Anda di halaman 1dari 4

1

BELAJAR DARI KESULITAN


Kesulitan atau penderitaan hidup tampaknya sudah menjadi ‘sunatullah ‘ kehidupan ini. Tiada seorang pun
di dunia ini yang tak pernah dihinggapi kesulitan atau penderitaan. Mustahil seseorang sunyi dari kesulitan
itu. Yang berbeda adalah derajat kesulitan itu dan kesanggupan pribadi seseorang dalam menghadapinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam pernah ditanya,“ Siapakah yang paling berat ujiannya?,” Nabi
menjawab,” Para nabi, kemudian yang terbaik, lalu yang terbaik, seseorang mendapatkan (bala) ujian
sesuai dengan kadar agamanya, bila agamanya kuat maka bertambah berat ujiannya, dan apabila
agamanya dangkal, maka Allah mengujinya sesuai dengan kadar agamanya, seorang hamba tidak akan
lepas dari ujian sampai ia berjalan di bumi dengan keadaan tidak berdosa ” (HR. Bukhari)

Realita menunjukkan bahwa manusia yang paling gampang shock, kaget, dan paling cepat goncang
menghadapi kesulitan-kesulitan hidup adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, orang-orang
yang ragu dan lemah imannya. Kepada mereka, kita bertanya dimanakah iman kalian ? dimana agama
berperan ? Maka, agama diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala Sang Pencipta yang Maha Tahu makhluk
ciptaan-Nya berperan sebagai akar, fondasi yang nilai-nilainya akan menguatkan kita menghadapi kesulitan
hidup. Allah Ta’ala berfirman :

                     

      


“ dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia
memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah
ia ke belakang, rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata “
(QS.22 Al Hajj : 11)

Demikian itu karena mereka tidak beriman terhadap takdir Allah yang membuatnya rela, tidak mengimani
Tuhan yang membuat tenang. Tidak pula beriman kepada para nabi sehingga dapat menemukan
keteladanan pada kehidupannya yang serba sulit, tidak mempercayai kehidupan akhirat yang
menghembuskan udara segarnya yang dapat melegakan nafas, mengusir kesedihan dan membangkitkan
harapan. Kita sering temukan kasus bunuh diri justeru di lingkungan komunitas yang tidak peduli terhadap
makna hidup beragama, dalam lingkungan masyarakat yang tidak lagi menegakkan norma-norma agama
akan lebih banyak lagi ditemukan kasus-kasus yang mengerikan. Suasana akan menjadi kepedihan yang
mematikan, duka cita yang mencemaskan dan kegelisahan yang mencekam dan kehidupan yang kehilangan
makna. Sebab kesenangan yang ada hanyalah semu, penuh kepura-puraan dan kemunafikan.

Keteguhan Orang Beriman. Orang-orang beriman selalu sabar menghadapi bala’ (malapetaka), paling
teguh hatinya dan tegar menghadapi kesulitan hidup dan lapang dada. Dan tabah mengahadapi musibah,
karena mereka tahu persis pendeknya umur untuk hidup di dunia dibandingkan keabadian di akhirat.
Mereka tidak menginginkan surga sebelum surga yang sebenarnya. Allah Ta’ala berfirman :

            
“…Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang
bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun “ (QS.4 An Nisaa : 77)

      


“ …..kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan “ (QS.3 Ali Imran : 185)

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


2

Orang beriman mengetahui sunatullah (hukum alam) bahwa manusia itu akan diuji dengan nikmat
kebebasan berkehendak dan menjadi khalifah di bumi sehingga mereka tidak menginginkan menjadi
malaikat. Mereka tahu para nabi dan para rasul adalah manusia-manusia yang paling berat ujiannya dalam
kehidupan dunia, paling sedikit menikmati kehidupan dunia, sehingga mereka tidak menginginkan lebih
baik dari mereka dan dijadikannya sebagai teladan yang baik. Al Quran mengatakan ;

                  

             
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya
pertolongan Allah itu Amat dekat “ (QS.2 Al Baqarah : 214)

Musibah yang menimpa dalam hidup ini bagi orang yang punya iman bukanlah terjadi begitu saja, akan
tetapi sesuai dengan takdir dan qodho’ yang telah digariskan, hikmah azali, ketentuan ilahi sehingga
mereka yakin, bahwa apa yang akan ditimpakan tidak akan luput dan apa yang diluputkannya tidak akan
menimpanya. Allah Ta’ala berfirman :

                      
“ tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah “ (QS.57 Al Hadid : 22)

Allah telah mentakdirkan dengan lembut dan halus, menguji dan meringankan, perhatikan Firman-Nya :

           …
“…Sesungguhnya Tuhanku Maha lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “ (QS.12 Yusuf : 100)

Di antara kelembutan Tuhan ialah bahwa musibah dan kesulitan adalah pelajaran yang berharga dan
pengalaman yang bermanfaat bagi agama dan dunianya, mematangkan jiwanya, mengasah imannya dan
menghilangkan karat hatinya. Perumpamaan seorang mu’min yang ditimpa malapeteka yang berat seperti
besi yang dimaksukan api hingga hilang kotorannya dan tinggal yang baik. Itulah nikmat-nikmat yang
terdapat pada setiap musibah yang menimpa manusia, sehingga seseorang mungkin perlu bersyukur kepada
Allah disamping rela terhadap takdir dan sabar terhadap ujiannya.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalallam :

‫ﻣَﺎ ﯾُﺼِﯿﺐُ اﻟْﻤُﺆْﻣِﻦَ ﻣِﻦْ وَﺻَﺐٍ ؛ وَﻟَﺎ ﻧَﺼَﺐٍ ؛ وَﻟَﺎ ھَﻢﱟ ؛ وَﻟَﺎ ﺣَﺰَنٍ ؛ وَﻟَﺎ ﻏَﻢﱟ ؛ وَﻟَﺎ أَذًى – ﺣَﺘﱠﻰ‬
ُ‫اﻟﺸﱠﻮْﻛَﺔُ ﯾَﺸَﺎﻛُﮭَﺎ – إﻟﱠﺎ ﻛَﻔﱠﺮَ اﻟﻠﱠﮫُ ﺑِﮭَﺎ ﻣِﻦْ ﺧَﻄَﺎﯾَﺎه‬
“ Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran
(pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang), kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun
duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya ”
(HR. Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)

Hikmah dan Pelajaran Di Balik kesulitan :

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


3

1. Belajar Sabar, QS.39 Az Zumar : 10

                    

   

“ Katakanlah," Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Rabb-mu". orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas “

2. Belajar Syukur
ُ‫ اﻟﺼﱢﺤﱠﺔُ وَاﻟْﻔَﺮَاغ‬، ِ‫ﻧِﻌْﻤَﺘَﺎنِ ﻣَﻐْﺒُﻮنٌ ﻓِﯿﮭِﻤَﺎ ﻛَﺜِﯿﺮٌ ﻣِﻦَ اﻟﻨﱠﺎس‬
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

3. Media Muhasabah/introspeksi, QS.6 Al An’am : 42

           

“ dan Sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian
Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri “

4. Media Berdo’a

“ Do’a itu bukan memberitahu Allah akan hajatmu, karena Allah Maha Tahu. Juga bukan meminta, karena
Allah Maha Pemurah, memberi tanpa diminta. Namun do’a hanyalah menunjukkan keperluanmu kepada-
Nya karena Allah Maha Kaya dan suka mendengar hamba-Nya yang menunjukkan kefaqirannya “
(Syaikh Rohimuddin Nawawi rahimahullah)

Allah Ta’ala berfirman :

            
“ Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji “ (QS.35 Fathir : 15)

Dalam hadits ‘Abdullah ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam memberi
nasihat :
ِ‫وَاﻋْﻠَﻢْ أَنﱠ ﻓِﻲ اﻟﺼﱠﺒْﺮِ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﺗَﻜْﺮَهُ ﺧَﯿْﺮًا ﻛَﺜِﯿﺮًا وَأَنﱠ اﻟﻨﱠﺼْﺮَ ﻣَﻊَ اﻟﺼﱠﺒْﺮِ وَأَنﱠ اﻟْﻔَﺮَجَ ﻣَﻊَ اﻟْﻜَﺮْبِ وَأَنﱠ ﻣَﻊَ اﻟْﻌُﺴْﺮ‬
‫ﯾُﺴْﺮًا‬
“ Ketahuilah dalam kesabaran atas hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan, bahwa pertolongan
itu datang setelah kesabaran, kelapangan itu datang setelah kesempitan, dan kemudahan itu datang setelah
kesulitan “ (Musnad Ahmad no. 2804)

Wallahu’alam
Muhammad Syarief Abdurrahman, S.Ag.

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


4

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Anda mungkin juga menyukai