Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPEMIMPINAN

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Irza Fiyan Anggara 18013010151
Rega Putra Wijaya 20041010118
Adira Mawangga Putri 20044010010

Dosen Pengampu :
Dra. Suparwati, M.Si.

MATA KULIAH UMUM KEPEMIMPINAN G401


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2022

0 0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Biografi

Nama Lengkap : Bacharuddin Jusuf Habibie


Tanggal Lahir : 25 Juni 1936
Tempat Lahir : Parepare, Sulawesi Selatan
Orang tua : Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo, BJ.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara
Istri : Hasri Ainun Habibie (menikah pada tanggal 12 Mei 1962)
Anak : Ilham Akbar, dan Thareq Kemal

Masa Pendidikan yang bermula dari SD, Habibie menghabiskan waktu SD nya di
Sekolah Rakyat di Parepare, yang kini menjadi SD Negeri 4 Parepare Sulawesi Selatan.
Selanjutnya Habibie melanjutkan bersekolah SMP dan SMA di Bandung. Ia menempuh
pendidikan di SMP 5 Bandung, dan kemudian melanjutkan jenjang SMA di SMA Kristen Dago
Bandung. Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Ainun.

0 0
Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung.
Pada saat itu, ITB bernama Universitas Indonesia pada 1954. Habibie tak lama bersekolah di
ITB, dalam hitungan bulan, kemudian melanjutkan studi Teknik penerbangan, spesialisasi
konstruksi pesawat terbang di Rhen Westfalen Aachen Tehnische Hocscule (RWTH) Jerman.
Saat tahun 1960, Habibie mendapatkan gelar Diplom Ingenieur dengan predikat cumlaude.
Dengan gelar tersebut, Habibie bekerja di industri kereta api Jerman, Firma Talbot. Di tempat
tersebut ia berhasil mengaplikasikan cara-cara konstruksi membuat sayap pesawat terbang yang
diterapkan pada wagon.
Habibie tak puas dengan gelar Diploma Ing, sehingga ia melanjutkan studinya untuk
gelar Doktor di Technischule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachaen Jerman. Di tempat
tersebut ia mendapatkan gelar Dr. Ingenieur atau Dr. Ing dengan predikat Summa Cumlaude
pada tahun 1965.
Sesudah pulang Habibie kemudian mendapat gelar Profesor Teknik dari ITB. Habibie
dikenal sebagai penemu rumus yang dinamakan “Faktor Habibie” Karena bisa menghitung
keretakan hingga sampai ke atom atom pesawat terbang. Karena itulah Habibie dijuluki “Mr
Crack” karena keahliannya tersebut.
Saat berada di Jerman, Habibie pernah menjadi Kepala Riset dan pengembangan Analisis
Struktur pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh. Dia sempat juga menjadi wakil
presiden dan direktur teknologi, serta penasehat senior perusahaan tersebut, dan juga Habibie
sempat bekerja di Messerschmitt-Bolkow-bohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di
Jerman, sebelum kembali ke Indonesia pada 1973.
Pada tahun 1986 pesawat pertama Indonesia karya B.J. Habibie dikerjakan dan selesai pada
tahun 1995 yang di produksi oleh IPTN atau kini PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Pada tahun
1998 terjadinya krisis moneter sehingga memberhentikan kelanjutan produksi pesawat N250.

1.2 Pengangkatan B.J. Habibie Menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia


BJ. Habibie diangkat menjadi Presiden setelah Soeharto, Habibie ini dulunya Wakil
Presiden dari Presiden Soeharto. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri karena
terjadinya kerusuhan Mei 1998 yaitu kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di
Indonesia pada 13 Mei – 15 Mei 1998. Kerusuhan ini diawali oleh kiris finansial Asia dan dipicu

0 0
oleh tragedi trisakti dalam demonstrasi 12 Mei 1998, sehingga mengakibatkan penurunan jabatan
Presiden Soeharto, serta digantikan oleh Wakil Presiden yaitu B.J. Habibie pada 21 Mei 1998.
Pada pengangkatan B.J. Habibie untuk menjadi Presiden 3 Republik Indonesia masih
menimbulkan berbagai ketegangan. Salah satunya disebabkan oleh pro dan kontra dari
masyarakat terhadap naiknya B.J. Habibie sebagai penerus Soeharto dalam menduduki jabatan
kursi kepresidenan. Alasan penolakan terhadap kepimimpinan B.J. Habibie adalah terkait aspek
konstitusional.
Meski singkatnya masa pemerintahan Habibie kursial. Dia menjadi kunci transisi Indonesia
dari renzim orde baru ke masa reformasi yaitu:
 Habibie berhasil membuat reformasi besar-besaran, seperti era Habibie diterbitkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
 Habibie juga melaksanakan restrukturasi perbankan Indonesia dan memisahkan Bank
Indonesia dari pemerintahan agar tetap objektif dan tidak terpengaruh oleh politik
 Habibie juga membuat sejarah dengan membentuk undang-undang yang mengatur
kebebasan rakyat Indonesia dalam pemilu.
 Pada era Habibie diskriminasi terhadap etnis tionghoa juga berhasil diakhiri.
Pada Oktober 1999, Habibie mengakhiri masa kepimimpinan menjadi Presiden karena
mendapat kritik keras karena lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Ia dituntut mundur oleh
mahasiswa karena dianggap tidak dapat menjalankan amanah reformasi.

1.3 Masa Pemerintahan B.J. Habibie


Pada awal masa pemerintahannya, B.J. Habibie telah dihadapkan pada situasi yang sangat
sulit, yakni inflasi yang tinggi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang melambung tinggi.
Dimana keadaan ekonomi yang sangat kacau tersebut berdampak kepada hilangnya kepercayaan
publik pada pemerintah. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1998 tersebut, dikenal dengan sebutan
peristiwa krisis ekonomi Indonesia atau krisis moneter 1998. Sehingga pada saat itu, B.J.
Habibie mengambil beberapa keputusan atau kebijakan penting guna mengatasi kekacauan yang
ada. Dalam bidang moneter, B.J. Habibie memutuskan untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar, menaikkan suku bunga Sertifikat BI menjadi 70% dan menerapkan bank sentral sebagai
lembaga independen. Dalam bidang perbankan, adanya penerbitan obligasi senilai Rp. 650 triliun
untuk menalangi perbankan, menutup 38 bank dan mengambil alih tujuh bank. Dalam bidang

0 0
fiskal, sejumlah proyek infrastruktur dibatalkan, adanya perlakuan khusus bagi mobil nasional,
dan membiayai program Jaring Pengaman Sosial. Serta dalam bidang korporasi, utang swasta
direstrukturisasi, dan menghentikan praktek monopoli (Finaka, 2018). Dapat disimpulkan pula
bahwa keputusan yang dilakukan B.J. Habibie guna menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan
ekonomi Indonesia diantaranya yakni, merekapitulasi perbankan dan melakukan restrukturisasi
melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara, melikuidasi beberapa bank yang
bermasalah, membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah hutang luar negeri,
mengikuti sejumlah langkah reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF, serta mengesahkan
UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat.
Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut sebagai bentuk gerakan cepat dari pemerintah,
setahun kemudian pertumbuhan ekonomi terlihat menunjukkan adanya perubahan yang baik,
rupiah tercatat menguat sebesar 34,1% yakni dari Rp 11.200/US$ pada tanggal 20 Mei 1998
menjadi Rp 7.385/US$ pada 20 Oktober 1999.
Etnis Tionghoa yang ada di Indonesia mendapat dampak dari kerusuhan yang merupakan
akibat berkelanjutan dari peristiwa krisis moneter. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 13-14 Mei
1998, sehingga peristiwa ini dikenal dengan sebutan Kerusuhan Mei 1998. Dalam hal ini B.J.
Habibie segera melakukan tindakan untuk menanggulangi kerusuhan yang terjadi, yakni
menghapus diskriminasi terhadap masyarakat minoritas di Indonesia. B.J. Habibie menerbitkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah
Pribumi dan Non-Pribumi. Inpres tersebut memberikan instruksi kepada semua pejabat
pemerintahan untuk menghentikan penggunaan istilah pribumi dan non-pribumi dalam semua
perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, maupun pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan. Inpres tersebut juga memerintahkan adanya peninjauan kembali
dan penyesuaian seluruh peraturan perundang-undangan, kebijakan program, serta kegiatan
termasuk pemberian layanan perizinan usaha, keuangan atau perbankan, kependudukan,
pendidikan, dan kesehatan untuk dapat menyesuaikan dengan aturan yang telah ditinjau ulang.
Kemudian, Habibie kembali mengeluarkan aturan yang menghapus diskriminasi kepada Etnis
Tionghoa, yaitu Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 1999 tentang Penghapusan
Keberadaan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Keberadaan SBKRI
dianggap sebagai bentuk diskriminasi negara kepada kelompok minoritas, yaitu seperti Etnis
Tionghoa. Oleh karena itu, dengan adanya Inpres tersebut, beberapa instansi pemerintah maupun

0 0
daerah secara nasional mulai melakukan pembaruan atas berbagai prosedur dan persyaratan
pelayanan publiknya dengan menghapuskan kewajiban SBKRI. Kemudian, Etnis Tionghoa dan
kelompok minoritas lainnya mulai di akui melalui UU No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Pada masa pemerintahannya, B.J. Habibie juga membuat terobosan kebijakan atas
masalah Timor Timur, yang mana pergolakan Timor Timur sudah terjadi jauh sebelum B.J.
Habibie menjabat sebagai presiden. Pada tanggal 9 Juni 1998, Habibie mengusulkan status
otonomi khusus di Indonesia untuk Timor Timur. Status otonomi khusus ini memberikan
pemerintahan penuh kepada Timor Timur, kecuali dalam hal-hal yang berkaitan dengan
pertahanan dan hubungan luar negeri. Kemudian pada Januari 1999, Habibie memutuskan untuk
mengizinkan referendum di Timor Timur. Adapun hasil referendum diumumkan di New York
dan Dili pada 4 September 1999, dimana hasilnya menunjukkan bahwa 78,5% penduduk Timor
Timur memilih untuk merdeka atau memisahkan diri dan menolak tawaran otonomi khusus dari
Indonesia. Dengan begitu, dalam Sidang Umum MPR pada 1999, MPR RI mencabut TAP MPR
No.VI/1978 dan mengesahkan hasil referendum. Kemudian, Timor Timur berada dibawah
administrasi PBB hingga pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional
sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste.

0 0
BAB II
ANALISIS TANGGAPAN

B.J. Habibie ini adalah orang yang diakui oleh negara karena kejeniusannya dibidang
penerbangan walaupun pernah diangkat menjadi Wakil Presiden dan Presiden setelah pulang dari
Jerman yang bukan dibidangnya, namun setelah menjadi Presiden, ia berhasil membuat
reformasi besar-besaran dan menyelesaikan beberapa masalah yang terjadi di Indonesia seperti
krisis moneter dan berakhirnya diskriminasi terhadap etnis tionghoa. “Seperti lah BJ. Habibie
walaupun bukan dibidangnya tapi ia mampu menyelesaikan masalah yang ada di Indonesia”.
Selain itu, dengan latar belakang profesi sebagai insinyur, ditambah pengalaman sebagai salah
seorang tokoh sentral dalam pemerintahan lebih dari dua dekade, B.J. Habibie,
mendemonstrasikan secara unik, bahwa pemikiran dan analisis yang menghasilkan kebijakan
penting pada masa-masa pemerintahannya, berlandaskan sejumlah “model” yang
dikembangkannya sendiri. Model-model itulah yang menuntun dan menjadi pegangannya dalam
membuat analisis sebelum menentukan sebuah tindakan dan kebijakan. Kerena itu, pelaku
sejarah ini yakin, tidak satu pun kebijakan yang diambilnya dilakukan secara acak atau random.
Itulah sebabnya, B.J. Habibie melaksanakan tugas-tugasnya secara konsisten dan konsekuen.
Tindakan tersebut terbentuk oleh motivasi yang dilandasi nilai agama dan budaya yang telah
melekat pada dirinya. Nilai itu pula telah menjadi prinsip hidup dan menjadi karakter pribadinya.
Tidak hanya itu, posisi Presiden B.J. Habibie ketika mengambil alih tongkat kepemimpinan dari
Presiden Soeharto, memiliki posisi baik secara objektif maupun secara subjektif sama ketika
Presiden Soeharto mengambil alih pemerintahan dari Bung Karno. Pemerintahan B.J. Habibie,
menjawab tuntutan visi reformasi dengan serangkaian kebijakan nyata seperti terselenggaranya
Pemilu 1999, dibuatnya UU tentang Pers, menyelesaikan masalah Timor Timur, dan sebagainya.
Langkah penting lainnya yang telah dilakukan B.J. Habibie termasuk dalam hal kesediannya
dalam memberikan pidato pertanggungjawaban sebagai komitmen untuk memenuhi kehendak
rakyat. B.J. Habibie menyadari bahwa demokrasi itu adalah konsep yang perlu secara
berkesinambungan dikembangkan untuk mencapai Indonesia modern.

0 0
BAB III
PENUTUP

Pada masa pemerintahannya, B.J. Habibie dapat menjawab tuntutan visi reformasi
dengan serangkaian kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya. Dibuktikan dengan
kemampuannya dalam mengatasi krisis moneter atau ekonomi di Indonesia, menghapuskan
bentuk diskriminasi dalam kerusuhan Mei 1998 yang menyerang etnis Tionghoa di Indonesia,
mengeluarkan Undang-Undang tentang Pers dan Kebebasan Masyarakat Indonesia dalam
Melaksanakan Pemilu, serta kebijakan-kebijakan baru lainnya. B.J. Habibie mengambil berbagai
keputusan dalam pelaksanaan pemerintahannya, karena menyadari bahwa demokrasi adalah
sebuah konsep yang perlu secara berkesinambungan dikembangkan untuk mencapai Indonesia
modern. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa, dalam pelaksanaannya sebagai seorang
pemimpin bangsa, B.J. Habibie mampu dikatakan atau termasuk dalam pemimpin visioner, yang
berartikan gaya kepemimpinan yang melihat visi ke depan dan mengambil langkah untuk
mewujudkannya.

0 0
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, M. S. (2021). REFORMASI EKONOMI HABIBIE 1998-1999: SEBUAH KEBIJAKAN ATASI KRISIS
EKONOMI ORDE BARU. Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 249-
262.
Aida, N. R. (2019, September 12). Sebelum Bergelar Profesor, Begini Perjalanan Akademik Habibie.
Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/12/210000765/sebelum-bergelar-profesor-
begini-perjalanan-akademik-habibie?page=all

Farisa, F. C. (2022, Februari 19). Profil BJ Habibie, Presiden Ketiga dan Tersingkat dalam Sejarah RI .
Retrieved from Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2022/02/19/19531891/profil-
bj-habibie-presiden-ketiga-dan-tersingkat-dalam-sejarah-ri

Finaka, A. W. (2018). Masa Pemerintahan BJ Habibie: Reformasi Ekonomi Atasi Krisis. Retrieved from
Indonesia baik.id: https://indonesiabaik.id/infografis/reformasi-ekonomi-atasi-krisis
He, K. (2008). Indonesia's Foreign Policy After Soeharto : Internasional Pressure, Democratization, and
Policy Change. International Relations of the Asia-Pacific, Volume 8, Issue 1, 47-72.
Kuswana, R. N. (2022, April 05). Kontroversi Pengangkatan BJ Habibie sebagai Presiden Indonesia.
Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/05/160000779/kontroversi-pengangkatan-bj-
habibie-sebagai-presiden-indonesia?page=all
Retaduari, E. A. (2022, Februari 01). Kebijakan di Era Habibie yang Hapus Diskriminasi Etnis Tionghoa.
Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/01/12111981/kebijakan-di-era-habibie-yang-
hapus-diskriminasi-etnis-tionghoa
Saragih, H. P. (2019, September 12). Begini Cara Habibie Jinakkan Rupiah Saat Krismon. Retrieved from
CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/market/20190912094031-17-98863/begini-
cara-habibie-jinakkan-rupiah-saat-krismon
Setyaningrum, P. (2022, Januari 17). Sejarah Pesawat Pertama buatan Indonesia, Mimpi BJ Habibie yang
Terhalang Krisis Moneter. Retrieved from Kompas.com:
https://regional.kompas.com/read/2022/01/17/203647278/sejarah-pesawat-pertama-buatan-
indonesia-mimpi-bj-habibie-yang-
terhalang#:~:text=Tahun%201989%2C%20pesawat%20N250%20diperkenalkan,Perancis%20ole
h%20Bapak%20B.J.%20Habibie.&text=Kemudian%20pada%2010%20N
Subroto, L. H. (2022, April 11). Kebijakan Habibie dalam Masalah Timor Timur. Retrieved from
Kompas.com: https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/11/100000279/kebijakan-habibie-
dalam-masalah-timor-timur?page=all#page2
Zukfikar, F. (2021, September 02). Biografi BJ Habibie: Profil, Karier, dan Kisah Hidup Inspiratifnyau.
Retrieved from detikedu: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5705999/biografi-bj-
habibie-profil-karier-dan-kisah-hidup-inspiratifnya

0 0
0 0

Anda mungkin juga menyukai