Anda di halaman 1dari 5

Indonesia Masa Reformasi 1998 Sekarang

Setelah pemerintahan Orde Baru berakhir, Indonesia mu masuki masa reformasi. Sejak
berlangsungnya masa reform donesia telah dipimpin oleh empat orang presiden sebagai berikut.
A. Presiden B.J. Habibie (1998-1999)
Setelah menyatakan mengundurkan din sebagai P RI, Suharto menyerahkan kekuasaan
kepada Wakil PRESIDEN B.J. Habibie. Pada saat itu juga Wakil Presiden B.J. I diambil
sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai P Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kehidupan di Indonesia mengalami beberapa
perubahan. Masa pd tahan Presiden Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama antara
Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF membantu dalam proses pemulihan ekonomi.
Selain bibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media dan memberikan kebebasan dalam
berekspresi. Beberap kah perubahan diambil oleh Habibie, seperti liberalisas] politik, pemberian
kebebasan pers, kebebasan berpenda]:
pencabutan UU Subversi.
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa pimpinan Presiden Habibie adalah sebagai
berikut.
1. Pelaksanaan Pemilu 1999
Keluamya kebijakan kebebasan berekspresi ditam ngan makin banyaknya partai
politik baru yang berdiri. partai politik tersebut bersiap menyambut datangnya bebas pertama
dalam kurun waktu 44 tahun. Pemilu 1^ tujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan
DPRD.;
tara itu, pemilihan presiden dan wakilnya masih dilakuk anggota MPR.

Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 partai. Kampanye secara resmi dimulai pada
tanggal 19 Mei 1999. Pada Pemilu 1999, muncul lima partai besar, yaitu Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Suara
terbanyak diraih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sebelum berlangsungnya pemilu, para tokoh pemimpin Indonesia melakukan per-
temuan di kediaman K.H. Abdurrahman Wahid di Ciganjur. Para tokoh tersebut adalah K.H.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Sukamoputri, Amien Rais, dan Sri Sultan
Hamengku Buwana X. Selanjutnya, pertemuan ini dikenal sebagai pertemuan kelompok
Ciganjur. Pertemuan ini menghasilkan seruan moral agar para pemimpin lebih memikirkan
nasib bangsa dan negara.
Pembebasan Tahanan Politik
Pemerintahan Presiden B.J. Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan ko-reksi.
Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Tiga hari setelah menjabat sebagai presiden, Habibie
membebaskan Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan. Tahanan politik dibebaskan
secara bergelombang. Akan tetapi, Budiman Sujatmiko dan bebe-rapa petinggi Partai Rakyat
Demokratik (PRD) baru dibebaskan pada masa Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.
Lepasnya Timor Timur
Sejarah kelam yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie adalah
lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Pada tanggal 3 Februari 1999, pemerintahan B.J.
Habibie mengeluarkan opsi terhadap masalah Timor Timur. Opsi pertama, menerima
otonomi khusus atau tetap menjadi wilayah RI. Opsi kedua, merdeka dari wilayah Indonesia.
Untuk memutuskan masalah Timor Timur tersebut, diadakan jajak pendapat yang diikuti
oleh seluruh rakyat Timor Timur.
Menurut hasil jajak pendapat yang dilaksanakan pada 30 Agustus 1999, sebanyak
78,5% rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri atau merdeka dari Indonesia.
Pada bulan Oktober 1999, MPR membatalkan dekret 1976 yang berisi tentang integrasi
Timor Timur ke wilayah Indonesia. Selanjutnya, Otorita Transisi PBB (UN-TAET)
mengambil alih tanggungjawab untuk memerintah Timor Timur sehingga ke-merdekaan
penuh dicapai pada Mei 2002.
Munculnya Beberapa Kerusuhan dan GerakanSeparatis
Kerusuhan terjadi menyangkut kerusuhan antaretnis dan antaragama. Kerusuhan
antaretnis, misalnya kerusuhan anti-Cina di Cilacap dan di Jember, serta kekerasan terhadap
kaum pendatang Madura di Kalimantan Barat. Kerusuhan serupajuga terjadi di kampung-
kampung dan kota-kota di wilayah Indonesia. Serangkaian peristiwa tragis terjadi di Jawa
Timur dari Malang sampai Banyuwangi pada akhir tahun 1998. Tersebar isu adanya
segerombolan orang yang berpakaian ala ninja mengancam ketenteraman Penduduk. Selain
itu muncul ancaman sihir hitam (santet) di wilayah Jawa 1 Ciamis. Be^eberapa kerusuhan
terburuk terjadi pada konflik antaragama di Ami
Krusuasuhan bersifat separatis juga terjadi di Aceh dan Papua. Pada bulan, para
(fcinoioiLonstran Papua mengibarkan bendera Organisasi Papua Merdeka ( BiaL PadaQa
bulan Mei 1999, para demonstran dari masyarakat Papua Barat kenieileka^aan bagi tanah
kelahiran mereka. Akan tetapi, tuntutan tersebut tida pat dnkungmgan dari kekuatan-kekuatan
lain. Kerusuhan terburuk di Papua tei bulan SeptOtember 1999. Dalam kerusuhan tersebut,

1
penduduk setempat mem dung ftPRffitD beserta gedung-gedung lain dan kendaraan bermotor.
5. Sidang Umum (SU) MPR 1999
Pada bulan Oktober 1999, MPR mengadakan Sidang Umum. Sesuai hasi an Sl,
Antt^mien Rais terpilih dan ditetapkan sebagai ketua MPR menyisihka] Abdu JaliiLlil dari
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Adapun Akbar Tanjun sebagii ke^etua DPR.
Bda sj, saat pemilihan presiden, ada tiga tokoh yang muncul sebagai ca den.

Ietigi_ga tokoh tersebut adalah K.H. Abdurrahman Wahid dari Partai Ke Bangsa
(PtPKB), Megawati Sukamoputri dari Partai Demokrasi Indonesia P (PDK), dalan Yusril Ihza
Mahendra dari Partai Bulan Bintang (PBB). Namun, ^ Maheadra^a mengundurkan diri
sebelum diadakan pemungutan suara oleh ang^ Padasaat j^ pemungutan suara, K.H.
Abdurrahman Wahid mengungguli Megaw noputri da^alam perolehan suara. Berdasarkan
hasil tersebut, K.H. Abdurrahn ditetapkanm sebagai Presiden RI keempat untuk periode 1999-
2004. Adapun Sukaiaopioutri terpilih menjadi Wakil Presiden RI mengalahkan Hamzah Haz<
Persataan ^ Pembangunan (PPP) dalam pemilihan wakil presiden.
B. Preiidiflen Abdurrahman Wahid (1999-2001)
LH. _ Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah ketua Nahdiatui Ulama d Partai
Kelsbangkitan Bangsa (PKB). K.H. Abdurrahman Wahid terpilih men den CTg^ggantikan
Presiden B J. Habibie yang ditolak laporan pertanggungja olehUPRR pada tanggal 19 Oktober
1999. K.H. Abdurrahman Wahid menj ad Indoiesia® yang keempat setelah dipilih oleh MPR
hasil Pemilu 1999. Dia di Megwatifcd Sukamoputri sebagai wakil presiden. Presiden K.H.
Abdurrahn merfentittuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional, pada awal 199fdan
^ melakukan reshuffle kabinet pada bulan Agustus 2000.
Selanma kepemimpinan K.H. Abdurrahman Wahid, kondisi bangsa Indoi bergjolaljik.
Kesulitan ekonomi semakin meluas. Pada tahun 2001 dan 2002, h (bata ba@fcar minyak)
mengalami kenaikan. Kerusuhan antaretnis dan antara, bertajut.^ Kerusuhan tersebut adalah
kerusuhan antaragama di Poso (Sulawe;
Loriok, . dan Maluku serta kerusuhan antaretnis yang melibatkan etnis M ' etnisDa^ak di
Sampit (Kalimantan Tengah). Selain itu, serangan bom juga terjadi di

beberapa tempat di Indonesia. Misalnya, bom di Kedubes Filipina, Jakarta (1 Agustus 2000);
bom di Kedubes Malaysia, Jakarta (27 Agustus 2000); bom di Gedung Bursa Efek Jakarta
(13 September 2000); bom malam natal di beberapa kota di Indonesia (24 Desember 2000).
Selama kepemimpinannya, K.H. AbdurrahmanWahid berusaha mendorong plural-
isme dan keterbukaan. Dia memutuskan Irian Jaya dinamakan kemMli sebagai Papua, namun
tidak bermaksud membiarkannya merdeka. Pada tahun 2000, K.H. Abdurrah-man Wahid
mengeluarkan kebijakan tentang pemisahan polisi dari ABRI.
K.H. Abdurrahman Wahid adalah presiden yang tidak lepas dari kontroversi.
Pernyataannya yang kontroversial adalah usulan kepada MPR agar membatalkan Tap MPRS
No. XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan ajaran marxisme dan komunisme. Selain itu, K.H.
Abdurrahman Wahid juga mengusulkan diadakannya kerja sama bilateral dengan Israel.
Usulan tersebut mengundang reaksi luas yang menuntutnya turun sebagai presiden. Selain
itu, mengundang ancMian pengunduran diri dari Menteri Hu-kum dan Perundang-undangan,
Prof. Yusril Ihza Mahendra.
Pada Sidang Umum MPR pertama pada bulan Agustus 2000, Presiden K.H. Abdur-
rahman Wahid memberikan laporan pertanggungjawabannya. Pada tanggal 29 Januari 2001,
ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden K.H. Abdurrahman Wahid agar
mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi (Bruneigate dan
Buloggate). Kasus Buloggate menyebabkan lembaga DPR mengeluarkan teguran keras
kepada Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dalam bentuk memorandum. DPR meminta
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid kembali bekerja sesuai GBHN yang diamanatkan.
Pertentangan antara Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dengan lembaga legis-latif
makin membawa pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid dalam keterpurukan. Tindakan
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid yang dianggap melanggar haluan negara adalah
keluarnya Dekret Presiden 23 Juli 2001 yang berisi pembekuan MPR/DPR dan Partai Golkar.
Untuk menanggapi tindakan yang diambil oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid, MPR
mengadakan Sidang Istimewa. Dalam Sidang Istimewa, fraksi-fraksi MPR setuju
memberhentikan K.H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI dan menetapkan Megawati
Sukarnoputri sebagai Presiden RI ke-5.
C. Presiden Megawati Sukarnoputri (2001-2004)
Megawati Sukarnoputri merupakan presiden wanita pertama di Indonesia. Dia di-
lantik pada tanggal 23 Juli 2001 melalui Tap MPR No. III/MPR/2001. Selama menjabat
sebagai presiden, Megawati Sukarnoputri didampingi oleh Hamzah Haz yang terpilih melalui
voting (pemungutan suara). Untuk menjalankan pemerintahannya, Presiden Megawati
Sukarnoputri membentuk Kabinet Gotong Royong pada tanggal 9 Agustus 2001.
Beberapa peristiwa yang terjadi selama pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri adalah
sebagai berikut.

2
1. Maraknya Serangan Bom
Serangan bom yang terjadi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peristiw
berkembang di dunia intemasional. Peristiwa tersebut adalah peristiwa pengebon dung World
Trade Center (WTC) dan Pentagon (Amerika Serikat) yang dilakuk;
organisasi Al-Qaeda pada tanggal 11 September 2001. Setelah peristiwa tersebut tiwa
pengeboman di Indonesia makin marak terjadi. Pengeboman paling dahsyat di Sari Club dan
Paddy's Bar Kuta, Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 (Bom Bal
Serangan itu menewaskan 202 orang dari 22 negara dan lebih dari 200 ora luka. Di
antara yang tewas, 88 orang adalah warga negara Australia dan 38 orang negara Indonesia.
Untuk mengenang para korban Bom Bali I, di Jalan Legian Bali dibangun sebuah tugu
peringatan yang dikenal dengan nama Ground Zen tanggal 9 November 2008, ketiga
tersangka Bom Bali I (Amrozi, Muklas, dar Samudra) dieksekusi mad di Bukit
Nirbaya,Nusakambangan, Cilacap.
Selain Bom Bali I, masih ada beberapa serangan bom lainnya, yaitu Bom za Atrium
Senen, Jakarta (23 September 2001); bom di Restoran KFC, Makas Oktober 2001); bom di
halaman Australian International School (AIS), Pejaten ta (6 November 2001); bom malam
Tahun Barn 2002; bom di berbagai gereja tahun 2002; bom di kantor Konjen Filipina,
Manado; bom di Restoran McD( Makassar (5 Desember 2002); bom di Bandara Cengkareng,
Jakarta (27 April bom di Hotel J.W. Marriott (5 Agustus 2003); bom di sebuah cafe di
Palopo, S (10 Januari 2004); bom di Kedubes Australia (9 September 2004).
2. Operasi Militer di Aceh
Operasi militer di Aceh dilakukan untuk menumpas Gerakan Aceh Merdeka atau
Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM menuntut supa rah Aceh atau
yang sekarang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalai dari NKRI. Operasi militer
ditempuh pemerintahan Presiden Megawati Sukar setelah perundingan damai yang ditempuh
mengalami kegagalan. Meskipun dei operasi militer yang dilancarkan tidak menghancurkan
GAM. Bahkan, operasi tersebut tetap saja menyengsarakan warga sipil.
3. Kenaikan Harga BBM
Pada masa pemerintahan Megawati Sukarnoputri, harga BBM mengalami k( sebanyak satu
kali. Kenaikan harga BBM terjadi pada tahun 2003.
4. Pelaksanaan Pemilu 2004
Pemilu 2004 bertujuan untuk memilih anggota DPR pusat, DPRD Provinsi
Kabupaten/Kota, dan DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Pada pemilu 2004, un tama kalinya
para pemilih dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka. Pemilu tahun
2004 diikuti oleh 24 partai. Kampanye berlangsung pada 11 Maret-1 April 2004. Pemilu
berlangsung pada tanggal 5 April 2004.

Pada pemilu 2004, terjadi beberapa pembahan posisi partai pemenang pemilu bila
dibandingkan dengan pemilu 1999. Berikut sepuluh besar pemenang pemilu 2004. a. Partai
Golongan Karya (Golkar);
b. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P);
c. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB);
d. Partai Persatuan Pembangunan (PPP); e. Partai Demokrat;
f. Partai Keadilan Sejahtera (PKS);
g. Partai Amanat Nasional (PAN);
h. Partai Bulan Bintang (PBB);
i. Partai Bintang Reformasi (PBR);
j. Partai Damai Sejahtera (PDS).
Selain untuk memilih anggota legislatif, pemilu 2004 juga bertujuan untuk memi-lih
Presiden RI dan Wakil Presiden RI secara langsung. Proses pemilihan dilaksanakan dua kali putaran.
Putaran pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2004 dan putaran kedua dilaksanakan pada tanggal
20 September 2004. Pemilu presiden pertama diikuti oleh lima calon berikut.

Wiranto-Salahuddin Wahid (dicalonkan Partai Golkar)


Megawatt Sukamoputri-Hasyim Muzadi (dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

Amien Rais-Siswono Yudo Husodo (dicalonkan Partai Amanat Nasional)


Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan Partai Demokrat, Partai Bulan
Bintang, dan Partai Persatuan dan Kesatuan Indonesia)

5. Hamzah Haz-Agum Gumelar (dicalonkan Partai Persatuan


Pembangunan)
Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dan 50% maka
diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh dua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni Susilo Bambang Yudhoyono-
Muhammad Jusuf Kalla dan Megawati Sukarnoputri-Hasyim Muzadi.

3
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukamoputri ada kemajuan dari luar
negeri maupun dari dalam negeri. Akan tetapi, masa pemerintahan Presiden Megawati
Sukamoputri belum bisa memulihkan keadaan krisis ekonomi. Masa pemerintahan Presiden
Megawati berakhir setelah Pemilu 2004 dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono-
Muhammad Jusuf Kalla.
D. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-...)
Berdasarkan hasil pemilu, pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono dan Mu-
hammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Pe-
lantikannya diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2004 dalam Sidang Paripuma Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

Berikut beberapa perisdwa yang terjadi pada masa pemerintahan Presid Bambang
Yudhoyono.
1. Tercapainya Kesepakatan Damai antara Pemerintah RI dan Gfi
Pada tanggal 27 Februari 2005, pihak GAM dan pemerintah Indonesia tahap
perundingan di Vantaa, Finlandia dengan difasilitatori oleh mantan Pres landia, Martd
Ahtisaari. Pada 17 Juli 2005, tim perunding Indonesia berhasil kesepakatan damai dengan
GAM. Penandatanganan nota kesepakatan damai morandum of Understanding (MoU)
dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. P damaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang
bernamaAc^/z Monitorm (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN (Brunei
Darussalam, Mala pina, Singapura, dan Thailand) dan beberapa negara yang tergabung
dalam L
AMM diketuai oleh Pieter Feith. Tugas AMM berakhir pada tanggal 2006. Namun, pada
tanggal 14 Januari 2006, pemerintah Indonesia memutus:
memperpanjang masa tugas AMM selama 3 bulan. Akhirnya, AMM resmi d:
pada 15 Desember 2006 setelah bertugas selama 15 bulan. FungsiAMM, ant a. memonitor
demobilisasi GAM dan penghancuran senjata dan amunisiny b. memonitor relokasi dari
kekuatan militer non-organik dan pasukan polisi
nik;
c. memonitor reintegrasi anggota aktif GAM dan menegakkan situasi HAA d. menengahi
komplain-komplain dan pelanggaran-pelanggaran terhadap ^ e. membentuk kerja sama yang
baik dengan kedua belah pihak.
2. Pemberantasan Korupsi Ditingkatkan
Pemberantasan tindak pidana korupsi dilakukan oleh Komisi Pemberan rupsi (KPK)
yang dibentuk pada masa pemerintahan Megawati Sukamoputri kan UU No. 30 Tahun 2002.
Dalam perkembangannya, KPK telah berhasil me] beberapa kasus korupsi yang telah
merugikan negara. Misalnya, menetapk, Kutai Kartanegara Syaukani H.R. sebagai tersangka
dalam kasus korupsi Bai Kulu dan kasus korupsi pengadaan kotak suara Pemilihan Umum
2004 de sangka Mulyana W. Kusumah.
3. Pelaksanaan Pemih'han Umum Kepala Daerah secara Langsun
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) menja dari
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pilkada pertama di adalah Pilkada
Kabupaten Kutai Kartanegara pada 1 Juni 2005. Meskipun ada pilkada yang secara sukses
dilaksanakan, namun ada juga beberapa pilkada ) akhimya memunculkan konflik antara
pihak yang menang dan kalah pilkada. 1 pilkada gubernur di Jawa Timur.

Kenaikan Harga BBM


Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, harga BBM mengalami
kenaikan sebanyak dua kali. Kenaikan harga BBM terjadi pada bulan Maret 2005 dan Juni
2008. Namun, kenaikan BBM diturunkan kembali sebanyak dua kali pada bulan Desember
2008. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan BBM dengan tujuan mencabut
subsidi dan kemudian memindahkannya untuk p^mberian Bantuan Langsung Tunai (BLT)
kepada rakyat miskin.
Masih Maraknya Serangan Bom
s
Serangan bom yang terjadi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono,
yaitu bom di Gereja Immanuel, Sulawesi Tengah (12 Desember 2004); bom di Ambon (21
Maret 2005); bom di Pamulang, Tangerang (8 Juni 2005); Bom Bali II (1 Oktober 2005);
bom di Palu (31 Desember 2005). Bom Bali II terjadi di Raja's Bar dan Restaurant, Kuta
Square, Kuta dan di Nyoman Cafe, Jimbaran. Sekitar 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-
luka akibat ledakan Bom Bali II.
Pelaksanaan Pemilu
Pemilu bertujuan untuk memilih anggota legislatif (DPR pusat, DPRD Provinsi,
DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD) dan presiden serta wakil presiden secara langsung.
Pelaksanaan pemilu legislatif dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009. Pemilu diikuti oleh 44
partai politik yang terdiri atas 38 partai nasional dan 6 partai lokal Aceh. Ada-pun pemilu
presiden dan wakil presiden dilaksanakan pada bulan Juli 2009.

4
5

Anda mungkin juga menyukai