Anda di halaman 1dari 7

1.

Artikel yang berjudul “GAGASAN PEMIKIRAN GUS DUR TENTANG


REIDEOLOGISASI DAN RATRADISIONALISASI”

Biografi Gus Dur

Gus Dur adalah seorang tokoh Indonesia yang dikenal sebagai ulama, politikus,
danjugapemimpin agama yang karismatik. Namaaslinya adalah KH Abdurrahman Wahid, lahir
pada tanggal 4 September 1940 di Jombang, Jawa Timur. Ia adalah
putradarisalahsatupendiriNahdlatulUlama (NU), yaitu KH Wahid Hasyim, yang
jugamerupakanmantanMenteri Agama Indonesia.

Gus Dur menempuh pendidikan di beberapasekolah. Gus


Durmenyelesaikansekolahdasarnya di Jakarta.Setelah lulusdaribangku SD, pendidikan Gus
DurbelanjutkejenjangSekolahMenengah Pertama (SMP) di tahun 1954.Akan tetapi, pada saat itu
ia tidak naikkelas, sehingga ibunyamengirim Gus Durke Yogyakarta untuk
meneruskanpendidikannya dengan mengaji kepada K.H. Ali Maksum di PondokPesantren
Krapyakdan belajar di SMP. Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus
DurpindahkeMagelang untuk mengenyampendidikanagama di PesantrenTegalrejo. Kemudian
pada tahun 1959, Gus DurpindahkePesantrenTambakberas di Jombang. Di
pesantrenTambakberas, Gus Durmelanjutkanpendidikannyasendiri,
iajugamenerimapekerjaanpertamanya sebagai guru dannantinya sebagai
kepalasekolah madrasah.Diakuliah di Universitas Al-Azhar (1964-1966)
danFakultasSeniUnivesitas Baghdad (1966-1970).Setelah kembali ke Indonesia, Gus Duraktif di
organisasi NU danterlibat dalam gerakan keagamaan yang memperjuangkanhak-hakkaum
minoritas Muslim di Indonesia. Iajuga menjadi anggotaMajelisPermusyawaratan Rakyat (MPR)
pada masaOrde Baru danmemimpin sejumlah organisasi keagamaan di Indonesia.Selain itu, Gus
Durjugaaktif dalam gerakan hakasasi manusia danperjuangandemokrasi di Indonesia.
Iamerupakansalahsatu tokoh yang memperjuangkanreformasi politik pada tahun 1998, yang
berhasil menggulingkanPresidenSoeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Setelah reformasi
politik, Gus Dur menjadi Presiden Indonesia yang keempat pada tahun 1999 hingga 2001. Di
bawahkepemimpinannya, iamencoba untuk memperkuatdemokrasidanmengatasi berbagai
konflik yang terjadi di Indonesia, termasuk konflik di Timor Lestedan Aceh.
Ketika Gus Durlahir, Indonesia masih dalam proses meraihkemerdekaandaripenjajahan,
danperjalanan Indonesia sebagai negaramerdekamasih sangat panjang. Di kemudian hari, Gus
Durterlibat dalam perjuangan politik dansosial di Indonesia, baiksebelum maupun setelahterpilih
sebagai Presiden.

Gus Dur meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2009 di Jakarta


setelahmenderitasakit yang cukup lama. Meskipun sudah meninggal, namun pemikiran
dankontribusi Gus Dur dalam memperjuangkannilai-nilaitoleransi, inklusivitas, demokrasi,
danpluralismetetap menjadi inspirasi bagi banyak orang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga
di seluruh dunia.

Pandangan Gus Dur Tentang Reideologisasidan Ratradisionalisasi Politik

Gus Dur secara konsistenmempromosikan Islam yang toleran, inklusif, danmoderat.


Diaberpendapat bahwa dalam membangunmasyarakat yang beragam, penting untuk
menghormatipluralitasdanmenerima perbedaan antara tradisi danmodernitas. Gus
Durjugamenekankanpentingnyamenginterpretasikan ajaran agama dengan konteks zaman yang
terusberubah.

Gus Dur sering mengedepankan dialog antar agama dan toleransi antarumat beragama.
Diamemandang bahwa tradisi agama harus hidup danberkembangsejalan dengan perkembangan
masyarakat, danbukan menjadi penghalang bagi kemajuan social dan keadilan. Oleh karena itu,
dalam konteks ratradisionalisasi, dia mungkin akanmengajukan pertanyaan kritis tentang apa
yang membuat suatu tradisi bernilaidanrelevan, sertaapakah tradisi tersebut masih dapat
mengakomodasikebutuhandanaspirasimasyarakat modern.

Dalam pandangan Gus Dur, iamengkritik secara tajamkinerjaMajelisUlama Indonesia


(MUI) dengan mengatakan bahwa lembagainiseringkalimengeluarkan fatwa yang dianggapsesat.
Olehkarena itu, iamengusulkan agar MUI dibubarkan. Dalam pidato akhir tahunnya, Gus
Durjugamenyatakan bahwa MUI terlaluseringdansembrono dalam mengeluarkan fatwa, terutama
dalam hal fatwa terkaitaliransesat. Menurut Gus Dur, lebih baik MUI tidak menggunakan istilah
"sesat" tersebut, karenakonstitusi (Undang-Undang Dasar) telah
menjaminkebebasanberbicaradankebebasanberpendapat."Kita bukannegara Islam tapi
nasionalis," ujarnya. Sejumlah tokoh hadir pada acarapidato akhir tahun tersebut yang dimulai
sekitar pukul jam 13.00 WIB, antara lain KetuaUmum DPP PartaiAmanatNasional (PAN),
SoetrisnoBachir, WakilKetua DPR RI MuhaiminIskandar (jugaKetuaUmum DPP PKB), dan
Ketua Komisi Yudisial (KY), BusyroMuqodas, sertaAgum Gumelar.

Gus Dur pernah mengemukakan bahwa salam "Assalamu'alaikum" dapat diganti dengan
"selamat pagi". Namun, menariknya, Gus Dur tetap tenang meskipun banyak umat Islam yang
mengecam pendapatnya. Bahkan, ada tokoh ulama yang turu tmengkritiknya. Menurut Gus Dur,
selama iniumat Islam di Indonesia terlaluterikat pada pandangan dariTimur Tengah. Sebagai
contoh, dalam pembangunan masjid, kita sering kali menggunakan kubah, padahal bangsa
Indonesia memiliki bentuk arsitektur yang lebih sesuai dengan budaya sendiridan memiliki
makna yang lebih mendalam. Selain itu, Gus Durjugamenyuarakan pertanyaan mengapa kita
merasa bersalah jika tidak mengucapkan "Assalamu'alaikum". Iaberpendapat bahwa ucapan
tersebut bisa diganti dengan "selamatpagi" atau "apakabar" misalnya, tanpa harus
merasabersalah. Dalam inti pernyataan tersebut, Gus Dur berusaha mengajak umat Islam di
Indonesia untuk lebih mengembangkan identitas dan budaya lokal, serta melihat Islam dalam
konteks lokal yang lebih luas.

Menurut Gus Dur pribumisasi Islam adalah suatu pemahaman yang mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan lokal didalam merumuskan hukumhukum agama tanpa mengubah hukum
itu sendiri. Jadi pribumisasi Islam bukan suatu upaya meninggalkan norma demi budaya, tetapi
agar norma-norma itu menampung kebutuhan-kebutuhan dari budaya dengan mempergunakan
peluang yang disediakan oleh variasi pemahaman nash, dengan tetap memberikan peranan
kepada usul al-fiqh dan qawa‘id al-fiqh. Salah satu gagasan Gus Dur dalam usaha menampilkan
citra pendidikan Islam ke dalam kehidupan kemasyarakatan adalah pendidikan Islam berbasis
multikultural. Pendidikan ini mengutamakan sikap mengembangkan pandangan dan perangkat
kultural yang dilengkapi oleh upaya membangun system kemasyarakatan yang sesuai dengan
wawasan budaya yang ingin dicapai itu.
Gus Dur berpandangan pendidikan Islam multikultural itu bisa dilakukan dengan
berbagai pendekatan dan strategi, misalnya dengan cara pembaharuan pendidikan Islam dan
modernisasi Gus Dur memberi contoh yaitu penggunaan tutup kepala di sekolah nonagama, yang
di negeri ini dikenal dengan nama jilbab. Ke-Islaman lahiriyah seperti itu, juga terbukti dari
semakin tingginya jumlah mereka dari tahun ke-tahun yang melakukan ibadah umroh atau haji
kecil. Demikian juga, semangat menjalankan ajaran Islam datangnya lebih banyak dari
komunikasi di luar sekolah, antara Berbagai komponen masyarakat Islam. Dengan kata lain,
pendidikan Islam tidak hanya disampaikan dalam ajaran-ajaran formal Islam di sekolah-sekolah
agama atau madrasah belaka, melainkan juga melalui sekolahsekolah non-agama yang berserak-
serak di seluruh penjuru dunia.

2. Faktor apa yang membuat Syeikh M Abduh "tidak terbuai" dengan agitasi politik
Jamaluddin al-Afgani

Ada beberapa faktor yang dapat dianggap mempengaruhi pemikiran Muhammad


Abduh termasuk dalam bidang teologi, yaitu:pertama, Faktor sosial, berupa sikap hidup
yang dibentuk oleh keluarga dan gurunya, terutama Syekh Darwisy dan Jamaluddin
Al-Afghani. Di samping lingkungan sekolah di Tanta dan Mesir tempat ia menemukan
sistem pendidikan yang tidak efektif, serta pandangan keagamaan yang statis dan
pikiran-pikiran yang fatalistis.Kedua, Faktor politik, yang bersumber dari situasi politik di
masanya, sejak ia hidup dalam lingkungan keluarganya di Mahallat Nashr. Dari
kezaliman yang dilakukan oleh para pegawai di masa pemerintahan Muhammad Ali
sampai kepada gejolak-gejolak politik di Mesir disebabkan karena sistem pemerintahan
yang absolute, politik rasialisme dan campur tangan asing di negeri Mesir dan ketiga,
Faktor kebudayaan, berupa ilmu pengetahuan yang diperolehnya selama belajar di
sekolah-sekolah formal, dari Jamaluddin Al-Afghani, serta pengalaman yang ditimbanya di
Barat, terdapat beberapa pengaruh yang turut mewarnai pemikiran Muhammad Abduh.
Sejak mudanya, ia telah menunjukkan kecenderungan untuk mengkaji pemikiran keagamaan
yang islami dengan penalaran logis, yang berpijak pada pemahaman dan pengamatan realitas
yang ada. Sebagai seorang lulusan Al-Azhar yang berpengetahuan luas dan memiliki
pengalaman segudang, Muhammad Abduh terbiasa dengan penalaran logis. Penalaran
logisnya itu tidak hanya terbatas dalam bidangkeislaman saja, tetapi juga mencakup
bidang-bidang yang menjadi perhatian masyarakat.

3. Apa motivasi Sir Ahmad Khan di India bekerjasama dengan Inggris ? Apakah anda bisa
mengungkap perbedaan dan persemaan antar Sir Ahmad di India dengan Sayyid Usman
yang diangkat oleh Belanda sebagai mufti Islam di Batavia ?

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India dapat
diwujudkan hanya dengan bekerja sama dengan Inggris. Inggris telah merupakan penguasa yang
terkuat di India dan menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam
India.

Sayyid Ahmad Khan adalah salah seorang tokoh pembaharuan pemikiran Islam pada
Abad ke-18 di India. Dia mempunyai kreatifitas intelektual yang tinggi, luas dan ikut
memperkaya khazanah intelektual Islam.Pemikiran Sayyid Ahmad Khan dalam aspek
pendidikan muncul dalam bentuk mengawinkan sistem pendidikan modern dengan ajaran Islam,
dan pemikiran Sayyid Ahmad Khan dalam aspek theologi relevan dengan nash-nash Al-Quran
dan Hadits serta tuntutan zaman. Sedangkan dalam aspek politik antara lain: Mengadakan
pemdekatan dengan pemerintahan Inggris dan mengadakan pendekatan dengan masyarakat
India.Sayyid Ahmad berusaha terutama melalui karya tulisnya dan juga pidato-pidato/debatnya
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran islam dalam usaha membangun masyarakat Islam. Menurut
Sayyid Ahmad Khan ajaran Islam bersesuaian dengan hukum alam hingga melahirkan aliran
Nechari (hukum alam).

Sayyid Ahmad Khan memiliki otak yang cemerlang dan berpikiran yang luas sehingga ia
mampu menyusun buku-buku ilmiah bernilai tinggi. Ia banyak menulis tentang sejarah dan
meneliti serta mengoreksi buku-buku ilmiah termasuk karangankarangan klasik. Ia mengawasi
percetakan dan penerbitan. Dalam bidang pendidikan ia mendirikan suatu yayasan ilmiah untuk
menerjemahkan buku-buku barat ke dalam bahasa India seperti bahasa Urdu, Sanskerta, dan
menerbitkan majalah Tahzibul Akhlak untuk membantu tersebarnya ide-ide pembahruan Islam di
India.
Berbicara masalah sistem pendidikan dan pengajaran sistem lama hanya didukung oleh
para ulama. Mereka kuat dalam segi keagamaan dan mendalam segi akhiratnya. Timbulnya
sistem lama adalah sebagai reaksi terhadap penjajahan Inggris. Para ulama berpandangan negatif
terhadap pendidikan modern yang dipimpin oleh Sayyid Ahmad Khan dukungan Inggris. Para
ulama berpendapat bahwa pendidikan modern akan meremehkan pendidikan keagamaan. Untuk
menyelamatkan Islam dari kepunahan dan mempertahankan kelangsungan hidup keagamaan di
India, maka para ulama membangun sekolah madrasah-madrasah, kebanyakan biayanya dari
saudagar-saudagar, infak atau perorangan seperti di Deoband dan Bereilly. Pada umumnya
sistem pendidikan di madrasah aliyah dan madrasah perorangan dilakukan secara tradisional.
Sekolah didikan agama yang lama menelorkan para fuqaha dan para guru agama.

4. Setelah anda membaca pemikiran dan tantangan yang dihadapi oleh para pembaharu,
siapa diantara mereka yang paling anda kagumi ? Apa alasannya

Jamaluddin al-Afghani.

Karena Jamaludin al-Afgani adalah tokoh pembaharu dari negara Afghanistan yang
memiliki pemikiran unik dalam menanggapi dominasi Barat terhadap Islam. Ia juga menyerukan
ide pembentukan Pan Islamisme yang bertujuan mempersatukan dunia Islam, memperbaiki
kondisi politik dan sosial, serta menyebarkan pemahaman agama yang benar di kalangan
generasi muda.

Setelah pergi ke Mekkah untuk kedua kalinya, Jamaluddin mulai mencurahkan perhatian
dan pemikirannya pada pembebasan dunia Islam dari penjajahan Barat. Ia sering memikirkan
dua masalah yang dianggap sangat vital, yaitu mundurnya umat Islam dan penetrasi Barat ke
tubuh umat Islam. Jamaluddin kemudian mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya untuk
mengingatkan para muslim supaya bangkit dan bersatu, melawan imperialisme bangsa-bangsa
Barat. Selain itu, Jamaluddin bahkan pergi ke jantung negeri Barat, seperti Paris dan Amerika
untuk melihat langsung sistem nilai kehidupan mereka. Dari pengembaraannya yang luas,
wawasannya pun bertambah, sehingga ia bisa menyimpulkan penyakit kronis yang menggerogoti
umat Islam, di antaranya. Absolutisme dan despotisme penguasa muslim Sikap keras kepala dan
keterbelakangan umat Islam dalam sains dan peradaban Menyebarnya pemikiran korup dan
merusak cara berpikir, seperti takhayul, bid'ah, dan khurafat Kolonialisme dan imperialisme
Barat .

Anda mungkin juga menyukai