ْك لَهُ شها َدةَ َم ْن قَا َل َرب َِّي َ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإ ٰلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري masoobiihi zulam, amma ba'du...
ِ ْت َوتَر
ك ِ فيَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هللاَِ تَ َعالَى بِفِع ِْل الطَّا َعا،ب ْع ُد qob’likum tattaqun
Marilah pada saat yang berbahagia ini, saya mengajak kita semua, untuk
بِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم يَ ۤاَأيُّهَا الَّ ِذي َْن ءٰ َمنُوا،َّجي ِْم ِ َال َّش ْيط
ِ ان الر bersama-sama berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT,
1
Sebentar lagi tamu kita yang mulia bernama bulan Ramadhan akan segera ketika bulan Ramadhan datang - sebagaimana hadits yang diriwayatkan
tiba. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang an-Nasa'i dari Abu Hurairah:
dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian?
2
biasa menyinari pasir-pasir gurun. Ada juga pengertian lain yaitu "batu
(karang) yang membakar."
Prof. Dr. Quraish Shihab, ulama tafsir dari Indonesia lulusan Universitas
Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa kata "marhaban" terambil dari akar Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Pengertian di atas sesuai
kata "rahb" ( ٌ ) َرحْ بyang berarti ( ٌ َر ِحيْب,ٌ)وا ِسع
َ "luas atau lapang", sehingga dengan makna filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar dosa-dosa yang
marhaban menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dan pernah dilakukan dengan menahan makan dan minum dan apa-apa yang
diterima dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan membatalkannya. Juga dapat dianalogikan, untuk membuat sesuatu lebih
baginya tempat yang luas untuk melakukan apa saja yang dia inginkan. terbakar adalah dengan menghimpitnya di antara dua batu (karang)
lembut, lalu memukul-mukul sifat (buruk)-nya sendiri di antara dua batu
(karang), yakni lapar dan haus. Rasulullah SAW, bersabda, "dinamakan
Dari kata ini, terbentuk kata "rahbah" yang antara lain, diartikan sebagai bulan Ramadhan karena ia cenderung membakar dosa-dosa."
"ruangan luas untuk mobil," guna memperoleh perbaikan atau kebutuhan
bagi kelanjutan perjalanannya. "Marhaban Ya Syahra Ramadhan" berarti,
"kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan Berikut ini adalah beberapa sikap terpuji yang dilakukan para ulama
untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang shaleh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang pantas
berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami." diteladani:
Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan "syahr"( )ال َّشـ ْه ُرyang bermakna Pertama, kita harus menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan
"terkenal" atau populer. Orang Arab biasanya menamai bulan sesuai kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf
dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung. Karena pada masa terdahulu selalu mengucapkan doa:
turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka bulan itu
dinamai "Ramadhan" yang akar katanya dari "Ramidha" ( ض
َ )ر ِم
َ yang
َ ش ْعبَانَ َو بَلِ ْغنَا َر َم
َضان َ اَللَّ ُه َّم بَا ِركْ لَنَا فِى َر َج
َ ب َو
berarti "sangat panas, membakar" disebabkan panas matahari yang luar
3
"Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan (usia) dalam diri untuk menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
kami berjumpa Ramadhan." Seolah mereka juga memohon, "Ya Allah itu, pada bagian ini, persiapan-persiapan yang bisa dilakukan adalah
sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan dengan banyak bertanya, belajar dan membaca. Orang akan mampu
untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan." mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan riang gembira jika ia tahu
dengan pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di balik sesuatu yang ia
Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi
kerjakan.
mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan
karunia Allah yang tidak terkira.Tidak mengherankan jika kemudian Nabi Ketiga, dengan doa. Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia
saw dan para sahabat menyambut Ramadhan dengan senyum dan dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan
tahmid, dan melepas kepergian Ramadhan dengan tangis. menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai
kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya.
Kedua, dengan pengetahuan yang dalam. Puasa Ramadhan merupakan
Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar
salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim.
optimis melalui bulan Ramadhan.
Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar
sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib,
maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang
Keempat, dengan tekad dan planning yang matang untuk mengisi
ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan
Ramadhan. Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning atau
hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang
perencanaan. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan
menjadi sah dan tidaknya puasa.
pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia
Persepsi dan pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam,
menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak ibadah berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa
Ramadhan disebabkan oleh ketidaktahuan kita. Persepsi yang utuh kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama. Itulah planning
tentang keutamaan Ramadhan akan mendorong tumbuhnya motivasi dari yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekadar mem-planing atau
4
merencanakan menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan, tapi lebih Rasulullah SAW senantiasa melakukan puasa sunnah bulan Sya'ban,
diarahkan ke perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan beliau kadang melakukannya
ibadah kita di bulan Ramadhan. sebulan penuh. Dalam sebuah hadits disebutkan:
Kelima, Persiapan Ruh dan Jasad Rasulullah SAW dan orang-orang shalih Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Katanya: "Ya
tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan Ramadhan sedikitpun. Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang
Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada lain sebanyak puasa di bulan Sya'ban ini? Beliau saw menjawab: "Itulah
bulan Sya'ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan
datangnya Ramadhan. Anas bin Malik r.a. berkata, "ketika kaum muslimin ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah Rabbul 'Alamin. Dan aku
memasuki bulan Sya'ban, mereka sibuk membaca Alquran dan ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa." (HR An-
mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa." Nasa-i).
5
berpuasa, sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air. Kedermawanan
Rasulullah saw pada bulan Ramadhan sangat besar. Digambarkan dalam
beberapa riwayat bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah saw A'udzu billahi minas syaithonirrojiim, Bismillahirrohmaanirrohiim yaa
kepada masyarakat sampai merata, lebih merata ketimbang sentuhan ayyuhalladzina aamanuu kutiba alaikumusshiamu kamaa kutiba
angin terhadap benda-benda di sekitarnya. 'alalladzina mingkoblikum la'allakum tattaquun ayyamam ma'dudaatt
famangkaana mingkum mariidhon aw 'alaa safaring fa'iddatum min
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga kiranya kita
ayyaamin ukhor wa'alalladzina yutiiquunahu fidyatung to'aamu miskiin
memperoleh rahmat, hidayat serta kekuatan untuk dapat
faman tathowwa'a khoirong fahuwa khoirullahu wa antasuumuu
mempersiapkan diri secara maksimal, menyongsong datangnya bulan
khoirullakum in kuntum ta'lamuun...
Ramadhan besok, amin, amin ya Rabbal 'alamin..
َ بِس ِْم هللاِ الرَّحمن الرّحيم يَا َأيُّهَا الَّ ِذين.َأ ُعو ُذ بِاهللِ ِمن ال َّشيْطا ِن ال َّر ِجي ِْم aayaati wadzikkril hakiim. Innahu ta'aala jawaadu kariim malikun
barrun rouufun rohii
َب َعلَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون
َ ِصيَا ُم َك َما ُكت
ِّ ب َعلَ ْي ُك ُم ال ْ ُآ َمن
َ ِوا ُكت
ت فَ َمن َكانَ ِمن ُكم َّم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن َأي ٍَّام ٍ َأيَّا ًما َّم ْع ُدودَا
ُأخَ َر َو َعلَى الَّ ِذينَ ي ُِطيقُونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِكي ٍن فَ َمن تَطَ َّو َع َخ ْيرًا فَهُ َو
ْ خَ ْي ٌر لَّهُ َوَأن تَصُو ُم
َ وا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمونَ با َ َر
ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي
إنّهُ تَعاَلَى.ت وال ِّذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم ِ ْالقُر
ِ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيّا ُك ْم بِاآليا,آن ال َع ِظي ِْم
ٌ ْك بَرٌّ َرُؤ و
ف َر ِح ْي ٌ َِج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل
6
Khutbah ke dua: Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa
tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.
Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘ala
Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua
ddini kullihi wa laukarihal musrikun.
‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal
Asyahdualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu qowmil kaafiriina.
warosulahu
Allahumma baarik lanaa fii sya'baana wa ballighnaa ramadhoon
Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.
Robbana dzolamna anfusana, wailam taghfirlana watarkhamna
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa
lanakunanna minalkhosiriin.
tamuutunna illa waantum muslimuun.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa
innallaha wa malaikatahu yusholluna 'alan nabi ya ayyuhalladzina
‘adzaabannaar.
amanu shollu 'alaihi wasallimu tasliman
Walhamdulillahirobbil’alamin.
Allaahumma Shalli’Alaa Muhammad, Wa’Alaa Aali Muhammad. Kamaa
Shallaita Alaa Ibraahiim Wa Alaa Aali Ibraahiim.
'Ibaadalloh, innallaaha ya'murukum Bil'adli wal ihsaan.
Wabaarik’Alaa Muhammad Wa Alaa Aali Muhammad. Kamaa Baarakta
Alaa Ibraahiim Wa Alaa Aali Ibraahiim, Fil’Aalamiina Innaka Hamiidum Wa iita izil qurba, wa yanhaa 'anil fakhsyaa iwal munkar, wal baghi
Majiid.” ya'idzukum la'allakum tazakkaruun,
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal walazikrulloohi akbar.
mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun
Aqimish sholaah.
muhiibud da’waati.