nama anggota:
PENDAHULUAN
ISI
Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan Tahun Baru Imlek.
Hingga tahun 1998, perayaan Tahun Baru Imlek oleh keluarga Tionghoa dibatasi
secara khusus hanya di dalam rumah. Pembatasan ini dilakukan pemerintah Orde
Baru melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang ditandatangani
Presiden Soeharto. Pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang membatalkan
instruksi sebelumnya. Wahid menjadikan Konfusianisme sebagai agama resmi
keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di
Indonesia. Alhasil, ia diberi gelar “Bapak Pluralisme”.
Hal itu dikarenakan semasa hidup nya Abdurahman Wahid selalu membela kaum
minoritas dan sangat anti dengan yang namanya kekerasan dan ketidak adilan.
bahkan dengan gagahnya Abdurahman Wahid berani meresmikan agama baru yaitu
Konghucu menjadi agama resmi di Indonesia. Menurut Abdurahman Wahid Tuhan
itu gak perlu dibela, tapi manusia sebagai makhluknya lah yang harus di bela.
Namun disayangkan pluralisme di dalam kehidupan bangsa Indonesia yang ingin
diwujudkan oleh Abdurahman Wahid sempat mengalami permasalahan
dikarenakan terjadinya kerusuhan berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar
golongan seperti adanya kerusuhan Sampit yaitu pertikaian antara suku Dayak dan
Madura yang banyak memakan korban jiwa dan kerusuhan ini terjadi pada tanggal
27 Februari 2000. Dalam kapasitas dan ambisinya, Presiden Abdurrahman Wahid
sering melontarkan pendapat kontroversial. Ketika menjadi Presiden RI ke-4, ia tak
gentar mengungkapkan sesuatu yang diyakininya benar kendati banyak orang sulit
memahami dan bahkan menentangnya.
Bidang Militer
1) Mengurangi jumlah perwira yang duduk di jabatan publik baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah seperti jabatan direktur jendral, inspektur jendral, jabatan
setingkat menteri lain yang menjadi langganan perwira militer, gubernur, bupati,
dan walikota.
2) Memisahkan secara tegas Polisi dari struktur militer sehingga Kapolri langsung
berada di bawah komando Presiden.
3) Membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPPHAM)
dalam kaitannya dengan peristiwa Timor Timur, Tanjung Priok, dan Trisakti yang
diduga melibatkan personil TNI.
4) Penyelesaian masalah Gerakan Separatis di Aceh yang lebih mengutamakan
pendekatan dialogis daripada pendekatan dengan kekuatan militer.
5) Pergantian Menko Polsoskam dari Jendral (Purn) Yudhoyono kepada Jendral
(Purn) Agum Gumelar karena Yudhoyono ditengarai membahayakan pemerintahan
Wahid sebagai simbolisasi supremasi sipil.
1. Di Bidang Politik
a.Kelebihan:
5) Semua tahu bahwa pada masa Gas Dur sansana demokratis mulai tampak
terwujud Hal ini dapat terlihat dengan tindakkan Gusdur yaitu:
5) Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan dan
sosial) hengga "niat" Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan Israel.
7) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas. Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam
pengurusan dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur
nasional.
b.Kelemahan:
6) Gus Dur bukanlah toko dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang
mengusungnya saat itu (PKB), bukan partai dengan suara terbanyak.
7) Proses terpilihnya Gus Dur terbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plotik yang
akhirnya membuat Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet
pemerintahan yang dibentuk oleh Gus Dur, ia "terpaksa" merengkuh semua partai
tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.
8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang awalnya:
menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya. Simpati
berulah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh MPR dan dan
"dipaksa" keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan kaos singlet.
2. Di Bidang Ekonomi
a.Kelebihan:
b. Kelemahan :
1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang
maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi.
SARAN