Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat : Hikmah Bulan Rajab

By admin / Tak Berkategori
 Khutbah I
 
 
‫ا ُم َح َّمدًا ﷺ‬%%َ‫طَفَى نَبِيَّن‬%‫اص‬ ْ ْ‫و الَّ ِذي‬% َ %ُ‫ َوه‬%،‫ب‬ َ ‫ه ِْر َر َج‬%‫لَنَا بِ َش‬%‫ض‬ َّ َ‫ ُد هللِ الَّ ِذيْ ف‬%‫ اَ ْل َح ْم‬،ِ‫ ُد هلل‬%‫اَ ْل َح ْم‬
ُ‫فَا َعتُه‬%‫رْ َجى َش‬%%ُ‫ ِه ت‬%ِ‫ر َّح ْم َوتَ َحنَّ ْن َعلَى َم ْن ب‬% َ %َ‫ار ْك َوت‬%ِ %َ‫صلِّ َو َسلِّ َم َوب‬ َ َ‫ اَللَّهُ َّم ف‬.‫ْال ُمجْ تَبَى ْال ُمَؤ يَّد‬
ُ‫ ْولُه‬%‫ ُدهُ َو َر ُس‬%‫يِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب‬%‫هَ ُد َأ َّن َس‬%‫ َوَأ ْش‬،‫ا ِد‬%%َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َربُّ ْال ِعب‬.‫ب‬ ِ ‫يَ ْو َم ْال َمآ‬
‫ أما بعد‬.‫اج ِم َو ْال َع َرب‬ ِ ‫ث ِإلَى َساِئ ِر اَأْل َع‬ ُ ‫ْال َم ْبع ُْو‬
‫الَى فِ ْي‬%‫ال هللاُ تَ َع‬% َ َ‫ ق‬.‫و َن‬%ْ ُ‫از ْال ُمتَّق‬%
َ َ‫ ْد ف‬%َ‫ فَق‬،ِ‫وى هللا‬% ِ ‫ ُأ ْو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
َ ‫ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِتَ ْق‬%‫ ْينِ ْى نَ ْف ِس‬%‫ص‬
‫ ِج ِد‬%‫ ِد ِه لَ ْياًل ِم َن ْال َم ْس‬%‫ َرى بِ َع ْب‬%‫ان الَّ ِذي َأ ْس‬ َ ‫ب َْح‬%‫ ُس‬،‫َّحي ِْم‬ ِ ‫ر‬%‫رَّحْ َم ِن ال‬%‫ ِم هللاِ ال‬%‫ بِ ْس‬،‫ري ِْم‬% ِ %‫ِكتَابِ ِه ْال َك‬
‫صي ُر‬ِ َ‫ار ْكنَا َح ْولَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬ َ َ‫صى الَّ ِذي ب‬ َ ‫ْج ِد اَأْل ْق‬ِ ‫ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس‬
 

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat, mengajak diri khatib dan kepada jamaah Jumat, mari kita
tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua
perintah-Nya serta menjauhi larangan-laranga-Nya. Puji syukur kehadirat Allah SWT, pada
bulan ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan Rajab 1442 H.

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari
kata “tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap
Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram,
Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan
kebaikan dari Allah SWT.Telah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan
yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang
sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:

َ ‫ش ْعبَانَ َوبَلِّ ْغنَا َر َم‬


َ‫ضان‬ َ ‫اللَّ ُه َّم بَا ِركْ لَنَا فِ ْي َر َج‬
َ ‫ب َو‬
“Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga Engkau
pertemukan kami dengan bulan Ramadlan.”

Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh
setelahnya, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadlan.  Sebagian ulama berkata:

َ ‫ش ْه ُر ا ْل َح‬
‫صا ِد‬ َ ‫ َو َر َم‬،‫س ْق ِي‬
َ ُ‫ضان‬ َّ ‫ش ْه ُر ال‬
َ ُ‫ش ْعبَان‬ ِ ‫ش ْه ُر ال َّز ْر‬
َ ‫ َو‬،‫ع‬ َ ‫ب‬
ٌ ‫َر َج‬

“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah
bulan panen.”

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf,
yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat
Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah).
Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT.
Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.Maka dari itu, marilah kita gunakan
bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah,
puasa dan lain sebagainya.

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah,

Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa monumental 
isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil Haram  Makkah menuju Masjidil
Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk
menghadap Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat al  Isra’ ayat 1:

َ ‫ ِج ِد ْاَأل ْق‬9‫س‬
9ُ‫ه‬9َ‫هُ لِنُ ِري‬9َ‫ا َح ْول‬99َ‫ا الَّ ِذى با َ َر ْكن‬9‫ص‬ ْ ‫س ِج ِد ا ْل َح َر ِام اِلَى ا ْل َم‬
ْ ‫س َرى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْيالً ِّمنَ ا ْل َم‬ ْ ‫سبْحانَ الَّ ِذىَأ‬
‫ص ْير‬ِ َ‫س ِم ْي ُع ا ْلب‬ َّ ‫ه َُو ال‬,ُ‫ِمنْ آيَتِنَا ِإنَّه‬
 

Artinya: “ Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat” (QS.Al Isra : 1).

Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari,  juz 5 halaman 52. Nabi
Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT.  Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk
melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan
kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi
Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan
perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya.
Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan
untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat
sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa
mengingatkan sebagiamana yang pertama.  Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan
akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi
musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi
Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan
pasrah kepada Allah SWT.

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah…

Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra’ dan Mi’raj tersebut.:

  Pertama, Isra’ dan Mi’raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit)


disebutkan dalam Al-Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan
sama sekali, meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau. Semua hal aneh ini terjadi dalam
rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab seseorang
dapat tersesat ketika hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita
harus menghindari arus pemikiran yang hanya membanggakan akalnya dan mengesampingkan
kemahakuasaan Allah. Tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan,maka
setiap ajaran dalam agama yang tidak cocok dengan akal, akan ditolak dan diingkari,
na’udzubillahi min dzalik. Pola pikir yang demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati
dengan

‫اس ال ِّديْنَ بِ َرْأيِ ِه‬


َ َ‫َأ َّو ُل َمنْ ق‬
“(makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri)”.

Kedua,  sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT (mi’raj), beliau dibedah dadanya,
dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena
beliau ma’shum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali
Al Habsyi:

‫َو َما َأ ْخ َر َج اآل ْماَل ُك ِمنْ قَ ْلبِ ِه َأ ًذى َولَ ِكنَّ ُه ْم َزاد ُْوهُ طُ ْه ًرا َعلَى طُ ْه ٍر‬

 “Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang
suci menjadi semakin suci”.

Pembersiahan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas shalat lima waktu. Ini juga
pelajaran bagi kita, bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita
bersihkan hati kita masing-masing. Karenanya, apabila kita shalat harus dimulai dari pakaian,
tempat dan hati yang suci, khusyu’hanya tertuju kepada Allah.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan


bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah,

Selain amalan kesunahan berpuasa, pada Bulan Rajab ini juga merupakan momentum yang tepat
untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman
122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau
mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang
menyelamatkanmu dari api yang melalap.”

 
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat
kita diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita
perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji
untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar
tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah,

Akhirnya, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan,
selalu beruntung mendapatkan ridla, kemampuan dan kesempatan, untuk melakukan
amal shalih (ibadah) dan mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT.  Aamiin ya
rabbal ‘alamiin.

‫ َوتَقَبَّ َل‬،‫ذ ْك ِرا ْل َح ِك ْي ِم‬9ِّ 9‫ت َوال‬


ِ ‫ا‬99َ‫ ِه ِمنَ اآْل ي‬9‫ا فِ ْي‬99‫ َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َم‬،‫آن ا ْل َع ِظ ْي ِم‬ ِ ‫ر‬9ْ 9ُ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي الق‬ َ َ‫ب‬
‫س ِم ْي ُع ا ْل َعلِ ْي ُم‬
َّ ‫ ِإنَّهُ ه َُو ال‬،ُ‫ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَه‬
 
 
Khutbah II

Anda mungkin juga menyukai