Puji syukur penulis panjatkan kepada allah SWT atas
limpah taufik dan hidayahnya dan memberikan kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang insyallahsesuai dengan yang diharapkan. Dalam penulisaan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membanyu, guru dan teman yang sudah memberi dukungan dan motifasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritik dari temam-teman dan pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan penulis makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, teutama bagi penulis Amiin. BAB I
1.1. Latar belakang
Gusdur adalah figur yang fenomenal dan kontrovesial yang sering kali mengeluarkan statemen yang membuat banyak orang kebingungan dan bahkan kebakaran jenggot. Walaupun suaranya sering mengundang kontrovesia, tetapi suara itu tidak jarang menjadi kemudi arus perjalanan sosial, politik dan budaya kedepan. Dia memang seorang yang tak gentar menyatakan sesuatu yang diyakininya benar. Bahkan beliau juga tidak gentar menyatakan sesuatu yang berbeda dengan pendapat banyak orang. Jika dilihat, kebenaran itu memang seringkali tampak radikal dan mengundang kontroversi. Pendapatnya seringkali terlihat tanpa interes politik pribadi atau kelompoknya. Beliau berani berdiri di depan untuk kepentinganorang lain atau golongan lain yang diyakninya benar. Bahkan sering seperti berlawanan dengan suara kelompoknya sendiri. Juga bahkan ketika beliau menjabat presiden, sepertinya jabatan itu tak mampu mengeremnya untuk menyatakan sesuatu. Sepertinya, ia melupakan jabatan politis itu demi sesuatu yang diyakininya benar. Sehingga ketika beliau menjabat presiden, banyaknya orang menganggapnya aneh karena seringkali melontarkan pernyataanya yang mengundang kontroversi. Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang selalu membela hak hak kaum minoritas dan dekat dengan berbagai kelompok lintas agama dan budaya. Kedekatannya dengan Israel membuatnya dituduh sebagai agen Israel dan ulama yang menghancurkan Islam dari dalam. Beliau sangat anti terhadap kekerasan apalagi kekerasan atas nama agama sehingga tak heran banyak tokoh dan kelompok Israel radikal yang tidak suka padanya. Sikap Gus Dur yang sering melawan arus mengundang tanda tanya besar bagi setiap orang, apa sebenarnya yang dibenak Gus Dur?, apa sebenarnya misi tujuan GusDur.
1.2 Rumus Masalah
1. Profil K.H Abdurrahman Wahid?
2. Seperti apa pendidikan islam menurut KH. Abdurrahman Wahid?. 3. Bagaimana pandangan KH.Abdurrahman Wahid tentang kekuasaan dan ekonomi di Indonesia? 4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan GusDur BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil K.H Abdurrahman Wahid (GusDur)
Abdurrahman Wahid (lahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil; 7 September 1940 – 30 Desember 2009), atau yang akrab disapa Gus Dur,[1] adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
2.2 PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH.Abdurrahman
Wahid Gus Dur juga diberi gelar Bapak Pluralisme Indonesia karna perilaku toleransi yang besar tehadap perbedaan- perbedaan yang ada, semacam permasalahan agama, ras dan sebagainya. Selaku seorang ilmuwan yang jenius, dia berpendapat bahwa kalau ingin memberdayakan umat Islam, harus dilakukan dengan memperbarui pendidikan secara umum dan pendidikan di pesantren. Oleh karena itulah beliau layak dimasukkan sebagai tokoh pembaru pendidikan Islam. Adapun fokus penelitian ini pada bagaimana konsep pendidikan Islam dalam persfektif Gus Dur dan bagaiaman relevansinya dengan pendidikan Islam di Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan dengansumber data primer berupa buku Gus Dur dan Pendidkan Islam dan makalah maupun artikel karya Gus Dur, sedangkan sekunder berupa buku-buku terkait konsep pendidikan Islam yang sefaham pemikiran Gus Dur. Teknik analisis menggunakan content analysis. Adapun tahapan analisis dimulai dengan menentukan permasalahan, menyusun kerangka pemikiran, menyusun perangkat metodologi. Hasil penelitian ini adalah konsep pendidikan Islam persfektif Gus Dur tediri dari kurikulum pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan Islam; pendidikan Islam berbasis Neomodernisasi,pendidikan Islam berbasis pembebasan dan pendidikan Islam berbasis Multikulturalisme. Konsep pendidikan Islam persfektif Gus Dur relevan dengan pendidikan Islam di Indonesia karena mengandung unsur-unsur yang sama.
2.3 Kekuasaan dan Ekonomi Politik Indonesia
Meski jabatannya hanya berlangsung 18 bulan, perkembangan ekonomi dan politik pada masa pemerintahan Gus Dur cukup signifikan.
Dalam Bidang Politik:
a. Memisahkan TNI dengan Polri. b. Membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen c. c. Sosial karena tak bekerja dengan baik. d. Mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua. e. Mengakui Kong Hu Cu dan menjadikan Imlek hari nasional. f. Mencabut larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme. g. Menerapkan otonomi daerah.
Dalam bidang Ekonomi:
a. Melawan tekanan IMF b. Perekonomian tumbuh positif untuk pertama kali sejak reformasi c. Ketimpangan turun.
Di era Abdurrahman Wahid yang singkat, sejumlah konflik
sosial yang selalu jadi masalah Indonesia, berhasil diredam. Di Aceh dan Papua misalnya, pendekatan Gus Dur berhasil menahan gelombang separatisme tanpa kekerasan militer. Gus Dur lah presiden yang berperan membubarkan praktik dwifungsi ABRI. Ia mengembalikan tentara ke barak. Ia juga yang memisahkan angkatan bersenjata menjadi TNI dan Polri. Aspek sosial menjadi perhatian kiai Nahdlatul Ulama ini. Berkat Gus Dur, tahun baru Imlek yang dilarang pada masa kolonial Belanda dan dipersulit di era Soeharto, kembali menjadi hari libur nasional yang dirayakan. Ia juga yang mengakui Kong Hu Cu sebagai tambahan agama yang diakui di Indonesia. Bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, Gus Dur adalah pahlawan. Ia menyelamatkan Siti Zaenab dan Adi Asnawi yang akan dihukum gantung di Arab Saudi dan Malaysia. Bahkan setelah tak menjadi presiden, Gus Dur pernah menampung 81 TKI yang dideportasi dari Malaysia di rumahnya di Ciganjur pada 2005. Arah peningkatan ekonomi di era Gus Dur juga sangat baik. Tak cuma PNS yang merasakan kenaikan gaji hingga tiga kali lipat, rakyat Indonesia juga merasakan pertumbuhan ekonomi yang baik di era Gus Dur. Pertumbuhan ekonomi yang berada di minus 3 saat ditinggalkan Habibie, tumbuh hingga ke 4,9 persen di tahun 2000. Yang lebih penting, pertumbuhan ekonomi ini dibagi merata. Sebelum krisis ekonomi 1997, indeks ketimpangan atau rasio gini sangat tinggi. Gus Dur yang tak menginginkan kesenjangan jadi akar konflik sosial, berhasil menurunkan rasio gini hingga 0,31, atau terendah dalam 50 tahun terakhir. 2.4 Kelebihan dan Kekurangan A. Kelebihan