Anda di halaman 1dari 10

Nama : Divia Carolina Hasian Sitanggang

Kelas : XII IPA 1

SEJARAH

1). Pemerintahan Presiden B.J. Habibie:

a) Waktu

Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden
Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden dihadapan ketua dan beberapa anggota dari
Mahkamah Agung. Pada tanggal itu pula, dan berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Presiden
menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta
pelantikannya dilakukan di depan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak
saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.

b) Nama Kabinet

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie
membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu
terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer
(ABRI), Golkar, PPP, PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan
pertama kabinet habibie. Pertemuan ini berhasil membentuk Komite untuk merancang
undang-undang politik yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui
pembatasan masa jabatan presiden yaitu maksimal 2 periode (satu periode lamanya 5
tahun). Upaya terebut mendapat sambutan positif, tetapi dedakan agar pemerintah
Habibie dapat merealisasikan agenda reformasi tetap muncul

c) Program Kerja

Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi
Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan
UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah.
Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:
  Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak
bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
  Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota
DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan
(pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun
1994)
  Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen

Dalam usahanya membentuk demokrasi yang bebas aktif, Ia membuat beberapa UU seperti:
1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR

Pada sidang istimewa yang dilaksanakan tanggal 10-13 November 1998 juga berhasil
menetapkan 12 ketetapan mengenai ekonomi , kebebasan berpendapat, juga mengenai pemilu
yang mulai diadakan pada tahun 1999.

Pada masa pemerintahan Soeharto anggota ABRI boleh menduduki posisi dalam DPR/MPR.
Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap
sesuai dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan akan
memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan
birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer
untuk berkarier di sipil. Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin
berkurang dan akhirnya ditiadakan.

d) Sebab – sebab Berakhirnya

tanggal 21 mei 1998, maka Wakil Presiden B.J. Habibie menggantikan kedudukan Soeharto
sebagai presiden. Pelimpahan ini memunculkan reaksi pro dan kontra dalam masyarakat. Hal
ini menunjukkan bahwa legitimasi pemerintahan B.J. Habibie sangat lemah, karena
keberadaan Habibie dianggap sebagai suatu paket warisan pemerintahan Soeharto. Bahkan
beberapa kolompok menuntut pembentukan pemerintahan transisi. Hal lain yang
melemahkan legitimasi Habibie dalam memimpin pemerintahan ialah ia tidak dipilih secara
luber dan jurdil sebagai presiden dan merupakan satu paket pemilihan pola musyawarah
mufakat dengan Soeharto.Selain itu, beberapa tokoh memberi komentar pemerintahan
Habibie sebagai ”pemerintahan transisi”

Inilah Daftar Lengkap Kabinet Kerja


Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kabinet pemerintahannya di Istana Negara,
Jakarta, hari Minggu, 26 Oktober 2014. Kabinet dengan 34 orang menteri itu dinamakan
Kabinet Kerja.

"Pengumuman ini lebih cepat delapan hari dari batas maksimal yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Kementerian Negara," kata Jokowi sebelum membacakan nama-nama
menteri itu di halaman Istana Negara.

Dalam pengumuman itu, Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, ibu Iriana Jokowi,
dan ibu Mufidah Jusuf Kalla. Kabinet yang baru dinamakan Kabinet Kerja.
Berikut susunan lengkap Kabinet Kerja Presiden Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-
2019:

1) Menteri Sekretaris Negara: Pratikno

2) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago

Bidang Perekonomian

3) Menteri Koordinator Perekonomian: Sofyan Djalil

4) Menteri Keuangan: Bambang S Brodjonegoro

5) Menteri Perindustrian: Saleh Husin

6) Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel

7) Menteri Pertanian: Amran Sulaiman

8) Menteri Tenaga Kerja: Hanif Dakhiri

9) Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga

10) Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini Soemarno

11) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimulyono

12) Menteri Agraria, Tata Ruang, dan Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan

13) Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup: Siti Nurbaya

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

14) Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani

15) Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek

16) Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa

17) Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin

18) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yambise

19) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar

20) Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi

21) Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan

22) Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi: M Nasir


Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

23) Menter Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edhi Purdijatno

24) Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo

25) Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi

26) Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu

27) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna H Laoly

28) Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudyantara

29) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi

Bidang Kemaritiman

30) Menteri Koordinator Kemaritiman: Indroyono Soesilo

31) Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti

32) Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan

33) Menteri Pariwisata: Arief Yahya

34) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM): Sudirman Said

Kepresidenan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kepresidenan Joko Widodo
Pergantian tampuk pimpinan
pemerintahan Indonesia.

Pencalonan awal

Jokowi.
Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam
jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, seperti yang
ditunjukkan melalui program "blusukan" untuk memeriksa keadaan di lapangan secara
langsung.[10] Akibatnya, Jokowi merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan
kandidat lainnya,[13] sehingga muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden.[12]
Namun, selama berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan
Jokowi di PDI-P harus disetujui oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, dan ia
menegaskan baru akan menentukan calon setelah pemilihan umum legislatif pada bulan
April.[14]

Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung surat mandat
kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia
dan siap melaksanakan mandat tersebut untuk maju sebagai calon presiden Republik
Indonesia dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.[91] Ia juga mengungkapkan
kesiapannya sembari mengucap "bismillah" dan mencium bendera merah putih di rumah Si
Pitung.[91] Selepas pengumuman ini, indeks IHSG melesat 152,47 poin menjadi 4.878,64,[92]
sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menguat hingga angka
11,386.[93] Pencalonan Jokowi juga diperkirakan dapat mendongkrak suara PDI-P hingga
30% dalam pemilu legislatif.[94] Namun, hasil hitung cepat menunjukkan bahwa suara PDI-P
gagal mencapai 20%.[95]

Lima hari setelah deklarasinya, pada tanggal 19 Maret 2014 Joko Widodo digugat oleh Tim
Advokasi Jakarta Baru di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ia dinilai melanggar hukum
perdata karena meninggalkan jabatannya sebagai gubernur sebelum merealisasikan janji-
janjinya untuk melaksanakan program kerakyatan.[96] Namun, Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi mengkonfirmasi bahwa pencapresan Jokowi tidaklah melanggar hukum. Ia
berhak maju dan akan dengan mudah mendapat izin dari Presiden tanpa harus mengundurkan
diri karena sudah diatur dalam Undang Undang No 47 Tahun 2008 mengenai Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden. Seorang kepala daerah yang hendak maju dalam Pemilihan
Presiden harus mengajukan surat permintaan izin kepada Presiden dan Gamawan Fauzi tidak
merasa memiliki alasan untuk menghalanginya.[97]

Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf Kalla akan menjadi calon
wakil presidennya.[98] Pengumuman sekaligus deklarasi tersebut berlangsung di Gedung
Joeang 45 di Menteng, Jakarta.[98] Pencalonan tersebut didukung oleh koalisi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai
Hanura.[98] Pada hari yang sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di Komisi
Pemilihan Umum.[99]

Menjelang pemilihan umum presiden, terdapat berbagai macam kampanye hitam yang
dialamatkan kepada Jokowi, seperti isu capres boneka,[100] keislaman Jokowi yang
diragukan,[101] tuduhan bahwa Jokowi adalah orang Tionghoa yang merupakan putra dari Oei
Hong Leong,[102] hingga klaim bahwa ia adalah antek asing dan bahkan zionis.[101]
Kebijakan

Pelantikan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014.

Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Sidang Istimewa
Pelantikan Presiden RI 2014

Jokowi memulai masa kepresidenannya dengan meluncurkan Kartu Indonesia Sehat, Kartu
Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera. Upaya ini oleh partai oposisi dianggap untuk
meredam sementara kenaikan harga BBM.[103] Jokowi dikritik karena meluncurkan program
yang tidak memiliki payung hukum dan melanggar tertib anggaran[104] , namun hal ini
dibantah oleh Jusuf Kalla, dengan argumen bahwa program kartu tersebut sebenarnya
kelanjutan dari program yang sudah ada sehingga anggarannya pun mengikuti program
tersebut.[105]

Mulai tanggal 8 November, ia mengikuti beberapa konferensi tingkat tinggi, seperti APEC,
Asian Summit, dan G20. Jokowi menuai kontroversi setelah presentasinya di depan
pengusaha di APEC. Sebagian mencerca presentasi ini sebagai upaya menjual negara kepada
kepentingan asing[106], sementara di lain pihak pidatonya dipuji karena dianggap tepat pada
sasaran, dibanding presiden negara lain yang hanya memberi ceramah yang mengambang[107].
Dari APEC, Jokowi berhasil membawa komitmen investasi senilai Rp300 Triliun.[108]

Sekembalinya dari luar negeri, ia menunjuk Faisal Basri sebagai ketua Tim Pemberantasan
Mafia Migas, melantik Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan
mengumumkan kenaikan BBM dari Rp6.500 menjadi Rp8500. Kebijakan ini sempat diikuti
demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia.[109][110] Jokowi ingin mengalihkan dana subsidi
tersebut untuk pembangunan infrastruktur dan kesehatan.[111] Dia kembali menuai kontroversi
setelah menunjuk HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. HM Prasetyo dinilai tidak punya
pengalaman cukup baik di kejaksaan dan dianggap sebagai titipan partai politik.[112]

Di bidang kelautan, Jokowi menginstruksikan perlakuan keras terhadap pencuri ikan ilegal.
Selain meminta diadakannya razia, ia juga berharap kapal pelanggar aturan
ditenggelamkan.[113]

Di bidang pertanian, Jokowi membagikan 1099 unit traktor tangan di Subang dengan harapan
menggenjot produksi petani.[114]

Jokowi kembali menuai kontroversi dan protes luas dari berbagai elemen masyarakat ketika
mengajukan calon tunggal Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan ke DPR pada
pertengahan Januari 2015. Budi dianggap sebagai calon Kapolri yang tidak bersih oleh publik
serta pernah menjadi ajudan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang dianggap
sebagai politik balas jasa. Sehari sebelum disahkan sebagai calon Kapolri oleh DPR, Budi
Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas kasus dugaan rekening gendut.
Presiden Jokowi lalu memutuskan untuk menunda pelantikannya sebagai Kapolri hingga
proses hukum yang membelit Budi Gunawan selesai serta menunjuk Wakapolri Komjen Pol
Badrodin Haiti untuk melaksanakan tugas sehari-hari Kapolri.[115]. Pada akhirnya Badrodin
Haiti resmi dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi pada tanggal 17 April 2015.[116]

Presiden Jokowi juga kembali menuai kecaman keras setelah menandatangani Peraturan
Presiden tentang Kenaikan Uang Muka Mobil Pejabat. Jokowi pun mengaku tidak tahu
Perpres yang ditandatanganinya dan akhirnya mencabut Peraturan tersebut.[117]

Jokowi mendapat sambutan hangat dan pujian ketika menyampaikan pidato di hadapan
peserta peringatan ke 60 tahun Konferensi Asia Afrika pada 22 April 2015. Jokowi
menyampaikan perlunya mereformasi PBB dan badan internasional lainnya. Ia dipandang
berani mengkritik lembaga prestisius dunia seperti PBB, Dana Moneter Internasional, dan
Bank Dunia. Jokowi pun menuai kritik dari peneliti Amerika Serikat karena ia dipandang
tidak konsisten dalam mengajak investor asing untuk masuk ke Indonesia.[118]

Di bidang infrastruktur, Jokowi telah memulai banyak proyek pembangunan untuk mengejar
ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini, diantaranya adalah melakukan groundbreaking
pembangunan pasar tradisional di Papua[119], Jalan Tol Trans-Sumatera[120], Tol Solo-
Kertosono[121], pelabuhan Makassar[122], meresmikan operasional terminal Teluk Lamong
sebagai bagian dari Greater Surabaya Metropolitan Port[123], dan lain sebagainya.

Pada kunjungannya ke Papua bulan Mei 2015, Jokowi membebaskan 5 tahanan politik OPM
dan membebaskan wartawan asing untuk melakukan peliputan di Papua seperti halnya daerah
lain di Indonesia. Jokowi beralasan bahwa Indonesia sudah harus berpikir positif dan saling
percaya[124]. Kebijakan Jokowi ini menuai pro dan kontra, terutama di kalangan DPR RI yang
menyatakan bahwa kebijakan tersebut dapat membuat isu Papua dipolitisir ke dunia luar,
karena masalah Papua yang sangat sensitif.[1
Alasan Diberhentikannya Gus Dur
Presiden Indonesia yang ke-4 ini adalah sosok yang sangat dihormati oleh berbagai kalangan.
Bukan hanya dikalangan Nahdiyin, tapi juga di setiap agama yang lain. Gus Dur
menyebarkan Pluralisme dan membela kelompok yang terpinggirkan.

Kemudian mengapa Gus Dur diberhentikan jabatannya sebagai presiden RI ke-4?


1. Gus Dur menghina DPR, bahwa DPR seperti taman kanak-kanak
2. Mengganti Kapolri Bimantoro dengan Chaerudin tanpa persetujuan DPR.
3. Mencopot Wiranto dari menkopolkam yang berakibat militer tidak senang terhadap beliau.

4. Kasus Boluggate

Beliau juga mengeluarkan Dekrit Presiden yayng berisi:


1. Pembubaran tehadap DPR/MPR
2. Pembubaran Partai Golkar
3. Pemiu dipercepat 1 tahun

Kemudian Gus Dur diberhentikan melalui TAP MPR, karena tidak menjawab memorandum
dari DPR dan tidak menghadiri panggilan MPR.

Tercatat program kerja Kabinet Gotong Royong bentukan Megawati Soekarnoputri memiliki program
kerja berikut :
1. Mempertahankan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Meneruskan reformasi dan demokratisasi dalam kehidupan nasional.
3. Normalisasi ekonomi dan memperkuat kehidupan perekonomian rakyat.
4. Penegakan hukum secara konsisten.
5. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.
6. Mempersiapkan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004.
Dalam pemerintahannya, Megawati Soekarnoputri kerap mengambil beberapa langkah tidak
populer. Salah satunya adalah privatisasi terhadap Indosat. Walau keputusan ini mampu menekan
tingkat inflasi, namun beberapa kalangan justru menilai tindakan ini sebagai upaya paksa untuk
memasukkan pengaruh ekonomi asing ke Indonesia, terlebih privatisasi yang dilakukan terhadap
lembaga telekomunikasi. Beberapa kasus pelanggaran hukum yang diwariskan pemerintahan
terdahulu juga masih belum dituntaskan pada masa pemerintahannya. Walaupun pembentukan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah dirintis, namun tidak tercatat penyelesaian yang
mencolok terhadap kasus korupsi yang ada.
Presiden RI 5Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri

Penyebab mundurnya Megawati sebagai Presiden RI:

Ia mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan
harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan
Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.

Anda mungkin juga menyukai