Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SEJARAH 4

NAMA : M FARIZ APRIZA

KELAS : XII MIPA 4

1. Sesuai dengan Tap MPR tentang pokok –pokok reformasi yang menetapkan dua arah

kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu penanggulangan krisis ekonomi dengan

sasaran terkendalinya nilai rupiah dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat-

obatan dengan harga terjangkau, serta berputarnya perekonomian nasional dan

pelaksanaan reformasi perekonomian. Kebijakan ekonomi Presiden B.J Habibie

dilakukan dengan mengikuti saran-saran dari Dana Moneter Internasional yang di

modifikasi dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia yang

semakin memburuk, Reformasi ekonomi dilakukan dengan tujuan – Merestruturisasi

dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan- Memperkuat basis sektor ril

ekonomi – dan Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling

menderita akibat krisis. Secara perlahan Presiden B.J Habibie berhasil membawa

perekonomian melangkah kearah yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan

ekonomi yang sangat buruk, ketika terjdinya pengalihan kepemiminan nasional dari

Soeharto kepada Habibie. Pertanyaanya (a) Apa kebijakan strategi yang

dilakukan pemerintahan B.J Habibie yang paling signifikan dalam mengatasi

inflasi yang sangat tinggi di Indonesia dengan adanya krisis moneter meski

eskalasi politik dalam negeri masaih belum menentu di samping adanya

penjarahan yang dilakukan masyarakat tersebut (b) Dan mengapa pada masa

pemerintahan Presiden B.J Habibi mendapat respon positif dan perhatian yang

cukup besar dari masyarakat Indonesia dalam hal pembangunan kelautan dan
perairan di Indonesia ( ada 2 pertanyaan pada soal no 1)

JAWAB : Setelah Orde Baru dan Peristiwa 1998, Indonesia mengawali babak baru di era Reformasi.
Pemerintahan dipimpin oleh BJ Habibie sebagai presiden yang dimulai pada 21 Mei 1998-20 Oktober
1999. Bagaimanakah gambaran pemerintahan Habibie setelah jatuhnya Soeharto? Berikut
pembahasannya! Dalam buku Sistem Politik Indonesia Era Reformasi (2007) karya Budi Winarno,
pemerintahan BJ Habibie dianggap sebagai pemerintahan yang kurang kuat di dalam menghadapi
reformasi. Kurangnya dukungan komunitas politik membuat pemerintahan pada masanya mengalami
berbagai praktik kekerasan, disintegrasi sosial dan rapuhnya legitimasi kekuasaan yang ia pimpin.

Masa pemerintahan Habibie dianggap sebagai masa transisi, karena pada masa pemerintahannya
adalah masa yang rawan. Tekanan-tekanan yang ia hadapi membuat ia sulit untuk menemukan sumber
daya material dan manusia pada masa pemerintahannya.

Hal yang paling penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah lepasnya Timor-Timur pada tahun
2002, yang diawali dengan peristiwa munculnya referendum Timor-Timur pada tanggal 30 Agustus 1999.
Peristiwa lepasnya Timor-Timur menimbulkan kerusuhan yang tidak terkendali. Hingga akhirnya Habibie
mengizinkan pasukan perdamaian PBB untuk mendamaikan situasi di Timor-Timur.

2. Sesuai Tap MPR No. X/MPR/1998 Reformasi di bidang hukum diarahkan untuk

menanggulangi krisis dan melaksanakan agenda Reformasi di bidang hukum yang

sekaligus dimaksudkan untuk menunjang uapaya reformasi dibidang ekonomi,politik,

sosial, dan budaya. Keberhasilan dalam menyelesaikan 68 produk perundang-

undangan dalam waktu yang relative singkat, yaituhanya dalam waktu 16 bulan.

Setiap bulan rata-rata dapat dihasilkan sebanyak 4,2 undang-undang yang jauh

melebihi angka produktifitas legeslatif selama masa Orde Baru yang hanya tercatata

sebanyak 4, 07 undang-undang per tahun (0,34 per bulanya). Dan untuk

meningkatakan kinerja aparatur penegakan hukum, organisasi kepolisian telah

dikembangkan keberadaanya sehingga terpisah dari organisasi Tentara Nasional

Indonesia. Dengan demikian fungsi kepolisian negara dapat lebih terkait kedalam

kerangka sistem penegakan hukum Pertanyaanya (a) Mengapa Presiden B.J

Habibie didalam melaksanakan reformasi di bidang hukum memisahkan

institusi Kepolisian RI dengan institusi TNI (B0 dan mengapa pula tekad dari
Presiden B.J Habibie untuk menyempurnakan reformasi dibidang hukum sesuai

dengan kebutuhan jaman dan menjamin agar pemerintahan di masa yang akan

datang membawa semangat demokrasi sesuai tuntutan reformasi tersebut (ada 3

pertanyan pada soal no 2)

JAWAB : Saat masih menjabat sebagai presiden ketiga, BJ Habibie telah melakukan banyak kemajuan
bagi negara, salah satunya memberikan kebijakan demokratis pada masa orde baru. Habibie bahkan
disebut-sebut sebagai sosok pembuka pintu demokrasi di Indonesia. Pasalnya selain sosok yang mampu
memimpin dalam masa transisi era Orde Beru ke reformasi, Habibie juga dinilai suskses melepaskan
label Orde Baru, salah satunya dengan kebebasan pers, HAM dan pembentukan lembaga independen.
Dilansir dari jurnal Capaian Masa Pemerintahan Presiden BJ Habibie dan Megawati di Indonesia dari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, disebutkan bahwa Habibie berhasil membentuk Kabinet
Reformasi Pembangunan pada 22 Mei 1998 yang terdiri dari perwakilan militer (TNI-Polri), PPP, Golkar,
dan PDI. Dalam kebijakan itu, Habibie kemudian mengganti lima paket UU masa Orde Baru dengan tiga
UU politik yang lebih demokratis, yakni UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, UU No. 3 Tahun
1999 Tentang Pemilihan Umum, dan UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR.

Selanjutnya, ada perubahan yang kentara pada masa kepemimpinan Habibie dalam politik demokratis,
yakni ia berhasil menyelenggarakan pemilu multipartai pada 1999. Adapun pemilu saat itu diikuti oleh
48 partai politik (parpol) dengan asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil. Kemudian, salah
satu prasyarat guna menciptakan keadaan demokratis, yakni dengan melakukan rekonstruksi dan
reformasi politik dan DPR yang representatif mewakili kepentingan masyarakat

3. Setelah mendengar jawaban Presiden B.J Habibie atas pemandangan umum fraksi-

fraksi ,MPR dalam sidangnya tanggal 20 Oktober 1999, dini hari akhirnya menolak

pertanggung jawaban Presiden B.J Habibie tepat pukul 00.35 Rabu dini hari, ketua

MPR Amin Rais menutup rapat paripurna dengan mengumumkan hasil rapat bahwa

pertanggungjawaban Presiden Habibie di tolak pagi harinya 20 Oktober 1999, pada

pukul 08.30 di rumah kediamanya Presiden Habibie memperlihatkan sikap

kenegarawanya dengan menyatakan bahwa dia ikhlas keputusan MPR yang menolak

pertanggung jawannya. Pada kesmpatan itu, Habibie juga menyatakan pengunduran

diri dari pencalonan presiden priode berikutnya Pada 20 Oktober 1999, rapat

P[aripurna ke-13 MPR dengan agenda pemilihan presiden dilaksanakan. Beberapa

calon diamtaranya adalah Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Yusril
Ihza Mahendra Calon yang disebut terakhir menyatakan pengunduran dirinya

beberapa saat menjelang dilaksankanya voting pemilihan presiden Pertanyaanya (a)

Apa yang menyebabkan Abdurraman Wahid dalam voting tersebut di pilih

mayoritas poros tengah atau kualisi parati untuk menduduki presiden RI

tersebut (b) Dan mengapa pula PDIP yang di ketuai Megawati Soekarno Putri

sebagai partai pemenag dalam pemilu 1999 tidak menduduki kursi No 1 sebagai

presiden RI dan justru Abdurrahman Wahid menjadi presiden pada saat itu

.(ada 2 pertanyan pada soal no 3)

JAWAB : Pada Juni 1999, partai PKB ikut serta dalam arena pemilu legislatif. PKB memenangkan 12%
suara dengan PDI-P memenangkan 33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati diperkirakan
akan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun, PDI-P tidak memiliki kursi
mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada Juli, Amien Rais membentuk Poros
Tengah, koalisi partai-partai Muslim Poros Tengah mulai menominasikan Gus Dur sebagai kandidat
ketiga pada pemilihan presiden dan komitmen PKB terhadap PDI-P mulai berubah.

Pada 7 Oktober 1999, Amien dan Poros Tengah secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai
calon presiden. Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia
mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan
ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober
1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian
terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Tidak senang karena calon mereka gagal memenangkan pemilihan, pendukung Megawati mengamuk
dan Gus Dur menyadari bahwa Megawati harus terpilih sebagai wakil presiden. Setelah meyakinkan
jenderal Wiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan membuat PKB mendukung
Megawati, Gus Dur pun berhasil meyakinkan Megawati untuk ikut serta. Pada 21 Oktober 1999,
Megawati ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Haz dari PPP.

4. Pada tanggal 1 sampai 21 Oktober diadakan sidang umum MPR hasil pemilu 1999.

Tanggal 1 Oktober 1999, 700 anggota DPR/MPR periode 1999- 2004 dilanik lewat

mekanisme voting, Amin Rais dari Partai Amanat Nasional PAN terpilih sebagai

ketua MPR dan Akbar Tanjung dan partai Golkar terpilih sebagai ketua DPR. Pada 14

Oktober 1999 Presiden B.J Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawabanya

lewat sidang umum MPR dalam pemandangan umum fraksi-fraksi atas pidato
pertanggungjawabnya Presiden B.J Habibie tanggal 15-16 Oktober 1999 dari 12

fraksi yang menyampaikan pemandangan umumya, hanya 4 fraksi yang secara tegas

menolak, sedangkan 6 fraksi lainya masih belum menentukan keputusanya

.kebannyakan fraksi memberikan catatan serta pertnyaan baik atas

pertanggungjawaban Habibie itu. Pertanyanya (a) Apa alasan dari 6 fraksi dari

partai-partai yang ada di DPR tersebut belum mau memberikan jawabnya

seputar pertanggungjawaban B.J Habibie dalam sidang umum MPR di bulan

Oktober 1999 (b) Dan apa pula alasan 4 fraksi partai yang ada di DPR langsung

menolak jawaban pertanggung jawaban dari Presiden B.J Habiibie dalam

sidang umum MPR 1999 tersebut (ada 2 pertanyaan pada soal no 4)

JAWAB : Amien Rais yang menjabat sebagai Ketua MPR menolak laporan pertanggungjawaban BJ
Habibie, lantaran dianggap tak mampu menjalankan tugas sebagai presiden.

Gejala penolakan itu sudah terlihat saat Habibie melangkahkan kaki ke ruang sidang MPR pada
14 Oktober 1999 .

Tak seperti pemimpin negara lain yang disambut hormat, ia justru mendapat sorakan ejekan
dari banyak orang di dalam ruangan.

Mendapat perlakuan seperti itu, suami Ainun lapang dada. Ia melemparkan senyuman ke
peserta sidang sembari menuju tempat duduknya.

Pun saat menyampaikan pidato berisi pertanggungjawaban presiden termasuk keberhasilannya


mengangkat ekonomi Indonesia, ia justru dibanjiri hinaan serta cemoohan dari peserta lainnya.  

Meski begitu, Habibie kembali memaklumi perlakuan buruk yang ia dapat. Setelah merenung,
pada 20 Oktober 1998 malam ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang dirasakan.

Walhasil, ia pamit sebagai presiden dan memilih menepi dari kekacauan politik Indonesia.

Paling menjadi sorotan, semenjak saat itu hingga akhir hayatnya, Habibie tak pernah tergiur
kembali ke dunia politik Tanah Air. Ia memilih cara lain untuk membesarkan bangsa dan
negaranya.

5. Jika mayoritas mayoritas rakyat Timor-Timur menolak Otonomi luas dalam sebuah

jejak pendapat maka adalah wajar dan bijaksana bahkan demokratis dan

konstitusional, jika pemerintah mengusulkan opsi kedua kepada Sidang Umum MPR
yaitu mempertimbangkan pemisahan Timor-Timur dari NKRI secara damai, baik-baik

dan terhormat. Rakyat Timor-Timur melakukan jejak pendapat pada 30 Agustus 1999

sesuai dengan perestujuan New York. Hasil jejak pendapat yang diumumkan PBB

pada 4 September 1999 adalah 78,5% menolak 21,5% menerima. Setelah jejak

pendapat ini telah terjadi berbagai bentuk kekerasan, sehingga demi kemanusiaan

Indonesia menyetujui percepatan pengiriman pasukan multinasional di Timor-Timur.

Sesuai dengan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 bahwa

kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka Presiden Habibie mengharapkan MPR

berkenan membahas hasil jejak pendapat tersebut dan menuangkannya dalam

ketetapan yang memberikan pengakuan terhadap keputusan rakyat Timor-Timur

Pertanyaanya (a) Apa alasan rakyat Timor-Timur menolak opsi otonomi khusus

yang telah di gulirkan pemerintah Indonesia kepada rakyat Timor-Tmur yang

akhirnya memilih jejak pendapat (b) Dan apa pula keputusan pemerintah

Indonesai MPR/DPR dengan melihat jejak pendapat rakyat Timor-Timur

dengan memilih opsi untuk kemerdekaan penuh dan lepas dari pangkuan ibu

pertiwi (c) dan mengapa pula pada era Reformasi di Indonesia, Timor-Timur

sebagai provinsi termudah lepas dari NKRI (ada 3 pertanyan pada soal no 5)

JAWAB : Timor Timur adalah bekas koloni Portugis yang kemudian bergabung dengan Indonesia.
Integrasi itu diresmikan pada 17 Juli 1976. Timor Timur pun menjadi provinsi ke-27 alias provinsi
termuda RI.

Setelah 22 tahun di bawah rezim Soeharto, Presiden RI ke-2 yang pernah menjadi mertua Prabowo,
sebagian rakyat Timor Timur berkeinginan lepas dari NKRI. Setelah melalui penentuan pendapat rakyat
tanggal 30 Oktober 1999, NKRI kehilangan Timor Timur yang kemudian resmi menjadi negara Timor
Leste pada 20 Mei 2002.

6. Abdurrahman Wahid yang dikenal dengan panggilan Gus Dur terpilih menjadi

Presiden RI ke empat pada tanggal 20 Oktober 1999. Terpilihnya Gus Dur sebagai

Presiden tidak terlepas dari keputusan MPR yang menolak pertanggun jawaban
Presiden B.J Habibie. Abdurrrahman Wahid menggunguli calon Presiden lain yakni

Megawati Soekarno Putri dalam pemilihan presiden yang dilakukan melalui

pemungutan suara dalam Rapat Paripurna ke-13 MPR. Megawati Soekarno Putri

sendiri menjadi wakil presiden setelah mengungguli Hamzah Haz dalam pemilihan

wakil presiden melalui pemungutan suara pula. Ia dilantik menjadi Wakil Presiden

pada tanggal 21 Oktober 1999.. Perjalanan pemerintahan presiden Abdurrahman

Wahid dalam menjalankan cita-cita reformasi diawali dengan membentuk Kabinet

Persatuan Nasional. Kabinet ini adalah kabinet kualisi dari partai-partai politik yang

seluruhnya mengusung Abdurrahman Wahid menjadi Presiden. Diawal

pemerintahanya Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan dua departemen yaitu

Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dengan alasan perampingan struktur

pemerintahan Perrtanyaanya (a) Apa alasan sebnarnya Gus Dur di dalam

pemerintahanya membubarkan Departemen penerangan dan Departemen Sosial

(b) Dan bagaiman pula bila dilihat dari segi sudut pandang politik dengan di

bubarkanya Departemen Penerangan dan Departemen Sosial tersebut (c) Dan

mengapa pulake dua departemen tersebut yaitu Dep Penerangan dan Dep Sosial

yang diangagp sebagai alat dari pemerintahan Orde Baru dalam

mengendalikan media masa terutama media masa yang mengritisi kebijakan

pemerintahan Orde Baru saat itu. (ada 3 pertanyan pada soal no 6)

JAWAB : Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah presiden RI ke-4 yang memerintah dari Oktober 1999
hingga Juli 2001. Meski jabatannya hanya berlangsung 18 bulan, perkembangan ekonomi dan politik
pada masa pemerintahan Gus Dur cukup signifikan. Mengutip sejumlah pemberitaan Kompas.com,
berikut sejumlah kebijakan Gus Dur dalam bidang politik: Memisahkan TNI dengan Polri. Membubarkan
Departemen Penerangan dan Departemen Sosial karena tak bekerja dengan baik. Mengganti nama Irian
Jaya menjadi Papua. Mengakui Kong Hu Cu dan menjadikan Imlek hari nasional. Mencabut larangan
terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme. Menerapkan Otonomi Daerah.

Dalam bidang Ekonomi: Melawan tekanan IMF Perekonomian tumbuh positif untuk pertama kali sejak
reformasi Ketimpangan turun. Berikut penjelasannya: Di era Abdurrahman Wahid yang singkat,
sejumlah konflik sosial yang selalu jadi masalah Indonesia, berhasil diredam.

Di Aceh dan Papua misalnya, pendekatan Gus Dur berhasil menahan gelombang separatisme tanpa
kekerasan militer. Gus Dur lah presiden yang berperan membubarkan praktik dwifungsi ABRI. Ia
mengembalikan tentara ke barak. Ia juga yang memisahkan angkatan bersenjata menjadi TNI dan Polri.
Aspek sosial menjadi perhatian kiai Nahdlatul Ulama ini. Berkat Gus Dur, tahun baru Imlek yang dilarang
pada masa kolonial Belanda dan dipersulit di era Soeharto, kembali menjadi hari libur nasional yang
dirayakan. Ia juga yang mengakui Kong Hu Cu sebagai tambahan agama yang diakui di Indonesia.

Gus Dur juga sempat memperjuangkan nasib para tahanan politik dan mereka yang selama ini
didiskriminasikan akibat pelarangan PKI meskipun tak berhasil. Bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) di
luar negeri, Gus Dur adalah pahlawan. Ia menyelamatkan Siti Zaenab dan Adi Asnawi yang akan dihukum
gantung di Arab Saudi dan Malaysia. Bahkan setelah tak menjadi presiden, Gus Dur pernah menampung
81 TKI yang dideportasi dari Malaysia di rumahnya di Ciganjur pada 2005.

rah peningkatan ekonomi di era Gus Dur juga sangat baik. Tak cuma PNS yang merasakan kenaikan gaji
hingga tiga kali lipat, rakyat Indonesia juga merasakan pertumbuhan ekonomi yang baik di era Gus Dur.
Pertumbuhan ekonomi yang berada di minus 3 saat ditinggalkan Habibie, tumbuh hingga ke 4,9 persen
di tahun 2000. Yang lebih penting, pertumbuhan ekonomi ini dibagi merata. Sebelum krisis ekonomi
1997, indeks ketimpangan atau rasio gini sangat tinggi. Gus Dur yang tak menginginkan kesenjangan jadi
akar konflik sosial, berhasil menurunkan rasio gini hingga 0,31, atau terendah dalam 50 tahun terakhir.

Terdekat dengan pencapaian ini hanya era Soeharto pada 1993 dengan gini ratio 0,32. Bedanya,
Soeharto perlu 25 tahun untuk menurunkan gini ratio hingga ke angka ke 0,32 (1993). Sedangkan Gus
Dur hanya perlu kurang dari dua tahun untuk menurunkan koefisien gini ratio dari 0,37 (1999) ke 0,31
(2001).

7. Sesuai dengan Tap MPR tentang polok-pokok reformasio yang menetapkan dua arah

kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu penanggulangan krisis ekonomi dengan

sasaran terkendalinya nilai rupiah dan terjadinya kebutuhan bahan pokok dan obat-

obatan dengan harga terjangkau, serta berputarnyya roda perekonomian nasional, dan

pelaksanaan reformasi ekonomi. Kebijakan ekonomi Presiden B.J Habibie dilakukan

dengan mengikuti saran-saran dari Dana Moneter Internasional yang di modifikasi

dengan memperimbangkan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin

memburuk. Reformasi ekonomi dilakukan dengan cara –Merestrukturisasi dan

memperkuat sektor keuangan dan perbankan- Memperkuat basis sektor riil ekonomi
–Menyediakan jarinagn pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita akibat

krisis. Secara perlahan Presiden B.J Habibie berahsil membawa perekonomian

melangkah kearah yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan ekonomi yang

sangat buruk, ketika terjadinya pengalihan kepemimpinan nasioanl dari Soeharto ke

B.J Habibie Pertanyanya (a) Apa yang dilakukan Presiden B.J Habibie dalam

menekan laju inflasi dan ketersediaan bahan pokok bagi rakyat Indonesia di

saat Indonesia masih di landa krisis moneter (b) Dan apa yang dilakukan

pemerintahan B.J Habibie dalam penanggulangan krisis di bidang sosial budaya

yang diakibatkan dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia, walaupun

Indonesia memasuki masa Reformasi (ada 2 pertanyan pada soal no 7)

JAWAB : Saat masih menjabat sebagai presiden ketiga, BJ Habibie telah melakukan banyak kemajuan
bagi negara, salah satunya memberikan kebijakan demokratis pada masa orde baru. Habibie bahkan
disebut-sebut sebagai sosok pembuka pintu demokrasi di Indonesia. Pasalnya selain sosok yang mampu
memimpin dalam masa transisi era Orde Beru ke reformasi, Habibie juga dinilai suskses melepaskan
label Orde Baru, salah satunya dengan kebebasan pers, HAM dan pembentukan lembaga independen.
Dilansir dari jurnal Capaian Masa Pemerintahan Presiden BJ Habibie dan Megawati di Indonesia dari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, disebutkan bahwa Habibie berhasil membentuk Kabinet
Reformasi Pembangunan pada 22 Mei 1998 yang terdiri dari perwakilan militer (TNI-Polri), PPP, Golkar,
dan PDI. Dalam kebijakan itu, Habibie kemudian mengganti lima paket UU masa Orde Baru dengan tiga
UU politik yang lebih demokratis, yakni UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, UU No. 3 Tahun
1999 Tentang Pemilihan Umum, dan UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR.

Selanjutnya, ada perubahan yang kentara pada masa kepemimpinan Habibie dalam politik demokratis,
yakni ia berhasil menyelenggarakan pemilu multipartai pada 1999. Adapun pemilu saat itu diikuti oleh
48 partai politik (parpol) dengan asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil. Kemudian, salah
satu prasyarat guna menciptakan keadaan demokratis, yakni dengan melakukan rekonstruksi dan
reformasi politik dan DPR yang representatif mewakili kepentingan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai