Anda di halaman 1dari 27

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Ak hir Semester (UAS) mata kuliah

Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : Dewi Agustina
Nim : C1G021072
Prodi/Kelas : Agribisnis B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021

1
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................iii
A. Pengertian , Konsep,Serta Dalil-Dalil Tentang Istidroj
B. Dalil-Dalil Hadist Qudsi Tentang Hukuman Yang Disegerahkan Sebagai
Bentuk Kasih Sayang Allah Terhadap Hambanya
( Dalil, Terjemahan, Penjelasan, Serta Contoh Khasus)
C. Berita Kenabian Rassulullah SAW Yang Dimuat Di Dalam Kitab-Kitab Suci
Agama Lain( Kristen, Hindu, Yahudi,Dll)
D. Al-Quran Sebagai Sumber Sains Dan Teknologi
E. Pengertian Dan Orang-Orang Salafussalih Yang Sesungguhnya
( Generasi Sahabat, Tabi’in,Dan Tabi’it Tabi’in ).
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................iv

A.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

A.Pengertian , Konsep,Serta Dalil-Dalil Tentang Istidroj

Pengertian Istidroj
Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke
tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa
kenikmatan.
Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An'am ayat 44
yang berbunyi sebagai berikut.

ْ َ‫ُوا بِ َمٓا أُوتُ ٓو ۟ا أ‬


‫خَذ ٰنَهُم بَ ْغتَةً فَإ ِ َذا هُم ُّم ْبلِسُو‬ ۟ ‫ب ُك ِّل َش ْى ٍء َحتَّ ٰ ٓى إ َذا فَرح‬
ِ ِ
۟ ‫ُوا ما ُذ ِّكر‬
َ ‫ُوا بِ ِهۦ فَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم أَب ٰ َْو‬ ۟
َ ‫فَلَ َّما نَس‬
Fa lammā nasu mā żukkiru bihī fatahnā 'alaihim abwāba kulli syaī`, hattā iżā farihu
bimā utū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisun
Artinya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT. Malik Al-Mughis dalam bukunya
yang berjudul Demi Masa menjelaskan, istidraj adalah pemberian kesenangan untuk
orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai.

Allah SWT berfirman: “Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan,” (Al Baqarah ayat 15).
Ayat ini menunjukkan jawaban Allah SWT kepada orang-orang Yang selalu berolok-
olok terhadap kebenaran dan keimanan. Dalam teori komunikasi disebut dengan
sinisme.
Sinisme adalah bahasa sindiran yang keras dan mengandung ejekan kepada sesuatu
yang dilakukan seseorang. Sinisme ini setara dengan istihza’ yang dilakukan orang yang
berwajah dua, berkarakter self-monitoring atau yang tidak konsisten. Mereka selalu
mengejek bahwa keimanan adalah bagi orang-orang bodoh. Keimanan Islam adalah
nilai tradisi Arab yang diimpor, bahkan dengan istilah sarkasme yang tidak layak.
Sinisme atau istihza’ yang mereka lakukan terhadap agama dan nilai nilai keimanan,
akan dibalas Allah SWT dengan sinisme Allah SWT kepada mereka. Mereka akan
diolok-olok di dunia ini dengan kehinaannya atau Allah SWT akan olok olok di
akhirat.Sifat sinisme hakikatnya bukan sifat orang beriman, Allah SWT melarang

3
mengolok-olok (sinisme) kepada siapapun. Bahkan kepada Tuhan atau agama orang
lain. Akan tetapi bangsa ini telah larut dalam budaya sinisme ini dengan istilah
sarkasme kadrun dan cebong dan lainnya.

Ketika sinisme (istihza’) ini menjadi kebiasaan maka Allah SWT biarkan Bangsa ini.
Dalam ayat di atas Allah menyebut dengan kalimat wayamudduhum fi tughyanihim dan
Allah SWT membiarkan mereka dalam kesesatan. Pembiaran inilah yang menyebabkan
manusia seakan tak memiliki pegangan, control dan rem sehingga bangsa ini serasa tak
ujung ada solusi.
Dalam prespektif hukum ada istilah pembiaran. Pembiaran adalah sikap tak peduli,
ketika masalah terjadi, dan orang lain tertimpa penderitaan. Pembiaran juga adalah
sikap tak peduli di hadapan berbagai kesalahan dan kejahatan yang terjadi. Masalahnya,
pembiaran yang dilakukan manusia akan berefek buruk kepada pelakunya.
Jika satu kesalahan dibiarkan, maka ia akan menjadi kebiasaan. Orang tak lagi melihat
hal tersebut sebagai suatu kesalahan. Inilah yang disebut Hannah Arendt, seorang
pemikir Jerman, sebagai banalitas kejahatan (Banalität des Bösen). Jika kebiasaan sudah
menyebar, ia akan menjadi apa yang disebut Anthony Giddens, seorang pemikir Inggris,
sebagai bagian dari kesadaran praktis (practical consciousness) masyarakat tersebut.
Demikianlah ketika suatu kesalahan sudah Allah SWT biarkan, maka manusia akan
nyaman dengan kesalahan demi kesalahan, bahkan tak mampu melihat bahwa itu
sebuah kesalahan. Bahkan kesalahan yang menjadi tradisi, lebih parahnya kesalahan
yang diproduksi menjadi legal atau aturan undang-undang.
Yang terparah lagi Allah SWT memberikan kelimpahan kemakmuran, kesejahteraan
dan kesuksesan kepada mereka, walau mereka melanggar aturan-aturan Allah SWT
bahkan sinisme kepada ajaran Allah SWT.
Sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Uqbah bin
‘Aamir RA. “Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia
atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah, sesungguhnya hal itu adalah
istidraj.”
Kemudian, Rasulullah membacakan ayat 44 dari surah al-An’aam. Artinya, “Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Bahayanya istidraj atau pembiaran Allah SWT ini bisa terjadi dalam setiap aspek
kehidupan manusia, aspek politik, sosial, hukum, ekonomi, pendidikan dan agama.
Secara bahasa, istidraj. berarti ‘mengulur-ulur’. Selain itu, hati-hati pula dengan imlaa’
alias penangguhan dari Allah bagi mereka yang lalai mengingat-Nya. Ingat firman Allah
dalam surah al-Qalam ayat 44-45. Artinya, “Maka serahkanlah (Ya Muhammad)

4
kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Alquran). Nanti
Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah
yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku amat tangguh.”
Sehingga ketika ada seseorang yang tidak beribadah, tidak sholat, tidak zakat, tidak
puasa, bahkan tidak berakhlak, sampai pada derajat kafir, kemudian dia mendapat kan
kemakmuran, kesejahteraan, kekayaan tak terkira maka itulah istidraj (pembiaran).

Atau ada.orang yang mendapatkan jabatan dengan cara haram, melakukan suap dan cara
yang haram, tetapi jabatannya langgeng, bahkan cenderung di elu elukan pengikut nya,
maka sungguh Allah biarkan dia sampai waktu yang dijanjikan.
Atau sebuah organisasi yang menghidupkan kelompok nya dengan uang haram,
mengusulkan aturan haram, tetapi memiliki pengikut sangat banyak dan bahkan
semakin jaya, maka ini hanya pembiaran yang Allah tangguhkan.
Sama dengan sebuah negara yang kufur, tidak mengenal Allah SWT, bahkan cenderung
membangun aturan aturan yang diharamkan, tetapi mendapatkan kemajuan di atas rata-
rata negara lain, maka sungguh ini hanya sebuah istidraj.
Demikianlah bahayanya sinisme atau istihza’ yang berbuah istidraj, karena dengan
sinisme seseorang tak akan mampu menilai sebuah kebenaran, dan memprovokasi
manusia sehingga akan ragu dengan kebenaran.
Insan profetis adalah mereka yang jauh dari sinisme, mereka adalah insan yang optimis
akan sebuah kebenaran. Jikalau kebenaran itu belum sesuai dengan logika mereka,
mereka tidak langsung menafikanya, akan tetapi akan mengkajinya dengan ilmu.
Apalagi terhadap keimanan, insan profetis adalah insan yang memiliki kepercayaan
yang sangat tinggi dan mengilmui nya, bukan mengolok-olok.
Insan profetis bukan manusia yang mengejar kemakmuran Dunia, akan tetapi mengejar
keberkahan dunia. Sehingga semakin tinggi dunia mereka, semakin dekat mereka
dengan Allah SWT.
Insan profetis berjuang menghilangkan sifat sinisme dalam kerangka keilmuan,
kebangsaan dan kehidupan. Untuk menghadirkan campur tangan Allah SWT dalam
setiap aspek kehidupan. Ketika Allah menetapkan campur tangan-Nya, maka itulah
hidayah-Nya, sehingga kehidupan manusia semakin tenang dan bahagia.
Salah satunya adalah Surat Al-Anam ayat 44 :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ۤ
َ‫ب ُكلِّ َش ْي ٍء ۗ  َح ٰتّى اِ َذا فَ ِرحُوْ ا بِ َم ۤا اُوْ تُ ۤوْ ا اَخ َْذ ٰنهُ ْم بَ ْغتَةً فَا ِ َذا هُ ْم ُّم ْبلِسُوْ ن‬
َ ‫فَلَ َّما نَسُوْ ا َما ُذ ِّكرُوْ ا بِ ٖه فَتَحْ نَا َعلَ ْي ِه ْم اَ ْب َوا‬

5
fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli syaii, hattaaa izaa
farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami
pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara
tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."(QS. Al-An'am 6: 44)

Ayat lainnya tentang istidraj adalah Surat Ali Imran ayat 178 :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ  ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُۤوْ ا اَنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم َخ ْي ٌر اِّل َ ْنفُ ِس ِه ْم ۗ اِنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم لِيَ ْزدَا ُد ۤوْ ا اِ ْث ًما‬
‫ۚ ولَهُ ْم َع َذا بٌ ُّم ِهي ٌْن‬

wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li-angfusihim,


innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum 'azaabum muhiin

"Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan
mereka akan mendapat azab yang menghinakan."(QS. Ali 'Imran 3: 178)
Tidak hanya ayat Al-Qur'an, bahaya istidraj juga diterangkan dalam sebuah hadist yang
berbunyi :

Rasullulah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


"Bila kamu melihat Allah memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya,
padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal
itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.”(HR. Ahmad
4:145).
Dari penjelasan di atas, sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk selalu beribadah
dan mengingat Allah SWT.

6
B.Dalil-Dalil Hadist Qudsi Tentang Hukuman Yang Disegerahkan Sebagai
Bentuk Kasih Sayang Allah Terhadap Hambanya ( Dalil, Terjemahan, Penjelasan,
Serta Contoh Khasus)

Dalil-dalil yang Mendasarinya


Terdapat 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia

‫هنع ال َل يضر ةركب يبأ نع‬، ‫ ك الق ملسو هيلع هللا ىلص يبنال نع‬: ‫موي ىإل ءاش ام اهنم هللا رخؤي بونذ ل‬
‫يغبال الإ ةمايقال‬، ‫نيدالوال َقوقعو‬، ‫محرال ةعيطق وأ‬، ‫تومال لبق ايندال يف اهبحاصل لجعي‬
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrh RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap
dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali
al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan
menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak
No 7345).
Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim adalah
perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat
mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya.
Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.Manusia yang zalim akan mendapatkan
balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam
Alquran:

‫“ ميأل باذع مهل كئلوأ ۚق حال ريغب ضراْل يف نوغبيو سانال نوملظي نيذال ىلع ليبسال امنإ‬
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan
melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.”( QS
Asy-Syura:42)
Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati serta
tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah
penyebab keberadaan kita di dunia ini.Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang
kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap
yang dilakukan anak-anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT:

‫الو فأ امهل لقت لَف امهلَك وأ امهدحأ ربكال كدنع نغلبي امإ ۚا ناسحإ نيدالوالبو هايإ الإ اودبعت الأ كبر ىضقو‬
‫رك الوق امهل لقو امهرهنت‬

7
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orangorang
yang memutuskan tali persaudaraan.Islam mengancam dan mengecam secara tegas
orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW
bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin Muth’im RA:
‫ ال الق ﷺ ال َل لوسر نأ هنع هللا يضر معطم نب ريبج دمحم يبأ نع‬: ‫“ عطاق ةنجال لخدي‬
Tidak akan masukurga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim).
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang
yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan
ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. Sungguh
mengerikan.

Penjelasannya
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫موي هب ىفوي ىتح هبنذب هنع كسمأ رشال هدبعب ال َّل دارأ اذإو ايندال ىف ةبوقعال هل لجع ريخال هدبعب ال ¿ َّل دارأ‬
‫اذإ‬
‫ةمايقال‬
Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HRTirmidzi no.
2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫طخسال هلف طخس نمو اضرال هلف ىضر نمف مهالتبا اموق بحأ اذإ ال َّل نإو ءالبال مظع عم ءازجال مظع نإ‬
Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka Barangsiapa
yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka,
maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata.(Syaikh Al Albani

8
Penjelasan dari dua hadits di atas:
1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala
yang besar.
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
‫ءالبالب ربتخي نمؤمالو رانالب ناربتخي ةضفالو بهذال ينب اي‬
Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api
sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah
3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih
5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam
keadaan bersih dari dosa.
7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy
berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga
ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul
Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap
sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta
musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”

Contoh kasus
Saya mengambil contoh dari seseorang yang pernah mengalami masalah hidup yang
sangat berat,terlilit hutang, sakit yang sangat langka dengan kwmungkinan hidup yang
sangat tipis,namun Allah begitu mencintainya. Entah dia pernah berbuat dosa atau apa
pun sebelumnya ,hanya Allah yang tahu namun setelah semua kejadian yang sulit itu dia
menjadi sangat dekat dengan Allah SWT
Begitu hebatnya kepiawaian Dewa Eka Prayoga dalam bidang pemasaran digital hingga
ia mendapat julukan 'Dewa Selling'. Namun, pria yang juga akrab disapa Kang Dewa ini
mengalami serentetan ujian yang mungkin membuat banyak orang
menyerah.Keterpurukan pertama sudah dirasakan saat usia muda, tepatnya ketika ia
masih menjalani semester tujuh perkuliahan. Nilai utang yang harus ditanggung pun
tidak sepele, yakni mencapai Rp7,7 miliar.

9
Ya, nilai uang yang besar memang sudah didapatkannya sejak kuliah karena saat itu
sudah bisa membentuk personal branding yang cukup terkenal. "Waktu itu saya bawa
uang banyak karena saya sudah punya personal branding lantaran sering diundang
seminar di luar kampus. Sampai sampai ada teman yang nawarin saya proyek
pengadaan laptop dan lain-lain untuk keperluan kantor," papar Dewa yang kala itu
berhasil mengumpulkan puluhan investor.
Nahas, teman yang dipercaya nyatanya hanya penipu yang menjual proyek bodong. Saat
mengetahui sang teman kabur, Dewa yang saat itu merupakan mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia segera melapor ke polisi. Meski dengan kasus itu pada awalnya
masih ada 40 investor bertahan, kemudian hanya tersisa dua orang.
Untuk membayar utang, Dewa yang kala itu baru beberapa hari menikah pun mencoba
berjualan jajanan dari berkeliling menjual ceker pedas, krupuk, hingga seblak. Ia
beruntung karena sang istri, Wiwin Supiyah, rela membanting tulang bersama meski
masih menjadi pengantin baru.Kemudian jalan mulai membaik saat ia ditawari menulis
buku oleh seorang teman. Berbekal laptop jadul, Dewa berhasil menulis kisahnya hanya
dalam tujuh hari ke dalambuku berjudul 7 Kesalahan Pengusaha Pemula. Buku itu tidak
disangka laris hingga Dewa bisa berpendapatan Rp120 juta per bulan.Namun, di tengah
masa perbaikan dalam melunasi utangnya, ujian baru datang lagi. Dewa terdiagnosis
menderita GBS (guillain barre syndrome), yaitu sebuah gangguan saraf yang
mengakibatkan seluruh badanya lumpuh total. Ia pun terpaksa harus dirawat secara
intensif selama dua bulan akibat penyakit tersebut hingga menelan biaya perawatan
sebesar Rp700 juta.Meski terpuruk, Dewa tetap bersyukur karena dapat sembuh dalam
waktu empat bulan. Penulis buku Melawan Kemustahilan itu juga merasa ujian yang ia
alami telah menjadikannya sebagai pribadi yang lebih baik.
Kini, pada usia 30 tahun, Dewa tidak hanya tetap gencar berbisnis dan menjadi
motivator, tetapi juga berbagi kepada sesama dengan mendirikan pesantren bagi
kalangan tidak mampu. "Saat ini saya sedang membangun sebuah pondok Qur'an
Digitalpreneur di Cirebon. Semoga tahun depan selesai dan sedang berkampanye
mengajak teman-teman di Indonesia berwakaf dan bersedekah secara gila-gilaan,
sesering mungkin, sesempat mungkin, dengan hashtag #SedekahBrutal," pungkas
Dewa.

10
C. Berita kenabian Rasulullah SAW yang dimuat di dalam kitab-kitab suci agama
lain
Sebagai nabi dan utusan Allah yang terakhir, pemberitaan tentang Nabi Muhammad
saw. sebetulnya sudah ada dalam kitab-kitab suci terdahulu. Informasi nama,
karakteristik, sikap, ajaran, kebenaran, dan tanda kenabian Nabi Muhammad saw. Itu
semua disebutkan di dalam kitab suci terdahulu. Penjelasan ini ada di dalam kitab-kitab
sebelum al Qur`an, seperti Taurat dan Injil. Banyak bukti yang menunjukkan hal ini,
baik dari al Qur`an, hadits Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam ataupun dari
kitabkitab mereka. Para ulama sirah membawakan bukti-bukti itu dalam kitab-kitab
mereka, untuk menunjukkan bahwa kedatangan nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa
sallam telah disebutkan dalam Taurat dan Injil. Hal demikian sebagaimana disebutkan
dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang berbunyi

ُ٘‫ُ ٌ¿ُ ًح‬ٌٙٙ ‫طٌ¿¿ا‬١‫ ذج‬٠ٚ‫ػ َشح‬١ٍُ ٙ ‫ ثىج ٌخا‬٠ٚ‫ػ غع‬ٕٙ¿ُٕٙ ‫ ٌزا ٘ ُشصا‬٠ٓ ٠‫ ْؼجز‬ٛ ‫ ع ٌشا‬ٛ‫ٌ¿ٕجا ي‬ٌٟٕ ‫الا‬ِٟ‫ ِـ‬ٟ ‫ ٌزا‬ٞ ٠‫ٗٔذج‬ٚ ‫زى‬
ِ ‫بث‬ٛ ‫ف ٘ ُ ٕذػ‬ٝ ‫ ٌزا‬ٛ‫الا خىس‬ ٚ ‫ ٔج‬١ً ٠‫ِشؤ‬
ٚ ً ‫ ٌزا‬ٟ‫ػ ٔذبو‬١ٍُ ٙ ‫ ٌزبف‬٠ٓ ‫اا‬ِٕٛ ‫ػٗث‬
‫ ْ ٍحفٌّا‬ٛ ‫ٍغالا‬ ٚ ‫سض‬ٖٚ ‫شص‬ٚ ٔٚ ٖ ‫جرا‬ ٚ ‫اؼ‬ٛ ‫سا‬ٕٛ¿ٌٕ ٌٕٛ ‫ ٌزا‬ٞ ‫يضا‬
ٔ ‫ؼ‬ ِ ٗ ‫ىٌا‬ٚ ‫ؼبث ٘ ُ ه‬ ٌ ّ ‫فش‬ٚ ٠ٚ‫ى‬ٙ¿ٕٕٙ ُ ٙ ‫¿ا ٓػ‬Û‫ ش ٌّٕٕى‬٠ٚ

Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma‟ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka bebanbeban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (al Qur`an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Nabi Isa Alahissallam telah menyampaikan kabar gembira ini kepada umatnya dengan
menyebutkan namanya secara gamblang. Disebutkan dalam al Quran, yang berbunyi

‫ا¿ٌب¿¿ل ٕذ‬ٌٛٛ ‫ج ش¿¿حع ٘از‬ ٚ


ِ ١ٓ ‫ػ يب¿¿ل را‬١‫غ‬ٝ ‫ش ٓث¿¿ا‬ ٕٟ ¿‫ ءاش‬٠ً ‫ٔا‬ٟ ‫ عس‬ٛ‫ا ال َّل ي‬١ٌ‫بلذص ُى‬
ِ ٠ُ ٠‫¿عاج‬ ِ ٌّ‫ث ب‬١ٓ ٠‫ذ‬ٞ ِٓ¿ِ ٓ‫ ٌزا‬ٛ‫ ِجش خىس‬ٚ ‫ عشث اش‬ٛ‫ي‬
ّٗ ّ ٘
٠‫رؤ‬ٟ ِٓ¿ِ ٓ‫ذؼث‬ٜ ‫جٌبث ُءبج بٍّف ذحاٗ ّ¿عا‬١

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu
Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan
datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah
sihir yang nyata".

11
Hadits yang dibawakan oleh Imam al Bukhari dalam kitab Shahih-nya. Beliau
rahimahullah mengatakan,”Kami diberitahu oleh Abul Yaman, kami diberitahu oleh
Syu‟aib dari az Zuhri, dia mengatakan,‟Aku diberitahu oleh Muhammad bin Jubair bin
Muth‟im dari bapaknya (yaitu Adi, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu „alaihi
wa sallam yang wafat tahun 59 hijrah) :

ٟ‫ ٌزا‬ٞ ٠‫ػ ط ٌٕٕبٌ¿ا ششح‬ٍٝ¿ٍ ٝ‫ذل‬ِٟ‫ ِـ‬ٟ ‫¿أ‬ٚ ¿ٔ‫ؼ ب‬ ٚ ٚ


ِ ‫احبٌّا بٔأ ّذح¿¿أ بٔ¿¿أ ّذ‬ٟ ‫ ٌز‬ٞ ٠‫ ّح‬ٛ ‫ث ال َّل‬
‫ عس ذ ّؼع تلب ٌ ا‬ٛ‫ص ال¿ َّل ي‬ٍٝ¿ٍ ٝ‫ػ ال¿ َّل‬١ٍٗ ‫ٍُع‬ٚ ¿ٍ ُ٠‫ م‬ٛ‫ ْإ ي‬ٌٟ‫ ٌـ‬ٟ ‫ح بٔ¿¿أ ءبّع¿¿أ‬
‫أ شفىٌا‬ٚ ٔ‫ششبحٌا ب‬

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya aku


memiliki lima nama, yaitu saya Muhammad, Ahmad, al Maahi, yang dengan sebab saya
Allah menghapuskan kekufuran, al Hasyir, yang seluruh manusia dikumpulkan di atas
(bekas) telapak kakiku (setelahku) dan saya juga al „Aqib‟.” (Diriwayatkan juga oleh
Imam Muslim dari az Zuhri).
Dalam kitab Injil Yohanes XIV:15-16 misalnya, di situ Nabi Isa as. berkata “Jikalau
kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada
Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia
menyertai kamu selama-lamanya.” Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad
dalam Sorotan Al-Qur‟an dan Hadits-hadits Shahih (M Quraish Shihab, 2018), teks
tersebut merupakan kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad saw.
Dalam bahasa Yunani dan Suryani, kata „Penolong‟ dalam ayat tersebut adalah
Parakletos. Kata ini sebetulnya memiliki makna „yang terpuji‟. Dalam bahasa Arab,
makna kata Parakletos serupa dengan kata Muhammad atau Ahmad, yaitu orang yang
terpuji. Pemberitaan Nabi Muhammad saw. juga ada dalam kitab Taurat. Dalam kitab
Taurat Pertama Pasal ke-9 disebutkan: “Sesungguhnya Hajar ketika berpisah dengan
Sarah dan diajak bicara oleh malaikat. Malaikat berkata: „Wahai Hajar, dari
manaengkau datang? dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika Hajar menerangkan
keadaannya, malaikat itu berkata:Kembalilah karena aku akan memperbanyak
keturunanmu dan tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau akan melahirkan
seorang anak laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah mendengar kerendahan dan
ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling kuat. Kuasanya berada di atas
kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas-batas semua saudaranya.”

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menerangkan kalau pasal dalam Taurat tersebut tentang
kehadiran Nabi Muhammad saw. Sebelum Nabi Muhammad saw. diutus, kuasa
keturunan Nabi Ismail as. belum berada di atas kuasa keturunan Nabi Ishaq as. Namun
ketika Nabi Muhammad saw. diutus Allah dengan membawa risalah-Nya, maka kuasa
keturunan Nabi Ismail as. berada di atas kuasa keturunan Nabi Ishaq as. dan semuanya.
Dalam Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab Yeyasa
bab ke-42. Bunyi teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya, rumah-

12
rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali‟ berdendang dari puncakpuncak
gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dan mengabarkan
dengan tasbihnya di pulau-pulau.” Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan kalau teks
tersebut merupakan kabar gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad saw. Rumah-
rumah yang ditinggali oleh Qaidir bin Ismail menunjuk kepada negeri Arab.
Sebagaimana diketahui, Qaidir bin Ismail adalah moyang Nabi Muhammad saw. Tidak
hanya itu, teks itu juga menyebutkan tempat hijrah Rasulullah, Madinah. „Agar
penduduk Sali berdendang‟. Sali‟ atau Sal merupakan nama sebuah gunung di pintu
Madinah yang namanya masih sampai sekarang.
Informasi tentang nama Nabi Muhammad saw. juga ada dalam kitab-kitab penganut
ajaran Majusi, Budha, dan Hindu, dan Brahma. Dalam kitab suci umat Hindu,
Adharwhidma, misalnya. Nama Muhammad sudah diperkenalkan. Dalam salah satu
ayatnya disebutkan, “Wahai manusia, dengarlah dan sadarlah, Muhammad akan diutus
diantara manusia, keagungannya dipuji sampai di surga dan dia menjadikan surga itu
tunduk kepadanya, dan dia adalah Muhamid. Begitu pun dalam Bhawisyapurana, kitab
Hindu lainnya. Dalam salah satu ayatnya disebutkan tentang kedatangan Nabi
Muhammad saw.: “Pada saat itu, diutus lah seorang asing bersama para
sahabatnyadengan nama Muhamid yang diberi gelar „tuan dunia‟ dan raja, ia
membersihkan dunia dengan lima pembersih.
Muhamid dalam kitab umat Hindu tersebut diyakini sebagai Nabi Muhammad saw.
Sedangkan yang dimaksud „lima pembersih dunia‟ dalam ayat tersebut di atas adalah
shalat lima waktu. Teks tersebut juga menyebutkan sahabat Nabi Muhammad saw.
Mereka digambarkan sebagai orang yang berkhitan, tidak memotong rambut sebelah,
memakan hewan kecuali babi, tidak menggunakan tumbuhan darba untuk
membersihkan dosa, dan mereka dinamakan musalli (muslimin). Sosok Nabi
Muhammad saw. juga terdapat dalam kitab suci Weda dan sejumlah kitab suci umat
Hindu yang berbeda-beda lainnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan sekelompok
peneliti India, terdapat pribadi „Narasyans‟ dalam kitab-kitab Hindu tersebut.
Narasyans sendiri berasal dari kata nar (manusia) dan asyans (dipuji). Dengan demikian,
Narasyans merupakan orang yang dipuji atau orang yang terpuji, sepadan dengan kata
Muhammad.Begitu pun mantra-mantra dalam kitab dalam kitab Weda dan kitab suci
umat Hindu lainnya. Diantara bunyi mantranya: “Dengarlah manusia dengan penuh
hormat, sesungguhnya Narasyans dipuji dan disanjung, sedangkan kita menjaga orang
yang berhijrah –orang yang membawa bendera keamanan itu- antara enam puluh ribu
sembilan puluh musuh.” Raghib as-Sirjani dalam bukunya Rasulullah Teladan untuk
Semesta Alam (2011) mengemukakan bahwa mantra dalam kitab suci umat Hindu itu
menunjuk kepada Nabi Muhammad saw. Teks itu menyebut tentang Narasyans yang
dipuji dan disanjung. Menurut Raghib, tidak ada manusia di dunia yang dipuji dan
disanjung sebanyak Nabi Muhammad saw.Teks mantra itu juga menyebut tentang orang
yang behijrah.
Dan Nabi Muhammad saw. juga adalah orang yang berhijrah, dari Makkah ke Madinah.
Bahkan, hijrah Nabi Muhammad saw. menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam.
Terakhir, teks itu juga menyebutkan tentang jumlah musuh, yaitu enam puluh ribu

13
sembilan puluh. Jumlah ini diyakini mendekati dengan jumlah musuh Rasulullah selama
hidupnya.

Mantra lainnya berbunyi: “Kendaraannya adalah unta, istri-istrinya adalah 12 orang. Ia


mendapatkan kedudukan yang tinggi dan dengan kecepatan kendaraannya ia dapat
menyentuh langit lalu turun.” Teks mantra ini membuat informasi tentang Nabi
Muhammad saw. menjadi detil. Disebutkan juga tentang jenis kendaraannya, jumlah
istrinya, dan kemuliannya.
Bahkan, di dalam teks itu juga secara tersirat menginformasikan tentang perjalanan
Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad saw. dari Makkah hingga ke Sidratil Muntaha.
Bukan kah di dalam Al-Qur‟an Allah telah memberitahukan kepada kita bahwa Dia
telah mengutus seorang pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan bagi setiap
umat. Sebagaimana dalam QS Fathir ayat 24:”Sesungguhnya kami mengutus kamu
dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tiada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi
peringatan.”

Nahi Munkar
Kata Nahi dari akar kata bahasa Arab ٝٙٔ/naha berarti melarang, mengharamkam sehingga
definisi Nahi menjadi melarang atau mengharamkan seseorang dari sesuatu. Mungkar
berasal dari akar kata bahasa Arab juga yaitu ‫شى‬/nakara
ٔ atau ‫شىٔأ‬/ankara yang bermakna
tidak mengenal, tidak mengakui, mengingkari. Mungkar berarti perkara yang tidak
diakui atau yang diingkari, sehingga secara istilah diartikan segala sesuatu yang dilarang
dan dianggap buruk oleh akal manusia dan syariat Islam. Jika definisi kata Nahi dan
Mungkar disatukan menjadi larangan atau pengharaman melakukan sesuatu yang
dianggap buruk atau keji oleh akal manusia dan syariat Islam.
Ketika menerangkan sifat umat Islam, Imam asy-Syaukâni rahimahullah mengakatakan,
“Sesungguhnya mereka menyuruh kepada (perbuatan) yang ma‟rûf dalam syari‟at ini
dan melarang dari yang mungkar. Dan yang dijadikan tolok ukur bahwa sesuatu itu
ma‟rûf atau mungkar adalah al-Kitab (al-Qur‟ân) dan as-Sunnah.” Dari penjelasan ini,
jelas bahwa menentukan suatu keyakinan, perkataan atau perbuatan itu ma‟rûf atau
munkar bukanlah hak pelaku amar ma‟rûf nahi munkar. Namun semua itu dikembalikan
kepada penjelasan al-Qur‟ân dan as-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

14
ْ‫أس‬ٜ ‫ُٕى‬ ¿ِِٕ ‫ف‬١ٍ‫غ‬١‫ث ٖش‬١‫ُ ٌ¿ٌُ ْئف ٖذ‬٠‫ٓ ِ¿ِٓ ٗٔب ٍغجف غطزغ‬ٚ ٌُ¿ٌ ُ٠‫ر ٗ ٍجمجف غطزغ‬ٚ ٌ‫ا ُؼظأ ه‬٠ْ ّ‫ِٓ ب‬
¿ِِٕ ‫اشٕى‬
Artinya : “Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia
menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya.
Orang yang tidak mampu _dengan lisannya_, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini
adalah lemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Hadits di atas menunjukkan kewajiban mengingkari kemungkaran sesuai dengan
kemampuan. Pengingkaran terhadap kemungkaran hukumnya wajib, karena orang yang
hatinya tidak mengingkari kemungkaran, menunjukkan iman telah hilang dari hatinya.
Imam Ibnu Qudâmah al-Maqdisi rahimahullah (wafat th. 689 H) mengatakan,
“Ketahuilah, bahwa amar ma‟rûf nahi munkar adalah poros yang paling agung
dalamagama. Ia merupakan tugas penting yang karenanya Allâh mengutus para Nabi.
Andaikan tugas ini ditiadakan, maka akan muncul kerusakan di mana-mana dan dunia
akan hancur.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Amar ma‟rûf
nahi munkar merupakan penyebab Allâh Shallallahu „alaihi wa sallam menurunkan
kitabkitab-Nya dan mengutus para Rasûl-Nya, serta bagian inti agama.” Di antara
keutamaan amar ma‟rûf nahi munkar yaitu:

 Termasuk kewajiban paling penting dalam Islam.


 Sebagai sebab keutuhan, keselamatan dan kebaikan bagi masyarakat.
 Menghidupkan hati.
 Sebagai faktor yang bisa mengundang pertolongan, kemuliaan dan kekuasaan di
bumi.
 Amar ma‟rûf nahi munkar termasuk shadaqah.
 Menolak marabahaya.
 Orang yang mencegah dari perbuatan mungkar akan diselamatkan oleh Allâh
 Shallallahu „alaihi wa sallam.
 Amar ma‟rûf nahi mungkar termasuk sifat-sifat orang mukmin yang shalih. 
Amar ma‟rûf nahi munkar adalah jihad yang paling utama.  Amar ma‟rûf
nahi munkar termasuk sebab dosa diampuni.  Amar ma‟rûf nahi munkar
adalah perkataan yang paling baik dan seutama-utama amal.

Allâh SWTberfirman,

ْٛ‫ ٌز‬ٚ ‫ُٕى ٓى‬ ٌ ّ ‫فش‬ٚ ٠ٕٚٙٛ¿ْٕٛٙ ‫¿ا ٓػ‬Û‫أ ش ٌّٕٕى‬ٚ ٌ‫ئ‬ٚ ‫ٍحفٌّا ٘ ُ ه‬
¿ِِٕ ‫ ِخأ‬٠‫ ْػذ‬ٛ ‫ ٌ¿إ‬ٌٝٝ ‫ ٌخا‬١‫ ش‬٠ٚ‫ ْ ِشؤ‬ٚ ‫ؼبث‬

15
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh (berbuat) yang ma‟rûf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [Ali „Imrân/3:104]. Mengenai tafsir ayat
ini, al-Hâfizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Maksud ayat ini ialah hendaklah
ada segolongan dari umat ini yang siap memegang peran ini
(amar ma‟rûf nahi munkar)…” . Pengingkaran kemungkaran dengan tangan dan lisan,
wajib dilakukan sesuai kemampuan. Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

‫ظشف‬١‫ب‬ٙ ‫ذش ّٓٓ ّ¿و ْبو‬ٙ ٘‫ طخـٌا ٍّذػ ارإ ب‬١‫ـفخئ‬ٟ ‫ذشٓ ِ¿ِٓ ْبو ضساِل‬ٙ ٘‫٘بشو ب‬ٙ ‫يبل‬
ٚ ‫حش‬ِ : ‫بػ ةبغ ٓ ّو ب٘ ش ٔىأ‬ٙ¿ٕٕٙ ِٓ¿ِ ٓٚ ‫بػ ةبغ‬ٙ¿ٕٕٙ
Artinya : “Jika sebuah kesalahan dilakukan di muka bumi, maka orang yang melihatnya
kemudian membencinya (Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam pernah bersabda: lalu
mengingkarinya) sama seperti orang yang tidak melihatnya sementara orang tidak
melihatnya namun merestuinya maka sama seperti orang yang melihatnya” .

Munkar adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat dan dianggap buruk oleh akal
sehat. Adapun contoh perbuatan munkar antara lain berbohong, iri dan dengki, takabur,
mencuri, mengadu domba, berbuat zalim, menyuap, berzina, membunuh, dan perbuatan
yang tidak dibenarkan oleh Islam. Dalam pandangan Islam, menyeru kepada kebenaran
dan menegakkannya, menafkahkan harta di jalan Allah SWT, dan berjuang melawan
kezaliman merupakan perbuatan penting yang ditekankan dalam nahi munkar. Sehingga
sudah menjadi kewajiban manusia untuk menghidupkan dan memelihara perbuatan
ma‟ruf serta menghilangkan perbuatan munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT yang berbunyi:

ٌ ّ ‫فش‬ٚ ٠ٕٚٙٛ¿ْٕٛٙ ‫¿ا ٓػ‬Û‫ ش ٌّٕٕى‬٠ٚ‫ ْػسبغ‬ٛ ‫ ف‬ٟ ‫ ٌا‬١‫أ داش خ‬ٚ ٌ‫ئ‬ٚ ‫ه‬
ِِٓٓ ‫حٌبصٌا‬١ٓ ٠‫ؤ‬ِٕٛ¿ِْٕٛ ْٕٛ‫ا للَّبث‬ٚ ١ٌَ ٛ ‫ا‬٢‫ شخ‬٠ٚ‫ ْ ِشؤ‬ٚ ‫ؼبث‬
Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”(QS.
Ali Imron(3) :114).

Fitnah Akhir Zaman


Fitnah akan semakin berat, terutama di akhir zaman. Di dalam hadits-hadits yang shahih
terdapat gambaran fitnah-fitnah yang disebutkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi
wasallam, bahwa kita harus siap menghadapi segala fitnahnya. Sebab, ada kalanya
fitnah tersebut sedang kita alami. Membahas masalah fitnah ini bukan hanya sebatas

16
hiburan, ataupun pelarian. Sebab jika manusia mengalami kondisi tertekan, lalu
menyebabkan bingung dan berputus asa, ia terbiasa mencari jalan pintas, sehingga yang
dipikirkan hanya kapan turunnya Imam Mahdi, kapan Islam dapat berjaya, atau lebih
buruk lagi yaitu kapan Dajjal turun.
Ada beberapa tanda akhir zaman yang telah Nampak dan dapat dengan mudahnya kita
menemukan tanda-tanda tersebut di dalam kehidupan kita saat ini. Sebagaimana tanda
yang disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW yang berbunyi

ٚ ¿ٍ‫ا‬ٍٛٛ ‫ ال ال َّل ْإ‬٠‫ؼ طجم‬


‫اٍ¿ع¿¿فُ ٍ¿ٍُػ‬ٍٛٛ ‫ظأ‬ ‫اضزاُ ٍ¿ٍُ ٌا‬
ٔ ‫ بػ‬٠‫ضز‬ ٌ ٚ ٓ ٠‫ؼ طجم‬ ‫زح ءبٍّ ٌا‬ٝ ‫ُ ٌ¿ٌُ ارإ‬٠‫زخرا بٌّبػ نشز‬
‫ؼ طجمثُ ٍ¿ٍُ ٌا‬
ٕ ‫ى ط ٌٕٕبٌ¿آ ِ¿ِٓ ٗػ‬
ٍٛ
‫ ءس ط ٌٕٕبٌ¿ا‬ٚ‫ ج بع‬ٙ‫اٍ¿ئغف الب‬ٛ ‫غث ازفؤف‬١‫ش‬ ٛ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari manusia secara sekaligus,
namun dengan mencabut para Ulama, hingga Allah tidak menyisakan seorang alim,
maka manusia mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh, mereka ditanya lalu
menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.
Ubadah bin ash-Shamit z meriwayatkan dari Rasululullah, lalu menyampaikan kepada
seorang Tabi‟in berama Jubair bin Nufair,

‫ثذحل ذئش ْإ‬


ِ ‫ ؤث ٕه‬ٚ‫ُ ٍ¿ٍُػ ي‬٠‫عش ٌخا ط ٌٕٕبٌ¿آ ِ¿ِٓ غفش‬ٛ ٠‫هش‬
ٛ ‫ذجغ ًخذر ْأ‬
ِ ‫شر الف خػ بّج‬ٜ ‫ف‬١ٗ ‫بؼشبخ الجس‬

Artinya: “Jika engkau mau aku beri tahukan ilmu yang pertama kali diangkat, yaitu
khusyu‟. Sehingga engkau hampir tidak melihat seorangpun khusyu‟ saat memasuki
masjid.”
Sekarang kita begitu sulit mendapatkan kekhusyu‟an, dan ini adalah salah satu pertanda
diangkatnya ilmu. Antisipasi kita dari kondisi seperti ini adalah harus mencari ilmu dari
sumbernya dan berdasarkan dalil yang shahih. Tidak boleh asal bicara, namun harus
dengan sumber yang akurat dan keabsahan dalil yang dapat dipertanggungjawabkan,
kemudian penjelasan dalil yang tidak disertai hawa nafsu. Sebab utama rusaknya ilmu
adalah pengaruh hawa nafsu, baik karena kepentingan pribadi, kelompok, politik, dan
seterusnya.

Kedua, Merajalela perzinahan. Jika kita melihat lingkungan sekitar, model perzinahan
sudah begitu menyeruak dengan banyak-banyak istilah yang digunakan, seperti panti
pijat, salon, dan istilah lainnya. Begitu pula dengan media yang mendorong untuk
melakukan perzinahan, melalui film, gambar, koran, majalah, dan lainnya. Ini semua
banyak tersebar di tengah-tengah kita.

17
Dalam hadist Aisyah radliyallahu „anha, ketika Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam
berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
‫ ٌج‬ٚ ‫ى‬١‫ثو ُز‬١‫ب اش‬ ٚ ٌٛ ْ ٍّٛ ِ ‫ل ُزىح ٌعُ ٍ¿ٍُػ أ‬١ٍ‫ال‬
ِ ‫ ٌ¿ ال َّل ّذ‬ٛ‫ْ ٍّ¿ؼر‬ٛ‫ب‬
ِ ِٓ¿ِ ٓ‫غأ ذحأ‬١‫ ْأ ال َّلٓ ِ¿ِٓ ش‬٠‫ٔض‬ٟ ‫أ ٖذجػ‬ٚ ‫ٔضر‬ٟ ‫ ِٗزأ‬٠‫ح ِخأ ب‬
Artinya : "Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi
Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad
seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian
akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua
tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Ada rahasia yang penting dibalik penyebutan dosa besar zina pada saat shalat kusuf
(shalat gerhana). Yaitu maraknya perzinaan adalah tanda-tanda hancurnya dunia dan
hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu bentuk tanda kiamat. Maraknya perzinaan
adalah tanda-tanda hancurnya dunia dan hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu
bentuk tanda kiamat.Ini menunjukan bahwa masyarakat kita pikirannya masih rusak dan
aqidahnya belum kuat, sehingga senang dengan hal-hal seperti itu. Kita harus
mempersempit ruang gerak perzinahan, terutama di daerah kita masing-masing. Yang
pertama kali harus kita jaga adalah keluarga kita. Sebab perzinahan menurut Imam
Syafi‟i berawal dari pandangan.
Ketiga, diminumnya khamr. Ada sejumlah orang-orang kaya membuat acaraacara
dengan biaya begitu mahal. Di dalam acara itu terdapat perlombaan “kuat-kuatan”
minum Bir, karena itu menjadi suatu kebanggan bagi mereka. Ditambah lagi dengan
diputarnya music dengan sangat lantang sehingga membuat mereka semakin terlena.
Otak mereka telah dirasuki setan, jika sudah menyentuh minuman keras, mereka
meminumnya hingga tak berdaya lagi. Perlu diketahui bahwa minuman keras adalah
Ummul Khaba-its (induk dari segala kejahatan). Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari,
Abu Malik al Asy‟ari bahwa dia mendengar Nabi shallallahu „alaihi wasallam
bersabda:

١ٌ‫ٔٓى‬ٛ ِٓ¿ِ ٓ‫أ‬ٟ‫َاأل ِز‬ٛ ٠‫ْ ٍ¿ْحزغ‬ٍٛٛ ‫ٌا ش ٌحا‬ٚ ‫شح‬٠‫ا ش‬ٚ ‫ؼ ّش ٌخ‬
‫ا‬ٚ ٌ ّ ‫فصب‬
Artinya : "Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap
halal perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik." (HR. Bukhari)
Makna yastahilluuna (menghalalkan), menurut Ibnul „Arabi adalah mereka
meyakininya sebagai sesuatu yang halal, sehingga mereka terus-menerus melakukannya
tanpa beban, seolah-olah menikmati sesuatu yang halal. (Disarikan dari ucapan Ibnul
„arabi dari Fathul Baari: 16/61 dari Maktabah Syamilah)
Keempat, Banyaknya perempuan dan sedikitnya laki-laki. Sedikitnya laki-laki karena
mereka banyak yang meninggal, baik karena penyakit, ataupun sebab-sebab lainnya.
Imam Nawawi menyebutkan, “Karena mereka dibunuh.” Apabila laki-laki banyak yang
meninggal, maka yang terjadi adalah banyak perempuan yang masih perawan maupun

18
janda. Jumlah disebutkan Rasulullah ` menyebutkan perbandingan antara laki-laki
dengan perempuan adalah 1:50. Ini semua menjadi pertanda dekatnya hari Kiamat.
Masih terdapat banyak lagi tanda-tanda akhir zaman yang telah nampak di sekitar kita
namun ada pula beberapa tanda akhir zaman yang belum terjadi. Tandatanda tersebut
merupakan pertanda besar jika kiamat besar akan segera terjadi. Tandatanda akhir
zaman yang belum terjadi tersebut disebutkan dalam salah satu hadis Rasulullah SAW
yang berbunyi

¿ِ ِٓٓ ‫ ْى¿¿ر ال خػب ٌغ¿¿ا ْإ ًحش¿ر ْذػ حشؼل‬ٛ ‫زح‬ٝ ‫ ْى¿¿ر‬ٛ ‫آ ششػ‬٠‫دب‬: ‫قشش¿بث ُغخ‬، ٌّ ٚ ‫ةش¿ ٌّغبث‬، ‫ُغخ‬
‫ُغخ‬ ٚ ‫ف‬ٟ ‫ضج‬٠‫ؼ حش‬
‫شة ٌا‬
ٚ ٚ
‫يبج ٌذا ْبخ ٌذا ط ٌٕٕبٌ¿ا‬، ‫خثاد‬
ٚ ّ
ٛ ‫غ‬ٚ ‫ع‬ٛ¿ٍٍٛ ‫ثشغٓ ِ¿ِٓ ظ ٌشا‬
ِ ٚ ‫ج‬،
‫ضساِل‬، ٠ٚ‫ججؤ‬ٛ ‫جؤ‬ ٔٚ ‫جشخر‬
ِ ٙ‫ب‬، ‫سب‬

Artinya : “Kalian tidak akan pernah melihat hari kiamat sehingga kalian melihat 10
pertandanya. Yaitu munculnya Dukhon (asap), Dajjal, dabbah, terbitnya matahari dari
barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Yajuj Majuj, tiga musibah terbenamnya tanah
yaitu di tanah Timur, di tanah barat dan di Jazirah Arab dan akhir dari pertanda kiamat
tersebut adalah terdapat api yang menggiring umat manusia pada tempat di mereka
bangkitkan”. (HR. Muslim)

ُ٠‫شغ‬ٝ ‫أ ةازػ ٘از ط ٌٕٕبٌ¿ٱ‬١ٌ


“Kabut itu meliputi seluruh manusia. Inilah azab yang pedih.” (QS. Ad-Dukhon: 11)
Allah mengabarkan dalam ayat ini, kabut tersebut akan meliputi seluruh manusia. Jika
kabut itu hanya menimpa kaum Quraisy, maka tidak disebut meliputi seluruh manusia.
Karena hanya menimpa sekelompok orang saja. Ad dukhan bentuknya berupa asap yang
jika mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika
mengenai orang kafir akan keluar cairan dari kuping mereka dan merasakan kesakitan
yang luar biasa.
Dari Abdullah bin Mas‟ud radhiallahu‟anhu, Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam
bersabda:

َ٠‫رؤ‬ٟ ‫ ط ٌٕٕبٌ¿ا‬٠َ ٛ ‫ ٌما‬١‫ْبخد ِخب‬، ‫ف‬١‫ ُعبفٔؤث زخؤ‬ٙ ‫زح‬ٝ ٠‫و ِٕٕٕٗٗ ِ¿ ٘ ُزخؤ‬١ٙ‫بوضٌا خئ‬
“Akan datang dukhan (asap) kepada manusia di hari kiamat, yang memasuki pernapasan
mereka, sehingga mereka akan merasakan seperti pilek” (HR. Muslim no.2798).

Dari Abu Malik Al Asy‟ari radhiallahu‟anhu, Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam


bersabda:

19
ِٕٗ ‫ خث¿¿ا ٌذا خ‬، ‫¿ا‬ٚ ¿ٌ‫ُوسزأ ُىثس ْإ يبج ¿ ٌذا خثٌبث‬
ٔ ‫ بثالث‬: ‫ ْبخ ٌذا‬٠‫ ّخوضٌبوٓ ِ¿ِٓ ٌّؤا زخؤ‬، ٠ٚ‫ف شفبىٌا زخؤ‬١‫خفز‬
ٕ ‫زح‬ٝ ٠‫ّغ ِغ ًوٓ ِ¿ِٓ جشخ‬
‫ا‬ٚ ٌ‫بث‬١ٔ
“Sesungguhnya Rabb kalian memperingatkan kalian dari tiga hal: asap yang jika
mengenai orang Muslim maka mereka merasakan seperti pilek, sedangkan jika
mengenai orang kafir maka mereka akan sesak nafas dan keluar cairan dari kuping
mereka, kemudian yang kedua munculnya dabbah dan yang ketiga munculnya dajjal”
(HR. Thabrani, dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 7/235).
Dalam riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu‟anhu:

‫ج ٍك ٌخبف‬ ْ ّٛ ٌ ‫ قش‬، ‫فٓ ِ¿ ٌِّٓؤا بِآف‬ٙٛ ‫ػ‬١ٍٗ ‫ ّخوضٌبو‬، ‫أ‬ٚ ِ‫ف شفبىٌا ب‬١‫دا ٖبشغز‬ٛ¿Ûٌّٛ
ٍِ ¿ّ ْٛ‫اف‬ٟ ‫ؼ‬
“Manusia akan berkumpul di Irak. Adapun orang Mukmin, mereka akan merasakan
seperti pilek.Sedangkan orang kafir mereka akan tertutupi kematian” (HR.Ibnu Wazir
dalam Al,Awashim wal Qawashim,dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib
np.3639)

D. Al-Quran Sebagai Sumber Sains Dan Teknologi


Teorisasi dan Saintifikasi
Teori dapat didefinisikan hubungan dasar dari dua atau lebih sesuatu atau konsep
atau variabel.39 Sementara itu, yang dimaksud hubungan dasar adalah pola hubungan
yang mesti harus terjadi dan tidak ada pola hubungan lain. Contohnya adalah ketika
Sumaryono menikah dengan Sumaryani, maka dapat dilakukan teorisasi bahwa akan
ada anak yang lahir akibat pernikahan keduanya. Kelahiran anak hanya dimungkinkan
kalau Sumaryono berhubungan seksual dengan Sumarya-ni. Hubungan bersebadan yang
menjadi sebab bertemunya sel sperma Sumaryono dengan indung telur milik Sumaryani
di dalam rahimnya inilah yang dimaksud dengan hubungan dasar.40 Jika keduanya tidur
berhimpitan tetapi tidakmelakukan hubungan seksual Sumaryani tidak akan pernah
melahirkan anak. Tidur berhimpitan hanya merupakan hubungan aksidenbagi
terwujudnya anak.Sains apapun jenisnya, dibedakan dari knowledge, hanya bertumpu
pada teoriyang diperoleh dari objek pengetahuan yang berupa data-data fakta empiri.
Tegasnya, sains adalah kumpulan sistemik dari segugusan teori.41Yang dimaksud
kumpulan sistemik harus memenuhi kualifikasi metode ilmiah sebagaimana ungkap
Kemeny42, atau keteraturan data.43Sains apapun jenisnya, dibedakan dari knowledge,
hanya bertumpu pada teoriyang diperoleh dari objek pengetahuan yang berupa data-data
fakta empiri. Tegasnya, sains adalah kumpulan sistemik dari segugusan teori.41Yang
dimaksud kumpulan sistemik harus memenuhi kualifikasi metode ilmiah sebagaimana
ungkap Kemeny42, atau keteraturan data.

Untuk memperjelas bagaimana sebuah ilmu terbentuk,berikut ini disampaikan sebuah


bagian ilmu:

20
Keterangan
P : Sesuatu,pengetahuan,konsep,variable
T: teori
Pembidangan Sains
Sebenarnya, pemisahan dikotomis bahwa ilmu dapat dibedakan menjadi ilmu agama
dan ilmu umum, atau trikotomis: ilmu-ilmu kealaman (natural sciencies), ilmu-ilmu
sosial (social science), dan humaniora, atau trikhotomilainnya: ilmu-ilmu normatif
(normative sciencies), ilmu-ilmu teoritis (theoritical sciencies), ilmu-ilmu praktis
(practical sciencies) yang masing-masing berbeda, terutama sumbernya, menurut ilmu
Islam tidak memilki pijakan yang kuat. Ilmu Islam44 mengakui dikotomis, trikotomis,
atau multikotomis yang mengerucut menjadi konsursium ilmu.
Namun agama ini menyatakan bahwa semua ilmu, apapun jenisnya, berasal dari Allah
dalam kapasitas sebagai al-‘Alim dan al-Mu’allim. Diktum ini bisa mengacu kepada
ayat sebagai berikut: “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”45Kata ‘ya’lam’ pada ayat ini merupakan sighat fi’il muḍari’ memilki
dua macam makna: zaman ḥal (sekarang) dan zaman istiqbal (waktu yang akan
datang).46Dari pembedaan keduamakna ini, dapat dipahami bahwa pengajaran Allah
kepada manusia bukan hanya terbatas pada ketakterhinggaan konsep (zaman ḥal), saya
tahu , melainkan juga ‘saya dapat menjadikan ini, ini, dan ini menjadi itu’. Kata ‘itu’
dalam ungkapan ini pada saat sekarang belum ada wujudnya.

Karena kegiatan akal yang senantiasa melakukan konseptualisasi terhadap objek-objek,


hasilnyamampu mengubah benda-benda alami menjadi benda-benda budaya, bahkan
peradaban.47 Singkatnya, pengajaran Allah kepada manusia mencakup bukan saja
hanya ilmu-ilmu normatif, melainkan juga ilmu-ilmu teoritis dan ilmuilmu teknik atau

21
ilmu praktis.48 Proses konseptualisasi pengetahuan, teori, dan sains dari Allah kepada
manusia dapat dilihat pada skema sebagai berikut:

MODEL 149
PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN

Keterangan
Yang dimaksud objek dalam skema di atas adalah objek yang bersifat sam’iyyah, secara
literal berarti sesuatu yang hanya didengar dan yang dimaksud adalah wahyu yang
datang dari Allah sebagai petunjuk dan berada di luar yang dipikirkan oleh manusia,
eskatologis yang bersifat immaterial, seperti: surga, al-ḥauḍ, thuba, neraka, ‘arsy, rafraf,
sidratul mutaha, mimbar, kursyi, malaikat, syafaat,dan iblis Objek-objek wilayah ini
tidak dapat dipersepsi
oleh indera, melainkan diterima atas dasar iman melalui intuisi.

MODEL 2
PROSES TERJADINYA PENGETAHUAN

22
Keterangan
Konsep, pengetahuan berasal dariAllah. Allah mengilhamkan kepada
manusia ke dalam intuisi (qalb/fuad) muatan ilham menembus kepada indra. Data-data
indrawi menuju kepada akal.Ada pengolahan di dalamnya hingga menghasilkan suatu
pengetahuan. Skema di atas (model 2) disarikan dari gagasan Iqbal dalam
menafsirkanbagaimana Allah melimpahkan pengetahuan, konsep, variabel, dan
sainskepada manusia.50 Demikian ia berujar:
What is screte of nevelties of scienceA desire wich realised it self by its own strenght
And burst fort from the heart and took shape
Nose, hand, brain, eye, and ear, thought, imagination,
Feeling, memory, and understanding

Allah kepada manusia. Pertama-tamaAllah mengilhamkan sesuatu ke dalam hati


sanubari. Kedua, sesuatu membus ke indra, bisa kepada penglihatan saja kalau sesuatu
itu hanya penampakan ke dalam indra penglihatan, umpama pemandangan di suatu
puncak gunung. Sesuatu bisa hanya menembus ke indra pendengaran saja, umpama
gelombang suara. Sesuatu bisa menembus ke indra penglihatan dan pendengaran,
umpama menonton tayangan televisi, di dalamnya ada suara dan gambar, dan animasi.
Sesuatu bisa menembus ke indra penglihatan dan pencecap, umpama merasakan
lezatnya makan nasi dengan lauk gulai kepala ikan. Sesuatu bisa menembus ke indra
penglihatan dan penciuman hidung, umpama melihat dan mengisap harumnya bunga
melati. Ketiga apa yang diterima indra berlanjut ke akal. Di sini terdapat aktifitas
berfikir hingga menimbulkan suatu pengertian. Kualitas enak, baik, indah, banyak,
sedikit adalah hasil dari pemaknaan gejala yang masuk ke dalam akal.
Pembidangan sains sebenarnya hanya ditentukan oleh jenis objeknya. Jika objek yang
dipersepsi itu adalah benda-benda alamiah, maka sains yang akan terbangun adalah
segugusan konsep, proposisi, dan teori pembentuk sains kealaman (natural science).
Contoh ilmu ini antara lain: teknik sipil dan teknik komputer. Jika objek yang dipersepsi
itu ditinjau dari aspek fa’alnya, maka sains yang terbangun adalah segugusan konsep,

23
proposisi, dan teori pembentuk ilmu-ilmu praktis
(practical science).
Contoh ilmu ini antara lain: teknik otomotif dan teknik elektro. Jika objek yang
dipesepsi ditinjau dari aspek kualitas maka ilmu yang akan terbangun adalah
sekumpulan konsep, proposisi, dan teori penbentuk ilmu-ilmu normatif. Contoh ilmu
normatif antara lain ilmu akhlaq, ilmu fiqh, dan tafsir-hadis. Jika objek yang dipersepsi
itu perilaku manusia, maka sains yang akan terbangun adalahsejumlah konsep,
proposisi, dan teori pembentuk ilmu-ilmu sosial. Contoh ilmu-ilmu sosial antara lain
sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
Teknologisasi
Kegiatan intelektual manausia tidak boleh berhenti pada sains, mengerti tentang
suseuatu, bahwa air dipanaskan100oC pasti memuai, bahwa permukaan air pada
beberapa bejana yang saling terhubung adalah sama, dan natur air mengalir pada tempat
yang lebih rendah dari keberadaan semula.Ilmu harus berlanjut dan menghasilkan
teknologi. Teknologi memang anak kandung dari sains itu sendiri.51Istilah teknologi
berasal dari bahasa Yunani ‘technologia’. Kata ini terdiri atas dua konsep,‘techne’ dan
‘logos’. Arti asal ‘techne, adalah art, skill, dan science. Secara istilahi
berartiseperangkat prinsip, metode rasional yang terkait dalam memproduksi sesuatu.
Kata ‘logos’ secara umum. berarti ilmu atau sains.52 Jadi, yang
dimaksud dengan teknologi adalah ilmu tentang metode memproduksi sesuatu.Membuat
gedung tinggi, kokoh, indah dan megah adalah berdasar pada teknologi – yang secara
akademis untuk era mutakhir ini merupakan kolaborasi dari berbagai ilmu teknik,
seperti arsitektur, sipil, matematik, dan yang lainnya yang terkait. Secara empiris,
pembuatan gedung
tampak tidak terkait dengan doktrin AlQuran, bahwa teknolog pembuat itu sekularis-
ateistik atau teistik-islamis adalah sama saja. Akan tetapi, dalam analisis ilmu Islam,
kegiatan ini sangat inherent dengan doktrin Al-Quran, yaitu jika ditelusur balik yang
bermula dari pembentukan konsep.
Dalam setiap langkah rute keilmuan, teknolog Islam senantiasa berkesadaran
ilahiyahAksiologi Ilmu Term aksiologi berasal dari bahasa Yunani ‘axios’ yang berarti
nilai atau manfaat, dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Dengan demikian, secara praktis
aksiologi berarti bagaimana memandang, dalam kacamata memandang menurut apa
adanya,metode ilmiah, hingga dimensi metafisikanya, bahwa sesuatu itu memilki nilai
atau manfaat.53

Karena pembentukan sains-teknologi Islam dituntun oleh doktrin alQuran dan basis
sang ilmuwan maupun teknolognya adalah kesadaran ilahiyah–sebagai perwujudan
dimensi metafisik -maka dalam merangcang kegunaan harus tetap mengacu atas nama
Tuhan, bismi Rabbik’. Gedung kokoh, indah, dan mewah dapat difungsikan sebagai
pusat kegiatan kasino, lokalisasi transaksi seksual, atau secara umum sebagai media
kesenangan lahiriah-dunyawiyah (hedonistik). Pemanfaatan model ini didasarkan atas
pemihakannya pada

24
‘the rational theory of value’, the naturalistic theory of value, atau ‘the emotive theory
of value terhadap gedung tersebut, bisa juga digunakan sebagai ḥalaqah ulama
sedunia dalam aktivitasnya mengupayakan kedamaian dunia dan kemakmuran bumi
yang didasarkan pada pemihakan ‘the intuitive theory of value54yang wujud konkritnya
adalah kesadaran islamiyah. Final goal sainsteknologi Islam adalah marḍatillāh.

E.Pengertian Dan Orang-Orang Salafussalih Yang Sesungguhnya ( Generasi


Sahabat, Tabi’in,Dan Tabi’it Tabi’in )
Pengertian Salafus Shalih
Secara bahasa, salafus shalih berasal dari tiga huruf, yaitu sim, lam, dan fa. Tiga
huruf ini menunjukkan makna “yang terdahulu atau orang-orang yang telah lampau”.
Para ulama membagi salafus shalih menjadi tiga golongan, yaitu para sahabat nabi,
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. ketiga golongan ini diyakini sebagai orang-orang terbaik
yang hidup setelah Rasulullah SAW.

‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫اس قَرْ نِي‬
ِ َّ‫» َخ ْي ُر الن‬

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang hidup pada masaku,kemudian manusia yang


hidup pada masa berikutnya,kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.”
( Bukhari(2652),Muslim (2533)).
Sebagai seorang Muslim, kita hendaknya mengikuti jejak salafus shalih. Sebab mereka
adalah golongan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka
banyak membantu Rasulullah dengan harta benda dan jiwa raganya dalam menyebarkan
Agama Allah SWT.
Tabi’in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para
Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja
lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa
Sahabat masih hidup. Tabi’in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi.

Tokoh-tokoh Tabi’in
 Uwais Al-Qorniy
 Said bin Al-Musayyib
 Urwah bin Az-Zubair
 Saalim bin Abdillah bin Umar
 Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud

25
 Muhammad bin Al-Hanafiyah
 Ali bin Al-Hasan Zainal Abidin
 Al-Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq
 Al-Hasan Al-Bashriy
 Muhammad bin Sirin
 Abu Hanifah Umar bin Abdul Aziz

Muhammad bin Syihab Az-Zuhriy.


Tabi’ut tabi’in atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam teman
sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi.
Tabi’ut tabi’in disebut juga murid Tabi’in. Menurut banyak literatur Hadis : Tab’ut
Tabi’in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi’in dan
sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi’in yang
ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi’in yang terahir wafat
sekitar 110-120 Hijriah. Dalam kalangan 4 imam mazhab ahli sunnah waljamaah imam
Hanafi tidak termasuk dalam tabi’ tabiin karena beliau pernah berguru dengan sahabat
Nabi. Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin
karena mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi bertemu
dengan Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 80-90 Hijriah.

Tokoh-tokoh Tabi’ut tabi’in


 Malik bin Anas
 Al-Auza’iy
 Sufyan Ats-Tsauriy
 Sufyan bin Uyainah Al-Hilaliy
 Al-Laits bin Saad
 Abdullah bin Al-Mubaarok
 Waki’
 Asy Syafi’i
 Abdurrahman bin Mahdiy
 Yahya bin Said Al-Qathan
 Yahya bin Ma’in
 Ali bin Al-Madiniy.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://ummetro.ac.id/bahagia-dengan-al-quran-istihza-sinisme-dan-istidraj-
pembiaran/
2. https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-232529598/dalil-dan-ciri-
ciri-istidraj-azab-terbesar-dari-allah-berwujud-kenikmatan?_gl=1%2A71ea7l

26
%2A_ga
%2AaDRlVFdzLXFnd0xqb2tLU0hTR01fSkNLa1pmR3pVQzhlaXFfNDZsRm1
ISTBBaEhnRHFWUHF6X213Sjc0VlVtWA..&page=6
3. https://issuu.com/dannilroikhan/docs/artikel_agama_islam/s/12452859
4. https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teologia/article/download/405/371
5. https://m.kumparan.com/amp/hijab-lifestyle/mengenal-tabiin-dan-tabiut-tabiin-
1540298896607695377
6. https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-salafus-shalih-lengkap-dengan-
dalil-anjuran-untuk-mengikutinya-1v4Wenp4Emp
7. https://issuu.com/puanasniyulianti/docs/tugas_artikel_pai_puan_asni_yulianti_l1
c020078 (Diakses pada 7 Oktober 2021 )

27

Anda mungkin juga menyukai