Anda di halaman 1dari 15

MONOGRAFI KAMPUNG KAYU MERAH

DISTRIK FAKFAK TENGAH

I.1. Menganalisa Data Potensi Wilayah dan Agroekosistem dengan menggunakan


Teknik PRA

Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) sangat diperlukan dalam menggali potensi wilayah
yang masih terpendam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam hal ini
IPW memuat segala potensi yang ada yang dapat dikembangkan atau dimaksimalkan
manfaatnya. Identifikasi Potensi Wilayah ini bertujuan agar penyuluh mampu menganalisa
potensi wilayah untuk digunakan sebagai acuan dalam rangka pengembangan potensi yang
ada. Identifikasi potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah
agroekosistem meliputi keadaan wilayah fisik, keadaan wilayah sosial ekonomi dan potensi
pendukung dari data primer maupun data sekunder. Sumber data sekunder diperoleh dari
monografi kampung Kayu Merah, Distrik Fakfak Tengah dan atau dari sumber – sumber lain
yang relevan dan data primer yang diperoleh dari lapangan, yaitu dari petani dan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya petani yang berjumlah 12 (dua belas) orang yang terdiri dari 7
kelompok tani, 1 (satu) pendamping penyuluh WKPP Kampung Air Merah (La Hasan, S.ST)

Pengumpulan Data sekunder diperoleh dengan cara meminjam data monografi


kampung berupa buku monografi kampung dan kemudian diolah dan ditabulasi kemudian
data monografi Distrik Fakfak Tengah. Selain itu pengumpulan data Kelompok tani yang
diperoleh dari PPL WKPP berupa jenis komoditas usaha, luasan lahan usaha, demografi
kelompok tani dan RKTP tahun 2014-2015, Identifikasi data primer, dilaksanakan secara
langsung kepada sasaran dengan pendekatan partisipatif dan wawancara semi terstruktur
berdasarkan pada Form pengambilan data Primer. Kampung Kayu Merah secara administratif
termasuk dalam wilayah Distrik Fakfak Tengah Kabupaten Fakfak, dengan jarak tempuh ke
kantor Distrik sejauh 2 km, sedangkan jarak tempuh Kampung Kayu Merah ke kantor Bupati
Kabupaten Fakfak sekitar 8 km.

Kampung Kayu Merah terdiri dari 5 (lima) RT dan dipimpin oleh 1 (satu) Kepala
Kampung (Bpk. La Hamini), 1 (satu) sekretaris kampung (Bpk. Lampona) serta
BAPERKAM (Badan Perwakilan Kampung) dengan 1 (satu) orang ketua (La Hasani).
Kampung Kayu Merah masih merupakan kampung dengan klasifikasi Swadaya. (sumber :
Monografi Kampung Kayu Merah, 2015 dan Distrik Fakfak Tengah dalam Angka, 2012)
Analisa data PRA berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah yang kemudian
disusun dalam matriks yang menggambarkan keadaan, prioritas masalah dan faktor
penyebab masalah, kebutuhan penyelesaian masalah. Ada beberapa matrik yang disusun
diantaranya :
- Peta sumberdaya desa.
- Bagan hubungan kelembagaan (Diagram Venn)

I.1.1. Identifikasi Data Sekunder


a. Keadaan Umum
Kampung Kayu Merah terletak pada Distrik Fakfak dengan posisi astronomis
0 0 0 0
2 ,47’ – 3 ,05’ LS dan 132 20’ – 132 ,33’ BT, dengan ketinggian 100 m dari
permukaan laut. (sumber : Distrik Fakfak Tengah dalam Angka, 2012)
2
Kampung Kayu merah dengan luas wilayah 72 km (7.200 ha) atau sebesar
10,21 % dari luas wilayah Distrik Fakfak Tengah.
Gambar 1. Luas wilayah Kampung Kayu Merah
(sumber : Distrik Fakfak Tengah dalam Angka, 2012)

Adapun batas – batas wilayah Kampung Kayu Merah dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Batas – Batas Wilayah Kampung Kayu Merah

Posisi Batas – Batas

Administratif Alam

Sebelah Utara Distrik Kramongmongga Hutan Adat

Sebelah Timur Kampung Katemba Perkampungan

Sebelah Selatan Kelurahan Sorpeha Perkampungan

Sebelah Barat Kelurahan Danaweria Tanjung Danaweria

Sumber : Monografi Kampung Kayu Merah, 2015

b. Keadaan Topografi dan Tanah


Berdasarkan data Distrik Fakfak dalam Angka (2014), Kampung Kayu merah
termasuk dalam klasifikasi Desa Lereng yaitu Desa/Kampung yang berada pada
punggung bukit atau lereng.

Secara teknis Kampung Kayu merah memiliki keadaan topografi makro relief
berbukit, dan mikro relief datar sampai berbukit dengan kelas kemiringan agak
curam (15 – 30 %) dan panjang lereng > 100 m.
Kampung Kayu merah didominasi oleh batuan induk Batu Kapur (Andesit) dan
Batuan Sedimen, sehingga membentuk jenis tanah muda Alluvial dan tanah
berkembang Organosol. Jenis tanah Alluvial memiliki tekstur tanah Lempung
berpasir dengan struktur tanah berbutir. Warna tanah bervariasi mulai dari hitam
keabu-abuan sampai pada tanah kekuningan. Jenis tanah ini dapat digunakan
untuk pertanian hutikultura dengan melakukan input bahan organik untuk
perbaikan struktur, dimana dengan tekstur lempung berpasir unsur hara akan
cepat tercuci atau mengalami proses Leaching. Jenis tanah Organosol merupakan
jenis tanah yang terbentuk akibat adanya proses dekomposisi bahan organik
yang terjadi secara terus menerus dan kaya akan humus dengan ketebalan tanah
(top soil) kurang dari 30 cm. Tanah ini merupakan tanah subur dengan kisaran
pH antara 5 – 7.
c. Keadaan Luas dan Jenis Penggunaan Lahan
Luas wilayah Kampung Kayu Merah adalah 10.900 ha yang terdiri dari lahan
kebun campuran, tegalan, perkebunan, pemukiman/perumahan dan lain-lain.
Luas lahan menurut penggunaan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas dan jenis penggunaan lahan
No Jenis penggunaan lahan Luas (ha) Presentase (%)
1 Kebun Pala 131 1,82%
2 Kebun Campuran 28 0,39%
3 Tegalan / semak belukar 60 0,83%
4 Pekarangan 43 0,60%
5 Fasilitas Umum 52 0,72%
6 Permukiman 113 1,57%
8 Hutan Adat 6773 94,07%
Jumlah 7.200 100 %

Sumber : Monografi Kampung Kayu Merah,


2015

Dari Tabel 2. diatas dapat dilihat bahwa luas penggunaan lahan untuk tanaman
hortikultura adalah sebesar 28 ha (0,39 %) dengan potensi lahan tersedia berupa
tegalan sebesar 60 ha (0,83 %) dan lahan pekarangan sebesar 43 ha (0,60 %).

Gambar 2. Diagram Persentase Potensi Usaha Pertanian


Hortikultura di Kampung Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu
Merah, 2015)

d. Keadaan Agroklimat
Kampung Kayu merah termasuk dalam tipe iklim Tropis yang memiliki dua
musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi
pada bulan Juni – September dimana pada saat itu berhembus angin yang berasal
dari Australia yang mengandung sedikit uap air. Sedangkan musim penghujan
terhadi pada bulan Desember sampai dengan Maret dimana pada saat itu angin
berasal dari Asia dan Samudra Pasifik yang mengandung banyak uap air.
Keadaan tersebut berganti setiap tengah tahun melewati masa peralihan pada
bulan April – Mei dan Oktober – Nopember (Kab. Fakfak Dalam Angka, BPS,
2014)

Adapun data hari hujan dapat dilihat pada Tabel 1.3. sebagai berikut :
Tabel 3. Banyak Hari Hujan di Kab. Fakfak (2008 – 2013)

(Disadur dari : Kab. Fakfak Dalam Angka, BPS, 2014)

Dari data hari hujan diatas dapat dilihat bahwa hari hujan tersedikit pada tahun
2013 adalah pada bulan Maret dan Nopember sedangkan hari hujan terbanyak
pada bulan Juli. Data ini dapat dipergunakan untuk memprediksi tahapan
pengelolaan kegiatan pertanian dengan berorientasi pada kesiapan petani dalam
mengelola lahan usahanya.

Adapun banyaknya curah di Kabupaten Fakfak dari tahun 2008 – 2013 dapat
dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Banyaknya Curah Hujan di Kab. Fakfak (2008 – 2013)


(Disadur dari : Kab. Fakfak Dalam Angka, BPS, 2014)

Dari data banyak curah hujan diatas dapat dilihat bahwa curah hujan minimum
terjadi pada bulan Desember pada tahun 2013 dan curah hujan paling banyak
pada bulan Juli. Dari data ini dapat diidentifkasi waktu pengelolaan tanah,
penanaman, dan kesiapan memperoleh curah hujan tinggi sehingga dalam
mengusahakan pertanian dapat lebih efisien.

e. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kampung Kayu merah adalah sebanyak 1.370 jiwa (sebesar
13,37 % dari total penduduk di Distrik Fakfak Tengah 10.242) yang terdiri dari
698 jiwa laki-laki, dan 672 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga 268
KK. (Monografi Kampung, 2015)

Gambar 3. Diagram Persentase Laki-laki dan Perempuan di Kampung


Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu
Merah, 2015)

Data Jumlah Penduduk berdasarkan golongan umur di Kampung Kayu Merah


dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi Penduduk Kampung Kayu Merah berdasarkan


Tingkatan Umur

Klasifikasi Umur Jumlah


No Persentase (%)
(tahun) (jiwa)
1. <6 178 12,99%
2. 7 - 15 167 12,19%
3. 16 - 25 265 19,34%
4. 26 - 30 126 9,20%
5. 31 - 35 112 8,18%
6. 36 - 40 125 9,12%
7. < 41 397 28,98%
Jumlah 1370 100,00%
(sumber : Monografi Kampung Kayu Merah, 2015)

Gambar 4. Diagram Persentase Klasifikasi Penduduk berdasakan Usia


Kampung Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu
Merah, 2015)

Dari data diatas maka dapat dilihat bahwa jumlah jiwa produktif di Kampung
Kayu Merah lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak produktif atau
sebesar 54,16 %. Seperti pada gambar diagram berikut.

Gambar 5. Diagram Persentase Usia Produktif (16 – 40 Tahun) dan


Tidak Produktif di Kampung Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu Merah,
2015)

Jumlah penduduk Kampung Kayu Merah berdasarkan tingkat pendidikan adalah


pada Tabel 6.

Tabel 6. Klasifikasi Penduduk Kampung Kayu Merah berdasarkan Tingkat


Pendidikan

Jumlah Porsentase
No Klasifikasi Pendidikan
(jiwa) (%)
1. Tidak Lulus SD 68 4,96%
2. SD 108 7,88%
3. SLTP 119 8,69%
4. SMA 601 43,87%
5. PT 149 10,88%
6. Belum bersekolah 325 23,72%
Jumlah 1370 100,00%
(sumber : Monografi Kampung Kayu Merah, 2015)
Rata – rata penduduk Kampung kayu merah telah mengenyam pendidikan
sampai Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah yang
paling besar di Kampung kayu merah yaitu sebanyak 601 orang (43,87 %),
namun yang tidak sempat atau tidak lulus SD juga sebanyak 68 orang (4,96 %).
Dari data diatas dapat dilihat bahwa asumsi presepsi penduduk Kampung Kayu
terhadap pentingnya pendidikan sudah cukup tinggi.

Gambar 6. Diagram Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk di


Kampung Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu Merah,
2015)
Jumlah Penduduk Kampung Kayu Merah berdasarkan mata pencaharian dapat
dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di
Kampung Kayu Merah

Jumlah Porsentase
No Mata Pencaharian
(jiwa) (%)
1. Petani 27 1,97%
2. Nelayan 19 1,39%
3. Tukang 19 1,39%
4. Pengawai Swasta 84 6,13%
5. TNI / POLRI 7 0,51%
6. PNS 120 8,76%
7. Wiraswasta 85 6,20%
Jumlah 361 26,35%
(sumber : Monografi Kampung Kayu Merah, 2015)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian sebagai PNS masih
menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 120 jiwa atau 8,76 % dari total
jumah penduduk di kampung Kayu Merah. Mata pencaharian sebagai petani
adalah sebesar 1,97 % dari jumlah penduduk dan nelayan sebesar 1,39 %.

Gambar 7. Diagram Jumlah Penduduk berdasarkan mata


pencaharian di Kampung Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu Merah,
2015)

f. Keadaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang ada di Kampung Kayu merah dapat dijelaskan
sebagai berikut :

• Prasarana Transportasi :
Jalan Aspal Hotmix yang menghubungkan Kampung Kayu merah dengan
kampung yang lain adalah sepanjang 0,25 km, Jalan dari Kampung ke Distrik
Fakfak Tengah adalah sepanjang 2 km. Jalan lingkungan yang telah diperkeras
dengan beton sepanjang 5,3 km
• Sarana Transportasi :
Kendaraan roda 4 yang melayani di dari dan ke Kampung kayu merah
berjumlah 30 kendaraan, kendaraan roda 2 sebanyak 350 buah kendaraan.
Selain itu transportasi laut juga sebanyak 12 buah ketitinting (long boat) dan
motor jhonson sebanyak 9 buah.
• Sarana Komunikasi :
Sarana komunikasi yang dimiliki warga kampung Kayu Merah adalah Radio
amatir sebanyak 3 buah, Radio frekuensi siaran berjumlah 176 buah TV
sebanyak 600 buah dan HP sebanyak 1032 buah. Sarana komunikasi ini
digunakan masyarakat untuk mengikuti perkembangan teknologi dan
pembangunan serta kemajuan-kemajuan yang ada di daerah-daerah lain
disamping itu juga untuk membangun komunikasi antar sesama masyarakat
yang ada di kampung Kayu Merah ataupun di luar kampung Kayu Merah,
bahkan digunakan sebagai alat komunikasi antar sesama di daerah lain.
• Sarana Ekonomi :
Kampung Kayu Merah tidak memiliki sarana ekonomi seperti pasar namun
sarana ekonomi yang ada di Kampung Kayu Merah adalah kios dengan jumlah
160 buah, yang dimiliki oleh beberapa warga untuk menjual sembako.
Masyarakat biasanya membeli sembako langsung ke kios yang ada di
kampung kayu merah namun ada juga yang langsung membeli ke beberapa
pasar dan toko yang ada di ibu Kota Kabupaten. Hal ini dilakukan masyarakat
karena tidak semua bahan yang dibutuhkan ada di kios tersebut.

• Sarana Keagamaan :
Sarana keagamaan yang terdapat di Kampung kayu merah adalah 1 buah
mesjid, oleh karena mayoritas penduduk kampung kayu merah beragama
islam.
• Sarana Pendidikan :
Sarana pendidikan yang terdapat di Kampung kayu merah adalah berupa satu
unit Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan beberapa
tenaga pengajar dan SMA Negeri yang berlokasi pada wilayah Kampung
Kayu Merah.
• Sarana Kesehatan :
Sarana kesehatan yang ada di Kampung Kayu Merah adalah 1 unit Puskesmas
Pembantu dengan seorang tenaga medis. Terdapat juga posyandu yang
dikaderi oleh ibu-ibu PKK dan pelaksanaannya sebulan sekali. Untuk
penyakit yang kronis harus berobat ke Puskesmas induk atau Rumah Sakit
yang ada di Ibu Kota Kabupaten.

g. Keadaan Kelembagaan
Kelembagaan yang ada di Kampung kayu merah terdiri dari kelembagaan Adat
berjumlah 1 (satu) buah dan memiliki anggota sebanyak 11 (sebelas) orang.
Kelembagaan ekonomi seperti Koperasi Kampung berjumlah 1 (satu) buah.
Lembaga usaha masyarakat seperti kelompok tani berjumlah 7 (tujuh),
kelompok nelayan 3 (tiga) kelompok dan kelompok ternak berjumlah 1 (satu)
kelompok. Lembaga keagamaan yaitu Majelis Ta’lim berjumlah 1 (satu) buah,
Remaja Masjid berjumlah 1 (satu) buah dan Lembaga Aparat Kampung
berjumlah 1 (satu) buah.

I.1.2. Identifikasi Data Primer


a. Peta Potensi Sumber Daya
Potensi wilayah Kampung Kayu Merah pada bidang pertanian berdasarkan Peta
Potensi Sumber daya menunjukan bahwa komoditas tanaman perkebunan yang
diusahakan adalah Pala dan Kelapa, komoditi tanaman Pangan yang diusahakan
adalah jagung dan ubi kayu namun dalam jumlah yang sangat sedikit. Komoditi
hortikultura sayuran yang merupakan pokok dari usaha pertanian yang ada di
Kampung Kayu merah, yaitu dengan komoditas sawi, kangkung, terong, bayam,
buncis, kacang panjang, cabe, tomat . Tanaman buah yang diusahakan adalah
Buah Naga.
Gambar 8. Peta Potensi Sumber Daya
(sumber : hasil PRA, 2016)

Selanjutnya data mengenai hasil identifikasi potensi yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel – tabel dibawah ini :

Tabel 7. Data Usaha Agribisnis Berdasarkan Jumlah KK Pengusaha Agro


Produk (on farm)

Jumlah Keluarga Tani


Pengusaha Agro Produk (On Farm) (KK)
No. (Kepala Keluarga)

Pemilik Lahan Pemilik lahan


Penggarap Buruh Tani Total
Tidak menggarap Menggarap

1 SUKA MAJU 3 - - 3
-
(3 KK)
HARAPAN BARU
2 - 6 - - 6
(6 KK)
3 ELIA JAYA (3 KK) - 3 - - 3
4 SUBUR (3 KK) - - 3 - 3
5 ANGGREK (3 KK) - 3 - - 3
6 BUNGA DESA (3 KK) - 3 - - 3
7 SEROJA (2 KK) - - 2 - 2
Sumber : hasil PRA, diolah. 2016
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah kelompok tani pemilik lahan menggarap
berjumlah 5 kelompok, dan kelompok tani penggarap lahan berjumlah 2
kelompok. Kelompok tani pemilik lahan menggarap membeli lahan dari tuan
tanah (Bpk. Mohammad Woeretma) dengan cara dibayar 1 sampai 3 kali cicil.
Harga tanah bervariasi tergantung dari jarak dari jalan, dan kemiringannya.
Kelompok tani mengeluarkan modal sendiri untuk memperoleh lahan dalam
mengelola usaha pertaniannya tanpa bantuan dari pemilik modal (BANK atau
Koperasi). Dari hasil identifikasi harga 1 petak lahan (dengan ukuran 20 x 15 m)
dibeli dengan harga Rp. 10 – 12 Juta, sehingga petani menggeluarkan modal
untuk membeli tanah usaha pertanian seluar 1 ha dengan harga kurang lebih Rp.
34 juta Bagi petani penggarap tidak melakukan pembagian hasil berdasarkan
kontrak pinjam secara lisan dan kekeluargaan, namun jika ada hasil diberikan
kepada pemilik lahan beberapa ikat sayuran. Dari informasi yang diperoleh tidak
ada biaya sewa lahan tanah garapan.

Gambar 8. Diagram Jumlah Petani Penggarap dan Pemilik


Penggarap di Kampung Kayu Merah
(sumber : Monografi Kampung Kayu
Merah, 2015)

Jumlah KK dalam kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis dapat


digambarkan dalam gambar 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Data Tanah Pertanian di Kampung Kayu Merah yang diusahakan


oleh Kelompok Tani.

No. Nama Desa Tanah Darat (Ha)

Tegalan Pekarangan Jumlah

1 KAMPUNG KAYU MERAH 8,019


SUKA MAJU 2,000 0,003 2,003
HARAPAN BARU 1,000 0,003 1,003
ELIA JAYA 1,000 0,003 1,003
SUBUR 1,000 0,003 1,003
ANGGREK 1,000 0,003 1,003
BUNGA DESA 1,000 0,003 1,003
SEROJA 1,000 0,003 1,003
Sumber : hasil PRA, diolah. 2016

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa di kampung Kayu merah jumlah lahan yang
digunakan kelompok tani adalah seluas 8,019 Ha dengan rata-rata per kelompok
tani mengelola lahan sebesar 1,14 ha. Bila dibandingkan dengan potensi
ketersediaan lahan di Kampung Kayu merah untuk lahan tegalan, pekarangan
dan kebun campuran seluas 131 ha (lihat data luas dan penggunaan lahan),
maka yang baru dikelola kelompok tanah adalah sebesar 6,12 % dari total lahan
tersedia untuk usaha pertanian. Hal ini dapat digambarkan dalam gambar berikut
:

Gambar 9. Diagram Ketersediaan Tanah


yang telah dikelola dan yang belum serta
potensi lahan tersedia di Kampung Kayu
Merah
(sumber : hasil PRA, diolah, 2015)

Dari luas lahan/tanah pertanian yang dikelola oleh 7 kelompok tani di Kampung
Kayu Merah, maka dapat diperoleh data Poduksi dan produktivitas usaha
pertanian khususnya untuk pertanian hortikultura dan peternakan ayam ras
pedaging. Seperti terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Produksi dan Produktivitas Komoditi Pertanian dan


Peternakan di Kampung Kayu Merah

Luas/Volume Rata2
Jenis Usaha Jumlah KK
No. (Ha/Ekor/ luas/volume Produksi Produktivitas
Agribisnis Petani
Unit) per KK
1 Tanaman Pangan

Ubi Jalar 2 7 0,29 1.521 760,50

Keladi 2 5 0,40 1.760 880,00


Tanaman Hortikultura
2

Kangkung 3 2 1,50 23.684 7.894,67

Sawi 5 8 0,63 54.285 10.857,00


Terong 2 3 0,67 1.700 850,00

Buncis 2 1 2,00 750 375,00


Rica 4 5 0,80 2.114 528,50
Bayam 4 1 4,00 32.512 8.128,00

Tomat 2 3 0,67 521 260,50


3 Tanaman Perkebunan

Pala 0

Kelapa 5 4 1,25 36.300 7.260,00

Mangga 2 2 1,00

Rambutan 2 4 0,50

Langsat 2 5 0,40

Nangka 1 3 0,33

Pisang 2 6 0,33 2.471 1.235,50


Pepaya 1 5 0,20 3.328 3.328,00

Jambu 1 4 0,25

4 Peternakan
Ayam Ras
700 2 350,00 452 0,65
Pedaging
Sumber : hasil PRA, diolah. 2016
Dari data tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa produktivitas tanaman hortikultura
merupakan komoditas yang banyak diusahakan oleh petani di Kampung Kayu
merah. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa kelompok komoditas
tanaman hortikultura merupakan kelompok komoditas unggulan dengan bobot
produktivitas mencapai 68,213 %. Kelompok peternakan memiliki produktivitas
yang kecil (0,002 %), karena jumlah peternak yang secara konsisten mengelola
usaha peternakan masih sedikit. Presentase produktifitas untuk masing-masing
kelompok komoditas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 10. Diagram Presentase


Produktivitas Kelompok Komoditi yang
diusahakan oleh Petani di Kampung
Kayu Merah
(sumber : hasil PRA, diolah, 2016)

b. Diagram Venn
Proses perekonomian di Kampung Kayu Merah juga didukung beberapa
lembaga terkait baik pemerintah maupun swasta memberikan input dalam proses
kegiatan perekonomian masyarakat tani/ternak. Hubungan keterkaitan antara
kegiatan prekonomian masyarakat Kampung Kayu Merah dapat dilihat pada
gambar 10 dibawah ini :

Gambar 11. Hasil Identifikasi Potensi


Kelembagaan dengan Diagram Venn
(sumber : hasil PRA, 2016)

Hasil identifikasi dapat dijelaskan oleh matriks sebagai berikut :


PENGARUH
KEERATAN
PERANAN
Sangat Erat Erat Cukup Erat Tidak Erat
Sangat Berperan DINAS PERTANIAN

PPL

Berperan PASAR

DISTRIBUTOR

Cukup Berperan TPA BANK

Kurang Berperan APARAT KAMPUNG

LSM

RT

PKK
LEMBAGA
KEAGAMAAN

I.1.3. Analisis Data dan Perumusan Masalah


Berdasarkan data sekunder dan data primer yang telah dikumpulkan, maka kita
dapat menganalisis potensi dan masalah yang ada di Kampung Kayu Merah yang
menyangkut potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, Kelembagaan
agribisnis dan sarana prasarana agribisnis seperti pada tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11. Data Analisis Potensi dan Permasalahan dari hasil PRA di Kampung
Kayu Merah

ASPEK KAMPUNG KAYU MERAH

Potensi Masalah

SDM
Terdapat 7 Kelompokk
Tani dengan jumlah 23 KK
Tingkat Pendidikan Petani masih rendah
yang menggantungkan
hidup pada usaha pertanian

Petani masih menggunakan sistem pertanian tradisional

kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam


pengelolaan usaha tani dalam aspek teknologi dan menajemen

PPL telah mengikuti


Penyuluh pertanian hanya berjumlah 1 orang
DIKLAT Fungsional
Penyuluh Terampil
SDA

Lahan yang tersedia cukup


potensial
Pengairan yang sulit (kekeringan)

Terbeban dengan utang pembelian lahan usaha pertanian

Pengolahan lahan belum dilakukan secara optimal

Tanah menjadi kurus dengan kondisi top soil yang tipis


Benih yang diperoleh dari
bantuan pemerintah
memiliki sertifikat dan masih bergantung pada benih bantuan pemerintah
unggul

belum ada upaya membuat benih sendiri

kurangnya pengetahuan tentang benih bersertifikat


ketersediaan bahan baku
membuat pupuk organik
banyak
Petani masih bergantung pada pupuk bantuan dari pemerintah

petani masih menggunakan pupuk kimia (anorganik)

kurangnya pengetahuan petani tentang menjaga kesuburan

sulitnya memperoleh pupuk organik dan jumlahnya tidak


mencukupi jika tersedia
tersedianya bahan baku
dalam pembuatan pestisida
petani masih bergantung pada pestisida kimia
Nabati

petani belum mampu membuat pestisida nabati dalam


mengendalikan hama yang menyerang (hama belalang, kutu
putih, kutu hitam, tikus, bekicot)

Kelembagaan
Agribisnis
Koperasi Kampung Koperasi kampung belum berpartisipasi dalam usaha pertanian

Kelompok Tani belum melakukan menajamen kelompok


Kelompok Tani
dengan baik dan benar

Petani enggan untuk meminjam dari Bank akibat tidak


Perbankan (BANK)
memiliki informasi mengenai produk kredit usaha pertanian

kurang memberi konstribusi nyata dalam mendukung usaha


Aparat Kampung pertanian masyarakat kampung akibat minimnya informasi
aparat kampung terhadap permasalahan yang dihadapi petani

Sarana Prasarana
Agribisnis Tersedianya pasar lokal
yang tidak jauh dari sulitnya memasarkan hasil produksi pertanian akibat perilaku
kampung pedagang pengumpul

tidak mampu bersaing dengan produk hasil lokal denga yang


didatangkan dari luar
Bantuan alat handsprayer
dari Pemerintah Daerah alat handsprayer belum mencukupi kebutuhn kelompok tani

sulitnya memperoleh suku cadang alat handsprayer yang dijual


di pasaran
Sumber : hasil PRA, diolah. 2016

I.1.4. Pengkajian Tindakan Penyelesaian Masalah


Dari masalah yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan pengkajian mengenai
tindakan upaya penyelesaian masalah yang dapat diuraikan dalam tabel 12.

Tabel 12. Pengkajian Tindakan Penyelesaian Masalah di Kampung Kayu


Merah

KEGIATAN TINDAKAN
UPAYA
NO MASALAH PENYEBAB PEMECAHAN
PEMECAHAN
MASALAH
menerapkan kalender melakukan pelatihan
Sulitnya pengairan Musim Kemarau yang
1 tanam berdasarkan data membuat kalender tanam
lahan pertanian panjang
curah hujan sesuai data curah hujan
Mengantisipasi dengan Mengikthiarkan pengadaan
Tidak tersedianya
penampungan air profil tank pada aparat
bak/profil penampung air
dalam profil tank kampung
Kurangnya kemampuan meningkatkan Melatih petani dalam
petani terhadap kemampuan petani teknik penggunaan mulsa
Penggunaan Mulsa dalam menggunakan
Plastik mulsa plastik PHP
sulitnya
memperoleh alat mencari sumber dana
Mengikthiarkan pengadaan
pertanian berupa Bantuan peralatan dari alternatif dalam
2 alat handsprayer pada
handsprayer dan Pemerintah terbatas penyediaan alat
aparat kampung
mesin pencacah handsprayer
bahan organik
Tidak Tersedianya alat mendorong petani
handsprayer dan dalam berswadaya melakukan pelatihan
pencacah bahan organik guna memenuhi menajemen kelompok Tani
di pasaran Fakfak ketersediaan alat
Serangan hama
meningkatkan Melakukan kegiatan
yang Kurangnya kemampuan
kemampuan petani shering informasi antar
3 penyebarannya petani terhadap
dalam penanggulangan petani dan ceramah
mencapai 80 % dari Penanggulangan Hama
hama mengenai jenis hama
luas tanam
Meningkatkan
Melakukan
kemampuan petani
Petani masih bergantung pelatihanmembuat
dalam membuat
pada pestisida Kimia pestisida nabati dengan
pestisida nabati dengan
bahan disekitar
bahan disekitar
petani masih belum
mampu membuat
Pestisida Nabati
Kurangnya PKS petani meningkatkan
Melakukan pelatihan
terhadap teknik kemampuan petani
bertanam dengan metode
pengelolaan Kultur dalam menerapkan
kultur tanam
Tanam pola kultur tanam
Pupuk Organik dan mendorong petani
pupuk bersubsidi Petani masih bergantung dalam berswadaya melakukan pelatihan
4
masih sulit pada bantuan guna memenuhi menajemen kelompok Tani
diperoleh ketersediaan alat
Kurangnya kemampuan Meningkatkan
Melakukan pelatihan
petani terhadap kemampuan petani
teknik membuat pupuk
Pembuatan Pupuk terhadap Pembuatan
organik
Organik sendiri Pupuk Organik sendiri
meningkatkan
kemampuan Petani Melakukan pelatihan
Petani belum mampu
dalam menilai pengukuran kesuburan
menilai kesuburan tanah
kesuburan tanah tanah dilapangan dengan
sebelum membeli pupuk
sebelum membeli metode yang sederhana
pupuk
mendorong kelompok
kelembagaan
Pembentukan kelompok petani dalam
kelompok petani
tani hanya sebagai berswadaya guna melakukan pelatihan
5 yang belum
persyaratan memperoleh peningkatan menajemen kelompok Tani
berjalan dengan
bantuan kelembagaan
baik
kelompok tani
Meningkatkan
Kurangnya Pengetahuan
pengetahuan petani
petani tentang melakukan pelatihan
dalam mengelola
menajemen kelompok menajemen kelompok Tani
kelompok dengan baik
tani
dan benar

mendorong kelompok
petani masih
petani dalam
membeli benih dari Bantuan yang diberikan
berswadaya guna melakukan pelatihan
6 pasar dengan asal Pemerintah masih
peningkatan menajemen kelompok Tani
usul yang tidak terbatas jumlahnya
kelembagaan
jelas
kelompok tani
meningkatkan
Melakukan pelatihan
petani belum mampu kemampuan petani
teknik membuat benih
membuat benih sendiri dalam membuat benih
berkualitas
sendiri
Meningkatkan
pengetahuan petani Melakukan ceramah dan
pengetahuan petani
tentang benih yang demo cara tentang benih
tentang benih
berkulitas masih sedikit berkulitas
berkualitas
Pemasaran yang petani masih bergantung melakukan ceramah
menerapkan sistem
sulit apabila hasil pada pengumpul tentang sistem pelelangan
7 lelang dalam menjual
panen banyak di langsung di lahan usaha dengan melibatkan pelaku
hasil pertanian sayuran
pasar petanian usaha
petani masih menerapkan menerapkan pola
Melakukan ceramah dan
penanaman jenis tanam bergilir pada
pelatihan teknik tanam
komoditas sayuran yang masing-masing lahan
gilir
sama bersamaan waktu usaha pertanian
banyaknya hasil meningkatkan
Melakukan pelatihan
pertanian yang pengetahuan petani
penanganan pasca panen
didatangkan dari luar dalam penanangan
tanaman sayuran
kabupaten pasca panen
Sumber : hasil PRA, diolah. 2016
Menyetujui : Yang Membuat :
Penyuluh WKPP Kampung Kayu Merah Penyuluh Pertanian

LA HASAN, S.ST BENYAMIN UNWAKOLY, SP


NIP. 19670708 199110 1 002 NIP. 19820414 201506 1 001

Anda mungkin juga menyukai