HABIBIE
menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pada saat itu juga
Wakil Presiden B.J. Habibie diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai
dengan dimulainya kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk
membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, B.J. Habibie juga
pencabutan UU Subversi.
yang serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial dan budaya. Oleh karena itu,
langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk mengatasi krisis
ekonomi dan politik. Dalam menghadapi krisis itu, pemerintah Habibie sangat
habibie tidak mungkin dapat melaksanaknnya sendiri tanpa dibantu oleh menteri-
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J.
Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-
undang politik yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui
lamanya 5 tahun). Upaya tersebut mendapat sambutan positif, tetapi tindakan agar
- Merekapitulasi perbankan.
- Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat hingg dibawah
Rp.10.000,-.
2. Bidang Politik
Pakpahan.
Partai Politik (2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu (3) UU No. 4 tahun 1999
(1) Tap No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang
Referendum.
(2) Tap No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang
(3) Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998 tentang
Presiden Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan di
(4) Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
3. Bidang Pers
untuk memberikan kebebasan terhadap pers, sehingga muncul berbagai macam media
4.Bidang Hukum
Untuk melakukan refomasi hukum, ada beberapa hal yang dilakukan dalam
a) Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran watak hukum Orde Baru, baik berupa
b) Melahirkan 69 Undang-undang.
c) Penataan ulang struktur kekuasaan Kehakiman.
5. Bidang Hankam
dan ABRI.
6. Pembentukan Kabinet Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang diberi
nama Reformasi Pembangunan yang terdiri atas 16 menteri, yang meliputi perwakilan
dalam menyampaikan pendapat di depan umum, baik dalam rapat maupun unjuk rasa.
8. Masalah Dwifungsi ABRI Ada beberapa perubahan yang muncul pada pemerintahan
B.J. Habibie, yaitu : · Jumlah anggota ABRI yang duduk di kursi MPR dikurangi, dari
75 orang menjadi 35 orang · Polri memisahkan diri dari TNI dan menjadi Kepolisian
Negara · ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Udara, Darat, dan
Laut.
9. Pemilihan Umum 1999 Untuk melaksanakan Pemilu yang diamanatkan oleh MPR,
a) Menggunakan asas Luber dan Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil)
Pemilihan Umum, dan Susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD
d) Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum)
yang terdiri atas wakil dari pemerintahan dan partai politik serta pemilihan umum.
krisis.
datangnya pemilu bebas pertama dalam kurun waktu 44 tahun. Pemilu 1999
bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD. Sementara itu,
dimulai pada tanggal 19 Mei 1999. Pada pemilu 1999, muncul lima partai besar
Partai Amanat Nasional (PAN). Suara terbanyak diraih oleh partai Demokrasi
dan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Selanjutnya, pertemuan ini dikenal sebagai
pertemuan kelompok Ciganjur. Pertemuan ini menghasilkan seruan moral agar para
Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Tiga hari setelah menjabat sebagai presiden,
beberapa petinggi Partai Rakyat Demokrat (PRD) yang ditahan oleh pemerintah
Orde Baru baru dibebaskan pada masa Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.
Sejarah kelam yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie
adalah Timor Timur dari Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 1999, pemerintahan B.J.
Habibie mengeluarkan opsi terhadap masalah Timor Timur. Opsi pertama menerima
otonomi khusus atau tetap menjadi wilayah RI. Opsi kedua Merdeka dari wilayah
sebanyak 78.5% rakyat timor timur memilih untuk memisahkan diri atau merdeka dari
indonesia. Pada bulan oktober 1999 MPR membatalkan dekret 1976 yang berisi
Kerusuhan antar etnis misalnya kerusuhan antar etnis di cilacap dan di jember, serta
peristiwa tragis terjadi di Jawa Timur dari Malang Sampai Banyuwangi pada akhir
tahun 1998. Tersebar isu adanya segerombolan orang yang berpakaian ala Ninja
mengancam ketentraman penduduk. Selain itu, muncul ancaman sihir hitam (Santet)
di wilayah Jawa Timur Dan Ciamis. Beberapa kerusuhan terburuk terjadi pada
Kerusuhan bersifat separatis juga terjadi di Aceh dan Papua. Pada bulan Juli
1998, para demonstran Papua mengibarkan bendera organisasi papua merdeka (OPM)
di Biak. Pada bulan Mei 1999 para demonstran dari masyarakat Papua Barat menuntut
kemerdekaan bagi tanah kemerdekaan mereka. Akan tetapi tuntutan tersebut tidak
terjadi pada bulan september 1999. Dalam kerusuhan tersebut, penduduk setempat
Pada bulan Oktober 1999, MPR mengadakan sidang umum. Sesuai hasil
keputusan, Amin Rais terpilih dan ditetapakan sebagai ketua MPR menyisihkan
Matori Abdul Jalil dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Adapun akbar tanjung
Pada saat pemilihan presiden ada 3 tokoh yang mungkin sebagai calon
presiden ketiga tokoh tersebut adalah KH. Abdurrahman Wahid dari partai
kebangkitan bangsa (PKB), Megawati Sukarno Putri dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP), dan Yusril Ihza Mahendra dari partai bulan bintang (PBB).
Namun Yusril Ihza Mahendra mengundurkan diri sebelum diadakan
pemungutan suara oleh anggota MPR. Pada saat pemungutan suara KH.
calon Megawati Soekarno Putrid an Hamzah Haz. Pemilihan Wakil Presiden ini
oktober 1999 Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarno
yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional, sedangkan pihak yang
kontra menganggap bahwa Habibie sebagai kelanjutan dari era Soeharto dan
Pengambilan sumpah beliau sebagai presiden dilakukan di Credential Room, Istana Merdeka.
Dalam pidato yang pertama setelah pengangkatannya, B.J. Habibie menyampaikan hal-hal
sebagai berikut :
3. Akan meningkatkan kehidupan politik pemerintahan yang bersih dan bebas dari
praktik-praktik KKN.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan Presiden B.J. Habibie untuk mengatasi keadaan
Kabinet Reformasi Pembangunan dibentuk pada tanggal 22 Mei 1998, terdiri atas unsur-
unsur perwakilan dari ABRI, Golkar, PPP, dan PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998 diadakan
pertemuan pertama.
Pertemuan ini berhasil membentuk komite untuk merancang undang-undang politik yang
lebih longgar, merencanakan pemilu dalam waktu satu tahun dan menyetujui masa jabatan
presiden dua periode. Upaya ini mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan B.J. Habibie agar bangsa Indonesia dapat segera
3. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di bawah Rp 10.000,00.
Reformasi di bidang politik yang dilakukan adalah dengan memberikan kebebasan kepada
rakyat Indonesia untuk membentuk partai-partai politik, serta rencana pelaksanaan pemilu
B.J. Habibie membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan
anggota DPR yang dipenjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan
(pemimpin buruh yang dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994). Beliau juga
Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dikukuhkan dalam keppres No. 80 Tahun 1998.
Presiden B.J. Habibie mengeluarkan kebijakan untuk membuat Tim Gabungan Pencari Fakta
(TGPF). Tugasnya adalah mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan kerusuhan 13-14
Presiden juga mengeluarkan satu kebijakan yang tertuang dalam undang-undang No. 9 Tahun
1998 yang berisi tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan Tata
Cara Berdemonstrasi. Bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat berupa unjuk rasa
Ketentuan tersebut dinyatakan pada pasal 9 (2) UU No. 9 Tahun 1998. Presiden B.J. Habibie
Untuk mengatasi krisis politik berkepanjangan, maka diadakan sidang istimewa MPR yang
berlangsung dari tanggal 10-13 November 1998. Menjelang diselenggarakan sidang tersebut
terjadi aksi unjuk rasa para mahasiswa dan organisasi sosial politik.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dilaksanakan pengamanan. Jumlah aparat
yang dikerahkan yaitu polisi dan TNI mencapai 150 SSK (Satuan Setingkat Kompi). Untuk
pertama kalinya pengamanan Sidang Istimewa MPR melibatkan warta sipil yang dikenal
dengan nama Pam Swakarsa. Anggota Pam Swakarsa terdiri dari Forum Umat Islam Penegak
Keadilan dan Konstitusi (Furkon) dengan basis di Masjid Istiqlal, organisasi kepemudaan
seperti Pemuda Pancasila, Banser (GP Ansor), AMPI, FKPPI, dan Kelompok Pendekar
Banten.
Dengan adanya tekanan massa yang terus-menerus, akhirnya pada tanggal 13 November
1998 Sidang Istimewa MPR 1998 ditutup. Sidang Istimewa MPR berakhir dengan
Dari 12 ketetapan tersebut, terdapat empat ketetapan yang memperlihatkan adanya upaya
Ketetapan MPR No. VIII Tahun 1998 yang memungkinkan UUD 1945 dapat
diamandemen.
Ketetapan MPR No. XII Tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. IV
Tahun 1993 tentang Pemberian Tugas dan Wewenang Khusus Kepada Presiden/
Pengamalan Pancasila.
Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Ketetapan MPR No.VIII Tahun 1998 yang menyatakan Pancasila tidak lagi dijadikan
sebagai asas tunggal. Seluruh organisasi sosial dan politik tidak wajib menjadikan
Pemilu pertama setelah reformasi bergulir diadakan pada tanggal 7 Juni 1999.
Penyelenggaraan pemilu ini dianggap paling demokratis bila dibandingkan dengan pemilu-
pemilu sebelumnya. Pemilu ini dilaksanakan dengan prinsip luber dan jurdil. Pemilu ini
diikuti oleh 48 partai politik yang telah lolos verifikasi dan memenuhi syarat menjadi OPP
(Organisasi Peserta Pemilu) dari 141 partai politik yang mendaftar di Departemen Dalam
Negeri.
Pemenang pertama pemilu tahun 1999 adalah PDIP (Megawati Soekarnoputri) yang
memperoleh 33,76% suara, posisi kedua diduduki Golkar dengan 22,46% suara, PKB (K.H.
Abdurrahman Wahid) dengan 12,62% suara. Urutan kekempat adalah PPP dengan 10,71%
suara, dan dilanjutkan dengan PAN (Amien Rais) dengan 7,12% suara. Sisa suara tersebar
ke-43 partai lainnya. Hasil pemilu ini menunjukkan tidak ada satu partai pun yang
MPR yang terbentuk melalui hasil pemilu 1999 berhasil menetapkan GBHN, melakukan
amandemen pertama terhadap UUD 1945, serta presiden dan wakil presiden. Pada tanggal 20
Oktober 1999 MPR berhasil memilih K.H. Abdurrahman Wahid sebagai presiden keempat RI
Daftar Kutipan
[1] http://munirah-amran.blogspot.com/2013/02/masa-pemerintahan-bj-habibie.html
Mandiri
[3] http://mbokemban.blogspot.com/p/pemerintahab-bj-habibie_9234.html
[4] http://sesepwira.blogspot.com/2012/10/sejarah-kepemimpinan-bj-habibie.html
Daftar Pustaka
Pidato pertamanya setelah terpilih sebagai presiden memuat tugas-tugas yang akan
dijalankannya, yaitu sebagai berikut :
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid melakukan pembagian kekuasaan dengan wakil presiden.
Tugas yang menjadi kewenangan wakil presiden, antara lain sebagai berikut :
Pembentukan DEN dimaksudkan untuk memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih
akibat krisis yang berkepanjangan. Ketua DEN adalah Prof. Emil Salim dengan wakilnya
Subiyakto Cakrawerdaya, Sekretaris Dr. Sri Mulyani Indrawati. Anggota DEN adalah
Anggito Abimanyu, Sri Ningsih, dan Bambang Subianto.
Ketika hubungan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dan Poros Tengah tidak harmonis, DPR
mengeluarkan Memorandum I dan II untuk menjatuhkannya dari kursi kepresidenan. Sebagai
reaksi baliknya, presiden mengeluarkan maklumat pada tanggal 28 Mei 2001 dan menjawab
Memorandum II dengan jawaban yang dibacakan oleh Menko Politik, Sosial dan Keamanan
(Menko Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Mei 2001, yang antara lain
isinya membekukan lembaga MPR dan DPR.
Akhir jabatan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid terjadi ketika berlangsung Rapat Paripurna
MPR pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut dianggap sebagai Sidang istimewa MPR.
Keputusan yang diambil sidang istimewa tersebut sebagai berikut :
2. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan dan melantik
Wakil Presiden Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri sebagai presiden kelima
Republik Indonesia.
K.H. Abdurrahman Wahid meninggal pada umur 69 tahun hari Rabu jam 18.40 WIB tanggal
30 Desember 2009 di RSCM Jakarta, dimakamkan di Pondok Pesantren Tebu Ireng,
Jombang, Jawa Timur.
1. Di Bidang Politik
a. Kelebihan :
1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
2) Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan negara
lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat, sekaligus menghadiri bebagai forum
dunia seperti forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-77.
3) Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif
Dengan kunjungan keluar negeri sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi ini
dilakukan untuk mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto, citra
Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat demokratisasi yang rendah.
Untukmengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan kunjungan ke Negara Negara yang
tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua Amerika. Karena kunjungan ini
politik politik bebas aktif begitu kentara. Seringnya Presiden Gus Dur berkunjung ke luar
negeri ini ternyata mendapat respon positif dari dunia, bahkan membuka peluang kerjasama
(terutama kerjasama dalam bidang perdagangan).
4) Iklim Politik Yang Demokratis
Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur suasana demokratis mulai tampak terwujud. Hal ini
dapat terlihat dengan tindakan gusdur yaitu:
5) Penghapusan peraturan yang merugikan kaum minoritas.
6) Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan dan sosial) hengga
“niat” Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan Israel.
7) Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan idividu dan keberagaman
(dasar dari demokrasi) serta reformis.
8) Pada masa Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang keterbukaan media.
Gus Dur melikuidasi departemen penerangan, sehingga media massa lebih leluasa melakukan
aktivitasnya.
9) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok minoritas
Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam pengurusan dokumen
kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur nasional.
10) Sayang, sistem dan pola pemerintahan Gus Dur tidak berjalan dengan baik. Terjadi
kegaduhan politik yang tidak perlu, sehingga stabilitas politik tidak terjaga.
11) Stabilitas politik yang buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan pincang.
b. Kelemahan :
1) Presiden Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan kepada media yang
kerap memanaskan suhu politik Tanah Air. Hal tersebut menimbulkan keguncangan situasi
politik dalam negeri. Salah satunya yaitu soal reshuffle cabinet atau desakan mundur terhadap
sejumlah menteri.
2) Rendahnya tingkat popularitas Gusdur
3) Masyarakat kurang antusias dengan gaya pemerintahan Gusdur.
4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial membuat gusdur bukan sosok yang populis.
Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh nasionalyang diakui
kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan Nahdiyin (basis massa keagamann
organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur memang disegani kepemimpinannya. Tapi, sebagai
seorang negarawan yang harus arif dalammembuat kebijakan, Gus Dur diragukan
kemampuannya.
5) Tak Punya Basis Politik yang Kuat di Paremen (MPR/DPR)
6) Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang mengusungnya
saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak.
7) Proses terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik yang akhirnya
membuat Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet pemerintahan yang
dibentuk oleh Gus Dur, ia “terpaksa” merengkuh semua partai tanpamelihat kesamaan
platform (visi/misi) dengan dirinya.
8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang awalnya
menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya. Simpati berubah
menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh MPR dan “dipaksa” keluar dari
Istana Negara hanya dengan celana pendek dan kaos singlet.
2. Di Bidang Ekonomi
a. Kelebihan :
1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama Tionghoa yang notabenenya
banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya.
2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi
b. Kelemahan :
1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang maksimal
yang berimbas pada bidang ekonomi.
2) Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap menghamburkan APBN.
3. Di Bidang Sosial
a. Kelebihan :
Dapat menciptakan kehidupan rukun antar umat beragama dan antar suku di Indonesia.
b. Kelemahan :
Ada banyak pengangguran di Indonesia sekitar 13,7 juta penganggur.
4. Di Bidang Budaya
a. Kelebihan :
Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antar umat beragama, Gus Dur
memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
Hak tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan,
yaitu :
1) Keputusan Presiden No.6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut Agama
Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya Keppres No.6
dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun menggelar budayanya secara
terbuka misalnya pertunjukan barongsai.
2) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari
libur nasional.
b. Kelemahan :
Kerusuhan antar etnis terus berlanjut. Kerusuhan terutama berbahaya adalah pembunuhan
antara umat Islam dan Kristen di Maluku yang menewaskan lebih dari seribu orang sepanjang
tahun 1999.
5. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan
a. Kelebihan :
1) Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan Gerakan Aceh
Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman
dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua penandatangan akan melanggar
persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang
melarang Marxisme-Leninisme dicabut.
2) Gus Dur memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan otonomi dan
bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur juga ingin mengadopsi
pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer di
Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada 30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura
di provinsi Irian Jaya. Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan
pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.
b. Kelemahan :
Akibat restrukturisasi lembaga pemerintahan menyebabkan kondisi politik yang tidak stabil
atau sering terjadi pertentangan antar partai bahkan pertentangan intern partai.
6. Di Bidang Ideologi
Ideologi yang ada pada masa pemerintahan Gus Dur menggunakan Ideologi Pancasila.