L
B
S
Menko Polsoskam: Wiranto, Surjadi Soedirdja (Plt.), Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar • Menko Perekonomian: Kwik Kian Gie, Rizal
menjadi Menko Polsoskam): Hamzah Haz, Basri Hasanuddin • Mendagri: Surjadi Soedirdja • Menlu: Alwi Shihab •Menhan: Juwono Sudarsono, M
Mahendra, Baharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak, Mohammad Mahfud •Menkeu: Bambang Sudibyo, Prijadi Praptosuhardjo, Rizal Ramli • Ment
Yusgiantoro • Menperindag: Muhammad Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan •Mentanhut (bernama Menteri Pertanian dan Kehutanan sejak pe
Muda Kehutanan (menteri negara) sejak perombakan I): Nur Mahmudi Ismail, Marzuki Usman • Menhub: Agum Gumelar, Budi Mulyawan Suy
Dahuri • Menakertrans: Bomer Pasaribu, Al Hilal Hamdi • Menkes: Achmad Sujudi • Mendiknas: Yahya Muhaimin • Menag: Muhammad Tolchah
Hikam • Menkopukm: Zarkasih Nur • Menteri LH: Alexander Sonny Keraf •Menteri OD (digabungkan dengan Menteri Dalam Negeri sejak pe
PM dan BUMN (dibubarkan pada perombakan I): Laksamana Sukardi, Rozi Munir • Menpora (dibubarkan pada perombakan I): Mahadi Sina
Soetjipto • Menpemwan: Khofifah Indar Parawansa •Menham (digabungkan dengan Menteri Hukum dan Perundang-undangan sejak peromba
Kerja sejak perombakan I): Al Hilal Hamdi • Menpan: Freddy Numberi, Ryaas Rasyid (Plt.), Anwar Supriyadi •Menmaskem (dibubarkan pada
perombakan I): (jabatan baru), Manuel Kaisiepo •Menrekonas (dibentuk pada perombakan I dan dibubarkan pada perombakan II): (jabatan b
Lopa, Marsillam SimanjuntakPanglima TNI : Widodo AS • Mensesneg: Alirahman, Bondan Gunawan, Djohan Effendi
L
B
S
Sjahrir II
Sjahrir III
Amir Sjarifuddin I
Amir Sjarifuddin II
Hatta I
Darurat
Hatta II
Natsir
Sukiman-Suwirjo
Ali Sastroamidjojo I
Burhanuddin Harahap
Ali Sastroamidjojo II
Djuanda
Kerja I
Kerja II
Kerja III
Kerja IV
Dwikora II
Dwikora III
Ampera I
Ampera II
Pembangunan I
Pembangunan II
Pembangunan IV
Pembangunan V
Pembangunan VI
Pembangunan VII
Reformasi Pembangunan
Persatuan Nasional
Gotong Royong
Era reformasi
Indonesia Bersatu I
Indonesia Bersatu II
Kerja
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah presiden keempat RI menggantikan B.J. Habibie. Beliau terpilih
menjadi presiden sejak 29 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Pesaing utamanya menjadi presiden, yaitu
Megawati Soekarnoputri mendampinginya sebagai wakil presiden. Dalam menjalankan pemerintahan,
Presiden Gus Dur membentuk Kabiner Persatuan Nasional karena didalamnya terdapat banyak latar golongan
yang berbeda-beda, baik dari berbagai parpol, nonpartisan, maupun dari TNI. Beliau melakukan dua reformasi
besar, yaitu menghapuskan Departemen Penerangan karena dianggap sebagai senjata Orde Baru untuk
menguasai media dan membubarkan Departemen Sosial yang di anggap korup. K.H.Abdurrahman Wahid
atau Gus Dur adalah ketua Nahdlatul ulama dan pendirian partai kebangkitan Bangsa
(PKB). Abdurrahman wahid terpilih menjadi presiden menggatikan B.J. Habibie yang ditolak
laporan pertanggung jawabannya oleh MPR pada tanggal 19 oktober 1999. K.H.
Abdurrahman wahid menjadi presiden Indonesia yang keempat setelah dipilih oleh MPR
hasil pmili 1999. Dia di bantu oleh megawati sukarnoputri sebagai wakil presiden. Presiden
K.H. Abdurrahman wahid membentuk cabinet pertamanya, cabinet persatuan nasional,
pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle pada bulan agustus 2000.
Selama kepemimpinan K.H. Abdurrahman wahid, kondisi bangsa indonsia tetap bergejolak.
Kesulitan ekonomi semakin meluas. Pada tahun 2001 dan 2002, harga BBM ( bahan bakar
minyak ) mengalami kenaikan. Kerusuhan antaretnis dan antaragama terus berlanjut.
Kerusuhan tersebut adalah kerusuhan antaragama di poso ( Sulawesi tengah ), lombok,
dan Maluku serta kerusuhan antaretnis yang melibatkan etnis Madura etnis dayak di sampit
(Kalimantan tengah). Selain itu, serangan Bom juga terjadi dibebrapa tempat di Indonesia.
Misalnya, bom dikedubes Filipina, Jakarta ( 1 agustus 2000). Bom kedubes Malaysia,
Jakarta (27 agustus 2000 ), bom di gedung Bursa Efek Jakarta, (13 september 2000 ), bom
malam natal dibeberapa kota Indonesia (24 desember 2000). Selama
kepemimpinannya, K.H. Abdurrahman wahid berusaha mendorong pluralisme dan
keterbukaan. Dia memutuskan irian jaya dinamakan kembali sebagai papua, namun tidak
berpikir membiarkannya merdeka. Pada tahun 2000, K.H. Abdurrahman wahid
mengeluarkan kebijakan tentang pemisahan POLISI dari ABRI. K.H. Abdurrahman
wahid adalah presiden yang tidak lepas dari kontroversi. Pernyataan yang kontroversi
adalah ulasan kepada MPR agar membatalkan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang
pelanggaran ajaran marxisme dan kominisme. Selain itu, K.H. Abdurrahman wahid juga
mengusulkan diadakannya kerja sama bilateral dengan Israel. Usaha tersebut mengundang
reaksi luas yang menuntutnya turun sebagai presiden. Selain itu, mengundang ancaman
pengunduran diri dari mentri hukum dan perundang-undangan, prof.Yusril Ihza mahendra.
Pada sidang umum MPR pertama pada bulan agustus 2000, presiden K.H.
Abdurrahman wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada tanggal 29
januari 2001, ribuan demontran menyerbu MPR dan meminta Presiden K.H. Adurrahman
wahid agar mengundurkan diri dengan alsan keterlibatanya dalam sekandal korupsi (
Bruneigate dan Buloggate ). Kasus buloggate menyebabkan lembaga DPR mengeluarkan
teguran keras kepada presiden K.H Abdurrahman wahid dalam bentuk memorandum. DPR
meminta presiden K.H.Abdurrahman wahid kembali berkerja sesuai GBHN yang
diamanatkan.[1] Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur di
Indonesia 1. Di Bidang Politik a. Kelebihan : 1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional 2)
Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan negara
lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat, sekaligus menghadiri bebagai
forum dunia seperti forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-77. 3) Politik Luar
Negeri Yang Bebas Aktif Dengan kunjungan keluar negeri sebenarnya merupakan
pemborosan, akan tetapi ini dilakukan untuk mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat
rezim Pak Soeharto, citra Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat
demokratisasi yang rendah. Untukmengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan
kunjungan ke Negara Negara yang tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua
Amerika. Karena kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara. Seringnya Presiden
Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat respon positif dari dunia, bahkan
membuka peluang kerjasama (terutama kerjasama dalam bidang perdagangan). 4) Iklim
Politik Yang Demokratis Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur suasana demokratis mulai
tampak terwujud. Hal ini dapat terlihat dengan tindakan gusdur yaitu: 5) Penghapusan
peraturan yang merugikan kaum minoritas. 6) Pembubaran instansi negara yang tak lagi
efektif (departemen penerangan dan sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan
diplomati dengan Israel. 7) Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan
idividu dan keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis. 8) Pada masa
Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang keterbukaan media. Gus Dur
melikuidasi departemen penerangan, sehingga media massa lebih leluasa melakukan
aktivitasnya. 9) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam pengurusan
dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur nasional. 10) Sayang,
sistem dan pola pemerintahan Gus Dur tidak berjalan dengan baik. Terjadi kegaduhan
politik yang tidak perlu, sehingga stabilitas politik tidak terjaga. 11) Stabilitas politik yang
buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan pincang. b. Kelemahan : 1) Presiden
Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan kepada media yang kerap
memanaskan suhu politik Tanah Air. Hal tersebut menimbulkan keguncangan situasi politik
dalam negeri. Salah satunya yaitu soal reshuffle cabinet atau desakan mundur terhadap
sejumlah menteri. 2) Rendahnya tingkat popularitas Gusdur 3) Masyarakat kurang antusias
dengan gaya pemerintahan Gusdur. 4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial
membuat gusdur bukan sosok yang populis. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur
adalah tokoh nasionalyang diakui kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan
Nahdiyin (basis massa keagamann organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur memang disegani
kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang harus arif dalammembuat
kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya. 5) Tak Punya Basis Politik yang Kuat di
Paremen (MPR/DPR) 6) Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu.
Partai yang mengusungnya saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak. 7) Proses
terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik yang akhirnya membuat
Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet pemerintahan yang dibentuk
oleh Gus Dur, ia "terpaksa" merengkuh semua partai tanpa melihat kesamaan
platform (visi/misi) dengan dirinya. 8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat
banyak pihak yang awalnya menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik
dukungannya. Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan
oleh MPR dan "dipaksa" keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan kaos
singlet. 2. Di Bidang Ekonomi a. Kelebihan : 1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada
setiap suku terutama Tionghoa yang notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi
dengan seluas-luasnya. 2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi b.
Kelemahan : 1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini
kurang maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi. 2) Seringnya melakukan perjalanan
luar negeri sehingga dianggap menghamburkan APBN. 3. Di Bidang Sosial a. Kelebihan :
Dapat menciptakan kehidupan rukun antar umat beragama dan antar suku di Indonesia. b.
Kelemahan : Ada banyak pengangguran di Indonesia sekitar 13,7 juta penganggur. 4. Di
Bidang Budaya a. Kelebihan : Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antar umat
beragama, Gus Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan
beragama. Hak tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan presiden yang
dikeluarkan, yaitu : 1) Keputusan Presiden No.6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil
Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan
adanya Keppres No.6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun
menggelar budayanya secara terbuka misalnya pertunjukan barongsai. 2) Menetapkan
Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari libur nasional.
b. Kelemahan : Kerusuhan antar etnis terus berlanjut. Kerusuhan terutama berbahaya
adalah pembunuhan antara umat Islam dan Kristen di Maluku yang menewaskan lebih dari
seribu orang sepanjang tahun 1999. 5. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan a. Kelebihan :
1) Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan Gerakan
Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota
kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua penandatangan akan
melanggar persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966
yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut. 2) Gus Dur memberikan Aceh referendum.
Namun referendum ini menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum
Timor Timur. Gus Dur juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh
dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada 30
Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya. Selama
kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua
bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua. b. Kelemahan : Akibat restrukturisasi
lembaga pemerintahan menyebabkan kondisi politik yang tidak stabil atau sering terjadi
pertentangan antar partai bahkan pertentangan intern partai. 6. Di Bidang Ideologi Ideologi
yang ada pada masa pemerintahan Gus Dur menggunakan Ideologi Pancasila.[2]
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakil
presiden. Mereka bekerja sama membentuk kabinet yang disebut dengan Kabinet
Persatuan Nasional. Kabinet diumumkan pada tanggal 28 Oktober 1999. Pada masa
pemerintahan Gus Dur banyak diwarnai tindakan-tindakan kontroversi. Contohnya sebagai
berikut : 1. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan). 2. Menghapus
Departemen Sosial dan Departemen Penerangan. 3. Sering melakukan kunjungan ke luar
negeri. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid melakukan pembagian kekuasaan dengan wakil
presiden. Tugas yang menjadi kewenangan wakil presiden, antara lain sebagai berikut : 1.
Menyusun program dan agenda kerja kabinet. 2. Menentukan fokus dan prioritas kebijakan
pemerintah. 3. Memimpin sedang kabinet. 4. Menandatangani keputusan tentang
pengangkatan dan pemberhentian pejabat setingkat eselon satu. Pada masa pemerintahan
Gus Dur, ada beberapa persoalan yang dihadapi yang merupakan warisan dari
pemerintahan Orde Baru yaitu : 1) Masalah praktik KKN yang belum terselesaikan 2)
Pemulihan ekonomi 3) Masalah BPPN 4) Kinerja BUMNPresiden 5) Pengendalian Inflasi 6)
Mempertahankan kurs rupiah 7) Masalah jejaring pengamanan sosial ( JPS) 8) Masalah
disintegrasi dan konflik antarumat beragama 9) Penegakan hukum dan penegakan Hak
asasi manusia (HAM) Pembaharuan yang dilakukan pada masa Pemerintahan Gus Dur
adalah : 1) Membentuk Kabinet Kerja Untuk mendukung tugas dalam menjalankan
pemerintahan sehari-hari, Gus Dur membentuk kabinet kerja yang diberi nama Kabinet
Persatuan Nasional yang anggotanya diambil dari perwakilan masing-masing partai politik
yang dilantik pada tanggal 28 Oktober 1999. Di dalam Kabinet Persatuan Nasional terdapat
dua departemen yang dihapuskan, yaitu Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.
2) Bidang Ekonomi Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia,
dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan
ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dewan
Ekonomi nasional diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim, wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya dan
sekretarisnya Dr. Sri Mulyani Indraswari. 3) Bidang Budaya dan Sosial Untuk mengatasi
masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur memberikan kebebasan
dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Hak itu dibuktikan dengan adanya
beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu : a) Keputusan Presiden No. 6 tahun
2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang
selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan
dalam menganut agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti misalnya
pertunjukan Barongsai. b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar
agama, sehingga menjadi hari libur nasional. Disamping pembaharuan-pembaharuan di
atas, Gus Dur juga mengeluarkan berbagai kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan
MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri, tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan,
melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan pendapat kerabat dekatnya, bukan menurut
aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversial dari
berbagai kalangan yaitu : 1) Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang
dianggap Orde Baru. 2) Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang
dilatarbelakangi oleh adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima
Tinggi. 3) Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh hubungan
yang tidak harmonis dengan Gus Dur. 4) Mengeluarkan pengumuman tentang menteri
Kabinet Pembangunan Nasional yang terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet
menjadi merosot. 5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan
mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora. Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi
kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal Brunei Gate dan Bulog Gate yang
menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1 Februari 2006 DPR-RI
mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan memorandum yang kedua
dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur menanggapi memorandum tersebut
dengan mengeluarkan maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi
antara lain : 1) Membekukan MPR / DPR-RI 2) Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat
dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu
satu tahun. 3) Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru Dalam
kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap bertentangan dengan
konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR segera mengadakan Sidang
Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden
RI menggantikan Gus Dur berdasarkan Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan wakilnya
Hamzah Haz.[3] Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Pembentukan DEN
dimaksudkan untuk memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat krisis yang
berkepanjangan. Ketua DEN adalah Prof. Emil Salim dengan wakilnya Subiyakto
Cakrawerdaya, Sekretaris Dr. Sri Mulyani Indrawati. Anggota DEN adalah Anggito
Abimanyu, Sri Ningsih, dan Bambang Subianto. Ketika hubungan Presiden K.H.
Abdurrahman Wahid dan Poros Tengah tidak harmonis, DPR mengeluarkan Memorandum
I dan II untuk menjatuhkannya dari kursi kepresidenan. Sebagai reaksi baliknya, presiden
mengeluarkan maklumat pada tanggal 28 Mei 2001 dan menjawab Memorandum II dengan
jawaban yang dibacakan oleh Menko Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam)
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Mei 2001, yang antara lain isinya
membekukan lembaga MPR dan DPR. Akhir jabatan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
terjadi ketika berlangsung Rapat Paripurna MPR pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut
dianggap sebagai Sidang istimewa MPR. Keputusan yang diambil sidang istimewa tersebut
sebagai berikut : 1. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai
presiden berdasarkan Ketetapan MPR No. II Tahun 2001. 2. MPR mengeluarkan Ketetapan
MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan dan melantik Wakil Presiden Dyah Permata
Megawati Setyawati Soekarnoputri sebagai presiden kelima Republik Indonesia.[4]
Kesimpulan Abdurahman Wahid (Gus Dur) adalah putra pertama dari enam bersaudara
yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara
genetik Gus Dur adalah keturunan "darah biru". Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra
K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri jam'iytah Nahdlatul Ulama (NU) organisasi masa Islam
terbesar di Indonesia dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj.
Sholehah adalah putri pendiri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri.
Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais 'Aam PBNU
setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian Gus Dur merupakan cucu dari dua
ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia. Pada masa pemerintahannya tentu
saja banyak kelebihan maupun kekurangan dari kepemimpinan Abdurahman Wahid (Gus
Dur) ini selama menjabat sebagai presiden RI. Daftar Kutipan [1] Dwiyantara Heru.2010.
Sejarah Kelas XII SMA. Solo: Tiga Serangkai [2]
http://kenthirterakhir.blogspot.com/2012/11/pemerintahan-presiden-abdurrahman-
wahid.html [3] http://ikasurya.blogspot.com/2013/12/makalahtentang-gusdur-abdul-rahman-
wahid.html [4] http://www.google.com/masa+pemerintahan+k.h.+abdurrahman+wahid.html
Daftar Pustaka Dwiyantara Heru.2010. Sejarah Kelas XII SMA. Solo: Tiga Serangkai
http://ikasurya.blogspot.com/2013/12/makalahtentang-gusdur-abdul-rahman-wahid.html
http://kenthirterakhir.blogspot.com/2012/11/pemerintahan-presiden-abdurrahman-
wahid.html http://www.google.com/masa+pemerintahan+k.h.+abdurrahman+wahid.html
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Dr.(H.C.)[1] Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal
sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" (lahir
di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 70 tahun) adalahPresiden Indonesia yang kelima yang
menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia
pertama dan puteri dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak
ayahnya menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang
Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001.
Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak
memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Menko Polkam: Susilo Bambang Yudhoyono, Hari Sabarno (Plt.) • Menko Kesra: Muhammad Jusuf Kalla, Abdul Malik Fadjar (Plt.) • Menko Perekon
Mahendra • Menhan: H Matori Abdul Djalil • Mendagri: Hari Sabarno • Menlu: Hassan Wirajuda • Menkes: Achmad Sujudi • Mendiknas: Abdul Mal
Munawwar • Menakertrans: Jacob Nuwa Wea • Menkeu: Boediono • Menperindag: Rini Soemarno • Menteri ESDM: Purnomo Yusgiantoro •Menhu
Prakosa • Menkimpraswil: Soenarno • Menteri KP: Rokhmin Dahuri • Menpan: Feisal Tamin •Menbudpar: I Gede Ardika • Menperpemkatim: Man
Gie • Menkominfo: Syamsul Mu'arif • Menteri BUMN: Laksamana Sukardi •Menristek: Hatta Rajasa, (jk.) • Menkopukm: Alimarwan Hanan • Menp
Makarim • Mensesneg: Bambang Kesowo • Kepala BIN: AM Hendropriyono •Jaksa Agung: MA Rachman
Pasangan Megawati - Hamzah Haz mengumumkan kabinetnya pada tanggal 9 Agustus 2001. Kabinetnya
bernama "Kabinet Gotong Royong". Program Kerja Kabinet tersebut di antaranya sebagai berikut :
1. Mewujudkan otonomi yang tangguh.
2. Menyehatkan bank.
3. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Polri.
4. Mewujudkan supremasi hukum.
Presiden Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz
Pada masa pemerintahannya, Presiden Megawati menghadapi tiga masalah utama di negeri ini, yaitu :
1. Adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
2. Merosotnya pengangguran dan menurunnya tingkat perekonomian.
3. Merosotnya kewibawaan hukum.
Pada masa kepemimpinannya, Indonesia memiliki hajat besar, yaitu pemilihan umum. Sistem pemilu kali ini,
rakyat dapat memilih atau menentukan wakilnya dan presiden secara langsung. Pemilu dilakukan dalam dua
tahap.
1. Tahap pertama untuk menentukan para anggota legislatif, pada tanggal 5 April 2004 yang diikuti oleh 24
partai politik.
2. Putaran kedua untuk memilih Presiden.
Pemilu untuk presiden dan wakilnya pada putaran pertama berlangsung pada tanggal 5 Juli 2004 dengan calon
presiden dan wakilnya sebagai berikut :
1. Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi diusung PDIP.
2. Wiranto-Salahudin Wahid didukung oleh Partai Golkar.
3. Amien Rais-Siswono didukung Partai Amanat Nasional.
4. Hamzah Haz-Agum Gumelar didukung oleh Partai persatuan Pembangunan.
5. Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla didukung oleh Partai Demokrat.
Kabinet Gotong Royong
Pemilu putaran pertama ini dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Mega-
Hasyim. Oleh karena para pemenang pemilu presiden dan wakil presiden putaran pertama tidak ada yang
berhasil mencapai 50% suara, maka diselenggarakan pemilu putaran kedua yang diselenggarakan pada tanggal
20 September 2004.
Dalam pemilu ini dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Kemenangan ini
merupakan babak baru bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden dan wakil presiden yang langsung
dipilih rakyat.
KPU menetapkan pasangan Susilo Bambang Yudoyono - Jusuf Kalla menjadi pemenang pemilu pada tanggal
4 Oktober 2004. Dengan begitu, mereka ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden. Mereka dilantik pada
tanggal 20 Oktober 2004.
Kabinet yang dibentuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla dinamakan Kabinet Indonesia
Bersatu. Anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 21 Oktober 2004. Adapun nama-nama menteri tersebut
dapat anda baca pada artikel: Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II
Kebijakan soal Aceh, pemerintahan SBY memperpanjang status darurat sipil dan mengadakan perundingan
damai dengan GAM di Helsinki, Finlandia dengan perantara Crisis Management Initiative yang dipimpin
Martti Ahtisari pada tanggal 28 Januari 2005. Dalam perjanjian tersebut dicapai kesepakatan damai dan
penyerahan senjata GAM melalui Aceh Monitoring Mission (AMM).
Pada tahun 2009 diadakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pasangan calon presiden dan
wakilnya adalah : Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subiantoro, Muh. Jusuf Kalla-Wiranto dan Susilo
Bambang Yudoyono - Boediono.
Hasil pemilu 2009 dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudoyono - Boediono untuk periode 2009 - 2014.
Kabinet yang dibentuk pasangan ini adalah Kabinet Indonesia Bersatu II.
Ir. H. Joko Widodo (O Jawa: Jaka Widada, Jawa Latin: Jåkå Widådå, Hanacaraka: ꦗꦏꦮꦶꦢꦢ;
lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961) atau yang lebih akrab
disapa Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia
terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi
pernah menjabat Gubernur DKI Jakartasejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014
didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Sebelumnya, dia adalah Wali
Kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi
Rudyatmo sebagai wakil wali kota.[4] Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota
Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk
bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok).[5]
Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, rumahnya pernah digusur sebanyak tiga
kali, ketika dia masih kecil,[6] tetapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai
pengusaha mebel.[6] Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun
2005.[7] Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi
kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik.[8] Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil
memenangi Pilkada Jakarta 2012. Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer
untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh
tahun.[9]
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan
media.[10][11] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum
presiden Indonesia 2014.[12] Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan, nama Jokowi terus
unggul.[13] Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak
akan mengumumkan calon presiden dari PDI Perjuangan sampai setelah pemilihan umum
legislatif 9 April 2014.[14] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat
dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif
dan dua hari sebelum kampanye
Kementerian di bawah Menko Polhukam: Tedjo Edhy Purdijatno, Luhut Binsar Panjaitan, Wiranto
Menkominfo: Rudiantara
Kementerian di bawah Menko Kemaritiman dan Sumber Daya: Indroyono Soesilo, Rizal Ramli, Luhut Binsar Panjaitan
Mensesneg: Pratikno
Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2009.
Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama
kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden
melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.
Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2009-2010 sebagai
berikut.
1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate Governance.
3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap
komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka Pembangunan Masyarakat Indonesia
adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.
Untuk melaksanakan hal-hal tersebut diatas, maka telah dirancang 13 Pokok-pokok Program Kerja sebagai berikut:
PROGRAM AKSI BIDANG PENDIDIKAN
Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada periode 2004-
2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan menambah
prasarana fisik sekolah, serta penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan menunjang
proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk memastikan pemantapan pendidikan gratis
dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan
lanjutan di tingkat SMA.
Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang berkualitas agar makin
mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif,
bertanggung jawab, dan suka bekerja keras.
Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan
bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi,
bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya. Selain program sertifikasi guru untuk menjaga mutu,
juga akan ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program pendidikan bergelar
bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan
pengajaran pada siswa.
Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan penghasilan kepada guru, dosen, dan para
peneliti.
Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja
penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.
Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan tantangan jaman saat ini dan
kedepan.
Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan
rendah maupun daerah yang tertinggal. Pemberiaan program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan
Program Keluarga Harapan (PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga miskin dengan syarat
mereka mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.
Menyempurnakan dan memantapkan pelaksaan program jaminan kesehatan masyarakat baik dari segi kualitas
pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih.
Mendorong upaya pembuatan obat dan produk farmasi lain yang terjangkau dengan tanpa mengabaikan masalah
kualitas dan keamanan obat seperti yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir.
Mempermudah pembangunan klinik atau rumah sakit yang berkualitas internasional baik melalui profesionalisasi
pengolaan rumah sakit pemerintah maupun mendorong tumbuhnya rumah sakit swasta.
Upaya untuk meningkatkan kapasitas generasi mendatang sudahharus dimulai sejak bayi dalam kandungan.
Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahanpenyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria dan
TBC.
Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita menjadi di bawah 15% pada tahun 2014 dari keadaan terakhir
sekitar 18%.
Revitalisasi program keluarga berencana yang telah dimulai kembali dalam periode 2005-2009 akan dilanjutkan
dan diperkuat.
Upaya pencapaian dalam bidang kesehatan tidak tercapai jika kesejahteraan dan sistem insentif bagi tenaga
medis dan paramedis khususnya yang bertugas di daerah terpencil tidak memadai.
Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, utamanya yang diarahkan
untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor dalam proses produksi obat.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan menjaga kepentingan
dan perlindungan masyarakat awam dari mal-praktek dokter dan rumah sakit yang tidak bertanggung jawab.
Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah dan cara menghindarinya
untuk mencegah kepanikan dan jatuhnya banyak korban
Evakuasi, perawatan dan pengobatan masyarakat di daerah bencana alam
Peningkatan kualitas pekerja baik dilihat dari upah yang diterima, produktivitas dan standar kualifikasinya untuk
dapat memperluas peningkatan kesempatan di sektor formal, serta mengurangi jumlah pengangguran terbuka
usia muda.
Peningkatkan investasi melalui perbaikan iklim investasi baik di pusat maupun di daerah sehingga kesempatan
kerja baru dapat tercipta.
Reformasi tingkat mikro-ekonomi,
Membangun infrastruktur fisik yang dapat memperlancar arus lalu-lintas barang dan informasi, serta mendorong
program industrialisasi yang dapat menarik industri lanjutan (PMDN, PMA, dan Perusahaan Global) untuk
berinvestasi di Indonesia.
Memperluas permintaan domestik di luar barang-barang konsumsi, serta memanfaatkan pasar regional.
Memperluas dan meningkatkan industri kreatif dan pariwisata sebagai sumber potensi perekonomian Indonesia
yang sangat besar.
Pembangunan kawasan-kawasan ekonomi khusus seperti Batam, Bintan, Karimun, Suramadu, Sabang dan
berbagai kawasan khusus lainnya.
Melanjutkan pelaksanaan dual track strategy dalam pembangunan infrastruktur, yaitu memperluas kesempatan
bagi masyarakat (baik swasta nasional maupun asing) untuk berpartisipasi secara transparan, adil, bebas dari
kepentingan kelompok, bersih, dan kompetitif dalam pembangunan dan pengoperasian kegiatan infrastruktur.
Menjamin akses masyarakat terhadap jasa kegiatan infrastruktur, pemerintah tetap akan mempertahankan fungsi
regulasi yang fair kepada setiap pelaku dan konsumen.
Untuk mendukung partisipasi swasta dan BUMN dalam pembangunan infrastruktur, kebijakan penjaminan resiko
oleh pemerintah dapat diberikan secara selektif berdasarkan criteria yang obyektif, matang, terukur, transparan,
dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pelayanan dan akses air bersih dengan harga terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
berpenghasilan rendah.
Melakukan unbundling pembangunan infrastruktur dimana pemerintah akan menanggung pembangunan
infrastruktur dasar, sementara badan usaha menanggung pembangunan yang bersifat komersial untuk berbagai
infrastruktur penting di daerah.
Meningkatkan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang penggunaannya akan diprioritaskan
untuk pembangunan infrastruktur dasar yang sifatnya non komersial.
Meningkatkan pembangunan telekomunikasi pita lebar untuk mendekatkan jarak fisik yang berjauhan mengingat
Negara Indonesia adalah negara kepulauan.
Dalam rangka mengatasi bencana alam banjir diberbagai daerah, pengelolaan sungai beserta daerah tangkapan
air akan terus dilakukan, antara lain melalui pembangunan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, Banjir Kanal
Jakarta.
Mendorong diversifikasi penggunaan energi domestik kepada gas alam dan batubara. Program ini akan
mengurangi tekanan tambahan permintaan pada sumber energi minyak bumi.
Program aksi peningkatan kemandirian energi akan dilakukan secara integratif antara penguasaan teknologi
energi, pembangunan infrastruktur, kebijakan harga, dan insentif di dalamnya.
Meningkatkan daya tarik dan kepastian investasi untuk eksplorasi dan produksi di bidang pertambangan dan
energi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sektor energi.
Meningkatkan transparansi, tata kelola, dan menghilangkan korupsi dan biaya yang tidak efisien di sektor hulu
energi.
Meningkatkan kompetisi yang sehat dan transparan di sektor hilir energi, agar tercapai pelayanan yang baik dan
harga yang rasional dan terjangkau bagi masyarakat luas.
Melaksanakan kebijakan pengembangan dan pemakaian energy terbarukan (renewable energy) yang konsisten
dan sesuai dengan partispasi dan tanggung jawab Indonesia dalam agenda global untuk mencegah pemburukan
iklim dunia (climate change) dan memperkuat ketahan energi nasional.
Meningkatkan kegiatan-kegiatan penelitian sektor energi untuk menghasilkan sumber-sumber energi baru non-
konvensional, meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan penurunan emisi karbon.
Peningkatan efisiensi energi untuk mendorong perekonomian, peningakatan kesejahteraan dan memperbaiki
daya saing.
Peningkatan diversifikasi, distribusi serta akses energi sehingga setiap rakyat Indonesia mampu memperoleh
energi sesuai kebutuhan dan kemampuan daya belinya.
PROGRAM AKSI PERBAIKAN DAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Program aksi itu terdiri dari:
Meneruskan reformasi birokrasi di lembaga-lembaga pemerintah (departemen dan lembaga serta pemerintah
daerah) secara bertahap, terukur dan terus dijaga kualitas hasil kinerjanya serta pertangungjawaban publik.
Program perbaikan peraturan yang menyangkut rekrutmen, perkembangan karier secara transparan, akuntabel
dan berdasarkan prestasi (merit based), serta aturan disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sispil.
Meningkatkan kinerja dengan memperbaiki prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk
peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali struktur organisasi agar makin efisien
dan efektif dalam menjalankan fungsi pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan.
Memperbaiki remunerasi sehingga makin mencerminkan resiko, tanggung jawab, beban kerja yang realistis dan
berimbang.
Memperbaiki sistem dan tunjangan pensiun agar mencerminkan imbalan prestasi yang manusiawi namun tetap
dapat dipenuhi oleh kemampuan anggaran.
Melakukan pengawasan kinerja dan dampak reformasi, termasuk pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin
dan hukuman yang tegas bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja birokrasi.
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan dengan perumusan standar pelayanan
minimum yang diketahui masyarakat beserta pemantauan pelaksanaannya oleh masyarakat.
Mengatur kembali hubungan eksekutif dan legislatif sehingga dapat menjalankan fungsi legislasi, pengawasan
dan fungsi anggaran yang efektif dan seimbang dan terbentuk suatu system yang dapat melancarkan tujuan
bernegara secara bermartabat.
Memperbaiki peraturan dan penyelenggaran Pemilu dan Pilkada, agar tercapai Pemilu yang jujur, adil, dan dapat
menghindarkan warga negara yang kehilanggan hak untuk berpartisipasi dalam Pemilu.
Memperbaiki administrasi, penganggaran, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemilu agar terjadi
kepastian dan efisiensi kerja insitusi penyelenggara pemilu tanpa mengorbankan kualitas pemilu.
Mengembangkan substansi demokrasi, yaitu nilai-nilai hakiki seperti kebebasan, penegakan hukum, keadilan dan
rasa tanggung jawab.
Penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dengan perluasan akses kredit untuk UMKM termasuk
dan utamanya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), penciptaan dan pendidikan bagi para pengusaha
(enterpreneur) baru di tingkat kecil dan menengah di daerah-daerah, mendukung inovasi dan kreativitas
masyarakat dan pengusaha dalam menciptakan produk, mengemas, memasarkan dan memelihara
kesinambungan dalam persaingan yang sehat.
Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan melakukan terus menerus perbaikan kebijakan transfer anggaran
kedaerah melalui Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana
otonomi khusus (otsus).
Mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal dan daerah perbatasan terluar dan terpencil dengan
pemberian anggaran yang cukup bagi pembangunan infrastruktur dan pos penjagaan terluar.
Mengurangi kesenjangan jender dengan meningkatkan kebijakan pemihakan kepada perempuan dan
pengarusutamaan jender dalam strategi pembangunan.
Memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan dan mencegah bencana alam dengan melakukan reboisasi,
penghutanan kembali, dan perbaikan daerah aliran sungai.
Mengembangkan strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable) sesuai dengan
tujuan untuk mengurangi ancaman dan dampak perubahan iklim globalkhususnya melalui upaya pengurangan
emisi karbon- baik di sektor kehutanan, energi, transportasi, kelautan, dan pertanian.
Mengajak seluruh masyarakat luas, rumah tangga maupun dunia usaha untuk aktif menjaga lingkungan untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
2. Penghapusan kemiskinan.
10. Penciptaan iklim investasi dan iklim usaha yang mendorong tumbuhnya
perekonomian nasional, khususnya sektor riil.
12. Pengelolaan fiskal, termasuk hutang publik, secara lebih efektif, efisien,
dan bertanggung jawab.