Anda di halaman 1dari 31

MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN B.J.

HABIBIE TIO SANDIAGO/S/B Setelah


menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden RI, Suharto menyerahkan kekuasaan
kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pada saat itu juga Wakil Presiden B.J. Habibie diambil
sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di
Istana Negara. Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kehidupan politk di Indonesia
Mengalami beberapa perubahan. Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie ditandai
dengan dimulainya kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu
dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, B.J. Habibie juga melonggarkan pengawasan
terhadap media massa dan memberikan kebebasan dalam berekspresi. Beberapa langkah
perubahan diambil oleh B.J. Habibie, seperti liberalispartai politik, pemberian kebebasan
pers, kebebasan bependapat, dan pencabutan UU Subversi. Pada tanggal 20 Mei 1998,
Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk dimintai
pertimbangannya dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh
Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan. Pada tanggal itu pula, Gedung
DPR/MPR semakin penuh sesak oleh para mahasiswa dengan tuntutan tetap yaitu
reformasi dan turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan. Pada tanggal 21 Mei 1998,
pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto meletakkan jabatannya
sebagai presiden dihadapan ketua dan beberapa anggota dari Mahkamah Agung. Pada
tanggal itu pula, dan berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Presiden menunjuk Wakil Presiden
B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan di
depan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden
Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3. Naiknya
Habibie menjadi presiden menggantikan Presiden Soeharto menjadi polemik dikalangan
ahli hukum. Sebagian ahli menilai hal itu konstitusional, namun ada juga yang berpendapat
inkonstitusional. Adanya perbedaan pendapat itu disebabkan karena hukum yang kita miliki
kurang lengkap, sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Diantara mereka
menyatakan pengangkatan Habibie menjadi presiden konstitusional, berpegang pada Pasal
8 UUD 1945 yang menyatakan bahwa "Bila Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat
melakukan kewajibannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Tetapi
yang menyatakan bahwa naiknya Habibie sebagai presiden yang inkonstitusional
berpegang pada ketentuan Pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "Sebelum
presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di
depan MPR atau DPR". Sementara, Habibie tidak melakukan hal itu dan ia mengucapkan
sumpah dan janji di depan Mahkamah Agung dan personil MPR dan DPR yang bukan
bersifat kelembagaan. Dalam ketentuan lain yang terdapat pada Tap MPR No.
VII/MPR/1973, memungkinkan bahwa sumpah dam janji itu diucapkan didepan Mahkamah
Agung. Namun, pada saat Habibie menerima jabatan sebagai presiden tidak ada alasan
bahwa sumpah dan janji presiden dilakukan di depan MPR atau DPR, Artinya sumpah dan
janji presiden dapat dilakukan di depan rapat DPR, meskipun saat itu Gedung MPR/DPR
masih diduduki dan dikuasai oleh para mahasiswa. Bahkan Soeharto seharusnya
mengembalikan dulu mandatanya kepada MPR, yang mengangkatnya menjadi presiden.
Apabila dilihat dari segi hukum materiil, maka naiknya Habibie menjadi presiden
adalah sah dan konstitusional. Namun secara hukum formal hal itu tidak konstitusional,
sebab perbuatan hukum yang sangat penting yaitu pelimpahan wewenang atau kekuasaan
dari Soeharto kepada Habibie harus melalui acara resmi yang konstitusional. Apabila
perbuatan hukum itu dihasilkan dari acara yang tidak konstitusional, maka perbuatan
hukum itu menjadi tidak sah. Pada saat itu memang DPR tidak memungkinkan untuk
bersidang, karena Gedung DPR/MPR diduduki oleh puluhan ribu mahasiswa dan para
cendekiawan. Dengan demikian, hal ini dapat dinyatakan sebagai suatu alasan yang kuat
dan hal itu harus dinyatakan sendiri oleh DPR.[1] Habibie yang menjabat sebagai
presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba parah, baik dari segi ekonomi,
politik, sosial dan budaya. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie
adalah berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi dan politik. Dalam menghadapi krisis itu,
pemerintah Habibie sangat berhati-hati terutama dalam pengelolaannya, sebab dampak
yang ditimbulkannya dapat mengancam integrasi bangsa. Untuk menjalankan
pemerintahan, presiden habibie tidak mungkin dapat melaksanaknnya sendiri tanpa dibantu
oleh menteri-menteri dan kabinetnya. Oleh karena itu, Habibie membentuk kabinet.
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie
membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu
terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI),
Golkar, PPP, PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan pertama kabinet
habibie. Pertemuan ini berhasil membentuk Komite untuk merancang undang-undang
politik yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui pembatasan masa
jabatan presiden yaitu maksimal 2 periode (satu periode lamanya 5 tahun). Upaya terebut
mendapat sambutan positif, tetapi dedakan agar pemerintah Habibie dapat merealisasikan
agenda reformasi tetap muncul. Pristiwa-pristiwa penting yang terjadi pada masa
kepemimpinan Presiden Habibie adalah sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Pemilu 1999
Keluarnya kebijakan kebebasan berekspresi ditandai dengan main banyaknya partai politik
baru yang terdiri. Partai-partai plitik tersebut bersiap menyambut datangnya pemilu bebas
pertama dalam kurun waktu 44 tahun. Pemilu 1999 bertujuan untuk memilih anggota MPR,
DPR, dan DPRD. Sementara itu, pemilihan Presiden dan wakilnya masih dilakukan oleh
anggota MPR. Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 partai. Kampanyenya secara resmi dimulai
pada tanggal 19 Mei 1999. Pada pemilu 1999, muncul lima partai besar yaitu, Partai
Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP), Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional
(PAN),. Suara terbanyak diraih oleh partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sebelum berlangsungnya pemilu, para tokoh pemimpin Indonesia melakukan pertemuan di
kediaman K.H. Abdurrahman Wahid di Ciganjur. Para tokoh tersebut adalah K.H.
Aburrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Sukarnoputri, Amien Rais, dan Sri Sultan
Hamengku Buwana X. Selanjutnya, pertemuan ini dikenal sebagai pertemuan kelompok
Ciganjur. Pertemuan ini menghasilkan seruan moral agar para pemimpin lebih memikirkan
nasib bangsa dan negara. 2. Pembebasan Tahanan Politik Pemerintahan B.J. Habibie
mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Tiga
hari setelah menjabat sebagai presiden, Habibie membebaskan Sri Bintang Pamungkas
dan Muchtar Pakpahan. Tahanan politik dilepaskan secara bergelombang.akan tetapi,
Budiman Sujatmiko dan beberapa petinggi Partai Rakyat Demokrat (PRD) yang ditahan
oleh pemerintah Orde Baru baru dibebaskan pada masa Presiden K.H. Abdurrahman
Wahid. 3. Lepasnya Timor Timur Sejarah kelam yang terjadi pada masa pemerintahan
Presiden B.J. Habibie adalah Timor Timur dari Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 1999,
pemerintahan B.J. Habibie mengeluarkan opsi terhadap masalah timor timur. Opsi pertama
menerima otonomi khusus atau tetap menjadi wilayah RI. Opsi kedua Merdeka dari wilayah
Indonesia. Untuk memutuskan masalah timor timur tersebut, diadakan jajak pendapat yang
diikuti oleh seluruh rakyat timor timur. Menurut hasil jajak pendapat yang dilaksanakan pada
30 Agustus 1999 sebanyak 78.5% rakyat timor timur memilih untuk memisahkan diri atau
merdeka dari indonesia. Pada nulan oktober 1999 MPR membatalkan dekret 1976 yang
berisi tentang integrasi timor timur ke wilayah Indonesia. Selanjutnya otorita transisi PBB
(UNTAET), mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah timor timur sehingga
kemerdekaan penuh mencapai pada Mei 2002. 4. Munculnya Beberapa Kerusuhan dan
Gerakan Separatis Kerusuhan terjadi menyangkut kerusuhan antar etnis dan antar agama.
Kerusuhan antar etnis misalnya kerusuhan antar etnis di cilacap dan di jember, serta
kekerasan terhadap kaum pendatang madura dikalimantan barat. Kerusuhan serupa juga
terjadi dikampung-kampung dan dikota-kota diwilayah Indonesia. Serangkaian peristiwa
tragis terjadi di Jawa Timur dari Malang Sampai Banyuwangi pada akhir tahun 1998.
Tersebar isu adanya segerombolan orang yang berpakaian ala Ninja mengancam
ketentraman penduduk. Selain itu, muncul ancaman sihir hitam (Santet) di wilayah Jawa
Timur Dan Ciamis. Beberapa kerushan terburuk terjadi pada konflik antar agama di Ambon.
Kerusuhan bersifat sparatis juga terjadi di Aceh dan Papua. Pada bulan Juli 1998, para
demonstran Papua mengibarkan bendera organisasi papua merdeka (OPM) di Biak. Pada
bulan Mei 1999 oara demonstran dari masyarakat papua barat menuntut kemerdekaan bagi
tanah kemerdekaan mereka. Akan tetapi tuntutan tersebut tidk mendapatkan duukungan
dari kekuatan-kekuatan lain. Kerusuhan terburuk di Papua terjadi pada bulan september
1999. Dalam kerusuhan tersebut, penduduk setempat membakar gedung DPRD berseta
gedung-gedung lain dan kendaraan bermotor. 5. Sidang Umum (SU) MPR 1999 Pada
bulan Oktober 1999, MPR mengadakan sidang umum. Sesuai hasil keputusan SU Amin
Rais terpilih dan ditetapakan sebagai ketua MPR menyisihkan Matori Abdul Jalil dari Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB). Adapun akbar tanjung terpilih sebagai ketua DPR. Pada
saat pemilihan Presiden ada 3 tokoh yang mungkin sebagai calon presiden ketiga tokoh
tersebut adalah KH. Abdurrahman Wahid dari partai kebangkitan bangsa (PKB), Megawati
sokarno putri dari partai demokrasi indonesia perjuangan (PDIP), dan Yusril Ihza Mahendra
dari partai bulan bintang (PBB). Namun Yusril Ihza mahendra mengundurkan diri sebelum
diadakn pemungutan suara oleh anggota MPR. Pada saat pemungutan suara KH.
Abdurrahman Wahid mengungguli Megawati Sukarno putri dalam pemungutan suara.
Berdasarkan hasil tersebut KH. Abdurrahman Wahid ditetapkan menjadi wakil Presiden RI
mengalahkan Hamzah Haz dari partai persatuan pembangunan (PPP) dalam pemilihan
wakil presiden.[2] Pembaharuan yang dilakukan oleh B.J. Habibie antara lain, 1.) Bidang
Ekonomi Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J.
Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut : · Merekapitulasi perbankan.
· Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. · Menaikkan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika serikat hingga dibawah Rp.10.000,-. · Mengimplementasikan
reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. · Merekonstruksi perekonomian
Indonesia. · Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar
negeri. · Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik. Monopoli dan
Persaingan yang Tidak Sehat. · Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. 2.) Bidang Politik · Memberi kebebasan pada rakyat untuk
menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik yang baru
sebanyak 45 parpol. · Membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas
dan Moch. Pakpahan. · Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh
independen. · Membentuk tiga undang-undang demokratis yaitu, (1) UU No. 2 tahun
1999 tentang Partai Politik (2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu (3) UU No. 4 tahun
1999 tentang Susduk DPR/MPR · Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan
yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu, (1) Tap No. VIII/MPR/1998
tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum. (2) Tap No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang Pancasila Sebagai
Asas Tunggal. (3) Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998
tentang Presiden Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan di
Luar Batas Perundang-undangan. (4) Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Hanya Dua Kali Periode. 3.) Bidang Pers
Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUUP untuk
memberikan kebebasan terhadap pers, sehungga muncul berbagai macam media massa
cetak, baik surat kabar maupun majalah. 4.) Bidang Hukum Untuk melakukan refomasi
hukum, ada beberapa hal yang dilakukan dalam pemerintahan B.J. Habibie yaitu, a)
Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran watak hukum Orde Baru, baik berupa Undang-
Undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri. b) Melahirkan 69 Undang-
undang. c) Penataan ulang struktur kekuasaan Kehakiman. 5.) Bidang Hankam Di
bidang Hankam diadakan pembaharuan dengan cara melakukan pemisahan Polri dan
ABRI. 6.) Pembentukan Kabinet Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang
diberi nama Reformasi Pembangunan yang terdiri atas 16 menteri, yang meliputi
perwakilan dari ABRI, GOLKAR, PPP, dan PDI. 7.) Kebebasan Menyampaikan pendapat
Presiden B.J. Habibie memberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat di depan
umum, baik dalam rapat maupun unjuk rasa. Dan mengatasi terhadap pelanggaran dalam
penyampaian pendapat ditindak dengan UU No. 28 tahun 1998. 8.) Masalah Dwifungsi
ABRI Ada beberapa perubahan yang muncul pada pemerintahan B.J. Habibie, yaitu : ·
Jumlah anggota ABRI yang duduk di kursi MPR dikurangi, dari 75 orang menjadi 35 orang
· Polri memisahkan diri dari TNI dan menjadi Kepolisian Negara · ABRI diubah
menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Udara, Darat, dan Laut. 9.) Pemilihan Umum
1999 Untuk melaksanakan Pemilu yang diamanatkan oleh MPR, B.J. Habibie mengadakan
beberapa perubahan yaitu, a) Menggunakan asas Luber dan Jurdil (langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil) b) Mencabut 5 paket undang-undang tentang politik yaitu
undang-undang tentang Pemilu; Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MPR/DPR;
Partai Politik dan Golkar; Referendum; serta Organisasi Massa c) Menetapkan 3 undang-
undang politik baru yaitu Undang-undang Partai Politik; Pemilihan Umum; dan Susunan
serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD d) Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan
oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang terdiri atas wakil dari pemerintahan dan partai
politik serta pemilihan umum.[3] Kegagalan Pemerintahan Presiden BJ.Habibie yaitu : 1.
Diakhir kepemimpinannya nilai tukar rupiah kembali meroket 2. Tidak dapat meyakinkan
investor untuk tetap berinvestasi di indonesia. 3. Kebijakan yang di lakukan tidak dapat
memulihkan perekonomian indonesia dari krisis.[4] Daftar Kutipan [1] http://munirah-
amran.blogspot.com/2013/02/masa-pemerintahan-bj-habibie.html [2] Dwiyanto, Heru
2010.Sejarah kelas XII SMA.Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri [3]
http://mbokemban.blogspot.com/p/pemerintahab-bj-habibie_9234.html [4]
http://sesepwira.blogspot.com/2012/10/sejarah-kepemimpinan-bj-habibie.html Daftar
Pustaka Dwiyanto, Heru 2010.Sejarah kelas XII SMA.Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
http://mbokemban.blogspot.com/p/pemerintahab-bj-habibie_9234.html http://munirah-
amran.blogspot.com/2013/02/masa-pemerintahan-bj-habibie.html
http://sesepwira.blogspot.com/2012/10/sejarah-kepemimpinan-bj-habibie.html

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Kabinet Pemerintahan Indonesia

Didahului oleh: Kabinet Persatuan Nasional Diteruskan oleh:


Kabinet Reformasi 1999–2001 Kabinet Gotong Royong
Pembangunan

 L

 B

 S

Kabinet Persatuan Nasional (1999–2001)

Presiden: Abdurrahman Wahid | Wakil Presiden: Megawati Soekarn

Menko Polsoskam: Wiranto, Surjadi Soedirdja (Plt.), Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar • Menko Perekonomian: Kwik Kian Gie, Rizal

menjadi Menko Polsoskam): Hamzah Haz, Basri Hasanuddin • Mendagri: Surjadi Soedirdja • Menlu: Alwi Shihab •Menhan: Juwono Sudarsono, M

Mahendra, Baharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak, Mohammad Mahfud •Menkeu: Bambang Sudibyo, Prijadi Praptosuhardjo, Rizal Ramli • Ment

Yusgiantoro • Menperindag: Muhammad Jusuf Kalla, Luhut Binsar Panjaitan •Mentanhut (bernama Menteri Pertanian dan Kehutanan sejak pe

Muda Kehutanan (menteri negara) sejak perombakan I): Nur Mahmudi Ismail, Marzuki Usman • Menhub: Agum Gumelar, Budi Mulyawan Suy

Dahuri • Menakertrans: Bomer Pasaribu, Al Hilal Hamdi • Menkes: Achmad Sujudi • Mendiknas: Yahya Muhaimin • Menag: Muhammad Tolchah

Hikam • Menkopukm: Zarkasih Nur • Menteri LH: Alexander Sonny Keraf •Menteri OD (digabungkan dengan Menteri Dalam Negeri sejak pe

PM dan BUMN (dibubarkan pada perombakan I): Laksamana Sukardi, Rozi Munir • Menpora (dibubarkan pada perombakan I): Mahadi Sina

Soetjipto • Menpemwan: Khofifah Indar Parawansa •Menham (digabungkan dengan Menteri Hukum dan Perundang-undangan sejak peromba

Kerja sejak perombakan I): Al Hilal Hamdi • Menpan: Freddy Numberi, Ryaas Rasyid (Plt.), Anwar Supriyadi •Menmaskem (dibubarkan pada

perombakan I): (jabatan baru), Manuel Kaisiepo •Menrekonas (dibentuk pada perombakan I dan dibubarkan pada perombakan II): (jabatan b

Lopa, Marsillam SimanjuntakPanglima TNI : Widodo AS • Mensesneg: Alirahman, Bondan Gunawan, Djohan Effendi

Sekretaris Kabinet: Marsillam Simanjuntak, Marzuki Darusma

 L

 B

 S

Kabinet pemerintahan Indonesia

Era perjuangan kemerdekaan Presidensial


 Sjahrir I

 Sjahrir II

 Sjahrir III

 Amir Sjarifuddin I

 Amir Sjarifuddin II

 Hatta I

 Darurat

 Hatta II

 RIS (RI: Susanto · Halim)

 Natsir

 Sukiman-Suwirjo

Era demokrasi parlementer


 Wilopo

 Ali Sastroamidjojo I

 Burhanuddin Harahap
 Ali Sastroamidjojo II

 Djuanda

 Kerja I

 Kerja II

 Kerja III

 Kerja IV

Era demokrasi terpimpin Dwikora I

 Dwikora II

 Dwikora III

 Ampera I

 Ampera II

 Pembangunan I

 Pembangunan II

Era Orde Baru


 Pembangunan III

 Pembangunan IV
 Pembangunan V

 Pembangunan VI

 Pembangunan VII

 Reformasi Pembangunan

 Persatuan Nasional

 Gotong Royong

Era reformasi

 Indonesia Bersatu I

 Indonesia Bersatu II

 Kerja

Lihat pula: Kementerian Indonesia

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah presiden keempat RI menggantikan B.J. Habibie. Beliau terpilih
menjadi presiden sejak 29 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Pesaing utamanya menjadi presiden, yaitu
Megawati Soekarnoputri mendampinginya sebagai wakil presiden. Dalam menjalankan pemerintahan,
Presiden Gus Dur membentuk Kabiner Persatuan Nasional karena didalamnya terdapat banyak latar golongan
yang berbeda-beda, baik dari berbagai parpol, nonpartisan, maupun dari TNI. Beliau melakukan dua reformasi
besar, yaitu menghapuskan Departemen Penerangan karena dianggap sebagai senjata Orde Baru untuk
menguasai media dan membubarkan Departemen Sosial yang di anggap korup. K.H.Abdurrahman Wahid
atau Gus Dur adalah ketua Nahdlatul ulama dan pendirian partai kebangkitan Bangsa
(PKB). Abdurrahman wahid terpilih menjadi presiden menggatikan B.J. Habibie yang ditolak
laporan pertanggung jawabannya oleh MPR pada tanggal 19 oktober 1999. K.H.
Abdurrahman wahid menjadi presiden Indonesia yang keempat setelah dipilih oleh MPR
hasil pmili 1999. Dia di bantu oleh megawati sukarnoputri sebagai wakil presiden. Presiden
K.H. Abdurrahman wahid membentuk cabinet pertamanya, cabinet persatuan nasional,
pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle pada bulan agustus 2000.
Selama kepemimpinan K.H. Abdurrahman wahid, kondisi bangsa indonsia tetap bergejolak.
Kesulitan ekonomi semakin meluas. Pada tahun 2001 dan 2002, harga BBM ( bahan bakar
minyak ) mengalami kenaikan. Kerusuhan antaretnis dan antaragama terus berlanjut.
Kerusuhan tersebut adalah kerusuhan antaragama di poso ( Sulawesi tengah ), lombok,
dan Maluku serta kerusuhan antaretnis yang melibatkan etnis Madura etnis dayak di sampit
(Kalimantan tengah). Selain itu, serangan Bom juga terjadi dibebrapa tempat di Indonesia.
Misalnya, bom dikedubes Filipina, Jakarta ( 1 agustus 2000). Bom kedubes Malaysia,
Jakarta (27 agustus 2000 ), bom di gedung Bursa Efek Jakarta, (13 september 2000 ), bom
malam natal dibeberapa kota Indonesia (24 desember 2000). Selama
kepemimpinannya, K.H. Abdurrahman wahid berusaha mendorong pluralisme dan
keterbukaan. Dia memutuskan irian jaya dinamakan kembali sebagai papua, namun tidak
berpikir membiarkannya merdeka. Pada tahun 2000, K.H. Abdurrahman wahid
mengeluarkan kebijakan tentang pemisahan POLISI dari ABRI. K.H. Abdurrahman
wahid adalah presiden yang tidak lepas dari kontroversi. Pernyataan yang kontroversi
adalah ulasan kepada MPR agar membatalkan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang
pelanggaran ajaran marxisme dan kominisme. Selain itu, K.H. Abdurrahman wahid juga
mengusulkan diadakannya kerja sama bilateral dengan Israel. Usaha tersebut mengundang
reaksi luas yang menuntutnya turun sebagai presiden. Selain itu, mengundang ancaman
pengunduran diri dari mentri hukum dan perundang-undangan, prof.Yusril Ihza mahendra.
Pada sidang umum MPR pertama pada bulan agustus 2000, presiden K.H.
Abdurrahman wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada tanggal 29
januari 2001, ribuan demontran menyerbu MPR dan meminta Presiden K.H. Adurrahman
wahid agar mengundurkan diri dengan alsan keterlibatanya dalam sekandal korupsi (
Bruneigate dan Buloggate ). Kasus buloggate menyebabkan lembaga DPR mengeluarkan
teguran keras kepada presiden K.H Abdurrahman wahid dalam bentuk memorandum. DPR
meminta presiden K.H.Abdurrahman wahid kembali berkerja sesuai GBHN yang
diamanatkan.[1] Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur di
Indonesia 1. Di Bidang Politik a. Kelebihan : 1) Membentuk Kabinet Persatuan Nasional 2)
Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan negara
lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat, sekaligus menghadiri bebagai
forum dunia seperti forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-77. 3) Politik Luar
Negeri Yang Bebas Aktif Dengan kunjungan keluar negeri sebenarnya merupakan
pemborosan, akan tetapi ini dilakukan untuk mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat
rezim Pak Soeharto, citra Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat
demokratisasi yang rendah. Untukmengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan
kunjungan ke Negara Negara yang tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua
Amerika. Karena kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara. Seringnya Presiden
Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat respon positif dari dunia, bahkan
membuka peluang kerjasama (terutama kerjasama dalam bidang perdagangan). 4) Iklim
Politik Yang Demokratis Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur suasana demokratis mulai
tampak terwujud. Hal ini dapat terlihat dengan tindakan gusdur yaitu: 5) Penghapusan
peraturan yang merugikan kaum minoritas. 6) Pembubaran instansi negara yang tak lagi
efektif (departemen penerangan dan sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan
diplomati dengan Israel. 7) Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan
idividu dan keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis. 8) Pada masa
Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang keterbukaan media. Gus Dur
melikuidasi departemen penerangan, sehingga media massa lebih leluasa melakukan
aktivitasnya. 9) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam pengurusan
dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur nasional. 10) Sayang,
sistem dan pola pemerintahan Gus Dur tidak berjalan dengan baik. Terjadi kegaduhan
politik yang tidak perlu, sehingga stabilitas politik tidak terjaga. 11) Stabilitas politik yang
buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan pincang. b. Kelemahan : 1) Presiden
Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan kepada media yang kerap
memanaskan suhu politik Tanah Air. Hal tersebut menimbulkan keguncangan situasi politik
dalam negeri. Salah satunya yaitu soal reshuffle cabinet atau desakan mundur terhadap
sejumlah menteri. 2) Rendahnya tingkat popularitas Gusdur 3) Masyarakat kurang antusias
dengan gaya pemerintahan Gusdur. 4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial
membuat gusdur bukan sosok yang populis. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur
adalah tokoh nasionalyang diakui kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan
Nahdiyin (basis massa keagamann organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur memang disegani
kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang harus arif dalammembuat
kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya. 5) Tak Punya Basis Politik yang Kuat di
Paremen (MPR/DPR) 6) Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu.
Partai yang mengusungnya saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak. 7) Proses
terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik yang akhirnya membuat
Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet pemerintahan yang dibentuk
oleh Gus Dur, ia "terpaksa" merengkuh semua partai tanpa melihat kesamaan
platform (visi/misi) dengan dirinya. 8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat
banyak pihak yang awalnya menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik
dukungannya. Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan
oleh MPR dan "dipaksa" keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan kaos
singlet. 2. Di Bidang Ekonomi a. Kelebihan : 1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada
setiap suku terutama Tionghoa yang notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi
dengan seluas-luasnya. 2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi b.
Kelemahan : 1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini
kurang maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi. 2) Seringnya melakukan perjalanan
luar negeri sehingga dianggap menghamburkan APBN. 3. Di Bidang Sosial a. Kelebihan :
Dapat menciptakan kehidupan rukun antar umat beragama dan antar suku di Indonesia. b.
Kelemahan : Ada banyak pengangguran di Indonesia sekitar 13,7 juta penganggur. 4. Di
Bidang Budaya a. Kelebihan : Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antar umat
beragama, Gus Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan
beragama. Hak tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan presiden yang
dikeluarkan, yaitu : 1) Keputusan Presiden No.6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil
Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan
adanya Keppres No.6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun
menggelar budayanya secara terbuka misalnya pertunjukan barongsai. 2) Menetapkan
Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari libur nasional.
b. Kelemahan : Kerusuhan antar etnis terus berlanjut. Kerusuhan terutama berbahaya
adalah pembunuhan antara umat Islam dan Kristen di Maluku yang menewaskan lebih dari
seribu orang sepanjang tahun 1999. 5. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan a. Kelebihan :
1) Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan Gerakan
Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota
kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua penandatangan akan
melanggar persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966
yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut. 2) Gus Dur memberikan Aceh referendum.
Namun referendum ini menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum
Timor Timur. Gus Dur juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh
dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada 30
Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya. Selama
kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua
bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua. b. Kelemahan : Akibat restrukturisasi
lembaga pemerintahan menyebabkan kondisi politik yang tidak stabil atau sering terjadi
pertentangan antar partai bahkan pertentangan intern partai. 6. Di Bidang Ideologi Ideologi
yang ada pada masa pemerintahan Gus Dur menggunakan Ideologi Pancasila.[2]
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakil
presiden. Mereka bekerja sama membentuk kabinet yang disebut dengan Kabinet
Persatuan Nasional. Kabinet diumumkan pada tanggal 28 Oktober 1999. Pada masa
pemerintahan Gus Dur banyak diwarnai tindakan-tindakan kontroversi. Contohnya sebagai
berikut : 1. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan). 2. Menghapus
Departemen Sosial dan Departemen Penerangan. 3. Sering melakukan kunjungan ke luar
negeri. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid melakukan pembagian kekuasaan dengan wakil
presiden. Tugas yang menjadi kewenangan wakil presiden, antara lain sebagai berikut : 1.
Menyusun program dan agenda kerja kabinet. 2. Menentukan fokus dan prioritas kebijakan
pemerintah. 3. Memimpin sedang kabinet. 4. Menandatangani keputusan tentang
pengangkatan dan pemberhentian pejabat setingkat eselon satu. Pada masa pemerintahan
Gus Dur, ada beberapa persoalan yang dihadapi yang merupakan warisan dari
pemerintahan Orde Baru yaitu : 1) Masalah praktik KKN yang belum terselesaikan 2)
Pemulihan ekonomi 3) Masalah BPPN 4) Kinerja BUMNPresiden 5) Pengendalian Inflasi 6)
Mempertahankan kurs rupiah 7) Masalah jejaring pengamanan sosial ( JPS) 8) Masalah
disintegrasi dan konflik antarumat beragama 9) Penegakan hukum dan penegakan Hak
asasi manusia (HAM) Pembaharuan yang dilakukan pada masa Pemerintahan Gus Dur
adalah : 1) Membentuk Kabinet Kerja Untuk mendukung tugas dalam menjalankan
pemerintahan sehari-hari, Gus Dur membentuk kabinet kerja yang diberi nama Kabinet
Persatuan Nasional yang anggotanya diambil dari perwakilan masing-masing partai politik
yang dilantik pada tanggal 28 Oktober 1999. Di dalam Kabinet Persatuan Nasional terdapat
dua departemen yang dihapuskan, yaitu Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.
2) Bidang Ekonomi Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia,
dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan
ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dewan
Ekonomi nasional diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim, wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya dan
sekretarisnya Dr. Sri Mulyani Indraswari. 3) Bidang Budaya dan Sosial Untuk mengatasi
masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur memberikan kebebasan
dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Hak itu dibuktikan dengan adanya
beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu : a) Keputusan Presiden No. 6 tahun
2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang
selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan
dalam menganut agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti misalnya
pertunjukan Barongsai. b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar
agama, sehingga menjadi hari libur nasional. Disamping pembaharuan-pembaharuan di
atas, Gus Dur juga mengeluarkan berbagai kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan
MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri, tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan,
melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan pendapat kerabat dekatnya, bukan menurut
aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversial dari
berbagai kalangan yaitu : 1) Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang
dianggap Orde Baru. 2) Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang
dilatarbelakangi oleh adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima
Tinggi. 3) Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh hubungan
yang tidak harmonis dengan Gus Dur. 4) Mengeluarkan pengumuman tentang menteri
Kabinet Pembangunan Nasional yang terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet
menjadi merosot. 5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan
mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora. Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi
kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal Brunei Gate dan Bulog Gate yang
menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1 Februari 2006 DPR-RI
mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan memorandum yang kedua
dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur menanggapi memorandum tersebut
dengan mengeluarkan maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi
antara lain : 1) Membekukan MPR / DPR-RI 2) Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat
dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu
satu tahun. 3) Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru Dalam
kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap bertentangan dengan
konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR segera mengadakan Sidang
Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden
RI menggantikan Gus Dur berdasarkan Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan wakilnya
Hamzah Haz.[3] Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Pembentukan DEN
dimaksudkan untuk memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat krisis yang
berkepanjangan. Ketua DEN adalah Prof. Emil Salim dengan wakilnya Subiyakto
Cakrawerdaya, Sekretaris Dr. Sri Mulyani Indrawati. Anggota DEN adalah Anggito
Abimanyu, Sri Ningsih, dan Bambang Subianto. Ketika hubungan Presiden K.H.
Abdurrahman Wahid dan Poros Tengah tidak harmonis, DPR mengeluarkan Memorandum
I dan II untuk menjatuhkannya dari kursi kepresidenan. Sebagai reaksi baliknya, presiden
mengeluarkan maklumat pada tanggal 28 Mei 2001 dan menjawab Memorandum II dengan
jawaban yang dibacakan oleh Menko Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam)
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 29 Mei 2001, yang antara lain isinya
membekukan lembaga MPR dan DPR. Akhir jabatan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
terjadi ketika berlangsung Rapat Paripurna MPR pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut
dianggap sebagai Sidang istimewa MPR. Keputusan yang diambil sidang istimewa tersebut
sebagai berikut : 1. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai
presiden berdasarkan Ketetapan MPR No. II Tahun 2001. 2. MPR mengeluarkan Ketetapan
MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan dan melantik Wakil Presiden Dyah Permata
Megawati Setyawati Soekarnoputri sebagai presiden kelima Republik Indonesia.[4]
Kesimpulan Abdurahman Wahid (Gus Dur) adalah putra pertama dari enam bersaudara
yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara
genetik Gus Dur adalah keturunan "darah biru". Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra
K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri jam'iytah Nahdlatul Ulama (NU) organisasi masa Islam
terbesar di Indonesia dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj.
Sholehah adalah putri pendiri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri.
Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais 'Aam PBNU
setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian Gus Dur merupakan cucu dari dua
ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia. Pada masa pemerintahannya tentu
saja banyak kelebihan maupun kekurangan dari kepemimpinan Abdurahman Wahid (Gus
Dur) ini selama menjabat sebagai presiden RI. Daftar Kutipan [1] Dwiyantara Heru.2010.
Sejarah Kelas XII SMA. Solo: Tiga Serangkai [2]
http://kenthirterakhir.blogspot.com/2012/11/pemerintahan-presiden-abdurrahman-
wahid.html [3] http://ikasurya.blogspot.com/2013/12/makalahtentang-gusdur-abdul-rahman-
wahid.html [4] http://www.google.com/masa+pemerintahan+k.h.+abdurrahman+wahid.html
Daftar Pustaka Dwiyantara Heru.2010. Sejarah Kelas XII SMA. Solo: Tiga Serangkai
http://ikasurya.blogspot.com/2013/12/makalahtentang-gusdur-abdul-rahman-wahid.html
http://kenthirterakhir.blogspot.com/2012/11/pemerintahan-presiden-abdurrahman-
wahid.html http://www.google.com/masa+pemerintahan+k.h.+abdurrahman+wahid.html
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Dr.(H.C.)[1] Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal
sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" (lahir
di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 70 tahun) adalahPresiden Indonesia yang kelima yang
menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia
pertama dan puteri dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak
ayahnya menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.

Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang
Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001.
Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak
memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.

Kabinet Gotong Royong (2001–2004)

Presiden: Megawati Soekarnoputri | Wakil Presiden: Hamzah Haz

Menko Polkam: Susilo Bambang Yudhoyono, Hari Sabarno (Plt.) • Menko Kesra: Muhammad Jusuf Kalla, Abdul Malik Fadjar (Plt.) • Menko Perekon

Mahendra • Menhan: H Matori Abdul Djalil • Mendagri: Hari Sabarno • Menlu: Hassan Wirajuda • Menkes: Achmad Sujudi • Mendiknas: Abdul Mal

Munawwar • Menakertrans: Jacob Nuwa Wea • Menkeu: Boediono • Menperindag: Rini Soemarno • Menteri ESDM: Purnomo Yusgiantoro •Menhu

Prakosa • Menkimpraswil: Soenarno • Menteri KP: Rokhmin Dahuri • Menpan: Feisal Tamin •Menbudpar: I Gede Ardika • Menperpemkatim: Man

Gie • Menkominfo: Syamsul Mu'arif • Menteri BUMN: Laksamana Sukardi •Menristek: Hatta Rajasa, (jk.) • Menkopukm: Alimarwan Hanan • Menp

Makarim • Mensesneg: Bambang Kesowo • Kepala BIN: AM Hendropriyono •Jaksa Agung: MA Rachman

Sekretaris Kabinet: Marzuki Darusman

Pasangan Megawati - Hamzah Haz mengumumkan kabinetnya pada tanggal 9 Agustus 2001. Kabinetnya
bernama "Kabinet Gotong Royong". Program Kerja Kabinet tersebut di antaranya sebagai berikut :
1. Mewujudkan otonomi yang tangguh.
2. Menyehatkan bank.
3. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan Polri.
4. Mewujudkan supremasi hukum.
Presiden Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz

Pada masa pemerintahannya, Presiden Megawati menghadapi tiga masalah utama di negeri ini, yaitu :
1. Adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
2. Merosotnya pengangguran dan menurunnya tingkat perekonomian.
3. Merosotnya kewibawaan hukum.
Pada masa kepemimpinannya, Indonesia memiliki hajat besar, yaitu pemilihan umum. Sistem pemilu kali ini,
rakyat dapat memilih atau menentukan wakilnya dan presiden secara langsung. Pemilu dilakukan dalam dua
tahap.
1. Tahap pertama untuk menentukan para anggota legislatif, pada tanggal 5 April 2004 yang diikuti oleh 24
partai politik.
2. Putaran kedua untuk memilih Presiden.

Pemilu untuk presiden dan wakilnya pada putaran pertama berlangsung pada tanggal 5 Juli 2004 dengan calon
presiden dan wakilnya sebagai berikut :
1. Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi diusung PDIP.
2. Wiranto-Salahudin Wahid didukung oleh Partai Golkar.
3. Amien Rais-Siswono didukung Partai Amanat Nasional.
4. Hamzah Haz-Agum Gumelar didukung oleh Partai persatuan Pembangunan.
5. Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla didukung oleh Partai Demokrat.
Kabinet Gotong Royong

Pemilu putaran pertama ini dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Mega-
Hasyim. Oleh karena para pemenang pemilu presiden dan wakil presiden putaran pertama tidak ada yang
berhasil mencapai 50% suara, maka diselenggarakan pemilu putaran kedua yang diselenggarakan pada tanggal
20 September 2004.

Dalam pemilu ini dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Kemenangan ini
merupakan babak baru bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden dan wakil presiden yang langsung
dipilih rakyat.

KPU menetapkan pasangan Susilo Bambang Yudoyono - Jusuf Kalla menjadi pemenang pemilu pada tanggal
4 Oktober 2004. Dengan begitu, mereka ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden. Mereka dilantik pada
tanggal 20 Oktober 2004.

Kabinet yang dibentuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla dinamakan Kabinet Indonesia
Bersatu. Anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 21 Oktober 2004. Adapun nama-nama menteri tersebut
dapat anda baca pada artikel: Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II

Kebijakan soal Aceh, pemerintahan SBY memperpanjang status darurat sipil dan mengadakan perundingan
damai dengan GAM di Helsinki, Finlandia dengan perantara Crisis Management Initiative yang dipimpin
Martti Ahtisari pada tanggal 28 Januari 2005. Dalam perjanjian tersebut dicapai kesepakatan damai dan
penyerahan senjata GAM melalui Aceh Monitoring Mission (AMM).

Pada tahun 2009 diadakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pasangan calon presiden dan
wakilnya adalah : Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subiantoro, Muh. Jusuf Kalla-Wiranto dan Susilo
Bambang Yudoyono - Boediono.

Hasil pemilu 2009 dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudoyono - Boediono untuk periode 2009 - 2014.
Kabinet yang dibentuk pasangan ini adalah Kabinet Indonesia Bersatu II.
Ir. H. Joko Widodo (O Jawa: Jaka Widada, Jawa Latin: Jåkå Widådå, Hanacaraka: ꦗꦏꦮꦶꦢꦢ;
lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961) atau yang lebih akrab
disapa Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia
terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi
pernah menjabat Gubernur DKI Jakartasejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014
didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Sebelumnya, dia adalah Wali
Kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi
Rudyatmo sebagai wakil wali kota.[4] Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota
Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk
bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok).[5]

Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, rumahnya pernah digusur sebanyak tiga
kali, ketika dia masih kecil,[6] tetapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai
pengusaha mebel.[6] Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun
2005.[7] Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi
kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik.[8] Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil
memenangi Pilkada Jakarta 2012. Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer
untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh
tahun.[9]
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan
media.[10][11] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum
presiden Indonesia 2014.[12] Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan, nama Jokowi terus
unggul.[13] Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak
akan mengumumkan calon presiden dari PDI Perjuangan sampai setelah pemilihan umum
legislatif 9 April 2014.[14] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat
dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif
dan dua hari sebelum kampanye

Kabinet Kerja (2014–2019)

Presiden: Joko Widodo | Wakil Presiden: Muhammad Jusuf Kalla

 Kementerian di bawah Menko Polhukam: Tedjo Edhy Purdijatno, Luhut Binsar Panjaitan, Wiranto

 Mendagri: Tjahjo Kumolo

 Menlu: Retno Marsudi

 Menhan: Ryamizard Ryacudu

 Menkumham: Yasonna Laoly

 Menkominfo: Rudiantara

 Menteri PANRB: Yuddy Chrisnandi, Asman Abnur

 Kementerian di bawah Menko Perekonomian: Sofyan Djalil, Darmin Nasution

 Menkeu: Bambang Brodjonegoro, Sri Mulyani Indrawati

 Menperin: Saleh Husin, Airlangga Hartarto

 Mendag: Rachmat Gobel, Thomas Trikasih Lembong, Enggartiasto Lukita


 Menaker: Hanif Dhakiri

 Menkop UKM: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga

 Menteri BUMN: Rini Soemarno

 Menteri ATR/Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan, Sofyan Djalil

 Menteri LHK: Siti Nurbaya Bakar

 Kementerian di bawah Menko Kemaritiman dan Sumber Daya: Indroyono Soesilo, Rizal Ramli, Luhut Binsar Panjaitan

 Menhub: Ignasius Jonan, Budi Karya Sumadi

 Menteri KP: Susi Pudjiastuti

 Menpar: Arief Yahya

 Menteri ESDM: Sudirman Said, Arcandra Tahar, Ignasius Jonan

 Mentan: Amran Sulaiman

 Menteri PUPR: Basuki Hadimuljono

 Kementerian di bawah Menko PMK: Puan Maharani

 Menkes: Nila Moeloek

 Mensos: Khofifah Indar Parawansa

 Menag: Lukman Hakim Saifuddin

 Menteri PPPA: Yohana Yembise


 Menteri DPDTT: Marwan Ja'far, Eko Putro Sandjojo

 Menpora: Imam Nahrawi

 Mendikbud: Anies Baswedan, Muhadjir Effendy

 Menristek & Dikti: Muhammad Nasir

Pejabat setingkat menteri:

 Mensesneg: Pratikno

 Menteri PPN/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago, Sofyan Djalil, Bambang Brodjonegoro

 Jaksa Agung: Andhi Nirwanto (Plt.), Muhammad Prasetyo

 Panglima TNI: Moeldoko, Gatot Nurmantyo

 Kapolri: Sutarman, Badrodin Haiti, Tito Karnavian

 Kepala Staf Kepresidenan: Luhut Binsar Panjaitan, Teten Masduki

Sekretaris Kabinet: Andi Widjajanto, Pramono Anung


Sby – jk (2004 – 2009)

Kabinet Indonesia Bersatu I (Inggris: United Indonesia


Cabinet)[1] adalah kabinet pemerintahanIndonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2009.
Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama
kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden
melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.

Sby – boediono (2009 – 2014)


Kabinet Indonesia Bersatu II adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai
politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi
di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN,PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung
setelahnya,[1] tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional.
Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan
dilantik sehari setelahnya.[2][3] Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri
Keuangan[4]. Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet
Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya
bergeser jabatan di dalam kabinet.[5] Pada tanggal 13 Juni 2012, Presiden SBY mengumumkan
pergantian Menteri Kesehatan di mana pejabat sebelumnya telah meninggal dunia.[6]

Program kerja sby – boediono


Misi SBY Boediono 2009-2014: MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI
DAN MELETAKKAN FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.

Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2009-2010 sebagai
berikut.

1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera


2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Pasangan Capres-Cawapres SBY-Boediono telah merancang 5 Strategi Pokok sebagai berikut:

1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate Governance.
3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap
komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka Pembangunan Masyarakat Indonesia
adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.

Untuk melaksanakan hal-hal tersebut diatas, maka telah dirancang 13 Pokok-pokok Program Kerja sebagai berikut:
PROGRAM AKSI BIDANG PENDIDIKAN
 Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada periode 2004-
2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan menambah
prasarana fisik sekolah, serta penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan menunjang
proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
 Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk memastikan pemantapan pendidikan gratis
dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan
lanjutan di tingkat SMA.
 Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang berkualitas agar makin
mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif,
bertanggung jawab, dan suka bekerja keras.
 Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan
bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi,
bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya. Selain program sertifikasi guru untuk menjaga mutu,
juga akan ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program pendidikan bergelar
bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan
pengajaran pada siswa.
 Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan penghasilan kepada guru, dosen, dan para
peneliti.
 Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja
penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.
 Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan tantangan jaman saat ini dan
kedepan.
 Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan
rendah maupun daerah yang tertinggal. Pemberiaan program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan
Program Keluarga Harapan (PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga miskin dengan syarat
mereka mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.

PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN


Fokus utama program aksi bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

 Menyempurnakan dan memantapkan pelaksaan program jaminan kesehatan masyarakat baik dari segi kualitas
pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih.
 Mendorong upaya pembuatan obat dan produk farmasi lain yang terjangkau dengan tanpa mengabaikan masalah
kualitas dan keamanan obat seperti yang telah dilakukan selama 3 tahun terakhir.
 Mempermudah pembangunan klinik atau rumah sakit yang berkualitas internasional baik melalui profesionalisasi
pengolaan rumah sakit pemerintah maupun mendorong tumbuhnya rumah sakit swasta.
 Upaya untuk meningkatkan kapasitas generasi mendatang sudahharus dimulai sejak bayi dalam kandungan.
 Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan, pencegahanpenyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria dan
TBC.
 Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita menjadi di bawah 15% pada tahun 2014 dari keadaan terakhir
sekitar 18%.
 Revitalisasi program keluarga berencana yang telah dimulai kembali dalam periode 2005-2009 akan dilanjutkan
dan diperkuat.
 Upaya pencapaian dalam bidang kesehatan tidak tercapai jika kesejahteraan dan sistem insentif bagi tenaga
medis dan paramedis khususnya yang bertugas di daerah terpencil tidak memadai.
 Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, utamanya yang diarahkan
untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor dalam proses produksi obat.
 Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan menjaga kepentingan
dan perlindungan masyarakat awam dari mal-praktek dokter dan rumah sakit yang tidak bertanggung jawab.
 Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah dan cara menghindarinya
untuk mencegah kepanikan dan jatuhnya banyak korban
 Evakuasi, perawatan dan pengobatan masyarakat di daerah bencana alam

PROGRAM AKSI BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN


Program aksi penanggulangan kemiskinan harus dilakukan melalui beberapa program aksi sebagai berikut:

 Meneruskan, meningkatkan dan menyempurnakan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


(PNPM) Mandiri
 Melanjutkan program pengarusutamaan semua program penanggulangan kemiskinan yang ada di kementerian
dan lembaga sebagai pendukung program PNPM (PNPM pendukung).
 Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang selama ini efektif dalam mengatasi gejolak yang temporer akan
selalu disiagakan untuk dipergunakan setiap waktu.
 Penyediaan beras murah bagi keluarga miskin untuk menjamin ketahanan pangan.
 Pengembangan program-program berlapis untuk rakyat miskin yang dilakukan secara intensif, antara lain:
Program Jamkesmas, BOS, PKH, BLT, PNPM, Raskin
 Pemihakan kepada Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi, antara lain dengan pemberian Kredit Usaha Rakyat
untuk memberikan akses modal bagi masyarakat kecil.

PROGRAM AKSI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA


Fokus dalam program aksi ketenagakerjaan ini akan menekankan pada:

 Peningkatan kualitas pekerja baik dilihat dari upah yang diterima, produktivitas dan standar kualifikasinya untuk
dapat memperluas peningkatan kesempatan di sektor formal, serta mengurangi jumlah pengangguran terbuka
usia muda.
 Peningkatkan investasi melalui perbaikan iklim investasi baik di pusat maupun di daerah sehingga kesempatan
kerja baru dapat tercipta.
 Reformasi tingkat mikro-ekonomi,
 Membangun infrastruktur fisik yang dapat memperlancar arus lalu-lintas barang dan informasi, serta mendorong
program industrialisasi yang dapat menarik industri lanjutan (PMDN, PMA, dan Perusahaan Global) untuk
berinvestasi di Indonesia.
 Memperluas permintaan domestik di luar barang-barang konsumsi, serta memanfaatkan pasar regional.
 Memperluas dan meningkatkan industri kreatif dan pariwisata sebagai sumber potensi perekonomian Indonesia
yang sangat besar.
 Pembangunan kawasan-kawasan ekonomi khusus seperti Batam, Bintan, Karimun, Suramadu, Sabang dan
berbagai kawasan khusus lainnya.

PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR


Program aksi pemerintah mendatang di bidang pembangunan infrastruktur adalah sebagai berikut:

 Melanjutkan pelaksanaan dual track strategy dalam pembangunan infrastruktur, yaitu memperluas kesempatan
bagi masyarakat (baik swasta nasional maupun asing) untuk berpartisipasi secara transparan, adil, bebas dari
kepentingan kelompok, bersih, dan kompetitif dalam pembangunan dan pengoperasian kegiatan infrastruktur.
 Menjamin akses masyarakat terhadap jasa kegiatan infrastruktur, pemerintah tetap akan mempertahankan fungsi
regulasi yang fair kepada setiap pelaku dan konsumen.
 Untuk mendukung partisipasi swasta dan BUMN dalam pembangunan infrastruktur, kebijakan penjaminan resiko
oleh pemerintah dapat diberikan secara selektif berdasarkan criteria yang obyektif, matang, terukur, transparan,
dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
 Pelayanan dan akses air bersih dengan harga terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
berpenghasilan rendah.
 Melakukan unbundling pembangunan infrastruktur dimana pemerintah akan menanggung pembangunan
infrastruktur dasar, sementara badan usaha menanggung pembangunan yang bersifat komersial untuk berbagai
infrastruktur penting di daerah.
 Meningkatkan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang penggunaannya akan diprioritaskan
untuk pembangunan infrastruktur dasar yang sifatnya non komersial.
 Meningkatkan pembangunan telekomunikasi pita lebar untuk mendekatkan jarak fisik yang berjauhan mengingat
Negara Indonesia adalah negara kepulauan.
 Dalam rangka mengatasi bencana alam banjir diberbagai daerah, pengelolaan sungai beserta daerah tangkapan
air akan terus dilakukan, antara lain melalui pembangunan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, Banjir Kanal
Jakarta.

PROGRAM AKSI KETAHANAN PANGAN


Program aksi peningkatan pangan meliputi antara lain:

 Memperbaiki infrastruktur pertanian


 Meningkatkan kualitas input baik dengan dukungan penelitian dan pengembangan bibit unggul, dan penyuluhan
untuk penggunaan secara tepat dan akurat dengan resiko yang dapat dijaga.
 Memperbaiki kebijakan penyediaan dan subsidi pupuk, agar tidak terjadi kelangkaan, penyelundupan, dan
penggunaan pupuk subsidi kepada yang tidak berhak
 Perbaikan sistem distribusi dan logistik termasuk pergudangan secara terintegrasi dengan memperhatikan supply
chain, agar mampu mengurangi gejolak harga dan pasokan secara musiman pada komoditas pangan utama.
 Perkuatan dan pemberdayaan petani, nelayan, petambak dan menjaga daya beli dan nilai tukar petani dengan
menjaga stabilitas harga-harga komoditas yang dapat memberikan keuntungan pada petani namun tidak
memberatkan konsumen yang berpendapatan rendah.
 Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan daya tawar dan
kompetisi(competitive advantage) dari sektor pertanian di pasar regional dan dunia, terutama pada komoditas
yang merupakan produk utama dan terbesar di kawasan Asia dan dunia seperti CPO, Kayu manis, dll.
 Melaksanakan kebijakan pengembangan industri hilir pertanian dengan penciptaan iklim investasi yang baik dan
bila perlu diberikan insentif (fiskal) bagi pengembangannya.
 Penyediaan informasi secara transparan tentang harga pasar dari hasil panen yang akurat dan up to date kepada
petani dan nelayan, harga dan ketersediaan pupuk, peringatan dini cuaca dan wabah sehingga petani dapat lebih
cerdas dalam menentukan tindakannya.

PROGRAM AKSI KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN ENERGI


Program aksi dalam sektor energi adalah sebagai berikut:

 Mendorong diversifikasi penggunaan energi domestik kepada gas alam dan batubara. Program ini akan
mengurangi tekanan tambahan permintaan pada sumber energi minyak bumi.
 Program aksi peningkatan kemandirian energi akan dilakukan secara integratif antara penguasaan teknologi
energi, pembangunan infrastruktur, kebijakan harga, dan insentif di dalamnya.
 Meningkatkan daya tarik dan kepastian investasi untuk eksplorasi dan produksi di bidang pertambangan dan
energi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sektor energi.
 Meningkatkan transparansi, tata kelola, dan menghilangkan korupsi dan biaya yang tidak efisien di sektor hulu
energi.
 Meningkatkan kompetisi yang sehat dan transparan di sektor hilir energi, agar tercapai pelayanan yang baik dan
harga yang rasional dan terjangkau bagi masyarakat luas.
 Melaksanakan kebijakan pengembangan dan pemakaian energy terbarukan (renewable energy) yang konsisten
dan sesuai dengan partispasi dan tanggung jawab Indonesia dalam agenda global untuk mencegah pemburukan
iklim dunia (climate change) dan memperkuat ketahan energi nasional.
 Meningkatkan kegiatan-kegiatan penelitian sektor energi untuk menghasilkan sumber-sumber energi baru non-
konvensional, meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan penurunan emisi karbon.
 Peningkatan efisiensi energi untuk mendorong perekonomian, peningakatan kesejahteraan dan memperbaiki
daya saing.
 Peningkatan diversifikasi, distribusi serta akses energi sehingga setiap rakyat Indonesia mampu memperoleh
energi sesuai kebutuhan dan kemampuan daya belinya.

PROGRAM AKSI PERBAIKAN DAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
Program aksi itu terdiri dari:

 Meneruskan reformasi birokrasi di lembaga-lembaga pemerintah (departemen dan lembaga serta pemerintah
daerah) secara bertahap, terukur dan terus dijaga kualitas hasil kinerjanya serta pertangungjawaban publik.
 Program perbaikan peraturan yang menyangkut rekrutmen, perkembangan karier secara transparan, akuntabel
dan berdasarkan prestasi (merit based), serta aturan disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sispil.
 Meningkatkan kinerja dengan memperbaiki prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk
peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali struktur organisasi agar makin efisien
dan efektif dalam menjalankan fungsi pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan.
 Memperbaiki remunerasi sehingga makin mencerminkan resiko, tanggung jawab, beban kerja yang realistis dan
berimbang.
 Memperbaiki sistem dan tunjangan pensiun agar mencerminkan imbalan prestasi yang manusiawi namun tetap
dapat dipenuhi oleh kemampuan anggaran.
 Melakukan pengawasan kinerja dan dampak reformasi, termasuk pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin
dan hukuman yang tegas bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja birokrasi.
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan dengan perumusan standar pelayanan
minimum yang diketahui masyarakat beserta pemantauan pelaksanaannya oleh masyarakat.

PROGRAM AKSI PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI


Penegakan pilar demokrasi akan diimplementasi melalui program aksi penguatan sistem demokrasi yang meliputi:

 Mengatur kembali hubungan eksekutif dan legislatif sehingga dapat menjalankan fungsi legislasi, pengawasan
dan fungsi anggaran yang efektif dan seimbang dan terbentuk suatu system yang dapat melancarkan tujuan
bernegara secara bermartabat.
 Memperbaiki peraturan dan penyelenggaran Pemilu dan Pilkada, agar tercapai Pemilu yang jujur, adil, dan dapat
menghindarkan warga negara yang kehilanggan hak untuk berpartisipasi dalam Pemilu.
 Memperbaiki administrasi, penganggaran, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemilu agar terjadi
kepastian dan efisiensi kerja insitusi penyelenggara pemilu tanpa mengorbankan kualitas pemilu.
 Mengembangkan substansi demokrasi, yaitu nilai-nilai hakiki seperti kebebasan, penegakan hukum, keadilan dan
rasa tanggung jawab.

PROGRAM AKSI PENEGAKAN HUKUM


Implementasi agenda reformasi penegakan hukum akan dilakukan ke dalam dua program aksi yaitu reformasi
penegakan hukum (rule of law) dan penegakan ketertiban umum, dengan cara:

 Memperbaiki law enforcement.


 Memperkuat kinerja dan pengawasan kepolisian dan kejaksaan melalui reformasi kepolisian dan kejaksaan,
perbaikan kinerja kepolisian dan kejaksaan di daerah, baik melalui program quick win maupun perbaikan
struktural menyeluruh dan komprehensif pada kepolisian dan kejaksaan.
 Meninjau ulang dan memperbaiki peraturan yang menyangkut penegakan hukum termasuk pengaturan hak-hak
polisi, peraturan-peraturan pelaporan, dan aturan pelayanan dari aparat penegak hukum.
 Mendukung perbaikan adminsitrasi dan anggaran di Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya.
 Pencegahan dan penindakan korupsi secara konsisten dan tanpa tebang pilih.

PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN


Program aksi yang inklusif dan berkeadilan meliputi:

 Penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dengan perluasan akses kredit untuk UMKM termasuk
dan utamanya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), penciptaan dan pendidikan bagi para pengusaha
(enterpreneur) baru di tingkat kecil dan menengah di daerah-daerah, mendukung inovasi dan kreativitas
masyarakat dan pengusaha dalam menciptakan produk, mengemas, memasarkan dan memelihara
kesinambungan dalam persaingan yang sehat.
 Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan melakukan terus menerus perbaikan kebijakan transfer anggaran
kedaerah melalui Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana
otonomi khusus (otsus).
 Mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal dan daerah perbatasan terluar dan terpencil dengan
pemberian anggaran yang cukup bagi pembangunan infrastruktur dan pos penjagaan terluar.
 Mengurangi kesenjangan jender dengan meningkatkan kebijakan pemihakan kepada perempuan dan
pengarusutamaan jender dalam strategi pembangunan.

PROGRAM AKSI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP


Progam di bidang lingkungan hidup bertujuan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan, menjaga kelestarian alam,
dan menjaga kesinambungan daya dukung alam terhadap aktivitas ekonomi dan masyarakat.

 Memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan dan mencegah bencana alam dengan melakukan reboisasi,
penghutanan kembali, dan perbaikan daerah aliran sungai.
 Mengembangkan strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable) sesuai dengan
tujuan untuk mengurangi ancaman dan dampak perubahan iklim globalkhususnya melalui upaya pengurangan
emisi karbon- baik di sektor kehutanan, energi, transportasi, kelautan, dan pertanian.
 Mengajak seluruh masyarakat luas, rumah tangga maupun dunia usaha untuk aktif menjaga lingkungan untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN


Pengembangan budaya ditujukan untuk menciptakan masyarakat dan bangsa Indonesia yang memiliki budaya dan
peradaban luhur dan mampu menjaga jati diri ditengah pergaulan global.

 Menjaga suasana kebebasan kreatif dibidang seni dan keilmuan.


 Menyediakan prasarana untuk mendukung kegiatan kebudayaan dan keilmuan yang bersifat non-komersial
 Memberikan insentif kepada kegiatan kesenian dan keilmuan untuk mengembangkan kualitas seni dan budaya
serta melestarikan warisan kebudayaan lokal dan nasional, modern dan tradisional
Sby – jk

AGENDA DAN PROGRAM KERJA

I. Pertahanan, Keamanan, Politik, dan Sosial untuk Mewujudkan


Indonesia yang Lebih Aman dan Damai

1. Peningkatan saling percaya dan harmoni antar kelompok masyarakat


dan terbangunnya masyarakat sipil yang semakin kokoh.

2. Pencegahan dan penanggulangan separatisme.

3. Penegakan hukum dan ketertiban yang tegas, adil, dan tidak


diskriminatif.

4. Pencegahan dan pemberantasan kriminalitas, termasuk produksi,


penggunaan dan penyebaran narkoba.

5. Pencegahan dan penanggulangan gerakan terorisme.

6. Peningkatan kemampuan pertahanan negara.

7. Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional.

II. Keadilan, Hukum, HAM dan Demokrasi untuk Mewujudkan


Masyarakat yang Lebih Adil dan Demokratis

1. Pembenahan sistem dan politik hukum yang menjamin penegakan dan


kepastian hukum.
2. Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

3. Pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan kroni-isme.

4. Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuknya.

5. Pengembangan kebudayaan nasional dan daerah.

6. Pengembangan dan pendalaman desentralisasi dan otonomi daerah.

7. Pengembangan pengakuan hak-hak asasi manusia.

8. Peningkatan kualitas kehidupan rumah tangga dan peran perempuan.

9. Pemberantasan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.

III. Ekonomi dan Kesejahteraan Untuk Mewujudkan Masyarakat yang


Lebih Sejahtera

1. Perbaikan dan penciptaan kesempatan kerja.

2. Penghapusan kemiskinan.

3. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur ekonomi dan sosial,


termasuk infrastruktur pertanian, pedesaan, kaitan pedesaan-perkotaan,
dan Indonesia Timur.

4. Revitalisasi pertanian dan pedesaan serta peningkatan kesejahteraan


dan kualitas hidup petani dan rumah tangga petani.
5. Pengembangan ragam aktivitas ekonomi pedesaan dengan mendorong
industrialisasi pedesaan.

6. Pelaksanaan reforma agraria.

7. Pengembangan aktivitas ekonomi kelautan dan kawasan pesisir serta


peningkatan kesejahteraan kehidupan nelayan.

8. Pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta usaha


informal.

9. Pengembangan akses petani, nelayan, UMKM, dan usaha informal


terhadap sumber permodalan, informasi, serta kepastian dan perlindungan
hukum.

10. Penciptaan iklim investasi dan iklim usaha yang mendorong tumbuhnya
perekonomian nasional, khususnya sektor riil.

11. Peningkatan kinerja dan stabilitas ekonomi makro.

12. Pengelolaan fiskal, termasuk hutang publik, secara lebih efektif, efisien,
dan bertanggung jawab.

13. Pengembangan fiskal yang mendorong tumbuhnya sektor riil,


kesempatan kerja, dan hak-hak dasar rakyat dengan tetap memperhatikan
keberlanjutan fiskal.
14. Peningkatan upaya-upaya penyehatan dan penertiban lembaga
keuangan dan perbankan.

15. Pengelolaan aset-aset negara secara efisien dan bertanggung jawab.

16. Restrukturisasi dan profesionalisasi usaha-usaha sektor publik melalui


debirokratisasi dan depolitisasi.

17. Pengembangan ekonomi pasar yang berdasarkan hukum yang


berkeadilan serta praktek ekonomi yang berlaku secara internasional.

18. Peningkatan peran Indonesia dalam kerjasama ekonomi antar negara.

19. Pengembangan industri manufaktur, pariwisata, dan IT yang memiliki


daya saing dan responsif terhadap penyerapan tenaga kerja.

20. Peningkatan akses rakyat terhadap pendidikan dan keterampilan yang


lebih berkualitas.

21. Pengembangan fasilitas pendidikan serta peningkatan kesejahteraan


dan kualitas tenaga pendidik.

22. Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri, TNI, Polri, dan pensiunan


dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas.

23. Peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih


berkualitas.

24. Pengembangan sistem jaminan kesehatan bagi rakyat miskin.


25. Peningkatan kesejahteraan rumah tangga, perempuan, dan anak
terutama golongan miskin, penyandang cacat, serta yang tinggal di daerah
terpencil dan di daerah konflik.

26. Penghapusan ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik dalam berbagai


bentuknya.

27. Perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian mutu


lingkungan hidup.

28. Perbaikan kualitas, proses, dan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah


dan desentralisasi yang menjamin mobilitas barang, jasa, manusia, dan
modal serta pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai