Anda di halaman 1dari 10

‫‪Khutbah Jumat Akhir Tahun 2021 Pergantian ke Awal‬‬

‫‪Tahun 2022, Muhasabah Diri‬‬

‫رام‬‫انص ِ‬ ‫رين‪ ،‬وفِي ِ‬ ‫ب الليَالِي واَألي ِّام ِع ْب َرةً لل ُم ْعتَبِ َ‬ ‫اَلــْحـ َ ْم ُد هللِ ال ِذي َج َع َل فِي تَعاقُ ِ‬
‫ك‬ ‫نين‪ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َشري َ‬ ‫وام ِذ ْك َرى لِعبَا ِده المؤ ِم َ‬ ‫هور واَأل ْع ِ‬ ‫ال ُّش ِ‬
‫ضى‪ ،‬وَأ ْشهَ ُد‬ ‫ات َوانقَ َ‬ ‫الح ْس َر ِة علَى َما فَ َ‬ ‫ضى‪ ،‬و َع َد ِم َ‬ ‫لَهُ‪َ ،‬أ َم َر ِعبا َدهُ باالستِفا َد ِة م َّما َم َ‬
‫صلَّى هللاُ علَ ْي ِه َوسلَّ َم َوعلَى آل ِه وَأصحابِ ِه‬ ‫ضى‪َ ،‬‬ ‫َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ و َرسُولُهُ ال ُمـُرتَ َ‬
‫ضاء‪َ .‬أ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيا‬ ‫ث والقَ َ‬ ‫ان ِإلى يَ ْو ِم البَ ْع ِ‬ ‫ضى‪َ ،‬و َعلَى َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإح َس ٍ‬ ‫هل الرِّ َ‬ ‫َأ ِ‬
‫مين‪ ،‬قال هللا‬ ‫وصي ُكم بِتَقوى هللاِ َربِّ ال َعالَ َ‬ ‫ين‪ُ ،‬أ ِ‬ ‫نين‪ ،‬ويَا جُمو َع ال ُمصلِّ َ‬ ‫َم ْع َش َر المؤ ِم َ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم‬ ‫تعالى فى محكم كتابه‪ :‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫ون‬‫ُم ْسلِ ُم َ‬

‫‪Kaum musliminrahimakumullah‬‬
‫‪Marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada‬‬
‫‪Allah, dengan berusaha menjalankan semua perintah-‬‬
‫‪perintah-Nya dengan hati yang ikhlas dan penuh ketaatan,‬‬
‫‪dan berupaya sekuat tenaga meninggalkan larangan-larangan‬‬
‫‪Allah dengan hati yang patuh dan penuh ketundukan.‬‬
‫‪Kaum muslimin rahimakumullah‬‬
‫‪Saat ini kita berada di penghujung tahun 2021 dan sebentar‬‬
‫‪lagi kita memasuki tahun baru 2022.‬‬
Pada umumnya, dalam pergantian tahun, hotel-hotel dan
tempat-tempat hiburan telah mempersiapkan paket perayaan
menyambut tahun baru, tempat-tempat ini menawarkan
kepada kita berbagai macam kegiatan untuk menyambut
tahun baru. Sebagai seorang muslim, ada dua hal yang harus
kita tanamkan dalam diri kita ketika ada pergantian tahun,
Pertama, masuknya tahun baru merupakan nikmat yang
harus kita syukuri karena Allah telah memanjangkan umur
kita.

)7 :‫لَِئ ْن َش َكرْ تُ ْم َأَل ِزي َدنَّ ُك ْم َولَِئ ْن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد (ابراهيم‬

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan


menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Kenyataan yang ada, hanya sedikit di antara kita yang
memperingati tahun baru dengan syukuran, memanjatkan
do’a kepada Allah sebagai wujud syukur terhadap nikmat
dipanjangkan umur kita. Di antara kita, masih banyak yang
menggelar acara tahun baru dengan kemaksiatan, melakukan
perbuatan mungkar.
Sebagian memperingatinya dengan menghaburkan uang,
sebagian lagi memperingatinya dengan mabuk-mabukan.
Tidak jarang anak-anak muda yang memperingatinya dengan
trek-trekan sepeda motor di jalan bahkan nauzubillaahi min
zalik banyak remaja dan pelajar yang memperingatinya
dengan pergaulan bebas.
Marilah kita sadar bahwa perbuatan-perbuatan ini bisa
menyebabkan datangnya azab (siksa) Allah di negeri ini.
Dalam al-Qur’an Allah menceritakan perbuatan umat-umat
terdahulu, umat nabi Nuh, nabi Luth, kaum ‘Ad (Hud),
tsamud (Shaleh), madyan (Syu’aib), bani Israil (Musa),
semua umat-umat ini telah diberi nikmat oleh Allah.
Namun mereka tidak mensyukurinya tetapi malah mereka
berbuat maksiat dan kemungkaran, sehingga pada akhirnya
Allah menyiksa mereka, ada yang wajahnya berubah
menjadi kera, ada yang ditimpakan kepadanya hujan batu
kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada
yang di masukkan ke dalam bumi, dan ada yang
ditenggelamkan di laut.
Saat memperingati tahun baru nanti, marilah kita melakukan
sujud syukur dan menjauhi perbuatan maksiat dan mungkar,
marilah kita mengambil hikmah atau pelajaran dari
perbuatan-perbuatan umat-umat di atas agar kita jauh dari
siksa Allah, karena Allah tidak akan menyiksa kita jika kita
beriman dan bersyukur kepada-Nya (al-Nisa’: 147).
Bahkan jika kita benar-benar beriman dan bertaqwa
mensyukuri nikmat-nikmat Allah, maka kita akan
mendapatkan keberkatan dari langit (al-A’raf: 39).
llah menyiksa kita bukan karena kezaliman Allah, tetapi
karena kezaliman kita kepada Allah dan sudah menjadi
ketetapan Allah menyiksa orang-orang yang berbuat zalim
(Hud: 100-102). Kaum muslimin rahimakumullah
Kedua, masuknya tahun baru harus dapat menyadarkan kita
akan semakin bertambahnya umur kita dan itu berarti
semakin dekatnya kita kepada kematian.
Sebagai seorang mukmin, kita percaya bahwa kehidupan
dunia ini akan fana dan berakhir, setelah itu kita dihadapkan
pada kehidupan Akhirat yaitu kehidupan yang sebenarnya
dan bersifat abadi dan Selama-lamanya.
Kesadaran akan semakin bertambahnya umur dan semakin
dekatnya kepada kematian akan mendorong kita untuk
melakukan muhasabah (mawas diri/self control) untuk
meningkatkan taqwa dan menjadikan diri kita yang lebih
baik.
Dalam surat al-Hasyr: 18 Allah berfirman:
ْ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو ْلتَنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
‫ت لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ ِإ ّن هللاَ َخبِي ٌر ِب َما‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ُ‫تَ ْع َمل‬
‫ون‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18).
Imam Abdurrahman al-Sa’di dalam kitabnya“Taisir al-
Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan” menyebutkan
bahwa ayat ini merupakan perintah Allah bagi orang-orang
mukmin agar menjaga syari’at Allah, perintah dan larangan-
Nya dan hendaknya ia merenungkan perbuatan-perbuatan
yang bermanfa’at dan yang membahayakan bagi dirinya
untuk Akhirat.
Inilah muhasabah seorang mukmin terhadap dirinya yang
akan meningkatkan derajat ketaqwaannya.
Imam Ibnu Asyur dalam kitab “al-Tahrir wa al-Tanwir”
menyatakan bahwa muhasabah adalah cara yang paling
efektif untuk merubah karakter dan nasib seseorang untuk
menjadi yang lebih baik, dan ini hanya dapat dilakukan
orang-orang yang bertaqwa, demikian ini karena muhasabah
merupakan salah satu media untuk meningkatkan derajat
ketaqwaan seseorang.
Maimun ibn Mihran berkata:
ُ‫ط َع ُمه‬ ْ ‫اسبُ َش ِري َكهُ ِم ْن َأي َْن َم‬
ِ ‫ب نَ ْف َسهُ َك َما يُ َح‬ ِ ‫ون ْال َع ْب ُد تَقِيًّا َحتَّى يُ َح‬
َ ‫اس‬ ُ ‫الَ يَ ُك‬
ُ‫ َو َم ْلبَ ُسه‬.

“Tidaklah seseorang dikatakan sebagai orang yang bertaqwa


hingga ia melakukan muhasabah atas dirinya sebagaimana ia
lakukan pada temannya darimana ia mendapatkan makanan
dan pakaiannya”
Dengan muhasabah pada tahun baru, maka kita akan mudah
mengontrol diri untuk melihat jati diri kita yang sebenarnya,
selain itu kita akan berusaha untuk menjadi manusia yang
lebih baik dari tahun sebelumnya.
Inilah orang pandai yang dimaksudkan nabi dalam salah satu
hadisnya:
ُ‫ الكيِّس‬:‫صلى هللا عليه وسلمَأنَّهُ قَا َل‬- ‫ض َي هللاُ َعنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫بن َأو‬ ِ ‫َعن َش ّدا ِد‬
ِ‫اج ُز َمنِا َ ْتبَ َع نَف َسهُ هَواها وتَمنَّى علَى هللا‬ َ ‫َم ْن َد‬
ِ ‫ان نَف َسهَ و َع ِم َل لِما بَ ْع َد ال َمو‬
ِ ‫ وال َع‬،‫ت‬
)‫اَألمانِي (رواه الترميذى‬

Dari Syaddad bin Aus ra. Rasulullah saw. bersabda:


“Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengin-
introspeksi diri dan beramal untuk kematiannya. Orang yang
lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-
angan saja kepada Allah.”
‫خير الناس من طال عمره وحسن عمله وشر الناس من طال عمره وساء عمله‬

Sebaik-baik manusia adalah orang berumur panjang dan baik


perbuatannya sedangkan seburuk-buruk manusia adalah
orang yang berumur panjang dan perbuatannya buruk”
Kaum muslimin rahimakumullah
Agar kehidupan kita bisa lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya maka di penghujung tahun 2018 ini, minimal
ada tiga hal yang perlu menjadi renungan kita.
Pertama, muhasabah (merenungkan diri) terhadap pribadi
kita sendiri.
Sejauhmana kita telah melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-larngan-Nya? Sejauhmana kita
melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar?
Sejauhmana kita bisa memanfa’atkan umur kita? Sudahkan
kita telah melakukan ibadah dengan benar? Sudahkan kita
mencari rizqi dengan cara yang halal?
Sudahkah kita mengeluarkan kelebihan harta yang kita
miliki? Sudahkah kita mengamalkan ilmu yang kita miliki?
Dan masih banyak lagi lainnya. Kedua,muhasabah
(merenungkan diri) terhadap amanat yang dipikulkan kepada
kita, yaitu isteri dan anak-anak kita.
Sejauhmana kita memperkenalkan ajaran-ajaran agama
kepada mereka? Sudahkah kita mengontrol ibadah mereka?
Sudahkah kita menghidupi mereka dengan harta yang halal?
Al-Qur’an menyebutkan bahwa anak dan harta bisa menjadi
fitnah bagi kita (al-Anfal: 28, al-Taghabun: 15). Anak dan
isteri malah terkadang bisa menjadi musuh bagi kita (al-
Taghabun: 14).
Untuk itu Allah memperingatkan agar jangan sampai anak
dan harta itu menyebabkan kita lupa kepada Allah sehingga
kita menjadi orang yang rugi (al-Munafiqun: 9),
kegagalan kita mendidik isteri dan anak akan menyebabkan
kita mendapatkan siksa yang berlipat ganda dan laknat Allah
(al-Ahzab: 68).
Ketiga, muhasabah (merenungkan diri) terhadap hubungan
sosial kita, kerabat, tetangga dan masyarakat sekitar kita.
Sejauhmana kita dapat memberikan manfa’at kepada
mereka? Sabda Rasulullah berikut cukuplah menjadi acuan
kita dalam menjalani kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Dalam salah satu hadisnya nabi bersabda:
‫ق ْال ُم ْسلِ ِم َعلَى‬
ُّ ‫ قَا َل « َح‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َع ْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُو َل هللا‬
ُ‫ك فََأ ِج ْبه‬
َ ‫ت »قِي َل َما هُ َّن يَا َرسُو َل هللاِ قَا َل « ِإ َذا لَقِيتَهُ فَ َسلِّ ْم َعلَ ْي ِه َوِإ َذا َد َعا‬ ٌّ ‫ْال ُم ْسلِ ِم ِس‬
َ ‫ض فَ ُع ْدهُ َوِإ َذا َم‬
‫ات‬ َ ‫س فَ َح ِم َد هللاَ فَ َس ِّم ْتهُ َوِإ َذا َم ِر‬ َ َ‫صحْ لَهُ َوِإ َذا َعط‬ َ ‫ك فَا ْن‬ َ ‫َوِإ َذا ا ْستَ ْن‬
َ ‫ص َح‬
ُ‫» فَاتَّبِ ْعه‬.

“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: Hak


muslim atas muslim yang lain ada enam. Sahabat bertanya,
apakah itu Ya Rasulullah? Rasul menjawab: Apabila
bertemu ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu maka
penuhilah, apabila meminta nasehat kepadamu nasehatilah,
apabila sakit jenguklah dan apabila meninggal dunia
hantarlah jenazahnya”( HR. Muslim) Memanjatkan syukur
kepada Allah dan berdoa’ semoga Allah memanjangkan
umur kita dalam kedaan ta’at kepada kepada Allah.
Meninggalkan kemaksiatan dan mencegah isteri dan anak-
anak kita memperingari tahun baru dengan cara maksiat dan
mungkar.
Menghimbau pada kerabat dan tetangga kita agar tidak
melakukan kemaksiatan pada peringatan tahun baru nanti.
Jika setiap orang melakukan tiga hal ini, insyaAlloh kita
akan selalu mendapatkan rahmat dari Allah dan menjadi
baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.

Anda mungkin juga menyukai