Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
NIM : L1B021114
FAKULTAS FISIPOL
Daftar Isi
1. Istidraj..................................................................................................................................3
A. Pengertian Istidraj...........................................................................................................3
B. Konsep Istidraj..................................................................................................................4
C. Dalil-dalil..........................................................................................................................5
2. DALIL-DALIL HADIS QUDSI....................................................................................................8
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA
LAIN ………………………………………………………………………………………………………………………………………11
1. Hindu..............................................................................................................................11
2. Kristen............................................................................................................................14
3. Yahudi.............................................................................................................................19
4. Al-QUR’AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI......................................................20
A. Pengertian......................................................................................................................20
B. Fungsi Al-Quran yang Terkait Dengan Saintek..............................................................22
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA: GENERASI
SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN........................................................................................24
A. Pengertian Salafussalih..................................................................................................24
B. Pengertian Tabi’in..........................................................................................................25
C. Pengertian Tabi’ut Tabi’in.............................................................................................25
Daftar Pusaka.............................................................................................................................27
2
1. Istidraj
A. Pengertian Istidraj
Ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa Arab
berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah, istidraj
memiliki makna azab berwujud kenikmatan.
Istidraj adalah tipuan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap orang – orang yang
membangkang terhadap-Nya. Dalam hal ini Allah SWT mengabulkan segala keinginan
manusia dengan membukakan pintu – pintu kesenangan, yang mana hal itu sebenarnya
adalah kehancuran, kenistaan, dan kesengsaraan baginya.
Arti Istidraj, yaitu suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam
keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. Jadi, ketika Allah membiarkan kita
sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika
bermaksiat, berat untuk bershadaqah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki,
mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, menganggap enteng
perintah- perintah Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat, dan tidak
mau menuntut ilmu syar’i tetapi Allah tetap memberikan mereka harta yang berlimpah,
kesenangan, hidup aman, tidak sakit dan tidak pula tertimpa musibah bersiaplah untuk
menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Pada saat seseorang tertimpa istidrāj, ia sangat terlena dengan semua yang dia punya,
sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. Dia lupa bersyukur atas
nikmat yang diberikan, begitu juga ia gemar melakukan kemaksiatan tanpa merasa
berdosa. Dan mengangggap nikmat yang Allah Swt berikan merupakan sebuah
kebaikan untuknya. Ketika hal ini terjadi, maka akan berakibat nantinya mendapatkan
siksaan dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka dari itu, perlu meminta pertolongan
kepada Allah Swt dan juga mengasah keimanan agar terus meningkat sehingga
menyadari hakikat nikmat dan siksaan.
3
Hal seperti ini biasanya memang Allah berikan kepada orang-orang kafir dan ahli
maksiat. Sebagaimana keterangan berikut:
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada
mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada
mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al Mu’minun: 55-56)
Jadi, ketika ada orang yang tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, gemar bermaksiat,
tetapi hidupnya makmur, sejahtera, dan bergelimang kemewahan, ini adalah tanda-
tanda istidraj.
Ketika seseorang meraih pangkat dan jabatan atau kemenangan dengan cara-cara yang
zalim dan menghalalkan segala cara, sesungguhnya hal ini juga pengertian istidraj
dalam islam.
Demikian pula, kalau ada negara yang kufur kepada Allah, menghalalkan apa yang
diharamkan oleh Allah, melegalkan beragam bentuk maksiat, memerangi orang-orang
yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, membatasi atau melarang berbagai aktivitas
dakwah. Negara itu bisa saja secara zahir tampak maju di berbagai aspek kehidupan.
Namun, kemajuan itu tak lain istidraj.
4
B. Konsep Istidraj
1. Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah
Ibnu Athaillah berkata :
“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap
dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj
oleh Allah”
“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus
melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat
kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin
banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun
mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah
menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.
4. Jarang Sakit
Imam Syafi’I pernah mengatakan:
Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau
tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.
C. Dalil-dalil
QS. Ali 'Imran Ayat 178
َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اَنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم خَ ْي ٌر اِّل َ ْنفُ ِس ِه ْم ۗ اِنَّ َما نُ ْملِ ْي لَهُ ْم لِيَ ْزدَاد ُْٓوا اِ ْث ًما ۚ َولَهُ ْم َع َذابٌ ُّم ِهي ٌْن
5
178. Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan
mereka akan mendapat azab yang menghinakan.
ٓ
ُ ِاب ُك ِّل ش َْي ۗ ٍء َح ٰتّى اِ َذا فَ ِر ُح ْوا بِ َمٓا اُ ْوت ُْٓوا اَ َخ ْذ ٰن ُه ْم بَ ْغتَةً فَا ِ َذا ُه ْم ُّم ْبل
َس ْون َ س ْوا َما ُذ ِّك ُر ْوا بِ ٖه فَت َْحنَا َعلَ ْي ِه ْم اَ ْب َو
ُ َفَلَ َّما ن
44. Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.
َّ ثُ َّم بَ َّد ْلنَا َم َكانَ ال َّسيِّئَ ِة ْال َح َسنَةَ َح ٰتّى َعفَوْ ا َّوقَالُوْ ا قَ ْد َمسَّ ٰابَ ۤا َءنَا ال
ْ َ ضر َّۤا ُء َوال َّسر َّۤا ُء فَا
َخَذ ٰنهُ ْم بَ ْغتَةً َّوهُ ْم اَل يَ ْش ُعرُوْ ن
95. Kemudian Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan (sehingga keturunan dan
harta mereka) bertambah banyak, lalu mereka berkata, “Sungguh, nenek moyang kami
telah merasakan penderitaan dan kesenangan,” maka Kami timpakan siksaan atas
mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.
6
182. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
ص ع َٰلى َعقِبَيْ† ِه ِ اس َواِنِّ ْي َج† ا ٌر لَّ ُك ۚ ْم فَلَ َّما تَ† َر ۤا َء
َ ت ْالفِئَ ٰت ِن نَ َك ِ َّب لَ ُك ُم ْاليَ†وْ َم ِمنَ الن َ َِواِ ْذ زَ يَّنَ لَهُ ُم ال َّشي ْٰطنُ اَ ْع َمالَهُ ْم َوقَا َل اَل غَال
هّٰللا هّٰللا †ْْۤ َوقَا َل اِنِّ ْي بَ ِر
ࣖب ِ ۤي ٌء ِّم ْن ُك ْم اِنِّ ْٓي اَ ٰرى َما اَل تَ َروْ نَ اِنِّ ْٓي اَخَافُ َ َۗو ُ َش ِد ْي ُد ْال ِعقَا
48. Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa)
mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari
ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling
melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat;
sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya.
َص ِر ۡي ۙن َ ََوعَادًا َّوثَ ُم ۡود َ۟ا َوقَ ْد تَّبَيَّنَ لَـ ُكمۡ ِّم ۡن َّم ٰس ِكنِ ِهمۡ َو َزيَّنَ لَهُ ُم ال َّش ۡي ٰطنُ اَ ۡع َمالَهُمۡ ف
ِ ص َّدهُمۡ ع َِن ال َّسبِ ۡي ِل َو َكانُ ۡوا ُم ۡست َۡـب
38. Juga (ingatlah) kaum ’Ad dan Tsamud, sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran
mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Setan telah menjadikan terasa indah
bagi mereka perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan
(Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam,
17. Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami
telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah pasti akan memetik
(hasil)nya pada pagi hari,
7
QS. Al-Qalam Ayat 44
َث اَل يَ ۡعلَ ُم ۡو ۙن ِ فَ َذ ۡرنِ ۡى َو َم ۡن يُّ َك ِّذبُ بِ ٰه َذا ۡال َحـ ِد ۡي
ُ ثؕ َسن َۡست َۡد ِر ُجهُمۡ ِّم ۡن َح ۡي
َض ٌّر َدعَانَا ثُ َّم اِ َذا َخو َّۡل ٰنهُ نِ ۡع َمةً ِّمنَّا ۙ قَا َل اِنَّ َم ۤا اُ ۡوتِ ۡيتُهٗ ع َٰلى ِع ۡل ٍمؕ بَ ۡل ِه َى فِ ۡتنَةٌ و َّٰلـ ِك َّن اَ ۡكثَ َرهُمۡ اَل يَ ۡعلَ ُم ۡون
ُ َفَا ِ َذا َمسَّ ااۡل ِ ۡن َسان
49. Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami
berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini
hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui.
Al-hadith al-qudsi iaitu hadith yang diriwayatkan oleh Rasulullah S.A.W dan
disandarkan kepada Allah S.W.T. Hadith ini juga dinamakan al-hadith Ilahi atau
Alhadith ar-rabbani. Hadis qudsi itu maknanya dari Allah, ia disampaikan kepada
Rasulullah s.a.w. melalui salah satu cara penurunan wahyu, sedang lafaznya dari
Rasulullah s.a.w. Inilah pendapat yang kuat. Dinisbahkannya hadis qudsi kepada Allah
Taala adalah nisbah mengenai isinya, bukan nisbah mengenai lafaznya. Sebab,
seandainya hadis qudsi itu lafaznya juga dari Allah, tidak ada lagi perbezaan antara
hadis qudsi dan Alquran, dan tentu pula gaya bahasanya menuntut untuk ditentang, serta
membacanya pun akan dianggap ibadah. Terdapat 3 dosa yang balasannya akan
disegerakan Allah SWT di dunia.
ل ب ون ذ رخؤي هلال اهنم ام ءاش ى إل: ن ع ن الي ب ى لص هلال ه ي لع م ل سو الق ك،ا لل ع نه
ج عي اه بحا صل ي ف اي ند ال،† وأ ةع يطق ا رحم، لوقوقعو ا وا دين،موي ن ع ي بأ ةرك ب ي ضر اإل ا بغي
بق ت ومال ةماي قالHal
8
ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrh RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap
dosa akandi akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali
al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan
menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak
No 7345).
Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim
adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat
mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya.
Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim akan mendapatkan
balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam
Alquran:
Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak
menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela,
karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini. Jika sikap ini dilakukan, maka
akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini, antara lain dalam bentuk
pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka. Karena itu, sikap ihsan baik
dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu kewajiban agama sekaligus
merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT:
9
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orangor
ang yang memutuskan tali persaudaraan. Islam mengancam dan mengecam secara tegas
orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW
bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin Muth’im RA:
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun
memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya.
Sungguh mengerikan.
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh,
jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka
Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang
tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata.
(Syaikh Al Albani)”
1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala
yang besar.
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
10
3. Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api
sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah
4. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.
5. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.
6. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
7. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam
keadaan bersih dari dosa.
8. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy
berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga
ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul
Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
1. Hindu
Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads, and
Puranas. Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa menyebutkan kitab
tersebut berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru-baru ini telah ditemukan
bahwa Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam kitab-kitab tersebut.
11
salah satu bukti yang mengejutkan adalah jazirah Maharshi Vyasa yang
merupakan tempat suci umat Hindu, merupakan tanah Arab yang dirusak setan.
Kemungkinan hal itu berasal dari pra-Islam pagan.
Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan
membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, dia akan
makan daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia akan melawan bangsa yang
tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Rasulullah Muhammad SAW.
Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak
digunakan sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad.
Karena dalam kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang
mengajarkan bagaimana mendekatkan diri kepada sang Khaliq.
Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan
kecuali Allah", dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula deskripsi untuk
Allah, yaitu nama dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu, Raja seluruh dunia, Dia
adalah yang Terbesar dari semua, Terbaik, Paling Sempurna, paling suci dari semua,
Memelihara dari seluruh dunia, yang merupakan pengejawantahan bumi dan ruang,
dan Tuhan dari semua ciptaan.
Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia
Memelihara dari semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan mereka yang
12
tidak terlihat oleh mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan dan bencana, dan
Muhammad adalah Rasul Allah.
Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang harus
memujinya, dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula Muhammad
adalah sosok penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras karena nabi Indian
dilarang untuk menunggang unta. Dan nabi Isa disebutkan mengendarai keledai bukan
unta. Sehingga jelaslah yang dimaksud sang pengendara unta adalah Muhammad.
Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua
manusia, dan Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang dituntun,
bukan hanya bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan seluruh umat.
13
2. Kristen
1. Nabi Muhammad di Kitab Injil
“dari antara saudara mereka, seperti engkau ini”, kata engkau ini merujuk
kepada Nabi Musa yang merupakan keturunan orang Israel. Kita akan merujuk
kepada Nabi Ibrahim (Abraham) karena dari situlah bermula dua orang saudara,
yaitu keturunan dari Ismael dan Ishak. Dari Ishak lahirlah Israel dan para nabi Bani
Israel, yaitu Daud, Salomo, Musa, Harun, Yesus. Sedangkan Ismael? Tidak lain dan
tidak bukan adalah Nabi Muhammad. Apakah nubuat ini untuk Yesus? Tentu saja
tidak mungkin.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S. An-
Najm : 4)
Berhati-hatilah, karena orang yang tidak mendengarkan nabi tersebut akan dituntut
oleh Allah kelak.
Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi
itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
(Ulangan 18 : 19)
14
2. Nabi Muhammad di Kitab Yesaya
dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat
membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab:
"Aku tidak dapat membaca." (Yesaya 29 : 12)
Ketika wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammad, Jibril kala itu
memerintahkan Nabi Muhammad “Iqro’” yang berarti “Bacalah”, tetapi Nabi
Muhammad menjawab “Aku tidak bisa membaca” (HR. Bukhari). Pada akhirnya
Nabi Muhammad mengerti bahwa yang dimaksud Jibril adalah mengikuti apa yang
dibacakan kepadanya, bukan menyuruhnya membaca. Wahyu yang pertama turun itu
adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
Kata “im” itu maksudnya adalah bentuk majemuk penghormatan, seperti kata
Elohim yang mana artinya adalah “Tuhan” pada Kitab Kejadian. Penyebutan
Muhammad ini jelas sekali pada lafadz bahasa Ibraninya, kalau tidak percaya bisa
menyuruh orang yang pandai berbahasa Ibrani agar membacakan ayat ini. Tetapi
sayang sekali saat ini kata “Muhammadim” diterjemahkan, padahal nama seseorang
sebenarnya tidak boleh diterjemahkan. Misalnya seseorang itu namanya Mr. White,
kita tidak ada hak menerjemahkan namanya menjadi Bapak Putih meskipun artinya
sama. Itulah yang terjadi pada terjemahan Alkitab saat ini, nama Muhammadim
diganti dengan “segala sesuatu padanya menarik” sehingga kita tidak akan bisa
15
menemukan nama Muhammad pada Alkitab terjemahan apapun. Tetapi dalam
bahasa aslinya Ibrani masih dapat kita temukan.
Yohanes 14 : 16-17
Yesus mengatakan “Penolong yang lain yaitu Roh Kebenaran”, berarti ini
bukan Yesus. Orang Kristen banyak yang berkata ini adalah Roh Kudus, bukan
Muhammad. Kalau itu Roh Kudus apakah Roh Kudus tidak diterima dunia dan tidak
dikenal? Ini lebih cocok kepada Muhammad, karena Nabi Muhammad pada mulanya
tidak diterima karena orang-orang belum mengenalnya, tetapi lama kelamaan dia
dikenali karena ajarannya yang masuk akal, sejalan dengan kepercayaan Ibrahim dan
tidak menyimpang. Dia mungkin sudah meninggal, tetapi dirinya dan ajaran yang
dibawanya akan terus terkenang sepanjang masa di dalam hati kita semua dan di
dalam sejarah dunia.
16
Yohanes 15 : 26
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. (Yohanes 15 :
26)
“Roh Kebenaran bersaksi tentang Yesus”, apakah Roh Kudus pernah bersaksi
tentang Yesus? Tidak pernah. Akan tetapi Nabi Muhammad banyak sekali bersaksi
tentang Yesus, menjelaskan tentang siapa itu Yesus, apa kedudukannya dan
kecintaan Nabi Muhammad begitu besar kepada Yesus.
Nabi Muhammad bersabda, “Aku adalah orang yang paling dekat dan
paling mencintai ‘Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah
saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR.
Bukhari)
Yohanes 16 : 7
Apa syaratnya agar Penghibur itu datang? Syaratnya adalah Yesus pergi alias
sudah tidak ada lagi. Ini jelas tidak cocok dengan Roh Kudus, kenapa? Karena Roh
Kudus sudah ada sebelum Yesus lahir dan sudah ada saat Yesus lahir, ini terbukti
saat Roh Kudus ada saat Yesus dibaptis di sungai Jordan. Ayat ini sangat cocok
dengan Muhammad, kenapa? Karena Muhammad datang saat Yesus sudah tidak ada
lagi (karena di angkat ke langit).
Yohanes 16 : 12-14
17
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang
kamu belum dapat menanggungnya. (Yohanes 16 : 12)
Tetapi ini semua cocok dengan Nabi Muhammad, kenapa? Karena Nabi
Muhammad membimbing umat manusia ke jalan Tuhan. Nabi Muhammad juga berkata
berdasarkan wahyu Allah yang disampaikan kepadanya sebagaimana yang telah saya
jelaskan di atas. Nabi Muhammad juga memberitahukan hal-hal yang akan datang. Nabi
Muhammad juga sangat memuliakan dan menghormati Yesus. Muhammad juga
membawa ajaran sebagaimana ajaran yang sama seperti yang dibawa dengan Yesus.
Untuk memperjelasnya bisa dibaca hadits di bawah ini,
18
kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Kemudia Isa bin
Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada
Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian
sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”,
jawab Isa. (HR. Muslim no. 156)
Nabi Muhammad bersabda, “Setiap bayi dari anak keturunan adam akan
ditusuk dengan tangan setan ketika dia dilahirkan, sehingga dia berteriak menangis,
karena disentuh setan. Selain Maryam dan putranya (‘Isa)”.
(HR. Bukhari no. 3431)
3. Yahudi
Pendeta Buhaira adalah salah satu contoh bagaimana Ahlul Kitab sudah banyak
mendapatkan informasi dari Taurat dan Injil tentang kedatangan Nabi yang terakhir.
Alquran mengatakan bahkan mereka sudah mengenal Nabi yang terakhir itu sebelum
beliau diutus seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al kitab (Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan
sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal
mereka mengetahui.“ (Q.S. Al-Baqarah 2: 146)
Hal yang sama diungkapkan juga dalam Surat Al-An’am ayat 20. Di antara pendeta
Yahudi dan Nasrani yang mengetahui berita dan sifat-sifat Nabi terakhir yang akan
diutus setelah Nabi Isa AS itu ada yang beriman, seperti Abdullah ibn Salam. Ada pula
yang menyembunyikan informasi itu seperti yang disebutkan dalam ayat di atas, bahkan
ada yang malah mengubahnya.
19
Betapa pun mereka berusaha menyembunyikan berita tentang kedatangan Nabi yang
terakhir itu, tetapi sampai sekarang masih tercantum dalam Kitab Perjanjian Lama
beberapa teks keagamaan yang tidak sempat mereka ubah atau tidak mereka sadari,
sehingga tetap tercantum yang menunjukkan kenabian dan kerasulan beliau. Misalnya,
dalam Perjanjian Lama Kitab Ulangan 33:2 disebutkan “Tuhan telah datang dari
Torsina dan telah terbit bagi mereka dari Seir dan kelihatan ia dengan gemerlapan
cahaya-Nya dari gunung Paran”.
Teks ini sebagai berbicara tentang kedatangan Islam yang berpancar dari Makkah.
Gunung Paran menurut Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian 21:21 adalah tempat
putra Ibrahim, yakni Nabi Ismail bersama ibunya Hajar, memperoleh air (Zam-Zam).
Dengan demikian, yang tercantum dalam Kitab Ulangan di atas mengisyaratkan tiga
tempat terpancarnya ajaran Allah yang dibawa oleh tiga orang nabi, yaitu Tursina,
tempat Nabi Ismail dan ibunya Hajar mendapatkan air Zam-Zam. Siapakah nabi yang
datang dari Paran membawa ajaran Ilahi itu? Adakah selain Nabi Muhammad SAW?
Kesaksian sejarah membuktikan hanya Nabi Muhammad saw sendiri. (Tafsir Al-
Misbah: Jilid 1, 331)
A. Pengertian
Al-Quran merupakan istilah dari bahasa arab yang memiliki arti bacaan. Al-
Quran diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril. Al-Quran diturunkan secara
berangsur-angsur di kota besar Mekah dan Madinah sejak tahun 610 M sampai
kematian Nabi Muhammad tiba yaitu pada tahun 632 M.
Istilah Al-Quran berasal dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Istilah Al-
Quran juga tertulis di dalam Al-Quran itu sendiri, bahkan istilah Al-Quran muncul
sebanyak 70 kali, salah satunya tercantum dalam surat At-taubah ayat 111 yang
berbunyi,
20
اِ َّن هّٰللا َ ا ْشت َٰرى ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِي َ†ْن اَ ْنفُ َسهُ ْم َواَ ْم َوالَهُ ْم بِا َ َّن لَهُ ُم ْال َجنَّ ۗةَ يُقَاتِلُوْ نَ فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ فَيَ ْقتُلُوْ نَ َويُ ْقتَلُوْ نَ َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َحقًّا
فِى التَّوْ ٰرى ِة َوااْل ِ ْن ِجي ِْل َو ْالقُرْ ٰا ۗ ِن َو َم ْن اَوْ ٰفى بِ َع ْه ِد ٖه ِمنَ هّٰللا ِ فَا ْستَ ْب ِشرُوْ ا بِبَي ِْع ُك ُم الَّ ِذيْ بَايَ ْعتُ ْم بِ ٖ ۗه َو ٰذلِكَ هُ َو ْالفَوْ ُز ْال َع ِظ ْي ُم
“Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Quran yang mulia.” “Yang (tersimpan)
dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh).”
Tentunya, kata Al-Quran yang muncul ini dalam bentuk yang berbeda dengan berbagai
arti. Banyak ahli yang mengatakan bahwa istilah Al-Quran merupakan padanan dalam
bahasa Syiria yang artinya adalah ‘membaca kitab suci atau pelajaran’. Terlepas dari itu,
kata Al-Quran menjadi istilah dalam bahasa Arab.
Dalam ayat lain. istilah Al-Quran merujuk pada satu hal yang dibacakan oleh Nabi
Muhammad. Konteks ini terlihat dalam surat Al-Araf ayat 203-204 yang berbunyi,
ٌص ۤا ِٕٕىِ† ُر ِم ْن َّربِّ ُك ْم َوهُدًى َّو َرحْ َمة َّ ََواِ َذا لَ ْم تَأْتِ ِه ْم بِ ٰايَ ٍة قَالُوْ ا لَوْ اَل اجْ تَبَ ْيتَهَ ۗا قُلْ اِنَّ َمٓا اَتَّبِ ُع َما يُوْ ٰ ٓحى اِل
َ َي ِم ْن َّرب ۗ ِّْي ٰه َذا ب
َلِّقَوْ ٍم ي ُّْؤ ِمنُوْ ن
ِ ئ ْالقُرْ ٰانُ فَا ْستَ ِمعُوْ ا لَهٗ َواَ ْن
َصتُوْ ا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن َ َواِ َذا قُ ِر
“Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan suatu ayat kepada mereka,
mereka berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?” Katakanlah
21
(Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan Tuhanku
kepadaku. (Al-Qur’an) ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka
dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”
"science".8 Sains adalah serapan dari kata bahasa inggris sciense yang diambil
dari kata sciensia yang berarti pengetahuan. Selain pengertian di atas "sains" juga
diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diuji dan dibuktikan
kebenarannya.9 Sementara itu, teknologi diartikan sebagai ilmu atau studi tentang
praktis atau industri, ilmu terapan dan sebagainya.10 Menurut Andi Hakim Nasution
sains adalah hasil nalaran akal manusia berupa pengalaman-pengalaman manusia yang
berpola secara sistematis. Sains jika dikembangkan, membuahkan produk yang dapat
dimanfaatkan manusia. Produk tersebut dinamakan teknologi.11 Asal mulanya
pengertian seciences ialah segala jenis ilmu, meliputi "social sciences" dan "natural
science". Kemudian pengertian istilah science hanya untuk "natural sciences" , dan
diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Social Sainces kelompok yang
khusus mengenai masalah kehidupan manusia, terdiri dari sosiologi, hukum, ekonomi,
22
bahasa, psikologi agama dan seni. Sedangkan Natural Sciences kelompok yang khusus
mengenai masalah alam fisik manusia dan lingkungannya, terdiri dari matematika,
fisika, kimia, biologi, astronomi, meteorologi, dan geologi.12 Pengertian teknologi
secara umum dapat dikatakan bahwa teknologi adalah sesuatu yang dapat meninggikan
harkat umat manusia. Selain itu, teknologi juga dapat dikatakan sebagai penerapan ilmu
pengetahuan.13 Makna Teknologi, menurut Capra seperti makna „sains‟, telah
mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu
“technologia”, yang diperoleh dari asal kata “techne”, bermakna wacana seni. Ahli
sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra mendefinisikan teknologi sebagai
kumpulan alat,
23
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH
YANG SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN,
DAN TABIITTABIIN
A. Pengertian Salafussalih
Mungkin bagi sebagian umat Muslim istilah Salafus Shalih masih terdengar cukup
asing. Keberadaan Salafus Shalih sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
Lantas apa yang dimaksud dengan Salafus Shalih?
Secara etimologi, Ibnul Faris mengatakan: "Shalafus Shalih terdiri dari huruf sin, lam,
dan fa’ yang memiliki pokok arti menunjukkan ‘makna terdahulu’. Termasuk salaf
dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’, dan arti dari ‘al-qoumu as-
salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu." (Mu’jam Maqayisil Lughah: 1995:3)
Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 693), Salafus Shalih
adalah generasi terdahulu yang beriman kepada Rasulullah SAW. Salafus Shalih terdiri
dari tiga generasi Muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in (generasi pertama), dan
tabi'ut tabi'in (generasi kedua).
Salafus Shalih menghabiskan sebagian besar malamnya untuk beribadah dan membaca
Alquran. Mereka akan berjihad di jalan Allah SWT dan mencari rezeki melalui
berdagang, bertani, serta memberikan manfaat bagi lingkungan terdekatnya.
Salah satu Salafus Shalih di zaman Rasulullah SAW adalah Abu Bakar RA. Beliau
merupakan pedangang pada zaman Rasulullah SAW. Ia menafkahkan seluruh harta
bendanya untuk kebaikan. Ketika beliau menjabat sebagai Khalifah, ia meninggalkan
usaha dagangnya dan meluangkan seluruh waktunya untuk mengatur urusan
masyakarakat.
Lantas bagaimana sifat Salafus Shalih yang sudah ada pada zaman Rasulullah SAW?
Berikut uraian lengkapnya yang dikutip dari Buku Pendidikan Agama Islam karangan
Rosidin (2020: 695).
24
B. Pengertian Tabi’in
Tabiin atau Tabi'in (bahasa Arab: الت†††ابعون, har. 'pengikut'), adalah orang Islam awal
yang masa hidupnya ketika atau setelah masa hidup Nabi Muhammad namun tidak
mengalami bertemu dengan Nabi Muhammad. Usia mereka rata-rata lebih muda dari
sahabat nabi, bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa sahabat masih
hidup. Tabiin merupakan murid sahabat nabi.
Tabi’in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para
Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja
lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa
Sahabat masih hidup. Tabi’in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi.
Tokoh-tokoh Tabi’in
Uwais Al-Qorniy
Said bin Al-Musayyib
Urwah bin Az-Zubair
Saalim bin Abdillah bin Umar
Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud
Muhammad bin Al-Hanafiyah
Ali bin Al-Hasan Zainal Abidin
Al-Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq
Al-Hasan Al-Bashriy
Muhammad bin Sirin
Abu Hanifah Umar bin Abdul Aziz
Muhammad bin Syihab Az-Zuhriy.
Tabi’ut tabi’in atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam teman
sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi.
Tabi’ut tabi’in disebut juga murid Tabi’in. Menurut banyak literatur Hadis : Tab’ut
Tabi’in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi’in dan
sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi’in yang
25
ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi’in yang terahir wafat
sekitar 110-120 Hijriah. Dalam kalangan 4 imam mazhab ahli sunnah waljamaah imam
Hanafi tidak termasuk dalam tabi’ tabiin karena beliau pernah berguru dengan sahabat
Nabi. Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin
karena mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi bertemu
dengan Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
26
Daftar Pusaka
https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-salafus-shalih-generasi-beriman-di-zaman-
rasulullah-saw-1v9CSBn2RFF/full
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabiin
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/amelia-putri/apa-itu-arti-istidraj-dalam-
agama-islam/2
https://muslim.or.id/18935-siapakah-salafus-shalih.html
http://pku.unida.gontor.ac.id/al-quran-sebagai-sumber-embrional-sains/
https://www.sakolaku.com/2020/11/pengertian-al-quran-terlengkap.html
https://sman1baubau.sch.id/editorial/sains-dalam-kitab-suci-al-quran/
https://www.republika.co.id/berita/qlfnhv366/pendeta-yahudi-dan-nasrani-pun-tahu-
kedatangan-nabi-muhammad
27