Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AGAMA

Khutbah Jum’at
“BALASAN BAGI ORANG – ORANG YANG BERIMAN”

DISUSUN OLEH :
MOH. DWI ALI MURTADO
VII – E
15

SMP NEGERI 1 PAMEKASAN


TAHUN PELAJARAN
2020 - 2021
BALASAN BAGI ORANG – ORANG YANG BERIMAN

Saudara – saudara kaum muslimin yang berbahagia.


Dalam khutbah ini kami mengajak saudara – saudara untuk meningkatkan taqwa kepada
Allah SWT. yakni dengan melaksanakan semua perintah-Nya serta meninggalkan semua cegah-
Nya.
Sebagai mu’min, yakni orang yang percaya kepada Allah kita berkewajiban melaksanakan
perintah – perintah-Nya, juga berkewajiban menjauhi semua larangan-Nya.
Perintah dan larangan Allah kesemuanya telah terkumpul dalam tuntunan dan syari’at-Nya
yang tersimpul dalam Al – Qur’an.
Dengan demikian seorang mu’min hendaknya menjadikan Al – Qur’an sebagai pedoman
dan kemudi dalam mengarungi gelombang hidup dan berbagai liku kehidupannya.
Firman Allah dalam Al – Qur’an :

‫ت قُلُ ْو ُب ُه ْم َو ِا َذا‬ ْ ‫ِا َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن ْو َن الَّ ِذي َْن ِا َذا ُذ ِك َر هّٰللا ُ َو ِج َل‬
‫ت َع َلي ِْه ْم ٰا ٰي ُت ٗه َزادَ ْت ُه ْم ِا ْي َما ًنا َّو َع ٰلى َرب ِِّه ْم َي َت َو َّكلُ ْو ۙ َن‬ ْ ‫ُتلِ َي‬
Artinya :
“Sesungguhnya orang – orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat –
ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal”.
(S. Al – Anfal, ayat 2).
Ayat ini merupakan penjelasan yang nyata bahwa sifat seorang mu’min senantiasa takut
kepada Allah, menjunjung segala firman-Nya dengan mengamalkannya dalam kiprah hidup
sehari – hari serta berserah diri kepada-Nya.
Dalam ayat selanjutnya dinyatakan :
ٰۤ ُ
‫اول ِِٕ*ٕى َك ُه ُم‬. ‫الَّ ِذي َْن ُي ِق ْيم ُْو َن الص َّٰلو َة َو ِممَّا َر َز ْق ٰن ُه ْم ُي ْن ِفقُ ْو َن‬
‫ت ِع ْندَ َرب ِِّه ْم َو َم ْغ ِف َرةٌ َّو ِر ْز ٌق َك ِر ْي ۚ ٌم‬ ٌ ‫ْالم ُْؤ ِم ُن ْو َن َح ًّق ۗا َل ُه ْم دَ َر ٰج‬
Artinya :
“(Yaitu) orang – orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebahagian
dari rizqi yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang – orang yang beriman
dengan sebenarnya. Mereka kan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi
Tuhannya dan ampunan serta rizqi (ni’mat) yang mulia”.
(S. Al – Anfal, ayat 3 – 4).

Dari ayat ini kita memperoleh pengertian yang lebih jelas, bahwa seorang mu’min yang
benar ialah mereka yang senantiasa berhubungan dengan Allah, yakni beribadat yang
digambarkan dengan shalat, juga mereka selalu menjaga hubungan dengan sesamanya,
membantu serta menolong orang – orang yang memerlukannya yang digambarkan dengan
berinfaq.
Tegasnya seorang mukmin sejati senantiasa memelihara Hablun Minallah dan Hablun
Minannaas.
Kepada merekalah Allah menjanjikan balasan yang amat menyenangkan, baik di dunia
maupun di akhirat serta memperoleh ampunan-Nya.
Saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Kita menyadari bahwa dalam liku – liku hidup dan kehidupan sehari – hari banyak
persoalan yang nyaris menjerumuskan ke jurang kesesatan yang penuh lumpur dosa, sehingga
apabila kita hanya menurutkan hawa nafsu belaka tanpa landasan iman yang benar terperosoklah
kita kedalamya.
Itu semua merupakan ujian dan cobaan Allah kepada orang – orang yang beriman, kuatkah
iman mereka, atau mereka akan larut dalam kehancuran dan kebinasaan karena tertipu oleh
gemerlapnya keindahan dunia yang sebenarnya hanyalah kesenangan sementara.
Memang tidak jarang kita jumpai orang – orang yang karena kesenangan hidup dunia itu
hanya sementara, maka sepanjang usianya tak pernah ada waktu terluang untuk mengejarnya,
siang mencari, malam dipergunakan untuk menumpuk hasilnya, bahkan waktu tidurnyapun
terganggu oleh pemikiran rencana esok pagi. Begitulah selamanya orang – orang telah terpedaya
hidupnya seolah – olah dikejar dan dihantui oleh rasa ketidak-puasan sehingga lupalah mereka
akan hakikat tugas hidup yang dibebankan Allah, bahkan tersia – sialah amanat Allah yang wajib
ditunaikannya.
Jika sudah demikian keadaan seseorang berarti terlepaslah ia dari kemudi Allah dan
lenyaplah sifat – sifatnya sebagai Mu’min. Na’udzu billaah.
Akan tetapi sebaliknya mereka yang tetap tabah dalam pasang surutnya gelombang hidup
dan kehidupan, tidak mudah terbujuk rayuan syaithan, jiwanya senantiasa merasa tenang karena
setiap gerak dan langkahnya selalu dilandasi oleh iman kepada Allah, kepada merekalah Allah
menjanjikan kemenangan dan berbahagialah hidupnya lahir bathin, dunia dan akhirat.
Firman Allah dalam Al – Qur’an :

ْ‫ت َتجْ ِري‬ٍ ‫ت َس ُن ْد ِخلُ ُه ْم َج ٰ ّن‬ ِ ‫صلِ ٰح‬ ّ ٰ ‫َوالَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َو َع ِملُوا ال‬
‫ِمنْ َتحْ ِت َها ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِدي َْن ِف ْي َهٓا اَ َب ًد ۗا َوعْ دَ هّٰللا ِ َح ًّقا َۗو َمنْ اَصْ دَ ُق‬
‫ِم َن هّٰللا ِ ِق ْياًل‬
Artinya:
“Orang – orang yang beriman dan mengerjakan amalan shaleh, kelak akan kami
masukkan ke dalam Surga yang mengalir sungai – sungai di dalamnya, mereka
kekal di dalamnya selama – lamanya. Allah telah membuat janji yang benar. Dan
siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?”.
(S. An – Nisaa, ayat 122).

Jadi nyatalah bahwa iman adalah benteng ampuh yang mampu menahan aneka macam tipu
daya iblis, sekaligus dengan iman itulah kita dapat memperoleh petunjuk kea rah jalan yang lurus
dan di ridlai Allah.
Sebab iman yang benar menumbuhkan sikap hati – hati, sehingga semua tindakan dan
amalnya senantiasa merupakan hasil pemilihan yang tepa tantara mana yang halal dan haram,
mana yang perintah dan cegah.
Tegasnya seorang Mu’min yang benar perjalanan hidupnya akan dihiasi dengan amal –
amal shaleh yang memberi manfaat bagi dirinya, keluarga serta masyarakatnya. Mereka itulah
orang – orang yang berbahagia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. :

‫ت َي ْه ِدي ِْه ْم َر ُّب ُه ْم ِب ِا ْي َما ِن ِه ۚ ْم‬ِ ‫صلِ ٰح‬ ّ ٰ ‫اِنَّ الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َو َع ِملُوا ال‬
‫ت ال َّن ِعي ِْم‬ِ ‫َتجْ ِريْ ِمنْ َتحْ ِت ِه ُم ااْل َ ْن ٰه ُر ِفيْ َج ٰ ّن‬
Artinya :
“Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal – amal shaleh,
mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka
mengalir sungai – sungai di dalam Surga yang penuh keni’matan”.
(S. Yunus, ayat 9).

Berdasarkan uraian ini maka wajiblah kita memelihara dan menjaga iman, sebab tanpa kita
sadari iman itu sendiri dapat bertambah dan berkurang.
Apalgi di zaman modern sekarang ini keadaan alam semakin nampak lebih indah, lebih
menawan hati di mana iblis semakin ketat membayangi setiap gerak manusia, sehingga apabila
lengah sedikit saja masuklah iblis ke dalam hatinya, merayu, membujuk dan menghasut,
akhirnya gelaplah pandangan hidup manusia itu dan terjatuhlah ia ke dalam cengkraman
keangkara murkaan.
Jika sudah demikian keadaan seseorang maka janganlah ia menyalahkan Allah dengan
mengatakan bahwa Allah telah berbuat zhalim, sebaliknya dia sendirilah yang telah berbuat
zhalim terhadap diri sendiri.
Firman Allah dalam Al – Qur’an :

ْ ْ ُ ْ َ
‫اس انف َس ُه ْم َيظلِمُو َن‬ َّ ٰ ْ َ َّ ْ ‫اَل‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫اس شئـًًٔ*ا وَّ لكِنَّ الن‬
َ ‫اِنَّ َ َيظلِ ُم الن‬
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi
manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri”.
(S. Yunus, ayat 44).

Saudara – saudara kaum muslimin yang berbahagia.


Benar atau tidaknya iman seseorang dapat kita nilai dari laku perbuatan, amaliyah dan cara
hidupnya.
Orang yang senantiasa menunjukkan laku perbuatan terpuji, akhlak yang baik,
amaliyahnya yang shaleh serta cara hidup yang tidak berlebihan dan rela atas pemberian Allah
baik dalam susah ataupun senangnya, maka dapat dipastikan pribadi yang demikian itulah
gambaran seorang mu’min yang benar dan baik.
Prilaku yang jauh dari sifat keangkara murkaan, kesediaannya untuk membantu sesama
hamba Allah, perasaan batinnya yang selalu menerima dan tidak pernah berontak terhadap
keadaan dirinya adalah merupakan pantulan cahaya iman dan buah taqwa.
Merekalah orang – orang bahagia hidupnya dunia dan akhirat, merekalah orang – orang
yang pasti menerima janji – janji Allah.
Untuk itulah dalam kesempatan ini kami mengajak saudara – saudara untuk bersama –
sama meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, marilah berusaha menjadi orang yang dapat
memelihara iman, menjaganya jangan sampai berkurang. Selanjutnya marilah kita buktikan iman
itu dengan amal yang nyata, hiasilah hidup kita dengan perangai luhur serta perbuatan yang
bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat umumnya.
Lebih – lebih dalam menghadapi kenyataan hidup sekarang di mana semakin nampak
banyaknya keindahan yang nyaris menyeret anak cucu Adam ke lembah asyik dan tidak mustahil
apabila iman mereka tidak kuat tergelincirlah mereka ke dalamnya.
Kita sadari, semakin majunya tingkat tekhnologi dan ilmu pengetahuan manusia tidak
sedikit memberi pengaruh terhadap sikap hidup dan corak kehidupan mereka, bahkan semakin
meningkatnya pertukaran hasil – hasil pemikiran antar bangsa, banyaknya nilai – nilai budaya
asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat kita sangat mempengaruhi situasi social
budaya kita.
Sering nampak nyata di hadapan kita pengaruh – pengaruh itu telah menghinggapi
kalangan remaja, banyak di antara remaja kita yang tingkah laku dan perangainya tidak
mencerminkan nilai – nilai iman dan islam, pergaulan mereka yang bebas, kegemaran mereka
yang mengerikan seumpama ganja dan morphin, kesemuanya merupakan tantangan bagi
generasi tua untuk lebih menyadari tugas dan fungsi hidupnya. Dan itulah tantangan buat iman.
Adalah tugas kita bersama membina dan mengarahkan pandangan hidup anak keturunan
dan anak didik agar mereka tidak terjerumus dan terseret kepada pandangan hidup yang salah.
Sebagai langkah awal bagi pembinaan terhadap mereka ialah dengan memberikan
pengertian yang lebih dalam tentang agama dan Pendidikan.
Kita harapkan dengan semakin dalamnya pengertian mereka terhadap agama, semakin
kuatlah benteng imannya, bertambah luasnya ilmu pengetahuan mereka bertambah pulalah
kesadaran akan arti dan fungsi hidupnya.
Akhirnya setelah mereka menemukan harga dirinya sendiri dengan bekal yang kita
tanamkan Insya Allah mereka pun kelak menjadi manusia – manusia yang sadar, tidak goyak
oleh pengaruh keadaan, tidak larut dalam kesesatan.
Kita yakin bahwa iman yang benar akan mewujudkan perangai dan perbuatan terpuji,
perangai dan perbuatan terpuji pasti mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT. yakni
dengan kehidupan bahagia dunia akhirat.
Semoga usaha kita dalam membina anak keturunan dan anak didik dapat berhasil dengan
baik dan terwujudlah suatu masyarakat yang aman sentosa di bawah naungan keridlaan Allah.

‫ان الرَّ ِج ِيم‬ َ ‫ُوذ ِباهَّلل ِ ِم َن ال َّشي‬


ِ ‫ْط‬ ُ ‫أَع‬
‫هّٰلل‬
‫صم ُْوا ِبهٖ َف َسي ُْد ِخلُ ُه ْم ِفيْ َرحْ َم ٍة‬ َ ‫َفاَمَّا الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ِبا ِ َواعْ َت‬
ً ‫ص َر‬
‫اطا مُّسْ َت ِق ْيم ًۗا‬ ِ ‫ِّم ْن ُه َو َفضْ ۙ ٍل َّو َي ْه ِدي ِْه ْم ِا َل ْي ِه‬
Artinya :
“Adapun orang – orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada
Agama-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar
daripada-Nya (Surga)dan limpahan karunia-Nya, dan menunjuki mereka kepada
jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya”.
(S. An – Nisaa, ayat 175).

Anda mungkin juga menyukai