatan agar berwaspada. warga menandakan adanya wanita
Togung/Remaong dipercaya sebagai ngampakng atau wanita muda yang akan
hewan pelindung masyarakat Dayak hamil tanpa suami. Ayam juga dipercaya
Simpakng. Menurut cerita di masyarakat membawa pertanda ketika berkokok jam
Togung/Remaong ini memiliki tujuh 10 malam, menandakan pasang air laut
saudara, tiga diantaranya memiliki jiwa atau air sungai naik ke permukaan.
yang baik, dan empat lainnya memiliki Cicak merupakan hewan bertubuh
jiwa yang ganas atau jahat. Pemanggilan pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-
remaong pada saat situasi perkampungan jumbai halus di tepinya, adanya lipatan
dalam keadaan masalah besar, seperti kulit agak lebar di sisi perut dan di
adanya isu-isu peperangan. belakang kaki serta dapat kita temui di
Kunang-kunang atau ngkorop adalah dalam rumah (National geographic, 2015).
sejenis serangga yang dapat mengeluarkan Salah satu responden mengatakan bahwa
cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. cicak dimanfaatkan sebagai pertanda saat
Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" melakukan hukum adat atau beradat
yang tidak mengandung ultraviolet menginterogasi seseorang yang bersalah
maupun sinar inframerah dan memiliki dan tidak mau mengakui kesalahannya,
panjang gelombang 510 sampai 670 jika hewan ini berbunyi/bersuara
nanometer, dengan warna merah pucat, menandakan bahwa sesuatu yang
kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar diucapkan benar adanya.
sampai 96% (National geographic, 2015). Anai-Anai atau Nakne merupakan
Ngkorop atau kunang-kunang ini salah satu jenis serangga yang keluar pada
dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak awal musim hujan, ciri fisiknya sedikit
Simpakng sebagai pertanda, masyarakat menyerupai semut dengan tubuh yang
meyakini bahwa ngkorop merupakan lebih lunak dan pinggang lebih besar.
jelmaan atau roh hewan di dalam hutan. Biasanya serangga ini akan bermunculan
Hewan ini masuk ke dalam rumah pada pada senja dan malam hari, kebiasaannya
malam hari, ngkorop ini harus dibunuh adalah mengerubuti lampu di dalam rumah
tujuannya adalah agar penjerat atau dan tempat-tempat yang terang.
403
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
Gambar 2. Diagram Pemanfaatan Hewan sebagai Mistis oleh Masyarakat Dayak Simpakng di
Desa Semandang Kanan Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang (Animal
Utilization Diagram as a Myth by the Simpakng Dayak Community in Semandang
Kanan Village Simpang Dua District Ketapang Regency)
404
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
405
JURNAL HUTAN LESTARI (2020)
Vol. 8 (2) : 396 – 406
406