Khutbah Jum’at
“Tiga Keutamaan bermuhasabah (introspeksi diri)
menuju pertengahan Ramadhan”
Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A.
Sekretaris Umum PP Himpunan Dai Muda Indonesia
Pembina Lembaga Pendidikan Islam Raudhotul Quran Azzam Sako
Khutbah ke-I
1
https://islam.nu.or.id
2
jejak beliau, tauladan yang beliau berikan seputar bagaimana melalui bulan suci
Ramadhan yang penuh ampunan dan kasih sayang Allah dapat kita raih jua.
Khatib berwasiat kepada hadirin sekalian marilah kita bersama-sama perkuat
keimanan dan taqwa kepada Allah, menjadikan puasa sebagai perisai dari berbagai
godaan syahwat dan subhat. Menjadikan bulan ini sebagai tolak ukur bagi bulan
lainnya dalam meraih keberkahan dan kebaikan pada suci ini.
Hadirin yang berbahagia
Rasulullah Shalallahu Alahi Wasallam telah mengingatkan kita dengan berbagai
sabdanya, bahwa orang yang berpuasa bertingkat-tingkat jenis dan kedudukannya,
tidak semua meraih kesempurnaan dan kebaikan bulan Ramadhan,
3
“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan
berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, shahih]2
Alangkah ruginya jika kita termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits-
hadits yang tadi khatib jelaskan, “sudah jatuh tertimpa tangga” adalah suata
perumpamaan yang tepat, sudah tidak dapat apa-apa di bulan Ramadhan justru
mendapat penyesalan, kerugian dan kehinaan.
Hadirin yang berbahagia
Hari ini kita sudah di hari ke sebelas bulan Ramadhan, apakah kita masih saja
menyia-nyiakan waktu, bermalas-malasan, tidak peduli apakah sudah melewati
sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, tidak peduli apakah puasanya memiliki
kualitas atau hanya sebagai melepas kewajiban?
Inilan pentingnya bermuhasabah atau intropeksi diri, setidaknya ada tiga keutamaa
dalam menimbang dan memperhitungkan apa yang sudah telah terlewatkan, apa
yang harus ditingkatkan.
Hadirin yang mulia
Keutamaan pertama : Melakukan Muhasabah adalah ciri ketaqwaan
keimanan.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
َّ ت ِلغَ ٍد ۖ َواتَّقُوا
َّ َّللاَ ۚ ِإ َّن
ََّللا ْ س َما قَدَّ َم ُ َّللاَ َو ْلت َ ْن
ٌ ظ ْر نَ ْف َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا
َير ِب َما ت َ ْع َملُون
ٌ َخ ِب
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan [Al Hasyr/59 : 18]
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini Yakni hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian
dimintai pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa yang kamu tabung buat diri
kalian berupa amal-amal saleh untuk bekal hari kalian dikembalikan, yaitu hari
dihadapkan kalian kepada Tuhan kalian.
Pertanyaannya apakah 10 hari yang sudah berlalu sudah maksimalkan? Adakah
keteledoran dan kelalailan kita? Pertanyaan yang jawabannya ada dalam diri kita
2
Al-Albani (w. 1420), Sahih Al-Adab Al-Mufrad 502 • derajat hadistnya Hasan Sahih
4
masing-masing. Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya
kepada kita semua.
Jangan sampai kita seperti orang yang disebutkan Allah dalam ayat ke-19 dari surat
al-Hasyr, disebutkan orang yang melupakan Allah lalu mereka lupa akan diri mereka
sendiri.
َّللاِ َو َم ْن يَ ْفعَ ْل ذَ ِل َك َ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َال ت ُ ْل ِه ُك ْم أ َ ْم َوالُ ُك ْم َوال أ َ ْوالد ُ ُك ْم
َّ ع ْن ِذ ْك ِر
َفَأُولَ ِئ َك ُه ُم ْالخَا ِس ُرون
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka
mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9)
Jangan sampai dunia melalaikan Ramadhan yang ada di hadapan kita, tapi justru kita
jadikan dunia wasilah dalam meraih sebanyak-banyaknya pahala dan kebaikan.
Hadirin yang mulia
Keutamaan kedua : Muhasabah sarana diri meraih hati yang tentram dan
tenang
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ى َ َّللاُ ِغنَاهُ فِى قَ ْل ِب ِه َو َج َم ََع لَهُ َش َْملَهُ َوأَتَتْهُ الد ُّ ْن َيا َو ِه
َّ اآلخ َرة ُ َه َّمهُ َج َع َل
ِ ت ِ ََم ْن َكان
علَ ْي ِه َش َْملَ َه َولَ ْم َيأْتِ ِه َ ََّللاُ فَ ْق َرهُ َبيْن
َ َع ْينَ ْي ِه َوفَ َّرق ِ ََرا ِغ َمةٌ َو َم ْن َكان
َّ ت الدُّ ْنيَا َه َّمهُ َج َع َل
ُِمنَ الدُّ ْنيَا إِالَّ َما قُد َِر لَه
“Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan
kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai,
dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya
5
hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa
cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali
yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465)3
Dalam hadits ini dapat kita ambil hikmah bahwa kita jadilah seluruh aktifitas
Ramadhan ini menjadi karena Allah, ujung dari keinginan kita adalah surga Allah,
dengan izin Allah, Allah berikan ketenangan hati, kelembutan jiwa. Bahkan ada
orang yang jika ia berbuat kebaikan maka Allah anugrahkan hati nya merasa senang
dan gembira, Dalam hadits disebutkan
َ ُسا َءتْه
س ِيئَتُهُ فَ ُه َو ُمؤْ ِم ٌن َ س َّرتْهُ َح
َ سنَتُهُ َو َ َم ْن
Barangsiapa yang merasa senang dengan kebaikannya serta merasa susah dengan
keburukannya maka dia seorang mukmin. (Al-Hadits)4
Maka beruntuglah bagi siapa saja yang diberikan oleh Allah hati yang tenang, jiwa
yang bahagia dan suka terhadap perbuatan dan amal shalih.
Hadirin yang dirahmati Allah
Keutamaan ketiga : Muhasabah melatih kecerdasan Ruhiyyah
والعاج ُز
ِ ت
ِ وعمل لما بعدَ ال َمو
ِ سهَ س َمن دان نف ُ ] ال َك ِي:[عن َشداد بن أوس
5
ِسه هواها وتمنى على للا َ َمن أتبَ ََع نف
Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai
adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk
kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya
mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT,” (HR. Imam
Turmudzi, ia berkata Hadits ini adalah hadits hasan).
Perjalanan kehidupan manusia sampai kepada akhirat adalah perjalanan panjang dan
tidak bisa diketahui kapan ujungnya, sehingga perlunya memikirkan secara
mendalam apa saja yang harus dikerjakan untuk menjadi bekal dalam menjalani
perjalanan panjang tersebut. Ramadhan ini waktu yang amal berharga dimana
3
Al-Albani (w. 1420), Sahih Al-Tirmidzi 2465 • derajat hadistnya Sahih • Diriwayatkan oleh Al-
Tirmidzi (2465) dan pengucapannya, Ibn Abi Al-Dunya dalam “Al-Zuhd” (332), dan Al-Harith dalam “
Al-Musnad ”(1092)
4
Muhammad Jar Allah As-Saadi (w. 1181), Al-Nafeeh Al-A'tra 385 • derajat hadistnya Hasan •
Diriwayatkan oleh Ahmad (22199), Ibn Hibban (176) dengan lafaz panjang lebar, dan Al-Hakim (35)
dengan pernyataannya • Penjelasan riwayat lain
5
Al-Tirmidzi (w. 279), Sunan al-Tirmidzi 2459 • derajat hadistnya Hasan • Dikumpulkan oleh al-
Tirmidzi (2459), Ibn Majah (4260), dan Ahmad (17164)
6
seluruh amal ibadah dilipatgandakan, belum lagi ada keutamaan lainnya seperti
malam lailatul qadr, malam lebih baik dari seribu bulan.
Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan dalam hadits ini, “orang
yang lemah” karena memperturuti semua kemauan nafsu dan syahwat. Padahal
shiyam atau puasa itu adalah sarana mengendalikan syahwat dan nafsu.
Sehingga diharapkan dengan kita berpuasa di siang hari, qiyamullail di malam hari,
menambah kecerdasan spiritual kita dalam menjalani sisa Ramadhan tahun ini.
Jangan sampai lengah, jangan sampai lalai apalagi lupa bahwa in sya Allah kita
masih ada sisa 19 sampai 20 hari lagi untuk melalukan hal terbaik dalam kehidupan
kita. Jika selama 10 hari pertama kita sudah dapat mencapai target-target kita, maka
minimalnya pertahankan kalau bisa ditingkatkan lagi.
Khutbah II
لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِهَ .وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن ْلَ اِلَهَ ِإْلَّ هللاُ ع َ ش ْك ُر لَهُ َ سانِ ِه َوال ُّ لى ِإحْ َ ع َ الحمد هللِ َ
س ْولُهُ الدَّا ِعى َ
إلى ع ْب ُدهُ َو َر ُ س ِيّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ أن َ َوهللاُ َوحْ َدهُ ْلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ
س ِلّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا ص َحابِ ِه َو َ علَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ علَى َ ص ِّل َ ِرض َْوانِ ِه .الل ُه َّم َ
هللا أ َ َم َر ُك ْم ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ هللا فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ اس اِتَّقُوا َ أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ
صلُّ ْونَ هللا َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ ِبأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن َ
س ِيّ ِدنَا علَى َ ص ِّل َ س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما .الل ُه َّم َ علَ ْي ِه َو َ صلُّ ْوا َ لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ ع َ َ
علَى ا َ ْنبِيآئِ َك َو ُرسُ ِل َك َو َمآلئِ َك ِة سيِّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ علَى آ ِل َ س ِلّ ْم َو َ
علَ ْي ِه َو َصلَّى هللاُ َ ُم َح َّم ٍد َ
ع ِلى عثْ َمان َو َ ع َمر َو ُ الرا ِش ِديْنَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُ اء َّ ع ِن اْل ُخلَفَ ِض اللّ ُه َّم َ ار َ اْل ُمقَ َّربِيْنَ َو ْ
ض ار َ ان اِلَى َي ْو ِم ال ِ ّدي ِْن َو ْ
س ٍ ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِعيْنَ لَ ُه ْم ِب ِاحْ َ ع ْن َب ِقيَّ ِة ال َّ َو َ
ت اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ اح ِميْنَ الر ِ عنَّا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َم ِت َك َيا أ َ ْر َح َم َّ َ
ت الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِۡل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ ت اَْلَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْْلَ ْم َوا ِ َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ
ص َر ال ِ ّديْنَ ص ْر َم ْن نَ َ ص ْر ِعبَا َد َك اْل ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْن ُ ش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ّ
اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِ ّم ْر أ َ ْع َدا َء ال ِ ّدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك إِلَى َي ْو َم ال ِ ّدي ِْن. َو ْ
ظ َه َر س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ الزْلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ
ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً يَا َربَّ سائِ ِر اْلبُ ْل َد ِ صةً َو َ ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ طنَ َ ِم ْن َها َو َما بَ َ
7
ارَ .ربَّنَا اب النَّ ِ ع َذ َسنَةً َوقِنَا َ آلخ َرةِ َح َ سنَةً َوفِ ْي اْ ِ ي ال ُّد ْنيَا َح َاْلعَالَ ِميْنَ َ .ربَّنَا آتِنا َ فِ ْ
اإن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ِ .عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن َ
هللا سنَا َو ْ ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ
َ
شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغيع ِن اْلفَحْ ِ بى َو َي ْن َهى َ ْتآء ذِي اْلقُ ْر َان َو ِإي ِ س ِ َيأ ْ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َواْ ِۡلحْ َ
لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم
ع َ ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا َ
هللا اْل َع ِظي َْم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ َي ِع ُ
َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَ ْر
8