Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN EKONOMI DAN POLITIK PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN

ABDURRAHMAN WAHID

Indonesia adalah negara demokrasi yang mengusung sistem pemerintahan presidensial.


Dimana setiap 5 tahun sekali kita menikmati adanya Pemilihan Umum untuk memilih siapa
calon pemimpin yang menurut kita mampu memimpin bangsa ini selama 5 tahun ke depan.
Berbeda pemimpinnya, berbeda pula kebijakan yang dikeluarkan.

Berikut ini adalah contoh artikel dalam bentuk makalah yang berhasil kami susun dengan
judul Kebijakan Ekonomi dan Politik pada masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
(Gus Dur). Semoga bisa bermanfaat..

A. KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada kita
semua, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kebijakan ekonomi dan politik pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid.

Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir kelak. Amin.Penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan yang membutuhkannya. Dapat
dijadikan pedoman atau referensi dalam penelitian maupun dalam pembahasan
rumusan masalah yang sama.

Batang, 23 Januari 2017

Tim Penyusun
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sidang Umum MPR tahun 1999 diselenggarakan sejak tanggal 1-21 Oktober 1999. Dalam
Sidang Umum itu Amien Rais dikukuhkan menjadi Ketua MPR dan Akbar Tanjung menjadi
Ketua DPR. Sedangkan pada Sidang Paripurna MPR XII, pidato pertanggungjawaban Presiden
Habibie ditolak oleh MPR melalui mekanisme voting . memunculkan tiga calon presiden yang
diajukan oleh fraksi-fraksi yang ada di MPR pada tahap pencalonan presiden di antaranya,
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Yuzril Ihza Mahendra.
Abdurrahman Wahid terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Oktober
1999 dilak sanakan pemilihan wakil presiden dengan calonnya Megawati Soekarnoputri dan
Hamzah Haz. Pemilihan wakil presiden ini kemudian dimenangkan oleh Megawati
Soekarnoputri.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perjalanan hidup Abdurahman Wahid sebelum menjadi presiden RI?
2. Apa saja kelemahan dan kelebihan bidang ekonomi dan politik pada masa
kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) di Indonesia?

3. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang dan perjalanan hidup Abdurahman Wahid sebelum menjadi
presiden RI.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid
(Gus Dur) di Indonesia terutama di bidang ekonomi dan politik.

C. ISI DAN PEMBAHASAN

 Biografi Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur (lahir
di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada
umur 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadiPresiden
Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J.
Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.
Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa
kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang
Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan
oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid
adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada Juni 1999, partai PKB ikut serta dalam arena pemilu legislatif. PKB memenangkan 12%
suara dengan PDI-P memenangkan 33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati
diperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun, PDI-P
tidak memiliki kursi mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada
Juli, Amien Rais membentuk Poros Tengah, koalisi partai-partai Muslim. Poros Tengah mulai
menominasikan Gus Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden dan komitmen PKB
terhadap PDI-P mulai berubah.

Pada 7 Oktober 1999, Amien dan Poros Tengah secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid
sebagai calon presiden. Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban
Habibie dan ia mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung,
ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan
mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih
presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan
373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Kabinet pertama Gus Dur, Kabinet Persatuan Nasional, adalah kabinet koalisi yang meliputi
anggota berbagai partai politik: PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, dan Partai Keadilan (PK). Non-
partisan dan TNI juga ada dalam kabinet tersebut. Wahid kemudian mulai melakukan dua
reformasi pemerintahan. Reformasi pertama adalah membubarkan Departemen Penerangan,
senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Reformasi kedua adalah membubarkan
Departemen Sosial yang korup.

Selama kepemimpinannya, K.H. Abdurrahman wahid berusaha mendorong pluralisme dan


keterbukaan. Dia memutuskan irian jaya dinamakan kembali sebagai papua, namun tidak
berpikir membiarkannya merdeka. Pada tahun 2000, K.H. Abdurrahman wahid mengeluarkan
kebijakan tentang pemisahan POLISI dari ABRI.

K.H.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah ketua Nahdlatul ulama dan pendirian partai
kebangkitan Bangsa (PKB). Abdurrahman wahid terpilih menjadi presiden menggatikan B.J.
Habibie yang ditolak laporan pertanggung jawabannya oleh MPR pada tanggal 19 oktober
1999. K.H. Abdurrahman wahid menjadi presiden Indonesia yang keempat setelah dipilih oleh
MPR hasil pmili 1999. Dia di bantu oleh megawati sukarnoputri sebagai wakil presiden.
Presiden K.H. Abdurrahman wahid membentuk cabinet pertamanya, cabinet persatuan
nasional, pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle pada bulan agustus 2000.
 Kebijakan kepemimpinan Gus Dur

1. Dibidang Politik

 Kelebihan :

 Membentuk Kabinet Persatuan Indonesia


 Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan negara lain,
menarik investasi, menerima penghargaan, berobat, sekaligus menghadiri bebagai forum dunia
seperti forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-77.
 Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif

Dengan kunjungan keluar negeri sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi ini
dilakukan untuk mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto, citra
Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat demokratisasi yang rendah. Untuk
mengatasi hal tersebut Presiden Gus Dur melakukan kunjungan ke Negara Negara yang
tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua Amerika. Seringnya Presiden Gus Dur
berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat respon positif dari dunia, bahkan membuka
peluang kerjasama (terutama kerjasama dalam bidang perdagangan).

 Iklim Politik Yang Demokratis


 Penghapusan peraturan yang merugikan kaum minoritas.
 Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan dan sosial) hengga
“niat” Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan Israel.
 Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan idividu dan keberagaman
(dasar dari demokrasi) serta reformis.
 Pada masa Abdurrahman Wahid terjadi perubahan drastis dalam bidang keterbukaan media.
Gus Dur melikuidasi departemen penerangan, sehingga media massa lebih leluasa melakukan
aktivitasnya.
 Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok minoritas Tionghoa
mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam pengurusan dokumen kependudukan dan
penetapan Imlek sebagai hari libur nasional.
 Stabilitas politik yang buruk menyebabkan stabilitas ekonomi berjalan pincang.

 Kelemahan :

 Presiden Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan kepada media yang


kerap memanaskan suhu politik Tanah Air. Hal tersebut menimbulkan keguncangan situasi
politik dalam negeri. Salah satunya yaitu soal reshuffle cabinet atau desakan mundur terhadap
sejumlah menteri.
 Rendahnya tingkat popularitas Gusdur
 Masyarakat kurang antusias dengan gaya pemerintahan Gusdur.
 Dengan beberapa keputusan yang kontroversial membuat gusdur bukan sosok yang populis.
Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh nasionalyang diakui
kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan Nahdiyin (basis massa keagamann
organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur memang disegani kepemimpinannya. Tapi, sebagai
seorang negarawan yang harus arif dalammembuat kebijakan, Gus Dur diragukan
kemampuannya.
 Tak Punya Basis Politik yang Kuat di Paremen (MPR/DPR)
 Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang mengusungnya
saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak.
 Proses terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik yang akhirnya
membuat Gus Dur dipilih sebagai Akibatnya, dalam kabinet pemerintahan yang dibentuk oleh
Gus Dur, ia “terpaksa” merengkuh semua partai tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi)
dengan dirinya.
 Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang awalnya menunjukkan
dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya. Simpati berubah menjadi antipati.
Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh MPR dan “dipaksa” keluar dari Istana Negara
hanya dengan celana pendek dan kaos singlet.

2. Dibidang Ekonomi

 Kelebihan :

1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama Tionghoa yang


notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya.

2) Berani bersikap dan tegas juga pada sector-sektor ekonomi

 Kelemahan :

1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang maksimal
yang berimbas pada bidang ekonomi.

2) Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap menghamburkan APBN.

 Keberhasilan dan Kegagalan

Meskipun memimpin kurang lebih 2 tahun tepatnya 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001, Gus
Dur telah menuai keberhasilan pada masany namun juga mengalami kegagalan dalam
pemerintahannya di Indonesia.
1. Keberhasilan

a. Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif


b. Mampu memperbaiki citra Indonesia di mata negara-negara lain dengan melalui
kunjungan ke luar negeri dan sekaligus membuka peluang kerjasama.
c. Iklim Politik yang Demokratis Telah membawa Indonesia ke dalam taraf
demokratisasi yang lebih baik lagi melalui perdamaianny dengan Israel.\

2. Kegagalan

a. Rendahnya Tingkat Popularitas Gus Dur


Dengan beberapa keputusannya yang kontroversial (menuai banyak kritik),
membuat Gus Dur buka sosok yang populis. Bahkan ketika masa 100 hari
pemerintahannya pun, tingkat popularitas Gus Dur sudah melorot jauh dari
tingkat sebelumnya. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh
nasional yang diakui kecermelangannya. Sebagai sosok utama di kalangan
Nahdiyin (basis masa keagamaan organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur
memang disegani kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang
harus arif dalam membuat kebijakan, Gus Dur siragukan kemampuannya.

b. Tidak Memiliki Basis Politik yang Kuat di Parlemen (MPR/DPR)


Gus Dur bukanlah tokoh dari partai yang memenagkan pemilu. Partai yan
mengusungnya pada saat itu ( PKB), bukan partai dengan suara terbanyak.
Proses terpilihnya Gus Dur adalah hasil dari lobby-lobby politik yang akhirnya
membuat Gus Dur terpilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet
pemerintahan yang di bentuk oleh Gus Dur, ia “terpaksa” merengkuh semua
partai tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.
Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang awalnya
menunjukan dukungan. Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur
dilengserkan oleh MPR dan “dipaksa” keluar dari istana Negara hanya dengan
celana pendek dan kaos singlet.
D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab II dapat disimpulkan bahwa Abdurahman Wahid (Gus Dur)
adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur
pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan “darah biru”. Ayahnya,
K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri jam’iytah Nahdlatul Ulama
(NU) organisasi masa Islam terbesar di Indonesia dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang.
Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H.
Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais
‘Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian Gus Dur merupakan
cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia. Pada masa
pemerintahannya tentu saja banyak kelebihan maupun kekurangan dari kepemimpinan
Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini selama menjabat sebagai presiden RI.

2. Saran

Ideologi Pancasila hendaknya tetap dipertahankan di Negara Indonesia ini demi


persatuan dan kesatuan Negara Indonesia ini. Semua kelebihan yang ada dalam masa
pemerintahan Gus Dur hendaknya dapat tetap dijalankan dan dipertahankan di Indonesia.
Agar Negara Indonesia menjadi negara yang maju dan juga dapat bersaing dengan Negara lain.

 DAFTAR PUSTAKA

http://akbarlife.blogspot.com/2012/09/analisis-kelebihan-dan-kelemahan- masa_7462.html

http://www.oocities.org/capitolhill/3925/sd_x/gusdur_x.html

http://www.anneahira.com/masa-pemerintahan-gusdur.htm
KELOMPOK 2
‘’ PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN
ABDURRAHMAN WAHID ‘’

NAMA KELOMPOK:
IMAM YAZID RIDWAN
MUHAMMAD RISAL ARIFIN
ANDI NURUL PUSPITASARI
EKA PRABAYANTI
ANNISA MAHMUD
SHOFIYYAH
NURCAHYANI
ANDI CHAIRUNNISA

Anda mungkin juga menyukai