Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

OBSERVASI DAN ANALISIS PERKEMBANGAN MASA DEWASA


TOKOH INDONESIA

Anggota Kelompok 9 :
1. Nasywa Abista Fairuza (P0122173)
2. Rara CleophilaKalma (P0122203)
3. Rizaldi Setyawan (P0122211)
4. Ruth Mega Mutiara Sitorus (P0122213)

Abdurrahman Wahid

1. Biografi singkat Abdurrahman Wahid


Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilahirkan di Jombang, Jawa Timur 4 Agustus 1940.
Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya bernama KH. Wahid
Hasyim yang merupakan putra dari KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama
(NU) sebagai organisasi massa Islam terbesar di Indonesia dan sekaligus pendiri Pesantren
Tebu Ireng Jombang. Ibunya bernama Hj. Sholehah merupakan putri Kh. Bisri Syansuri pendiri
Pesantren Denanyar Jombang, Jawa Timur. Kakek KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari
sanad ibunya merupakan Rais ‘Aam di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai
pengganti posisi KH. Wahab Chasbullah. Tahun 1949, ayah Gus Dur diangkat menjadi kepala
Menteri Agama pertama sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta untuk memasuki
suasana yang baru. Setelah kepindahannya di Jakarta, berbagai tamu dari berbagai kalangan
bertamu ke kediaman Wahid Hasyim. Hal itu menjadikan Gus Dur menambah pengalaman
untuk mengenal dunia politik. Sejak kecil Gus Dur sudah terlihat memiliki kesadaran penuh
untuk mengemban tanggung jawab terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Sekitar bulan April tahun
1953, Gus Dur Bersama ayahnya berangkat ke Sumedang, Jawa Barat untuk menghadiri
pertemuan Nahdlatul Ulama (NU) dengan mengendarai mobil, akan tetapi di tengah perjalanan
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ayahnya meninggal. Sebagai tokoh panutan para
masyarakat Indonesia, Gus Dur sangat dihormati oleh banyak kalangan karena pengabdiannya
kepada masyarakat, demokrasi, dan Islam toleran.
2. Pencapaian perkembangan kognitif Abdurrahman Wahid
Beberapa pencapaian kognitif yang diraih oleh abdurrahman wahid :
1. Menjadi presiden Indonesia keempat ( tahun 1999-2001 ).
2. Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori
Community Leadership.
3. Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006.
4. memperoleh gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga
pendidikan :
● Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari
Universitas Thammasat, Bangkok, Thailand (2000).
● Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000).
● Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan
Ilmu Humaniora dari
Pantheon Universitas Sorbonne, Paris, Prancis (2000).
● Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000).
● Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda
(2000).
● Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000).
● Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002).
● Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari
Universitas Netanya, Israel (2003).
● Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas
Konkuk, Seoul, Korea Selatan (2003).
● Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003).

3. Strategi dan langkah yang dilakukan Abdurrahman Wahid untuk mencapai puncak
perkembangan kognitif
Kecerdasan Abdurrahman Wahid telah diakui oleh semua kalangan. Bacaannya yang luas,
idenya cemerlang dan segar, bahkan sering tak mampu dijangkau publik secara luas.
Abdurrahman Wahid, yang juga dikenal sebagai Gus Dur, adalah seorang tokoh politik dan
intelektual Indonesia. Kemampuan Abdurrahman Wahid dalam membaca realitas
membuatnya mendapatkan pengakuan ilmiah dari semua kalangan, bahkan masyarakat luar
negeri takjub dengan kecerdasan Abdurrahman Wahid. Kecerdasannya menonjol, cepat
menangkap sesuatu dan menentukan sumber masalah, ia kerap berangkat dari asumsi dan
akumulasi pengetahuan yang dia punya dan, memang, analisisnya pada umumnya tepat.
Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur dikenal sebagai seorang tokoh yang bijaksana
dalam mengambil keputusan. Ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu sosial,
politik, dan agama. Kemampuannya untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang
membantu dalam memimpin negara yang kompleks seperti Indonesia. Ia adalah seorang yang
sangat terbuka dan toleran terhadap perbedaan agama, suku, dan budaya. Ia mempromosikan
dialog antaragama dan menghormati hak asasi manusia. Pendekatan ini membantu
memperkuat kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Sifat kepedulian sosial dan
keterlibatan Gus Dur dalam isu-isu sosial merupakan salah satu faktor kesuksesannya. Ia
sangat peka terhadap masalah-masalah masyarakat seperti kemiskinan, pendidikan, dan
perlindungan hak asasi manusia. Keterlibatannya dalam gerakan sosial membantu
memperjuangkan keadilan dan keberagaman di Indonesia. Gus Dur adalah sosok yang
memiliki integritas tinggi dan tekad yang kuat dalam memperjuangkan kebenaran dan
keadilan. Ia tidak takut untuk mengambil sikap yang tegas dan melawan ketidakadilan, bahkan
jika itu berarti berhadapan dengan kepentingan politik atau otoritas yang kuat. Gus Dur adalah
seorang intelektual dengan kecerdasan yang luar biasa. Ia memiliki wawasan yang luas
tentang agama, politik, sejarah, dan budaya. Kemampuannya untuk memahami konteks global
dan lokal membantunya dalam merumuskan kebijakan yang tepat dan menghadapi tantangan
yang kompleks.
Beberapa strategi yang dilakukan oleh Abdurrahman Wahid dalam mencapai puncak
perkembangan kognitifnya antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran seumur hidup: Abdurrahman Wahid selalu mendorong pembelajaran
sepanjang hayat. Dia mungkin terus belajar dan memperdalam pengetahuannya melalui
membaca, mendengarkan ceramah, berdiskusi dengan orang lain, dan terlibat dalam dialog
intelektual.
b. Mempertahankan rasa ingin tahu: Penting untuk tetap memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
dan terus-menerus mencari pengetahuan baru. Ini dapat dilakukan dengan mengikuti berita
terkini, membaca buku dan artikel, serta mengeksplorasi berbagai topik yang menarik
minatnya.
c. Refleksi diri: Abdurrahman Wahid mungkin telah mengadopsi praktik refleksi diri, yang
melibatkan introspeksi dan evaluasi diri secara teratur. Dengan merenungkan pengalaman
dan tindakan, seseorang dapat mendapatkan wawasan baru dan meningkatkan pemahaman
diri.
d. Mengikuti perkembangan terbaru: Untuk mencapai puncak perkembangan kognitif,
penting untuk tetap terkini dengan perkembangan dalam berbagai bidang pengetahuan.
Abdurrahman Wahid mungkin mengikuti perkembangan politik, sosial, budaya, dan agama
untuk tetap relevan dan memperkaya pemahamannya.
e. Mengambil bagian dalam kegiatan intelektual: Abdurrahman Wahid mungkin terlibat
dalam konferensi, seminar, dan kelompok diskusi yang relevan dengan minat dan bidang
keahliannya. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan intelektual, seseorang dapat terus
mengasah pikiran dan mengeksplorasi gagasan-gagasan baru.
f. Menerapkan pengetahuan dalam tindakan: Abdurrahman Wahid mungkin telah
menerapkan pengetahuan dan pemahamannya dalam tindakan nyata. Dengan
menghubungkan teori dengan praktik, seseorang dapat memperkuat pemahaman dan
meningkatkan kemampuan kognitif.

4. Alasan mengapa Abdurrahman Wahid dapat dikatakan telah mencapai puncak


perkembangan kognitif
Beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa Gus Dur dianggap memiliki perkembangan
kognitif yang tinggi adalah sebagai berikut:
• Gus Dur dikenal sebagai intelektual yang terdidik dengan baik. Beliau memiliki
pengetahuan yang luas dan kemampuan berpikir kritis yang hebat. Pendidikan dan
pengetahuannya yang mendalam memungkinkannya untuk berbicara dan menulis
tentang berbagai topik dengan pemahaman yang mendalam.
• Kecerdasan Gus Dur dikatakan luar biasa, karena ia cepat dalam memahami sesuatu
dan menentukan sumber masalah. Kemampuan analisisnya baik, mendalam dan
analisisnya pada umumnya akurat. Selain itu, Gus Dur merupakan seseorang yang
kreatif, inovatif dan solutif dalam menghadapi suatu permasalahan. Gus Dur selalu
melihat permasalahan dalam berbagai sudut pandang.
• Gus Dur memiliki kecerdasan verbal dan logika yang tinggi. Kemampuan berbicara
yang lancar dan memiliki daya argumentasi yang kuat adalah salah satu ciri khasnya.
Ia mampu menyampaikan ide-idenya dengan jelas dan tajam, sehingga mampu
mempengaruhi dan memotivasi pendengarnya. Selama hidupnya, Gus Dur juga
terlibat dalam banyak perdebatan dan dialog dengan berbagai tokoh dan pemikir dari
berbagai latar belakang. Kemampuan berargumen yang kuat dan berpikir logis
membantu Gus Dur dalam menjalankan peran sebagai pemimpin dan intelektual yang
aktif dalam berbagai forum.

Anda mungkin juga menyukai