Anda di halaman 1dari 37

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan

Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : ABDUS SYAKUR ASSOPI

NIM : C1M021028

Prodi/Kelas : AGROEKOTEKNOLOGI / A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penugasan UAS

Agama, yang sudah ditugaskan untuk mencari dan memahami beberapa artikel dengan

format penugasan yang sudah diberikan.

Terimakasih penyusun ucapkan kepada Bapak Dr.Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

selaku Dosen pengajar di mata kuliah Agama Agroekoteknologi A semester 1.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya, penyusun dengan lapang dada

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki dan melengkapi

kekurangan artikel ini.

Akhir kata kami berharap semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk

pembaca.

Mataram, 03 Desember 2021

Penyusun,

Abdus Syakur Assopi

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
1. PENGERTIAN ISTIDROJ........................................................................................4
2. KONSEP ISTIDROJ..................................................................................................4
3. DALIL-DALIL ISTIDROJ........................................................................................5
BAB II
DALIL-DALIL HADIST QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA
1. Bukti Cinta Allah kepada Hamba-Nya......................................................................8
2. Dosa yang Balasannya akan disegerakan oleh Allah SWT di Dunia......................11
3. Penjelasan................................................................................................................12
4. Contoh kasus............................................................................................................14
BAB III
DOSA DAN KRITERIA RIBA DAN DALIL-DALILNYA
A. KRITERIA RIBA...................................................................................................16
B. Macam-Macam Riba...............................................................................................17
C. DALIL-DALIL TENTANG RIBA.........................................................................20
BAB IV
KEUTAMAAN SHODAQOH BESERTA DALIL-DALILNYA
1. PENGERTIAN SHODAQOH.................................................................................22
2. KEUTAMAAN SHODAQOH................................................................................22
3. DALIL-DALIL TENTANG SHODAQOH.............................................................25
BAB V
SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA
1. PENGERTIAN KEMATIAN..................................................................................27
2. SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALILNYA.......................................29
BAB VI
KEWAJIBAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR BESERTA DALIL-DALILNYA
1. PENGERTIAN DAN KEWAJIBAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR...........32
2. DALIL-DALIL AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.............................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................36

3
4
BAB I

PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ

1. PENGERTIAN ISTIDROJ

Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik satu
tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai istilah azab
yang berupa kenikmatan yang sengaja diberikan pada seseorang.

Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam beribadah dengan
melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati tersebut
adalah suatu jebakan.

Mengutip dari jurnal berjudul Istidraj dalam Alquran Perspektif Imam Al-Qurthubi
karya Diana Fitri Febriani, Istidraj adalah nikmat yang diberikan Allah kepada orang-
orang yang membangkang terhadap-Nya. Ini merupakan hukuman dari Allah agar orang
tersebut terus terjerumus dalam kesesatan.

Nikmat yang diberikan bukanlah bentuk kasih sayang Allah, melainkan murka
Allah terhadap mereka. Nikmat tersebut hanyalah alat untuk menghukum mereka, baik
di dunia maupun di akhirat kelak.

2. KONSEP ISTIDROJ

Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang berlimpah
dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan istidroj

Allah SWT melimpahkan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia lainnya


kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa menjadi peringatan
akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering melalaikan ibadah dan
merasa tenang dalam maksiatnya.

Dalam tafsir Al Ahzar jilid 3, istidraj menurut ayat di atas artinya dikeluarkan dari
garis lurus kebenaran tanpa disadari. Allah SWT memperlakukan apa yang dia
kehendaki, dibukakan segala pintu, hingga orang tersebut lupa diri.

5
Ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan tenang
gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa nafsunya
hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang sekonyong-konyong.

Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran. Yaitu


pembiaran karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang memalukan (maksiat).
Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT.

Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa menjelaskan, istidraj
adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka
terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah,
mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat.Orang mukmin akan merasa
takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sejatinya murka Allah SWT. Namun
sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang
mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan.

Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah
orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal
atas kemaksiatan yang terus dilakukan.

Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan


Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa
jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang
tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj.Dalam sebuah hadits riwayat
Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah
SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada
hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka
pemberian yang demikian adalah istidraj."(HR.Ahmad)

3. DALIL-DALIL ISTIDROJ

Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang Istidraj

1. Surah Al-An'am ayat 44:


ٓ
‫اب ُك ِّل َش ۡى ٍءؕ َح ٰ ّتى ِا َذا َف ِرح ُۡوا ِب َم ۤا ا ُ ۡو ُت ۤۡوا اَ َخ ۡذ ٰنهُمۡ َب ۡغ َت ًة َف ِا َذا هُمۡ م ُّۡبلِس ُۡو َن َفلَمَّا‬
َ ‫َنس ُۡوا َما ُذ ِّكر ُۡوا ِبهٖ َف َت ۡح َنا َعلَ ۡي ِهمۡ اَ ۡب َو‬

6
Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’, hattaaa
izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun

Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”

2. Surah Al-Qalam ayat 44

‫ث اَل َي ۡعلَم ُۡو ۙ َن‬ ِ ‫َف َذ ۡرن ِۡى َو َم ۡن ُّي َك ِّذبُ ِب ٰه َذا ۡال َحـد ِۡي‬
ُ ‫ثؕ‌ َس َن ۡس َت ۡد ِر ُجهُمۡ م ِّۡن َح ۡي‬

Fazarnii wa many yukazzibu bihaazal hadiisi sanastad rijuhum min haisu laa
ya'lamuun

Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah
kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44).

3. Hadist Rasulullah

Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.

َ ‫َرأَي‬
َ ِ‫ْت إِ َذا هَّللا َ َت َعالى يُعْ طِ ي ْال َع ْب َـد م َِن ال ُّد ْن َيا َما ُيحِبُّ َوه َُو ُمقِي ٌم َعلَى َم َعاصِ ي ِه َفإِ َّن َما َذل‬
‫ك ِم ْن ُه اسْ ت ِْد َرا ٌج‬

Artinya: “Apabila Anda melihat Allah SWT memberikan kenikmatan dunia kepada
seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya
adalah Istidraj dari Allah SWT.”

4. Alquran Surah Ali Imran ayat 178:

ٌ‫َواَل َيحْ َسبَنَّ الَّ ِذي َْن َك َفر ُْٓوا اَ َّن َما ُنمْ لِيْ لَ ُه ْم َخ ْي ٌر اِّل َ ْنفُسِ ِه ْم ۗ ِا َّن َما ُنمْ لِيْ لَ ُه ْم لِ َي ْزدَا ُد ْٓوا ا ِْثمًا ۚ َولَ ُه ْم َع َذابٌ م ُِّهيْن‬

Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’ angfusihim,


innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin

Artinya: “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu
yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu
yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka
akan mendapat azab yang menghinakan.”

7
BAB II

DALIL-DALIL HADIST QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN


SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA

1. Bukti Cinta Allah kepada Hamba-Nya

a. Cinta Allah cinta yang tidak terbatas

Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat danbesarnya tidak bisa
dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun. Allah SWT berfirman, ''Rahmat (kasih
sayang)-Ku meliputi segala sesuatu.'' (QS Al-A'raf[7]:156).

Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah
mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan
puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa
mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta
Allah. Ada beberapa bukti nyata-dari banyak bukti-tentang besarnya cinta Allah kepada
manusia. Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, Al
Khaliq tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan
Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat.
Firman-Nya, ''Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka
yang bertakwa.'' (QS Al Baqarah [2] : 2).

Dalam ayat lain difirmankan pula, ''Sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran (yang
datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang
kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; agar mereka mendapat
petunjuk.'' (QS As-Sajdah [32]: 3).

Prof Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan
Alquran. Pertama, petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah
dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan. Kedua, petunjuk mengenai akhlak
yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang
menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan

hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya


dengan Allah dan sesama manusia.

8
b. Mengutus para rasul

Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan.
Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS Al An'am
[6] ayat 48, Allah SWT berfirman, ''Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu
melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang
beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.''

Inilah bukti kecintaan Allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan
"sendirian". Dia mengaruniakan "teman terbaik" yang akan menemani manusia menuju
jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model
manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Firman-Nya, "Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah" (QS Al Ahzab[33]:21).

Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka
warisannya berupa hadis dan sunah. Di dalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang
semua ajaran Allah. Ajaran yang berisi tentang petunjuk menjalin hubungan dengan
Allah (hablum minallah) dan dengan manusia (hablum minannas). Di dalamnya kita
juga mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan paling baik.

c. Diciptakannya alam semesta

Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan
semua yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Difirmankan, "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu,
kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segalasesuatu." (QSAl.Baqarah[2]:29).

Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk
diambil manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak
bermanfaat. Nyamuk misalnya. Walaupun menganggu, nyamuk dapat membangkitkan
kreativitas manusia, obat nyamuk contohnya. Dengan adanya nyamuk, banyak orang
yang tercukupi ekonominya.

9
Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat
hidup di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat. Perjalanan
siang dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai pada lingkungan tempat
ia hidup, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.

d. Luasnya ampunan Allah

Bukti keempat adalah luasnya ampunan Allah SWT. Sebanyak apa pun dosa
manusia, Allah pasti akan mengampuni, asalkan ia betul-betul bertobat. Allah SWT
telah berjanji dalam Alquran, ''Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu
dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang
telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya.'' (QS.Hud[11]:3)

Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW
bersabda, "Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat
keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar
orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga
matahari terbit dari arah Barat" (HR.Muslim).

Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, "Wahai
manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa seisi bumi
kemudian kamu bertemu Aku dengan dalam kedaan tidak menyekutukan Aku dengan
sesuatu apa pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi
pula," demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.

e. Memberikan rezeki

Allah adalah Al Razzaq, Dzat Maha Pemberi Rezeki. Setiap makhluk diberi-Nya
rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun
makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. Firman-Nya, Katakanlah,
'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang
apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik
pemberi rezeki.'' (QS.Saba[34]:39).

10
Demikian pula makhluk yang lain. ''Dan tidak ada suatu binatang melata pun di
bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauhul Mahfudz).'' (QS Hud [11]: 6)

Inilah tanda bukti cinta Allah yang kelima. Setiap kita telah diberi bagian rezeki.
Yang perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayang-
Nya yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama adalah
mengabdi dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Wallahu a'lam.

2. Dosa yang Balasannya akan disegerakan oleh Allah SWT di Dunia

a. Dosa orang yang berbuatzalim balasannya akan disegerakan.

Zalim adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan


zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain
sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim akan
mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Alquran:

َ ‫ض ِب َغي ِْر ْال َح ِّق ۚ أُو ٰلَ ِئ‬


‫ك لَ ُه ْم َع َذابٌ أَلِي ٌم‬ ِ ْ‫ون فِي اأْل َر‬ َ ‫ِين َي ْظلِم‬
َ ‫ُون ال َّن‬
َ ‫اس َو َي ْب ُغ‬ َ ‫إِ َّن َما الس َِّبي ُل َعلَى الَّذ‬

“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan
melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS
Asy-Syura: 42)

b. orang yang durhaka kepada orang tua.

Sikap buruk dan tidak menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah
sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini. Jika
sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT didunia ini,
antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT:

‫ك ْال ِك َب َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو ِكاَل ُه َما َفاَل َتقُ ْل لَ ُه َما أُفٍّ َواَل‬ ِ ‫ك أَاَّل َتعْ ُب ُدوا إِاَّل إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِ َدي‬
َ ‫ْن إِحْ َسا ًنا ۚ إِمَّا َيبْلُ َغنَّ عِ ْن َد‬ َ ‫ض ٰى َر ُّب‬
َ ‫َو َق‬
‫َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما َق ْواًل َك ِر‬

11
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selaiDia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).

c. Dosa orang yang memutuskan silaturahim.

Islam tidak menyukai orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan.

Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar
ْ ‫عن أَبي محمد ُج َبيْر بن م‬
bin Muth’im RA: ‫ ال‬:‫ُطع ٍِم رضي هللا عنه أَنَّ رسو َل هَّللا ﷺ َقا َل‬ ِ ِ
َ ‫َي ْد ُخ ُل‬
‫الج َّن َة َقاطِ ٌع‬

“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan
Muslim).Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun
memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya.
Sungguh mengerikan.

3. Penjelasan

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫موي هب ىفوي ىتح هبنذب هنع كسمأ رشال هدبعب ال َّل دارأ اذإو ايندال ىف ةبوقعال هل لجع ريخال هدبعب ال َّل دارأ‬
‫اذإ‬

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya
di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan
atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR Tirmidzi
no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani

Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫طخسال هلف طخس نمو اضرال هلف ىضر نمف مهالتبا اموق بحأ اذإ ال َّل نإو ءالبال مظع عم ءازجال مظع نإ‬S

12
Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika
Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka
Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang
tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kataSyaikh
Al Albani)

Penjelasan dari dua hadits di atas:

1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala
yang besar.

2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,

‫ءالبالب ربتخي نمؤمالو رانالب ناربتخي ةضفالو بهذال ينب اي‬

Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api
sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah

3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.

4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.

5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.

6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam
keadaan bersih dari dosa.

7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy
berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga
ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul
Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)

8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap
sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta
musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”

13
4. Contoh kasus

Saya mengambil contoh dari seseorang yang pernah mengalami masalah hidup
yang sangat berat,terlilit hutang, sakit yang sangat langka dengan kwmungkinan hidup
yang sangat tipis,namun Allah begitu mencintainya. Entah dia pernah berbuat dosa atau
apa pun sebelumnya ,hanya Allah yang tahu namun setelah semua kejadian yang sulit
itu dia menjadi sangat dekat dengan Allah SWT.

Begitu hebatnya kepiawaian Dewa Eka Prayoga dalam bidang pemasaran digital
hingga ia mendapat julukan 'Dewa Selling'. Namun, pria yang juga akrab disapa Kang
Dewa ini mengalami serentetan ujian yang mungkin membuat banyak orang menyerah.

Keterpurukan pertama sudah dirasakan saat usia muda, tepatnya ketika ia masih
menjalani semester tujuh perkuliahan. Nilai utang yang harus ditanggung pun tidak
sepele, yakni mencapai Rp7,7 miliar.

Ya, nilai uang yang besar memang sudah didapatkannya sejak kuliah karena saat itu
sudah bisa membentuk personal branding yang cukup terkenal. "Waktu itu saya bawa
uang banyak karena saya sudah punya personal branding lantaran sering diundang
seminar di luar kampus. Sampai sampai ada teman yang nawarin saya proyek
pengadaan laptop dan lain-lain untuk keperluan kantor," papar Dewa yang kala itu
berhasil mengumpulkan puluhan investor.

Nahas, teman yang dipercaya nyatanya hanya penipu yang menjual proyek bodong.
Saat mengetahui sang teman kabur, Dewa yang saat itu merupakan mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia segera melapor ke polisi. Meski dengan kasus itu
pada awalnya masih ada 40 investor bertahan, kemudian hanya tersisa dua orang.

Untuk membayar utang, Dewa yang kala itu baru beberapa hari menikah pun
mencoba berjualan jajanan dari berkeliling menjual ceker pedas, krupuk, hingga seblak.
Ia beruntung karena sang istri, Wiwin Supiyah, rela membanting tulang bersama meski
masih menjadi pengantin baru.

Kemudian jalan mulai membaik saat ia ditawari menulis buku oleh seorang teman.
Berbekal laptop jadul, Dewa berhasil menulis kisahnya hanya dalam tujuh hari ke
dalambuku berjudul 7 Kesalahan Pengusaha Pemula. Buku itu tidak disangka laris
hingga Dewa bisa berpendapatan Rp120 juta per bulan.

14
Namun, di tengah masa perbaikan dalam melunasi utangnya, ujian baru datang lagi.
Dewa terdiagnosis menderita GBS (guillain barre syndrome), yaitu sebuah gangguan
saraf yang mengakibatkan seluruh badanya lumpuh total. Ia pun terpaksa harus dirawat
secara intensif selama dua bulan akibat penyakit tersebut hingga menelan biaya
perawatan sebesar Rp700 juta.

Meski terpuruk, Dewa tetap bersyukur karena dapat sembuh dalam waktu empat
bulan. Penulis buku Melawan Kemustahilan itu juga merasa ujian yang ia alami telah
menjadikannya sebagai pribadi yang lebih baik.

Kini, pada usia 30 tahun, Dewa tidak hanya tetap gencar berbisnis dan menjadi
motivator, tetapi juga berbagi kepada sesama dengan mendirikan pesantren bagi
kalangan tidak mampu. "Saat ini saya sedang membangun sebuah pondok Qur'an
Digitalpreneur di Cirebon. Semoga tahun depan selesai dan sedang berkampanye
mengajak teman-teman di Indonesia berwakaf dan bersedekah secara gila-gilaan,
sesering mungkin, sesempat mungkin, dengan hashtag #SedekahBrutal," pungkas
Dewa.

15
BAB III

DOSA DAN KRITERIA RIBA DAN DALIL-DALILNYA

1. KRITERIA RIBA

A. Pengertian Riba Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 275

Riba adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Ada banyak dampak buruk
jika riba terus dilakukan, misalnya saja membuat orang menjadi tamak dan serakah
terhadap harta. Riba juga akan menyulitkan seseorang dan melahirkan permusuhan.

‫وا‬ ۗ ‫َّط ُه ال َّشي ْٰطنُ م َِن ْال َم‬


ۘ ‫سِّ ٰذل َِك ِبا َ َّن ُه ْم َقالُ ْٓوا ِا َّن َما ْال َب ْي ُع م ِْث ُل الرِّ ٰب‬ ُ ‫اَلَّ ِذي َْن َيأْ ُكلُ ْو َن الرِّ ٰبوا اَل َيقُ ْوم ُْو َن ِااَّل َك َما َيقُ ْو ُم الَّذِيْ َي َت َخب‬
ٰۤ ُ
ُ‫ك اَصْ ٰحب‬ َ ‫ول ِِٕـٕى‬ ‫ف َواَمْ رُهٗ ٓ ِالَى هّٰللا ِ ۗ َو َمنْ َعا َد َفا‬ ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰب‬
َ ۗ َ‫وا َف َمنْ َج ۤا َءهٗ َم ْوعِ َظ ٌة مِّنْ رَّ بِّهٖ َفا ْن َت ٰهى َفلَ ٗه َما َسل‬
‫ار ۚ ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِ ُد ْو َن‬
ِ ‫ال َّن‬

Allaziina ya'kulunar-ribaa laa yaqumuna illaa kamaa yaqumullazii yatakhabbatuhusy-


syaitaanu minal-mass, zaalika bi'annahum qaaluu innamal-bai'u mislur-ribaa, wa
ahallallaahul-bai'a wa harramar-ribaa, fa man jaa`ahu mau'izatum mir rabbihii fantahaa
fa lahu maa salaf, wa amruhuu ilallaah, wa man 'aada fa ulaa'ika as-haabun-naar, hum
fiihaa khaalidun.

Artinya:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba."

16
"Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya."

B. Macam-Macam Riba

1. Riba Nasi'ah
Riba yang pertama ini ialah seseorang menghutangi uang dalam jumlah tertentu
kepada seseorang dengan batas tertentu, dengan syarat berbunga sebagai imbalan batas
waktu yang diberikan tersebut.

2. Riba Fadhl
Macam Riba selanjutnya yakni Riba Fadhl, merupakan tambahan yang disyaratkan
dalam tukar menukar barang yang sejenis. Jual beli ini juga disebut sebagai barter tanpa
adanya imbalan untuk tambahan tersebut.

3. Ribah Al Yad
Ribah Al Yad adalah riba dalam jual beli atau yang terjadi dalam penukaran.
Penukaran tersebut terjadi tanpa adanya kelebihan, namun salah satu pihak yang terlibat
meninggalkan akad, sebelum terjadi penyerahan barang atau harga.

4. Ribah Qard
Ribah ini adalah Riba dalam utang piutang yaitu dengan mengambil manfaat atau
tingkat kelebihan tertentu yang diisyaratkan kepada penerima utang atau muqtaridh.

5. Riba Jahiliyah
Macam-macam Riba menurut Islam yang terakhir adalah Riba Jahiliyah yaitu
penambahan utang lebih dari nilai pokok dalam utang piutang karena penerima utang
tidak mampu membayar utangnya secara tepat waktu.
Dalil Hukum tentang Riba

17
Anjuran menghindari riba merupakan salah satu perintah Allah, maka dari itu
hukum tentang Riba terdapat dalam A-Quran. Berikut dalil-dalil hukum riba:

1. Surat Al-Baqarah Ayat 276

‫صد َٰق ِ هّٰللا‬


َّ ‫َي ْم َح ُق هّٰللا ُ الرِّ ٰبوا َويُرْ ِبى ال‬
ٍ ‫ت ۗ َو ُ اَل ُيحِبُّ ُك َّل َك َّف‬
‫ار اَ ِثي ٍْم‬

Yam-haqullaahur-ribaa wa yurbis-sadaqaat, wallaahu laa yuhibbu kulla kaffaarin asiim

Artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa."
2. Surat Al-Baqarah Ayat 278

‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا ا َّتقُوا هّٰللا َ َو َذر ُْوا َما َبق َِي م َِن الرِّ ٰب ٓوا اِنْ ُك ْن ُت ْم م ُّْؤ ِم ِني َْن‬

Yaa ayyuhallaziina aamanuttaqullaaha wa zaru maa baqiya minar ribaa ing kuntum
mu'miniin.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman."
3. Surat An-Nisa ayat 161

‫اس ِب ْالبَاطِ ِل َۗواَعْ َت ْد َنا ل ِْل ٰكف ِِري َْن ِم ْن ُه ْم َع َذابًا اَلِ ْيمًا‬
ِ ‫وَّ اَ ْخ ِذ ِه ُم الرِّ ٰبوا َو َق ْد ُنه ُْوا َع ْن ُه َواَ ْكل ِِه ْم اَمْ َوا َل ال َّن‬

Wa akhzihimur-ribaa wa qad nuhu 'an-hu wa aklihim amwaalan-naasi bil-baatil, wa


a'tadnaa lil-kaafiriina min-hum 'azaaban aliimaa
Artinya: "Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan
yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu
siksa yang pedih."

C. Dosa Riba Menurut Islam

18
Perlu diketahui, pemakan harta riba akan mendapatkan adzab Allah SWT di dunia
maupun di akhirat. Karena ini termasuk dosa besar yang dilakukan manusia.

Ada banyak dalil di dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang menerangkan tentang
bahaya dosa riba.

Berikut ini adalah beberapa dosa riba menurut Islam:

1. Doa Tidak Akan Dikabulkan

Selain adzab di akhirat, Allah SWT juga memberikan adzab di dunia bagi pemakan
harta riba. Salah satunya adalah doa pelaku riba tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Betapa merugi ketika setiap hari sholat menjalankan Perintah-Nya justru doa tidak akan
diterima dan dikabulkan Allah SWT.

2. Disiksa di Dalam Api Neraka

Neraka adalah tempat peristirahatan terburuk yang pernah ada. Ia akan disiksa oleh
para Malaikat Allah SWT yang selalu patuh terhadap Perintah-Nya. Terkecuali ketika
telah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Dan sesungguhnya Dia adalah
Dzat Yang Maha Pengampun.

Allah SWT Berfirman; “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran: 130)

3. Hilangnya Keberkahan dalam Harta

Tidak akan berkah harta yang diperoleh dari jalan riba. Itulah kenapa Rasul
mengingatkan kita untuk mencari rezeki dari cara yang baik. Bayangkan ketika harta
hasil riba dibelikan makanan, pakaian,beli rumah dan keperluan lainnya dan semua itu
tiada keberkahan.

Allah SWT Berfirman; “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”


(QS. Al Baqarah: 276). Ini jelas larangan Allah SWT untuk melakukan riba dan harus
memperbanyak sedekah.

19
4. Sedekah, Infaq dan Zakat dari Harta Riba Tidak Diterima

Tidak akan diterima di Sisi Allah SWT harta yang disedekahkan yang didapatkan
dari hasil riba.

Nabi kita Muhammad SAW bersabda; “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu
Maha Baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim II/703
nomor 1015, dari Abu Hurairah Radliallahu’anhu).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa kita disuruh untuk bersedekah dengan harta
yang kita dapat dari jalan yang baik dan diridhoi Allah SWT.

D. DALIL-DALIL TENTANG RIBA

1. Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 39

ٓ
َ ‫ون َوجْ َه ٱهَّلل ِ َفأ ُ۟و ٰلَئ‬
‫ِك ُه ُم‬ ۟ ‫اس َفاَل َيرْ ب‬
َ ‫ُوا عِ ن َد ٱهَّلل ِ ۖ َو َمٓا َءا َت ْي ُتم مِّن َز َك ٰو ٍة ُت ِري ُد‬ ِ ‫َو َمٓا َءا َت ْي ُتم مِّن رِّ بًا لِّ َيرْ ب َُو ۟ا ف ِٓى أَ ْم ٰ َو ِل ٱل َّن‬
َ ‫ْٱلمُضْ ِع ُف‬
‫ون‬

Artinya: Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

2. Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 278-280

‫ب م َِّن هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه ۖ َوإِن‬ ٍ ْ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما َبق َِي م َِن الرِّ َباإِن ُكن ُتم م ُّْؤ ِمنِي َن َفإِن لَّ ْم َت ْف َعلُوا َفأْ َذ ُنوا ِب َحر‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ان ُذو عُسْ َر ٍة َف َنظِ َرةٌ إِلَ ٰى َم ْي َس َر ٍة ۚ َوأَن َت‬
‫ص َّدقُوا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۖ إِن ُكن ُت ْم‬ َ ‫ُون َواَل ُت ْظلَمُو َن َوإِن َك‬
َ ‫ُت ْب ُت ْم َفلَ ُك ْم ُرءُوسُ أَمْ َوالِ ُك ْم اَل َت ْظلِم‬
َ ‫َتعْ لَم‬
‫ُون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak

20
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Dan jika (orang yang
berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.

3. Al-Quran Surat Ali Imran ayat 130

۟ ُ‫ض َع َف ًة ۖ َوٱ َّتق‬


َ ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح‬
‫ُون‬ ۟ ُ‫وا اَل َتأْ ُكل‬
َ ٰ ‫وا ٱلرِّ َب ٰ ٓو ۟ا أَضْ ٰ َع ًفا ُّم‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

4. Al-Quran Surat An-Nisa ayat 160-161

‫يل هَّللا ِ َكثِيرً َاوأَ ْخ ِذ ِه ُم الرِّ َبا َو َق ْد ُنهُوا َع ْن ُه َوأَ ْكل ِِه ْم‬ ْ َّ‫ت أ ُ ِحل‬
َ ‫ت لَ ُه ْم َو ِب‬
ِ ‫ص ِّد ِه ْم َعن َس ِب‬ ُ ‫َف ِب‬
َ ‫ظ ْل ٍم م َِّن الَّذ‬
ٍ ‫ِين َها ُدوا َحرَّ ْم َنا َعلَي ِْه ْم َط ِّي َبا‬
‫ين ِم ْن ُه ْم َع َذابًا أَلِيمًا‬
َ ‫اس ِب ْالبَاطِ ِل ۚ َوأَعْ َت ْد َنا ل ِْل َكاف ِِر‬ِ ‫أَ ْم َوا َل ال َّن‬

Artinya: Maka disebabkan kedhaliman orang Yahudi, maka kami haramkan atas mereka
(memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka. Dan
karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan disebabkan mereka
memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang batil. Dan Kami telah menjadikan untuk orang-
orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

5. Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 276

21
‫ار أَث ٍِيم‬ ِ ‫ص َد ٰ َق‬
ٍ ‫ت ۗ َوٱهَّلل ُ اَل ُيحِبُّ ُك َّل َك َّف‬ َّ ‫َي ْم َح ُق ٱهَّلل ُ ٱلرِّ َب ٰو ۟ا َويُرْ ِبى ٱل‬

Artinya: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Nah, itulah lima ayat di dalam Al-Qur'an yang menerangkan kalau perbuatan riba itu
dilarang agama Islam dan tidak disukai oleh Allah SWT.

BAB IV

KEUTAMAAN SHODAQOH BESERTA DALIL-DALILNYA

1. PENGERTIAN SHODAQOH

Sedekah menurut KBBI berarti pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang
berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan
kemampuan pemberi. Pengertian secara umum shadaqah atau sedekah adalah
mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan
semata-mata mengharapkan ridha-Nya sebagai bukti kebenaran iman seseorang.  Istilah
lain sedekah adalah derma dan donasi.

2. KEUTAMAAN SHODAQOH

Ada banyak sekali manfaat yang bisa dihasilkan dari sedekah, baik itu bagi
penerima maupun pemberi. Terlebih jika aktivitas berbagi dilakukan di bulan
Ramadhan. Sedekah menjadi amal yang mampu menambah dari kekurangan yang

22
dimiliki seseorang. Kekurangan itu bisa terisi dan menjadi tercukupi. Dengan sedekah,
kita bisameringankan beban yang dimiliki seseorang hingga membuatnya tersenyum. 

Sedekah tidak hanya berpatok pada harta benda saja, sehingga membuat sebagian
dari kita berpikir ulang melakukan amal baik ini. Hal-hal non materi pun bisa saja
dikatakan sebagai sedekah. Seperti, menolong orang lain baik dengan tenaga maupun
pikiran, memberi nafkah keluarga atau istri, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari
tengah jalan pun masuk ke dalam sedekah. 

Sampai dengan hal yang paling sederhana sepertimurah senyum kepada orang
lainpun, adalah sedekah. Seperti yang Rasulullah sampaikan, “Senyummu kepada
saudaramu adalah sedekah”.(HR. At-Tirmidzi). 

Melihat ada banyaknya cara untuk berbuat baik dengan sedekah ini. Rasanya, tidak
ada lagi alasan untuk berkata tidak melakukannya. Apalagi, jika mengetahui banyaknya
manfaat dan keutamaan dari bersedekah. Bagiyang belum mengetahui, sekiranya ada 5
keutamaan bersedekah sebagaimana yang sudah disebutkan di dalam Al-Qur’an
maupun hadits. 

1. Ganjaran Harta Maupun Pahala yang Berlipat Ganda

Salah satu hal istimewa dari bersedekah adalah limpahanpahala yang bisa diraih.
Hal ini sesuai dengan janji Allah perihal keutamaan bersedekah itu sendiri yang
tercantum dalam Al-Quran.

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki  maupun perempuan dan


meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan
(pahala) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18). 

Bahkan, dengan sedekah jariyah, seseorang bisa saja terus mendapatkan pahala


walau ia telah mati. Amalan iniyang biasa kita kenal dengan shodaqoh jariyah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda,

23
“Apabila anak cucu Adam itu mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga
perkara: Shodaqoh jariyah, anak sholeh yang memohon ampunan untuknya (ibu dan
bapaknya) dan ilmu yang bermanfaat setelahnya.”

Patut digaris bawahi adalah denagn sedekah tidaklah membuat harta benda
berkurang atau membuat seseorang jatuh miskin. Justru Allah Swt telah berjanji akan
melipatgandakannya,

“Perumpaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai. Pada tiap tangkai ada seratu biji. Allah melipatgandakan
bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”(QS. Al
Baqarah: 261). 

2. Sedekah Dapat Memanjangkan Usiadan Mencegah Kematian Buruk

Salah satu keutamaan dari bersedekah ini adalah mampu memperpanjang usia.


Tapi, yang dimaksud dalam usiaini adalah amalan kebaikan dari orang yang bersedekah
ini akan terus dikenang melebihi umur hidup di dunia ini. Denghan sedekah, seseorang
dijauhkan dari kematian yang buruk. 

Hal ini seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat


mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong,
kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.”(HR. Thabrani). 

3. Sedekah Sebagai Penghapus Dosa, Seperti Air Memandakan Api

Orang yang banyak bersedekah maka ia seperti air yang memadamkan api. Dosa-
dosa kita dihapuskan dengan pahala kebaikan yang berlimpah dari amalan
sedekah. Dengan sedekah, Allah SWTakan menghapus dosa-dosa hamba-Nya. Oleh
sebab itu, jangan pernah ragu dan menolak untuk bersedekah.Kita juga tidak pernah
tahu, berapa besar dosa-dosa yang kita miliki. Untuk itulah, sedekah bisa menjadi salah
satu amalan yang harus konsisten kita lakukan.

24
Rasulullah Saw bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu
memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi). 

4. Sedekah Dapat Menjauhkan Diri dari Api Neraka

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, dengan sedekah mampu menghapus dosa-


dosa kita. Maka, dengan sedekah pulalah kita bisa terhindar dari api neraka. Mengingat
pahala berlipat ganda yang didapat serta dihapusnya dosa-dosa, maka kita pun bisa
menjauhkan diri kita agar tidak masuk ke dalam neraka jahanam. Hal ini sebagai sabda
Rasulullah SAW, 

“Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir
kurma.”(Muttafaqun ‘alaih). 

5. Mendapatkan Naungan di Hari Kiamat Karena Sedekah

Dijelaskan oleh Allah dalam ayat-ayat Al-Quran, pada hari kiamat nanti manusia


akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Disebutkanjuga, pada saat itu
jarak matahari akan sangat dekat dengan kepala setiap orang sehingga akan terasa
sangat panas. 

Untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari inilah, Rasulullah SAWtelah


memberitahukan kabar baik kepada umatnya mengenaiamalan apa yang dapat
menjadikan naungan dari panasnya matahari kelak. 

Nantinya, saatdi Padang Mahsyar setiap manusia akan menunggu giliran untuk
diadili dari timbangan amal baik dan buruknya. Bisa dibayangkan berapa lama manusia
akan menunggu dan merasakan panasnya terik matahari yang sangat dekat dengan
kepala. 

Maka, dijelaskanlah oleh dari hadits Rasulullah SAW bahwasannya yang


menjadikan naungan umat manusia di hari kiamat nanti adalah amalan sedekahnya. 

“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari kiamat) hingga
diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.”

25
Yazid berkata: “Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia
bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kue atau bawang merah
atau seperti ini.”  (HR. Al-Baihqi, Al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah). 

Dan dijelaskan pula dalam riwayat lainnya, bahwasannya Rasulullah Saw bersabda:

“Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.”(HR Ahmad). 

3. DALIL-DALIL TENTANG SHODAQOH

Menurut istilah, sedekah memiliki makna seseorang yang mengeluarkan harta atau
non harta untuk kemaslahatan.
Mengeluarkan harta atau non harta yang dimiliki kepada orang lain adalah termasuk
amal kebajikan yang disukai oleh Allah Subhanahu wata’ala. Tak heran jika di dalam Al
Qur’an dapat dijumpai cukup banyak ayat yang membahas mengenai sedekah dan
kelebihannya.
Sedekah dianjurkan untuk dilakukan secara sembunyi-sembunyi, namun jika
dilakukan dengan terang-terangan pun tidak dilarang.

Semua balasan amal hanya Allah saja yang berhak menilai dan membalasnya. Hal
itu terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 271 di bawah ini:

َ ُ‫ِي ۖ َوإِنْ ُت ْخفُو َها َو ُت ْؤ ُتو َها ْالفُ َق َرا َء َفه َُو َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ۚ َو ُي َك ِّف ُر َع ْن ُك ْم مِنْ َس ِّي َئا ِت ُك ْم ۗ َوهَّللا ُ ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬ َ ‫ت َف ِن ِعمَّا ه‬ َّ ‫إِنْ ُت ْب ُدوا ال‬
ِ ‫ص َد َقا‬
‫َخ ِبي ٌر‬

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS
Al-Baqarah : 271).

Sedekah pun wajib dilakukan karena ada hak dari fakir dan miskin yang dititipkan
oleh Allah ke dalam harta yang diberikan pada kita. Dalilnya ada pada Al Quran surat
Adz-Dzariat ayat 19 berikut ini:

ْ َ
ِ ‫َوفِي أ ْم َوال ِِه ْم َح ٌّق لِلسَّائ ِِل َوال َمحْ ر‬
‫ُوم‬

26
Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS Adz-Dzariyat : 19)

BAB V

SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALIL-DALILNYA

1. PENGERTIAN KEMATIAN

Kematian merupakan misteri yang sukar diterima logika manusia. Masih banyak
yang bertanya apakah ada alam lain setelah mati ataukah mati menjadi akhir dari
perjalanan manusia?

Untuk menjawab pertanyaan itu, pada 2014 lalu tim dokter dari Universitas
Southampton, Inggris, merilis hasil empat tahun penelitian terhadap 2.060 pasien gagal
jantung.

Mereka tersebar di 15 rumah sakit di Inggris, Amerika Serikat, hingga Austria. Dari
330 pasien selamat, ada 140 orang yang disurvei.

27
Dilansir dari Telegraph, dari riset tersebut, peneliti menemukan ada 40 persen
pasien yang mengalami kesadaran setelah jantung mereka dinyatakan berhenti secara
klinis sebelum berdetak kembali.

Seorang pria bahkan mengingat, saat rohnya meninggalkan jasad, dia dapat
menyaksikan jenazahnya dari pojok ruangan.

Saat diwawancara, pekerja sosial berusia 57 tahun itu mampu mendeskripsikan


bagaimana para perawat bekerja dan suara mesin dinyalakan.

Pimpinan peneliti, Dr Sam Parnia dari Universitas Southampton, menjelaskan,


dalam kasus ini pasien tersebut bisa menyadari apa yang terjadi selama tiga menit
kematiannya. Padahal, secara klinis, otak tidak bisa bekerja saat jantung berhenti.

Masih dari riset tersebut, pasien-pasien yang diwawancarai mengaku mengalami


pengalaman berbeda saat mati sementara itu. Ada yang merasa ditenggelamkan ke
dalam air dalam, ada juga yang merasakan kedamaian. Karena itu, dia mengatakan,
penelitian ini membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

Dr Musa bin Fathullah Harun dalam bukunya Perjalanan Rabbani, menjelaskan,


kematian merupakan pindahnya roh dari jasad, bukan berakhirnya kehidupan.

Kematian pun hanya menjadi perpindahan dari alam dunia yang fana ke alam
barzakh, yaitu alam pemisah antara dunia dengan akhirat. Maut menjadi pintu gerbang
untuk melalui akhirat.

Roh manusia yang wafat akan tinggal di alam barzakh hingga hari kebangkitan
manusia dari kuburnya pada kiamat kelak.

Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Imam Tirmidzi.
"Sesungguhnya kubur itu awal persinggahan dari persinggahan-persinggahan akhirat.
Barang siapa yang selamat darinya, maka yang sesudahnya lebih mudah darinya.
Barang siapa yang tidak selamat darinya, maka yang sesudahnya lebih sukar darinya.
(HR Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad dari Utsman bin Affan RA).

Tidak hanya menunggu datangnya sangkakala sebagai pertanda kiamat tiba, roh
pun bisa berkunjung. Ibnu Qoyyim al-Jauziyah dalam bukunya berjudul Roh

28
mengungkapkan, selama di alam barzakh, roh orang-orang yang meninggal dunia bisa
saling bertemu.

Ibnu Qoyyim mendasarkan dalilnya pada QS Annisa ayat 69. Allah SWT
berfirman, "Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para
shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang salih. Mereka merupakan teman yang sebaik-
baiknya."

Ibnu Qoyyim menulis bahwa kebersamaan ini berlaku di dunia, alam barzakh,
hingga hari pembalasan. Kata Ibnu Qoyyim, ayat tersebut turun saat para sahabat
Rasulullah SAW khawatir jika Nabi meninggal dunia dan berpisah dengan mereka.

Jarir meriwayatkan dari Manshur, dari Abudh-Dhuha dan Masruq. "Para sahabat
Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam berkata kepada beliau. 'Tidak seharusnya kita berpisah
dengan engkau di dunia ini. Jika engkau meninggal, maka engkau akan ditinggikan di
atas kami, sehingga kami tidak bisa melihat engkau."

Di samping itu, Allah SWT juga berfirman di dalam QS al-Fajr: 27-30. "Hai, jiwa-
jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku."

Menurut Ibnu Qoyyim, roh terdiri atas dua macam. Roh yang mendapatkan siksa
dan roh yang mendapatkan kenikmatan. Roh yang mendapatkan siksaan akan
disibukkan dengan siksaan yang menimpanya.

Mereka pun tidak bisa saling berkunjung dan bertemu. Sementara, roh-roh yang
mendapatkan kenikmatan mendapatkan kebebasan dan tidak terbelenggu.

2. SIFAT TAKDIR KEMATIAN BESERTA DALILNYA

Dalam menjalani kehidupan ini manusia selalu berfikir apa yang akan dilakukan
hari esok, entah bekerja, berbelanja, bermain, berekreasi, dan lain-lain, tetapi pernahkah
terbesit dalam pikiran kita bahwa besok kita akan mati?

Kematian adalah suatu hal yang pasti akan terjadi tetapi sering kita lupakan.
Kematian menjadi hal yang sangat menakutkan bagi sebagian orang. Tetapi Rasulullah

29
shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita senantiasa mengingat kematian.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ِ ‫أَ ْك ِثرُوا ذ ِْك َر َهاذ ِِم اللَّ َّذا‬


َ ‫ت َيعْ نِي ْال َم ْو‬
‫ت‬

Artinya: “Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yaitu: KEMATIAN’ (Hadits


Shahih riwayat At-Tirmidzi dan yang lainnya).

Dengan banyak mengingat kamatian manusia bisa lebih bersemangat dalam


beribadah, dan melaksanakan amal-amal shalih. Dengan demikian agar lebih waspada
menghadapi kematian mari kita bahas tentang sifat-sifat kematian.

a. Pasti

Kematian adalah akhir dari kehidupan dunia seorang makhluk hidup. Dan setiap
yang bernyawa maka akan merasakan mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 35

ِ ‫س َذآ ِئ َق ُة ْال َم ْو‬


‫ت‬ ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬

Artinya, “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS. Al-Anbiya: 35)

b. Tiba-tiba

Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan dan dimana dia akan mati. Kematian
datang secara tiba-tiba dan tidak ada yang dapat menduganya. Kematian itu pasti tetapi
tidak banyak diantara kita yang benar-benar siap dalam meghadapinya.

c. Memaksa

Kematian itu bersifat memaksa sehingga apabila telah datang kepada seseorang
maka tidak akan ada yang mampu menolaknya. Dalam Al-Qur’an disebutkan

َ ِّ‫ور ُك ْم َولِ ُي َمح‬


‫ص َما فِي‬ ِ ‫ص ُد‬ ُ ‫ضا ِجع ِِه ْم َولِ َي ْب َتل َِي هَّللا ُ َما فِي‬
َ ‫ِب َعلَي ِْه ُم ْال َق ْت ُل إِلَى َم‬ َ ‫قُ ْل لَ ْو ُك ْن ُت ْم فِي ُبيُو ِت ُك ْم لَ َب َر َز الَّذ‬
َ ‫ِين ُكت‬
ِ ‫ص ُد‬
‫ور‬ ِ ‫وب ُك ْم َوهَّللا ُ َعلِي ٌم ِب َذا‬
ُّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫قُل‬

Artinya, “Katakanlah, sekiranya kalian dalam rumah kalian, niscaya orang-orang yang
telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan
Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada pada hati kalian dan untuk

30
membersihkan apa yang ada dalam hati kalian. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (QS.
Ali Imran:154)

d. Mengejar

Kematian akan mengejar siapapun meskipun berlindung di balik benteng yang


kokoh atau teknologi kedokteran yang canggih. Allah Ta’ala berfirman,

َ ُ‫ب َوال َّش َها َد ِة َف ُي َن ِّب ُئ ُكمـ ِب َما ُكن ُت ْم َتعْ َمل‬
‫ون‬ َ ‫ون ِم ْن ُه َفإِ َّن ُه ُمالَقِي ُك ْم ُث َّم ُت َرد‬
ِ ‫ُّون إِلَى َعال ِِم ْال َغ ْي‬ َ ‫قُ ْل إِنَّ ْال َم ْو‬
َ ُّ‫ت الَّذِي َتفِر‬

Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kalian lari daripadanya, maka


sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian kan kembali kepada
(Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kalian
apa yang telah kalian kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
e. Ghaib
Kematian adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Waktu terjadinya adalah
perkara yang ghaib, namun kejadiaannya adalah kenyataan yang bisa dilihat. Allah
ta’ala berfirman,
ِّ‫ْث َو َيعْ لَ ُم َما فِي األرْ َح ِام َو َما َت ْد ِري َن ْفسٌ َم َاذا َت ْكسِ بُ َغ ًدا َو َما َت ْد ِري َن ْفسٌ ِبأَي‬
َ ‫إِنَّ هَّللا َ عِ ْن َدهُ عِ ْل ُم السَّا َع ِة َويُنز ُل ْال َغي‬
‫هَّللا‬
‫ُوت إِنَّ َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬ ُ ‫ض َتم‬ َ
ٍ ْ‫أر‬
Artinya, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari
kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui secara pasti apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.
Luqman: 34)
f. Tidak Dapat Ditunda atau Dipercepat
Kematian telah ditentukan waktunya. Ia tidak dapat ditunda atau dipercepat. Allah
Ta’ala berfirman
َ ُ‫َولَن ي َُؤ ِّخ َر هللاُ َن ْفسًا إِ َذا َجآ َء أَ َجلُ َها َوهللاُ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬
Artinya, “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.
(QS. Al-Munafiqun:11)
Dalam ayat yang lain,
َ ‫َولِ ُك ِّل أ ُ َّم ٍة أَ َج ٌل َفإِ َذا َجاء أَ َجلُ ُه ْم الَ َيسْ َتأْ ِخر‬
َ ‫ُون َسا َع ًة َوالَ َيسْ َت ْق ِدم‬
‫ُون‬
Artinya, “Apabila sampai ajal maut mereka itu, mereka tidak dapat menunda atau
mempercepat(nya) walau sesaat pun.” (QS. Al-A’raf: 34)
g. Kematian Bukanlah Kebinasaan

31
Jasad manusia bisa saja hancur setelah nyawa dicabut darinya. Tetapi jiwa dan ruh
akan tetap ada dan kembali kepada pencipta-Nya. Kematian sama saja dengan kembali
kepada Allah. Ia bukanlah kebinasaan , melainkan hanya perpindahan dari satu fase
kehidupan di dunia ke fase kehidupan sesudah mati.
h. Pelajaran Yang Penting
Datangnya kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Tidak perlu ditakutkan,
karena pasti akan datang. Hal yang penting bagi manusia adalah menyiapkan bekal
untuk perjalanan panjang sesudah mati. Mari kita bersegera beramal shalih saat
kesempatan masih terbuka lebar. Kita perbanyak bekal untuk kehidupan yang kekal.

BAB VI

KEWAJIBAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR BESERTA DALIL-DALILNYA

1. PENGERTIAN DAN KEWAJIBAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

Secara spesifik amar ma’ruf nahi munkar ditekankan untuk mengantisipasi maupun
menghilangkan kemunkaran dengan tujuan utama menjauhkan semua hal negatif di
tengah masyarakat, tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Amar ma’ruf
nahi munkar adalah upaya menegakkan agama dan kemaslahatan di tengah-tengah
umat. Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pun harus mengerti betul
terhadap masalah yang akan ia tindak, agar tidak salah dan keliru dalam bersikap.

Syekh An-Nawawi Banten di dalam kitab beliau, Tafsir Munir berkata: Amar
ma’ruf nahi munkar termasuk fardlu kifayah. Amar ma’ruf nahi munkar tidak boleh

32
dilakukan kecuali oleh orang yang tahu betul keadaan dan siasat bermasyarakat agar ia
tidak tambah menjerumuskan orang yang diperintah atau orang yang dilarang dalam
perbuatan dosa yang lebih parah. Karena sesungguhnya orang yang bodoh terkadang
malah mengajak kepada perkara yang batil, memerintahkan perkara yang munkar,
melarang perkara yang ma’ruf, terkadang bersikap keras di tempat yang seharusnya
bersikap halus dan bersikap halus di dalam tempat yang seharusnya bersikap keras.

(Syekh an-Nawawi al-Jawi, Tafsir Munir, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2005,
cetakan ketiga, jilid II, halaman 59)

Untuk menghadapi permasalahan sosial yang indikasi konfliknya lebih kompleks,


kewenangan amar ma’ruf nahi mungkar tidak diserahkan pada perseorangan ataupun
kelompok, akan tetapi hanya diserahkan kepada pemerintah. Dan pemerintah harus
menerapkan kebijakan atas dasar prinsip maslahat dengan tetap dilandasi nilai-nilai
agama yang benar.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ِ ‫ك أَضْ َعفُ اإْل ِ ْي َم‬


‫ان‬ َ ِ‫َمنْ َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرً ا َف ْل ُي َغيِّرْ هُ ِب َي ِّد ِه َفإِنْ لَ ْم َيسْ َتطِ عْ َف ِبل َِسا ِن ِه َو َمنْ لَ ْم َيسْ َتطِ عْ َف ِب َق ْل ِب ِه َو َذل‬

Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia


menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya.
Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini
adalah lemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)

Maksud dari hadits tersebut adalah seseorang yang melihat kemunkaran dan ia
mampu menghilangkan dengan tangan, maka ia tidak boleh berhenti dengan
mengingatkan lewat lisan saja. Sedangkan dengan lisan, jika kemungkaran dapat
berhenti dengan lisan dan orang tersebut mampu menumpas kemunkaran dengan lisan,
maka ia tidak boleh berhenti hanya dengan hati.

Dalam proses amar ma’ruf nahi munkar, tetap harus mendahulukan tindakan yang
paling ringan sebelum bertindak yang lebih berat. Seseorang harus lebih arif dan bijak
karena terkadang dalam menghasilkan tujuan amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang
harus menghilangkannya sedikit demi sedikit, bukan malah memaksakan harus hilang
seluruhnya dalam waktu seketika itu.

33
Dari serangkaian penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa amar ma’ruf nahi
munkar bukan hanya soal niat untuk memberantas kebathilan, tetapi juga harus
memerhatikan kearifan serta cara dalam menegakkan kebaikan. Hal ini tentu agar amar
ma’ruf nahi munkar yang diusahakan dapat diikuti oleh banyak orang dan menjadikan
manfaat seperti tujuannya.

2. DALIL-DALIL AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam
memang menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita
yang meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa
siksa yang sangat pedih dan menyakitkan.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:

"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-
orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara
kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).

Selain itu, amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang
harus dilakukan oleh setiap muslim. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT
dalam al-Qur'an:
ٓ
َ ‫ُون ِب ْٱل َمعْ رُوفِ َو َي ْن َه ْو َن َع ِن ْٱلمُن َك ِر ۚ َوأ ُ ۟و ٰلَ ِئ‬
َ ‫ك ُه ُم ْٱل ُم ْفلِح‬
‫ُون‬ َ ‫ُون إِلَى ْٱل َخي ِْر َو َيأْ ُمر‬
َ ‫َو ْل َت ُكن مِّن ُك ْم أُم ٌَّة َي ْدع‬

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf nahi mungkar,
karena perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan bagi
pelakunya. Allah SWT berfirman:

‫يل َيأْ ُم ُرهُم ِب ْٱل َمعْ رُوفِ َو َي ْن َه ٰى ُه ْم َع ِن‬ ِ ‫ُون ٱلرَّ سُو َل ٱل َّن ِبىَّ ٱأْل ُمِّىَّ ٱلَّذِى َي ِج ُدو َنهُۥ َم ْك ُتوبًا عِ ن َد ُه ْم فِى ٱل َّت ْو َر ٰى ِة َوٱإْل ِن ِج‬ َ ‫ٱلَّذ‬
َ ‫ِين َي َّت ِبع‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
‫وا ِبهِۦ‬ َ ‫ت َعلَي ِْه ْم ۚ َفٱلَّذ‬ ْ ‫ض ُع َع ْن ُه ْم إِصْ َر ُه ْم َوٱأْل َ ْغ ٰلَ َل ٱلَّتِى َكا َن‬
َ ‫ِث َو َي‬َ ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَي ِْه ُم ْٱل َخ ٰ َٓبئ‬ َّ ‫ْٱلمُن َكر َو ُي ِح ُّل لَ ُه ُم‬
ِ ‫ٱلط ِّي ٰ َب‬ ِ
ٓ ٰ
َ ‫ك ُه ُم ْٱل ُم ْفلِح‬
‫ُون‬ َ ‫نز َل َم َع ُهۥٓ ۙ أ ُ ۟ولَ ِئ‬ ُ ٓ ‫ور ٱلَّذ‬
ِ ‫ِى أ‬ َ ‫ُوا ٱل ُّن‬ ۟ ‫صرُوهُ َوٱ َّت َبع‬َ ‫َو َع َّزرُوهُ َو َن‬

34
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS al-A'raaf:
157).

Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah
satunya adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:

"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu
maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).

Dalam hadits lain, dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud Ra, Rasulullah
SAW bersabda:

"Tidaklah seorang Nabi pun yang Allah Ta'ala utus di suatu umat sebelumku, kecuali
memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil sunnahnya
dan mengikuti perintahnya. Kemudian, datang generasi-generasi setelahnya yang
mengatakan hal yang tidak mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka, barang siapa
memerangi mereka dengan tangannya maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa
memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah mukmin. Dan, barang siapa
memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan, tidak pernah ada di
belakang itu semua keimanan sebesar biji atom.

35
DAFTAR PUSTAKA

 https://news.detik.com/berita/d-5599775/ini-arti-istidraj-dalam-islam-hati-hati-
dengan-nikmat-dunia
 https://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/16.-Hubbullah-Cinta-
Allah-Dalam-Perspektif-Hadis.pdf
 http://repository.uinsu.ac.id/6285/1/13%20Al-Quran%20Imamku%20Final.pdf
 https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27451/1/Ali%20Sodiqin%20-%20Fiqh
%20-%20Ushul%20Fiqh.pdf
 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210219103203-284-
608252/mengenal-5-macam-riba-menurut-islam-beserta-dalilnya
 https://blog.amartha.com/dosa-riba-menurut-islam/
 https://kumparan.com/hijab-lifestyle/5-ayat-dalam-al-quran-yang-jelaskan-
larangan-riba-1udfw2DrLCL/full

36
 https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan-
disegerakan-allah-swt-di-dunia-part1
 https://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/keutamaan-sedekah
 https://blog.kitabisa.com/pengertian-shadaqah-keutamaan-dan-macam-macam-
shadaqah/
 https://tirto.id/ayat-ayat-al-quran-tentang-bersedekah-manfaat-melakukan-
sedekah-gli9
 https://republika.co.id/berita/q8u2ig320/kematian-menurut-islam-dan-
pembuktian-studi-ilmiah-modern
 https://muslimah.or.id/8548-sifat-sifat-kematian.html

37

Anda mungkin juga menyukai