DISUSUN OLEH
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan B.J Habibie merupakan masa yang tersingkat bila
pemerintahan B.J Habibie ada banyak kebijakan yang dikeluarkan pada era
penguatan nilai tukar rupiah dari Rp.17.000 menjadi Rp.6.000. 2 Searah dengan
yang sehat, langkah pertama yang dilakukan Habibie ialah melakukan pemisahan
Bank Indonesia BI dari campur tangan Pemerintah. Hal ini tidak pernah dilakukan
menteri, atau siapapun ikut campur dalam urusan Bank Indonesia. Habibie juga
terpacu untuk melakukan penataan ulang mengenai utang swasta domestik dan
Indonesia dan didukung IMF itu telah dapat memulihkan disiplin moneter,
1
A. Makmur Makkka, Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Pembangunan Bangsa. Menuju
Dimensi Baru Pembangunan Indonesia (Jakarta : Cidesindo, 1995) hlm. 58
2
Edward Aspinall, dkk, Titik Tolak Reformasi Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto.
(Yogyakarta : LKIS, 2000) hlm 37
3
menstabilkan nilai tukar rupiah, dan menurunkan inflasi dari 70% pada tahun
menghapus bisnis-bisnis militer atau biasa disebut sebagai agenda reformasi TNI
bertugas untuk keamanan dan ketertiban masyakat sedangkan TNI bertugas hanya
ABRI di DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 menjadi 38 orang. 5
Seperti yang telah dinyatakan Jendral TNI Wiranto bahwa secara bertahap akan
mundur dari area politik dan memusatkan perhatian pada pertahanan negara.
yaitu kembali kesatuan ABRI, atau pensiun dari militer untuk berkarir di sipil.
Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/DPD makin berkurang dan
akhirnya ditiadakan.
militer yang dicabut pada waktu itu seperti, Yayasan Darma Putra Kostrad,
3
A. Makmur Makkka, Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie dari Ilmuwan Negara
Sampai Minandito. (Jakarta : Pt. THC mandiri, 2012) hlm 217
4
A. Makmur Makkka, Total Habibie Kecil Tapi Otak Semua. (Depok: Edelweiss, 2013)
hlm 155
5
http://hankam.kompasiana.com/2012/07/31/reposisi-dan-reintegrasi-polri-482080.html
(akses pada tanggal 1 Juli 2014)
4
internasional yang mengaitkan dengan masalah HAM (hak asasi manusia). Hal itu
nasibnya sendiri, apakah akan bergabung dengan Indonesia atau memisahkan diri
dari Indonesia.
untuk memberikan suara dalam jajak pendapat untuk menentukan akan bergabung
dengan Indonesia ataukah melepaskan diri. Hasil jajak pendapat diumumkan pada
4 September 1999 di Dili dan New York, dari hasil tersebut diketahui bahwa
78,2% memilh merdeka dan 21,8% memilih tetap bergabung dengan Indonesia.
6
http://bukuicw.files.wordpress.com/2008/07/bisnis-militer-mencari-legitimasi_ind.pdf
(akses pada tanggal 1 Juli 2014)
7
A. Makmur Makkka. Testimoni Untuk B.J. Habibie. (Yogyakarta : Ombak, 2009) hlm
29
8
A. Makmur Makkka, 2012, Op cit ,Halaman 235
5
Banyak kalangan baik dari dalam maupun luar negeri menilai bahwa
Pemilu 1999 merupakan pemilu paling demokratis pertama setelah tahun 1995.
semua partai politik dan diketuai oleh Rudini. Bahkan ketika KPU belum berhasil
B. Rumusan Masalah
1998?
9
A. Makmur Makkka, 2009, Op Cit, halaman 38
10
Fahri Ali. Esai Politik tentang Habibie dari Teknokrasi ke Demokrasi. (Jakarta : Mizan,
2013) hlm 87
6
C. Batasan Masalah
berat pembahasannya difokuskan pada peran B.J. Habibie dalam menjabat sebagai
1998 hingga 1999 dengan pertimbangan tahun 1998 merupakan awal waktu B.J.
D. Tujuan Penelitan
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian oleh peneliti
penelitian terdahulu atau sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi
Penelitian yang dilakukan oleh Chyntia Dastiana tahun 2013, dengan judul
placement dalam film Habibie dan Ainun. Pada penelitian ini membahas pengaru
Penelitian lain yang dapat dijadikan acuan adalah peneitian yang dilakukan
oleh Nur Hayati tahun 2012, dengan judul Analisis yuridis independensi bank
moneter.
Penelitian lainnya ditulis oleh Bravitasari Nafthalia tahun 2008, dengan judul
G. Metode Penelitian
lampau manusia berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses kritik
dan kontruktif berdasarkan metode sejarah. Peristiwa masa lampau itu hanyalah
satu kali terjadi dan untuk mengingat dan merekonstruksi masa lampau itu.
Historiografi dalam hal ini memegang peranan penting yang sedapat mungkin
Dengan demikian baik tidaknya suatu karya ilmiah yang dihasilkan tergantung
dengan metode yang digunakan baik dalam tahap pengumpulan data maupun
diperlukan cara kerja yang mantap agar dapat meringankan beban dan mengurangi
pula disebut dengan “strategi pemecahan ,masalah” karena pada tahap ini
metode sejarah sebagai petunjuk pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan
11
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005), hlm. 31
12
M. Saleh Madjid, Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah. (Makassar: Rayhan
Intermedia, 2008), hlm. 48.
9
merupakan cara atau tekhnik dalam merekonstruksi peristiwa masa lampau, maka
1. Heuristik
Seperti yang dikemukakan oleh G.J Rainer “heuristik adalah suatu tehnik,
suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu, heuristik tidak mempunyai
tehnik studi kepustakaan yang ditempuh dengan cara pengkajian data dari
buku, karya ilmiah, maupun internet yang berhubungan dengan topik yang
diteliti.
2. Kritik Sumber
heuristik baik berupa buku-buku, karya ilmiah, maupun data dari internet
yang dianggap relevan dengan judul yang diangkat untuk diteliti akan
betul tidaknya data yang diperoleh. Kritik sumber sendiri terbagi menjadi dua
13
Dudung Abdurahman, Metedologi Penelitian Sejarah.,(Yogyakarta: Ar-Ruzz. 2007) ,
hlm. 64.
10
a. Kritik Ekternal
sumber dengan melakukan penelitian terhadap asal usul dari sumber, hal
waktu sejak awal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang
tertentu atau tidak. Dalam penelitian ini sumber yang diguanakan penulis
yaitu data-data baik berupa buku, karya ilmiah, skripsi, maupun data dari
b. Kritik Internal
dipercaya kebenaranya.
3. Interprestasi
dan tafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dipilih. Tahapan ini perlu
memberi arti terhadap aspek yang diteliti, mengaitkan antara fakta yang satu
dengan fakta yang lainya agar ditemukan kesimpulan atau gambaran yang
ilmiah.
4. Historiografi
secara ilmiah, yang disusun secara logis berdasarkan dari urutan kronologis
yang jelas dan mudah dimengerti, pengaturan bab atau bagian yang dapat
yang akurat, struktur yang logis, dan penyajian yang terang dan halus. 15
Dalam hal ini penulis berupaya untuk menuangkan fakta-fakta sejarah yang
14
Helius Sjamsuddin. Metodelogi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2007) hal.23
15
M.Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Op.Cit, hlm. 131.