Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 2

Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan presiden


Abdurrahman wahid

nama anggota:

1. Carbila Rosita. 4.Nur Azizah

2. Lusi Kusnaeni. 5.Rahma Hidayah

3. Monica 6.Vina Amelia

PENDAHULUAN

Keadaan Politik, Ekonomi dan Sosial Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid


K.H.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah ketua Nahdlatul ulama dan
pendirian partai kebangkitan Bangsa (PKB). Abdurrahman wahid terpilih menjadi
presiden menggantikan B.J. Habibie yang ditolak laporan pertanggung jawabannya
oleh MPR pada tanggal 19 oktober 1999, K.H. Abdurrahman wahid menjadi
presiden Indonesia yang keempat setelah dipilih oleh MPR hasil pmili 1999. Dia di
bantu oleh megawati sukarnoputri sebagai wakil presiden. Presiden K.H.
Abdurrahman wahid membentuk cabinet pertamanya, cabinet persatuan nasional,
pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle pada bulan agustus 2000.

ISI

Selama kepemimpinan K.H. Abdurrahman wahid, kondisi bangsa indonesia tetap


bergejolak. Kesulitan ekonomi semakin meluas. Pada tahun 2001 dan 2002, harga
BBM (bahan bakar minyak) mengalami kenaikan. Kerusuhan antaretnis dan
antaragama terus berlanjut. Kerusuhan tersebut adalah kerusakan antaragama di
poso ( Sulawesi tengah ), lombok, dan Maluku serta kerusuhan antaretnis yang
melibatkan etnis Madura etnis dayak di sampit (Kalimantan tengah). Selain itu,
serangan Bom juga terjadi dibeberapa tempat di Indonesia. Misalnya, bom
dikedubes Filipina, Jakarta (1 agustus 2000). Bom kedubes Malaysia, Jakarta (27)
agustus 2000 ), bom di gedung Bursa Efek Jakarta, (13 september 2000, bom malam
natal dibeberapa kota Indonesia)

Selama kepemimpinannya, K.H. Abdurrahman wahid berusaha mendorong


pluralisme dan keterbukaan. Dia memutuskan irian jaya dinamakan kembali
sebagai papua, namun tidak berpikir membiarkannya merdeka. Pada tahun 2000,
K.H. Abdurrahman wahid mengeluarkan kebijakan tentang pemisahan POLISI dari
ABRI K.H. Abdurrahman wahid adalah presiden yang tidak lepas dari kontroversi.
Pernyataan yang kontroversi adalah ulasan kepada MPR agar membatalkan Tap
MPRS No. XXV/MPRS/1966 tetang pelanggaran ajaran marxisme dan kominisme.
Selain itu, K.H Abdurrahman wahid juga mengusulkan diadakananya kerja sama
bilateral dengan israel. Usaha tersebut mengundang reaksi luas yang menuntut nya
turun sebagai presiden. Selain itu, mengundang ancaman pengunduran diri dari
mentri hukum dan perundang undangan, prof.yusril ihza mahendra.

Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan Tahun Baru Imlek.
Hingga tahun 1998, perayaan Tahun Baru Imlek oleh keluarga Tionghoa dibatasi
secara khusus hanya di dalam rumah. Pembatasan ini dilakukan pemerintah Orde
Baru melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang ditandatangani
Presiden Soeharto. Pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang membatalkan
instruksi sebelumnya. Wahid menjadikan Konfusianisme sebagai agama resmi
keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di
Indonesia. Alhasil, ia diberi gelar “Bapak Pluralisme”.

Hal itu dikarenakan semasa hidup nya Abdurahman Wahid selalu membela kaum
minoritas dan sangat anti dengan yang namanya kekerasan dan ketidak adilan.
bahkan dengan gagahnya Abdurahman Wahid berani meresmikan agama baru yaitu
Konghucu menjadi agama resmi di Indonesia. Menurut Abdurahman Wahid Tuhan
itu gak perlu dibela, tapi manusia sebagai makhluknya lah yang harus di bela.
Namun disayangkan pluralisme di dalam kehidupan bangsa Indonesia yang ingin
diwujudkan oleh Abdurahman Wahid sempat mengalami permasalahan
dikarenakan terjadinya kerusuhan berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar
golongan seperti adanya kerusuhan Sampit yaitu pertikaian antara suku Dayak dan
Madura yang banyak memakan korban jiwa dan kerusuhan ini terjadi pada tanggal
27 Februari 2000. Dalam kapasitas dan ambisinya, Presiden Abdurrahman Wahid
sering melontarkan pendapat kontroversial. Ketika menjadi Presiden RI ke-4, ia tak
gentar mengungkapkan sesuatu yang diyakininya benar kendati banyak orang sulit
memahami dan bahkan menentangnya.

Bidang Militer

Pemerintahan Abdurrahman Wahid untuk melanjutkan proses reformasi militer


mengambil tindakan untuk menciptakan supremasi sipil dengan cara memilih
Menteri Pertahanan dari kalangan sipil yaitu menunjuk Juwono Sudarsono yang
kemudian digantikan oleh Prof. Dr. Mahfud M.D. Salah satu langkah lain yang
diambil Abdurrahman Wahid adalah dengan memilih Laksamana Widodo A. S
yang berasal dari Angkatan Laut sebagai Panglima TNI. Pemilihan Laksamana
Widodo A.S ini merupakan suatu dobrakan atas tradisi mengingat dari awal
berdirinya organisasi. militer di Indonesia, Angkatan Darat selalu menempati pucuk
tertinggi. Di samping itu, ada lima kebijakan yang lain diambil oleh Abdurahman
Wahid untuk mereformasi militer dan menciptakan supremasi sipil, yaitu
(Muhaimin, 2008):

1) Mengurangi jumlah perwira yang duduk di jabatan publik baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah seperti jabatan direktur jendral, inspektur jendral, jabatan
setingkat menteri lain yang menjadi langganan perwira militer, gubernur, bupati,
dan walikota.
2) Memisahkan secara tegas Polisi dari struktur militer sehingga Kapolri langsung
berada di bawah komando Presiden.
3) Membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPPHAM)
dalam kaitannya dengan peristiwa Timor Timur, Tanjung Priok, dan Trisakti yang
diduga melibatkan personil TNI.
4) Penyelesaian masalah Gerakan Separatis di Aceh yang lebih mengutamakan
pendekatan dialogis daripada pendekatan dengan kekuatan militer.
5) Pergantian Menko Polsoskam dari Jendral (Purn) Yudhoyono kepada Jendral
(Purn) Agum Gumelar karena Yudhoyono ditengarai membahayakan pemerintahan
Wahid sebagai simbolisasi supremasi sipil.

Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur

1. Di Bidang Politik

a.Kelebihan:

1) Membentuk Kabinet Porsatuan Nasional

2) Sering melakukan perjalanan luar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama


dengan negara lain, menarik investasi, menerima penghargaan, berobat, sekaligus
menghadiri bebagai forum ekonomi dunia atau pertemuan negara G-17.

3) Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif

Dengan kunjungan keluar negeri sebenarnya merupakan pemborosan, akan tetapi


ini dilakukan untuk mengangkat citra Negara Indonesia. Akibat rezim Pak Soeharto,
citra Indonesia dikenal sebagai negara totaliter dengan tingkat demokratisasi yang
rendah. Untuk mengatasi hal tersebat Presiden Gus Dur melakukan kunjungan ke
Negara. Negara yang tergabung dalam ASEAN, Afrika, Eropa, hingga Benua
Amerika. Karena kunjungan ini politik politik bebas aktif begitu kentara. Seringnya
Presiden Gus Dur berkunjung ke luar negeri ini ternyata mendapat respon positif
dari dunia, bahkan membuka peluang kerjasama (terutama kerjasarna dalam bidang
perdagangan)

4) Iklim Politik Yang Demokrati

5) Semua tahu bahwa pada masa Gas Dur sansana demokratis mulai tampak
terwujud Hal ini dapat terlihat dengan tindakkan Gusdur yaitu:

5) Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan dan
sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan Israel.

6)Kecenderungan pemikiran Gusdur yang menghargai kebebasan idividu dan


keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis.

7) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas. Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam
pengurusan dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur
nasional.

b.Kelemahan:

1)Presiden Abdurahman Wahid sering melontarkan pernyataan-pernyataan kepada


media yang kerap memanaskan suhu politik Timah Air. Hal tersebut menimbulkan
keguncangan situasi politik dalam negeri. Salah satunya yaitu soal reshuffle cabinet
atau desakan mundur terhadap sejumlah menteri.

2)Rendahnya tingkat popularitas Gusdur

3) Masyarakat kurang antusias dengan gaya pemerintah Gusdur.

4) Dengan beberapa keputusan yang kontroversial membuat gusdur bukan sosok


yang populis. Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh nasional yang
diakui kecemerlangannya. Sebagai sosok utama di kalangan Nahdiyin (basis massa
keagamann organisasi Nuhdatul Ulama), Gus Dur memang disegani
kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang harus arif dalamembuat
kebijakan, Gus Dur diragukan kemampuannya.

5) Tak Punya Basis Politik yang Kuat di Parlemen (MPR-DPR)

6) Gus Dur bukanlah toko dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang
mengusungnya saat itu (PKB), bukan partai dengan suara terbanyak.

7) Proses terpilihnya Gus Dur terbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plotik yang
akhirnya membuat Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet
pemerintahan yang dibentuk oleh Gus Dur, ia "terpaksa" merengkuh semua partai
tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.

8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang awalnya:
menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya. Simpati
berulah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh MPR dan dan
"dipaksa" keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan kaos singlet.

2. Di Bidang Ekonomi

a.Kelebihan:

1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama Tionghoa yang


notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya.

2) Berani bersikap dan tegas juga pada sektor-sektor ekonomi.

b. Kelemahan :

1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang
maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi.

2) Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap menghamburkan


APBN.
KESIMPULAN

Sejak K.H. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden, ia telah melakukan banyak


perubahan mendasar dari tingkat peranan militer, baik dalam kancah sosial maupun
politik. Ia memposisikan militer secara profesional sebagai kekuatan pertahanan
dan keamanan nasional.

K.H. Abdurrahman Wahid adalah orang yang konsisten dengan prinsip-prinsipnya


dan prinsip-prinsip itu berakar pada pemahamannya terhadap Islam liberal, yaitu
pemahamannya yang menekankan pada rahmat, pengampunan, kasih sayang Tuhan
dan keharusan kita untuk mengikuti sifat-sifat ini dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam kehidupan beragama.
Mengakui kepercayaan Konghucu menjadi salah satu agama resmi di Indonesia
merupakan kebijakan yang diambil oleh Abdurrahman Wahid pada masa
pemerintahannya. Konghucu merupakan kepercayaan yang banyak dianut oleh
ethnis Tionghoa. Selama pemerintahan Soeharto Konghucu belum diakui sebagai
agama resmi di Indonesia. Kelemahan Abdurrahman Wahid adalah terutama karena
kekurangan fisik dan gaya kepemimpinannya yang berbasis tradisi pesantren.
Sebagian tidak begitu cocok untuk kepemimpinan Nasional.

SARAN

Pemerintahan ABDURRAHMAN WAHID yang demokratis membolehkan agama


selain Islam untuk mendapatkan haknya terutama tionghoa yang notabenenya
banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya. Namun,
keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang
maksimal yang berimbas pada bidang.Sebelum presentasi ini berakhir, izinkan saya
mengutip kutipan yang sempat menarik perhatian saya. Begini kutipannya: orang
jahat terlahir dari orang baik yang banyak ditanya saat presentasi. Sekian dan
terima kasih atas perhatianya.

Anda mungkin juga menyukai