Anda di halaman 1dari 16

INDONESIA MASA PRESIDEN JOKO WIDODO PERIODE I

(2014 – 2019)

Disusun oleh
Ade Niko
Eka Audina
Grandies Silvania Verdianto
Nuryati
Syachrizal Ramadhan

Kelas : XII IPS 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBER

Jalan Sunan Malik Ibrahim 4 Sumber Kabupaten Cirebon

2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Rasulullah
SAW, Nabi dan Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang
benar dan sekaligus menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu illahi.
Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penulisan makalah ini, khususnya Ibu Nuretin S.Pd,
selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Indonesia Masa Presiden Jokowi Dodo
Periode I (2014 – 2019)”.
Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kelemahan
dan kekurangannya, untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Semoga makalah ini bermanfaat. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.

Cirebon, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3
A...................................................................................................Latar Belakang
.......................................................................................................................................3
B..............................................................................................Rumusan Masalah
.......................................................................................................................................3
C................................................................................................Tujuan Penulisan
.......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4
A. Latar Belakang Menjadi Presiden..................................................................4
B. Program Kerja Bidang Politik dan Ekonomi..................................................5
C. Prestasi Yang Diraih Saat Masa Kepemimpinanya........................................7
D. Masalah-masalah Yang Dihadapi...................................................................9
E. Alasan Berakhirnya Kekuasaan Presiden.....................................................11
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
LAMPIRAN.....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan di Indonesia selalu terjadi dari tahun ke tahun dan dari
presiden ke presiden tersebut terjadi pada segala aspek kehidupan. Baik itu di
bidang politik atau ekonomi. Banyak kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan
oleh setiap presiden yang menjabat sebagai presiden pada masa orde lama
sampai saat ini. Banyak kebijakan yang menuntut agar Indonesia dapat
membangun Negara lebih pesat lagi. Salah satunya mengembangkan dunia
yang telah memasuki era globalisasi saat ini.
Pasca reformasi, sistem pun berubah ke pola yang lebih demokratis
dan adanya otonomi daerah. Sistem politik yang demokratis dan sistem
pemerintahan yang didasarkan pada otonomi daerah juga menuntut adanya
transparansi serta akuntabilitas keuangan Negara. Namun, ada beberapa
kebijakan-kebijakan dari presiden yang menimbulkan pro dan kontra di
kalangan masyarakat. Sesungguhnya, apapun kebijakan dari presiden harus
sesuai dengan aspirasi rakyat dan bertujuan untuk menyejahterakan rakyat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang menjadi Presiden ?
2. Apa program kerja bidang Politik dan bidang Ekonomi ?
3. Apa saja prestasi yang telah dicapai ?
4. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi saat menjadi presiden ?
5. Apa alasan berakhirnya kekuasaan Presiden ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui latar belakang menjadi Presiden.
2. Untuk Mengetahui program kerja bidang Politik dan bidang Ekonomi.
3. Untuk Mengetahui prestasi yang telah dicapai.
4. Untuk Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi saat menjadi presiden.
5. Untuk Mengetahui Langkah Pemerintah dalam Pembangunan Karakter.
6. Untuk Mengetahui alasan berakhirnya kekuasaan Presiden.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Menjadi Presiden


Presiden Joko Widodo adalah presiden yang dikenal dengan sistem
blusukannya yang membaur terhadap rakayat, Joko Widodo merupakan
Presiden ke-Tujuh Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang lahir dan besar
di Surakarta 21 Juni 1961 istrinya bernama iriana Joko Widodo dan di karuniai
dua orang putra dan satu putri yakni Gibran Rakabuming Raka, kaesang
Pangarep dan Kahiyang Ayu. Semua anaknya terbilang mandiri dikarenakan
tidak terpaku pada kepopuleran dari sang ayah. anak sulung dari empat
bersaudara, dan satu-satunya anak laki-laki, adiknya semua adalah perempuan.
Sebenarnya, ia juga memiliki adik laki-laki namun meninggal ketika ibunya
sedang bersalin. Nama kecil dari Jokowi ialah Mulyono.
Kemudian pada tahun 2005, ia dicalonkan menjadi calon Walikota
Solo oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI Perjuangan dan ia berhasil
memenangkan dan menjadi walikota Solo. Kemenangan Jokowi sebagai
Walikota Solo menjadi pijakan awal Jokowi menuju kursi Presiden Indonesia.
Kepemimpinan serta gebrakannya sebagai Walikota Solo banyak mengubah
wajah kota Solo sebagai ' Spirit Of Java', ia juga dikenal sebagai pemimpin
'blusukan' yaitu sering berkeliling melihat langsung keadaan kotanya. Kota
Solo menjadi kota yang nyaman, penataan kota, relokasi pedagang tanpa
menimbulkan kerusuhan, serta membuat Solo menjadi sebagai kota tuan rumah
di acara Internasional adalah sebagian kecil dari prestasi Jokowi.
Pada tahun 2012 Jokowi dideklarasikan menjadi calon Gubernur DKI
Jakarta oleh partai PDI Perjuagan di sandingkan dengan Basuki Tjahaja
Purnama, karena memeliki progress yang baik maka keduanya berhasil
memenangkan Pilkada putaran kedua dan menjadi gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta. Belum lama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta,
PDI Perjuangan melalui mandat dari Megawati Soekarno Putri menberikan
perintah agar Jokowi maju sebagai Calon Presiden bersama Jusuf Kalla sebagai
Wakil Presiden pada tahun 2014. Hal itu kemudian ia laksanakan,

7
pengumuman Jokowi sebagai Calon Presiden Indonesia dilaksanakan di rumah
Si Pitung dengan mencium Bendera Merah Putih. Kemudian deklarasi resmi
Jokowi sebagai calon Presiden dilakukan di Gedung Juang 45, majunya ia
sebagai Calon Presiden Indonesia didukung oleh empat partai pengusungnya
yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai
Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.
Pelantikan Jokowi sebagai Presiden dilakukan pada tanggal tanggal 20
Oktober 2014 di Gedung DPR/MPR RI. Upacara ini menandai secara resmi
dimulainya jabatan Joko Widodo sebagai Presiden didampingi oleh Jusuf Kalla
sebagai Wakil Presiden Indonesia.

B. Program Kerja Bidang Politik dan Ekonomi


1. Bidang politik
a. Poros dan isu kemaritiman
 Kebijakan Poros Maritim diharapkan dapat memperkuat kapasitas
keamanan maritim Indonesia melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas alutista yang diikuti dengan regulasi maritime yang lebih
jelas, sehingga kepentingan ekonomi Indonesia dapat diperjuangkan
lebih lagi dengan prosedur yang lebih jelas dan kualitas serta kualitas
yang lebih baik.
 Pembangunan infrastruktur kemaritiman perlu untuk ditingkatkan,
seperti dan tidak dibatasi dengan pembangunan pelabuhan dan , demi
melindungi kedaulatan bangsa dan kepentingan nasional Indonesia.
 Kami menyadari bahwa pengeboman kapal adalah salah satu upaya
pemerintah untuk menjaga kedaulatan Indonesia, sekaligus
melindungi hak-hak para nelayan Indonesia dalam mengembangkan
usahanya. Kami ingin memberi saran agar pengeboman kapal yang
dilakukan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, karena
pengeboman kapal akan meninggalkan sampah-sampah yang dapat
merusak ekosistem kelautan.
b. Hukuman mati kepada para penyebar narkoba
Prosedur hukuman mati kepada para penyebar narkoba perlu
penjelasan dan sosialisasi yang lebih lanjut kepada masyarakat luas
dan pendatang, demi mencegah kesalahpahaman dan konflik yang
tidak perlu tersangka, masyarakat dan pemerintah negara lain.
c. Komunikasi public
 Komunikasi politik yang lebih baik adalah vital bagi pihak eksekutif ,
demi mengurangi kesalahpahaman dan keraguan masyarakat terhadap
masalah yang dihadapi pemerintah. Apabila pemerintah jelas dalam
menyampaikan maksud dengan prinsip yang jelas, hal tersebut akan
membantu masyarakat untuk memahami maksud pemerintah,
sehingga dukungan kepada pemeritah dapat semakin meningkat.
 Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah perlu ditingkatkan . Kami
memuji upaya presiden Jokowi terkait kebijakannya untuk
berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Komunikasi tersebut dapat
meningkatkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, demi
pengambilan keputusan yang lebih baik terhadap daerah.
 Kami menyadari bahwa tidak ada kebijakan yang sempurna, karena
setiap kebijakan memiliki posisi plus dan minus. Kejelasan prinsip
dan hukum dari pihak eksekutif akan mengurangi keraguan
masyarakat terhadap pemerintah yang terkait.
2. Ekonomi
a. Subsidi bahan bakar minyak
Sebagai pemerintah, kami menyadari bahwa penetapan batas atas bagi
barang-barang pokok adalah penting demi melindungi masyarakat
kecil. Selain itu, standardisasi harga merupakan isu yang perlu
diperhatikan pemerintah, ketika fluktuasi harga BBM tidak
didampingi dengan fluktuasi harga bahan pokok yang merugikan
masyarakat.
b. Investasi satu pintu
 Kami melihat bahwa transparansi dan koordinasi dari sistem Satu
Pintu perlu untuk diperhatikan lebih lanjut. Transparansi dalam hal ini
adalah transparansi informasi kepada masyarakat dan pelaku bisnis
terhadap investasi yang tersedia . Koordinasi yang ditujukan adanlah
koordinasi antara kementerian penting demi memuluskan kebijakan
tersebut, demi mengurangi masalah konflik dan perebutan proyek
terhadap proses invetasi yang terjadi. Hal ini juga perlu diikuti dengan
pembagian tugas dan wewenang lebih jelas kepada BKPM demi
mencapai tujuan dari kebijakan satu pintu.
 Sosialisasi kebijakan Satu Pintu terhadap masyarakat luas penting,
agar pelaku pasar, khususnya masyarakat Indonesia dapat menangkap
peluang dan mengantisipasi dampak dari kebijakan Satu Pintu.
 Kebijakan Satu Pintu perlu untuk terus dilanjutkan oleh pemerintah,
karena hal tersebut dapat memudahkan masyarakat dan investor. Kami
menyadari bahwa kebijakan Satu Pintu sangat memudahkan investor
dan masyarakat luas untuk berinvestasi, ketika usaha-usaha investasi
sebelum hadirnya kebijakan tersebut sangat sulit.
C. Prestasi Yang Diraih Saat Masa Kepemimpinanya
1. Penurunan Kemiskinan dan Pemerataan Pembangunan
Dari sisi percepatan penurunan tingkat kemiskinan dalam
pemerintahan Presiden Joko Widodo, untuk pertama kali dalam sejarah
Indonesia penurunan kemiskinan mencapai single digit, yaitu sebesar 9.82%
di tahun 2018. Diharapkan pada tahun 2019, tingkat kemiskinan akan
menurun lebih lanjut antara 8.5% - 9.5%. Selain itu, koefisien Gini yang
merupakan indikator dari pemerataan pembangunan, semakin membaik
dalam pemerintahan Joko Widodo, yaitu dari 0.40 menjadi 0.38.
Komitmen pemerintah ini secara jelas ditunjukkan dalam alokasi
Program Perlindungan Sosial dalam APBN 2019 mencapai Rp. 387.3
Triliun, naik hingga 32.8% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini untuk
memberikan jaminan perlindungan sosial, khususnya bagi 40% penduduk
termiskin.
2. Perbaikan Pendidikan
Pemerintahan Joko Widodo berkomitmen untuk tetap menjaga
anggaran pendidikan dalam APBN 2019 sebesar 20% dari APBN, yaitu
sebesar Rp. 492.5 Triliun Rupiah. Hal ini untuk meningkatkan akses,
distribusi, dan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar lebih
kompetitif (improving Indonesia’s human capital). Melalui ini, diharapkan
Indeks Pendidikan Manusia Indonesia akan semakin meningkat.
Anggaran pendidikan ini dipakai untuk: peningkatan kualitas
tenaga pendidik, peningkatan efektivitas dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), program perbaikan akses sekolah, pemberian Program Indonesia
Pintar kepada 20,1 juta siswa, pemberian bantuan pembiayaan beasiswa
bidikmisi di pendidikan tinggi umum dan keagamaan kepada 471 ribu
mahasiswa, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan
tunjangan profesi guru, pemberian bantuan operasional bagi pendidikan
anak usia dini (PAUD), penguatan LPDP yang akan menyalurkan 27 ribu
beasiswa pada tahun 2019, dan peningkatan kualitas dan kuantitas
pendidikan vokasi.
3. Penangan Stunting
Pemerintahan Presiden Joko Widodo sangat berkomitmen untuk
menangani masalah stunting, khususnya bagi balita. Tingkat stunting balita
di Pemerintahan Presiden Joko Widodo turun ke 30.8% di tahun 2018 dari
37.2% di tahun 2013.
Penurunan ini diharapkan akan berlangsung ke depan. Sebagai
contoh, secara khusus, dalam APBN 2019, pemerintah juga telah
mengalokasikan program khusus untuk percepatan penurunan stunting
sebesar Rp29 Triliun secara koordinatif di 18 kementrian dan lembaga
untuk melakukan intervensi gizi bagi anak-anak balita melalui perbaikan
asupan makanan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, penyediaan air
bersih dan sanitasi, serta pendampingan kesehatan. Melalui berbagai upaya
ini, diharpakan tingkat stunting balita menurun menjadi 22% di tahun 2022
(estimasi Bank Dunia).
4. Jaminan Kesehatan Nasional
Pemerintahan Presiden Joko Widodo mempunyai visi besar untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai kepada segenap warga
negara Indonesia. Dalam APBN 2019, pemerintah telah mengalokasikan
sekitar Rp123.1 Trilyun untuk anggaran kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan.
Pemerintah telah memperluas penerimaan bantuan iuran Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan pencapaian resipien Kartu Indonesia Sehat
(KIS) meningkat dari 86.4 juta jiwa di tahun 2015 menjadi 96.8 juta jiwa
pada tahun 2019. Selain itu, persentase kesediaan obat dan vaksin di tingkat
puskesmas akan meningkat dari 79.4 % pada tahun 2015 menjadi 95 % pada
tahun 2019.
Dalam rangka mengatasi potensi defisit Dana Jaminan Sosial
Kesehatan pada tahun 2019, Pemerintah akan terus melaksanakan berbagai
bauran kebijakan (policy mix) dan dapat melakukan evaluasi besaran iuran
JKN Kesehatan, di mana berdasarkan peraturan perundangan, besaran iuran
ditinjau paling lama dua tahun sekali.
5. Rasio Pajak
Pada penutupan APBN 2018, pemerintahan Presiden Joko Widodo
berhasil melampaui target penerimaan negara sebesar 102.5%. Hal ini
merupakan suatu pencapaian yang luar biasa ditengah volatilitas ekonomi
global, hal ini antara lain karena prestasi pencapaian penerimaan pajak.
Rasio pajak Indonesia (tanpa pajak daerah) juga telah meningkat cukup
pesat menjadi 11.56% dari PDB pada tahun 2018, meningkat dari 10.66% di
tahun sebelumnya. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan rasio
pajak ini, namun dengan tetap memastikan bahwa iklim usaha terjaga
dengan baik. Pencapaian rasio pajak Indonesia ini relatif sama dengan
negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura (13.5%), Malaysia (14%)
dan Filipina (14.6%).
D. Masalah-masalah Yang Dihadapi
1. Kebakaran Hutan dan Lahan ( Karhutla )
Masalah lain dalam periode pertama Jokowi adalah kebakaran
hutan dan lahan (karhutla)di periode pertama Jokowi. Asap membubung
tinggi ke langit di berbagai daerah, khususnya di Sumatera dan Kalimantan.
Asap karhutla ini bahkan sampai memakan korban jiwa.
Greenpeace Indonesia mencatat 3,4 juta hektare lahan terbakar
selama 2015-2018. Ditambah catatan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) yang menyebut 328.724 hutan dan lahan terbakar
sepanjang Januari-Agustus 2019. Angka itu tidak statis dan masih bisa
bertambah.
2. Terjadi Penolakan dan Unjuk Rasa Yang Berakhir Ricuh.
Dalam pemerintahan Presiden Jokowi selama periode 2014-2019
telah terjadi berbagai macam penolakan dan unjuk rasa terhadap kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah. Bentuk penolakan yang dilakukan oleh
masyarakat Indonesia yaitu terhadap kebijakan pemerintah diantaranya yaitu
Revisi UU KPK dan RKUHP.
Dalam kebijakan Revisi UU KPK banyak masyarakat Indonesia
yang beranggapan bahwa UU tersebut tidak untuk menguatkan KPK
melainkan bisa berpotensi melemahkan KPK. Gelombang penolakan
terhadap Revisi UU KPK datang silih berganti. Dari masyarakat awam,
pegawai KPK, aktivis anti-korupsi, hingga mahasiswa. Aksi unjuk rasa juga
dilakukan beberapa kali. Tak jarang aksi-aksi itu berujung kericuhan.
Namun nyatanya pemerintah dan DPR seolah 'tutup kuping dan
mata'. DPR tetap mengesahkan Revisi UU KPK menjadi UU pada 17
September lalu. Jokowi pun didesak untuk segera menerbitkan Perppu KPK
karena banyak pihak menilai UU KPK yang baru memuat aturan-aturan
yang dapat melemahkan KPK.
3. Kerusuhan di Papua
Diketahui Papua sempat bergejolak di bulan-bulan terakhir Jokowi
menjabat sebagai presiden di periode pertama. Itu bermula dari kasus
lontaran ujaran rasialisme di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa
Timur pada pertengahan Agustus.
Dampaknya, aksi unjuk rasa berujung kerusuhan berturut-turut
terjadi di berbagai wilayah di Papua dan Papua Barat. Massa mendesak
pelaku ujaran rasialisme terhadap mahasiswa Papua diusut tuntas.
Kerusuhan menjalar di banyak tempat. Jayapura, Sorong, Timika,
Merauke dan beberapa wilayah lainnya. Di Jakarta, mahasiswa Papua juga
sempat berunjuk rasa seraya mengibarkan bendera Bintang Kejora di
seberang Istana Merdeka.
Imbas kerusuhan di Papua dan Papua Barat pun sangat luar biasa.
Selain perekonomian, kerusuhan juga mengakibatkan korban jiwa, baik dari
sipil maupun aparat.
4. Banyaknya Terjadi Bencana Alam
Dalam catatan BNPB, jumlah bencana pada era Presiden Jokowi
dalam satu periode sejak 2014-2019 tercatat 9.957 bencana. Bencana alam
yang sering terjadi di Indonesia adalah tanah longsor, gempa bumi, gunung
meletus, angin puting beliung, banjir, dan tsunami.
Salah satu bencana alam yang banyak menyita perhatian yaitu saat
gempa bumi dan tsunami di Sulawesi. Gempa bumi dan tsunami Sulawesi
itu terjadi pada tahun 2018 yang berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan
tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara
pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
memperkirakan, kerugian akibat kerusakan usai gempa Palu dan Donggala,
Sulawesi Tengah melebihi Rp 10 triliun. Sementara itu, hingga Kamis
(4/10/2019), BNPB menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan
tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.047
jenazah yang telah diidentifikasi telah dimakamkan massal.
"Sampai siang ini, 1.424 orang meninggal dunia. Perinciannya di
Donggala 144 orang, di Palu 1.203 orang, Sigi 64 orang, Parigi Moutong 12
orang, dan Pasangkayu Sulawesi Barat 1 orang," jelas Sutopo.
Sutopo mengatakan, sebanyak 2.549 korban luka berat sampai saat
ini masih dirawat di rumah sakit di Kota Palu dan di luar Palu. Sementara
itu, korban hilang mencapai 113 orang.

E. Alasan Berakhirnya Kekuasaan Presiden


Berdasarkan sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia, bahwa
jabatan presiden itu dibatasi dalam setiap periodenya. Hal ini tercantum
dalam pasal 7 UUD 1945 yang berbunyi bahwa Presiden dan Wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa
jabatan. Dengan peraturan tersebut, otomatis membuat Presiden Jokowi
yang saat ini menjabat sebagai Presiden akan berakhir masa jabatan atau
kekuasaanya apabila telah melewati lima tahun. Jadi pada intinya ,alasan
Presiden Jokowi berakhir masa kekuasaanya yaitu karena masa jabatan
Presiden nya sudah habis.

BAB III
KESIMPULAN

Joko Widodo adalah presiden ketujuh RI, sebelum dia menjadi Presiden
dia mengawali karir sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Dalam
masa pemerintahannya dia memiliki konsep  kerja nyata dan memiliki Nawacita
(Sembilan harapan) untuk memwujudkan Negara Republik Indonesia menjadi
Negara yang lebih baik. Salah satunya melalui beberapa bidang seperti politik,
ekonomi, dan kesehatan/pendidikan. Untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangannya dalam melakukan program kebijakan tersebut masih belum dapat
disimpulkan secara sempurna mengingat masa kepresidenannya masih berjalan.
DAFTAR PUSTAKA

http://sule-epol.blogspot.com/2019/09/makalah-masa-pemerintahan-jokowi.html
https://news.detik.com/berita/d-4265140/4-tahun-jokowi-jk-dan-realisasi-nawacita
https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prio
ritas.Jokowi-JK

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191004121730-532-436706/bappenas-
ungkap-empat-kegagalan-kerja-jokowi-jilid-i

https://nasional.kontan.co.id/news/inilah-4-masalah-besar-pemerintahan-jokowi-
jk
LAMPIRAN
iii

Anda mungkin juga menyukai