Anda di halaman 1dari 13

Kebijakan

Presiden Megawati
Di Era Reformasi
Penyusun
1. Muhamad Sahri Romadhon

2. Nahlatun

3. Nur Rudi Anto

4. Nur Wahid

5. Padmasari

6. Purnomo Sidiq

7. Reno Wahyu Nugroho

8. Ridoh Pangestu

9. Riska Amalia Putri

Presiden Megawati Soekarnoputri


Megawati Soekamoputri (Diah Permata
Megawati Setiawati Soekarnoputri) dilantik
sebagai presiden Indonesia yang ke-5 pada
tanggal 23 Juli 2001. Dalam menjalankan
pemerintahannya Megawati Soekarnoputri
didampingi oleh Wakil Presiden Hamzah
Haz. Pada tanggal 9 Agustus 2001 setelah
pengunduran diri presiden, Megawati
mengumumkan kabinetnya yang bernama
Kabinet Gotong Royong."

Presiden Megawati merupakan peletak dasar


ke arah kehidupan demokrasi karena
pemerintahannya berhasil melaksanakan
pemilu tahun 2004 yang berlangsung secara
aman dan damai. Untuk pertama kalinya
pada pemilu tersebut presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat.

Bidang Politik
1. Membangun tatanan politik baru
a. UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu
Salah satu perubahan penting terkait dengan pemilihan umum
adalah perubahan tata cara pemilihan presiden dan wakil
presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan mulai
diterapkan pada pemilihan umum tahun 2004.
b. UU No. 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan
DPR/MPR
Pembatasan wewenang MPR, kesejajaran kedudukan antara
presiden dan DPR yang secara langsung menguatkan posisi
DPR, kedudukan Dewan perwakilan daerah (DPD), penetapan
APBN yang diajukan oleh presiden dan penegasan wewenang
BPK.
c. Mendukung dana, tenaga dan sumber daya lain untuk
suksesnya penerapan UU tersebut.
2. Meluruskan Otonomi Daerah
Terkait hubungan pemerintah pusat dan daerah,
presiden Megawati berupaya untuk melanjutkan
kebijakan otonomi daerah yang telah dirintis sejak
tahun 1999 seiring dengan dikeluarkannya UU No. 02
Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat-
daerah.
Upaya ini merupakan proses reformasi tingkat lokal
terutama pada bidang politik, pengelolaan keuangan
daerah dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam
daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.
Upaya desentralisasi politik dan keuangan ini sejalan
dengan struktur pemerintahan di masa mendatang
dimana masing-masing daerah akan diberi wewenang
lebih besar untuk mengelola hasil-hasil sumber daya
alam dan potensi ekonomi yang mereka miliki.
3. Pemberantasan KKN
Untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN,
pemerintahan presiden Megawati membentuk komisi
tindak pidana korupsi setelah keluarnya UU RI No. 28
tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas dari KKN. Tetapi, pembentukan
komisi ini menuai kritik karena pada masa
pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid telah
dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara
(KPKPN).
Dari segi kemiripan tugas, keberadaan kedua komisi
tersebut terkesan tumpang tindih. Dalam perjalanan
pemerintahan presiden Megawati, kedua komisi
tersebut tidak berjalan maksimal karena hingga akhir
pemerintahan presiden Megawati, berbagai kasus
KKN yang ada belum dapat terselesaikan.
Bidang Sosial
1. Pemerintah membentuk Komite Penanggulangan
Kemiskinan (KPK), yang bertujuan untuk
menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia.
2. Meningkatkan pendapatan dan mengurangi
pengeluaran kelompok masyarakat miskin dalam
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
3. Beras rakyat miskin (raskin), yang dijual Rp 1.000 per
kilo.
4. Mengalokasikan dana untuk sektor pendidikan dan
pendidikan luar sekolah. Dana tersebut nantinya
digunakan untuk memperbesar daya tampung sekolah,
meningkatkan kualitas pendidikan, dan kesamaan
kesempatan bersekolah, serta meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan.
Bidang Hukum dan Pemerintahan
Presiden Megawati dan MPR kembali
melakukan amandemen terhadap UUD 1945
pada tanggal 10 November 2001. Amandemen
tersebut meliputi penegasan Indonesia
sebagai negara hukum dan kedaulatan
berada di tangan rakyat. Hal lain yang
dilakukan terkait dengan reformasi di bidang
hukum dan pemerintahan adalah
memperlunak kewenangan MPR,
menyejajarkan jabatan antara Presiden dan
DPR yang secara langsung menguatkan
jabatan DPR, jabatan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), menetapkan APBN yang
diajukan oleh presiden, dan penegasan yang
berwenang BPK.
Bidang Pers
Dikeluarkannya Undang-Undang
Pers dan Undang-Undang
Penyiaran dilihat dari sisi
kebebasan mengeluarkan
pendapat, keberadaan kedua
undang-undang tersebut
berdampak positif namun di sisi
lain berbagai media yang
diterbitkan oleh partai-partai
politik dan LSM seringkali
melahirkan polemik dan sulit
dikontrol oleh pemerintah.
Bidang Ekonomi
1. Menerapkan kebijakan moneter yang dipraktikkan oleh Bank Indonesia
dalam mengatasi inflasi dengan cara mengendalikan jumlah uang yang
beredar.
2. Mendorong direalisasikannya investasi asing supaya pertumbuhan
ekonomi Indonesia meningkat. Untuk mendorong peningkatan investasi,
Megawati membentuk Tim Nasional Pertumbuhan Investasi yang ia pimpin
langsung. Pemerintah juga melakukan peningkatan kepastian hukum lewat
program reformasi hukum, supaya investor tidak khawatir saat
menanamkan modal di Indonesia.
3. Menerapkan kebijakan imbal beli, guna mendorong peningkatan ekspor
nonmigas di Indonesia. Melalui strategi ini, volume eskpor nonmigas pun
terus meningkat, mencapai 6 persen atau senilai 50,7 miliar dollar AS.
sumber :
Kompas.com , 31 Maret 2021, 08.00 WIB
Buku LKS Sejarah Indonesia Kelas 12

Ada
Pertanyaan?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai