Anda di halaman 1dari 4

Kabinet Ali Sastroamijoyo I, Program Kerja, Prestasi Dan Kejatuhannya

Mergie : Baik teman-teman semua, sebelumnya telah dibahas tentang kabinet Wilopo dan saat nya,
sekarang kami akan membahas tentang sekarang kita akan sampaikan mengenai Kabinet
Sastroamijoyo I. Kenapa Kabinet Sastroamijoyo I, karena kabinet ini termasuk kabinet yang menyita
banyak pemerhati sejarah dan cukup menarik untuk dijadikan sebagai sebuah bahasan. Setelah
kemerdakaan pada tahun 1945, perlahan kemudian Indonesia mengalami babak baru dalam
mengarungi sejarah nasional.

Rogabe : Perjalanan berdemokrasi pun juga sudah mulai dijalankan, pada tahun 1950 sampai pada
tahun 1959 di Indonesia dikenal dengan demokrasi liberal atau demokrasi parlementer. Dimana sistem
tersebut menganut bahwa kabinet bertanggung jawab pada parlemen suatu majelis atau Dewan
Perwakilan Rakyat. Pada saati itu, anggotanya adala berjumlah 232 yang merupakan cerminan dari
dari basis atau kekuatan dari partai-partai yang ada.

(PERKENALAN PARA ANGGOTA KELOMPOK)

1. Kronologis Pembentukan Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Mergie, Shumanty, Bastian, Stevenus sebagai rakyat tampil kedepan. Wilopo (wordyka) datang
dan membubarkan rakyat. Presiden (Bastian) muncul dan Wilopo menyerahkan mandatnya pada
Presiden. Wilopo keluar dan muncullah Ali Sastroamijoyo (Rogabe) dan menerima mandat dari
Presiden. (Presiden menyerahkan mandat tersebut)

Rogabe : Pada tanggal 3 Juni 1953, Perdana Menteri Wilopo kemudian mengembalikan mandatnya
kepada Presiden sebagai akibat dari peristiwa Tanjung Morowa, sehingga kabinet saat itu dinyatakan
demisioner. Nah, Kabinet Ali Sastroamijoyo I inilah yang kemudian menjadi pengganti dari Kabinet
Wilopo.

Pada saat itu, untuk mengisi jabatan Perdana Menteri ditunjuklah Saya, Ali Sastroamijoyo, yang kala
itu menjabat sebagai Duta Besar Indoensia untuk Amerika Serikat. Sebenarnya pada saat itu saya
sendiri juga masih merasa ragu dengan penunjukan tersebut. Hal ini karena Saya merasa belum diajak
berbicara secara langsung oleh partainya terkait pembentukan Kabinet, terlebih Kabinet Ali
Sastroamijoyo I. Namun pada akhirnya Ali Sastroamijoyo bersedia menduduki jabatan perdana
menteri setelah didesak oleh Ketua Umum PNI pada masa itu yaitu Sidik Joyosukarto.

Dari situ kemudian Presiden pada tanggal 30 Juli 1953 mengumumkan pembentukan Kabinet Ali
Sastroamijoyo I yang kemudian disahkan keberadaannya dengan Keputusan Presiden RI No. 132
Tahun 1953 tertanggal 30 Juli 1953. Setelah keadminitrasian negara dicukupkan kemudian Kabinet
Ali Sastroamijoyo I segera diresmikan dan Ali Sastroamijoyo dilantik sebagai Perdana Menteri pada
tanggal 12 Agustus 1953 di Istana Negara. Dalam susunan Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini, Masyumi
sebagai partai terbesar ke dua tidak masuk dalam struktur, kemudian dalam hal ini, NU atau Nahdlatul
Ulama mengambil alih sebagai kekuatan politik baru di Indonesia. Selain itu, ada juga tokoh yang
memiliki simpati kepada PKI juga dimasukkan ke dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Kemudian
ditambah lagi dengan adanya Muh Yamin yang dianggap sayap kiri dijadikan sebagai Menteri
Pendidikan.
(SELURUH ANGGOTA KELOMPOK TAMPIL)

2. Program Kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I

a. Menjaga Kemanan

Bastian dan Stevenus, Mergie dan Shumanty tampil sebagai rakyat yang melakukan pemberontakan.
Ali S. Menyuruh anggotanya (Wordyka) untuk menyudahi perang itu.

(Setelah Wordyka menyelesaikan tugasnya)

Wordyka : Menjaga kemanan tampaknya menjadi prioritas utama dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I.
Hal ini bisa dilihat dari keberanian Kabinet Ali Sastroamijoyo dalam mengambil alih pemerintahan
setelah kabinet sebelumnya yang merupakan kabinet Wilopo runtuh. Keberanian dalam mengambil
tanggung jawab ini kemudian dilaporkan kepada DPR. Karena pada masa kabinet sebelumnya banyak
terjadi goncangan keamanan yang tentu sangat riskan bagi negara yang baru saja berdiri. Ada
beberapa perpecahan yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur misalnya. Konflik yang terjadi
membuat Kabinet Ali Sastroamijoyo I kemudian mengerahkan pasukan untuk meredam termasuk juga
untuk meredam pemberontakan yang terjadi.

Keadaan seperti ini kemudian menjadi pengganggu dalam menjaga stabilitas yang sedang dijalankan
oleh Pemerintahan. Maka dari itu, keamanan menjadi faktor yang sangat krusial yang perlu
diperhatikan dan membutuhkan solusi yang cepat dan tepat kala itu.

b. Menciptakan Kemakmuran Dan Kesejahteraan Rakyat

(Stevenus sebagai pengemis dan Bastian serta Wordyka sebaagai pemuda yang menghamburkan
Uang)

Mergie : Program kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I selanjutnya adalh menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat. Perekonomian Indoensia pada kurun waktu tahun Februari 1952 sampai Maret
1952 sangat terganggu dan mengalami penurunan dengan adanya perang Korea. Pada kurun waktu
tahun tersebut, terjadi inflasi di Indonesia yang nilai tukar rupiah bahkan sampai menurun hingga
menjadi 44,7 % dari nilai resmi 24,6 %. Keadaan ini kemudian berimbas langsung pada para eksportir
dari Jawa yang terdiri dari orang-orang Masyumi mengalami kerugian. Kondisi ini kemudian
mendorong terjadinya peningkatan penyeleundupan, kemiskinan dan kelaparan semakin tinggi dan
rakyat semakin jauh dari kemakmuran. Maka dari itu, prioritas utama dari Kabinet Ali Sastroamijoyo
I ini adalah menciptakan kemakmuran dan kerejahteraan rakyat.

c. Segera Melaksanakan Pemilu

Bastian : (memegaang kertas pemilu)


Sebagai pelaksana Pemerintahan, Kabinet Ali Sastroamijoyo I menyanggupi inti dari
pelaksanaan Pemerintahan Indonesia yang bersifat parlementer. Maka dari itu, Kabinet Ali
Sastroamijoyo I menyanggupi untuk menggelar Pemilihan Umum 1955. Kemudian ditindak lanjuti
dengan pembentukan Panitia Pemilu Pusat pada tanggal 31 Mei 1954 yang saat itu diketuai oleh
Hadikusumo (PNI). Kemudian Hadikusmo pada tanggal 16 April 1955 mengumumkan bahwa Pemilu
1955 akan digelar pada 29 September 1955. Maka dari itu Pemilu 1955 bisa dikatakan sebagai agenda
utama dari program kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I.
d. Pembebasan Irian Barat Secepatnya

Shumanty memperjuangkan pembebasan Irian barat ke PBB (mergie) namun ditolak.

Shumanty : Program kerja dari kabinet Ali Sastroamijoyo selanjutnya adalah menargetkan Irian Barat
untuk segera dibebaskan dari Belanda. Kemerdekaan Indonesia sendiri menuntut untuk tidak
menyetujui RIS. Hal ini dikarenakan pemerintahan yang ada tentu ingin berdaulat dalam menjalankan
kehidupan bernegara dan berbangsa. Maka dari itu, pada Agustus 1954 Kabinet Ali Sastroamijoyo I
mengusulkan untuk menghapuskan Uni Belanda - Indonesia. Selain itu juga memuat penyesuaian dari
KMB. Namun sayangnya hal ini tidak bisa mendapatkan hasil seperti yang diinginkan atau bisa
dikatakan tidak mencapai kemajuan yang signifikan. Bahkan masalah yang timbul di Irian Barat ini
juga dibawa ke PBB oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo I namun pengaduan tersebut ditolak.

e. Menjalankan Politik Bebas Aktif Di Dunia Internasional

Stevenus : Pada saati itu, konstelasi perpolitikan dunia juga mengalami peningkatan suhu yang
semaikn memanas. Sebagai negara yang masih baru mendapatkan kemerdekaan, tentu saja Indonesia
tidak ingin masuk dan turut serta dalam konflik internasional. Terlebih lagi pada saat itu kemerdekaan
Indonesia belum mendapatkan pengakuan dari Belanda. Selain itu, ancaman kedatangan Belanda dan
Jepang masih menjadi momok yang bisa saja sewaktu-waktu datang kembali ke Indonesia. Politik
Bebas di sini berarti bahwa Indonesia tidak memihak negara manapun di dalam pertikaian yang
sedang terjadi. Sedangkan aktif adalah, meski tidak memhiak negara manapun di dunia, namun
Indonesai tetap ingin aktif menyuarakan aspirasinya di dunia internasional.

f. Segera Menyelesaikan Pertikaian Politik

Rogabe : Dalam kurun waktu tahun 1950-1959, keadaan perpolitikan di tanah air begitu tidak stabil.
Terjadi perpecahan di kalangan elite politik, hal ini dikarenakan terjadinya perebutan tahta, jabatan
dan juga kekuasaan. Dan kondisi ini membuat bangsa Indonesia semakin terpuruk dalam menjalankan
agenda negaranya

3. Pencapaian Prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Bastian : Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini termasuk kabinet yang bertahan lama dalam menjalankan
pemerintahan.

Mergie : Kabinet Ali Sastroamijoyo I dinilai telah memberikan sumbangsih kepada negara dan
bahkan kepada bangsa Asia-Afrika. Saat itu Indonesia berhasil merangkul saudara-saudara Afrika dan
Asia untuk melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara
imperialis yang lain.

Shumanty : Kemudian peristiwa pada April-Mei-1954 yang merupakan pertemuan antara Perdana
Menteri India, Pakistan, Sri Lanka, Birma, dan Indonesia (diselenggarakan di Colombo). Hal ini
menunjukkan bahwa Ali berhasil mengalihkan situasi politik di Indonesia yang tidak stabil.

Stevenus : Mampu mengangkat nama Indonesia di dunia internasional.

Wordyka : Adanya KAA ini menunjukkan bahwa pemerintahan Ali telah mendapatkan kemenangan.
Ketika itu, ada sekitar 29 negara yang hadir.
4. Kemunduran Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Wordyka : Kabinet Ali Sastroamijoyo berakhir dengan mengundurkan diri. Alasan pengunduran ini
adalah karena banyak sekali masalah yang tidak bisa diatasi dengan baik. Memang pada saat itu
banyak sekali terutama masalah seperti pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah.

Bastian : Selain itu, masalah korupsi yang semakin meningkat dan kemunduran ekonomi sehingga
menurunkan tingkat kepercayaan dari masyarakat juga semakin memperkeruh keadaan.

Stevenus : Berbagai masalah lainnya juga menjadi alasan utama, seperti masalah Irian Barat, Pemilu
bahkan juga skandal korupsi di tubuh PNI sendiri juga menjadi alasan utama

Shumanty : NU, tidak puas terhadap kinerja kabinet di segala lini, pada tanggal 20 Juli NU mengutus
para menteri yang ada di dalam kabinet untuk mengundurkan diri dan keluar dari Kabinet. Tindakan
NU ini kemudian diikuti oleh parta-partai lainnya. Keadaan lemahnya Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini
kemudian mendorong Masyumi untuk menggulirkan mosi tidak percaya pada bulan Desember
mengenai ketidakpercayaan pada kebijakan Pemerintah.

Rogabe : Saya, Ali Sastroamijoyo sendiri kemudian mengembalikan mandat pada tanggal 18 Juni.
Kemudian karena dukungan dari DPR tidak mencukupi, empat hari kemudian Saya pun
mengundurkan diri dan Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini mengembalikan mandat pada tanggal 24 Juli
1955.

Anda mungkin juga menyukai