Anda di halaman 1dari 12

Masa Pemerintahan B.

J Habibie
(1998-1999)
Disusun oleh :
Dwinca Septriani
Jhosua Pandin
Regyta Dwi Hardayati
Rohan Fadly
Siti Mariam
Yuly Desyana Susilo

Kelas :XII-MIA 1
BIOGRAFI

Nama : Baharuddin Jusuf Habibie


Tempat, tanggal lahir : Pare-pare , 25 Juni 1936
Orangtua :
Ayah : Alwi Abdul Jalil Habibie
Ibu : RA. Tuti Marini Puspowardojo

Riwayat pendidikan :
1. SMA di govermant middiebare school
2. Kuliah di Universitas Indonesia (pernah di ITB ) tahun 1954
3. Gelar diploma dari technische hochschule, Jerman tahun 1960
4. Gelar diktor dari technische hochschule, Jerman tahun 1965
Masa Pemerintahan B.J Habibie
(1998-1999)
Pasal 8 UUD 1945 menyatakan bahwa jika presiden mengundurkan diri, akan
diberhentikan oleh wakil presiden hingga masa jabatannya berakhir. Ketentuan sesuai UUD
1945 tersebut segera diterapkan setelah Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri .
Berdasarkan ketentuan tersebut, B.J. Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil
Presiden Republik Indonesia segera dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia
menggantikan Soeharto.

Rakyat Indonesia berharap Presiden B.J. Habibie dapat melaksanakan cita-cita


reformasi yang selama ini dikampanyekan. Pelantikan B.J. Habibie sebagai presiden secara
tidak langsung menyebabkan kondisi sebagai berikut.
1. Menurunnya ketegangan politik.

2. Desakan untuk memberlakukan demokratisasi dalam sistem politik semakin kuat.

3. Muncul desakan untuk mengadakan pemilu guna memilih anggota legislatif.

4. Desakan untuk mengusut berbagai kasus korupsi , kolusi dan nepotisme (KKN) yang
terjadi pada masa Orde Baru semakin kuat.

Beberapa saat kelanjutannya, MPR memberikan mandat kepada Presiden B.J. Habibie
untuk memimpin pemerintah transisi, melaksanakan agenda reformasi secara menyeluruh
dan mendasar , serta sesegera mungkin menyelesaikan kemelut yang sedang terjadi.

Berdasarkan mandat tersebut Presiden B.J. Habibie menerapkan beberapa kebijakan


berikut.
a. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan

Pada 22 Mei 1998 Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet baru bernama
kabinet reformasi pembangunan. Kabinet ini terdiri atas 4 menteri koordinator , 20
menteri yang memimpin departemen, dan 12 menteri yang memimpin bidang
tertentu.

b. Mengakomodasi Pelaksanaan Sidang Istimewa MPR 1998

Untuk meredakan ketegangan politik, MPR mengadakan Sidang Istimewa pada


10-13 November 1998. Selain untuk melegitimasi pemerintahan B.J. Habibie,
sidang ini merupakan momentum awal pelaksanaan agenda reformasi diberbagai
bidang.
c. Reformasi Politik
Beberapa kebijakan Presiden B.J. Habibie di bidang politik sebagai berikut.
1. Pemberlakuan otonomi daerah yang lebih demokratis dan semakin luas.
2. Menetapkan undang-undang multipartai dalam pemilu yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999.
3. Pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa
cetak.
d. Pelaksanaan Pemilu 1999
Pelaksanaan pemilu 1999 menjadi prestasi terpenting pada periode
pemerintahan Presiden B.J.Habibie. Pemilu 1999 merupakan pemilu multipartai
yang diikuti oleh 48 partai politik. Pemilu dilaksanakan pada 7 Juni 1999 dan
berlangsung secara damai. Untuk melaksanakan pemilu, pemerintah membentuk
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang anggotanya berasal dari wakil-wakil partai
e. Referendum Timor Timur

Kebijakan penting Presiden B.J. Habibie lainnya adalah penyelesaian masalah Timor Timur
dengan cara yang dapat diterima masyarakat internasional. Presiden B.J. Habibie menawarkan
dua pilihan kepada rakyat Timor Timur. Pilihan pertama adalah otonomi luas, sedangkan pilihan
kedua adalah rakyat Timor Timur merdeka dan terpisah dari Indonesia.

Pada 4 September 1999 Sekjen PBB, Kofi Anan mengumumkan dari New York terkait hasil
referendum di Timor Timur. Hasil referendum tersebut yaitu 79% penduduk memilih merdeka
dari Indonesia dan 21% tetap memilih menjadi bagian Indonesia dengan status otonomi luas.
Menghadapi kenyataan tersebut, presiden B.J. Habibie meminta MPR membahas hasil jajak
pendapat tersebut dan menuangkannya dalam ketetapan yang memberikan pengakuan
terhadap keputusan rakyat Timor Timur, sesuai perjanjian New York. Ketetapan yang dimaksud
adalah mengesahkan pemisahan Timor Timur dari Indonesia secara terhormat.
f. Reformasi Ekonomi

Krisis ekonomi masih mewarnai masa pemerintah Presiden B.J Habibie. Oleh
karena itu, pemerintah berupaya keras untuk mengatasi kondisi tersebut, salah
satunya melalui program reformasi ekonomi. Program ini berisi langkah langkah
berikut.

1. Melakukan reformasi perbankan dalam rangka program pemulihan ekonomi


sejalan dengan penjadwalan kembali utang luar negeri Indonesia.

2. Menetapkan undang undang antimonopoli yang diatur dalam Undang


Undang Nomor 5 tahun 1999 sebagai langkah ke arah penegakan lingkungan
bisnis yang lebih transparan.
3. Memprioritaskan jumlah suplai beras yang memadai dengan harga
terjangkau karena jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan
terus bertambah.

4. Melibatkan pedagang menengah, kecil, dan koperasi untuk ikut serta dalam
distribusi beras guna mencegah monopoli dan timbulnya penimbunan beras
oleh pedagang besar.
g. Pengakuan Hak Asasi Manusia (HAM)

Pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie hak asasi manusia (HAM)
merupakan salah satu fokus agenda reformasi. Salah satu kebijakan Presiden B.J.
Habibie terkait masalah HAM adalah membebaskan tahanan politik dan tokoh
tokoh eks-PKI yang telah ditahan sekira tiga tahun. Presiden B.J. Habibie juga
menghilangkan deskriminasi terhadap sesama warga negara atas dasar ras, etnik,
dan agama, serta mengakhiri pemberian tanda khusus pada kartu tanda
penduduk (KTP) bagi masyarakat keturunan Tionghoa. Pengakuan HAM oleh
Presiden B.J. Habibie diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999.
h. Pemberantasan Korupsi
Meskipun B.J. Habibie presiden transisional, beliau telah menunjukkan
keseriusannya dalam menangani kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di
Indonesia. Kondisi ini terlihat dari usahanya menyusun undang-undang
pemberantasan tindak korupsi pada 1999.
Pada 20 Oktober 1999 MPR mengadakan rapat paripurna ke- 13 dengan
agenda pemilihan presiden. Beberapa calon presiden di antaranya adalah
Abudrrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Yusril Ihza Mahendra. Calon
yang disebut terakhir menyatakan pengunduran dirinya menjelang
dilaksanakannya voting pemilihan presiden. Melalui dukungan proses tengah
(koalisi partai-partai Islam) yang dipelopori oleh Amien Rais, Abdurrahman Wahid
memenangi pemilihan presiden dalam pemungutan suara. Sementara itu,
Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai wakil presiden.
Daftar pustaka

Abdurakham, Arif Pradono, Linda Sunarti, dan Susanto Zuhdi. 201. Sejarah Indonesia
Edisi
Revisi 2018. Jakarta : kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Raharta , ringo .muchlis , muhmaad. Makfi,
Samsudar. Islamiyah Nurul, Vicky. 2018.
Sejarah Indonesia. Klaten: Intan Pariwara.
http://wartasejarah blogspot.com/2016/05masa-pemerintahan-presiden-
b.j.habibie.html
(diakses 11/11/2019)

Anda mungkin juga menyukai