Anda di halaman 1dari 17

MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN B.J.

HABIBIE
TIO SANDIAGO/S/B

Setelah menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden RI, Suharto menyerahkan kekuasaan
kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pada saat itu juga Wakil Presiden B.J. Habibie diambil
sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.

Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kehidupan politk di Indonesia Mengalami beberapa
perubahan. Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie ditandai dengan dimulainya kerja sama dengan
Dana
Moneter Internasional (IMF) untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, B.J.
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan memberikan kebebasan dalam
berekspresi. Beberapa langkah perubahan diambil oleh B.J. Habibie, seperti liberalispartai politik,
pemberian kebebasan pers, kebebasan bependapat, dan pencabutan UU Subversi. Pada tanggal 20
Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk dimintai
pertimbangannya dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden
Soeharto, namun mengalami kegagalan. Pada tanggal itu pula, Gedung DPR/MPR semakin penuh
sesak oleh para mahasiswa dengan tuntutan tetap yaitu reformasi dan turunnya Soeharto dari kursi
kepresidenan.

Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto
meletakkan jabatannya sebagai presiden dihadapan ketua dan beberapa anggota dari Mahkamah
Agung. Pada tanggal itu pula, dan berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Presiden menunjuk Wakil Presiden
B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan di depan Ketua
Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh
B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.

Naiknya Habibie menjadi presiden menggantikan Presiden Soeharto menjadi polemik dikalangan
ahli hukum. Sebagian ahli menilai hal itu konstitusional, namun ada juga yang berpendapat
inkonstitusional. Adanya perbedaan pendapat itu disebabkan karena hukum yang kita miliki kurang
lengkap, sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Diantara mereka menyatakan
pengangkatan Habibie menjadi presiden konstitusional, berpegang pada Pasal 8 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa "Bila Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya, ia
diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Tetapi yang menyatakan bahwa naiknya Habibie
sebagai presiden yang inkonstitusional berpegang pada ketentuan Pasal 9 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa"Sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan
sumpah atau janji di depan MPR atau DPR". Sementara, Habibie tidak melakukan hal itu dan ia
mengucapkan sumpah dan janji di depan Mahkamah Agung dan personil MPR dan DPR yang bukan
bersifat kelembagaan.

Dalam ketentuan lain yang terdapat pada Tap MPR No. VII/MPR/1973, memungkinkan bahwa
sumpah dam janji itu diucapkan didepan Mahkamah Agung. Namun, pada saat Habibie menerima
jabatan sebagai presiden tidak ada alasan bahwa sumpah dan janji presiden dilakukan di depan MPR
atau DPR, Artinya sumpah dan janji presiden dapat dilakukan di depan rapat DPR, meskipun saat itu
Gedung MPR/DPR masih diduduki dan dikuasai oleh para mahasiswa. Bahkan Soeharto seharusnya
mengembalikan dulu mandatanya kepada MPR, yang mengangkatnya menjadi presiden.
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet
baru yang dinamakanKabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan
para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998
diselenggarakan pertemuan pertama kabinet habibie. Pertemuan ini berhasil membentuk Komite
untuk merancang undang-undang politik yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui
pembatasan masa jabatan presiden yaitu maksimal 2 periode (satu periode lamanya 5 tahun). Upaya
terebut mendapat sambutan positif, tetapi dedakan agar pemerintah Habibie dapat merealisasikan
agenda reformasi tetap muncul.

Pristiwa-pristiwa penting yang terjadi pada masa kepemimpinan Presiden Habibie adalah
sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Pemilu 1999

Keluarnya kebijakan kebebasan berekspresi ditandai dengan main banyaknya partai politik
baru yang terdiri. Partai-partai plitik tersebut bersiap menyambut datangnya pemilu bebas pertama
dalam kurun waktu 44 tahun. Pemilu 1999 bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD.
Sementara itu, pemilihan Presiden dan wakilnya masih dilakukan oleh anggota MPR.

Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 partai. Kampanyenya secara resmi dimulai pada tanggal 19
Mei 1999. Pada pemilu 1999, muncul lima partai besar yaitu, Partai Demokrat Indonesia Perjuangan
(PDIP), Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN),. Suara terbanyak diraih oleh partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP).

Sebelum berlangsungnya pemilu, para tokoh pemimpin Indonesia melakukan pertemuan di


kediaman K.H. Abdurrahman Wahid di Ciganjur. Para tokoh tersebut adalah K.H. Aburrahman Wahid
(Gus Dur), Megawati Sukarnoputri, Amien Rais, dan Sri Sultan Hamengku Buwana X. Selanjutnya,
pertemuan ini dikenal sebagai pertemuan kelompok Ciganjur. Pertemuan ini menghasilkan seruan
moral agar para pemimpin lebih memikirkan nasib bangsa dan negara.

2. Pembebasan Tahanan Politik

Pemerintahan B.J. Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan
politik dilepaskan. Tiga hari setelah menjabat sebagai presiden, Habibie membebaskan Sri Bintang
Pamungkas dan Muchtar Pakpahan. Tahanan politik dilepaskan secara bergelombang.akan tetapi,
Budiman Sujatmiko dan beberapa petinggi Partai Rakyat Demokrat (PRD) yang ditahan oleh
pemerintah Orde Baru baru dibebaskan pada masa Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.

3. Lepasnya Timor Timur

Sejarah kelam yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie adalah Timor Timur
dari Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 1999, pemerintahan B.J. Habibie mengeluarkan opsi terhadap
masalah timor timur. Opsi pertama menerima otonomi khusus atau tetap menjadi wilayah RI. Opsi
kedua Merdeka dari wilayah Indonesia. Untuk memutuskan masalah timor timur tersebut, diadakan
jajak pendapat yang diikuti oleh seluruh rakyat timor timur.
Menurut hasil jajak pendapat yang dilaksanakan pada 30 Agustus 1999 sebanyak 78.5% rakyat
timor timur memilih untuk memisahkan diri atau merdeka dari indonesia. Pada nulan oktober 1999
MPR membatalkan dekret 1976 yang berisi tentang integrasi timor timur ke wilayah Indonesia.
Selanjutnya otorita transisi PBB (UNTAET), mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah timor
timur sehingga kemerdekaan penuh mencapai pada Mei 2002.

. Munculnya Beberapa Kerusuhan dan Gerakan Separatis

Kerusuhan terjadi menyangkut kerusuhan antar etnis dan antar agama. Kerusuhan antar etnis
misalnya kerusuhan antar etnis di cilacap dan di jember, serta kekerasan terhadap kaum pendatang
madura dikalimantan barat. Kerusuhan serupa juga terjadi dikampung-kampung dan dikota-kota
diwilayah Indonesia. Serangkaian peristiwa tragis terjadi di Jawa Timur dari Malang Sampai
Banyuwangi pada akhir tahun 1998. Tersebar isu adanya segerombolan orang yang berpakaian ala
Ninja mengancam ketentraman penduduk. Selain itu, muncul ancaman sihir hitam (Santet) di wilayah
Jawa Timur Dan Ciamis. Beberapa kerushan terburuk terjadi pada konflik antar agama di Ambon.

Kerusuhan bersifat sparatis juga terjadi di Aceh dan Papua. Pada bulan Juli 1998, para
demonstran Papua mengibarkan bendera organisasi papua merdeka (OPM) di Biak. Pada bulan Mei
1999 oara demonstran dari masyarakat papua barat menuntut kemerdekaan bagi tanah kemerdekaan
mereka. Akan tetapi tuntutan tersebut tidk mendapatkan duukungan dari kekuatan-kekuatan lain.
Kerusuhan terburuk di Papua terjadi pada bulan september 1999. Dalam kerusuhan tersebut,
penduduk setempat membakar gedung DPRD berseta gedung-gedung lain dan kendaraan bermotor.

5. Sidang Umum (SU) MPR 1999

Pada bulan Oktober 1999, MPR mengadakan sidang umum. Sesuai hasil keputusan SU Amin
Rais terpilih dan ditetapakan sebagai ketua MPR menyisihkan Matori Abdul Jalil dari Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB). Adapun akbar tanjung terpilih sebagai ketua DPR.

Pada saat pemilihan Presiden ada 3 tokoh yang mungkin sebagai calon presiden ketiga tokoh
tersebut adalah KH. Abdurrahman Wahid dari partai kebangkitan bangsa (PKB), Megawati sokarno
putri dari partai demokrasi indonesia perjuangan (PDIP), dan Yusril Ihza Mahendra dari partai bulan
bintang (PBB). Namun Yusril Ihza mahendra mengundurkan diri sebelum diadakn pemungutan suara
oleh anggota MPR. Pada saat pemungutan suara KH. Abdurrahman Wahid mengungguli Megawati
Sukarno putri dalam pemungutan suara. Berdasarkan hasil tersebut KH. Abdurrahman Wahid
ditetapkan menjadi wakil Presiden RI mengalahkan Hamzah Haz dari partai persatuan pembangunan
(PPP) dalam pemilihan wakil presiden.[2]

Pembaharuan yang dilakukan oleh B.J. Habibie antara lain,

1.) Bidang Ekonomi

Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J. Habibie melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :

· Merekapitulasi perbankan.

· Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.


· Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat hingga dibawah Rp.10.000,-.

· Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.

· Merekonstruksi perekonomian Indonesia.

· Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri.

· Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik. Monopoli dan Persaingan yang
Tidak Sehat.

· Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

2.) Bidang Politik

· Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan
partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol.

· Membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas dan Moch. Pakpahan.

· Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen.

· Membentuk tiga undang-undang demokratis yaitu,

(1) UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik

(2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu

(3) UU No. 4 tahun 1999 tentang Susduk DPR/MPR

· Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan
reformasi yaitu,

(1) Tap No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum.

(2) Tap No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang Pancasila Sebagai Asas
Tunggal.

(3) Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998 tentang Presiden Mendapat
Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan di Luar Batas Perundang-undangan.

(4) Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal
Hanya Dua Kali Periode.

3.) Bidang Pers


Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUUP untuk
memberikan kebebasan terhadap pers, sehungga muncul berbagai macam media massa cetak, baik
surat kabar maupun majalah.

4.) Bidang Hukum

Untuk melakukan refomasi hukum, ada beberapa hal yang dilakukan dalam pemerintahan B.J. Habibie
yaitu,

a) Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran watak hukum Orde Baru, baik berupa
UndangUndang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri.

b) Melahirkan 69 Undang-undang.

c) Penataan ulang struktur kekuasaan Kehakiman.

5.) Bidang Hankam

Di bidang Hankam diadakan pembaharuan dengan cara melakukan pemisahan Polri dan ABRI.

6.) Pembentukan Kabinet

Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang diberi nama Reformasi Pembangunan yang terdiri
atas 16 menteri, yang meliputi perwakilan dari ABRI, GOLKAR, PPP, dan PDI.

7.) Kebebasan Menyampaikan pendapat

Presiden B.J. Habibie memberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat di depan umum, baik
dalam rapat maupun unjuk rasa. Dan mengatasi terhadap pelanggaran dalam penyampaian pendapat
ditindak dengan UU No. 28 tahun 1998.

8.) Masalah Dwifungsi ABRI

Ada beberapa perubahan yang muncul pada pemerintahan B.J. Habibie, yaitu :

· Jumlah anggota ABRI yang duduk di kursi MPR dikurangi, dari 75 orang menjadi 35 orang

· Polri memisahkan diri dari TNI dan menjadi Kepolisian Negara

· ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Udara, Darat, dan Laut.
9.) Pemilihan Umum 1999

Untuk melaksanakan Pemilu yang diamanatkan oleh MPR, B.J. Habibie mengadakan beberapa
perubahan yaitu,

a) Menggunakan asas Luber dan Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil)

b) Mencabut 5 paket undang-undang tentang politik yaitu undang-undang tentang Pemilu; Susunan,
Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MPR/DPR; Partai Politik dan Golkar; Referendum; serta
Organisasi
Massa

c) Menetapkan 3 undang-undang politik baru yaitu Undang-undang Partai Politik; Pemilihan Umum;
dan Susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD

d) Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang terdiri atas
wakil dari pemerintahan dan partai politik serta pemilihan umum.[3] Kegagalan Pemerintahan
Presiden BJ.Habibie yaitu :

1. Diakhir kepemimpinannya nilai tukar rupiah kembali meroket

2. Tidak dapat meyakinkan investor untuk tetap berinvestasi di indonesia.

3. Kebijakan yang di lakukan tidak dapat memulihkan perekonomian indonesia dari krisis.[4]

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng adalah Presiden Republik Indonesia yang
ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7,
menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari
jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. B.J.Wikipedia
Lahir: 25 Juni 1936, Parepare

Meninggal: 11 September 2019, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta

Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang: Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua
BPPT/Kepala BPIS, lainnya

Kementerian yang pernah dikelola: Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Menjabat dalam kabinet: Kabinet Pembangunan V, Kabinet Pembangunan VI, lainnya Era

kabinet: Orde Baru


K.H. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presiden pada tanggal 20 Oktober 1999. Pemilihannya
berjalan dengan demokratis dan transparan. Berkat dukungan partai-partai Islam yang tergabung
dalam Poros Tengah yaitu Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi Kebangkitan Bangsa dan
Fraksi Bulan Bintang, Abdurrahman Wahid mengungguli calon presiden lain yakni Megawati
Soekarno Putri dalam pemilihan presiden yang dilakukan melalui pemungutan suara dalam rapat
paripurna ke-13 MPR. Megawati Soekarno Putri sendiri terpilih menjadi wakil presiden setelah
mengungguli Hamzah Haz dalam pemilihan wakil presiden melalui pemungutan suara pula. Ia
dilantik menjadi wakil presiden pada tanggal 21 Oktober 1999.
Pidato pertamanya setelah terpilih sebagai presiden memuat tugas-tugas yang akan
dijalankannya, yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatan pendapatan rakyat.


2. Menegakkan keadilan mendatangkan kemakmuran.
3. Mempertahankan keutuhan bangsa dan nega

Presiden K.H. Abdurrahman Wahid didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden.
Mereka bekerja sama membentuk kabinet yang disebut dengan Kabinet Persatuan Nasional.
Kabinet diumumkan pada tanggal 28 Oktober 1999.

Pada masa pemerintahan Gus Dur banyak diwarnai tindakan-tindakan kontroversi. Contohnya
sebagai berikut :

1. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan).


2. Menghapus Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.[1]
3. Sering melakukan kunjungan ke luar negeri.
4. gagasannya yang kontroversial mengenai pencabutan Tap.MPRS[2] mengenai pelarangan
komunisme
5. gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel[3]
Berbagai Peristiwa Penting pada masa pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid:

1. Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, MPR melakukan amandemen terhadap UUD
1945 pada tanggal 18 Agustus 2000. Amandemen tersebut berkaitan dengan susunan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas pemerintahan pusat,
provinsi, kabupaten dan kota. Amandemen ini sekaligus mengubah pelaksanaan proses
pemilihan umum berikutnya yakni pemilik hak suara dapat memilih langsung wakil-wakil
mereka di tiap tingkat Dewan Perwakilan tersebut
2. Adanya dugaan bahwa presiden terlibat dalam pencairan dan penggunaan dana Yayasan Dana
Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Bulog sebesar 35 miliar rupiah dan dana bantuan Sultan
Brunei Darussalam sebesar 2 juta dollar AS.
3. Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Pembentukan DEN dimaksudkan untuk
memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat krisis yang berkepanjangan. Ketua
DEN adalah Prof. Emil Salim dengan wakilnya Subiyakto Cakrawerdaya, Sekretaris Dr. Sri
Mulyani Indrawati. Anggota DEN adalah Anggito Abimanyu, Sri Ningsih, dan Bambang Subianto.
Akhir Pemerintahan Gus K.H Abdurahman Wahid
Akhir jabatan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid terjadi ketika berlangsung Rapat Paripurna MPR
pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut dianggap sebagai Sidang istimewa MPR. Keputusan
yang diambil sidang istimewa tersebut sebagai berikut :

1. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai presiden berdasarkan
Ketetapan MPR No. II Tahun 2001.
2. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan dan melantik Wakil
Presiden Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri sebagai presiden kelima Republik
Indonesia.
[1] Pembubaran Departemen Sosial dan Departemen Penerang dengan alasan perampingan
struktur pemerintahan. Selain itu, pemerintah berpandangan bahwa aktivitas yang dilakukan
oleh kedua departemen tersebut dapat ditangani oleh masyarakat sendiri. Dari sudut pandang
politik, pembubaran Departemen Penerangan merupakan salah satu upaya untuk melanjutkan
reformasi di bidang sosial dan politik mengingat departemen ini merupakan salah satu alat
pemerintahan Orde Baru dalam mengendalikan media massa terutama media massa yang
mengkritisi kebijakan pemerintah.
[2] Tap yang dimaksud disini adalah Tap.MPRS No.XXV tahun 1966 tentang larangan terhadap
Partai Komunis Indonesia dan penyebaran Marxisme dan Leninisme
[3] Gagasannya tersebut mendapat tantangan keras mengingat Israel adalah negara yang
menjajah dan telah banyak melakukan tindakan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM)
terhadap warga Palestina yang mayoritas beragama Islam. Membuka hubungan dagang
dengan Israel sama saja dengan melanggar apa yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
yang menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang menyerukan agar penjajahan di
atas dunia dihapuskan [4] Dekrit Presiden yang dilakukan oleh K.H Abdurrahman Wahid gagal
karena TNI dan Polri yang diperintahkan untuk mengamankan langkah-langkah penyelamatan
tidak melaksanakan tugasnya. Seperti yang dijelaskan oleh Panglima TNI Widodo AS, sejak
Januari 2001, baik TNI maupun Polri konsisten untuk tidak melibatkan diri dalam politik praktis

Dr. K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia
dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga
2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat hasil Pemilu 1999. Wikipedia

Lahir: 7 September 1940, Kabupaten Jombang

Meninggal: 30 Desember 2009, Jakarta

Nama lengkap: Abdurrahman Addakhil

Masa kepresidenan: 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001

Pasangan: Sinta Nuriyah (m. 1968–2009)

Anak: Yenny Wahid, Inayah Wulandari, Alissa Qotrunnada, Anita Hayatunnufus


MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN MEGAWATI
SOEKARNO PUTRI
A.Awal Pemerintahan Megawati Soekarnoputri

Keberhasilan sidang istimewa (SI) MPR 23 juli 2001 yang dipercepat mampu menjatuhkan Gus
Dur dan memilih pemerintahan baru dan menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden dan
Hamzah Haz sebagai wakil presiden. Megawati resmi menjadi presiden kelima Indonesia. Pada tanggal
9 Agustus 2001 dibentuklah kabinet gotong royong. Anggota cabinet ini adalah kombinasi dari tokoh
profesional dan politisi partai politik pendukung pemerintahan. Nama gotong royong juga dipilih
Megawati untuk menguatkan visi misi utama pemerintahannya yaitu rekonsiliasi nasional. Indonesia
saat Megawati terpilih menjadi presiden sedang porak poranda akibat beragam konflik komunal
(ambon, poso, sampang) dan konflik politik (pemakzulan Gus Dur oleh koalisi yang sebelumnya
mendukungnya). Gotong royong adalah kata yang dipilih untuk merekonsiliasi atau mempersatukan
bangsa Indonesia dalam semangat membangun kembali.
Ekonomi dibawah pemerintahan Megawati tidak mengalami perbaikan yang nyata dibandingkan
sebelumnya, meskipun kurs rupiah relatif berhasil dikendalikan oleh Bank Indonesia menjadi relatif
lebih stabil. Kondisi ekonomi pada umumnya dalam keadaan tidak baik, terutama pertumbuhan
ekonomi, perkembangan investasi, kondisi fiscal serta keadaan keuangan dan perbankkan.

Namun disisi lain Megawati masih menerapkan kebiijakan – kebijakan yang telah ia capai selama
pemerintahannya. Kebijakan – kebijakan pada masa Megawati, yaitu:

1. Memilih dan menetapkan. Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa
dan menjaga persatuuan dan kesatuan.

2. Menbangun tatanan politik yang baru. Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang


pemilu,susunan dan kedudukan MPR /DPR, dan pemilihan presiden dan wakil presiden.
3. Menjaga keutuhan NKRI. Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti
kasus Aceh, Ambon, Papua dan Poso. Hal tersebuut diberika perhatian khusus karena peritiwa
lepasnya Timor Timur dari RI.

4. Melanjutkan amandemen UUd 1945. Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan
perkembangan zaman.

5. Meluruskan otonomi daerah. Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran


yang berbeda tentang pelaksanaan. Karena itu pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap
daerah – daerah.

B.Sifat – sifat Megawati Soekarnoputri Dalam Memimpin

Megawati soekarnoputri berpenampilan tenang dan tampak kurang acuh dalam menghadapi
persoalan.
Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran.

C.Terobosan Megawati Soekarnoputri

Sebagai presiden pertama wanita di Indonesia, ia merupakan presiden pertama peletak dasar
ke arah demokrasi.

Ada beberapa perubahan yang dilakukan Megawati yaitu:

a. Bidang Ekonomi

Untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil, ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan
Megawati yaitu;

1. Untuk mengatasi utang luar negeri sebesar 150,80 US$ yang merupakan warisan orde
baru, dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan pembayaran utang sebesar US$
5,8 miliyar, sehingga hutang luar negeri dapat berkurang US$ 34,66 milyar.

2. Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita
sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp 8.500.

3. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, dikeluarkan


kebijakan yang berupa privatisasi terhadap BUMN

4. Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga ekspor diindonesia dapat ditingkatkan.

5. Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi Pemberantas Korupsi ( KPK). Komisi


pemberantas korupsi ini didirikan pada tahun2002. b. Bidang Politik

Mengadakan pemilu yang bersifat demokratisyang dilaksanakan tahun 2004 dan melalui dua periode
yaitu :

1. Periode pertama untuk memilih anggota legislative secara langsung


2. Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung
Pemerintahan Megawati berakhir setelah hasil pemilu 2004 menempatkan pasangan Susili Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pemenang.

D. Keberhasilan dan Kegagalan Pemerintahan Megawati Soekarnoputri

Megawati sebagai presiden RI 2002- 2004. Track Record Megawati selama memimpin RI hanya selama
2 tahun:

a. Mendirikan lembaga pemberantas korupsi ( KPK)

b. Menghentikan aktivitas pertambangan freeport di Papua karena dianggap melanggar aturan


internasional tentang AMDAL

c. Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna Kepri

d. Membubarkan BUMN terkorup pada masa itu yaitu Indosat karena merugikan negara puluhan
triliyun dan banyak praktek illegal di Indosat. Asset dari pembubaran BUMN dipakai untuk
membayar hutanh Negara

e. Menangkap 17 jendral korup ( termasuk jemdral ketua PBSI)

f. Megawati membawa indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan
indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan indonesia lebih mandiri

Dr. Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal sebagai
Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" adalah Presiden
Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004.Wikipedia

Lahir: 23 Januari 1947 (usia 72 tahun), Yogyakarta

Masa kepresidenan: 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004

Anak: Puan Maharani, Muhammad Prananda Prabowo, Mohammad Rizki Pratama

Pasangan: Taufiq Kiemas (m. 1973–2013), Surindro Supjarso (m. 1968–1970)

Pendidikan: Universitas Indonesia (1970–1972), Universitas Padjadjaran (1965–1967)

Orang Tua: Soekarno, Fatmawati


MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO (2004-2014)
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono berlangsung dalam dua periode. Pelantikannya
diselenggarakan pada tanggal 20 oktober 2004 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusywaratan
Rakyat. Pada pemilu 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali terpilih menjadi presiden
Indonesia didampingi oleh Wakil Presiden Boediono.

1. Tercapainya Kesepakatan damai antara Pemerintah RI dan GAM


Pada tanggal 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah Indonesia memulai tahap
perundingan di Vantaa,Finlandia dengan difasilitatori oleh mantan Presiden Fanlandia, Martti
Ahtisaari. Pada 17 Juli 2005, tim perundingan Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai
atauMemorandum of Understanding (MoU) dilangsung pada 15 Agustus 2005.

AMM diketuai oleh Pieter Feith. Tugas AMM berakhir pada tanggal 15 Maret 2006. Namun, pada
tanggal 14 Januari 2006, pemerintah Indonesia memutuskan untuk memperpanjang masa tugas
AMM selama 3 bulan. Akhirnya, AMM resmi dibubarkan pada 15 Desember 2006 setelah bertugas
selama 15 bulan. Fungsi AMM, antara lain:

a) memonitor demobilasasi GAM dan penghancuran senjata dan amunisinya.

b) memonitor relokasi dari kekuatan militer non-organik dan pasukan polisi non-organik.

c) Memonitor reintegrasi anggota aktig GAM dan meneggakkan situasi HAM

d) Menengahi komplain-komplain dan pelanggaran-pelanggaran terhadap MoU

e) Membentuk kerja sama yang baik dengan kedua belah pihak

2. Pemberantasan Korupsi Ditingkatkan


Pemberantasan tindak pidana korupsi dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
yang dibentuk pada masa pemerintahan Megawati Sukarno putri berdasarkan UU No. 30 Tahun
2002.
3. Pelaksanaan Kepala Daerah Secara Langsung
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) menjadi bagian dari
pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

4. Kenaikan Harga BBM


Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, harga BBM mengalami kenaikan
sebanyak dua kali. Kenaikan harga BBM terjadi pada bulan Maret 2005 dan Juni 2008. Namun,
kenaikan BBM diturunkan kembali sebanyak dua kali pada bulan Desember 2008.

5. Masih Maraknya Serangan Bom


Serangan bom yang terjadi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhyono, yaitu bom di
Gereja Immanuel, Sulawesi Tengah (12 Desember 2004), bom di Ambon (21 Maret 2005), bom di
Pamulung, Tangerang (8 Juni 2005), Bom di Bali II (1 Oktober 2005), bom di Palu (31 Desember 2005),
bom di hotel J.W Marriot dan Hotel Ritz Carlton (17 Juli 2009). Bom Bali II terjadi di Raja's Bar dan
Restaurant, kuta Square, kuta dan di Nyoman café, Jimbaran. Sekitar 22 orang tewas dan 102 lainnya
luka-luka akibat ledakan Bom Bali II.[2]

6. Pelaksanaan Pemilu
Pelaksanaan pemilu dilaksanakan pada 9 April 2009. Pemilu legislative diikuti oleh 44 partai
politik yang terdiri atas 38 partai nasional dan 6 partai local Aceh. Pemilu Leigslatif dimenangkan oleh
partai Demokrat. Dari 44 partai politik tersebut, hanya Sembilan partai politik yang perolehan
suaranya memenuhi syarat minimal sesuai aturan yang berlaku.

Jenderal TNI Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC. adalah Presiden
Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014.Ia adalah
Presiden pertama di Indonesia yang dipilih melalui jalur pemilu. Ia, bersama Wakil Presiden
Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004.Wikipedia

Lahir: 9 September 1949 (usia 70 tahun), Tremas

Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang: Menteri Negara Koordinator Bidang Politik, Sosial,
dan Keamanan, lainnya

Kementerian yang pernah dikelola: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, lainnya

Menjabat dalam kabinet: Kabinet Gotong Royong, Kabinet Persatuan Nasional

Era kabinet: Reformasi

Anak: Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono


Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20
Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu
Presiden 2014 dan kembali terpilih bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Pemilu Serentak
2019.Wikipedia

Lahir: 21 Juni 1961 (usia 58 tahun), Surakarta

Pasangan: Iriana Joko Widodo (m. 1986)

Jabatan saat ini: Presiden Indonesia sejak 2014

Anak: Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Kahiyang Ayu

Pendidikan: Universitas Gadjah Mada (1985), Universitas Gadjah Mada

Jabatan sebelumnya: Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta (2012–2014), lainnya

Buku: Good governance: telaah dari dimensi akuntabilitas dan kontrol birokrasi pada era
desentralisasi dan otonomi daerah,

Berikut susunan lengkap Kabinet Indonesia Maju.

Berikut daftar susunan menteri Kabinet Indonesia Maju:

1. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Mahfud MD


2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto

3. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhadjir


Effendy

4. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut B Pandjaitan

5. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto

6. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno

7. Menteri Dalam Negeri: Jenderal (Pol) Tito Karnavian

8. Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi

9. Menteri Agama: Jenderal Fachrul Razy

10. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna Laoly

11. Menteri Keuangan: Sri Mulyani

12. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim

13. Menteri Kesehatan: dr Terawan

14. Menteri Sosial: Juliari Batubara

15. Menteri Tenaga Kerja: Ida Fauziah

16. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita

17. Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto

18. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM): Arifin Tasrif

19. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR): Basuki Hadimuljono

20. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi

21. Menteri Komunikasi dan Informasi: Johny G Plate

22. Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo


23. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya

24. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo

25. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT):
Abdul Halim Iskandar

26. Menteri Agraria Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN):
Sofyan Djalil

27. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas:


Suharso Monoarfa

28. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB):


Tjahjo Kumolo

29. Menteri BUMN: Erick Thohir

30. Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki

31. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama

32. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: I Gusti Ayu Bintang
Darmawati

33. Menristek Bambang Brodjonegoro

34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali

35. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko

36. Sekretaris Kabinet: Pramono Anung

37. Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM): Bahlil Lahadalia
38. Jaksa Agung: Burhanudin

Anda mungkin juga menyukai