Guru Pengampu
NENTI LERIANSARI, S.Pd
Disusun Oleh :
BELLA DWI SAPUTRI
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi
pada Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa
Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa
Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Reformasi Bidang Hukum dan Pemerintahan.......................................... 3
B. Reformasi Bidang Ekonomi..................................................................... 4
C. Masalah Disintegrasi dan Kedaulatan Wilayah....................................... 5
D. Desentralisasi Politik dan Keuangan....................................................... 7
E. Upaya Pemberantasan KKN.................................................................... 8
F. Pelaksanaan Pemilu 2004........................................................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden Megawati Soekarnoputri mengawali tugasnya sebagai
presiden kelima Republik Indonesia dengan membentuk Kabinet Gotong
Royong. Kabinet ini memiliki lima agenda utama yakni membuktikan sikap
tegas pemerintah dalam menghapus KKN, menyusun langkah untuk
menyelamatkan rakyat dari krisis yang berkepanjangan, meneruskan
pembangunan politik, mempertahankan supremasi hukum dan menciptakan
situasi sosial kultural yang kondusif untuk memajukan kehidupan masyarakat
sipil, menciptakan kesejahteraan dan rasa aman masyarakat dengan
meningkatkan keamanan dan hak asasi manusia.
Tugas Presiden Megawati di awal pemerintahannya terutama upaya
untuk memberantas KKN terbilang berat karena selain banyaknya kasus-kasus
KKN masa Orde Baru yang belum tuntas, kasus KKN pada masa
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid menambah beban pemerintahan
baru tersebut. Untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN, pemerintahan
Presiden Megawati membentuk Komisi Tindak Pidana Korupsi setelah
keluarnya UU RI No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas KKN.
Pembentukan komisi ini menuai kritik karena pada masa pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid telah dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan
Pejabat Negara (KPKPN). Dari sisi kemiripan tugas, keberadaan dua komisi
tersebut tersebut terkesan tumpang tindih. Dalam perjalanan pemerintahan
Megawati, kedua komisi tersebut tidak berjalan maksimal karena hingga akhir
pemerintahan Presiden Megawati, berbagai kasus KKN yang ada belum dapat
diselesaikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Perkembangan Politik dan Ekonomi pada
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Perkembangan
Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui reformasi bidang hukum dan pemerintahan.
2. Untuk mengetahui reformasi bidang ekonomi.
3. Untuk mengetahui masalah disintegrasi dan kedaulatan wilayah.
4. Untuk mengetahui desentralisasi politik dan keuangan.
5. Untuk mengetahui upaya pemberantasan KKN.
6. Untuk mengetahui pelaksanaan Pemilu 2004.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
namun di sisi lain berbagai media yang diterbitkan oleh partai-partai politik
dan LSM sering kali melahirkan polemik dan sulit dikontrol oleh pemerintah.
luar negeri Indonesia saat berhadapan dengan negara lain terutama dalam
sengketa perbatasan dengan negara-negara tetangga.
terhadap beberapa kasus berjalan sangat lambat dan berimbas pada belum
adanya pembuktian dari kasus-kasus yang ditangani. Namun keseriusan
pemerintah untuk memerangi tindak pidana korupsi tercermin dari
dikeluarkannya UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No. 31
Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Produk hukum tersebut
merupakan produk hukum yang dikeluarkan khusus untuk memerangi korupsi.
Pengeluaran produk hukum tentang Tipikor diikuti dengan
dikeluarkannya berbagai produk hukum lain seperti UU No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, UU No. 15 Tahun 2002
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 22 Tahun 2002 tentang
Grasi, UU No. 30 Tahun 2002 tentang Pembentukan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), PP No. 41 Tahun 2002 tentang Kenaikan Jabatan dan Pangkat
Hakim, Inpres No. 2 Tahun 2002 tentang Penambang Pasir Laut dan Inpres
No. 8 Tahun 2002 tentang Pemberian Jaminan Kepastian Hukum Kepada
Debitur yang Telah Menyelesaikan Kewajibannya atau Tindakan Hukum
Kepada Debitur yang Tidak Menyelesaikan Kewajibannya Berdasarkan
Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham.
maka pasangan yang mendapatkan suara tertinggi pertama dan kedua berhak
mengikuti pemilu presiden putaran kedua.
Pemilu legislatif 2004 yang diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004
diikuti oleh 24 partai politik. Lima partai politik yang berhasil mendapatkan
suara terbanyak adalah Partai Golkar (24.480.757 atau 21,58% suara), PDI-P
(21.026.629 atau 18,53% suara), PKB (11.989.564 atau 10,57% suara), PPP
(9.248.764 atau 8,15% suara) dan PAN (7.303.324 atau 6,44% suara).
Berdasarkan perolehan suara tersebut, KPU meloloskan lima pasangan calon
presiden dan wakil presiden yang dianggap memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan berdasarkan Keputusan KPU no. 36 tahun 2004 untuk mengikuti
pemilihan presiden dan wakil presiden yakni:
1. Nomor urut 1: H. Wiranto, S.H. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (calon dari
partai Golkar).
2. Nomor urut 2: Hj. Megawati Soekarnoputri dan K.H. Ahmad Hasyim
Muzadi (calon dari PDI-P).
3. Nomor urut 3: Prof. Dr. H.M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono
Yudohusodo (calon dari PAN).
4. Nomor urut 4: H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Jusuf
Kalla (calon dari Partai Demokrat).
5. Nomor Urut 5: Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (calon
dari PPP)
Pemilu presiden yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 belum
menghasilkan satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang
mendapatkan suara lebih dari 50% sehingga pemilu presiden diselenggarakan
dalam dua putaran. Dalam pemilu presiden putaran kedua yang
diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004, pasangan H. Susilo
Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla mengungguli
pasangan Hj. Megawati Soekarnoputri dan K.H. Ahmad Hasyim Muzadi.
Pada pemilu putaran kedua tersebut, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Jusuf Kalla memperoleh 62.266.350 suara atau 60,62% sementara
pasangan Hj. Megawati Soekarnoputri dan K.H. Ahmad Hasyim Muzadi
11
A. Kesimpulan
Megawati menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang
Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam
menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang
membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli
2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Megawati juga
merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak
memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya
konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah,
pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum
dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di
Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40%-60%) dalam pemilihan umum
presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada
Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa
pemerintahannya.
B. Saran
Memahami Perkembangan politik dan ekonomi pada masa
pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dapat memberikan pelajaran
penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya memperbaiki kehidupan
berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
12
DAFTAR PUSTAKA