Anda di halaman 1dari 3

Politik Hukum Pada Masa Reformasi

Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah, sama dengan
konfigurasi politik yang dihasilkan melalui pemilu 1997, yang tetap didominasi oleh
Golkar dan ABRI tetapi arus reformasi yang begitu kuat yang berhasil memaksa
Sohearto berhenti sebagai Presiden tanggal 21 Mei 1998 yang digantikan oleh Wakil
Presiden BJ.Habibie, berubah sifat lama Anggota DPR dan MPR tersebut dan
mengikuti tuntutan reformasi itu.

Tuntutan Reformasi Antara Lain:


1. Demokratisasi, Keterbukaan, Peningkatan Perlindungan HAM, Pemberantasan KKN,
Reformasi Sistem Politik, dan Ketata Negaraan termasuk Amandemen atas Undang-
Undangm 1945.

Pemerintahan yang dianut:


1. Walaupun Presiden adalah Tokoh Orde Baru, berubah menjadi Pemerintahan yang
demokratis dan terbuka untuk menerima kritik dan saran dari masyarakat.
2. Sistem politik yang dibangun mengarah pada sistem politik yang demokratis.
3.Presiden Habiie akan menyelenggarakan pemilu yang reformasi dan mendapat dukungan
juga dari dunia internasional.

Kabinet Reformasi
Presiden mengikuti arus reformasi dan menyebutkan kabinetnya sebagai kabinet
reformasi pembangunan.

Progam Kabinet reformasi


Memperbaharui Peraturan Perundang Undangan Di Bidang Politik Agar Sesuai Dengan
Tuntutan Reformasi.
Meninjau Kembali Perundang-undangan Tentang Subversi Dan Merencanakan Pembentukan
Peraturan PerundangUndanganYang Menjamin Tentang HAM.
Memperbarui Peraturan Perundang Undangan Di Bidang Ekonomi Antara Lain Mencegah
Praktik Praktik Monopoli Dan Persaingan Tidak Sehat

Ketetapan MPR sesuai politik hukum reformasi adalah:


Ketetapan MPR no.XII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR No.5/MPR/1998 tentang
pemberian tugas dan wewenang khusus kepada presiden mandataris MPR dalam rang
penyuksesan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Ketetapan MPR No.XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil
Presiden. Melalui Tap MPR ini Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat memegang
Jabatan untuk 2 (dua) Periode saja.
Ketetapan MPR No.XiV/MPR/1998 tentang perubahan dan tambahan atas Tap.MPR
no.III/MPR/1988 tentang pemilihan umum, melalui Tap MPR ini Pemilu berikutnya
ditentukan bulan Mei1999 atau bulan lambat Bulan Juni 1999, yang sedianya
berlangsung Oktober tahun 2002.

Dalam Rangka Demokratisasi, Keterbukaan Dan Menegakkan Hukum Maka Politik hukum,
adalah :
1. UU No 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik. Melalui undang undang politik ini
diberikan kebebasan pada masyarakat untuk mendirikan partai politik dan mencabut UU
No.3 tahun 1985 yang merupakan perubahan atas UU no.3tahun 1975
2. UU No.3 tahun 1999 tentang pemilihan umum. Undang undang ini cukup demokratis,
dan mencabut Undang-ndang pemilu masa orde baru.
3. UU No. 4Tahun 1999 Tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD.Undang
undang ini mencabut susunan dan kedudukanMPR, DPR,dan DPRD masa orde baru. Undang
Undang ini tidak lagi mengatur hak recall tetapi masih mengatur pengangkatan: untuk
anggota ABRI tetapi jumlahnya hanya 38, sebelumnya 75.
4.UU No.9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum.
5.UU. No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Politik Hukum Di Bidang Ekonomi baru Antara Lain:


1. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR
No.IV/MPR/1998 tentang garis-garis besar haluan negara.
2. Ketetapan MPR No X/MPR/1998 tentang pokok pokok reformasi
pembangunan dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan
nasional sebagai haluan negara.
3. Ketetapan MPR No. XI / MPR/ 1998 tentang penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
4. Ketetapan MPR No.XVI/MPR/1998 tentang politik ekonomi dalam rangka
demokrasi ekonomi.

Hukum yang dibentuk dalam bentuk Undang Undang dalam rangka menata
kembali perekonomian yang terpuruk masa Orde Baru antara lain:
1. UU. No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Undang undang ini
perubahan atas UU No.7 Tahun 1992.
2. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Undang undang
ini sebagai perubahan atas UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank
Sentral.
3. UU No. 30 Tahun 1999 tentang arbitrasi dan alternatif penyelesaian
sengketa.
4. UU No.5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat.

Politik hukum pemberantasan KKN sepertinya merupakan prioritas:


Pelaksanaan UU No 28 dan UU No 31 Tahun 1999tersebut dalam bentuk
peraturan pemerintah (PP) adalah:
PP No.65 Tahun 1999 tentang tata cara pemeriksaan kekayaan penyelenggara
negara.
PP No. 67 Tahun 1999tentang persyaratan dan tata cara
pengangkatan serta pemberhentian anggota komisi pemeriksa.
PP No. 67 Tahun 1999 tentang tata cara dan evaluasi pelaksanaan
tugas wewenang dan komisi pemeriksa.
Dalam pelaksanaan kedua undang undang tersebut diatas dalam bentuk
keputusan presiden keppres No. 81 tahun 1999 tentang pembentukan komisi
pemeriksa kekayaan penyelenggara negara (KPKPN)

Pelaksanaan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN :


1. Intruksi Presiden No.7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, dan
2. Instruksi presiden No.9 Tahun 1999 tentang penerbitan rekening
departemen atau lembaga pemerintah non departemen.
Untuk meningkatkan demokratisasi, pemerataan, keterbukaan dan keadilan di
daerah maka politik hukum yang ditempuh adalah menerapkan asas
desentralisasi, yang diwujudkan dalam bentuk Undang Undang yaitu:
1. UU. No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Undang undang ini
mencabut no 5 Tahun 1974.
2. UU No. 25 Tahun 1999 tentang pertimbangan keuangan antara
pemerintahan pu sat
pemerintahan dan daerah. Undang undang ini mencabut UU no 32. Thn
1956.
sebagai pemerintahan transisi ke alam demokrasi, masa reformasi
dapat dikatakan telah memberikan landasan hukum untuk mengantarkan
penyelenggaraan pemerintah yang baik ke periode berikutnya yaitu masa
pemerintahan pasca pemilu 1999. Namun dengan gagalnya Habibie menjadi
presiden karena pertanggung jawabannya di tolak maka berakhir pula
masa reformasi atau kabinet reformasi pembangunan, dan digantikan
oleh masa atau periode pasca pemilu 1999 dengan hadirnya kabinet
Persatuan Nasional yang dipimpin oleh Abdurohman Wahid sebagai Presiden
dan Megawati Sokarnoputri sebagai Wakil Presiden.

Anda mungkin juga menyukai