Kelompok :
XII.Teknik Transmisi
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SMK TELEKOMUNIKASI TELESANDI BEKASI
2015
I.
Pendahuluan
Masa demokrasi liberal di Indonesia dimulai pada tahun 1950 hingga 1959 dan
dilaksanakan sesuai UUDS 1950. Selama masa demokrasi liberal ini, Indonesia bergantiganti perdana mentri sebanyak 7 perdana mentri, yaitu Kabinet Natsir (6 September 1950
21 Maret 1951), Kabinet Sukiman (27 April 1951 3 April 1952), Kabinet Wilopo (3
April 1952 3 Juni 1953), Kabinet Ali Sastromidjoyo I (31 Juli 1953 12 Agustus 1955),
Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 3 Maret 1956), Kabinet Ali
Sastromidjoyo II (20 Maret 1956 4 Maret 1957), Kabinet Djuanda ( 9 April 1957- 5
Juli 1959). Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki pemeritah yang tidak stabil. Setelah
Burhanuddin Harahap mengembalikan mandatnya, presiden Soekarno menunjuk Ali
Sastroamidjojo sebagai formatur dan akhirnya berhasil membentuk sebuah kabinet.
Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 - 14 Maret 1957). Ali Sastroamidjojo
kembali diserahi mandat untuk membentuk kabinet baru pada tanggal 20 Maret 1956.
Kabinet baru yang dibentuknya itu merupakan kabinet koalisi antara PNI, Masyumi dan
NU. Pada tanggal 14 maret 1957 kabinet Ali Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya
kepada Presiden. Akhirnya cabinet ini jatuh dan presiden menunjukan dirinya menjadi
pembentuk cabinet yang bernama cabinet karya dan Djuanda sebagai perdana mentri.
II.
Pembahasan
Jabatan
Nama Menteri
Perdana Menteri
Ali Sastroamidjojo
Mohammad Roem
Idham Chalid
2
Roeslan Abdulgani
Soenarjo
Menteri Pertahanan
(a.i.)Ali Sastroamidjojo
Menteri Kehakiman
Muljatno
Menteri Penerangan
Soedibjo
Menteri Keuangan
Jusuf Wibisono
Menteri Perdagangan
Burhanuddin
FF Umbas
Menteri Pertanian
Eny Karim
Sjech Marhaban
10
11
Menteri Perhubungan
Suchjar Tedjasukmana
A. Be. De Rozari
Tenaga
12
Menteri Agraria
AA Suhardi
13
Menteri Sosial
Fattah Jasin
14
Sabilal Rasjad
15
Menteri
Pendidikan
Kebudayaan
16
Menteri Kesehatan
Handrianus Sinaga
17
Menteri Agama
Mohammad Iljas
Menteri Negara
Djuanda
(Urusan Perencanaan)
Rusli
18
Abdul
Wahid
(Urusan Umum)
Dahlan
(Urusan
Ibrahim
Bekas
Pejuang
Kemerdekaan)
Pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II, ada beberapa hal yang terjadi yaitu
ditandatanganinya UU pembatalan KMB oleh presiden Soekarno, beralihnya perusahaan
Belanda menjadi milik warga Tionghua, dan kepentingan Belanda diberlakukan sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Kehidupan ekonomi pun tidak bertumbuh pada
masa ini. Hal ini memicu munculnya protes-protes ketidakpuasan terhadap pemerintah.
Ketidakpuasan daerah juga dapat dilihat dari banyaknya tokoh-tokoh luar yang
melakukan protes kepada pemerintahan pusat. Hal ini mendorong lahirnya gerakan
separatisme.
Presiden Soekarno tidak puas dengan kerja kabinet, sehingga ia mengungkapkan
gagasannya mengenai Demokrasi Terpimpin. Moh. Hatta yang tidak sependapat akhirnya
mengundurkan diri sebagai wakil presiden pada tanggal 1 Desember 1956. Situasi politik
Indonesia mulai tidak stabil. Menurut Presiden Soekarno ketidakstabilan ini disebabkan
karena ada banyaknya partai. Oleh karena itu untuk mengendalikannya, Presiden
Soekarno mengemukakan gagasannya mengenai Konsepsi Presiden pada tanggal 21
Februari 1957 di Istana Merdeka yang berisi :
Konsepsi Presiden ini mendapat banyak pertentangan dari berbagai partai. Mereka
menganggap perubahan susunan ketatanegaraan secara radikal harus diserahkan kepada
Konstituante.
menjual perusahaannya pada orang Cina karena memang merekalah yang kuat
Sementara itu di dalam kabinet timbul perpecahan antara Masyumi dan PNI.
Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai dengan
tuntutan daerah, sedangkan pihak PNI berpendapat bahwa mengembalikan mandate
berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer. Pada bulan Januari 1957,
Masyumi menariik mentri-mentrinya dari kabinet. Hal ini sangat melemahkan posisi
cabinet Ali yang merupakan kabinet hasil pemilu pertama ini. Pada tanggal 14 Maret
1957, Ali Sastroamijoyo terpaksa menyerahkan mandatnya kembali kepada presiden.
III.
Kesimpulan
Pada masa cabinet Ali II masih belum dapat memperbaiki keadaan
ekonomi seperti yang di pogramkannnya. Di daerah-daerah justru timbul gerakan
separatis, seperti munculnya Dewan Banteng di Sumatra Tengah, Dewan Gajah di
Sumtra Utara, Dewan Garuda di Sumtra Selatan, Dewan Lambung Mangkurat di
Kalimantan Selatan dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara.
Adanya usaha pemisahan diri dari Negara kesatuan RI telah perpecahan
di tubuh cabinet yaitu antara PNI dengan Masyumi. Sebab akibatya, pada 14
Maret 1957 Perdana mentri Ali Sastroamidjojo terpaksa menyerahkan kembali
mandatnya kepada Presiden.
DAFTAR PUSAKA
Anggota Kabinet Ali Sastromadjoyo.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Ali_Sastroamidjojo_II