Anda di halaman 1dari 4

Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor

‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن‬,‫صيَام اَلَّ ِذى ه َُو ُر ْك ٌن ِم ْن َأرْ َكا ِن ْا ِال ْسالَ ِم‬ ِّ ‫ب َعلَ ْينَا ال‬ َ ِ‫ و ُكت‬,‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذى َأ ْن َع َم َعلَ ْينَا بِنِ ْع َم ِة ْاِإل يْـ َما ِن َو ْاِإل ْسالَ ِم‬
‫ َو شهَ ُد َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ ال َّدا ِعى بِقوْ لِ ِه‬,‫ك لَهُ َشهَا َدةً َأ َّد ِخ ُرهَا لِيَوْ ِم ال ِّز َح ِام‬
َ َ ُ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ َ ‫آل ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
‫ْح‬
ِ ‫صابِي‬ َ ‫ك ُم َح َّم ٍد و َعلَى آلِه وأصْ َحابِ ِه هُدَا ِة اَألن َِام َو َم‬ َ ِ‫ك َو َرسُوْ ل‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َع ْب ِد‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.‫َار ال َّسالَم‬ ِ ‫َوفِ ْعلِ ِه ِإلَى د‬
‫َأ‬
‫ال يَا يُّهَا‬ َ َ ُ َ َّ ُ ُ ْ
َ ‫ َوق‬,‫ك ا ث ِام َوتَدخلوْ ا َجنة َربِّك ْم بِ َسال ٍم‬ َ ‫َأل‬ ِ ْ‫ت َوتَر‬ َّ َ ُ َّ َّ ‫َأ‬
ِ ‫ـ فيَا يُّهَا الناسُ اتقوا هللاِ تَ َعالى بِفِع ِْل الطاعَا‬,‫ أ َّما ب ْعد‬.‫الظالَ ِم‬ ُ ُّ
َّ َّ
َ‫ب َعلَى ال ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعل ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬ َ ِ‫الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ُكت‬

Hadirin rahimakumullah,

Alhamdulillah, setelah sebelas bulan kita menjalani lika-liku kehidupan, sudah pasti
sangat banyak bergelimang dosa dan kemaksiatan, lupa dan salah, khilaf dan zalim.
Setelah sebelas bulan pula kita bergelut mencari nafkah, mengejar kehidupan, tidak
sedikit kita menyerempet perbuatan mungkar, zina, dan berbuat salah kepada Allah
maupun antarsesama.

Kini, alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan bertobat dan membersihkan segala
noda dosa tersebut dengan kehadiran bulan suci Ramadhan. Maka, layak kiranya kita
berucap, “Marhaban Yaa Ramadhan”.

Hal ini mengingat kesempatan dan peluang meraih derajat takwa, derajat tertinggi
manusia di sisi Allah, sangatlah terbuka pada bulan penuh barakah ini, bila diisi
dengan amal ibadah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.

Dengan demikian, maka melalaui ibadah puasa Ramadhan yang kita amalkan dapat
membuahkan hasil berupa Takwa,

sebagaimana Allah janjikan di dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 :

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian shaum sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”.

Sungguh, Allah telah memperhitungkan bahwa mereka yang bersedia memikul


perintah-Nya untuk menjalankan puasa Ramadhan hanyalah orang-orang yang
beriman.

Sebab, ibadah puasa Ramadhan ini memang adalah suatu perintah yang membutuhkan
pengorbanan kesenangan diri dan kebiasaan setiap hari. Ibadah puasa ini adalah suatu
perintah memerlukan keshabaran dari titik nol sahur dini hari hingga berbuka di senja
hari.

Artinya, kesabaran dalam kebaikan yang selalu dijalaninya sejak gejolak usia muda,
sampai di penghujung usia senjanya yang sudah mulai renta dan butuh perhatian
semua.

Ibadah puasa ini adalah suatu perintah yang di dalamnya mengandung ajaran agar
orang-orang yang beriman memiliki keteguhan jiwa di dalam berjihad fi sabilillah,
menegakkan syariat-Nya, dan di dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
Tanpa takut celaan ari orang-orang yang mencela.

Ibadah puasa ini adalah suatu ibadah yang menuntun hamba-hamba-Nya untuk
berjiwa optimis menatap masa depan, bahwa masih sangat-sangat terbuka harapan
untuk menggapai prestasi. Mengingatkan juga hamba-hamba-Nya untuk bangkit dari
keterpurukan, dinamis menatap hari esok yang cerah, serta bersemangat, pantang
putus asa dari mengharap rahmat dan ridha Allah.

Maka dari itulah, hadirin hadakumullaah….

Orang-orang yang beriman pun selalu tertanam di dalam dirinya, jiwa yang selalu siap
menerima setiap perubahan yang sewaktu-waktu datang. Orang-orang yang beriman
adalah mereka yang kuat dan tegar menghadapi setiap tantangan yang ada. Sebab,
setiap ada problematika, tantangan, bahkan ancaman, baik di dalam kehidupan rumah
tangga, di dalam bertetangga dan bermasyarakat, serta di dalam dunia pendidikan,
dakwah, hingga dalam penegakkan jihad menegakkan kalimah Allah.

Berarti di situ terdapat ladang-ladang amal shalih, peluang untuk berkreasi, berinovasi
dan berimprovisasi, serta ada sarana untuk meningkatkan ketekunan dalam
bermujahadah.

Sekaligus sebagai media introspkesi muhasabah atas apa yang telah kita lalui,
Mungkin etos amal kita selama ini kurang sungguh-sungguh. Mungkin jembatan
komunikasi dan silaturrahim kita kurang akrab terjalin.

Mungkin juga doa yang kita panjatkan selama ini kurang diterima Allah karena
makanan, minuman, dan segala asupan yang kita masukkan ke dalam perut kita dan
perut anak isteri kita kurang terjamin halalan thayyibah-nya. Mungkin pula kurangnya
ridha orang tua kita atau kerelaan lingkungan sekitar pergaulan kita akibat tingkah
laku kita sendiri yang telah menyakiti dan mereka.

Jamaah sidang jum’ah yang dimuliakan Allah…..

Karena itu, dalam ibadah puasa Ramadhan, di samping segala persyaratannya kita
tempuh dengan sebaik-baiknya, mulai dari sahur hingga berbuka, yang wajib selalu
kita jaga adalah keikhlasan di dalam jiwa kita.

Ikhlas karena mengharap ridha Allah dalam melaksanakan shaum sangat penting
sebagai landasan ibadah.bukan hanya dalam ibadah dhaum, tetpi juga dalam segala
amal perbuatan yang mengandung kebaikan di dalamnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan :

‫ك ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬


َ ِ‫صاَل ةَ َويُْؤ تُوا ال َّز َكاةَ َو َذل‬ ِ ِ‫َو َما ُأ ِمرُوا ِإاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا ال‬

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” (Q.S. Al-Bayyinah [98] : 5).
Pada ayat lain Allah mengingatkan kita :

ً ۬ ِ‫ٱعبُ ِد ٱهَّلل َ ُم ۡخل‬


َ‫صا لَّهُ ٱل ِّدين‬ ِّ ‫ب بِ ۡٱل َح‬
ۡ َ‫ق ف‬ َ ‫ِإنَّٓا َأن َز ۡلنَٓا ِإلَ ۡيكَ ۡٱلڪِتَ ٰـ‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur’an) dengan


(membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta`atan
kepada-Nya.”(Q.S. Az- Zumar [39] : 2).

Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-
mata mengharap wajah (ridha) Allah, tidak ada tujuan lainnya. Tidak ada tujuan
politis, kepentingan pribadi, dan terbersit tujuan materi, selain Allah.

Ikhlas di dalam memberikan nasihat, ikhlas pula di dalam menerimanya. Ikhlas


sebagai pimpinan membimbing umat/makmumnya. Ikhlas pula setiap ummat jika
diarahkan menuju ridha Allah.

Sehingga dengan ikhlas karena Allah itu, kita tumbuh menjadi orang-orang yang
berbakti kepada-Nya, beramal karena-Nya, kapan saja, di manapun berada dan dalam
keadaan bagaimanapun juga.

Karena itu, orang-orang yang shaumnya ikhlas, Insya Allah terukir dalam lisannya
yang indah, manakala diajak menghujat orang lain tanpa haq, ketika dibujuk nafsu
untuk merusak ukhuwah islamiyah, terhujam di dalam kalimatnya : “Innii shooimuun,
innii shooimuun”, Sesungguhnya saya sedang berpuasa, Sesungguhnya saya sedang
berpuasa. Saya sedang menahan diri, saya sedang mengendalikan diri.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita dalam sabdanya :

ُ‫ضانَ َو َع َرفَ ُح ُدوْ َدهُ َوتَ َحفَّظَ ِم َّما َكانَ يَ ْنبَ ِغ ْي اَ ْن يُتَ َحفَّظَ ِم ْنه‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬

Artinya : ”Barangsiapa puasa Ramadhan dan mengetahui segala batas-batasnya, serta


memelihara diri dari segala yang baik dipelihara diri darinya, niscaya puasanya itu
menutupi dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R. Ahmad dan Al-Baihaqi dari Abu Sa’id
Radhiyallahu ‘Anhu).

َ‫ضانَ َكانَ َحقًّا َعلَى هَّللا ِ َأ ْن يُ ْد ِخلَهُ ْال َجنَّة‬ َّ ‫َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َوبِ َرسُولِ ِه َوَأقَا َم ال‬
َ ‫صاَل ةَ َو‬
َ ‫صا َم َر َم‬

Artinya : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mendirikan
shalat, dan puasa Ramadhan, maka wajib bagi Allah memasukkannya ke syurga”.
(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Pada hadits lain disebutkan:

‫صلُّوا خَ ْم َس ُك ْم َوصُو ُموا َش ْه َر ُك ْم َوَأ ُّدوا زَ َكاةَ َأ ْم َوالِ ُك ْم َوَأ ِطيعُوا َذا َأ ْم ِر ُك ْم تَ ْد ُخلُوا َجنَّةَ َربِّ ُك ْم‬
َ ‫اتَّقُوا هَّللا َ َربَّ ُك ْم َو‬

Artinya : “Bertakwalah kepada Allah Tuhan kalian, dan shalatlah kalian lima waktu,
dan puasalah kalian pada bulan (Ramadhan), dan tunaikanlah zakat harta-harta kalian,
dan tha’atilah perintah atas kalian, niscaya akan dimasukkan ke dalam syurga tuhan
kalian”. (H.R. At-Tirmidzi dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu).
‫‪Pada hadits lain disebutkan:‬‬

‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬ ‫َم ْن َ‬
‫صا َم َر َم َ‬

‫‪Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala‬‬
‫‪dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim‬‬
‫‪dari abu Hurairah).‬‬

‫‪Ayyuhal ikhwah…….‬‬

‫‪Puncak keikhlasan di dalam kita hidup bermasyarakat, sebab kita tidak mungkin‬‬
‫‪hidup sendirian, sebab nanti akan diterkam serigala syaitan yang sesat dan merusak.‬‬
‫‪Adalah manakala kita ikhlas hidup terpimpin di dalam menjalan Al-Quran dan As-‬‬
‫‪Sunnah. Hidup terpimpin artinya hidup yang diatur, diarahkan, diamanahkan, oleh‬‬
‫‪pimpinan kaum muslimin, yakni Khalifah atau Imaamul Muslimin.‬‬

‫‪Dengan beribadah di bawah pimpinan yang bertaqwa kepada Allah, insya Allah kita‬‬
‫‪akan mendapat rahmat Allah, sebagaimana Islam itu sendiri hadir sebagai pembawa‬‬
‫‪rahmat, kedamaian, keselamatan, bagi segenap alam.‬‬

‫‪Semoga kedatangan bulan suci Ramadhan dapat mengarahkan kita menjadi hamba‬‬
‫‪Allah, yang ikhlas dan penuh kesungguhan dalam ibadah, ikhlas dalam memikul‬‬
‫‪tangung jawab, dan ikhlas dalam berjuang di jalan Allah meninggikan kalimat-Nya.‬‬
‫‪Amin.‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬


‫أن‬ ‫َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعل ُموْ ا َّن هللاَ َم َرك ْم بِ ْم ٍر بَ َد فِ ْي ِه بِنَف ِس ِه َوثـنَى‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬
‫ُصلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫ال تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬ ‫‪.‬بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬

‫ك َو ُر ُسلِكَ َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬‫اللهُ َّم َ‬
‫َّ‬ ‫َّ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التابِ ِع ْينَ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ض اللهُ َّم َع ِن الخلفا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ بِى بَك ٍر َوع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َوعَن بَقِيَّ ِة ال َّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫َوارْ َ‬
‫ك يَا َأرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬
‫ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬
‫لَهُ ْم بِاِحْ ٍ‬
‫س‬
‫َ‬

‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل‬‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّدي ِْن‬ ‫ص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ك ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫ال ِّشرْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا البَالَ َء َوال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َوال ِم َحنَ َوسُوْ َء الفِ ْتنَ ِة َوال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا‬ ‫َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى‬ ‫ِ‬ ‫د‬ ‫ْ‬
‫ُل‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ْ‬
‫ا‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫س‬
‫َ َ ِئ ِ‬ ‫و‬ ‫ً‬ ‫ة‬ ‫ص‬‫َّ‬ ‫خآ‬ ‫َّا‬ ‫ي‬‫س‬ ‫ْ‬
‫ي‬ ‫ن‬‫ُو‬‫د‬‫ن‬‫ْ‬
‫َو َما بَطَنَ ع ْ َ ِ ِ ِ ِ‬
‫ا‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫د‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫َن‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اإن ل ْم تَغفِرْ لنَا َوتَرْ َح ْمنَا لنَكوْ ن ََّن ِمنَ ال َخا ِس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظل ْمنَا انف َسنَا َو ْ‬‫َ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬ ‫يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai