Anda di halaman 1dari 5

Alhamdulillah, saat ini kita telah memasuki bulan Syawal, inilah bulan kemenangan bagi orang-

orang yang melaksanakan puasa dengan baik. Kemenangan atas apa?

Jika standar capaian tertinggi puasa adalah takwa, maka tanda-tanda bahwa kita sukses melewati Ramadhan
pun tak lepas dari ciri-ciri muttaqîn (orang-orang yang bertakwa). Semakin tinggi kualitas takwa kita, indikasi
semakin tinggi pula kesuksean kita berpuasa. Demikian juga sebaliknya, semakin hilang kualitas takwa dalam
diri kita, pertanda semakin gagal kita sepanjang Ramadhan.

Lantas, apa saja ciri-ciri orang bertakwa? Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan ciri-ciri orang
takwa. Salah satu ayatnya terdapat dalam Surat Ali Imran:

‫اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن ِفي الَّسَّراِء َو الَّضَّراِء َو اْلَك اِظ ِم يَن اْلَغْيَظ َو اْلَع ـــاِفيَن َع ِن الَّنــاِس َو ُهَّللا ُيِح ُّب‬
‫اْلُم ـْح ِسِنــيَن‬
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada saat sarrâ’ (senang) dan pada saat dlarrâ’ (susah), dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134)

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,

Ayat tersebut memaparkan tiga sifat yang menjadi ciri orang bertakwa. Pertama, gemar menyedekahkan
sebagian hartanya dalam kondisi senang ataupun sulit. Orang bertakwa tidak akan sibuk hanya memikirkan diri
sendiri. Ia mesti berjiwa sosial, menaruh empati kepada sesama, serta rela berkorban untuk orang lain dalam
setiap keadaan. Bahkan, ia tidak hanya suka memberi kepada orang yang dicintainya, tapi juga kepada orang-
orang memang membutuhkan.

Dalam konteks Ramadhan dan Idul Fitri, sifat takwa pertama ini sebenarnya sudah mulai didorong oleh Islam
melalui ajaran zakat fitrah. Zakat fitrah merupakan simbol bahwa “rapor kelulusan” puasa harus ditandai
dengan mengorbankan sebagian kekayaan kita dan menaruh kepedulian kepada mereka yang lemah. Ayat
tersebut menggunakan fi’il mudhari’ yunfiqûna yang bermakna aktivitas itu berlangsung konstan/terus-
menerus. Dari sini, dapat dipahami bahwa zakat fitrah hanyalah awal atau “pancingan” bagi segenap
kepedulian sosial tanpa henti pada bulan-bulan berikutnya.

Ciri kedua orang bertakwa adalah mampu menahan amarah. Marah merupakan gejala manusiawi. Tapi orang-
orang yang bertakwa tidak akan mengumbar marah begitu saja. Al-kâdhim (orang yang menahan) serumpun
kata dengan al-kadhîmah (termos). Kedua-duanya mempunyai fungsi membendung: yang pertama
membendung amarah, yang kedua membendung air panas.

Selayak termos, orang bertakwa semestinya mampu menyembunyikan panas di dadanya sehingg orang-orang
di sekitarnya tidak tahu bahwa ia sedang marah. Bisa jadi ia tetap marah, namun ketakwaan mencegahnya
melampiaskan itu karena tahu mudarat yang bakal ditimbulkan. Termos hanya menuangkan air panas pada saat
yang jelas maslahatnya dan betul-betul dibutuhkan.

Patutlah pada kesempatan lebaran ini, umat Islam mengontrol emosinya sebaik mungkin. Mencegah amarah
menguasai dirinya, dan bersikap kepada orang-orang pernah membuatnya marah secara wajar dan biasa-biasa
saja. Ramadhan semestinya telah melatih orang untuk berlapang dada, bijak sana, dan tetap sejuk menghadapi
situasi sepanas apa pun.

Ciri ketiga orang bertakwa adalah memaafkan kesalahan orang lain. Sepanjang Ramadhan, umat Islam paling
dianjurkan memperbanyak permohonan maaf kepada Allah dengan membaca:
‫الَّلُهَّم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب ْالَع ْفَو َفاْعُف َع ِّني‬
“Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.”

Kata ‘afw (maaf) diulang tiga kali dalam kalimat tersebut, menunjukkan bahwa manusia memohon dengan
sangat serius ampunan dari Allah SWT. Memohon ampun merupakan bukti kerendahan diri di hadapan-Nya
sebagai hamba yang banyak kesalahan dan tak suci.

Cara ini, bila dipraktikkan dengan penuh pengahayatan, sebenarnya melatih orang selama Ramadhan tentang
pentingnya maaf. Bila diri kita sendiri saja tak mungkin suci dari kesalahan, alasan apa yang kita tidak mau
memaafkan kesalahan orang lain? Maaf merupakan sesuatu yang singkat namun bisa terasa sangat berat
karena persoalan ego, gengsi, dan unsur-unsur nafsu lainnya.

Amatlah arif ulama-ulama di Tanah Air yang menciptakan tradisi bersilaturahim dan saling memaafkan di
momen lebaran. Sempurnalah, ketika kita usai membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan kepada Allah,
selanjutnya kita saling memaafkan kesalahan masing-masing di antara manusia.

Ramadan telah berlalu meninggalkan kita, semoga ibadah yang kita lakukan pada bulan
Ramadan yang diterima Alloh, tilawah, sedekah, qiyamu Ramadan, zakat, dan segala bentuk
ibadah yang lakukan tercatat di sisi Alloh sebagai Amal saleh yang mendatangkan Rahman Allah
dan menggugurkan dosa-dosa yang kita lakukan.
Jaminan Alloh bagi orang yang berpuasa adalah pengampunan dosa. Sebagaimana Sabda
Rasulullah saw. dalam sahaih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh sahabat Abu
Hurairah:

‫ َو َمْن َقاَم َلْيَل َة الَقْد ِر ِإَمياًنا‬،‫َمْن َص امَ َر َم َض اَن ِإَمياًنا َو اْح ِتَس اًبا ُغِف َر َلُه َم ا َتَق َّد َم ِم ْن َذْنِب ِه‬
‫ا ِت ا ا ُغِف َل ا َق َّد ِم َذْنِبِه‬
‫َو ْح َس ًب َر ُه َم َت َم ْن‬
Akan tetapi, di sisi lain, kita khawatir jika Alloh tidak menerima ibadah kita, sehingga kita
menjadi orang yang merugi karena Ramadan datang menghampiri, kemudian ia berlalu
meninggalkan kita, sedangkan dosa-dosa kita belum terampuni, sebagaimana Sabda Nabi dalam
Sunan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah.

‫َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َق اَل َق اَل َر ُس وُل الَّل ِه َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم َر ِغَم َأْن ُف َر ُج ٍل‬
‫ِه‬ ‫ِغ‬ ‫ِك ِع‬
‫ُذ ْر ُت ْن َد ُه َفَلْم ُيَص ِّل َعَلَّي َو َر َم َأْنُف َر ُج ٍل َدَخ َل َعَلْي َر َم َض اُن َّمُث اْنَس َلَخ‬
‫َقْبَل َأْن ُيْغَف َر َلُه َو َر ِغَم َأْنُف َر ُج ٍل َأْد َر َك ِعْنَد ُه َأَبَو اُه اْلِكَبَر َفَلْم ُيْد ِخ اَل ُه اَجْلَّنَة‬
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah
seseorang, aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku. dan
celakalah seseorang, Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan
ampunan, dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut namun kedua
orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya)."
Abdurrahman berkata; dan aku mengira beliau berkata; atau salah seorang dari keduanya. Dan
dalam bab tersebut terdapat riwayat dari Jabir serta Anas. Abu Isa berkata; hadits ini adalah
hadits gharib dari jalur ini. Rib'i bin Ibrahim adalah saudara Isma'il bin Ibrahim, ia adalah
orang yang tsiqah, dan ia adalah Ibnu 'Ulayyah. Dan telah diriwayatkan dari sebagian ulama,
beliau mengatakan: "Apabila seseorang bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
satu kali maka hal tersebut telah memberikan kecukupan terhadap apa yang ada di dalam
majelis tersebut."

،‫ َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن َعْب ِد ال َّر َمْحِن ْبِن َغ ْز وان‬،‫ َح َّد َثَنا اُحْلَس ُنْي ْبُن ِإْس َح اَق الُّتْس ِرَت ي‬:‫َق اَل اَحْلاِف ُظ الَّطَبَر اُّيِن‬
‫ِع ِد‬
‫َأُظُّنُه َعِن الَّنِّيِب‬- ‫ َعِن اْبِن َعَّباٍس‬، ‫ َعْن َس ي ْبِن ُجَبٍرْي‬، ‫ َعْن َس اٍمِل اَأْلْفَطِس‬، ‫َح َّد َثَنا َش ِريٌك‬
‫ِتِه‬ ‫الَّر ا َّن َة َأَل َأ ِه‬ ‫ا‬ ‫َذ‬‫ِإ‬" : ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َق‬- ‫َّل‬ ‫َّلى الَّل َل ِه‬
‫َز‬ ‫َع‬
‫َل ُج ُل َجْل َس ْن َبَو ْي َو ْو َج‬ ‫َخ‬ ‫َد‬ ‫ُه َع ْي َو َس َم‬ ‫َص‬
‫ َق ْد َعِم ْلُت يِل‬، ‫ َي ا َر ِّب‬: ‫ َفَيُق وُل‬. ‫ ِإَّنُه ْم ْمَل َيْبُلُغ وا َدَر َج َت َك‬: ‫ َفُيَق اُل‬،‫َو َو َل ِدِه‬
‫ا‬ ‫وا‬ ‫آ‬ ‫ي‬ ‫ َأ ا َّب اٍس { اَّل ِذ‬،‫ِبِإ اِقِه ِب ِه‬
‫َّي‬ ‫ِّر‬‫ُذ‬ ‫ْت‬ ‫َّت‬
‫َو َن َم َو َبَع ُه ْم ُتُه ْم‬ ‫ُن‬ ‫ َفُيْؤ َم ُر َحْل ْم َو َقَر ْبُن َع‬. ‫َو ُهَلْم‬
‫ِبِإَمياٍن } اآْل َيَة‬
Al-Hafiz Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Ishaq At-
Tusturi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahman ibnu Gazwan, telah
menceritakan kepada kami Syarik, dari Salim Al-Aftas, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang
menurutnya Ibnu Abbas pasti dari Nabi Saw. Disebutkan: Apabila seseorang masuk surga, maka ia
ditanyai tentang kedua orang tuanya, istrinya, dan anak-anaknya. Maka dikatakan, "Sesungguhnya
mereka masih belum dapat mencapai derajatmu.” Maka ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
telah beramal untuk diriku dan juga untuk mereka, " maka diperintahkan agar mereka dihubungkan
(digabungkan) bersamanya. Setelah itu Ibnu Abbas r.a. membaca firman-Nya: Dan orang-orang
yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. (Ath-Thur: 21),
hingga akhir ayat.

‫سنن ابن ماجه‬, ‫مسند احمد‬


‫َعْن َأِبي ُه َر ْيَر َة‪َ ،‬قاَل ‪َ :‬قاَل َر ُس وُل الَّلِه َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم ‪ِ " :‬إَّن الَّلَه َعَّز َو َج َّل‬
‫[ص‪َ ]357:‬لَيْر َفُع الَّد َر َج َة ِلْلَعْبِد الَّصاِلِح ِفي اْلَج َّنِة‪َ ،‬فَيُقوُل ‪َ :‬يا َر ِّب ‪َ ،‬أَّنى ِلي‬
‫َه ِذِه؟ َفَيُقوُل ‪ِ :‬باْس ِتْغَف اِر َو َلِد كَ َلَك "‬
‫‪Ada seorang lelaki yang kedudukannya terangkat di syurga kelak.” Ia pun‬‬
‫‪bertanya,”Bagaimana ini?” Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu.‬‬

‫َأاَل ُأَنِّبُئُك ْم ِبَأْك ِرَب اْلَك َباِئِر َثاَل ًثا َقاُلوا َبَلى َيا َرُس وَل الَّلِه َقاَل اِإْل ْش َر اُك ِبالَّلِه َو ُعُقوُق اْلَو اِلَد ْيِن‬

‫‪Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar?” Para sahabat‬‬
‫”‪menjawab,”Tentu.” Nabi bersabda,”(Yaitu) berbuat syirik, durhaka kepada orang tua.‬‬
‫‪[HR Bukhari no. 5.975].‬‬

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُقوا َأْنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا‬

‫تفسير القرطبي (‪)196 /18‬‬

‫َقاَل اْلِكَيا‪َ :‬فَع َلْيَنا َتْع ِليُم َأْو اَل ِد َنا َو َأْهِليَنا الِّد يَن َو اْلَخْيَر ‪َ ،‬و َم ا اَل ُيْسَتْغ َنى َع ْنُه ِم َن اَأْلَد ِب‬

‫تفسير الرازي = مفاتيح الغيب أو التفسير الكبير (‪)572 /30‬‬

‫َو َقاَل ُم َقاِتٌل‪َ :‬أْن ُيَؤ ِّد َب اْلُم ْس ِلُم َنْفَس ُه َو َأْهَلُه‪َ ،‬فَيْأُمَر ُهْم ِباْلَخ ْيِر َو َيْنَهاُهْم َع ِن الَّش ِّر‪،‬‬

‫تفسير الماوردي = النكت والعيون (‪)43 /6‬‬

‫وقال ابن مسعود‪ :‬إذا قال هَّللا يا أيها الذين آمنوا فارعها سمعك فإنه خير تؤمر به أو شر تنهى عنه‬

‫َو اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو اَّتَبَع ْتُهْم ُذ ِّرَّيُتُهْم ِبِإيَم اٍن َأْلَح ْقَنا ِبِهْم ُذ ِّرَّيَتُهْم َو َم ا َأَلْتَناُهْم ِم ْن َع َم ِلِهْم ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُك ُّل اْم ِرٍئ ِبَم ا َك َسَب َرِهيٌن‬
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan

Anda mungkin juga menyukai