Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat : Hikmah Bulan Rajab.

NAMA : Ilham Fauzi

KELAS : XII MIPA 4

By admin / Tak Berkategori. No. : 10

Khutbah

ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ َم َوب‬


‫ار ْك َوتَ َر َّح ْم َوتَ َحنَّ ْن‬ َ َ‫ اَللَّهُ َّم ف‬.‫ َوهُ َو الَّ ِذيْ اصْ طَفَى نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا ﷺ ْال ُمجْ تَبَى ْال ُمَؤ يَّد‬،‫ب‬ َ ‫ضلَنَا بِ َشه ِْر َر َج‬ َّ َ‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ ف‬،ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل‬
‫ث ِإلَى َساِئ ِر اَأْلعَا ِج ِم‬ ُ ْ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ْال َم ْبعُو‬،‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َربُّ ْال ِعبَا ِد‬.‫ب‬
ِ ‫َعلَى َم ْن بِ ِه تُرْ َجى َشفَا َعتُهُ يَوْ َم ْال َمآ‬
‫ أما بعد‬.‫َوال َع َرب‬ ْ

‫ ُس ْبحَانَ الَّ ِذي َأس َْرى‬،‫َّحي ِْم‬ ِ ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬،‫َري ِْم‬ ِ ‫ال هللاُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْالك‬ ِ ْ‫ ُأو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا َد هللا‬
َ َ‫ ق‬. َ‫ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُوْ ن‬،ِ‫ص ْينِ ْى نَ ْف ِس ْي َوِإيَّا ُك ْم بِتَ ْق َوى هللا‬
ِ َ‫صى الَّ ِذي بَا َر ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
‫صي ُر‬ َ ‫بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس ِْج ِد اَأْل ْق‬

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat, mengajak diri khatib dan kepada jamaah Jumat, mari kita tingkatkan
takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta
menjauhi larangan-laranga-Nya. Puji syukur kehadirat Allah SWT, pada bulan ini kita masih berada di
bulan mulia, yaitu bulan Rajab 1442 H.

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata “tarjib” yang
bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan
lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Bulan
Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT.Telah maklum bahwa
kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan
bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam
Musnad Ahmad:

َ ‫ب َو َش ْعبَانَ َوبَلِّ ْغنَا َر َم‬


‫ضا‬ ِ َ‫اللَّهُ َّم ب‬
َ ‫ار ْك لَنَا فِ ْي َر َج‬

“Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga Engkau

pertemukan kami dengan bulan Ramadlan.”

Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya,
yaitu bulan Sya’ban dan Ramadlan. Sebagian ulama berkata:

َ ‫ضانُ َش ْه ُر ْال َح‬


‫صاد‬ َ ‫ َو َر َم‬،‫ َو َش ْعبَانُ َش ْه ُر ال َّس ْق ِي‬،‫ع‬
ِ ْ‫َر َجبٌ َش ْه ُر ال َّزر‬
Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah bulan
panen.”
Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’,
Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’
adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT
melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan
kebaikan dari Allah SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.Maka dari itu,
marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh,
istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah,

Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa monumental isra’ dan
mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina.
Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah SWT Sang
Pencipta alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al Isra’ ayat 1:

ِ َ‫هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْالب‬,ُ‫صا الَّ ِذى با َ َر ْكنَا حَوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَتِنَا ِإنَّه‬
‫صيْر‬ َ ‫س ْبحانَ الَّ ِذىَأ ْس َرى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْيالً ِّمنَ ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َم ْس ِج ِد اَْأل ْق‬

Artinya: “ Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat” (QS.Al Isra : 1).

Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari, juz 5 halaman 52. Nabi
Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk
melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian
kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa
mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali
sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad
untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap
kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada
Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah
hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi
Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi
Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah
kepada Allah SWT.

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah…

Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra’ dan Mi’raj tersebut.:

Pertama, Isra’ dan Mi’raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan
dalam Al-Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali,
meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau. Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan
mengukur ketebalan iman seseorang, sebab seseorang dapat tersesat ketika hanya mengukur sebuah
kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita harus menghindari arus pemikiran yang hanya
membanggakan akalnya dan mengesampingkan kemahakuasaan Allah. Tidak mustahil jika pola pikir
demikian dilestarikan,maka setiap ajaran dalam agama yang tidak cocok dengan akal, akan ditolak dan
diingkari, na’udzubillahi min dzalik. Pola pikir yang demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati
dengan

‫اس ال ِّد ْينَ بِ َرْأيِ ِه‬


َ َ‫َأ َّو ُل َم ْن ق‬

“(makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri)”.

Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT (mi’raj), beliau dibedah dadanya, dibersihkan
hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma’shum (suci dari dosa).
Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:

‫ك ِم ْن قَ ْلبِ ِه َأ ًذى َولَ ِكنَّهُ ْم َزا ُدوْ هُ طُ ْهرًا َعلَى طُه ٍْر‬
ُ ‫َو َما َأ ْخ َر َج اآل ْماَل‬

“Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci menjadi semakin suci”.

Pembersiahan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas shalat lima waktu. Ini juga
pelajaran bagi kita, bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati
kita masing-masing. Karenanya, apabila kita shalat harus dimulai dari pakaian, tempat dan hati yang suci,
khusyu’hanya tertuju kepada Allah.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan bulan ini,
lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah,

Selain amalan kesunahan berpuasa, pada Bulan Rajab ini juga merupakan momentum yang tepat untuk
bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122
menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan:
“Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api
yang melalap.”

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita diterima
oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua,
meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji untuk tidak mengulang dosa
dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar tobat kita benar-benar diterima oleh
Allah SWT.

Jamaah Sholat Jum’at rahimakumullah,


‫‪Akhirnya, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan, selalu‬‬
‫‪beruntung mendapatkan ridla, kemampuan dan kesempatan, untuk melakukan amal shalih (ibadah) dan‬‬
‫‪mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.‬‬

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ‪ِ ،‬إنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآْل يَا ِ‬
‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ ِ‬
‫ار َ‬
‫بَ َ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد‬ ‫ُأ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وُأ َ‬


‫صلِّ ْي َو َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش ِ‬
‫َر ْي َ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‪،‬‬ ‫َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َأ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ‪ُ ،‬أوْ ِ‬
‫ّ‬ ‫ٰ‬ ‫َأ‬
‫ص ِّل‬ ‫ِّ‬
‫صلوا َعلَ ْي ِه َو َسل ُموا تَ ْسلِي ًما‪ ،‬اَللهُ َّم َ‬ ‫ُّ‬ ‫ُصلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا يُّهَا ال ِذينَ آ َمنُوا َ‬
‫َّ‬ ‫ال‪ِ :‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬ ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْالك ِ‬
‫َري ِْم فَقَ َ‬ ‫َأ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوبَ ِ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ت ْ‬ ‫ٰ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِم ْينَ ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‪j‬‬
‫وال ُمْؤ ِمنِ ْينَ‬ ‫ار ْكتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنا البَاَل َء َوالغَاَل َء َوال َوبَا َء َوالفَحْ شَا َ‪j‬ء َوال ُمن َك َر َوالبَغ َي َوال ُّسيُوْ فَ ال ُمختَلِفَةَ َوالشدَاِئ َد َوال ِم َحنَ ‪َ ،‬ما‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِمنهُ ْم َوا ْم َوا ِ‬
‫َأْل‬ ‫ْ‬ ‫َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء‬ ‫إن هللاَ َيْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬ ‫َي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً‪ِ ،‬إنَّكَ َعلَى ُك ِّل ش ْ‬ ‫ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا خَا َّ‬
‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬
‫َر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعل ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ال َع ِظ ْي َم يَذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ ْكبَ ُر‬ ‫ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ شَا ِء َوال ُم ْنك ِ‬
‫ْ‬

‫‪Naskah Khutbah : Imam Burhanudin AS – Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Bobotsari‬‬

‫)‪(Bimas Islam – Rikin/HA3‬‬

Anda mungkin juga menyukai