Anda di halaman 1dari 36

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan

Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : DESI WULANDARI
NIM : L1B021007
Prodi/Kelas : ILMU KOMUNIKASI/A

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr .Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang.Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas UTS dari Pak Dr.
Taufiq Ramdani, S, Th,I., M.Sos pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk memenuhin persyaratan UTS serta memperluas
pengetahuan dan wawasan sehingga menjadi sebuah ilmu yang penulis sajikan
berdasakan pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap semoga makalah
yang disajikan dapat bermanfaat dan menginspirasi pembaca.

Sumbawa Besar, 7 Oktober 2021

DESI WULANDARI

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
BAB 1..........................................................................................................................................1
ISTIDRAJ...................................................................................................................................1
1.1 Pengertian Istidroj...........................................................................................................1
1.2.Konsep Istidraj.................................................................................................................1
1.3 Dalil Tentang Istidraj.......................................................................................................2
BAB 2..........................................................................................................................................7
1.1 Dalil Hadits Qudtsi Tentang Hukuman Yang Disegerakan Sebgai Bentuk Kasih
Sayang Allah Terhadap Hambanya......................................................................................7
1.2 Penjelasannya...................................................................................................................9
1.3 Contoh Kasus..................................................................................................................10
BAB 3........................................................................................................................................12
1.1 Kitab Injil........................................................................................................................12
1.2 Kitab Taurat...................................................................................................................14
1.3 Kitab Zabur....................................................................................................................15
1.4 Kitab Suci Agama Budha..............................................................................................16
1.5 Kitab Suci Agama Hindu...............................................................................................18
BAB 4........................................................................................................................................21
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI.........................................21
BAB 5........................................................................................................................................24
1.1 Pengertian Salahfussalih................................................................................................24
1.2 Generasi Sahabat............................................................................................................26
1.3 Generasi Tabi’in.............................................................................................................28
1.4 Generasi Tabi’ut Tabi’in...............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................32

ii
BAB 1

ISTIDRAJ
1.1 Pengertian Istidroj
Ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa
Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah,
istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak
melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan,
ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal
dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya.

1.2.Konsep Istidraj
Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran. Yaitu
pembiaran karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang memalukan (maksiat).
Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT.

Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa menjelaskan, istidraj
adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka
terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah,
mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat.

Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah
orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal
atas kemaksiatan yang terus dilakukan.

Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan


Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa
jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang
tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah
SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah
memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan
serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR.
Ahmad)

1
Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati dengan nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian harta yang
kita peroleh kepada orang yang membutuhkan.

1.3 Dalil Tentang Istidraj

Allah SWT telah menurunkan beberapa ayat di dalam Al-Qur'an yang


menjelaskan tentang istidraj. Salah satunya adalah Surat Al-Anam ayat 44 :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ۤ
َ‫ب ُكلِّ َش ْي ٍء ۗ  َح ٰتّى اِ َذا فَ ِرحُوْ ا بِ َم ۤا اُوْ تُ ۤوْ ا اَخ َْذ ٰنهُ ْم بَ ْغتَةً فَا ِ َذا هُ ْم ُّم ْبلِسُوْ ن‬
َ ‫فَلَ َّما نَسُوْ ا َما ُذ ِّكرُوْ ا بِ ٖه فَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم اَ ْب َوا‬

fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli syaii, hattaaa izaa
farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun

"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami
pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara
tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."

Ayat lainnya tentang istidraj adalah Surat Ali Imran ayat 178 :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ  ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُۤوْ ا اَنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم َخ ْي ٌر اِّل َ ْنفُ ِس ِه ْم ۗ اِنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم لِيَ ْزدَا ُد ۤوْ ا اِ ْث ًما‬
‫ۚ ولَهُ ْم َع َذا بٌ ُّم ِهي ٌْن‬

wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li-angfusihim,


innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum 'azaabum muhiin

"Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan
mereka akan mendapat azab yang menghinakan."

2
Istidraj berarti harta dan kesenangan tidak selalu berarti kebaikan, hal ini
dijelaskan Allah dalam Surah Al Mu’minun ayat 55-56 yang artinya:

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada
mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada
mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

Ayat tentang Istidraj ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar


“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta
mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang
kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan atas
mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.”

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96).

Istidraj mengantarkan pada kebinasaan


“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.”
(QS.Al A’raf: 182-183).

Setan membuai manusia, lalu berlepas tangan


“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu pada hari
ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala kedua pasukan itu
telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata:
“Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa
yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah“. Dan
Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS.Al Anfal: 48).

3
Ayat tentang istidraj ditimpakan pada orang yang tidak beriman
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang
(dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4)

“Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran
mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka
memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan
(Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam.” (QS.Al Ankabut:
38)

Azab dunia bagi orang yang terbuai dengan kejayaan


Ayat tentang istidraj ini berkisah tentang orang musyrik yang enggan menyisihkan hak
fakir miskin, walaupun mereka memiliki kebun yang sangat menghasilkan. Allah
kemudian menurunkan azab pada mereka.

“Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami
telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka
sungguh-sungguh akan memetik (hasil)-nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan
(hak fakir miskin),

lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika mereka sedang
tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita.

lalu mereka panggil memanggil di pagi hari: “Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu
jika kamu hendak memetik buahnya.”

Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik. “Pada hari ini janganlah ada seorang
miskin pun masuk ke dalam kebunmu.” Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan
niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya).

4
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: “Sesungguhnya kita benar-
benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh
hasilnya)
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: “Bukankah aku telah
mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu). Mereka
mengucapkan: “Maha Suci Rabb kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
zalim.”

Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela mencela. Mereka
berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang
melampaui batas.” Mudah-mudahan Rabb kita memberikan ganti kepada kita dengan
(kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari
Rabb kita.

Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka
mengetahui. (QS.Al Qalam: 17-33).

Allah memberikan kuasa pada orang yang mendustakan Al Quran, untuk


kemudian membinasakan mereka
“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang
mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS.Al
Qalam: 44)

Sesungguhnya nikmat adalah ujian


“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami
berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu
hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka
itu tidak mengetahui.” (QS.Az Zumar: 49)

Tidak hanya ayat Al-Qur'an, bahaya istidraj juga diterangkan dalam sebuah


hadist yang berbunyi :

Rasullulah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

5
"Bila kamu melihat Allah memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya,
padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal
itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR. Ahmad
4:145).

6
BAB 2

DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG


DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP
HAMBANYA

1.1 Dalil Hadits Qudtsi Tentang Hukuman Yang Disegerakan Sebgai


Bentuk Kasih Sayang Allah Terhadap Hambanya

Terdapat 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia.

‫هنع ال َل يضر ةركب يبأ نع‬، ‫ ك الق ملسو هيلع هللا ىلص يبنال نع‬: ‫موي ىإل ءاش ام اهنم هللا رخؤي بونذ ل‬

‫يغبال الإ ةمايق‬، ‫نيدالوال َقوقعو‬، ‫محرال ةعيطق وأ‬، ‫تومال لبق ايندال يف اهبحاصل لجعي‬

Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrh RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap
dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali
al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan
menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak
No 7345).

Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim adalah
perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat
mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya.
Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.

Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:

‫“ ميأل باذع مهل كئل¦¦وأ ۚق حال ريغب ض¦راْل ي¦¦ف نوغ¦¦بيو س¦¦انال ن¦¦وملظي ني¦¦ذال ىل¦¦ع ليبس¦¦ال امنإ‬Sesungguhnya
dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di
muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)

Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati
serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena
merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini.

7
Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di
dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak
mereka.

Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT:

‫الو فأ امهل لقت لَف امهلَك وأ امهدحأ ربكال كدنع نغلبي امإ ۚا ناسحإ نيدالوالبو هايإ الإ اودبعت الأ كبر‬

‫رك الوق امهل لقو امهرهنت‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).

Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orangorang
yang memutuskan tali persaudaraan.

Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin
Muth’im RA:

‫ ال الق ﷺ ال َل لوسر ن¦¦أ هن¦¦ع هللا يض¦¦ر معطم نب ريبج دمحم يب¦¦أ نع‬: ‫“ عطاق ةنجال لخدي‬Tidak
akan masuk

surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim).

Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang
yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan
ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. Sungguh
mengerikan.

8
1.2 Penjelasannya

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫موي هب ىفوي ىتح هبنذب هنع كسمأ رشال هدبعب ال َّل دارأ اذإو ايندال ىف ةبوقعال هل لجع ريخال هدبعب ال َل دارأ‬
‫اذ إ‬

‫ةمايقال‬

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR Tirmidzi no.
2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani)

Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫طخسال هلف طخس نمو اضرال هلف ىضر نمف مهالتبا اموق بحأ اذإ ال َّل نإو ءالبال مظع عم ءازجال مظع نإ‬

Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka Barangsiapa
yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka,
maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata (Syaikh Al Albani

Penjelasan dari dua hadits di atas:

1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala
yang besar.

2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,

‫ءالبالب ربتخي نمؤمالو رانالب ناربتخي ةضفالو بهذال ينب اي‬

Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api
sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah

3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.

9
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.

5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.

6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam
keadaan bersih dari dosa.

7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy
berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga
ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul
Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)

8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap
sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta
musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”

1.3 Contoh Kasus

Saya mengambil contoh dari seseorang yang pernah mengalami masalah hidup yang
sangat berat,terlilit hutang, sakit yang sangat langka dengan kwmungkinan hidup yang
sangat tipis,namun Allah begitu mencintainya. Entah dia pernah berbuat dosa atau apa
pun sebelumnya ,hanya Allah yang tahu namun setelah semua kejadian yang sulit itu dia
menjadi sangat dekat dengan Allah SWT.

Begitu hebatnya kepiawaian Dewa Eka Prayoga dalam bidang pemasaran digital hingga
ia mendapat julukan 'Dewa Selling'. Namun, pria yang juga akrab disapa Kang Dewa ini
mengalami serentetan ujian yang mungkin membuat banyak orang menyerah.

Keterpurukan pertama sudah dirasakan saat usia muda, tepatnya ketika ia masih
menjalani semester tujuh perkuliahan. Nilai utang yang harus ditanggung pun tidak
sepele, yakni mencapai Rp7,7 miliar.

Ya, nilai uang yang besar memang sudah didapatkannya sejak kuliah karena saat itu
sudah bisa membentuk personal branding yang cukup terkenal. "Waktu itu saya bawa

10
uang banyak karena saya sudah punya personal branding lantaran sering diundang
seminar di luar kampus. Sampai sampai ada teman yang nawarin saya proyek
pengadaan laptop dan lain-lain untuk keperluan kantor," papar Dewa yang kala itu
berhasil mengumpulkan puluhan investor.

Nahas, teman yang dipercaya nyatanya hanya penipu yang menjual proyek bodong. Saat
mengetahui sang teman kabur, Dewa yang saat itu merupakan mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia segera melapor ke polisi. Meski dengan kasus itu pada awalnya
masih ada 40 investor bertahan, kemudian hanya tersisa dua orang.

Untuk membayar utang, Dewa yang kala itu baru beberapa hari menikah pun mencoba
berjualan jajanan dari berkeliling menjual ceker pedas, krupuk, hingga seblak. Ia
beruntung karena sang istri, Wiwin Supiyah, rela membanting tulang bersama meski
masih menjadi pengantin baru.

Kemudian jalan mulai membaik saat ia ditawari menulis buku oleh seorang teman.
Berbekal laptop jadul, Dewa berhasil menulis kisahnya hanya dalam tujuh hari ke dalam

buku berjudul 7 Kesalahan Pengusaha Pemula. Buku itu tidak disangka laris hingga
Dewa bisa berpendapatan Rp120 juta per bulan.

Namun, di tengah masa perbaikan dalam melunasi utangnya, ujian baru datang lagi.
Dewa terdiagnosis menderita GBS (guillain barre syndrome), yaitu sebuah gangguan
saraf yang mengakibatkan seluruh badanya lumpuh total. Ia pun terpaksa harus dirawat
secara intensif selama dua bulan akibat penyakit tersebut hingga menelan biaya
perawatan sebesar Rp700 juta.

Meski terpuruk, Dewa tetap bersyukur karena dapat sembuh dalam waktu empat bulan.
Penulis buku Melawan Kemustahilan itu juga merasa ujian yang ia alami telah
menjadikannya sebagai pribadi yang lebih baik.

Kini, pada usia 30 tahun, Dewa tidak hanya tetap gencar berbisnis dan menjadi
motivator, tetapi juga berbagi kepada sesama dengan mendirikan pesantren bagi
kalangan tidak mampu. "Saat ini saya sedang membangun sebuah pondok Qur'an
Digitalpreneur di Cirebon. Semoga tahun depan selesai dan sedang berkampanye

11
mengajak teman-teman di Indonesia berwakaf dan bersedekah secara gila-gilaan,
sesering mungkin, sesempat mungkin, dengan hashtag #SedekahBrutal," pungkas
Dewa.

BAB 3

BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM


KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN

1.1 Kitab Injil

Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Jadid dan dalam bahasa


Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum
Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa
AS, dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa
AS. 

Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu,
yang menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut
mengutip bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916.

Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa
seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini
yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu
dengar."

Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi
Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama
Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh
orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru
terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa
hidupnya.

12
"Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu
tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu
berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22).

Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan
kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi
penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan
mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang
telah kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum
jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).

Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah
oleh Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga
telah dinyatakan dalam Alquran.

Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan
sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan
mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada
kaumnya.

Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas
dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa.
Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa
AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula
tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan
Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama
Masehi.  

Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS
memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam.
Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa
bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara
mereka.

13
"Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan
jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini."
(Barnabas, 72:10).

1.2 Kitab Taurat

Pemberitaan Nabi Muhammad saw. juga ada dalam kitab Taurat. Dalam kitab
Taurat Pertama Pasal ke-9 disebutkan: “Sesungguhnya Hajar ketika berpisah dengan
Sarah dan diajak bicara oleh malaikat. Malaikat berkata: ‘Wahai Hajar, dari mana
engkau datang? dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika Hajar menerangkan
keadaannya, malaikat itu berkata:Kembalilah karena aku akan memperbanyak
keturunanmu dan tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau akan melahirkan
seorang anak laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah mendengar kerendahan dan
ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling kuat. Kuasanya berada di atas
kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas-batas semua saudaranya.”

Dalam kitab Hidayatul Hayara, seperti dikutip dari buku Rasulullah Teladan untuk
Semesta Alam (Raghib as-Sirjani, 2011), Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menerangkan
kalau pasal dalam Taurat tersebut tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. Sebelum
Nabi Muhammad saw. diutus, kuasa keturunan Nabi Ismail as. belum berada di atas
kuasa keturunan Nabi Ishaq as. Namun ketika Nabi Muhammad saw. diutus Allah
dengan membawa risalah-Nya, maka kuasa keturunan Nabi Ismail as. berada di atas
kuasa keturunan Nabi Ishaq as. dan semuanya.

Dalam Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab
Yeyasa bab ke-42. Bunyi teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya,
rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’ berdendang dari puncak-
puncak gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dan
mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.” Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
menyebutkan kalau teks tersebut merupakan kabar gembira tentang kedatangan Nabi
Muhammad saw. Rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir bin Ismail menunjuk
kepada negeri Arab. Sebagaimana diketahui, Qaidir bin Ismail adalah moyang Nabi
Muhammad saw. Tidak hanya itu, teks itu juga menyebutkan tempat hijrah Rasulullah,

14
Madinah. ‘Agar penduduk Sali berdendang’. Sali’ atau Sal merupakan nama sebuah
gunung di pintu Madinah yang namanya masih sampai sekarang.

1.3 Kitab Zabur

Dalam kitab Zabur-Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Mazmur dan


dalam bahasa Inggris Psalms- bab 72 ayat 8 dikatakan sebagai berikut;   

"Kerajaannya akan membentang dari laut ke laut. Dari sungai itu sampai ke ujung
bumi. Di depannya tunduk penduduk daerah pelosok. Raja-raja Tarsyisy dan pulau-
pulau membawa hadiah-hadiah kepadanya. Raja-raja Syaba dan Saba' menyampaikan
upeti. Semua raja tunduk di depannya. Semua bangsa menjadi hambanya. Karena dia
menyelamatkan orang miskin peminta tolong yang tertindas dan tidak memiliki
penolong. Dia menyantuni orang fakir dan yang membutuhkan. Dia menyelamatkan
jiwa-jiwa sengsara dan mengeluarkan jiwa mereka dari kegelapan dan kekejaman. Dia
menjaga hidup mereka, karena hidup begitu berharga di matanya. Semoga hiduplah
sang raja. Semoga emas Syiba diberikan kepadanya. Semoga mereka berdoa untuk
selamanya, dan meminta berkah Tuhan untuknya setiap siang. Semoga banyak tanaman
gandum di bumi, dan di puncak-puncak gunung, dan semuanya mekar seperti cedar
Lebanon, dan penduduk kota berbunga seperti rumput di tanah. Namanya akan abadi
selamanya. Namanya akan kekal seperti kekalnya matahari. Umat manusia akan
mengambil berkah dengannya, dan semua bangsa menyatakan bahwa dia baik.  

Gulen mengatakan meski sehebat apa pun upaya yang dilakukan kaum Nasrani dan
Yahudi, baik saat ini maupun dimasa lalu, khususnya oleh orang-orang yang
memendam kedengkian, dan meski sehebat apa pun upaya pengubahan dan manipulasi
yang dilakukan terhadap kitab suci mereka, tapi ternyata kitab Taurat (Perjanjian lama)
dan Injil yang masih ada saat ini menyimpan banyak ayat yang berisi berita gembira
atas kenabian Rasulullah berikut tanda-tanda yang menunjuk kedatangan Rasulullah
SAW. 

"Saya yakin bahwa berkat kesungguhan sejarawan kita, adakalanya kita masih dapat
menemukan beberapa naskah Taurat, Injil, dan Zabur yang tidak banyak terkontaminasi
oleh tangan manusia. Ketika itu terjadi, pasti semua orang termasuk kalangan awam

15
akan dapat melihat petunjuk sangat jelas yang tidak membutuhkan takwil dan
penjelasan tambahan lagi atas kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Tampaknya,
hadits-hadits yang mengabarkan bahwa kelak ajaran masehi akan kembali pada
kemurniannya semula adalah petunjuk atas hal ini," kata Fethullah Gulen.  

1.4 Kitab Suci Agama Budha


Dalam beberapa ayat dalam Kitab Budha terdapat beberapa penggambaran yang
seolah-olah mirip dengan sosok sang Nabi Muhammad. Seperti halnya kaum Muslim
ketahui, Tuhan telah memberikan firman-Nya pada kitab-kitab-Nya yang terdahulu
yang sekarang mungkin sudah tercampur dengan tulisan-tulisan manusia. Apakah ayat-
ayat ini merupakan firman Tuhan yang masih tersisa?.  Hal ini telah diungkap oleh
seorang ulama Islam yaitu Dr Zakir. Dalam tulisannya beliau menulis beberapa hal
sebagai berikut (Anda boleh percaya boleh tidak) :
Menurut Chakkavatti Sinhnad Suttanta D. III, 76:
Akan muncul di dunia seorang Budha bernama Maitreya (yang baik hati), seorang yang
suci dan kuat, yang tercerahkan, penuh kebajikan dalam tingkah laku, tepat, dan
mengenal alam semesta “
“Apa yang telah dinyatakannya oleh pengetahuan supernatural miliknya akan di
terbitkan ke seluruh alam semesta. Dia akan mengkotbahkan agamanya, mulia dalam
keasliannya, mulia pada puncaknya, mulia pada tujuannya, dalam jiwa dan tulisan. Dia
akan memproklamasikan kehidupan religius, murni dan sempurna sepenuhnya, seperti
saat aku sekarang mengkotbahkan agamaku dan memproklamasikan semacam
kehidupan religius. Dia akan membuat masyarakat rahib berjumlah ribuan, seperti saat
sekarang aku membentuk masyarakat yang berjumlah ratusan”.
Menurut Sacred Books of the East volume 35 pg. 225:
“Aku bukanlah Budha satu-satunya yang berkuasa dalam memerintah dan mengatur.
Setelahku ada Budha yang lain, bernama “Maitreya” yang penuh kebajikan akan datang.
Aku sekarang hanya memimpin ratusan, sedangkan dia akan memimpin ribuan.
Menurut The Gospel of Buddha by Carus pg. 217 and 218 (From Ceylon sources):
Ananda bertanya kepada yang terberkati : “siapa yang akan mengajar kami setelah
engkau pergi?”.
“Yang terberkati menjawab : ” Aku bukanlah Budha pertama yang datang di atas bumi
dan tidak akan menjadi yang terakhir. Pada waktunya seorang Budha akan muncul di

16
dunia, yang suci, yang sangat tercerahkan,, penuh kebajikan dalam laku, tepat,
mengenal alam semesta, seorang pemimpin yang tak tertandingi manusia. Dia akan
mengungkapkan kepada anda kebenaran abadi yang sama, yang saya ajarkan. Dia akan
mengkotbahkan agamanya, mulia sifatnya, mulia pada puncaknya dan mulia pada
tujuannya. Dia akan mendeklarasikan suatu kehidupan beragama, sepenuhnya sempurna
dan murni sepertisekarang saya nyatakan. Murid-muridnya akan berjumlah ribuan
sedangkan muridku hanya ratusan.
Ananda bertanya : “bagaimana kita mengenalnya?”
Yang terberkati menjawab : “dia dikenal sebagai Maitreya”.
Kata Sansekerta ‘Maitreya’ atau ekuivalen dalam bahasa Pali “Metteyya” berarti
mencintai, penuh kasih, penuh belas kasihan dan murah hati. Hal ini juga berarti
kebaikan dan keramahan, simpati, dll Satu kata Arab yang setara dengan semua kata-
kata ini adalah ‘Rahmat’. Dalam Surah Al-Anbiya:
Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi semua
makhluk (QS 21:107)
Kata ini hampir disebutkan 409 kali di Al-Quran. Huruf “Muhammad” juga dieja
sebagai “Mahamet” dan berbagai ejaan lain. Kata “Maho” atau “Maha” dalam bahasa
Pali dan Sansekerta berarti Agung dan Mulia, dan “Metta” berarti rahmat. Dan dalam
bahasa Arab Sendiri Muhammad berarti “Penuh Kasih”.
Menurut Sacred Books of the East, volume 11, pg. 36 Maha-Parinibbana
Sutta chapter 2 verse 32:
“Aku telah memberitakan kebenaran tanpa membuat perbedaan antara doktrin exoteris
dan isoteris dalam hal kebenaan, Ananda, Tataghata tidak seperti guru yang memiliki
kepalan tertutup yang merahasiakan sesuatu di belakang”.
Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajarannya (Al-Quran) tidak ada yang ditutup-
tutupi. Semua umat Islam dari rakyat jelata sampai raja menerima ajaran yang sama dan
dapat membaca kitab suci yang sama pula secara langsung sampai sekarang.
Menurut Sacred Books of the East volume 11 pg. 97 Maha-
Parinibbana Sutta Chapter 5 verse 36:
Arahat-Budha memiliki Servitor pada jaman dahulu, seperti Ananda adalah Servitorku
sekarang, dan dimasa datang Arahat Budha akan ditemani oleh Servitor juga.

17
Nabi Muhammad juga memiliki Servitor yaitu “Anas” yang merupakan anak dari
“Malik”. Anas diberikan oleh orang tuanya kepada Nabi Muhammad. Anas bercerita 
“Ibuku berkata padanya “Oh utusan Tuhan, inilah pembantu kecilmu”, anas
melanjutkan “aku melayani Rasul sejak usia 8 tahun dan rasul memanggilku anaknya
dan kekasih kecil tersayangnya”. Anas menemani Rasul dalam segenap keadaan baik
sakit, gembira, perang (umur 11 saat perang uhud dan 16 saat perang hunain), ataupun
damai sampai akhir hayatnya.
Enam kriteria Budha menurut Budha Gautama (the Gospel of Buddha by Carus
pg. 214:)“mengenai Tathagata/Budha” :
1. Seorang Budha mencapai pemahaman tertinggi dan sempurna di waktu
malam
2. Kelihatan cerah setelah pencerahan yang lengkap
3. Seorang Budha mati dalam kematian yang alami
4. Meninggal diwaktu malam
5. Tampak terang sebelum kematiannya
6. Setelah kematiannya , seorang Budha tidak ada lagi di bumi.
Seperti disebutkan dalam Al-Quran, Nabi Muhammad menerima wahyu disaat malam
hari. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya
pada suatu malam yang diberkahi  dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan (QS 44:2-3).Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada
malam kemuliaan (QS 97:1). Yang mana nabi Muhammad pemahamannya langsung
diterangi oleh cahaya Surgawi. Nabi Muhammad meninggal dengan cara alami dan
nampak terang di malam kematian beliau (Aisyah/Anas). Setelah pemakaman Nabi
Muhammad (SAW) ia tidak pernah terlihat lagi dalam bentuk tubuh-Nya di bumi ini.
Menurut Dhamapada “Sacred Books of East vol 10 pg. 67
Jathagata/Budha hanyalah pemberi peringatan, seperti halnya Nabi Muhammad yang
hanya pemberi peringatan.
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan (QS 88:21)

18
1.5 Kitab Suci Agama Hindu

Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads, and
Puranas. Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa menyebutkan kitab
tersebut berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru-baru ini telah ditemukan
bahwa Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam kitab-kitab tersebut. Salah satu bukti
yang mengejutkan adalah jazirah Maharshi Vyasa yang merupakan tempat suci umat
Hindu, merupakan tanah Arab yang dirusak setan. Kemungkinan hal itu berasal dari
pra-Islam pagan.

Selanjutnya, disebutkan Mahamad, yang diperkirakan maksudnya adalah


Muhammad, dimana dalam kitab tersebut digambarkan sebagai orang yang akan
menuntun orang-orang yang sesat.

Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan
membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, dia akan
makan daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia akan melawan bangsa yang
tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Rasulullah Muhammad SAW.

Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Puranas terpenting, memberikan


bukti lain. Disebutkan bahwa di negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang
bernama Muhammad. Dimana dia akan menjadi penghuni Arabia, dia akan
mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan atau membunuh iblis dan Allah akan
melindunginya dari lawan-lawannya.

Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak
digunakan sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad. Karena
dalam kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang mengajarkan
bagaimana mendekatkan diri kepada sang Khaliq.

Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan kecuali
Allah", dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula deskripsi untuk Allah,
yaitu nama dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu, Raja seluruh dunia, Dia adalah
yang Terbesar dari semua, Terbaik, Paling Sempurna, paling suci dari semua,

19
Memelihara dari seluruh dunia, yang merupakan pengejawantahan bumi dan ruang, dan
Tuhan dari semua ciptaan.

Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia Memelihara


dari semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan mereka yang tidak terlihat
oleh mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan dan bencana, dan Muhammad adalah
Rasul Allah.

Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang harus
memujinya, dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula Muhammad adalah
sosok penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras karena nabi Indian dilarang untuk
menunggang unta. Dan nabi Isa disebutkan mengendarai keledai bukan unta. Sehingga
jelaslah yang dimaksud sang pengendara unta adalah Muhammad.

Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua
manusia, dan Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang dituntun,
bukan hanya bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan seluruh umat.

Kemudian pada Mantra keenam berbicara tentang beberapa orang pemberani


yang kalah tanpa pertempuran dan jumlah lawan mereka adalah 10 ribu. Hal itu bisa
menjadi acuan untuk pertempuran sekutu atau parit yang berlangsung pada masa Nabi
Muhammad.

Jumlah orang-orang yang melakukan pengepungan di sekitar Madinah memang


10 ribu, dan mereka kalah tanpa pertempuran karena Allah mengirimkan badai yang
akhirnya setelah pengepungan panjang, memaksa mereka untuk meninggalkan lokasi.

Selanjutnya, dalam Rig Veda, yang berbicara tentang seseorang yang


digambarkan sebagai jujur dan dapat dipercaya, kuat dan murah hati yang akan menjadi
terkenal dengan 10 ribu. Semua ini adalah karakteristik dari Nabi Muhammad, dan
jumlah 10 ribu mungkin dimaksudkan untuk jumlah para sahabat Nabi Muhammad
yang masuk dalam pemenangan Makkah.

20
BAB 4

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI

َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَ َّن ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya
dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-
anbiya: 30)

Ayat tersebut berkaitan dengan Big bang theory, yaitu teori terbentuknya alam
semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu kesatuan,
kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-pecahan dan meluas. Teori
Big Bang ini adalah teori penciptaan bumi yang paling diakui di era modern.

Kesesuaian yang harmoni antara Al-Qur’an dengan Teori Big Bang adalah suatu
hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an
1.400 tahun silam.

Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu


pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-
Qur’an. Bahkan kata ‘ilm dan turunannya disebut sebanyak 778 kali. Selain itu sains
juga merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta
setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang tepat.
Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,
pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu yang
tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam sains.

21
Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan
pandangan para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis. Mereka
menganggap ilmu pengetahuan tidak dapat disatukan dengan agama. Bahkan para
pemikir Barat sekarang ini berada ditengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu
pengetahuan. Hampir tidak mungkin mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya
pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan.

Secara historis, timbulnya pemikiran tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh


sikap antipati gereja terhadap ilmu pengetahuan pada abad pertengahan.Itulah sebabnya
para ilmuan Kristen pada zaman dahulu, seperti Galileo Galilei, dihukum mati oleh
gereja, karena penemuan ilmiah mereka yang dianggap bertentangan dengan paham
gereja. Menurut Quraish Shihab, pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di
Eropa itu disebabkan oleh sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui
kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-
orang yang mengingkarinya dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Dilain
pihak, para ilmuan mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya
bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan).
Akibatnya, tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban oleh penindasan dan kekejaman
pihak gereja.

Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama
merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al Qur’an merupakan
sumber ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan sarana untuk
mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam.

Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan ilmu


pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang
petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak kurang dari
750 ayat al-Qur’an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri
dengan sindiran-sindiran seperti; “Apakah kamu tidak memperhatikan?”, “Apakah
kamu tidak berpikir?”, “Apakah kamu tidak mendengar?”, “Apakah kamu tidak
melihat?”. Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti “Sebagai tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir”, “Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab”. Demikianlah mukjizat

22
terakhir rasul yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir,
merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.

ِ َ‫َم َر َج ْالبَحْ َر ْي ِن يَ ْلتَقِيَا ِن بَ ْينَهُ َما بَرْ زَ ٌخ اَل يَب ِْغي‬


‫ان‬

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)

Contoh Ilmu Biologi Tentang Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur’an

Dalam Biologi dijelaskan bahwa sebenarnya embrio dalam rahin mengalami tiga
fase perkembangan yang disebut dengan fase morula, blastula, gastrula. Perhatikan juga
QS 23:12-14 yang berbicara secara cukup detail mengenai proses penciptaan manusia.

 ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ ِمن ُس ٰلَلَ ٍة ِّمن ِطي ٍن‬

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. (QS 23:12)

‫ين‬
ٍ ‫ار َّم ِك‬ ْ ُ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰنَهُ ن‬
ٍ ‫طفَةً فِى قَ َر‬

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). (QS 23:13)

ُ ‫¦اركَ ٱهَّلل‬َ ¦َ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْٱل َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا ْٱل ُمضْ َغةَ ِع ٰظَ ًما فَ َك َسوْ نَا ْٱل ِع ٰظَ َم لَحْ ًما ثُ َّم أَن َشأْ ٰنَهُ َخ ْلقً¦¦ا َءا َخ¦ َر ۚ فَتَب‬
ْ ُّ‫ثُ َّم خَ لَ ْقنَا ٱلن‬
َ‫أَحْ َسنُ ْٱل ٰخَ لِقِين‬

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS
23:14)

23
BAB 5
PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN)

1.1 Pengertian Salahfussalih

Secara etimologi, Ibnul Faris mengatakan: "Shalafus Shalih terdiri dari huruf sin,
lam, dan fa’ yang memiliki pokok arti menunjukkan ‘makna terdahulu’. Termasuk salaf
dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’, dan arti dari ‘al-qoumu as-
salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu." (Mu’jam Maqayisil Lughah: 1995:3)

Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 693), Salafus Shalih
adalah generasi terdahulu yang beriman kepada Rasulullah SAW. Salafus Shalih terdiri
dari tiga generasi Muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in (generasi pertama), dan tabi'ut
tabi'in (generasi kedua).

Salafus Shalih menghabiskan sebagian besar malamnya untuk beribadah dan


membaca Alquran. Mereka akan berjihad di jalan Allah SWT dan mencari rezeki
melalui berdagang, bertani, serta memberikan manfaat bagi lingkungan terdekatnya.

Salah satu Salafus Shalih di zaman Rasulullah SAW adalah Abu Bakar RA.
Beliau merupakan pedangang pada zaman Rasulullah SAW. Ia menafkahkan seluruh
harta bendanya untuk kebaikan. Ketika beliau menjabat sebagai Khalifah, ia
meninggalkan usaha dagangnya dan meluangkan seluruh waktunya untuk mengatur
urusan masyakarakat.

Lantas bagaimana sifat Salafus Shalih yang sudah ada pada zaman Rasulullah
SAW?

24
Sifat Salafus Shalih
Adapun sifat-sifat terpuji yang dimiliki para Salafus Shalih yang dapat diteladani kaum
Muslim dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Adil dan Amanah
Salafus Shalih tidak menyukai akhlak tercela seperti dusta dan khianat. Mereka
bersikap adil dan amanah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW. Diriwayatkan
bahwa suku Quraisy diresahkan oleh wanita Makhzumiyah yang gemar mencuri.
Kemudian mereka meminta pertolongan kepada Usamah bin Zaid RA agar meminta
keringanan kepada Rasullah SAW.
Usamah RA berkata: “Maukah Anda memberi pertolongan dalam hukum had (pidana)
ini? Lalu Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa
disebabkan ketika orang terhormat di kalangan mereka mencuri, maka mereka
membiarkannya; namun jika orang lemah yang mencuri, maka mereka memberi
hukuman had (pidana). Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri,
nisacaya akan aku potong tangannya.”

2. Menegakkan Kebenaran
Salafus Shalih saling berlomba-lomba untuk menegakkan kebenaran dan
bersungguh-sungguh menjalankan tugas untuk kepentingan masyarakat. Mereka mau
mengakui kesalahan jika mereka memang salah. Mereka juga tidak pernah malu untuk
mengakui kesalahan dan kekurangan.
Al Zubair ibn Bakar RA meriwayatkan bahwasannya Mu’awiyah RA berpendapat
tentang keutamaan Abu Bakar RA, Umar RA, dan para sahabat lain. “Adapun Abu
Bakar, maka beliau tidak menghendaki dunia dan dunia tidak menghendaki kesalahan.
Karena sesungguhnya kepahlawanan sejati adalah menahan amarah; memaafkan
kesalahan; sabar dalam menghadapi berbagai kesakitan dalam upaya melaksanakan
kewajiban dan memerangi nafsu yang senantiasa memerintahkan kejelekan.”
3. Mengutamakan Orang Lain
Sifat kepahlawanan Salafus Shalih berikutnya adalah mengutamakan
kepentingan orang lain. Mereka rela mengalahkan dan mengorbankan sikap
mementingkan diri sendiri meski sebenarnya mereka juga sedang membutuhkan.

25
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 9 yang
berbunyi: “Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang
berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang
dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
4. Memberi Ampunan dan Gemar Menolong
Salafus Shalih memiliki sifat terpuji memberi kasih sayang kepada orang yang
lemah, mengampuni orang yang salah, serta bersikap belas kasih terhadap pihak yang
serba kekurangan.
Diriwayatkan bahwasannya Umar Ibn Khathab RA mau memaafkan Raja
Hurmuzan, Raja Persia yang sering melanggar janji dan menyakiti kaum Muslimin.
Padahal jika mau, beliau dapat melampiaskan kemarahannya dengan cara membunuh
Raja Hurmuzan.

1.2 Generasi Sahabat


Sahabat Nabi (bahasa Arab: ‫أصحاب النبي‬, translit. aṣḥāb al-nabī) adalah orang-
orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad, membantu
perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Secara terminologi,
kata ṣahabat (‫ )ص¦¦حابة‬merupakan bentuk jama'/plural dari kata ṣahabi (‫ )ص¦¦حابي‬yang
bermakna membersamai, mendampingi, dan berinteraksi langsung. Para Sahabat yang
utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi Muhammad, sebab mereka
merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan penerusnya. Bagi dunia Islam
saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan
penyampaian hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka riwayatkan.

Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi sebagai orang-orang


yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai ajarannya, dan meninggal dalam
keadaan Islam. Dalam bukunya “al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah”, Ibnu Hajar al-
Asqalani (w. 852 H/1449 M) menyampaikan bahwa:

26
"Sahabat (‫صحابي‬, ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam
keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam.

Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa hanya mereka yang
berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat
Nabi. Dalam kitab “Muqadimmah” karya Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M),

Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang paling
terakhir yang masih hidup". Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun
dari sahabat beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup.”

Demikian pula ulama tabi'in Said bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M) berpendapat


bahwa: “Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya
selama setahun, dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.”

Sementara Imam an-Nawawi (w. 676 H /1277 M) juga menyatakan bahwa:


“Beberapa ahli hadis berpendapat kehormatan ini (sebagai Sahabat Nabi) terbatas bagi
mereka yang hidup bersamanya (Nabi Muhammad) dalam waktu yang lama, telah
menyumbang (harta untuk perjuangannya), dan mereka yang berhijrah (ke Madinah)
dan aktif menolongnya; dan bukan mereka yang hanya menjumpainya sewaktu-waktu,
misalnya para utusan Arab badui; serta bukan mereka yang bersama dengannya
setelah Pembebasan Mekkah, ketika Islam telah menjadi kuat.”

Jumlah Sahabat Nabi

Tidak mungkin bisa dipastikan mengenai jumlah sahabat Nabi secara tepat
karena berbagai faktor seperti perbedaan definisi dan luasnya daerah persebaran mereka
selama hidup, jika kita hanya merujuk pada jumlah sahabat Nabi yang tercatat dalam
berbagai buku biografi karangan Ulama yang membahas mereka seperti kitab Thabaqat
Al-Kabir karya Ibnu Sa'ad, kitab Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Barr dan Mu'jam as-
Shahabah karya Ibnu Qani', maka kita hanya akan mendapati sekitar 2700-an sahabat
laki laki dan 380-an sahabat perempuan, sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam
kitab al-Mawahib nya menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwa Fathu
Makkan adalah berjumlah sekitar 7000 orang, lalu dalam peristiwa perang Tabuk
bertambah menjadi 70.000, dan yang terakhir pada peristiwa Haji Wada' jumlah mereka
mencapai sekitar 124.000 orang, wallahu a'lam.

27
Sahabat Nabi yang hanyak meriwayatkan hadits yang dimaksud dengan sahabat
yang banyak meriwayatkan hadits di sini adalah para sahabat yang meriwayatkan hadits
lebih dari seribu hadits [menurut Hasbi ash-Shiddieqi, bahwa sahabat-sahabat yang
paling banyak meriwayatkan hadits adalah:

1.Abu Hurairah r.a, dia meriwayatkan hadits sebanyak 5.374 hadits

2. Abdullah bin L'mar lbn K.hathab, dia meriwayatbn hadits sejumlah 2.(i03
hadits

3.Anas Ibnu Malik, dia meriwayatkan hadits sebanyak 2,286 hadits.

4. Aisyah Ibnu Malik, dia meriwayatkan hadis sebanyak 2.210 hadits

5. Abdullah lbn Abbas, dia meriwayatkan sebanyak l.660 hadits 6. Jabir Ibn
Abdullah, dia meriwayatkan hadits sebanyak 1.540 hadits

1.3 Generasi Tabi’in


Tabi’in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah
para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu
saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada
masa Sahabat masih hidup. Tabi’in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi.

Ibnu Sa'ad, misalnya, mengelompokkan tabiin dalam 4 tabaqat, sedangkan Al-Hakim


mengelompokannya dalam 15 tabaqat. pengelompokkan tabaqat tabiin sangat relatif dan
lebih sulit serta berbeda pengelompokkan tabaqat sahabat yang didasarkan atas keikut
sertaannya pada peristiwa peristiwa penting yang dialami Rasulullah SAW.

Untuk tabaqat pertama, para ulama sepakat memberi batasan bahwa mereka adalah
tabi'in yang pernah berjumpa dan bersahabat dengan sepuluh sahabat yang dijanjikan
Rasulullah SAW akan masuk surga. Mereka itu adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Sa'id bin Abi Waqqas, Sa'id bin Zaid
bin Amr bin Nufail,  Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf
dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah.

Mereka yang dipandang sebagai tabi'in tabaqat pertama di antaranya Abu Usman an-
Nahdi, Qais bin Abbad, Abu Husain bin Munzir, Abu Wa'il dan Abu Raja' at-Taridi.

28
Tabi'in yang diketahui paling dulu meninggal adalah Abu Zaid Ma'mar bin Zaid (wafat
tahun 30 Hijriyah).

Tabaqat Tabi-in yang paling akhir, menurut pandangan al-Hakim, ialah tabi'in yang
sempat berjumpa atau melihat sahabat paling akhir dan menyaksikan wafatnya sahabat
tersebut (man laqiya akhiras shahabata mautan (siapa yang melihat/menyaksikan paling
akhir wafatnya seorang sahabat).

Mereka yang termasuk tabi'in tabaqat terakhir ialah tabi'in yang berjumpa dengan Abu
Tufail Amir bin Wa'ilah di Mekah yang berjumpa dengan as-Saib di Madinah yang
berjumpa dengan Abu Umamah di Syam (Suriah) yang berjumpa dengan Ubaidilah bin
Abi Aufa di Kufah yang berjumpa dengan Anas bin Malik di Basra dan berjumpa
dengan Abdullah az-Zubaidi di Mesir.

Tabi'in yang paling akhir wafatnya ialah Khalaf bin Khalifah (wafat tahun 181
Hijriyah), karena ia sempat berjumpa dengan Abu Tufail di Mekah. Dengan demikian,
periode tabi'in berakhir tahun 181 Hijriyah bersamaan dengan masa pemerintahan
Harun ar-Rasyid (170-194 Hijriyah) dari Bani Abbas.

Di antara tabi'in yang mempunyai peran besar dalam pengembangan ilmu agama Islam
ialah Sa'id bin Musayyab, Nafi' Maula bin Amr, Muhammad bin Sirin, Ibnu Syihab az-
Zuhri, Sa'id bin Zubair al-Asadi al-Kufi dan Nu'man bin Sabit. Sa'id bin Musayyab lahir
pada tahun 15 Hijriyah, tahun kedua pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dan
wafat pada tahun 94 Hijriyah. Ayah dan kakeknya adalah sahabat Nabi Muhammad
SAW. Ia terkenal karena kewarakan, kezuhudan dan keluasan ilmu pengetahuan di
bidang hadis dan fikih.

Nafi' Maula bin Amr (wafat 117 Hijriyah) pada mulanya adalah hamba Ibnu Umar yang
mengabdi kepada majikannya selama tiga tahun sebelum dimerdekakan. Imam Malik
bin Anas adalah sahabat dekat Nafi'. Imam Malik berkata, ''Jika aku menerima hadis
dari Nafi' dari Ibnu Umar, aku tidak perlu mendengarnya lagi dari orang lain.'' Dengan
demikian, Imam Malik yakin betul dengan setiap hadis yang diriwayatkan Nafi'. Ia juga
dikenal sebagai rawi (periwayat) hadis dan ulama fikih Madinah.

29
Muhammad bin Sirin adalah anak seorang maula (hamba yang kemudian)
dimerdekakan) Anas bin Malik. Ia lahir dua tahun sebelum berakhirnya pemerintahan
Usman bin Affan (32 Hijriyah) dan wafat pada tahun 110 Hijiyah. Ia termasuk ulama
fikih di Madinah di samping rawi hadis yang dipercaya.

1.4 Generasi Tabi’ut Tabi’in

Tabi'ut Tabi'in atau Atbaut Tabi'in (bahasa Arab: ‫ )ت¦¦ابع الت¦¦ابعين‬adalah generasi


setelah Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan
para Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut Tabi'in adalah di
antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah manusia, setelah Tabi'in dan Shahabat.
Tabi'ut Tabi'in disebut juga murid Tabi'in.

Menurut banyak literatur Hadis: Tabi'ut Tabi'in adalah orang Islam dewasa yang
pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam. Dan
ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih dalam keadaan sehat
ingatannya. Karena Tabi'in yang terakhir wafat sekitar 110-120 Hijriah.[1]

Tabi'in sendiri serupa seperti definisi di atas hanya saja mereka bertemu dengan
Sahabat. Sahabat yang terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.

Daftar ulama Tabi'ut Tabi'in

Imam-Imam Madzhab yang Mashyur

 Abu Hanifah namun dianggap oleh sebagian ulama sebagai Tabi'in, karena


dia bertemu dengan Sahabat Anas bin Malik (jangan bingung dengan Imam
Malik bin Anas) dan meriwayatkan hadis darinya juga dari beberapa
shahabat yang lain.
 Malik bin Anas
 Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i
 Ahmad bin Hanbal
Ulama Tabi'ut tabi'in lainnya

 Sufyan ats-Tsauri (97–161 H)

30
 Sufyan bin Uyainah (107-198 H)
 Al-Auza'i (w. 158 H)
 Laits bin Sa'ad
 Abdullah bin Al-Mubarak
 Waki'
 Abdurrahman bin Mahdi
 Yahya bin Said Al-Qathan
 Yahya bin Ma'in
 Ali bin Al-Madini
 Agusi bin Al-Mustajabi

31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idntimes.com/life/inspiration/dian-arthasalina/arti-istidraj-dan-tanda-
tandanya/2

https://news.detik.com/berita/d-5599775/ini-arti-istidraj-dalam-islam-hati-hati-dengan-
nikmat-dunia

https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-232529598/dalil-dan-ciri-ciri-istidraj-
azab-terbesar-dari-allah-berwujud-kenikmatan
https://umroh.com/blog/perhatikan-ayat-tentang-istidraj-jangan-sampai-terbuai/

https://issuu.com/dannilroikhan/docs/artikel_agama_islam/s/12452859

https://islam.nu.or.id/post/read/102246/nabi-muhammad-dalam-kitab-suci-terdahulu-bagian-
i

https://www.republika.co.id/berita/qhc7cf320/pemimpin-dunia-dalam-injil-dan-zabur-adalah-
rasulullah

https://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/06/14/budha-telah-menggambarkan-
datangnya-nabi-muhammad/

https://www.republika.co.id/berita/nshjjs361/emmasya-allahem-nabi-muhammad-dijelaskan-
kitab-suci-hindu

https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi

http://repository.uin-malang.ac.id/1783/7/1783.pdf

https://tafsirweb.com/37027-quran-surat-al-mukminun-ayat-12-14.html

https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-salafus-shalih-generasi-beriman-di-zaman-
rasulullah-saw-1v9CSBn2RFF/3

https://media.neliti.com/media/publications/282870-perbedaan-tingkat-pemahaman-
shahabat-dan-34f1a35a.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Sahabat_Nabi#:~:text=Para%20sahabat%20yang
%20pertengahan%20dalam,%2C%20Abdullah%20bin%20Zubair%2C%20dll.

32
https://kumparan.com/hijab-lifestyle/mengenal-tabiin-dan-tabiut-tabiin-
1540298896607695377/1
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabi%27ut_tabi%27in#Daftar_ulama_Tabi'ut_Tabi'in

33

Anda mungkin juga menyukai