Anda di halaman 1dari 9

Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah

SWT. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan


doa sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:

‫ان‬
َ ‫ض‬َ ‫ان َو َبلِّ ْغ َنا َر َم‬
َ ‫ب َو َشعْ َب‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم َب‬
َ ‫اركْ لَ َنا فِيْ َر َج‬

“Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga
Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadhan.”

Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang
jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadhan. Sebagian ulama berkata:

َ ‫ضانُ َش ْه ُر ْال َح‬


‫صا ِد‬ َ ‫ َو َر َم‬،ِ‫ َو َشعْ َبانُ َش ْه ُر ال َّس ْقي‬،‫الزرْ ِع‬
َّ ‫َر َجبٌ َش ْه ُر‬

“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan
Ramadhan adalah bulan panen.”

Baca Juga: Istighfar Rajab 70 Kali, Apa Manfaatnya?

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga
huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah
Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya,
mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada
hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah
SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.

Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab 2023 ini dengan sebaik-baiknya dengan
memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah Selain amalan kesunahan berpuasa,


pada bulan Rajab 2023 ini juga merupakan momentum yang tepat untuk bertobat
dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122
menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau
mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang
menyelamatkanmu dari api yang melalap.”

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat
agar tobat kita diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan
kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di
mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji untuk tidak mengulang dosa dan
kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar tobat kita benar-benar
diterima oleh Allah SWT.

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah. Di akhir Khutbah Jumat ini, mari kita berdoa,
semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan,
selalu beruntung mendapatkan ridha Allah, diberkahi di bulan Rajab dan Sya'ban
2023 ini, dan dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

"‫ان َوبَلِّ ْغنَا‬


َ َ‫ش ْعب‬ َ ‫اللَّ ُه َّم بَا ِركْ لَنَا فِ ْي َر َج‬
َ ‫ب َو‬
‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫" َر َم‬

َ َ‫ اَللَّهُ َّم ف‬.‫ َوه َُو الَّ ِذيْ اصْ طَفَى نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا ﷺ ْال ُمجْ تَبَى ْال ُمَؤ يَّد‬،‫ب‬
ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ َم َوب‬
‫ار ْك َوتَ َر َّح ْم‬ َ ‫ضلَنَا بِ َشه ِْر َر َج‬َّ َ‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ ف‬،ِ‫ْل َح ْم ُد هلل‬
ُ ْ ُ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ ْ َّ ‫َأ‬
‫ َو شهَ ُد َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ ال َم ْبعُوْ ث ِإلَى‬،‫ شهَ ُد ْن الَ اِلَهَ ِإال هللاُ َربُّ ال ِعبَا ِد‬.‫ب‬ ْ ‫َأ‬ ْ
ِ ‫َوت ََحنَّ ْن َعلَى َم ْن بِ ِه تُرْ َجى َشفَا َعتُهُ يَوْ َم ال َمآ‬
‫ أما بعد‬.‫َساِئ ِر اَأْلعَا ِج ِم َو ْال َع َرب‬
Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga
menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab.

Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT. Telah
maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia.

Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang


sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:
َ ‫ب َو َش ْعبَانَ َوبَلِّ ْغنَا َر َم‬
َ‫ضان‬ ِ َ‫اللَّهُ َّم ب‬
َ ‫ار ْك لَنَا فِ ْي َر َج‬

Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga Engkau
pertemukan kami dengan bulan Ramadlan.”

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat 2023 dengan Tema Keutamaan Akhlak untuk
Kemajuan Bangsa
Advertisement: 0:19

Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh
setelahnya, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadlan. Sebagian ulama berkata:
َ ‫ضانُ َش ْه ُر ْال َح‬
‫صا ِد‬ َ ‫ َو َر َم‬،‫ َو َش ْعبَانُ َش ْه ُر ال َّس ْق ِي‬،‫ع‬
ِ ْ‫َر َجبٌ َش ْه ُر ال َّزر‬
“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah
bulan panen.”

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf,
yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh
(kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah).

Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah
SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.
Bulan Rajab hanya berjarak sekitar dua bulan sebelum menuju Ramadhan. Artinya, bulan
Rajab bisa menjadi momen terbaik untuk mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan.

Dalam beberapa hadits disebutkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, para sahabat
berdoa dan berharap dipanjangkan umurnya di bulan Rajab.

Bulan Penuh Ampunan

Keutamaan kedua dalam bulan Rajab adalah bulan penuh ampunan.

Oleh karenanya, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar di bulan
Rajab.

Ad-Dailami meriwayatkan sebuah hadist melalui Sayyidina Ali bin Abi Thalib di mana
Rasulullah pernah bersabda: "Carilah banyak pengampunan dari Allah di bulan Rajab karena
dalam setiap jam (di bulan Rajab) Allah membebaskan orang-orang dari neraka."

ُ‫اَل َّساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

‫ َوهُ َو الَّ ِذيْ اصْ طَفَى نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا ﷺ ْال ُمجْ تَبَى‬،‫ب‬ َ ‫ضلَنَا بِ َشه ِْر َر َج‬ َّ َ‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ ف‬،ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل‬
َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَه‬.‫ب‬ِ ‫ار ْك َوت ََر َّح ْم َوت ََحنَّ ْن َعلَى َم ْن بِ ِه تُرْ َجى َشفَا َعتُهُ يَوْ َم ْال َمآ‬ ِ َ‫صلِّ َو َسلِّ َم َوب‬ َ َ‫اَللَّهُ َّم ف‬.‫ْال ُمَؤ يَّد‬
‫ أما‬.‫َاج ِم َو ْال َع َرب‬ ِ ‫ث ِإلَى َساِئ ِر اَأْلع‬ ُ ْ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ْال َم ْبعُو‬،‫ِإالَّ هللاُ َربُّ ْال ِعبَا ِد‬
‫بعد‬

‫ بِس ِْم‬،‫ال هللاُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ ِ ْ‫ ُأو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
َ َ‫ ق‬. َ‫ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُوْ ن‬،ِ‫ص ْينِ ْى نَ ْف ِس ْي َوِإيَّا ُك ْم بِتَ ْق َوى هللا‬
‫صى الَّ ِذي‬ َ ‫ ُسب َْحانَ الَّ ِذي َأس َْرى ِب َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس ِْج ِد اَأْل ْق‬،‫َّحي ِْم‬ ِ ‫هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬
‫صي ُر‬ ِ َ‫ار ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
َ ‫َب‬

Hadirin Jamaah Jum’ah rahimakumullah,

Marilah senantiasa kita tingkatkan nilai ketakwaan kepada Allah Ta’ala,


yang artinya menjalankan segala perintah Allah, dan menjauhi segala yang
menjadi larangan-Nya. Dengan takwa kita akan mendapatkan kebahagiaan
dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Hari ini kita masuk hari yang kelima dari salah satu bulan-bulan yang
dimuliakan oleh Allah Ta’ala  (‫)اََأْل ْشهُر ُْال ُح ُر ُم‬, yaitu Bulan Rajab.

Allah Ta’ala sudah berfirman dalam al-Qur’anil Karim, surat at-Taubah ayat


36:

َ ِ‫ض ِم ْنهَآ َأرْ بَ َعةٌ ُح ُر ٌم ۚ ٰ َذل‬


‫ك‬ َ ْ‫ت َوٱَأْلر‬ ِ َ‫ُور ِعن َد ٱهَّلل ِ ْٱثنَا َع َش َر َش ْهرًا فِى ِك ٰت‬
َ َ‫ب ٱهَّلل ِ يَوْ َم َخل‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫ِإ َّن ِع َّدةَ ٱل ُّشه‬
ٰ
‫وا ْٱل ُم ْش ِر ِكينَ َكآفَّةً َك َما يُقَتِلُونَ ُك ْم َكآفَّةً ۚ َوٱ ْعلَ ُم ٓو ۟ا َأ َّن ٱهَّلل َ َم َع‬ ٰ
۟ ُ‫وا فِي ِه َّن َأنفُ َس ُك ْم ۚ َوقَتِل‬
۟ ‫َظلِ ُم‬
ْ ‫ِّين ْٱلقَيِّ ُم ۚ فَاَل ت‬
ُ ‫ٱلد‬
َ‫ْٱل ُمتَّقِين‬

Artinya:“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan,


(sebagaimana) dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan
bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang
lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu dalam (bulan yang empat)
itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun
memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-
orang yang takwa.”

Empat bulan yang penuh kemuliaan tersebut, selain bulan Ramadhan, yaitu:
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram lan Rajab.

Hadirin Jamaah Jum’ah rahimakumullah,

Banyak keterangan terkait dengan keutamaan Bulan Rajab. Dalam khutbah


ini, kita ambil dua keutamaannya, guna mempersiapkan diri kita untuk
mengisi bulan mulia tersebut.

Pertama, seperti yang telah dikatakan Al-Imam Dzun Nun Al-Mishriy:

َ ‫ان َش ْه ُر ْال َح‬


‫صا ِد‬ ُ ‫ض‬َ ‫ َو َر َم‬،‫ان َش ْه ُر ال َّس ْق ِي‬ ِ ْ‫َر َجبُ َش ْه ُر ال َّزر‬
ُ َ‫ َو َش ْعب‬،‫ع‬
Artinya: “Rajab itu bulan menanam (kebajikan), Sya’ban itu bulan menyirami
dan Ramadhan bulan panen.”

Mari, kita manfaatkan kesempatan yang penuh keutamaan dan kemuliaan


ini, dengan memperbanyak amal kebaikan. Ibarat tanaman, di bulan ini
merupakan waktu yang tepat untuk menanam benih. Dengan benih yang
baik dan berkualitas, harapan kita akan memetik buah yg baik dan
berkualitas pula dikemudian hari. Artinya, jika menanam amal kebaikan,
tentu akan membuahkan keutamaan dan pahala di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

Yang kedua: Bulan Rajab adalah bulan dimana do’a dikabulkan.  Seperti
yang telah dikatakan oleh Imam As-Syafi’i dalam kitab Al-Umm:

ْ ِ‫ َولَ ْيلَ ِة ْالف‬، ‫ َولَ ْيلَ ِة اَأْلضْ َحى‬، ‫ فِي لَ ْيلَ ِة ْال ُج ُم َع ِة‬, ‫ال‬
‫ط ِر‬ ِ ‫ ِإ َّن ال ُّدعَا َء يُ ْستَ َجابُ فِي َخ ْم‬: ‫بَلَ َغنَا َأنَّهُ َكانَ يُقَا ُل‬
ٍ َ‫س لَي‬
َ ‫ َوَأ َّو ِل لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َج‬،
ِ ْ‫ َولَ ْيلَ ِة النِّص‬، ‫ب‬
َ‫ف ِم ْن َش ْعبَان‬

Artinya:  “Telah sampai khabar kepada kami, bahwa dulu pernah dikatakan:
sesungguhnya  do’a dikabulkan pada lima malam: malam Jum’at, malam
Idul Adha, malam Idul Fitri, awal malam Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban.”

Hadirin Jamaah Jum’ah rahimakumullah,

Hari ini kita masih dalam awal-awal Rajab, marilah kita isi dengan
menjalankan puasa sunah, dan ibadah-ibadah sunah lainnya (seperti shalat
malam/qiyamul lail, dzikir, wirid), serta amal-amal kebajikan lainnya.

Semoga kita diberikan keberkahan di Bulan Rajab lan Sya’ban, dan


disampaikan pada bulan yang agung, yaitu Bulan Ramadhan, dengan cara
berdo’a seperti yang telah diajarkan oleh Baginda Kanjeng Rasul shallallahu
‘alaihi wasallam:
Pada bulan Rajab ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal
kebaikan dan ketaatan. Salah satunya adalah memperbanyak
puasa. Kita disunahkan untuk memperbanyak puasa di bulan
Rajab seperti halnya juga disunahkan untuk memperbanyak puasa
di 3 bulan haram yang lain, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Memang tidak ada hadits shahih yang secara khusus menyatakan


kesunahan puasa Rajab. Namun di sisi lain juga tidak ada larangan
secara khusus untuk berpuasa pada bulan Rajab. Para ulama
mengatakan bahwa dalil-dalil umum mengenai anjuran berpuasa
setahun penuh kecuali 5 hari yang diharamkan, cukup dijadikan
dalil atas kesunahan puasa Rajab.

Kesunahan puasa Rajab juga dapat diambil dari dalil-dalil umum


mengenai dianjurkannya berpuasa pada 4 bulan haram.
Disebutkan dalam Shahih Muslim, hadits no. 1960 sebagai
berikut: 

ٍ ‫ب َو َنحْ نُ َي ْومَِئ ٍذ فِي َر َج‬


   ‫ب‬ ٍ ‫ص ْو ِم َر َج‬ ُ ‫اريِّ َقا َل َسَأ ْل‬
َ ْ‫ت َسعِيدَ ب َْن ُج َبي ٍْر َعن‬ ِ ‫ص‬َ ‫ِيم اَأْل ْن‬
ٍ ‫ْن َحك‬
ِ ‫ان ب‬ َ ‫عن ع ُْث َم‬
َ ِ ‫ان َرسُو ُل هَّللا‬
‫ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َيصُو ُم َح َّتى َنقُو َل‬ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ َع ْن ُه َما َيقُو ُل َك‬ ُ‫َّاس َرضِ َي هللا‬ ٍ ‫ت اب َْن َعب‬ُ ْ‫َف َقا َل َسمِع‬
‫اَل ُي ْفطِ ُر َو ُي ْفطِ ُر َح َّتى َنقُو َل اَل َيصُو ُم‬
 

Artinhya: Dari Utsman bin Hakim al-Anshari bahwa ia berkata: Saya


bertanya kepada sahabat Sa'id bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan
saat itu kami berada di bulan Rajab. Maka ia pun menjawab: Saya
telah mendengar Ibnu Abbas Radliyallahu 'Anhuma berkata: Dulu
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berpuasa hingga kami
berkata bahwa beliau tidak akan berbuka.  Dan beliau juga pernah
berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan puasa.

Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mengomentari


hadits di atas dengan mengatakan: Zahirnya, yang dimaksud
sahabat Sa’id bin Jubair dengan pengambilan hadits ini sebagai
dalil adalah bahwa tidak ada nash yang menyatakan sunnah
ataupun melarang secara khusus terkait puasa Rajab. Karenanya,
ia masuk dalam hukum puasa pada bulan-bulan yang lain. Tidak
ada satu pun hadits tsabit terkait puasa Rajab, baik anjuran
maupun larangan. Akan tetapi, hukum asal puasa adalah
disunahkan. Dalam Sunan Abi Dawud bahwa Rasulullah
menyatakan kesunahan puasa pada bulan-balan haram (al-asyhur
al-hurum, 4 bulan yang dimuliakan), dan Rajab adalah salah
satunya. 
 

Sedangkan Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Al-Fatawa al-


Fiqhiyyah al-Kubra  menyatakan bahwa meskipun hadits-hadits
mengenai keutamaan puasa Rajab tidak ada yang shahih, tapi
bukan berarti semuanya palsu. Menurutnya, di antara hadits
tersebut ada yang tidak palsu, melainkan berstatus dha’if dan
boleh diamalkan dalam fadla’ilul a’mal (menjelaskan tentang
keutamaan amal-amal kebaikan).  
 

Aneka Peristiwa Penting


Pada bulan Rajab, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi
dalam sejarah umat Islam. Hal ini tentu bukanlah kebetulan
semata, akan tetapi menunjukkan bahwa Rajab adalah salah satu
bulan yang mulia. Di antaranya adalah:  
 

1. Sayyidah Aminah binti Wahb mulai mengandung janin yang


kelak diberi nama Muhammad pada bulan Rajab. Setelah
mengandung selama sembilan bulan, pada bulan Rabi’ul Awwal
Sayyidah Aminah melahirkan makhluk yang paling mulia, baginda
nabi agung Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kelahirannya
adalah rahmat yang Allah hadiahkan kepada alam semesta.  

2. Pada 27 Rajab, terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj, salah satu


mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada baginda Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mengenai mukjizat
agung ini, penting untuk digarisbawahi bahwa maksud dan tujuan
Isra’ dan Mi’raj bukan berarti Allah di atas lalu Rasulullah
diperintah untuk naik ke atas untuk sowan bertemu dan
menghadap Allah. Bukan seperti itu yang dimaksud dengan
mukjizat yang luar biasa ini.

Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah menegaskan bahwa Allah


Maha Suci dari tempat dan arah. Dia ada namun keberadaan-Nya
tidak membutuhkan pada tempat dan arah. Dia ada tanpa tempat
dan arah sebelum terciptanya tempat dan arah, dan setelah
menciptakan keduanya, Dia tidak berubah, tetap ada tanpa
tempat dan arah. Maksud dan tujuan Isra’ dan Mi’raj adalah
memuliakan Rasulullah, memperlihatkan kepadanya beberapa
keajaiban dan tanda kekuasaan Allah dan menerima perintah
shalat di tempat yang sangat mulia dan tidak pernah satu kali pun
dilakukan maksiat di dalamnya.  

3. Pada hari kesepuluh bulan Rajab tahun 9 H, terjadi perang


Tabuk.  

4. Pada bulan Rajab tahun 9 H, An-Najasyi, Raja al-Habasyah tutup


usia dalam keadaan muslim.

5. Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 H dalam usia 54
tahun. Beliau dimakamkan di Mesir.  

6. Pada bulan Rajab tahun 101 H, Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz
meninggal dalam usia 39 tahun.

7. Pada tanggal 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi


berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin
membebaskan Palestina, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak
langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi
yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat
Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah
Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan aqidah akan melahirkan
kesatuan hati. Kesatuan hati antarumat Islam adalah kekuatan
dahsyat yang tidak terkalahkan. Salah satu upaya untuk
mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap muadzdzin di
semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan
aqidah Asy'ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan shubuh.

8. Pada 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926, para


ulama berkumpul di Surabaya menyepakati lahirnya jam’iyah
Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi sosial dan keagamaan yang
salah satu tujuan utamanya adalah memperjuangkan aqidah
Ahlussunnah wal Jama’ah dan sistem bermazhab dalam
beragama.  
 

Artikel diambil dari: Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Rajab dan


Peristiwa-peristiwa Penting di Dalamnya
 

Demikian sekelumit penjelasan terkait keistimewaan dari bulan


Rajab. Oleh sebab itu, warga Nahdlatul Ulama atau
Nahdliyin hendaknya dapat mengisi bulan Rajab dengan ibadah
yang lebih baik dari sebelumnya. 

Anda mungkin juga menyukai