Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

MASA REFORMASI PEMERINTAHAN H. Abdurrahman


Wahid (Gusdur)

DISUSUN OLEH :
REGINA PRARYSTIE
12 MIPA 4

SMA NEGERI 3 BANJAR


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada allah SWT atas


limpah taufik dan hidayahnya dan memberikan kenikmatan
yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani,
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
insyallahsesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penulisaan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membanyu, guru dan teman yang sudah memberi dukungan
dan motifasi kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun makalah ini tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik dalam pemahaman atau penulisan, sangat
besar harapan penulis ada saran atau kritik dari temam-teman
dan pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan
penulis makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca, teutama bagi penulis Amiin.
BAB I

1.1. Latar belakang


Gusdur adalah figur yang fenomenal dan kontrovesial
yang sering kali mengeluarkan statemen yang membuat banyak
orang kebingungan dan bahkan kebakaran jenggot. Walaupun
suaranya sering mengundang kontrovesia, tetapi suara itu tidak
jarang menjadi kemudi arus perjalanan sosial, politik dan
budaya kedepan.
Dia memang seorang yang tak gentar menyatakan
sesuatu yang diyakininya benar. Bahkan beliau juga tidak
gentar menyatakan sesuatu yang berbeda dengan pendapat
banyak orang. Jika dilihat, kebenaran itu memang seringkali
tampak radikal dan mengundang kontroversi. Pendapatnya
seringkali terlihat tanpa interes politik pribadi atau
kelompoknya.
Beliau berani berdiri di depan untuk kepentinganorang
lain atau golongan lain yang diyakninya benar. Bahkan sering
seperti berlawanan dengan suara kelompoknya sendiri. Juga
bahkan ketika beliau menjabat presiden, sepertinya jabatan itu
tak mampu mengeremnya untuk menyatakan sesuatu.
Sepertinya, ia melupakan jabatan politis itu demi sesuatu yang
diyakininya benar. Sehingga ketika beliau menjabat presiden,
banyaknya orang menganggapnya aneh karena seringkali
melontarkan pernyataanya yang mengundang kontroversi.
Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang selalu membela hak
hak kaum minoritas dan dekat dengan berbagai kelompok
lintas agama dan budaya. Kedekatannya dengan Israel
membuatnya dituduh sebagai agen Israel dan ulama yang
menghancurkan Islam dari dalam. Beliau sangat anti terhadap
kekerasan apalagi kekerasan atas nama agama sehingga tak
heran banyak tokoh dan kelompok Israel radikal yang tidak
suka padanya. Sikap Gus Dur yang sering melawan arus
mengundang tanda tanya besar bagi setiap orang, apa
sebenarnya yang dibenak Gus Dur?, apa sebenarnya misi
tujuan GusDur.

1.2 Rumus Masalah

1. Profil K.H Abdurrahman Wahid?


2. Seperti apa pendidikan islam menurut KH. Abdurrahman
Wahid?.
3. Bagaimana pandangan KH.Abdurrahman Wahid tentang
kekuasaan dan ekonomi di Indonesia?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan GusDur
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil K.H Abdurrahman Wahid (GusDur)


Abdurrahman Wahid (lahir dengan nama Abdurrahman
ad-Dakhil; 7 September 1940 – 30 Desember 2009), atau yang
akrab disapa Gus Dur,[1] adalah tokoh Muslim Indonesia dan
pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang
keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan
Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan
pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional.
Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20
Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan
oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh
MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah
(badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB).

2.2 PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH.Abdurrahman


Wahid
Gus Dur juga diberi gelar Bapak Pluralisme Indonesia karna
perilaku toleransi yang besar tehadap perbedaan- perbedaan
yang ada, semacam permasalahan agama, ras dan sebagainya.
Selaku seorang ilmuwan yang jenius, dia berpendapat bahwa
kalau ingin memberdayakan umat Islam, harus dilakukan
dengan memperbarui pendidikan secara umum dan pendidikan
di pesantren. Oleh karena itulah beliau layak dimasukkan
sebagai tokoh pembaru pendidikan Islam. Adapun fokus
penelitian ini pada bagaimana konsep pendidikan Islam dalam
persfektif Gus Dur dan bagaiaman relevansinya dengan
pendidikan Islam di Indonesia. Penelitian ini termasuk
penelitian kepustakaan dengansumber data primer berupa
buku Gus Dur dan Pendidkan Islam dan makalah maupun
artikel karya Gus Dur, sedangkan sekunder berupa buku-buku
terkait konsep pendidikan Islam yang sefaham pemikiran Gus
Dur. Teknik analisis menggunakan content analysis. Adapun
tahapan analisis dimulai dengan menentukan permasalahan,
menyusun kerangka pemikiran, menyusun perangkat
metodologi. Hasil penelitian ini adalah konsep pendidikan Islam
persfektif Gus Dur tediri dari kurikulum pendidikan Islam,
metode pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan Islam;
pendidikan Islam berbasis Neomodernisasi,pendidikan Islam
berbasis pembebasan dan pendidikan Islam berbasis
Multikulturalisme. Konsep pendidikan Islam persfektif Gus Dur
relevan dengan pendidikan Islam di Indonesia karena
mengandung unsur-unsur yang sama.

2.3 Kekuasaan dan Ekonomi Politik Indonesia


Meski jabatannya hanya berlangsung 18 bulan,
perkembangan ekonomi dan politik pada masa
pemerintahan Gus Dur cukup signifikan.

Dalam Bidang Politik:


a. Memisahkan TNI dengan Polri.
b. Membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen c.
c. Sosial karena tak bekerja dengan baik.
d. Mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua.
e. Mengakui Kong Hu Cu dan menjadikan Imlek hari nasional.
f. Mencabut larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme
dan Leninisme.
g. Menerapkan otonomi daerah.

Dalam bidang Ekonomi:


a. Melawan tekanan IMF
b. Perekonomian tumbuh positif untuk pertama kali sejak
reformasi
c. Ketimpangan turun.

Di era Abdurrahman Wahid yang singkat, sejumlah konflik


sosial yang selalu jadi masalah Indonesia, berhasil diredam.
Di Aceh dan Papua misalnya, pendekatan Gus Dur berhasil
menahan gelombang separatisme tanpa kekerasan militer. Gus
Dur lah presiden yang berperan membubarkan praktik
dwifungsi ABRI. Ia mengembalikan tentara ke barak. Ia juga
yang memisahkan angkatan bersenjata menjadi TNI dan Polri.
Aspek sosial menjadi perhatian kiai Nahdlatul Ulama ini. Berkat
Gus Dur, tahun baru Imlek yang dilarang pada masa kolonial
Belanda dan dipersulit di era Soeharto, kembali menjadi hari
libur nasional yang dirayakan. Ia juga yang mengakui Kong Hu
Cu sebagai tambahan agama yang diakui di Indonesia.
Bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, Gus
Dur adalah pahlawan. Ia menyelamatkan Siti Zaenab dan Adi
Asnawi yang akan dihukum gantung di Arab Saudi dan
Malaysia. Bahkan setelah tak menjadi presiden, Gus Dur pernah
menampung 81 TKI yang dideportasi dari Malaysia di rumahnya
di Ciganjur pada 2005.
Arah peningkatan ekonomi di era Gus Dur juga sangat
baik. Tak cuma PNS yang merasakan kenaikan gaji hingga tiga
kali lipat, rakyat Indonesia juga merasakan pertumbuhan
ekonomi yang baik di era Gus Dur. Pertumbuhan ekonomi yang
berada di minus 3 saat ditinggalkan Habibie, tumbuh hingga ke
4,9 persen di tahun 2000. Yang lebih penting, pertumbuhan
ekonomi ini dibagi merata. Sebelum krisis ekonomi 1997,
indeks ketimpangan atau rasio gini sangat tinggi. Gus Dur yang
tak menginginkan kesenjangan jadi akar konflik sosial, berhasil
menurunkan rasio gini hingga 0,31, atau terendah dalam 50
tahun terakhir.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
A. Kelebihan

Anda mungkin juga menyukai